Kejagung Usut Dugaan Korupsi Konsesi Tol Cawang-Pluit oleh Perusahaan Jusuf Hamka
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mengusut dugaan korupsi dalam proyek perpanjangan konsesi tol Cawang-Pluit oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP).
Dikutip dari laman resmi CMNP, Jusuf Hamka tercatat sebagai Direktur Utama.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Anang Supriatna menjelaskan bahwa pihaknya masih mencari peristiwa pidana dalam dalam proyek pembangunan jalan tersebut.
“Masih lid (penyelidikan), masih tahap klarifikasi,” ujar Anang, Minggu (14/9/2025).
Anang mengungkapkan, penyidik tengah meminta klarifikasi dari sejumlah pihak terkait kasus ini. Namun, dia enggan mengungkap secara rinci siapa saja pihak yang sudah dimintai keterangan.
Menurut Anang, proses pengusutan masih bersifat tertutup lantaran perkara masih dalam tahap penyelidikan.
“Kalau klarifikasi pasti ada yang diminta keterangan. Tapi sifatnya masih tertutup, kalau sifatnya penyelidikan masih tertutup,” kata Anang.
Perusahaan yang didirikan pada 13 April 1987 ini awalnya disebut milik dari keluarga Cendana, sebutan untuk keluarga Presiden ke-2 RI Soeharto.
Namun, sejak 10 Januari 1995, CMNP telah berubah statusnya menjadi perusahaan terbuka yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh masyarakat.
Dikutip dari laman resmi CMNP, perusahaan itu kini memiliki lima anak perusahaan, yaitu PT Citra Margatama Surabaya pemegang konsesi jalan tol ruas Simpang Susun Waru-Bandara Juanda Surabaya.
Kemudian, PT Citra Waspputowa pemegang konsesi jalan tol ruas Antasari-Depok-Bogor; PT Citra Persada Infrastruktur sebagai sepesialis operation and maintenance jalan tol yang sekaligus induk usaha dari PT Girder Indonesia sebagai spesialis precast concrete atau beton pra cetak.
Lalu, PT Citra Marga Nusantara Propertindo yang bergerak di bidang properti dan pengembangan kawasan; serta PT Citra Marga Lintas Jabar yang merupakan Badan Usaha Jalan Tol pemegang konsesi ruas Soreang-Pasir Koja (Soroja) Bandung, Jawa Barat, sepanjang 8,15 kilometer (km).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Depok
-
/data/photo/2025/08/14/689dd5ebb0421.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kejagung Usut Dugaan Korupsi Konsesi Tol Cawang-Pluit oleh Perusahaan Jusuf Hamka Nasional 14 September 2025
-
/data/photo/2025/09/14/68c67c6e69eb1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com Megapolitan 14 September 2025
Kong Latiep, Semur Jengkol, dan Pangrango, Kenangan Melekat di Perjalanan Kompas.com
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Matahari mulai beranjak tegak. Kami berkumpul di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tirta Jaya Depok, Jawa Barat.
Semua berbaju hitam, berdiri mengelilingi sebuah makam.
“Seneng banget
die
hari ini,” kata Nur Aprinawati (45), perempuan yang satu-satunya berbaju pink itu.
Akrab disapa Ina, ia adalah istri dari almarhum Muhammad Latief (43), wartawan
Kompas.com
yang berpulang pada 28 Desember 2019.
Pagi itu, Sabtu (13/9/2025), kami berziarah ke makam Latief, sahabat dan keluarga kami di
Kompas.com
. Di kantor, ia sering disapa Kong Latiep. Kami datang, Kong.
Ada Kadek, Obet, Ambar, Bestari, Jessi, Dea, dan Dita. Oh iya, Kong. Dita itu keluarga baru kita di
Kompas.com
. Sekarang,
handle
rubrik Nasional.
Kalau yang lain, aman
ye
Kong. Muka-muka lama semua di
Kompas.com.
Terakhir kali sebelum “pergi”, yang kami ingat, Kong Latiep bikin nasi liwetan bareng tim Latip Ads, pelesetan dari tim
native ad
s alias nama lain divisi
content marketing
.
”
Nasi liwet bikinan Mpoknya itu. Sebelum natalan,
die
bilang mau liwetan sama temen-temen kantornye,” kata Ina dengan logat betawinya yang kental.
Saat itu, Kong Latiep sama timnya gelar nasi liwet di atas daun pisang.
Ngariung.
Semua tampak lahap. Ada 15 orang yang masing-masing duduk berhadapan di dalam ruangan kantor.
Kita-kita kalau cerita urusan makanan pasti semangat. Semua juga pasti semangat. Termasuk Kadek, salah satu Wakil Redaktur Pelaksana Kompas.com.
Kadek mengenang kala itu Kong Latiep mengusulkan masak semur jengkol buat tambahan lauk nasi tumpeng.
Kok bisa?
Iya, saat itu,
Kompas.com
lagi ikutan lomba masak lintas unit di Kompas Gramedia. Ya, walaupun kalah juga sama saudara yang memang niat
banget
masaknya.
“Waktu itu kita mau bikin nasi kuning. Semur jengkol idenya Kong Latiep. Eh ternyata pas jadi yang antre panjang banget mau nyobain semur jengkol,” kata Kadek sambil tertawa mengingat kenangan itu.
“Grup Santika yang menang akhirnya. Memang niat masaknya, chef semua,” tambah dia.
Oh iya, 5C adalah nilai-nilai keutamaan Kompas Gramedia yang terdiri dari
Caring
(peduli),
Credible
(dapat dipercaya),
Competent
(kompeten),
Competitive
(kompetitif), dan
Customer Delight
(kepuasan pelanggan).
Nilai-nilai ini berfungsi sebagai pedoman perilaku bagi seluruh karyawan Kompas Gramedia dalam berpikir, bersikap, dan bertindak, yang bertujuan untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat sesuai dengan filosofi perusahaan.
Obet nih misalnya. Ia cerita bahwa suatu saat Kong Latiep pernah membimbing liputannya terkait properti yang mangkrak. Obet mengenang, Kong Latiep memanggilnya untuk berdiskusi.
“Waktu itu gue ke rumahnya, diskusi. Sempet diseduhin teh juga. Nah kita ngobrol-ngobrol soal liputan,” kata Obet.
Obet saat itu bertugas sebagai reporter desk megapolitan. Sementara itu, Kong Latiep sebagai editor desk properti.
Tentu, dengan pengalamannya meliput soal properti, Kong Latiep punya segudang solusi soal peliputan tentang properti.
Bagi saya, Kong Latiep adalah mentor. Mentor lengkap. Urusan upgrade ilmu pengetahuan, diskusi pekerjaan sampai urusan hidup.
Kong Latiep selain satu atap untuk mencari nafkah, ia juga satu seragam pencinta alam di kampus dengan saya di Universitas Indonesia. Begitu tahu sekantor, saya dan Kong Latiep seringkali pulang bareng ke rumah di Depok naik kereta rel listrik (KRL).
Saya masih ingat soal nasihatnya soal riset sebelum menulis itu penting.
Soal cicil rumah pakai skema KPR, maaf Kong. Saya belum nyicil. Mending nabung. Sabarin aja,
hehe
.
Kalau lagi di kantor, setiap ada Kong Latiep pasti suasana gembira. Apalagi ada tandemnya, almarhum Ervan Hardoko yang akrab disapa Mas Koko.
Di sofa deket kaca ruang redaksi
Kompas.com
gedung lama, Kong Latiep pasti main gitar.
Ingatan saya mungkin sedikit bagi yang rekan-rekan yang sudah lebih lama bersentuhan dengan Kong Latiep.
Namun, solutif dan peduli adalah dua kata yang melekat dengan Kong Latiep semasa hidup dan kini untuk bisa dikenang.
Saya dan Kong Latiep sempat mendaki Gunung Gede untuk Jambore 50 Tahun Mapala UI pada tahun 2014.
Ia mendaki bersama rekan-rekan seangkatannya, sedangkan saya juga bersama rekan-rekan seangkatannya.
Di tengah pendakian, beberapa kali saya berpapasan dengan Kong Latiep. Waktu itu, saya belum satu kantor di
Kompas.com.
“Boy,
fotoin dong,” kata Kong Latiep.
Saya kemudian ambil foto Kong Latiep dan angkatannya. Di sana, salah satu persimpangan saya di gunung.
Sesampainya di Suryakencana, kami pun berkumpul pada pagi hari yang dingin dan berkabut. Upacara bendera kami lakukan di tengah Lembah Suryakencana.
Jelang kematiannya, Kong Latiep juga terakhir kali mendaki Gunung Pangrango.
Ia waktu itu terlibat dalam acara penaburan abu tokoh jurnalis senior dan anggota Mapala UI, Aristides Katoppo pada Jumat (15/11/2019) di Lembah Mandalawangi Gunung Pangrango.
Abu jenazah Aristides ditaburkan oleh rekan-rekannya, yakni para pendaki dan pencinta alam Mapala UI termasuk Kong Latiep, Wanadri, Yepe (Young Pioneers) dan Aranyacala Trisakti.
Mendaki gunung adalah salah satu hobi Kong Latiep selain memancing.
Kalau memancing, belakangan semasa hidupnya memang biasa dilakukan di akhir pekan. Sering banget Kong Latiep pamer kebahagiaannya menang lomba mancing di Facebook.
Pada saat ziarah, anak almarhum Latief, Nadhif Azzam (17) juga ikut mengenang ayahnya.
Beberapa minggu lalu, Azzam naik Gunung Pangrango bersama rekan-rekan sekolahnya.
“Karena dimimpiin bapaknye disuruh nengok Pangrango. Pulang sekolah ke rumah, barang-barang naik gunung punya bapaknye udah bersih, dia naek gunung sama temen-temennya,” kata Ina.
Azzam bilang, sang ayah mampir ke mimpinya. Saat itu, Kong Latiep ada di gerbang pintu pendakian Gunung Gede Pangrango jalur Cibodas.
“Dimimpiian ayah, dia ada di pintu gerbang pendakian. Ayah bilang Azzam masih kecil terus bilang nanti kalo udah gede, kamu bisa naik gunung,” kata Azzam.
Sebelum mendaki, tepat di kaki Gunung Gede Pangrango, Kong Latiep kembali hadir di mimpi Azzam.
“Di
basecamp
sempat tidur, dimimpiin lagi, tapi ayah cuma senyum,” kenang Azzam.
Ia pun naik Gunung Pangrango pada dini hari. Berbekal alat-alat gunung milik almarhum ayahnya, Azzam mendaki sampai Puncak Gunung Pangrango dan kembali dengan selamat sampai di rumah.
Setidaknya, Azzam bisa mulai mengikuti hobi ayahnya mendaki gunung.
Ziarah kubur adalah tradisi tahunan menyambut HUT
Kompas.com.
Kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta.
Ziarah waktu itu diawali dengan gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi sejak 2020, ketika
Kompas.com
berulang tahun ke-25.
Artinya, sudah lima tahun kami berziarah ke tempat para pendiri dan pendahulu kami.
Kadek mewakili jajaran redaksi
Kompas.com
mengatakan, rekan-rekan sangat gembira bisa berziarah bersama istri dan Azzam.
“Mas Latiep bukan sekedar rekan kerja ya, tapi
part of family,”
ujar Kadek.
Kami menaburkan bunga dan membersihkan nisan Kong Latiep.
Makamnya kini dipenuhi taburan bunga. Warnya cerah, secerah langit pada pagi itu.
Ina berterima kasih kepada rekan-rekan
Kompas.com
yang terus mengingat dan berziarah ke makam
Latief.
Ia pun berterima kasih kepada rekan-rekan
Kompas.com
yang telah peduli dengan keluarganya.
Puncak acara HUT
Kompas.com
dilakukan pada Senin, 15 September 2025 yakni dengan gelaran Festival HUT berupa Obrolan Newsroom On Stage dan LiteraTalk yang merupakan bagian dari Jagat Literasi, serta Awarding Kolumnis.
Acara pamungkas, Bersuka Ria, menjadi kemeriahan pada Senin malam. Keseluruhan rangkaian perayaan HUT
Kompas.com
ini merupakan hasil kerja sama bersama Riady Foundation, ParagonCorp, dan Blibli. Juga didukung oleh Kita Bisa dan Gramedia.
Sementara itu, misi Jagat Literasi di Perbatasan Ekspedisi dari Kata ke Nyata
Kompas.com
hadir melalui inisiatif Jagat Literasi untuk merayakan HUT ke-30 Kompas.com.
Relawan mengajarkan literasi media dan literasi baca di 20 sekolah yang tersebar di Banten, Jawa Tengah, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, dan DKI Jakarta.
Selain mengajar, mereka menyalurkan donasi buku anak dengan target 10.000 eksemplar agar siswa di berbagai daerah bisa mendapatkan bacaan yang layak.
Ekspedisi Kata ke Nyata didukung gerakan STEM Indonesia Cerdas dari Riady Foundation, serta ParagonCorp, dan Gramedia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/03/68b85cb4d3090.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
160 Santri yang Diduga Keracunan Makanan di Depok Sudah Sembuh Megapolitan 12 September 2025
160 Santri yang Diduga Keracunan Makanan di Depok Sudah Sembuh
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Dinas Kesehatan Kota Depok memastikan 160 santri yang diduga keracunan sudah dinyatakan pulih.
“Sejak pekan lalu, Minggu (7/9/2025) sudah tidak ada yang dirawat (di rumah sakit), sudah pulang,” kata Kepala Dinkes Depok Mary Liziawati saat dikonfirmasi
Kompas.com,
Jumat (12/9/2025).
Sebanyak 160 santri itu mengalami gejala pusing hingga muntah. Sebagian dari mereka dirawat di RS Bhayangkara Brimob.
“Dari 160 orang, yang berobat ke RS Bhayangkara Brimob sekitar 90 dan sisanya pengobatan oleh puskesmas,” ujar Mary.
“Yang rawat inap di RS Brimob 43 santri dan sisanya rawat jalan,” tambah dia.
Sementara itu, Dinkes juga melakukan investigasi dengan mengambil sampel muntahan dan makanan terakhir yang dikonsumsi para santri.
“Kita belum bisa memastikan apakah ini dari makanan atau dari air, atau dari mana saja,” jelas Mary.
Terhitung sejak pengambilan sampel pada Rabu (3/9/2025) hingga sekarang, hasil pemeriksaan laboratorium belum keluar.
Sebelumnya, para santri dari pesantren daerah Tugu, Cimanggis, Kota Depok, itu mengeluhkan beberapa gejala sebelum dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Brimob.
Mereka diduga mengalami keracunan makanan dari santapan malam pada Jumat (29/8/2025).
“Mengalami hampir sama gejalanya, yaitu dengan keluhan pusing, lemas, mual dan muntah, BAB dengan jumlah yang sangat sering,” ujar Kepala RS Bhayangkara Brimob AKBP Arinando Pratama dalam keterangan resmi, Rabu (3/9/2025).
Tercatat, pasien mulai berdatangan ke RS Brimob sejak Senin (1/9/2025) yang semula 57 santri dengan gejala serupa.
Setelah melalui proses penindakan di rumah sakit, sekitar 31 di antaranya diharuskan rawat inap dan sisanya diperkenankan pulang atau rawat jalan.
Namun, pasien baru kembali datang ke rumah sakit hingga akumulasi santri yang masuk ke RS Brimob saat itu mencapai 72 orang.
Sekitar 42 dari 72 pasien diharuskan menjalani rawat inap lantaran mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/11/68c2af0f15d8d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Penampakan Perumahan di Depok yang Pembangunannya Molor Dua Tahun Megapolitan 12 September 2025
Penampakan Perumahan di Depok yang Pembangunannya Molor Dua Tahun
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com
– Puluhan unit rumah di dua blok perumahan kawasan Grogol, Limo, Kota Depok, pembangunannya molor hingga dua tahun.
Pengamatan Kompas.com di lokasi pada Kamis (11/9/2025), area blok rumah yang tengah dibangun terlihat berderet yaitu blok 7-8. Keduanya berhadapan dengan empat blok Perumahan YH yang sudah berpenghuni.
Dua blok itu juga dihimpit dengan blok 5 dan 6 yang tampaknya baru rampung. Hal itu terlihat dari pagar perumahan hanya digantikan oleh jajaran seng untuk menutupi area dalam perumahan dan tepi jalan.
Di blok 7 dan 8, sebagian besar area jalan masih berupa tanah merah.
Di beberapa titik blok lainnya, area jalan sudah terdapat bebatuan kasar yang belum diratakan.
Setiap unit rumah yang ada di dua blok ini sebagian besar sudah berbentuk rangka rumah dan terpasang beton.
Namun, di beberapa unit terlihat baru sekitar pemasangan bata untuk dinding rumah.
Terdapat 2-3 unit rumah yang baru setengah jadi ini berlumut di area luar beton.
Salah seorang pembeli berinisial A mengaku khawatir unit rumah yang dibelinya sejak Oktober 2022 semakin di luar kondisi yang dijanjikan dalam kontrak.
“Takutnya tuh bangunannya jadi rusak, itu kan kena cuaca luar secara langsung kan. Jadi saya ada khawatirnya di situ juga,” ucap A kepada Kompas.com, Kamis.
A mengatakan, seharusnya proses serah kunci pada Oktober 2023 atau sekitar setahun sejak ditandatanganinya kontrak Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB).
Namun, harapan itu sirna setelah mengetahui terdapat beberapa kondisi khusus termasuk permasalahan kontraktor.
“Jadi sekitar 50-70 persen itu progresnya dan itu sebenarnya terhitung lumayan cepat,” ujar A.
Setelah Juli 2023, A tidak lagi melihat kelanjutan pembangunan rumahnya. Persoalan ini baru disadarinya di tahun 2024 ketika berkumpul bersama beberapa pembeli unit lainnya.
“Nah habis itu, setelahnya tiba-tiba berhenti progresnya, kurang lebih sekitar Juli 2023 lah,” kata A.
“Dan yang bikin lebih mengkhawatirkannya adalah satu komplek perumahan pembangunan unit lainnya benar-benar berhenti gitu,” sambung dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347428/original/026423500_1757670138-51e4bf89-21b0-4f0c-8a15-d5e8d13752fb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Pejuang SKCK di Polres Metro Depok, Antre Berjam-jam Demi Sepotong Kertas – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Puluhan masyarakat mendatangi Polres Metro Depok sejak pagi hingga menjelang siang. Kedatangan mereka bukan untuk melakukan aksi unjuk rasa, namun meminta pelayanan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Seperti Irawati, perempuan berhijab asal Cinere mendatangi Polres Metro Depok sejak pagi. Setelah memarkirkan motornya di Balai Kota Depok, perempuan yang kerap disapa Ira bergegas harus menyeberangi Jalan Raya Margonda menggunakan jembatan penyeberangan orang menuju Polres Metro Depok.
Sesampainya di halaman pintu masuk Polres Metro Depok, Ira sempat mengurungkan niatnya membuat SKCK. Hal itu dikarenakan telah terlihat antrean panjang masyarakat lainnya yang ingin membuat SKCK.
“Tadinya sempat ingin balik lagi pulang, karena antreannya panjang banget,” ujar Ira, Jumat (12/9/2025).
Namun, mengingat tempat bekerjanya meminta selembar SKCK sebagai salah satu persyaratan kerja, Ira mau tidak mau mengikuti alur antrean. Ira harus berdiri mengikuti barisan sesuai alur pelayanan.
“Tadi ikut antrean, lumayan lama ditambah cuacanya sedikit Terik,” ucap Ira.
Di dalam tasnya, terdapat sejumlah persyaratan pembuatan SKCK yang telah disiapkannya sejak dari rumah. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi seperti fotocopy KTP, akte kelahiran, kartu keluarga, BPJS, dan pas foto ukuran 4 x 6 sebanyak lima lembar dengan background merah.
“Saya mendatangi langsung Polres Metro Depok membuat SKCK dikarenakan saat mendaftar online selalu gagal,” terang Ira.
Di dalam benaknya, ibu dari dua anak itu menduga permohonan SKCK secara online, diduga jaringan server terlalu penuh untuk di akses. Untuk itu, Ira harus membuat SKCK secara offline untuk keperluan perpanjangan kontrak kerja.
“Iya saya bikin buat perpanjangan kontrak kerja,” jelas Ira.
Berjuang dengan waktu dan kesabaran, akhirnya Ira berhasil mendapatkan SKCK. Ira berharap, instansi kepolisian dapat meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki pelayanan secara online.
“Kalau saya pribadi, meminta saat pelayanan online server selalu siap, karena pelayanan offline cukup lama juga antrian mendapatkan selembar SKCK,” pinta Ira.
-

Viral Maling Motor Panik Ceburkan Diri ke Kali Saat Dikejar Warga di Depok
Depok –
Video memperlihatkan maling dikejar massa di Pondok Terong, Depok, Jawa Barat, viral di media sosial. Maling itu panik hingga menceburkan diri ke kali.
Dalam video yang dilihat detikcom, Jumat (12/9/2025), terlihat warga yang mengerubungi maling itu. Tampak maling tersebut menceburkan diri ke kali saat dikejar warga.
Peristiwa itu terjadi pada Rabu (11/9) pukul 17.30 WIB. Mulanya, pelaku berinisial RS bersama temannya berboncengan melintas di depan salah satu pesantren di Pondok Terong. Mereka melihat ada motor yang terparkir.
“Selanjutnya kedua pelaku berhenti kurang lebih 10 meter dari sepeda motor korban. Kemudian pelaku RS turun dan berjalan kaki menuju sepeda motor di mana saat itu bertugas sebagai pemetik,” ujar Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi.
Pelaku JE disebut menunggu di sepeda motor untuk memantau situasi sekitar. RS mengambil sepeda motor korban menggunakan kunci letter T.
Tangkapan layar video viral maling lompat ke kali di Depok (dok. Istimewa)
“Motor korban didorong menuju tempat pelaku JE menunggu. Selanjutnya motor korban didorong atau disetut ke arah Jembatan Serong,” ucapnya.
Warga memergoki RS mendorong motor korban. Saksi kemudian mengejar pelaku dan menendang motor itu hingga RS jatuh.
“Melihat hal tersebut pelaku RS langsung mutar balik kemudian kabur menuju ke arah Simpang Hek atau Pertanian. Sementara langsung lari ke arah kali dan atas hal tersebut saksi langsung spontan meneriaki pelaku maling,” jelasnya.
Warga kemudian mengejar dan menghakimi RS hingga babak belur dan diarak warga. Saat ini, RS telah ditahan di Polsek Pancoran Mas sementara JE masih dalam pengejaran.
(HSF/haf)
-

Lokasi SIM Keliling Depok Tanggal 12 September 2025, Cek di Sini
Depok: Warga Depok yang membutuhkan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) kini dapat memanfaatkan layanan SIM keliling yang akan beroperasi hari ini, Jumat tanggal 12 September 2025.
Layanan ini hadir untuk memberikan kemudahan dan mempercepat proses perpanjangan SIM tanpa harus mengunjungi kantor Satpas secara langsung.
Lokasi SIM Keliling di Depok hari ini, Jumat, 12 September 2025:
1. Podomoro Golf, Jalan Raya Bojong Nangka Cimanggis
2. Cimanggis City Mall, Jalan Raya Bogor, Cimanggis DepokLayanan SIM Keliling hanya melayani permohonan perpanjangan SIM A dan C yang dapat dilakukan sebelum masa berlaku habis. Apabila masa berlaku SIM habis maka diberlakukan penerbitan seperti SIM Baru.
Untuk biaya perpanjangan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah Rp 80.000,- untuk perpanjangan SIM A dan Rp 75.000,- untuk perpanjangan SIM C.
Syarat perpanjangan SIM A atau C:
1. Asli dan Foto Kopi KTP yang masih berlaku 2 lembar,
2. Foto Kopi SIM lama dan SIM asli,
3. Tes Psikologi SIM,
4. Surat Keterangan Sehat.
Depok: Warga Depok yang membutuhkan perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) kini dapat memanfaatkan layanan SIM keliling yang akan beroperasi hari ini, Jumat tanggal 12 September 2025.
Layanan ini hadir untuk memberikan kemudahan dan mempercepat proses perpanjangan SIM tanpa harus mengunjungi kantor Satpas secara langsung.
Lokasi SIM Keliling di Depok hari ini, Jumat, 12 September 2025:1. Podomoro Golf, Jalan Raya Bojong Nangka Cimanggis
2. Cimanggis City Mall, Jalan Raya Bogor, Cimanggis Depok
Layanan SIM Keliling hanya melayani permohonan perpanjangan SIM A dan C yang dapat dilakukan sebelum masa berlaku habis. Apabila masa berlaku SIM habis maka diberlakukan penerbitan seperti SIM Baru.
Untuk biaya perpanjangan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah Rp 80.000,- untuk perpanjangan SIM A dan Rp 75.000,- untuk perpanjangan SIM C.
Syarat perpanjangan SIM A atau C:
1. Asli dan Foto Kopi KTP yang masih berlaku 2 lembar,
2. Foto Kopi SIM lama dan SIM asli,
3. Tes Psikologi SIM,
4. Surat Keterangan Sehat.
Cek Berita dan Artikel yang lain diGoogle News
(PRI)
-

Perubahan badan hukum PAM Jaya jangan disangkutkan dengan IPO
Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya mengatakan, perubahan status badan hukum PAM Jaya dari Perusahaan Umum Daerah (Perumda) ke Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) jangan disangkutkan dengan penawaran saham perdana atau IPO terlebih dahulu.
“Sekarang kita fokus saja ke perubahan dari Perumda ke Perseroda,” kata Dimaz di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, untuk menuju ke penawaran saham perdana butuh waktu yang tidak sebentar karena banyak persyaratan perlu dilengkapi oleh perusahaan.
Ia mengatakan bahwa setelah mendengarkan penjelasan dari Perumda PAM Jaya terkait perubahan badan hukum yang sudah menjadi kekhawatiran masyarakat salah satunya kenaikan tarif.
“Dengan perubahan ini, sebenarnya tidak juga serta-merta menjadi PAM Jaya bisa diintervensi oleh pihak lain untuk bisa menjadi komersil,” ujarnya.
Dimaz menambahkan, PAM Jaya perlu sosialisasi lebih masif lagi terkait perubahan status badan hukum agar masyarakat tahu tujuannya.
“Mungkin minim sosialisasi karena memang tadi saya bilang juga teman-teman sampaikan jangan langsung teriak-teriak IPO. Karena IPO itu proses ending pada saat nanti setelah Perseroda. Sebenarnya banyak cara-cara menarik pembiayaan untuk bisa mengembangkan perusahaan selain IPO,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, perubahan badan hukum dari Perumda ke Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda) merupakan cara untuk mempermudah gerak perusahaan air minum milik Pemprov DKI itu.
“Kami membutuhkan perubahan badan hukum agar bisa lebih elastis bergerak,” kata Arief saat rapat kerja dengan Komisi C DPRD DKI Jakarta.
Menurut dia, perubahan badan hukum dari Perumda ke Perseroda untuk perusahaan air minum daerah sudah banyak contohnya, seperti di Bandung, Semarang, Depok dan lainnya.
Ia mengatakan bahwa perubahan badan hukum ini akan memberikan dampak yang baik untuk perusahaan, terutama dalam hal pembiayaan, karena perusahaan tidak lagi bergantung pada pemerintah daerah.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/11/68c2af0f15d8d.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Beli Rumah Rp 1,4 Miliar di Depok, Pembeli Kecewa Hanya Dapat Bangunan Setengah Jadi Megapolitan 11 September 2025
Beli Rumah Rp 1,4 Miliar di Depok, Pembeli Kecewa Hanya Dapat Bangunan Setengah Jadi
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com —
Sejumlah pembeli rumah di Perumahan YH, Limo, Kota Depok, mengaku kecewa karena pembangunan unit yang sudah mereka bayar senilai miliaran rupiah tak kunjung rampung.
Salah satunya dialami oleh Y, pembeli unit rumah di blok 8, yang menilai progres pembangunan nyaris tidak bergerak sejak ia melakukan pembayaran.
“Seingat saya bedanya cuma ada instalasi pipa, maksudnya kayak yang pipa air panas dan air dingin, itu kayaknya baru dibanding pas saya (pertama kali) datang,” kata Y kepada
Kompas.com,
Kamis (11/9/2025).
Y menceritakan, saat pertama kali melihat unit rumah pilihannya pada Februari 2024, bangunan sudah tersusun dari beton dan terlihat setengah jadi. Ia pun memperkirakan rumah bisa diserahterimakan dalam waktu setahun.
Dengan keyakinan itu, pada Maret 2024, Y menandatangani Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) senilai Rp 1,4 miliar dengan target serah kunci pada Maret 2025.
Namun, kenyataannya pembangunan tersendat. Menurut Y, salah satu penyebabnya adalah masalah dengan kontraktor yang juga berdampak pada rumah-rumah lain di blok berbeda.
“Penghuni di blok 5 dan 6 ini minta sama
developer
untuk perbaiki (detail rumah yang rusak) karena itu gara-gara kontraktor, akhirnya mereka enggak pakai kontraktor tapi membangun sendiri dan jumlah tukangnya sedikit,” ujar Y.
“Pembeli unit di blok 7 dan 8 ini jadi korban-korbannya,” tambahnya.
Kekecewaan serupa dirasakan A, pembeli unit rumah lain di perumahan tersebut. Ia menyebut progres pembangunan rumahnya bahkan terhenti sejak Juli 2023.
Awalnya, pembangunan berjalan cukup cepat sejak ia meneken PPJB pada Oktober 2022. Dalam waktu sembilan bulan, bangunan sudah mencapai 50–70 persen.
Namun, setelah Juli 2023, tidak ada lagi kelanjutan pembangunan.
“Rumah saya tuh dibangun (awal dari tanah). Jadi progresnya sudah sekitar 50-70 persen, sebenernya lumayan cepat, tapi itu sampai Juli 2023,” jelas A.
Awalnya A tidak terlalu khawatir, tetapi pada 2024 ia kembali mengecek kondisi pembangunan bersama orangtuanya dan mendapati progres benar-benar berhenti.
“Setelah itu saya kaget, ternyata ini (pembangunan) enggak jalan sama sekali. Dan yang bikin lebih mengkhawatirkannya adalah satu komplek perumahan pembangunan unit lainnya benar-benar berhenti gitu,” tambahnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/10/29/6720871560382.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Depok Protes Tunjangan Rumah DPRD Rp 47 Juta: Kontrak Rp 2 Juta Sudah Mewah Megapolitan 11 September 2025
Warga Depok Protes Tunjangan Rumah DPRD Rp 47 Juta: Kontrak Rp 2 Juta Sudah Mewah
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com –
Sejumlah warga Kota Depok mengkritisi besaran tunjangan perumahan bagi anggota DPRD yang nilainya mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Tunjangan tersebut dinilai tidak sejalan dengan kondisi masyarakat yang banyak belum memiliki rumah pribadi.
Tari (32), warga Sawangan, menyebutkan tunjangan itu terkesan mewah jika dibandingkan dengan kebutuhan nyata masyarakat.
Ia mencontohkan, banyak warga, termasuk dirinya, masih tinggal di rumah kontrakan untuk bekerja ke Jakarta.
“Kontrak rumah pun yang Rp 1-2 juta pun sudah rumah mewah (untuk kami) dan ini Rp 47 juta per bulan. Apa ini mewakili rakyat kalau begitu?” ujar Tari saat ditemui
Kompas.com
, Kamis (10/9/2025).
Menurut Tari, tunjangan rumah juga tidak digunakan sesuai fungsinya. Sebab, sebagian besar anggota dewan sudah memiliki rumah pribadi di dekat daerah pemilihan (dapil) masing-masing.
“Tunjangan rumah katanya buat pengawasan dan kerja di masyarakat, lah kan itu ada uangnya sendiri berarti kan tunjangan rumah ini enggak masuk akal,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Yudi (39), warga Depok lainnya. Ia bahkan mengusulkan agar tunjangan rumah DPRD dihapus karena nominalnya dinilai terlalu besar jika dibandingkan dengan upah minimum kota (UMK) Depok yang sekitar Rp 5 juta.
“Direvisi atau dihapus sebenarnya kalau dari lubuk hati ya dihapus tapi enggak tahu ya itu mungkin agak sulit,” kata Yudi.
“Kalau memang susah dihapus, ya sesuaikan gitu besaran tunjangan jangan terlalu beda drastis, setidaknya se-UMK Depok,” tambahnya.
Sebelumnya, isu tunjangan perumahan DPR RI sempat ramai dikritik masyarakat. Polemik itu kemudian merembet ke DPRD Kota Depok yang juga memiliki tunjangan tinggi.
Berdasarkan Peraturan Wali Kota (Perwal) Depok Nomor 97 Tahun 2021, Ketua DPRD mendapatkan tunjangan perumahan Rp 47,1 juta, Wakil Ketua Rp 43,1 juta, dan anggota DPRD Rp 32,5 juta per bulan.
Menanggapi kritik tersebut, Wali Kota Depok Supian Suri menyatakan pihaknya tengah mengevaluasi kebijakan tunjangan itu.
“Yang terakhir, terkait dengan Perwal 97, kami sudah merumuskan terhadap apa yang menjadi harapan masyarakat Kota Depok, termasuk kaum buruh untuk kita evaluasi kembali,” kata Supian, dikutip dari Warta Kota, Sabtu (6/9/2025).
Sementara itu, Sekretaris DPRD Depok, Kania Parwanti, memberikan klarifikasi. Menurut dia, setelah dipotong pajak, besaran tunjangan yang diterima anggota dewan tidak sebesar yang dipersepsikan publik.
“Banyak potongan-potongan, sehingga rata-rata yang diterima Rp 15-20 juta. Bahkan tahun depan ada pajak baru sehingga rata-rata menerima hanya Rp 9-14 juta,” jelas Kania.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.