kab/kota: Depok

  • 6
                    
                        Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG
                        Megapolitan

    6 Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG Megapolitan

    Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab sejumlah wilayah di Depok dan Bekasi diselimuti kabut karena kelembaban udara yang tinggi, Minggu (29/6/2025).
    Hal itu turut dibersamai dengan intensitas hujan yang sering di beberapa wilayah tersebut.
    “Kawasan Puncak Bogor dikenal memiliki iklim lebih sejuk karena letaknya yang berada di dataran tinggi. Namun, cuaca di Bekasi dan Depok yang berada di dataran rendah kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain seperti hujan dan
    kelembaban tinggi
    ,” kata Guswanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (30/6/2025).
    Berdasarkan catatan BMKG, wilayah Depok sendiri kemarin memiliki kelembaban udara cukup tinggi di angka 92-96 persen.
    Hal ini berkaitan erat dengan intensitas hujan yang turun sejak pagi hari.
    Lalu di Minggu sore, angin di Depok diperkirakan relatif tenang dengan kecepatan 0-4 mph.
    “Meskipun anginnya relatif tenang, pergerakan angin dapat membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” ujar Guswanto.
    Sementara itu,
    prakiraan cuaca
    BMKG Depok akan turun hujan gerimis mulai siang hingga malam hari ini.
    Meski demikian, Guswanto belum menemukan indikasi adanya cuaca berkabut lagi pada hari ini.
    Sebelumnya diberitakan, wilayah di Jakarta, Depok, Bogor, dan Bekasi diselimuti kabut hampir seharian pada Minggu.
    Beberapa warga yang tinggal di wilayah tersebut melaporkan kemunculan kabut itu, salah satunya Angga (17), seorang warga Depok.
    Ia menceritakan, saat keluar rumah pukul 16.52 WIB, Angga melihat kabut tipis di sekitar tempat tinggalnya.
    “Depok yang biasanya panas jadi adem. Vibe-nya sendu karena berkabut. Jadi rasanya beda,” ungkap Angga kepada Kompas.com, Minggu malam.
    Menurutnya, kabut bisa muncul akibat hujan yang terus mengguyur Kota Depok selama tiga hari berturut-turut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cek fakta, Jawa Barat akan dipecah jadi lima provinsi baru

    Cek fakta, Jawa Barat akan dipecah jadi lima provinsi baru

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Informasi soal wacana pemekaran Jawa Barat (Jabar) menjadi lima provinsi baru mendapatkan banyak perhatian dari warganet pada akhir Juni.

    Rencana pemecahan Jabar menjadi lima wilayah disebut digulirkan oleh DPRD Jabar, sebagaimana dijelaskan unggahan pengguna media sosial ini.
    Tangkapan layar narasi yang menyebutkan Jawa Barat akan dipecah jadi lima provinsi baru (X)

    Berdasarkan sejumlah keterangan yang beredar, berikut adalah daftar lima provinsi baru yang diklaim akan menggantikan Jabar:

    1. Provinsi Sunda Pakuan terdiri dari:
    Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Depok.

    2. Provinsi Sunda Priangan terdiri dari:
    Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Sumedang.

    3. Provinsi Sunda Taruma/Bagasasi terdiri dari:
    Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.

    4. Provinsi Sunda Caruban terdiri dari:
    Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka.

    5. Provinsi Sunda Galuh terdiri dari:
    Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, dan Kabupaten Pangandaran.

    Lalu, benarkah Jawa Barat akan dipecah jadi lima provinsi baru:

    Penjelasan:
    Berdasarkan informasi yang dihimpun, isu soal pemekaran Jawa Barat menjadi lima provinsi baru bersifat usulan, dan memang dibenarkan oleh Ketua Komisi I DPRD Jabar Rahmat Hidayat Djati.

    Rahmat Hidayat, pada Sabtu (21/6), mengatakan bahwa pemisahan Jabar akan dibahas dengan para tokoh dan para ahli di tingkat legislatif, sebagaimana dimuat dalam artikel daring ini.

    Namun, narasi itu justru dibantah oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar Dedi Mulyadi.

    Bappeda sendiri memiliki tugas menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, hingga mengevaluasi pembangunan daerah, sebagaimana termuat dalam berbagai peraturan daerah di Indonesia.

    Menurut Kepala Bappeda Jabar Dedi Mulyadi, pihaknya dan DPRD Jabar telah menggelar rapat bersama terkait Rancangan Akhir dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2025-2029 pada 26 Juni 2025. Kendati demikian, tidak ada pembahasan soal pemecahan Jabar jadi lima provinsi.

    “Bisa diabaikan, hoaks. Di antara pembahasan itu tidak ada satu pun membahas pemekaran provinsi jadi 5 provinsi,” kata Dedi Mulyadi, sebagaimana dilaporkan media nasional ini.

    Klaim: Jawa Barat akan dipecah jadi lima provinsi baru
    Rating: Misinformasi

    Cek fakta: Hoaks! Foto pembangunan patung Dedi Mulyadi

    Cek fakta: Hoaks! Jokowi dan Kapolri copot jabatan Kapolda Jabar karena batalkan sidang Pegi Setiawan

    Baca juga: Kemendagri catat ada 341 usulan daerah pemekaran per April 2025

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini 14 lokasi Samsat Keliling Jadetabek pada Senin

    Ini 14 lokasi Samsat Keliling Jadetabek pada Senin

    Agar dapat mengakses layanan Samsat Keliling, pemilik kendaraan wajib membawa KTP asli, BPKB, dan STNK, masing-masing dilampirkan fotokopi

    Pelayanan Samsat bisa diakses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan seperti, pengesahan STNK setiap tahun, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Santunan Wajib Dana Kecelakaan Lalu-lintas (SWDKLLJ).

    Berikut wilayah layanan samsat keliling di Jadetabek seperti informasi akun X (dulu Twitter) resmi TMC Polda Metro Jaya @tmcpoldametro:

    Samsat keliling Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Utara di halaman parkir Samsat Jakarta Utara dan Itali Mal Artha Gading pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Barat di Mal Citraland pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat Jakarta Selatan pukul 08.00-15.00 WIB dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pukul 09.00-14.00 WIB; Samsat keliling Jakarta Timur di halaman parkir Samsat Jakarta Timur dari jam 08.00-15.00 WIB, dan Pasar Induk Kramat Jati pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Kota Tangerang di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-15.00 WIB dan ITC BSD pukul 16.00-19.00 WIB; Samsat keliling Ciledug bertempat di Kantor Kecamatan Pinang, dan Matland Cyber Puri dari jam 09.00 – 14.00 WIB; Samsat keliling Ciputat Kantor Kelurahan Pondok Betung pukul 09.00-12.00 WIB; Samsat keliling Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang di halaman Gtown House pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Kota Bekasi di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Kabupaten Bekasi, di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00-14.00 WIB; Samsat keliling Cinere di halaman parkir Samsat dari jam 08.00-12.00 WIB.

    Gerai Samsat Keliling ini hanya melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) tahunan, sedangkan untuk pembayaran pajak kendaraan lima tahunan dan ganti pelat nomor kendaraan pemohon harus datang langsung ke kantor samsat terdekat.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Depok dan Bekasi Diselimuti Kabut, Ini Penjelasan BMKG
                        Megapolitan

    3 Tak Biasanya, Jabodebek Diselimuti Kabut dan Lebih Dingin Megapolitan

    Tak Biasanya, Jabodebek Diselimuti Kabut dan Lebih Dingin
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wilayah
    Jakarta
    ,
    Bogor
    ,
    Depok
    , dan
    Bekasi
    diselimuti
    kabut
    hampir seharian ini, Minggu (29/6/2025).
    Beberapa warga yang tinggal di wilayah tersebut melaporkan kemunculan kabut yang tak biasanya.
    Salah satunya dialami Angga (17), warga Kota Depok, Jawa Barat.
    Saat keluar rumah pukul 16.52 WIB, di sekitar tempat tinggalnya berkabut tipis.
    Meski kabutnya tidak pekat, hal itu lantas membuatnya bertanya-tanya.
    “Depok yang biasanya panas jadi adem.
    Vibe
    -nya sendu karena berkabut. Jadi rasanya beda,” ujar Angga kepada
    Kompas.com,
    Minggu malam.
    Angga menduga, kabut muncul karena wilayah itu diguyur hujan selama tiga hari berturut-turut pada sore hingga malam hari.
    Suhu udara pun lebih sejuk dari biasanya.
    Dikutip dari
    Tribunnews,
    warga Bekasi bernama Fajar sempat mengabadikan kemunculan kabut tersebut di rumahnya kawasan Harapan Indah.
    Kabut
    tersebut muncul usai Bekasi diguyur hujan sejak Minggu dini hari hingga malam hari.
    Hujan tersebut katanya sempat, tetapi turun lagi.
    “Hari ini dari sebelum subuh sampai sore menjelang malam cuaca Bekasi mendadak asing. Hujan berhenti, hujan lagi terus begitu sampai menjelang Maghrib. Biasanya ada matahari tapi ini tidak,” ujar Fajar saat dikonfirmasi.
    Pemandangan serupa juga terjadi di Bogor, Jawa Barat.
    Kemunculan kabut terjadi selepas Maghrib. Menurut warga bernama Fathan, cuaca Bogor dan sekitarnya hari ini hujan gerimis dan mendung sejak subuh hingga malam hari.
    “Dari subuh tidak ada matahari,” kata dia.
    Hingga saat ini, belum diketahui penyebab kabut di wilayah Jabodebek.
    Berdasarkan data BMKG, per pukul 22.00 WIB, suhu di Kota Depok adalah 23 derajat celsius dengan kondisi hujan ringan.
    Kondisi kelembapan udara 96 persen dan jarak pandang kurang dari 10 kilometer.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Depok Bawa 2 Anak ke Monas demi Lihat Robot Polisi saat Geladi HUT Bhayangkara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Warga Depok Bawa 2 Anak ke Monas demi Lihat Robot Polisi saat Geladi HUT Bhayangkara Megapolitan 29 Juni 2025

    Warga Depok Bawa 2 Anak ke Monas demi Lihat Robot Polisi saat Geladi HUT Bhayangkara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Robot polisi

    humanoid
    hingga robot anjing K9 nampaknya menjadi magnet selama geladi peringatan HUT ke-79 Bhayangkara di
    Monas
    , Jakarta Pusat.
    Salah satu pengunjung Monas, Ari (39), mengaku penasaran dengan
    robot polisi
    humanoid yang menuai sorotan di media sosial.
    Ia bersama dua orang anaknya ingin melihat langsung kecanggihan dari robot polisi tersebut.
    Sebelumnya, Ari melihatnya di media sosial di mana ada 10 robot berbentuk manusia dan sepuluh robot anjing K-9 yang mengikuti geladi.
    “Saya bela-belain ke sini dari Depok mumpung Minggu. Bawa anak juga karena mereka pengin lihat robot,” ujar Ari kepada
    Kompas.com,
    Minggu (29/6/2025).
    Selain robot, ia juga sangat menantikan pasukan berkuda yang turut dalam iring-iringan glari peringatan
    HUT Bhayangkara
    .
    “Jauh-jauh ke sini pengin liat polisi naik kuda, unik saja gitu momen setahun sekali,” ujar Ari.
    Namun begitu, hari ini, robot polisi humanoid tidak ditampilkan lantaran cuaca yang gerimis sejak pagi.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu, gerimis terus mengguyur kawasan Monas dari pagi hingga siang hari. Namun, antusiasme warga yang ingin menonton persiapan HUT Bhayangkara yang akan digelar Selasa, (1/7/2025) tidak surut.
    Sejumlah warga bahkan membawa payung hingga mengenakan jas hujan demi bisa menonton iring-iringan pasukan militer memainkan alat musik.
    Salah satunya Titis (51), yang mengunjungi Monas bersama keluarganya.
    “Saya pilih ke Monas kalau akhir pekan karena murah, enggak banyak bayar-bayar apalagi sekarang ada gladi dari Bhayangkara jadi menarik banget,” ujar dia.
    Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79, Polri memperkenalkan 25 unit robot humanoid dan robot anjing (K9) di kawasan Monas.
    Mereka terdiri dari dua unit Robot Tank, dua unit Robot Ropi, satu unit Robot Drone Agriculture, sepuluh unit Robot Dog, dan sepuluh unit Robot
    Humanoid
    .
    Robot-robot ini nantinya akan mendukung tugas-tugas polisi.
    Pertama, pengawasan dan pemantauan di lokasi berbahaya seperti gedung terbengkalai atau area bencana.
    Kedua, penanganan situasi berbahaya termasuk penjinakan bahan peledak dan penyanderaan.
    Ketiga, pencarian dan penyelamatan korban dalam bencana alam maupun kebakaran.
    Keempat, pengumpulan barang bukti forensik seperti sidik jari dan sampel DNA di TKP.
    Kelima, pengawasan lalu lintas melalui pemantauan pelanggaran dan identifikasi kendaraan.
    Keenam, patroli cerdas dengan dukungan teknologi pengenalan wajah (
    face recognition
    ).
    Ketujuh, deteksi bahan berbahaya seperti bom, narkotika, dan bahan kimia.
    Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, robot tersebut dirancang untuk mengambil peran di lokasi berisiko tinggi guna mengurangi paparan bahaya terhadap manusia, sekaligus meningkatkan akurasi operasi.
    “Kami mengakui bahwa teknologi ini masih dalam tahap pengembangan awal dan akan terus belajar dari praktik terbaik negara-negara maju,” kata Dedi dalam keterangan tertulis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat Megapolitan 29 Juni 2025

    Minggu Malam, Kualitas Udara di Depok Sangat Tidak Sehat
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com

    Kualitas udara
    di Kota
    Depok
    , Jawa Barat, Minggu (29/6/2025) malam sangat tidak sehat.
    Berdasarkan data terbaru dari situs pemantau
    kualitas udara
    IQAir pukul 18.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Depok mencapai angka 265.
    Angka ini menempatkan Depok dalam kategori “Sangat Tidak Sehat”.
    Hal ini menandakan kualitas udara di Depok saat ini berisiko tinggi bagi kesehatan seluruh populasi.
    Sementara konsentrasi PM2.5 saat ini di Depok adalah 190 µg/m³, atau 38 kali nilai panduan PM 2.5 tahunan WHO
    Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai kategori kualitas udara dan pengaruhnya:
    Dalam menghadapi kondisi kualitas udara yang tidak sehat, IQAir merekomendasikan agar kelompok sensitif, seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit paru-paru, untuk:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas Megapolitan 29 Juni 2025

    Di Tengah Gerimis, Warga Antusias Nonton Persiapan HUT Bhayangkara di Monas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga menghabiskan akhir pekannya dengan menonton geladi perayaan HUT ke-79 Bhayangkara di
    Monas
    ,
    Jakarta
    Pusat, meski diguyur hujan.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (29/6/2025), gerimis terus mengguyur kawasan Monas dari pagi hingga siang hari.
     
    Langit pun mendung, tak nampak semburat sinar matahari.
    Namun, antusiasme warga yang ingin menonton gladi menuju
    HUT Bhayangkara
    tidak surut.
    Sejumlah warga membawa payung dan mengenakan jas hujan demi bisa menonton iring-iringan pasukan militer memainkan alat musik.
    Salah satunya Titis (51) yang menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Monas. Adanya geladi HUT Bhayangkara ini membuatnya lebih antusias.
    “Saya pilih ke Monas kalau akhir pekan karena murah, enggak banyak bayar-bayar, apalagi sekarang ada geladi dari Bhayangkara jadi menarik banget,” ujar dia.
    Ia bahkan menonton geladi HUT Bhayangkara hingga selesai, yakni hingga pukul 16.00 WIB.
    Sementara itu, Ari (39), mengaku penasaran dengan robot polisi humanoid yang menuai sorotan di media sosial.
    Ia bersama dua orang anaknya ingin menyaksikan langsung kecanggihan dari robot polisi tersebut.
    “Saya bela-belain ke sini dari Depok mumpung Minggu. Bawa anak juga karena mereka pengin lihat robot,” kata Ari.
    Selain robot, ia juga sangat menantikan pasukan berkuda yang turut dalam iring-iringan glari peringatan HUT Bhayangkara.
    “Jauh-jauh ke sini pengin liat polisi naik kuda, unik saja gitu momen setahun sekali,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong Megapolitan 29 Juni 2025

    Motor Sering Mundur di Tanjakan Curam Beji Depok, Warga Sampai Bantu Dorong
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Jalanan rusak dan menanjak di Jalan Kopi, Beji,
    Depok
    , kerap menyulitkan pengendara motor.
    Tak jarang, kendaraan roda dua terpaksa mundur karena tak sanggup menanjak. Bahkan, beberapa harus dibantu warga sekitar untuk bisa melintas.
    “Sering banget ada yang motornya mundur karena enggak bisa nanjak,” kata Edy (64), warga Jalan Kecubung, saat ditemui
    Kompas.com,
    Minggu (29/6/2025).
    Meski kini sudah ada pagar di sisi kali yang berada di samping jalan, ia menilai keberadaannya belum cukup menjamin keselamatan pengendara.
    “Meskipun sekarang ada pagar, tetap saja bahaya. Kalau motor enggak kuat nanjak, bisa mundur dan jatuh ke bawah,” tutur dia.
    Menurut Edy, kondisi jalan rusak di tanjakan tersebut sudah berlangsung lama.
    “Kalau rusak sudah lama, sebelum sekolah ini dibangun juga dulunya ini tanah biasa belum diaspal. Setelah diaspal juga rusak,” tutur Edy.
    Hal serupa diungkapkan Titin (45), warga Beji yang setiap hari melewati tanjakan itu saat pergi bekerja.
    Ia menyebut kondisi jalanan menjadi makin berisiko saat hujan atau ketika volume pengguna jalan meningkat, seperti saat Lebaran.
    “Kalau hujan atau lagi ramai banget, sering enggak kuat nanjak. Biasanya harus dibantu dorong sama warga,” ujar Titin.
    Warga berharap pemerintah segera memperbaiki infrastruktur di lokasi tersebut, terutama tanjakan tersebut juga kerap dilalui oleh anak-anak sekolah.
    “Ini bukan cuma dilalui kendaraan bermotor saja, tapi juga akses anak sekolah. Sudah seharusnya lebih diperhatikan, apalagi sekolahnya bagus,” ujar Titin.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman Megapolitan 29 Juni 2025

    Nonton Geladi HUT Bhayangkara di Monas, Warga Sampai Injak Rumput Taman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah warga ramai-ramai menonton gladi peringatan
    HUT Bhayangkara
    ke-79 di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Minggu (29/6/2025).
    Sayangnya, beberapa dari mereka menginjak-injak rumput dan tanaman taman
    Monas
    .
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, puluhan warga menginjak rumput hingga sedikit mengenai tanaman hias saat menyaksikan geladi.
    Padahal, ada papan informasi yang tertulis larangan menginjak rumput di depan mereka. Namun, nampaknya larangan tersebut tidak digubris sedikit pun.
    Bukan hanya itu, para warga juga duduk dan bersantai dengan memakai payung di sekitar rumput di Monas lantaran gerimis sepanjang hari.
    Warga bernama Ari (39), bukan nama sebenarnya, mengaku penasaran dengan polisi robot humanoid yang menuai sorotan di media sosial.
    Ia bersama dua orang anaknya ingin melihat langsung kecanggihan dari polisi robot tersebut.
    “Saya bela-belain ke sini dari Depok mumpung Minggu. Bawa anak juga karena mereka pengin lihat robot,” kata dia.
    Selain robot, ia juga sangat menantikan pasukan berkuda yang turut dalam iring-iringan glari peringatan HUT Bhayangkara ke-79.
    “Jauh-jauh ke sini pengin liat polisi naik kuda, unik saja gitu momen setahun sekali,” ujar Ari.
    Sementara itu, Titis (51), mengaku ingin menghabiskan akhir pekan bersama keluarga di Monas, ditambah adanya geladi dari acara HUT ini menjadikannya lebih antusias.
    “Saya pilih ke Monas kalau akhir pekan karena murah, enggak banyak bayar-bayar apalagi sekarang ada geladi dari Bhayangkara jadi menarik banget,” ujar dia.
    Saat ditanya larangan menginjak rumput, Titis mengaku tidak tahu lantaran semua warga juga terlihat menempati rumput yang ada.
    “Wah saya enggak tahu enggak boleh nginjek, soalnya ramai juga di sini,” kata dia.
    Diketahui, Polri memamerkan robot humanoid yang mengenakan atribut kepolisian dan robot anjing K-9 dalam gladi peringatan HUT Bhayangkara ke-79.
    Setidaknya ada sepuluh robot humanoid atau robot berbentuk manusia dan sepuluh robot anjing K-9 yang mengikuti gladi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rusak Parah, Tanjakan Curam di Beji Depok Kerap Makan Korban
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Rusak Parah, Tanjakan Curam di Beji Depok Kerap Makan Korban Megapolitan 29 Juni 2025

    Rusak Parah, Tanjakan Curam di Beji Depok Kerap Makan Korban
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Sebuah tanjakan di Jalan Tanah Baru, tepatnya di samping SMK Citra Negara, Beji,
    Depok
    , kerap memakan korban.
    Salah satunya seorang pengendara sepeda motor dilaporkan terjatuh dan terperosok ke dalam kali pada Sabtu (28/6/2025) sore, usai gagal melintasi
    jalan rusak
    yang licin dan berlubang.
    Peristiwa tersebut terekam dalam video yang diunggah akun Instagram @depok24jam dan viral di media sosial.
    Dalam video tampak kondisi jalan yang sempit, curam, dan rusak parah dengan banyak lubang.
    Jalur itu mengarah langsung ke sebuah kali yang berada di sisi jalan.
    “Sudah sering kejadian jatuh di sini, apalagi motor. Tadi sore ada yang sampai masuk kali,” ujar seorang warga dalam keterangan unggahan video tersebut.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu (29/6/2025), tanjakan tersebut berada di Jalan Kopi, tepat di sebelah kiri pintu masuk SMK Citra Negara.
    Panjang tanjakan sekitar tujuh meter dengan lebar jalan sekitar tiga meter.
    Sebagian badan jalan menyerupai tangga kecil sebagai akses pejalan kaki, sementara sisanya digunakan oleh kendaraan bermotor.
    Kondisi jalan yang rusak dan tanjakan yang curam membuat banyak pengendara kesulitan melintas.
    Beberapa pengendara bahkan harus berhenti di tengah tanjakan karena tak kuat melaju ke arah atas Jalan Kecubung.
    Tak jarang mereka terpaksa mendorong kendaraannya agar tidak merosot ke bawah.
    Di sisi kanan jalan terdapat aliran kali yang telah disemen dan dilengkapi pagar besi.
    Namun, pagar tersebut dinilai belum cukup menjamin keselamatan pengendara, terutama jika motor gagal menanjak.
    Pak Edy (64), warga asli Jalan Kecubung, menyebut kondisi jalan di lokasi tersebut memang telah rusak sejak lama.
    Ia bahkan mengingat saat lokasi itu masih berupa empang sebelum dibangun sekolah.
    “Dulu belum dipelur (diaspal), masih tanah biasa. Sering banget ada yang jatuh, apalagi belum ada pagar pembatas,” kata Edy kepada
    Kompas.com
    saat ditemui di sekitar lokasi tanjakan.
    Menurut dia, pagar pembatas di sisi kali baru ada beberapa tahun terakhir. Ia belum mengetahui pasti apakah pagar itu dibangun oleh pihak sekolah atau atas inisiatif warga.
    “Meskipun sekarang ada pagar, tetap saja bahaya. Kalau motor enggak kuat nanjak, bisa mundur dan jatuh ke bawah,” tutur.
    Sementara itu, Titin (45), warga Beji yang kerap melintasi tanjakan tersebut saat berangkat kerja, mengaku selalu waswas, terlebih saat hujan.
    “Kalau hujan, lebih licin. Bahaya, apalagi banyak anak sekolah juga lewat sini,” ujar dia.
    Warga berharap pemerintah segera turun tangan memperbaiki infrastruktur di lokasi tersebut, termasuk pelebaran jalan atau penambahan pengaman.
    “Kalau bisa cepat diperbaiki. Jangan nunggu ada korban jiwa dulu,” harap Edy.
    Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kota Depok maupun Dinas Pekerjaan Umum terkait rencana perbaikan jalan di lokasi tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.