kab/kota: Depok

  • Cerita Wanita Depok yang Pernah Kena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Dirasakan

    Cerita Wanita Depok yang Pernah Kena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Dirasakan

    Jakarta

    Cahyani Ati (67), wanita asal Depok, Jawa Barat, menceritakan pengalamannya sebagai penyintas kanker payudara. Ia pertama kali didiagnosis oleh dokter pada tahun 2008.

    Semua berawal ketika Cahyani merasakan nyeri di area payudaranya. Rasa sakit yang cukup kuat membuatnya curiga dengan kondisi tubuhnya dan akhirnya memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.

    Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, hasilnya menunjukkan Cahyani mengidap kanker payudara stadium 2B.

    “Saya dulu sudah sering baca mengenai gejala kanker,” cerita Cahyani kepada detikcom, ketika ditemui di Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

    “Dengar-dengar gejala kanker. Terus saya langsung ke klinik, lalu di-USG. Ternyata betul (kanker) cenderung ganas. Terus dokternya pesan harus segera ke dokter dan kita berpacu dengan waktu,” sambungnya.

    Namun, Cahyani mengaku saat itu dirinya sangat disibukkan oleh pekerjaan. Perawatan yang seharusnya segera dilakukan akhirnya tertunda, hingga massa di payudaranya yang awalnya berukuran 1 cm membesar menjadi 4,5 cm setelah delapan bulan.

    Meski terlambat, beruntung Cahyani masih berada dalam periode emas, saat kondisi kanker payudaranya masih dapat ditangani. Sejak saat itu, ia mulai menjalani program perawatan sesuai anjuran dokter.

    Meski harus menjalani perawatan, ia mengatakan saat itu akhirnya tetap bekerja. Menurutnya, tetap aktif merupakan salah satu caranya untuk tetap bertahan, dengan terus disiplin menjalani perawatan.

    “Saya menjalani bedah, pengangkatan payudara. Terus kemoterapi enam kali, sama radiasi total 25 kali,” cerita Cahyani.

    “Tapi ketika saya menjalani terapi, saya masih produktif, saya masih bekerja. Kena kanker bukan berarti kita tidak produktif, kita tidak bisa berkarir. Saya sampai pensiun,” sambungnya.

    Setelah program perawatan tersebut selesai dilaksanakan, kondisi Cahyani terus membaik. Berdasarkan hasil kontrol rutin yang ia lakukan, kondisinya baik dan dinyatakan bersih.

    Saat ini, Cahyani masih melakukan kontrol ke dokter setiap tahun untuk memastikan tidak ada sel kanker yang muncul lagi.

    “Setelah perawatan terus kontrol rutin. Pertama, kontrol rutin dua minggu sekali, lalu jadi tiga minggu sekali, 1-2 bulan sekali. Akhirnya setelah 5 tahun, kontrol setahun sekali sampai sekarang,” ujar Cahyani.

    “Yang paling penting itu harus rajin kontrol. Paling tidak setahun sekali. Pokoknya harus patuh terhadap saran dokter,” sambungnya.

    Selama menjalani perawatan, Cahyani mengaku mengalami beberapa efek samping seperti mual, pusing, dan rasa tidak nyaman. Namun, itu semua bukan penghalang baginya untuk bisa hidup lebih baik lagi.

    Ia mengingatkan pentingnya menjaga semangat, rasa ikhlas, dan juga dukungan orang sekitar selama proses perawatan kanker.

    “Kita harus semangat dan harus ikhlas, itu kuncinya. Bagi saya yang penting itu komunitas, kita bergabung dalam komunitas kanker, kita bertemu teman-teman,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Angkot Hampir Terseret Arus Banjir di Depok, Polisi Imbau Putar Balik

    Angkot Hampir Terseret Arus Banjir di Depok, Polisi Imbau Putar Balik

    Depok

    Sebuah video memperlihatkan angkutan umum (angkot) hampir terseret arus banjir di Jalan Pitara, Depok. Polisi mengimbau pengendara untuk memutar balik kendaraannya.

    Dari video yang dilihat detikcom, Jumat (17/10/2025) terlihat arus banjir yang sangat deras di Jalan Pitara. Ada angkot berisi penumpang yang terjebak di tengah arus tersebut.

    Tampak warga berusaha mendorong angkot untuk menghindari arus. Beberapa pengendara masih nekat melintas di arus deras tersebut.

    Kasi Humas Polres Metro Depok Made Budi mengatakan Kapolsek Pancoran Mas AKP Hartono beserta jajaran sudah di lokasi. Polisi mengimbau kendaraan untuk putar balik.

    “Kapolsek beserta Pawas dan personil lantas sudah di lokasi. Mengimbau pengguna jalan untuk putar balik lewat jalan yang lainnya mengingat arus banjir cukup deras,” ujar Made saat dihubungi wartawan, Jumat (17/10).

    Per pukul 21.30 WIB, lalin masih belum bisa dilintasi imbas arus banjir yang cukup deras. Polisi masih berada di lokasi dan terus mengimbau pengendara putar balik.

    (isa/isa)

  • Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok Megapolitan 17 Oktober 2025

    Pengendara Nekat Terobos Banjir di Jalan Pitara Raya Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Banjir menggenangi Jalan Pitara Raya, Kota Depok, Jumat (17/10/2025) malam, usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 18.00 hingga 19.00 WIB.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, air setinggi 20-30 sentimeter menutupi hampir seluruh badan jalan.
    Meski genangan cukup tinggi, sejumlah pengendara motor dan mobil terlihat tetap nekat menerobos banjir.
    Beberapa pengendara motor bahkan tampak kesulitan menjaga keseimbangan saat melintas di tengah arus air yang deras.
    Tak sedikit dari mereka yang akhirnya nyaris terjatuh karena genangan cukup kuat menahan laju kendaraan.
    Akibat kondisi ini, arus lalu lintas di Jalan Pitara Raya mengalami kemacetan panjang.
    Antrean kendaraan mengular dari SPBU Pertamina Pitara hingga Masjid Jami’ Baitul Ihsan. Sebagian pengendara akhirnya memilih menepi atau memutar arah mencari jalan alternatif.
    Warga sekitar, Iwan (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa air mulai menggenangi jalan mulai sekitar pukul 18.00 WIB. Menurut Iwan, banjir terjadi karena air sungai yang meluap.
    “Meluapnya itu mulai keliatan sekitar jam enam lewat dikit, pas hujan lagi deres-deresnya,” ujar Iwan saat ditemui di lokasi, Jumat.
    Menurut Iwan, meski tak ada kendaraan yang mogok, sempat terjadi insiden kecil saat salah satu pengendara motor terjatuh karena melawan arus air.
    “Belum ada motor yang mogok, tapi tadi sempet ada motor CBR yang jatuh karena maksa lewat, airnya lumayan deras soalnya,” kata dia.
    Sementara itu, seorang pengendara motor bernama Dani (27) tetap memutuskan untuk menerobos banjir karena harus segera pulang ke rumah.
    “Tadi sudah keburu di tengah jalan, jadi ya terobos aja. Kalau muter jauh banget, bisa setengah jam lagi nyampenya,” kata Dani.
    Meski sempat waswas karena arus air cukup kuat, ia memilih melanjutkan perjalanan dengan kecepatan rendah.
    “Deg-degan juga sih, apalagi airnya kelihatan sampe nutup setengah ban. Tapi pelan-pelan aja, asal gas stabil,” ujar dia.
    Hingga pukul 21.35 WIB, genangan air di Jalan Pitara Raya masih belum surut sepenuhnya.
    Beberapa warga terlihat membantu mengatur arus lalu lintas agar kendaraan yang melintas tidak saling berhimpitan di tengah banjir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jalan Margonda Depok Tergenang Banjir, Lalin Macet Panjang

    Jalan Margonda Depok Tergenang Banjir, Lalin Macet Panjang

    Kota Depok

    Jalan Raya Margonda Depok tergenang banjir. Kondisi lalu lintas di Jalan Raya Margonda pun macet parah.

    Petugas Satlantas Polres Metro Depok terjun menangani banjir di Jalan Raya Margonda. Petugas mencari penyebab utama banjir dan juga mengatur lalu lintas untuk mengurai kemacetan.

    Dilihat detikcom, Jumat (17/10/2025), dalam foto dan video yang diungggah di Instagram Satlantas Polres Metro Depok, @lantasrestrodepok, terlihat tinggi muka air lebih dari 30 cm bahkan tingginya mencapai lutut orang dewasa.

    “Satlantas Polres Metro Depok melakukan evakuasi genangan air di Jalan Raya Margonda,” kata Satlantas Polres Metro Depok.

    Tinggi muka air lebih dari 30 cm bahkan tingginya mencapai lutut orang dewasa. (dok Satlantas Polres Depok)

    Dalam video, terlihat ada sejumlah pengendara yang terpaksa mendorong sepeda motornya karena mogok ketika menerobos banjir. Terlihat juga ada motor yang masih menerobos jalan tergenang banjir.

    Petugas membawa tongkat lampu (stick light) untuk mengarahkan pengendara. Polisi lalu lintas (polantas) juga membersihkan sampah yang menyumbat air masuk drainase.

    Polantas membersihkan sampah yang menyumbat air masuk drainase Jalan Raya Margonda (dok Satlantas Polres Depok)

    Banjir di Jalan Raya Margonda terjadi setelah hujan deras mengguyur Depok sejak sore tadi. Hujan dilaporkan sudah reda.

    Sejumlah warganet juga melaporkan terjadinya kemacetan panjang di Jalan Raya Margonda. Kemacetan terjadi karena peningkatan volume kendaraan yang melintas ketika hujan mereda.

    (jbr/idn)

  • DKI latih Pemda Bodetabek kelola data kualitas udara

    DKI latih Pemda Bodetabek kelola data kualitas udara

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Clean Air Asia (CAA) menggelar pelatihan pengelolaan data pemantauan kualitas udara bagi pemerintah daerah di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, Jakarta siap menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain.

    “Saat ini kami memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) aktif yang terintegrasi di seluruh wilayah. Melalui pengalaman ini, kami ingin berbagi bagaimana sistem pemantauan dapat dikelola secara efektif dan transparan,” ujar Asep di Jakarta, Jumat.

    Pada hari pertama yang digelar 15 Oktober lalu, kata Asep, para peserta dari berbagai DLH dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di wilayah Bodetabek saling berbagi informasi mengenai sistem pemantauan udara yang mereka miliki.

    Selain itu target pemantauan regional serta upaya standarisasi dan pengelolaan data agar hasilnya akurat dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan publik.

    Kegiatan hari kedua tanggal 16 Oktober lalu diisi dengan kunjungan lapangan ke sejumlah titik pemantauan kualitas udara, baik stasiun referensi maupun “Low-Cost Sensor” (LCS).

    Melalui kunjungan ini, kata Asep, peserta mempelajari langsung proses kalibrasi alat, pengambilan data hingga integrasi hasil pemantauan ke dalam portal udara.jakarta.go.id yang merupakan sistem daring untuk menampilkan data kualitas udara Jakarta secara terkini dan terus-menerus (real time)

    “Dengan data yang kuat dan terkelola baik, kebijakan yang diambil dapat berbasis bukti. Itu artinya, penanganan polusi udara bisa lebih tepat sasaran,” kata Asep.

    Direktur CAA Indonesia, Ririn Radiawati Kusuma menegaskan pentingnya tata kelola data yang andal di setiap daerah agar hasil pemantauan dapat diandalkan dan konsisten.

    Setiap daerah perlu memiliki mekanisme pengelolaan data yang baik. “Pemerintah daerah juga bisa mencari alternatif pembiayaan, misalnya mewajibkan industri memiliki stasiun pemantau sendiri, atau mendorong kolaborasi lintas wilayah,” ujar Ririn.

    Ririn menilai, Jakarta dapat berperan sebagai perintis (pioneer) dengan memberikan dukungan teknis maupun hibah alat pemantauan ke daerah sekitar serta berbagi data lintas wilayah. Kegiatan ini menjadi langkah penting membangun jejaring pengelolaan udara bersih antarwilayah.

    “Dengan berbagi praktik baik seperti ini, kita bisa membangun sistem pemantauan yang saling terhubung. Karena udara bersih adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu daerah saja,” kata Ririn.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 6
                    
                        Pelajar Depok Nongkrong di SPBU Swasta Sejak Tiga Tahun Lalu, Karyawan: Kayak Teman Sendiri
                        Megapolitan

    6 Pelajar Depok Nongkrong di SPBU Swasta Sejak Tiga Tahun Lalu, Karyawan: Kayak Teman Sendiri Megapolitan

    Pelajar Depok Nongkrong di SPBU Swasta Sejak Tiga Tahun Lalu, Karyawan: Kayak Teman Sendiri
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Fenomena pelajar yang menjadikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di Jalan Siliwangi, Kota Depok, sebagai tempat nongkrong ternyata bukan hal baru.
    Novi, salah satu karyawan SPBU Shell di lokasi tersebut, mengatakan kebiasaan pelajar duduk santai di dalam minimarket sudah berlangsung sejak dua hingga tiga tahun terakhir.
    “Dua tahunan, hampir tiga tahunan lah, itu emang dari awal dari zamannya, yang masuk SMA,” kata Novi saat ditemui, Jumat (17/10/2025).
    Menurut Novi, para pelajar itu sudah cukup akrab dengan para karyawan di SPBU. Hubungan mereka pun terjalin akrab sehingga kerap saling menyapa saat bertemu.
    “Sudah saling kenal sih sebenarnya, cuma beberapa orang aja. Jadi kayak ‘Halo, Mbak’. Begitu aja sih,” ujarnya.
    Novi menjelaskan, para pelajar biasanya datang ke SPBU seusai jam pelajaran sekolah, terutama pada hari kerja.
    “Biasanya kalau misalkan hari biasa nih, dari Senin sampai Kamis, biasanya itu dari jam 14.00 WIB atau jam 14.30 WIB mereka udah mulai
    stand by
    di sini. Kalau misalkan mereka lagi (ujian) semester, biasanya jam 11.00 WIB,” katanya.
    Sebagian besar pelajar yang datang merupakan siswa dari SMA Mardi Yuana, sekolah yang berlokasi tidak jauh dari SPBU tersebut. Ada juga beberapa pelajar dari sekolah lain di kawasan sekitar.
    “Biasanya sih rata-rata di sini itu kelas 2 atau kelas 3, SMA Mardi Yuana. Cuma, kalau untuk yang sekolah lain, kemungkinan kayak enggak jauh dari Hermina sih, cuman ada beberapa orang aja,” tutur Novi.
    Kebiasaan nongkrong di minimarket SPBU itu, lanjut Novi, sudah menjadi rutinitas yang hampir tak pernah absen setiap hari sekolah.
    “Hampir setiap hari. Terkecuali hari
    weekend
    ya. Cuman kalau misalkan hari
    weekend
    , biasanya hari Minggu nih cuman ada 2-3 orang dan itu biasanya dia ke gereja baru nanti dia mampir ke sini,” ujarnya.
    Para pelajar biasanya menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk berbincang santai, makan, atau bermain gim di ponsel, baik di dalam minimarket maupun di area meja depan yang memang disediakan.
    “Kalau lamanya sih, perkiranya kurang lebihnya satu jam sih dan biasanya juga nongkrongnya kalau enggak di meja sini, atau enggak di depan, makanya dibikin kayak meja bangku begitu di depan karena itu,” jelas Novi.
    Meski suasana umumnya kondusif, Novi tak menampik bahwa terkadang muncul gesekan kecil antara para pelajar dengan pengunjung lain.
    “Ada beberapa anak juga yang diomeli sama
    customer
    lain gitu dan belum lama ini kejadian diomelin juga sama customer gara-garanya ngomong kotor sih, ngomong yang enggak disukai gitu, makanya dia sampai diomeli tapi dari kami juga kasih imbauan ke mereka,” katanya.
    Selain itu, Novi juga mengaku sering menyaksikan berbagai perilaku unik dari para pelajar.
    “Paling kayak pacaran aja sih. Sampai diituin (diomeli) juga sih, ditegur juga. Karena kan pacarannya di pojok sini, kan? ‘Eh, ngapain pacaran di situ?’ Pacaran mah di rumah atau di mana,” ujar Novi sambil tersenyum.
    Meski begitu, kehadiran para pelajar tidak dianggap mengganggu oleh pihak SPBU. Justru, menurut Novi, mereka membawa dampak positif, baik secara sosial maupun ekonomi.
    “Sebenarnya kalau seneng sih, pasti seneng banget ya. Karena kan, yang pertama itu kan, yang awalnya enggak deket nih, jadi deket banget. Menambah lagi teman,” katanya.
    Novi menambahkan, keberadaan para pelajar juga membantu meningkatkan penjualan di minimarket, terutama ketika stok bahan bakar sedang kosong.
    “Terus kedua itu menambah sales juga sih. Apalagi kan kondisi bensin lagi enggak ada nih, ya kan. Ada anak-anak nih, yaudah. Lumayan lah, dalam sehari itu paling, ya, Rp 500.000-an lah. Rp 200.000–500.000 kalau lagi agak sepi,” ujarnya.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Jumat (17/10/2025) siang, suasana di SPBU Shell Jalan Siliwangi tampak berbeda dari biasanya.
    Alih-alih kendaraan yang mengantre bahan bakar, sejumlah pelajar berseragam SMA Mardi Yuana terlihat datang beriringan menuju minimarket.
    Suara deru mesin kendaraan pun tergantikan dengan canda tawa para pelajar yang duduk santai di dalam minimarket, menikmati waktu luang selepas sekolah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9
                    
                        Perjalanan Kasus Narkoba Ammar Zoni hingga Berujung di Nusakambangan
                        Megapolitan

    9 Perjalanan Kasus Narkoba Ammar Zoni hingga Berujung di Nusakambangan Megapolitan

    Perjalanan Kasus Narkoba Ammar Zoni hingga Berujung di Nusakambangan
    Penulis

    KOMPAS.com –
    Aktor Ammar Zoni kembali menjadi sorotan publik setelah kembali terseret kasus narkoba untuk keempat kalinya.
    Setelah melalui serangkaian kasus sejak 2017, kini ia resmi dipindahkan ke Lapas
    Super Maximum Security
    Nusakambangan, fasilitas pemasyarakatan dengan pengamanan paling ketat di Indonesia.
    Pemindahan ini dilakukan usai Ammar diduga terlibat dalam jaringan peredaran narkoba di dalam penjara.
    Lantas, bagaimana perjalanan kasus pidana narkoba yang dilakukan Ammar Zoni sejak 2017?
    Kasus narkoba pertama yang menjerat Ammar Zoni terjadi pada Juli 2017, ketika kariernya sedang naik daun melalui sinetron Anak Langit.
    Tim Pemburu Narkoba Polres Metro Jakarta Pusat menangkapnya di kediaman kawasan Depok, Jawa Barat, pada Jumat (7/7/2017).
    Dalam penggeledahan, polisi menemukan satu toples ganja kering seberat 39,1 gram, alat isap sabu, dan kertas papir. Hasil pemeriksaan menunjukkan Ammar positif mengonsumsi ganja dan sabu.
    Atas perbuatannya, ia dijatuhi hukuman rehabilitasi selama satu tahun di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur, Jakarta Timur. Masa rehabilitasi itu diperhitungkan sebagai masa tahanan.
    Setelah sempat bebas dan menata hidup bersama istrinya saat itu, aktris Irish Bella, Ammar kembali ditangkap pada Maret 2023.
    Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan meringkusnya di rumah kawasan Sentul, Bogor, pada Rabu (8/3/2023).
    Penangkapan ini merupakan hasil pengembangan dari sopir pribadinya yang lebih dulu diamankan polisi.
    Dalam penggeledahan, ditemukan dua bungkus sabu seberat 1,04 gram dan beberapa unit ponsel.
    Tes urine menunjukkan hasil positif narkoba. Ammar kemudian ditetapkan sebagai tersangka pada 10 Maret 2023 dan dijatuhi hukuman tujuh bulan penjara.
    Setelah masa tahanan dan rehabilitasi berakhir, ia dinyatakan bebas pada 4 Oktober 2023.
    Belum genap dua bulan setelah bebas, Ammar kembali ditangkap untuk ketiga kalinya pada Selasa (12/12/2023) di apartemen kawasan BSD, Tangerang Selatan.
    Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M. Syahduddi menyebut, penangkapan bermula dari laporan transaksi narkoba.
    Barang bukti yang disita meliputi empat paket sabu seberat 4,36 gram, satu paket ganja 1,32 gram, kertas papir, dan timbangan elektrik. Ammar juga mengaku sempat menggunakan sabu dan ganja sehari sebelum ditangkap.
    “Motif yang diperoleh dari AZ ketika konsumsi narkotika jenis sabu, ganja adalah untuk pelampiasan. Ketika yang bersangkutan mengalami masalah rumah tangga, maka ia gunakan narkotika tersebut,” kata Syahduddi.
    Atas kasus ini, Ammar dijerat Pasal 114 ayat 1 subsider Pasal 112 ayat 1 dan Pasal 111 ayat 1 juncto Pasal 132 ayat 1 UU Narkotika dengan ancaman minimal empat tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.
    Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat memvonisnya tiga tahun penjara dan denda Rp 1 miliar pada Agustus 2024.
    Jaksa kemudian mengajukan banding, dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman menjadi empat tahun penjara.
    Kasus terbaru muncul pada 2025. Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat (Kejari Jakpus) mengonfirmasi bahwa Ammar diduga terlibat dalam jaringan peredaran sabu dan tembakau sintetis di dalam Rutan Kelas I Jakarta Pusat (Rutan Salemba).
    “Iya benar, sudah tahap dua. Ada enam tersangka dalam perkara ini, salah satunya MAA alias AZ,” kata Plt Kasi Intel Kejari Jakpus, Agung Irawan, Kamis (9/10/2025).
    Menurut hasil penyidikan, Ammar berperan sebagai penampung atau gudang narkotika di dalam rutan.
    Barang-barang itu disimpan di bagian atas ruangannya sebelum diteruskan ke empat tersangka lain, yakni MR, AM, A, dan AP, untuk diedarkan ke penghuni rutan lain.
    Ammar disangka melanggar Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) dan/atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) UU Narkotika. Kasus ini disebut sebagai pengembangan dari peristiwa yang pertama kali terungkap pada Januari 2025.
    Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menyebut Ammar sebelumnya sudah dipindahkan ke Cipinang sejak Juli 2025.
    “Pada saat pemindahan itu rupanya kita kan enggak tahu kejadian yang ada di Rutan Salemba, jadi hanya waktu itu yang bersangkutan mendapatkan
    register app
    pelanggaran tata tertib,” ujarnya.
    “Bulan Januari 2025 kalau enggak salah kejadiannya itu, cuman memang baru dilimpahkan oleh penyidik ke Kejaksaan di hari Rabu yang lalu,” lanjut Wachid.
    Setelah penetapan tersangka, Ammar Zoni resmi dipindahkan dari Lapas Cipinang ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada Kamis (16/10/2025).
    Kasubdit Kerjasama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas), Rika Aprianti, mengatakan pemindahan dilakukan terhadap enam warga binaan berisiko tinggi.
    “Mereka akan ditempatkan di Lapas
    Super Maximum
    dan
    Maximum Security
    ,” ujarnya.
    Menurut Rika, pemindahan ini bertujuan untuk memberikan pengamanan serta pembinaan super maksimum agar perilaku warga binaan dapat berubah.
    “Mereka diberikan pengamanan dan pembinaan super maksimum, dan diharapkan langkah ini dapat mengubah perilaku mereka menjadi warga binaan yang lebih baik sesuai dengan tujuan sistem Pemasyarakatan,” jelasnya.
    Langkah pemindahan Ammar Zoni ke Nusakambangan menjadi babak baru dalam perjalanan hukumnya.
    Lapas
    Super Maximum Security
    Nusakambangan dikenal sebagai lembaga dengan pengawasan paling ketat di Indonesia, tempat pembinaan bagi narapidana berisiko tinggi agar tidak lagi terlibat dalam pelanggaran hukum di dalam penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Klaim Bensin Bioetanol Ada Aditif Anti-korosi

    Pertamina Klaim Bensin Bioetanol Ada Aditif Anti-korosi

    Jakarta

    Pertamina kini sudah menjual bahan bakar bensin dengan campuran etanol 5 persen atau bioetanol E5. Produk bioetanol Pertamina yang saat ini sudah dijual adalah Pertamax Green dengan RON 95.

    Penggunaan bahan bakar bioetanol E5 dinilai sebagai langkah untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sesuai target Net Zero Emission 2060.

    Pertamax Green 95 dengan kandungan 5 persen Bioetanol (E5) sudah 2 tahun dipasarkan oleh Pertamina Patra Niaga. Penjualan terus tumbuh dan saat ini sudah mencapai 163 SPBU di Pulau Jawa yang memasarkan produk tersebut. Pertamax Green dengan kandungan bioetanol 5 persen saat ini tersedia di beberapa SPBU Pertamina di Jakarta, Bogor, Depok, beberapa kota Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    “Kami memahami bahwa dalam memasarkan varian baru perlu waktu untuk edukasi kepada masyarakat atas manfaat dari Bioetanol, selain emisi yang dihasilkan lebih ramah lingkungan, produk ini juga mempunyai karakteristik akselerasi yang baik,” kata Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Mars Ega Legowo Putra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/10/2025).

    Mars Ega menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terkait karakteristik dari Bioetanol. Menurutnya, di bensin Pertamax Series terdapat aditif yang memiliki fungsi untuk corrosion inhibitor (mengurangi efek korosi) dan demulsifier (mengurai kontaminasi air) untuk mengantisipasi faktor-faktor yang dapat mengganggu performa mesin.

    Sebelumnya, Pusat Kajian Ketahanan Energi Untuk Pembangunan Berkelanjutan Universitas Indonesia (Puskep UI) menyatakan kandungan etanol untuk bahan bakar minyak (BBM) sudah lazim dilakukan di luar negeri, bahkan mencapai 5 persen, 8 persen, dan 10 persen. Selain itu, keberadaannya positif untuk lingkungan, karena bisa mengurangi emisi karbon.

    “Itu sudah lazim dipakai dan berpengaruh sangat baik untuk lingkungan, mereduksi emisi karbon, di Eropa mereka biasa gunakan 5-8 persen. Di Amerika dan Australia begitu juga. Karena ada beberapa tujuan lain, tidak semata-mata kepentingan bisnis, namun agar mengurangi minyak dari fosil,” kata Direktur Eksekutif Puskep UI Ali Ahmudi, di Jakarta, dikutip dari Antara.

    Menurut Ali, perusahaan-perusahaan energi di berbagai negara juga pasti ingin terlibat dalam proses transisi energi untuk mereduksi emisi dan global warming. Salah satunya, adalah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.

    Dosen Jurusan Rekayasa Minyak dan Gas Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Muhammad Rifqi Dwi Septian juga punya pandangan serupa. Menurutnya, etanol justru memiliki dampak positif terhadap performa mesin. Kandungan oksigen yang tinggi pada etanol bikin pembakarannya jadi sempurna.

    “Itu membuat kadar karbon monoksida dan hidrokarbon tidak terbakar bisa berkurang, artinya lebih ramah lingkungan,” kata Rifqi.

    (rgr/din)

  • Cabuli Anak Dibawah Umur, Anggota DPRD Depok Rudy Kurniawan Divonis 10 Tahun Penjara

    Cabuli Anak Dibawah Umur, Anggota DPRD Depok Rudy Kurniawan Divonis 10 Tahun Penjara

    GELORA.CO – Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Kota Depok menjatuhkan vonis pidana penjara selama 10 tahun terhadap anggota DPRD Depok, Rudy Kurniawan dalam kasus pencabulan anak dibawah umur. 

    Majelis Hakim menyatakan bahwa Rudy telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan membujuk anak dibawah umur berusia 15 tahun untuk melakukan persetubuhan sebagai mana yang tertuang dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU). 

    “Mengadili, satu, menyatakan Terdakwa Rudy Kurniawan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tidak pidana dengan sengaja melakukan tipu muslihat, membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya sebagaimana dalam dakwaan,” kata Majelis Hakim saat membacakan putusan, Rabu (15/10/2025).

    Selain pidana penjara, Majelis Hakim juga menjatuhkan pidana denda sebesar Rp 300 juta subsidair tiga bulan masa tahanan. Hakim juga memerintahlan Rudy untuk tetap berada di dalam tahanan. 

    “Menjatuhkan pidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 10 tahun dan denda sejumlah Rp 300 juta. Dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan,” ujarnya.

  • Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Harga Internet Murah 100 Mbps Akhirnya Diumumkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan pemenang berikut harga yang harus dibayarkan oleh pengguna frekuensi 1,4 GHz. Frekuensi ini dialokasikan untuk layanan internet murah dengan kecepatan 100 Mbps di seluruh Indonesia.

    Komdigi dua pemenang dalam lelang ini yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama yang merupakan anak perusahaan Surge (WIFI) serta Eka Mas Republik pemilik MyRepublic.

    Untuk regional I yang mencakup wilayah Jawa dan Papua, Surge memenangi lelang dengan harga Rp 403.764.000.000. MyRepublic memenangi lelang untuk regional II dan regional III yang mencakup wilayah lain di Indonesia.

    Untuk regional II yang antara lain mencakup wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Sumatra, MyRepublic berani membayar harga Rp 300.888.000.000. Di regional III, MyRepublic memenangi hak pengguna frekuensi dengan membayar Rp 100.888.000.000

    Berikut adalah daftar lengkap regional dan zona untuk layanan internet broadband wireless access (BWA) menggunakan frekuensi 1,4 GHz:

    Regional I

    Regional tersebut terdiri dari enam zona, berikut daftarnya:

    Zona 4 : Banten, Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi

    Zona 5 : Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi)

    Zona 6 : Jawa Tengah dan Yogyakarta

    Zona 7 : Jawa Timur

    Zona 9 : Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya

    Zona 10 : Maluku dan Maluku Utara

    Regional 2

    Zona 1 : Aceh dan Sumatra Utara

    Zona 2 : Sumatra Barat, Riau, dan Jambi

    Zona 3 : Kepulauan Bangka Belitung, Sumatra Selatan, Bengkulu, dan Lampung

    Zona 8 : Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur

    Zona 15 : Kepulauan Riau

    Regional 3

    Zona 11 : Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara

    Zona 12 : Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah

    Zona 13 : Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat

    Zona 14 : Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur

    Lelang frekuensi terakhir yang dilakukan pemerintah berlangsung pada 2020. Saat itu, Telkomsel memenangi frekuensi 2,3 GHz dengan penawaran senilai Rp 1 triliun dan frekuensi 2,1 GHz dimenangi oleh Indosat dan Tri dengan harga 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]