kab/kota: Depok

  • Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran Megapolitan 11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Sebanyak sembilan rukun tetangga (RT) atau 485 keluarga di Perumahan Villa Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Kali Angke pada Senin (11/8/2025).
    Wali Kota Depok Supian Suri menyampaikan hal tersebut saat meninjau lokasi kejadian pada Senin siang. Ia memantau langsung kondisi turap yang jebol sekaligus berdialog dengan warga terdampak.
    “Itu yang kemarin menjadi penyebab (banjir) akhirnya lingkungan 9 RT ya, terdampak di sini (Pondok Petir),” kata Supian kepada wartawan, Senin.
    Menurut Supian, banjir cepat meluas karena lokasi perumahan berada di titik terendah aliran air. Ketika tanggul jebol, limpasan air langsung masuk ke permukiman warga.
    Pemerintah Kota Depok kini memprioritaskan perbaikan tanggul dengan membangun turap permanen di titik rawan jebol akibat tekanan debit air dari hulu.
    “(Solusi) ya turapnya kami segera perbaiki dan saya minta lebih permanen kalau melihat dari (kondisi) tadi. Sebetulnya ini kan bukan tendangan air kuat, ini hanya lintasan,” ujarnya.
    “Tapi memang itu pun ternyata masih jebol, jadi memang harus sangat diperkuat dinding turap kita nantinya,” lanjut Supian.
    Ia menargetkan pembangunan turap permanen selesai secepat mungkin sebelum musim hujan tiba dan air kiriman datang kembali.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Supian datang didampingi Lurah Pondok Petir, Camat Bojongsari, serta sejumlah warga. Ia memeriksa turap sepanjang 25 meter yang jebol, kemudian meninjau dapur umum yang disiapkan warga.
    Saat ini, genangan air sudah surut. Namun, banjir meninggalkan endapan lumpur setebal 5–6 sentimeter di rumah warga, teras, dan jalan sekitar.
    Dua unit mobil pemadam kebakaran terlihat membantu warga membersihkan lumpur dengan alat seadanya.
    Warga bekerja secara gotong royong, menggunakan sapu air dan air bersih untuk membersihkan teras, serta mencuci ulang barang-barang yang terkena lumpur.
    Beberapa warga juga memanfaatkan cuaca cerah untuk menjemur kasur busa yang terendam banjir.
    Di dekat lokasi, puing-puing turap yang jebol masih berserakan. Potongan beton setebal sekitar 20 sentimeter itu tergeletak di tanah, memperlihatkan aliran Kali Angke yang deras.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir Megapolitan 11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Warga menyebut turap Kali Angke di dekat Perumahan Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, sudah dua kali jebol.
    Warga bernama Harianto (60) yang sudah menempati rumahnya sejak 2006 mengatakan turap terbaru jebol sebabkan rumah warga terendam banjir pada Minggu (10/8/2025).
    “Pokoknya terakhir (banjir) gini ya itu tiga tahun lalu, turap yang jebol itu sebenarnya baru dibangun,” ucap Harianto kepada Kompas.com di lokasi, Senin (11/8/2025).
    Ia menyebutkan, banjir pertama kali terjadi di rumahnya pada 2013 dan setelahnya banjir kerap meluap beberapa kali.
    Biasanya, Harianto dan tetangga lingkungan berkomunikasi dengan pihak perumahan dekat hulu sungai jika ketinggian air sudah mulai meninggi.
    “Patokan di Bilabong, kalau air sudah sentuh jembatan (dekat perumahan mereka) kita pasti kena banjir. (Kita) ada koordinasi soal itu,” ujar Harianto.
    Lalu, banjir dari bagian turap jebol selalu berada di titik yang sama dengan ketinggian air mencapai 180 sentimeter.
    “Di dekat turap bisa 180 sentimeter, kalau air di rumah saya tuh ada setinggi dada saya atau 150 sentimeter,” ujar Harianto.
    Oleh karena itu, Harianto berharap perbaikan turap permanen sehingga banjir tidak lagi separah hari ini.
    Berdasarkan pemantauan Kompas.com dari lokasi, air tidak lagi menggenang rumah warga di sepanjang jalan dekat turap.
    Namun banjir meninggalkan endapan lumpur mencapai ketebalan 5-6 sentimeter.
    Lumpur sisa banjir itu tampak mengotori seisi rumah, teras, hingga jalanan.
    Sebanyak dua mobil Damkar berada di lokasi, beriringan dengan warga yang tengah membersihkan lumpur menggunakan alat seadanya.
    Kebanyakan warga fokus membersihkan lumpur di area teras rumah menggunakan sapu air, sambil sesekali menyiram dengan air bersih.
    Lalu, sebagian warga lainnya tampak mencuci ulang barang-barang pribadinya yang terlihat ikut terkena lumpur.
    Saat matahari terlihat cerah, beberapa warga mencoba menggunakan kesempatan itu untuk menjemur kasur busa yang tampaknya bekas terendam banjir.
    Hingga saat ini, para warga masih terus gotong royong membersihkan lumpur dengan bantuan dinas Pemkot Depok.
    Di samping itu, puing turap yang jebol masih berserakan di dekat lokasi.
    Diperkirakan, turap yang memiliki tebal sekitar 20 sentimeter ini tergeletak di tanah dan memperlihatkan aliran deras Kali Angke.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peninggian Pagar Stasiun Cikini Baru 10 Meter, Penumpang Masih Nekat Melompat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Peninggian Pagar Stasiun Cikini Baru 10 Meter, Penumpang Masih Nekat Melompat Megapolitan 11 Agustus 2025

    Peninggian Pagar Stasiun Cikini Baru 10 Meter, Penumpang Masih Nekat Melompat
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Peninggian pagar pembatas jalur pedestrian di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, terus dikerjakan oleh pihak terkait.
    Pantauan K
    ompas.com
    pada Senin (11/8/2025) pukul 15.00 WIB menunjukkan sejumlah pekerja masih memasang batang besi tambahan di bagian atas pagar lama, melakukan pengecatan ulang, hingga pengelasan di lokasi.
    Pagar yang berada di Jalan Pengangsaan Timur ini ditinggikan untuk mencegah kebiasaan penumpang KRL dan pejalan kaki yang kerap menyeberang sembarangan atau melompati pagar pembatas.
    Berdasarkan pantauan di lapangan, pekerja tampak sibuk mengelas besi tambahan langsung di tempat. Suara mesin las terdengar bersahutan di tengah lalu lalang kendaraan dan pejalan kaki.
    Pagar lama yang kusam dicat ulang dengan warna hijau agar seragam dengan pagar baru. Pengecatan dilakukan manual menggunakan kuas.
    Sebagian pagar baru sudah berdiri kokoh dan mengilap, meski sambungan logamnya masih terlihat jelas menandakan pekerjaan belum rampung.
    Hingga sore hari, baru sekitar 10 meter pagar yang mencapai ketinggian baru. Di sisi utara dan selatan stasiun, pagar lama setinggi satu meter masih terpasang sehingga mudah dipanjat.
    Di salah satu titik, terpasang spanduk bertuliskan “Dilarang Loncat”, namun pelanggaran tetap terjadi. Sejumlah warga terlihat masih melompati pagar dari arah pasar menuju stasiun maupun sebaliknya.
    Joko (46), warga sekitar, mengatakan fenomena penumpang yang nekat melompati pagar sudah berlangsung lama.
    “Dari dulu begitu. Banyak yang kalau sudah buru-buru, mereka nekat loncat,” ujarnya di trotoar dekat pintu masuk stasiun.
    Ia menilai jalur resmi menuju stasiun terlalu memutar dan menyulitkan penumpang yang terburu-buru.
    “Kalau lewat jalan resmi kan mesti jauh jalannya, nah orang malas,” katanya.
    Sementara itu, Sri Lestari (38), warga lainnya, menilai peninggian pagar perlu dibarengi dengan pengawasan petugas.
    “Kalau cuma pagar tinggi tapi enggak ada yang ngawasin, ya percuma. Tetap saja ada yang manjat,” ucapnya.
    “Ngeri kalau sampai ada yang jatuh atau keseleo. Mending jalan sedikit jauh tapi aman,” tambah dia.
    Rahmat (27), penumpang KRL tujuan Depok, mengaku masih memilih melompati pagar.
    “Kereta sudah mau jalan, kalau muter lewat ujung jalan bisa ketinggalan. Jadi saya loncat saja, biar cepet,” ujarnya sambil tersenyum.
    “Saya sih setuju ada pagar tinggi, tapi kalau akses resmi sejauh ini ya tetap milih loncat. Toh, beberapa belum ditinggikan,” kata dia lagi.
    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, sebelumnya menyatakan  peninggian pagar pedestrian di Stasiun Cikini sudah dilakukan sejak Sabtu (9/8/2025).
    Tinggi pagar dinaikkan dari satu meter menjadi 1,7 meter guna mencegah pelanggaran dan meningkatkan keselamatan.
    “Aksi melompati pagar bukan hanya melanggar aturan, namun juga membahayakan keselamatan penumpang serta mengganggu kelancaran operasional di area stasiun,” ujar Ixfan dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).
    Ia menegaskan, akses resmi menuju stasiun tersedia melalui pintu utara dan selatan yang terhubung dengan Halte Transjakarta.
    Selain itu, penataan pagar juga bertujuan mencegah pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor menggunakan trotoar secara ilegal.
    Stasiun Cikini melayani 25.000–30.000 pengguna KRL per hari pada hari kerja, dan 11.000–15.000 orang per hari pada akhir pekan.
    “Tingginya mobilitas ini membuat penataan akses penumpang sangat penting untuk mencegah potensi insiden dan memastikan kelancaran layanan,” kata Ixfan.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPIP pastikan seluruh calon paskibraka dalam kondisi sehat

    BPIP pastikan seluruh calon paskibraka dalam kondisi sehat

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memastikan bahwa 76 orang calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2025 berada dalam kondisi sehat dan siap melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    Wakil Kepala BPIP Rima Agristina saat ditemui di sela latihan gabungan di Taman Rekreasi Wiladatika, Depok, Jawa Barat, Senin, mengatakan para calon Paskibraka tidak ada yang mengeluh sakit.

    “Alhamdulillah, karena rekrutmennya cukup bagus, jadi mereka terlihat sekali di dalam latihan, tidak ada kendala, semuanya bisa ikut, sampai sekarang juga tadi kami lihat tidak ada yang mengeluh sakit dan sebagainya,” kata Rima.

    Meskipun demikian, Rima menyebut pihaknya tetap memberikan pendampingan yang ketat di antaranya dengan menyiagakan fasilitas fisioterapi hingga psikolog.

    “Jadi, begitu ada keluhan, kita langsung tangani supaya mereka bisa secara prima melaksanakan latihan-latihan,” ucapnya.

    Adapun pada Senin pagi ini, para calon Paskibraka mengikuti latihan gabungan lengkap dengan seluruh perangkat upacara. Rima menjelaskan, latihan gabungan tersebut merupakan yang terakhir sebelum mereka berpindah ke Jakarta pada Senin malam.

    Para calon Paskibraka tampak mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) dalam latihan gabungan itu. Suasana latihan juga dibuat sepersis mungkin seperti lokasi upacara di Istana Merdeka Jakarta guna melatih kekompakan.

    Dijelaskan Rima, setelah nantinya berpindah ke Jakarta, para calon Paskibraka akan melakukan berbagai rangkaian geladi, pengukuhan yang rencananya digelar pada Rabu (13/8), hingga melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    “Nanti setelah pindah ke Jakarta, kita akan mulai geladi kader, geladi kotor, kemudian geladi bersih, kemudian juga proses pengukuhan dan pelaksanaan tugasnya,” tutur Rima.

    Di samping itu, Rima menyebut enam hari menjelang peringatan hari kemerdekaan RI, 76 calon Paskibraka dari 38 provinsi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Hal itu disempurnakan dengan latihan gabungan hari ini.

    “Kami melihatnya sangat bagus, setiap hari itu meningkat, terlebih lagi sudah ada satuan musik, kemudian teman-teman Paspampres, kemudian juga dari peserta yang semakin lengkap, dan hari ini sangat lengkap, itu semangatnya semakin meningkat, karena merasa seperti sedang melaksanakan tugas sungguh-sungguh,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPIP: Calon Paskibraka 2025 dikukuhkan pada 13 Agustus

    BPIP: Calon Paskibraka 2025 dikukuhkan pada 13 Agustus

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa calon anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tahun 2025 akan dikukuhkan pada Rabu (13/8).

    “Pengukuhan sebagaimana diinformasikan oleh pihak Istana tanggal 13,” kata Wakil Kepala BPIP Rima Agristina ditemui di sela-sela latihan gabungan di Taman Rekreasi Wiladatika, Depok, Jawa Barat, Senin.

    Kendati demikian, Rima menyebut pihaknya masih menunggu kepastian mengingat adanya kemungkinan penyesuaian.

    “Kami masih menunggu tanggal pastinya, nanti masih ada barangkali penyesuaian-penyesuaian, kami juga menunggu informasi lebih lanjut karena ada agenda-agenda kunjungan dan sebagainya yang juga harus disesuaikan,” tuturnya.

    Adapun sebanyak 76 calon Paskibraka pada Senin pagi ini melaksanakan latihan gabungan terakhir sebelum berpindah ke Jakarta pada Senin malam. Latihan gabungan digelar lengkap dengan pasukan Paspampres, TNI/Polri, hingga satuan musik.

    Para calon Paskibraka tampak mengenakan pakaian dinas upacara (PDU) dalam latihan gabungan itu. Suasana latihan juga dibuat sepersis mungkin seperti lokasi upacara di Istana Merdeka Jakarta guna melatih kekompakan.

    Dijelaskan Rima, setelah nantinya berpindah ke Jakarta, para calon Paskibraka akan melakukan berbagai rangkaian geladi hingga melaksanakan tugas pada Minggu (17/8).

    “Nanti setelah pindah ke Jakarta, kita akan mulai geladi kader, geladi kotor, kemudian geladi bersih, kemudian juga proses pengukuhan dan pelaksanaan tugasnya,” tutur Rima.

    Lebih lanjut dia menyebut enam hari menjelang peringatan hari kemerdekaan RI ke-80, 76 calon Paskibraka dari 38 provinsi di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Hal itu disempurnakan dengan latihan gabungan hari ini.

    “Kami melihatnya sangat bagus, setiap hari itu meningkat, terlebih lagi sudah ada satuan musik, kemudian teman-teman Paspampres, kemudian juga dari peserta yang semakin lengkap, dan hari ini sangat lengkap, itu semangatnya semakin meningkat, karena merasa seperti sedang melaksanakan tugas sungguh-sungguh,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Liputan6.com, Jakarta Pagi yang cerah menjadi secercah harapan ratusan warga RW 12 Perumahan Villa Pamulang Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Musababnya, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (9/8) malam, diperparah jebolnya tanggul kali Angke, menyebabkan terjadinya banjir.

    Terlihat di setiap sudut rumah, warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir dari kotoran yang hanyut terbawa air bercampur tanah. Tidak sedikit barang perlengkapan rumah tangga seperti karpet, bangku, meja dan lemari, harus dibersihkan dan dijemur akibat terdampak banjir.

    Salah seorang warga, Ari mengatakan, banjir di Villa Pamulang sudah terjadi sejak Sabtu (9/8) malam, Minggu pagi air sempat surut namun pada menjelang sore air kembali meninggi. Kali Angke yang berada di sebelah perumahan tidak dapat menampung tingginya debit air, sehingga merusak tanggul yang berbatasan langsung dengan perumahan.

    “Banjir karena ada tanggul yang jebol, air langsung masuk ke perumahan, ada ratusan warga yang terdampak,” ujar Ari saat ditemui Liputan6.com, sambil membersihkan karpetnya yang kotor, Senin (11/8).

    Ari mengenang saat air memasuki perumahannya sudah terjadi sejak kemarin. Secara perlahan namun pasti, luapan air kali Angke langsung memenuhi area tempat tinggalnya dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.

    “Kalau di sini ketinggian air sekitar 60 sentimeter, kalau yang ke arah tanggul jebol itu bisa mencapai satu setengah meter,” jelas Ari sambil mempraktikkan ketinggian air menggunakan anggota tubuhnya.

    Setiap hujan, Ari bersama keluarga merasa cemas akan terjadinya banjir yang sudah beberapa kali dialaminya, semenjak tinggal di Villa Pamulang. Menurutnya, banjir di Villa Pamulang diakibatkan tanggul yang jebol maupun luapan air Kali Angke.

    “Kalau banjir pasti ada tanggul yang jebol, kalau luapan air tidak terlalu parah, karena ada mesin pompa air,” ucap Ari.

    Ari meminta Pemerintah Kota Depok dapat segera tanggap memperbaiki tanggul yang jebol. Selain itu, Pemerintah Kota Depok dapat mencari solusi mencegah wilayah Villa Pamulang tidak terdampak banjir dari aliran Kali Angke.

    “Dari pada bangun stadion, lebih baik Pemerintah Kota Depok membangun embung, sebagai langkah antisipasi dampak banjir,” pinta Ari yang telah memiliki dua orang anak.

    Sementara, Lurah Pondok Petir, Rengga Nugraha telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan banjir di RW12 Villa Pamulang. Rengga mengakui, banjir Perumahan Villa Pamulang disebabkan adanya tanggul yang jebol.

    “Saya sudah turun langsung melihat dan membersihkan area tanggul yang jebol, menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Rengga.

    Rengga telah meminta warga yang terdapat banjir dan rumahnya belum dapat ditempati, untuk sementara mengungsi ke lokasi yang dinilai aman dari banjir dan layak. Namun terdapat beberapa warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.

    “Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminta bantuan logistik dan kesehatan sesuai harapan warga terdampak banjir,” pungkas Rengga.

  • Festival Ciliwung 2025, Komitmen Pertamina Dukung Percepat Pemulihan Ekosistem Sungai Ciliwung

    Festival Ciliwung 2025, Komitmen Pertamina Dukung Percepat Pemulihan Ekosistem Sungai Ciliwung

    Depok, Beritasatu.com – Pertamina berkomitmen untuk mendukung percepatan pemulihan ekosistem Sungai Ciliwung dengan berpartisipasi aktif pada kegiatan Festival Ciliwung 2025 yang berlangsung di Depok, pada Minggu (10/8/2025). 

    Festival Ciliwung merupakan kegiatan tahunan kolaborasi Pertamina, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Daerah, yang bertujuan untuk melestarikan dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem Sungai Ciliwung. Tahun 2025 ini, Festival Ciliwung meliputi kegiatan pelepasan bibit ikan khas Ciliwung, arung edukasi, penimbangan sampah.

  • Ribuan Jemaah dari Berbagai Daerah Hadiri Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Agustus 2025

    Ribuan Jemaah dari Berbagai Daerah Hadiri Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal Megapolitan 10 Agustus 2025

    Ribuan Jemaah dari Berbagai Daerah Hadiri Zikir Kebangsaan di Masjid Istiqlal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ribuan masyarakat dari berbagai daerah memadati Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, untuk mengikuti acara Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara, Minggu (10/8/2025).
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, masyarakat meramaikan area Masjid Istiqlal sejak sore hari. Sementara, acara dijadwalkan dimulai pukul 19.00 WIB.
    Mereka datang berbondong-bondong beberapa jam lebih awal untuk mendapatkan tempat yang nyaman di dalam masjid.
    Tampak anak-anak hingga orangtua turut hadir. Mayoritas menggunakan pakaian muslim berwarna putih.
    Tak sedikit di antara mereka menggunakan pita merah putih yang diikatkan di kepala, identik dengan bendera Indonesia. Beberapa juga terlihat mengibarkan bendera Indonesia dan Palestina.
    Keramaian ini pun dimanfaatkan sejumlah pedagang untuk menjajakan dagangan mereka.
    Mulai dari peci hingga kantong plastik yang digunakan untuk menaruh alas kaki para jemaah.
    Salah satu jemaah, Iskandar, datang dari Pekalongan, Jawa Tengah. Ia naik bus bersama rombongan ke Jakarta. 
    “Saya datang sama rombongan ada 50 orang. Berangkat tadi malam, pas sampai main-main dulu,” ungkap Iskandar kepada
    Kompas.com
    , Minggu.
    Iskandar berharap acara ini bisa memperkuat rasa cinta tanah air dan keimanannya.
    “Saya berharap kegiatan ini dapat memperkuat rasa cinta tanah air dan menambah keimanan saya,” lanjut dia.
    Hal serupa dikatakan Luthfi (44) yang datang dari Depok.
    “Sama istri saja berdua. Beribadah barenglah kita. Biar lebih nyantai naik kereta, naik dari Depok Baru turun di sini Stasiun Juanda,” ungkap Luthfi.
    Diketahui, acara Zikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara bersama Ulama dan Tokoh Bangsa dimulai sekitar pukul 19.00 WIB. Jumlah peserta yang hadir diperkirakan sebanyak 50.000 jemaah.
    Acara ini direncanakan akan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto, para pejabat negara, para ulama dan habaib, tokoh nasional, dan tokoh lintas agama.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Agustus 2025

    Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track Megapolitan 10 Agustus 2025

    Ingin Kali Ciliwung Jadi Ikon Kota Depok, Pemkot Bakal Bangun Jogging Track
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah berharap Kali Ciliwung bisa menjadi ikon Kota Depok. 
    Chandra mengatakan, Pemkot Depok akan membangun
    jogging track
    di sepanjang Kali Ciliwung sebagai bagian dari penataan kawasan. Proyek ini akan dijalankan bersama pemerintah pusat dan stakeholder lainnya.
    Hal ini disampaikan Chandra dalam acara Festival Sungai Ciliwung yang digelar di Kota Depok, Minggu (10/8/2025). 
    “Kami ingin Ciliwung multifungsi. Bisa jadi tempat wisata, sumber ekonomi baru, dan simbol lingkungan sehat kota kami,” kata Chandra. 
     
    Menanggapi pencemaran di sepanjang sungai, Chandra berjanji memperketat pengawasan sumber pencemar, termasuk industri kecil seperti pabrik tahu yang sudah diberi peringatan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 
    “Minggu depan saya akan tinjau langsung ke lapangan. Kami serius pastikan tidak ada lagi pelanggaran yang merusak ekosistem,” katanya.
    Ia juga mengimbau masyarakat tidak membakar atau membuang sampah sembarangan, karena pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi.
    Adapun Deputi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Rasio Ridho Sani, mengatakan, Festival Ciliwung menjadi upaya percepatan pemulihan ekosistem Sungai Ciliwung yang melintasi dua provinsi, Jawa Barat dan DKI Jakarta.
    Festival ini diharapkan menjadi momentum untuk mempercepat penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
    “Tujuan kita adalah mendorong percepatan pemulihan Sungai Ciliwung melalui dukungan lintas sektor. Kami melibatkan kementerian dan lembaga, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media. Kolaborasi pentahelix adalah kunci,” ujar Rasio saat membuka acara.
    Menurutnya, Ciliwung merupakan sungai strategis nasional yang berfungsi penting sebagai sumber air, pengendali banjir, hingga habitat keanekaragaman hayati di wilayah Jawa Barat dan Jakarta. Pemulihan sungai ini menjadi prioritas nasional.
    Dalam festival ini, digelar sejumlah kegiatan seperti penanaman pohon, pembersihan sampah, lomba arung jeram, serta peluncuran kurikulum biru untuk meningkatkan kesadaran pelajar soal lingkungan hidup.
    “Kita ingin Sungai Ciliwung punya fungsi ekonomi, budaya, dan wisata. Hari ini kami juga menyaksikan langsung partisipasi anak-anak sekolah, masyarakat, serta dunia usaha,” kata Rasio.
    KLH juga menekankan penanganan pencemaran limbah domestik dan sampah yang selama ini menjadi penyebab utama turunnya kualitas air sungai.
    “Kami telah memberikan sanksi kepada 344 kabupaten/kota yang pengelolaan sampahnya tak sesuai dengan aturan, dan melakukan pemantauan berkala,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Rasio menjelaskan, KLH mendorong pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal. Dia juga berjanji memantau industri-industri di sepanjang DAS Ciliwung.
    “Kami ingin
    grey water
    dari rumah tangga tak langsung masuk ke sungai. Saat ini kami terus koordinasi dengan kementerian lain dan pemda untuk solusi permanen,” kata Rasio.
    Selain itu, KLH telah menerbitkan Peraturan Menteri tentang Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Sungai Ciliwung.
    Peraturan ini menjadi yang pertama diterbitkan secara khusus untuk sebuah sungai prioritas nasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebon Pala Banjir 3 Kali dalam 10 Hari, Warga Tagih Pengerukan Kali Ciliwung
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Agustus 2025

    Kebon Pala Banjir 3 Kali dalam 10 Hari, Warga Tagih Pengerukan Kali Ciliwung Megapolitan 10 Agustus 2025

    Kebon Pala Banjir 3 Kali dalam 10 Hari, Warga Tagih Pengerukan Kali Ciliwung
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur, menagih janji Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mengeruk Kali Ciliwung.
    Pasalnya, dalam 10 hari terakhir, warga sudah kebanjiran sebanyak tiga kali akibat meluapnya Kali Ciliwung.
    “Katanya mau dikeruk, tapi yang dikeruk itu malah bagian yang jauh dari sini. Wilayah sini belum tersentuh,” kata Ketua RT 13 RW 04 Kebon Pala, Sanusi (58), saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (10/8/2025). 
    Terbaru, banjir merendam wilayah Kebon Pala akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta Timur pada Sabtu (9/8/2025) malam.
    Air disebut naik pada Sabtu tengah malam dan mulai surut pada Minggu (10/8/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.
    “Kalau itu (banjir) selalu kiriman sih. Malam kita sudah dapat kabar kalau di Depok siaga tiga,” ujarnya 
    Sanusi menjelaskan, ketinggian air sempat mencapai 75 cm dan merendam sejumlah rumah warga.
    Meski demikian, tidak ada warga yang mengungsi lantaran sebagian besar rumah di wilayah tersebut dibangun dua lantai.
    “Enggak ada yang ngungsi selama tiga kali banjir ini, karena masih siaga tiga. Kalau statusnya naik, baru mungkin mengungsi,” kata dia.
    Begitu air surut, warga langsung membersihkan sisa lumpur yang dibawa banjir.
    “Sudah surut kalau siang ini cuma becek, warga lagi bersih-bersih,” tutur Sanusi.
    Sanusi mengungkapkan, penanganan dari pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih sebatas pemantauan rutin.
    Ia menyebut, informasi terkait potensi banjir biasanya didapatkan dari sesama warga atau memantau langsung data tinggi muka air secara mandiri melalui situs resmi Pemprov DKI Jakarta.
    “Kita biasanya pantau sendiri lewat SDH dan info teman-teman. Jadi ya mandiri,” tuturnya.
    Sanusi menambahkan, frekuensi banjir yang meningkat membuat warga semakin khawatir. Oleh karenanya, ia berharap pemerintah segera turun tangan. 
    “Dulu banjir lima tahunan, sekarang bisa tiap bulan. Bulan Juli aja dua kali, sekarang Agustus baru tanggal 10 sudah tiga kali,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.