kab/kota: Depok

  • Viral Sekolah Tahan Puluhan Ijazah Siswa karena Nunggak Bayar Iuran, Kepsek Bantah: Tidak Ada

    Viral Sekolah Tahan Puluhan Ijazah Siswa karena Nunggak Bayar Iuran, Kepsek Bantah: Tidak Ada

    TRIBUNJATIM.COM – Ijazah puluhan siswa SMKN di Depok ditahan sekolah viral di media sosial.

    Ijazah ditahan karena puluhan siswa tersebut belum membayar tunggakan iuran sekolah.

    Kini setelah viral, puluhan wali murid dan alumni mendatangi sekolah untuk mengambil ijazah yang ditahan, Jumat (24/1/2025).

    Adapun kasus ini menimpa para siswa di SMKN 3 Depok.

    Namun terkait ijazah ditahan ini langsung dibantah oleh Kepala Sekolah SMKN 3 Depok, Samsuri.

    Samsuri mengatakan, orangtua siswa sendirilah yang belum datang ke sekolah untuk mengambil ijazah anaknya.

    “Istilah penahanan ijazah tidak ada, hanya orangtua itu sebenarnya belum pernah datang ke sekolah untuk mengambil ijazah,” kata Samsuri, Jumat, dikutip dari Kompas.com.

    Dia menerangkan, orangtua bisa mengambil ijazah anak-anaknya meski tidak didampingi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

    “Sebenarnya selama ini walaupun nggak pakai itu pasti difasilitasi. Toh hak dia, jadi tidak ada istilah sekolah menahan ijazah,” imbuh dia.

    Soal tunggakan orangtua siswa, Samsuri menilai, iuran tersebut atas kesepakatan komite sekolah.

    “Kalau memang orangtua merasa masih memiliki kewajiban terus belum ada, akhirnya nggak datang untuk ambil ijazah,” urai Samsuri.

    Puluhan wali murid dan alumni mendatangi SMKN 3 Depok untuk mengambil ijazah yang sempat ditahan. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy)

    Dia menekankan, bukan tunggakan iuran sekolah. 

    Namun mereka ada kewajiban selama bersekolah.

    “Istilahnya sesuai dengan kesepakatan waktu rapat komite. Itu yang menentukan bukan sekolah, komite itu. Misalnya ada LSP, PKL, dan sebagainya, itu yang menentukan bukan sekolah,” sambung dia.

    Salah satu orangtua murid berinisial L mengaku, ijazah anaknya ditahan pihak sekolah karena masih memiliki tunggakan iuran.

    “Karena aku belum punya uang, ada tunggakan, kalau enggak salah Rp 2,8 juta,” tutur L.

    Pihak SMKN 3 Depok berdalih, L belum melunasi sumbangan pembangunan di awal sekolah.

    “Sebenarnya enggak ada nominal ke SPP, cuma waktu pertama masuk SMK ini obrolannya sumbangan,” imbuh dia.

    Setiap murid dibebankan biaya hingga Rp 8,4 juta.

    “Kalau dinominalkan kelas 10 sampai kelas 12 itu sekitar Rp 8,4 juta kurang lebih. Itu sudah termasuk PKL, wisuda, pokoknya seragam, sudah semua segitu. Cuma bisa dicicil,” beber dia.

    Nasib serupa juga dialami Rony.

    Ia tidak bisa mengambil ijazah anaknya karena belum melunasi sumbangan sekolah dengan nominal Rp 6 juta.

    “Pas mau ngambil, ditotalkan Rp 6 juta, tapi enggak tahu yang lain. Saya baru bayar Rp 100.000,” kata dia.

    Roni mengaku tak mampu membayar nominal yang disodorkan pihak sekolah, hingga berujung ijazah anaknya ditahan.

    “Aduh, enggak bisa kalau Rp 6 juta. Yang Rp 2 juta aja saya enggak bisa,” imbuh dia.

    Setelah kedatangan orangtua dan alumni ke sekolah, pihak SMKN 3 Depok telah mengembalikan ijazah puluhan siswa tersebut.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Nelangsa Penjual Batagor Dibayar Pakai Uang Palsu Rp300 Ribu, Pembeli Minta Buru-buru saat Transaksi

    Nelangsa Penjual Batagor Dibayar Pakai Uang Palsu Rp300 Ribu, Pembeli Minta Buru-buru saat Transaksi

    TRIBUNJATIM.COM – Nasib penjual batagor keliling merugi karena dibayar uang palsu oleh pembelinya.

    Penjual tersebut mengalami kerugian hingga Rp300 ribu.

    Menurutnya, pembelinya tersebut minta buru-buru ketika transaksi.

    Namun ternyata uang yang diberikan adalah uang palsu.

    Kasus ini menimpa Asep Abdulrahman, penjual batagor keliling di kawasan Kota Bekasi.

    Asep menjadi korban transaksi uang palsu ketika berjualan.

    Asep yang kerap berkeliling di kawasan SMAN 2 Kota Bekasi, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi itu mengaku mengalami kerugian hingga Rp 300 ribu.

    “Udah tiga kali (Kejadian) Rp 300.000 rugi,” kata Asep saat ditemui saat berjualan di kawasan SMAN 2 Kota Bekasi, Rabu (22/1/2025), dikutip dari Tribun Depok.

    Asep menjelaskan awal dirinya mengetahui uang tersebut palsu ketika tengah menghitung hasil jualan harian.

    Ketika diraba, uang palsu rupanya memiliki perbedaan pada bagian teksturnya yang dinilai lebih keras dari uang asli.

    “Uang palsu ciri-cirinya diraba beda, terus keras dan rapih,” jelasnya.

    Asep menuturkan uang palsu yang kerap digunakan pelaku adalah pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu.

    Penjual batagor keliling kawasan Kota Bekasi, Asep Abdulrahman mengaku rugi lantaran pembelinya menggunakan uang palsu. (TribunBekasi.com/Rendy Rutama Putra)

    Setiap melakukan transaksi, pelaku kerap beraksi seorang diri dan ketiganya adalah perempuan.

    Tidak hanya itu, para pelaku juga kerap berdalih terburu-buru ketika melakukan transaksi.

    “Pokoknya minta buru-buru waktu beli batagor, paling tujuannya biar saya tidak tahu,” tuturnya.

    Asep berharap pihak kepolisian dapat segera melakukan pengawasan dan menggelar sosialisasi kepada masyarakat terkait antisipasi uang palsu.

    “Harapannya polisi biar ada sosialiasi, soalnya uang palsu itu mirip juga kayak uang asli,” ujarnya.

    Sebagai informasi, peredaran atau penjualan uang palsu diduga telah mewabah hingga ke marketplace sosial media Facebook.

    Seorang penjual uang palsu dengan akun berinisial JI mengatakan harga barang tersebut dijual dengan nilai Rp 100 untuk nominal 1 juta.

    “Harganya Rp 100 ribu dapat Rp 1 juta, Rp 200 ribu dapat Rp 2 juta, dan Rp 300 ribu dapat Rp 3 juta, itu hanya pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu (Uang palsu),” kata JI saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).

    JI menjelaskan pembelian uang palsu tersebut tidak bisa dilakukan dengan konsep offline atau pembayaran langsung.

    Melainkan hanya bisa melalui pengiriman menggunakan jasa ekspedisi.

    “Pengiriman lewat ekspedisi, tidak bisa ketemu langsung,” jelasnya.

    Sebelumnya diketahui, TribunBekasi sempat berupaya mengetahui adanya peredaran uang palsu dengan menelusuri ‘Jual Uang Palsu’ di marketplace Facebook pada Rabu (15/1/2025) dan menitik wilayah radius dua kilometer kawasan Kota Bekasi melalui fitur lokasi.

    Hasilnya terdapat sejumlah unggahan atau postingan oleh akun beragam yang menjualnya dengan keterangan ‘UPAL SUPER KW’ atau ‘UEP4L KW 1 SUPER’.

    Jika ada yang berminat, penjual atau pemilik akun mencantumkan nomor telepon atau WhatsApp di kolom keterangan.

    Bahkan penjual juga memastikan barang yang dijual itu mampu mengelabui alat pendeteksi keaslian uang sinar UV.

    Sejumlah unggahan tersebut dapat terlihat oleh akun secara umum.

    Ilustrasi uang palsu. (Dok. Polres KP via Kompas.com)

    “Kualitas KW 1 lolos, lolos 3D, lolos indomart atau alfamart, lolos sinar UV,” tertulis dalam unggahan akun JI, Rabu (15/1/2025).

    Guna meyakinkan calon pembeli, para penjual tersebut juga mencantumkan bukti chat dengan beberapa konsumen.

    Menanggapi hal itu, seorang pengguna Facebook, Andre (28) mengatakan aktivitas unggahan seperti itu rupanya memang kerap ditemukan di marketplace.

    Sehingga laki-laki asal Kecamatan Bekasi Timur itu pun mengaku unggahan dugaan menjual uang palsu tersebut bukan suatu hal yang baru.

    “Saya pernah lihat postingan itu (jual uang palsu) tidak cuma satu akun, tapi tidak tahu ya orangnya yang jual,” kata Andre saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2025).

    Senada disamapaikan pengguna Facebook lainnya, Arya (26) menjelaskan dugaan penjualan itu juga kerap ia temukan di marketplace.

    Namun dirinya mengungkapkan belum mengetahui secara langsung proses transaksinya.

    “Kalau di Facebook ia pernah liat ada itu, tapi tidak tahu juga itu benar atau tidak, tidak pernah lihat langsung juga dan tidak pernah hubungi penjual,” ungkapnya.

    Berdasarkan hal itu, Arya berharap pihak kepolisian dapat segera menelusuri aktivitas tersebut.

    Dikhawatirkan dugaan penjualan uang palsu tersebut benar terjadi dan memungkinkan merugikan masyarakat.

    “Harapannya polisi selidiki ya, karena takutnya kita bisa jadi korban, bahkan warga lainnya,” tutupnya

    Sementara Polres Metro Bekasi Kota merespons peredaran atau penjualan uang palsu diduga telah mewabah hingga ke marketplace Facebook.

    Kasi Humas Polres Metro Bekasi Kota, AKP Suparyono mengatakan pihaknya akan mengimbau kepada masyarakat jika menemukan dan mempunyai bukti ada  penjualan uang palsu untuk melapor ke pihak Kepolisian.

    Selain itu masyarakat juga dapat mengadu melalui call center 110 yang nantinya akan segera dilayani.

    “Polri dan Polres Metro Bekasi Kota akan pro aktif apabila ada laporan terkait uang palsu,” kata Suparyono saat dikonfirmasi, Kamis (16/1/2025).

    Lalu Suparyono menjelaskan personel Bhabinkamtibmas terus melakukan edukasi kepada masyarakat perihal pencegahan peredaran uang palsu tersebut.

    “Pencegahan bisa melalui bhabinkamtibmas memberikan edukasi agar masyarakat benar benar memastikan bahwa uang yang ada benar benar asli dengan cara memeriksa yaitu dilihat, diraba dan diterawang,” jelasnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

  • Penanganan Skoliosis yang Tepat pada Anak – Halaman all

    Penanganan Skoliosis yang Tepat pada Anak – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter ahli di Klinik Nyeri & Trauma Center Ajiantoro menyebut, pada anak-anak dan remaja penyakit skoliosis banyak dikeluhkan.

    Skoliosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang yang dapat terjadi akibat kesalahan aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga ada perubahan bentuk di tulang bagian belakang.

    Ia mengatakan, posisi duduk yang salah bisa berisiko nyeri punggung, sakit leher, badan pegal-pegal dan jika hal ini terus dibiarkan akan terjadi skoliosis (tulang belakang melengkung ke samping).

    “Kondisi skoliosis ini sering terjadi pada anak-anak muda ini karena Lifestyle. Dulu sering diajarkan cara duduk yang baik, bagaimana posisi yang benar. Tapi sekarang dengan gadget, sering duduk, tidur-tiduran cenderung banyak menunduk dan sebagainya ini yang menjadi pemicu,” kata dia di temui pada HUT ke-7 Brawijaya Hospital Depok, baru-baru ini.

    Ajiantoro mengatakan, umumnya skoliosis dapat diobati tanpa tindakan bedah jika kelainan ini diketahui sejak dini dan sudut kelengkungan belum terlalu besar

    Sehingga ia meminta masyarakat yang mengalami keluhan skoliosis untuk tidak takut memeriksakan diri ke dokter.

    “Hal ini sangat tergantung dengan derajat kelengkungan dan assesement-nya (operasi atau tidaknya),” sebut Ajiantoro.

    Jika dibiarkan skoliosis akan membuat saraf tertekan atau terjepit dimana kondisi ini membuat pusing, pegal, mudah lelah bahkan mempengaruhi kondisi kesehatan mata.

    Dokter Ajiantoro menuturkan, salah satu yang bisa dilakukan untuk menangani skoliosis pada anak adalah pemakaian Brace skoliosis, yaitu korset yang berfungsi untuk membantu meredakan skoliosis.

    Brace ini menyerupai berupa jaket plastik kaku menyerupai korset yang dilengkapi dengan tali untuk merekatkannya pada tubuh, sehingga bisa menopang tulang punggung agar tetap lurus.

    Penggunaan brace ini biasanya dilakukan sebagai langkah pertama dalam pengobatan skoliosis pada anak-anak.

    Tujuannya untuk mencegah kondisi melengkung bertambah parah, sehingga tidak perlu ditangani dengan prosedur operasi.

    Selain penggunaan brace, penanganan skoliosis pada anak dapat dilakukan dengan pemantauan rutin maupun fisioterapi.

    Pasien bisa memeriksakan diri ke Klinik Nyeri & Trauma Center dengan harapan penanganan nyeri dan trauma secara menyeluruh untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

    Seperti Manajemen Nyeri Akut dan Kronis, Trauma Orthopedic, Spinal Pain Management, Rehabilitasi Pasca Trauma, Penanganan Gangguan Muskuloskeletal Lainnya serta Layanan Dukungan Psikologis.

    “Peluncuran ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk terus menghadirkan layanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat,” ujar Presiden Direktur Brawijaya Healthcare Amira Ganis.

     

  • PKS Dinilai Gagal Move On Buntut Minta Anies Tak Bentuk Parpol, Berkaca Pilkada Jakarta dan Depok

    PKS Dinilai Gagal Move On Buntut Minta Anies Tak Bentuk Parpol, Berkaca Pilkada Jakarta dan Depok

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pengamat Politik Adi Prayitno menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gagal ‘move on’ dari Anies Baswedan.

    Hal itu menyikapi pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang berharap Anies Baswedan tidak mendirikan partai politik (parpol) sendiri pada Pemilu 2029.

    Mardani meminta Anies Baswedan tidak khawatir untuk tidak bisa maju pada Pilpres 2029.

    “Menarik bagi saya itu dari Mardani yang mengatakan kalau bisa Anies itu jangan bikin partai politik kalau ormas boleh,” kata Adi Prayitno dikutip TribunJakarta.com dari akun Youtube Adi Prayitno Official, Jumat (24/1/2025).

    Meskipun terkesan bercanda, kata Adi Prayitno, Mardani merupakan orang penting di PKS. 

    Ia pun melihat PKS susah move on dari Anies Baswedan. Pasalnya, Anies Baswedan sudah bersama PKS sejak Pilkada Jakarta 2017.

    Kebersamaan itu membuat PKS menjadi partai politik yang cukup diperhitungkan.

    “Karena Anies Baswedan dan PKS itu seringkali dianggap identik. Kita ingat persis dulu ketika Anies menang sebagai Gubernur Jakarta ketika dikritik oleh berbagai pihak khususnya dikritik PSI, dikritik PDIP ataupun kelompok-kelompok moderat maka PKS adalah partai yang paling terdepan memberikan dukungan politik pasang badan kepada Anies,” tuturnya.

    Bahkan, ujar Adi, secara personifikasi politik Anies Baswedan memang cukup identik. Sehingga, tidak mengheran bila publik menilai Anies Baswedan sama dengan PKS.

    “Mardani Ali sera yang kemudian mengatakan Anies jangan ya bikin partai itu adalah sebagai salah satu bentuk kegagalan move on,” katanya.

    Hal lainnya, Adi Prayitno membeberkan hasil Pileg 2024, PKS naik secara signifikan karena identik dengan Anies Baswedan. Dampak lainnya, jagoan PKS dalam Pilkada 2024 babak belur dan kalah setelah berpisah dengan Anies Baswedan.

    KLIK SELENGKAPNYA: Ormas Bentukan Anies Baswedan Bisa Menjadi Tiket Lawan Prabowo dan Gibran di Pilpres 2029. Pengamat Ungkap Sehebat Apa Anies Baswedan Tanpa Partai Politik.

    Adi mencontohkan Pilkada Depok, Pilkada Jawa Barat dan Pilkada Jakarta. 

    Padahal, kata Adi, Kota Depok seringkali disebut sebagai kandang PKS.

    “Jadi orang-orang yang selama ini merasa puas dengan Anies, merasa dekat dan memilih Anies ya dalam pilpres 2024 yang lalu itu merasa kecewa ketika PKS tidak mencalonkan Anies di Pilkada Jakarta jadi orang yang merasa dekat dengan Anies sejak lama tiba-tiba kecewa dengan PKS. Mereka kemudian berpaling tidak memilih jagoan PKS yang ada di Depok,” imbuhnya.

    Contoh lainnya Pilkada Jawa Barat, dimana suara jagoan PKS yakni Ahmad Syaikhu terjun bebas.

    Adi menuturkan para pemilih PKS yang selama ini dekat dengan Anies secara perlahan mundur dan tak lagi memilih jagoan PKS.

    “Yang paling nyata tentu yang ada di Jakarta. Jadi pemilih-pemilih Anies itu memang digiring oleh Anies tidak mendukung Ridwan Kamil dan Suswono tapi justru lebih berkongsi dengan Pram dan Doel,” ungkapnya.

    Adi menegaskan dukungan dan deklarasi Anies Baswedan secara terbuka membuat pasangan Pramono Anung-Rano Karno memenangkan Pilkada Jakarta 2024 satu putaran.

    Selain itu, Adi menduga alasan lain Mardani Ali Sera menyarankan Anies Baswedan tidak mendirikan partai politik. 

    Pasalnya, tidak gampang untuk membentuk partai politik yang bertujuan lolos verifikasi faktual sebagai peserta pemilu.

    “Kalaupun toh lolos, dia jadi peserta pemilu belum tentu dia lolos ambang batas parlemen,” ujarnya.

    “Mungkin Mardani Ali Sera ini ingin menyelamatkan Anies Baswedan karena kalau Anies bikin partai enggak bisa ikut pemilu atau bisa ikut pemilu tapi enggak lolos ke parlemen ini partainya ini kan justru akan mempermalukan Anis secara berlipat ganda pasti banyak suara bising di mana-mana tuh,” jelasnya.

    Pernyataan PKS

    Sebelumnya, Mardani Ali Sera bertemu Anies Baswedan di kediaman Mantan Gubernur Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Senin (20/1/2025). 
    Mulanya, Mardani bercerita Anies meminta izin untuk membuat suatu perkumpulan di bawah naungannya.

    Namun, perkumpulan bentukan Anies tersebut tidak berbentuk organisasi masyarakat (ormas) ataupun parpol. Nantinya, perkumpulan itu akan berbentuk sebuah aksi bersama.

    “Kalau saya titip jangan bentuk parpol ya mas,” ujar Mardani meniru ucapannya kepada Anies dalam pertemuan itu saat berbincang dengan awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Mardani menuturkan dirinya memang berharap agar Anies tidak membuat partai politik (parpol) sendiri. Meskipun, ia menyadari adanya kekhawatiran Anies tidak bisa mendapatkan tiket pencapresan.

    Mardani pun meminta Anies tidak khawatir dengan kemungkinan tersebut. Dia mengingatkan saat ini sudah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.

    Dengan begitu, kata Mardani, semua parpol bisa memajukkan calon sendiri di pilpres 2029. Dia pun meyakini banyak parpol yang nantinya akan melirik untuk mengusung Anies menjadi capres.

    “Kan sudah ada, keputusan MK semua parpol peserta pemilu yang lolos peserta pemilu bisa mengajukan dan akan banyak yang mengajak mas Anies karena mutualiasme simbiosis partai kecilnya atau partai yang belum itu pingin dapat tokoh, pastinya pengin dapat tiket,” ungkapnya.

    Di sisi lain, Mardani pun menjawab apakah PKS sudah sempat menyarankan Anies untuk bisa bergabung menjadi kader PKS. Terkait hal ini, dia menyerahkan semua keputusan kepada Anies.

    “Kalau PKS kayaknya udah deket. Kalau itu kita bebaskan Mas Anies. Bebas, mas Anies mau ke mana boleh,” jelasnya. (TribunJakarta/Tribunnews.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Demi Lunasi Utang Fico Fachriza Jual Rumah

    Demi Lunasi Utang Fico Fachriza Jual Rumah

    Jakarta, Beritasatu.com – Komika Fico Fachriza akhirnya menjual rumah pribadinya untuk membayar utang yang dipinjamnya dari sejumlah selebritas dan pinjaman online (pinjol).

    Fico mengaku harus bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. Selain itu, tindakannya tersebut bertujuan untuk mengembalikan nama baiknya yang sempat tercoreng akibat kasus dugaan penipuan berkedok pinjam uang yang sempat ramai beberapa waktu lalu.

    “Sebagai bagian dari usaha saya juga untuk lepas dari riba, pinjol, utang pada kerabat dan masalah-masalah yang saya buat. Bismillah, saya ingin menjual aset berupa rumah yang berlokasi di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat,” ungkap Fico dalam unggahan Instagramnya yang dikutip Beritasatu.com, Jumat (24/1/2025).

    Dijelaskan oleh Fico, rumah yang dijualnya ini dapat dibeli dengan beberapa metode pembayaran yang mempermudah calon pembeli sehingga rumahnya cepat laku.

    “Buka harga Rp 425 juta. Bisa secara tunai bertahap. Surat sedang diurus atau dipecah karena tadinya satu tanah dibuat empat bangunan,” jelasnya.

    Dalam unggahan tersebut, Fico Fachriza juga memaparkan spesifikasi rumah yang ingin dijualnya agar menjadi gambaran bagi pembelinya.

    “Untuk spesifikasi rumahnya ada dua kamar. Satu kamar utama dengan kamar mandi dalam. Dua kamar mandi. Satu di dalam kamar dan satu di luar. Kitchen set, garasi lebar muat dua mobil. Satu lagi cuma baru pernah ditempati sama @abdurarsyad sama keluarga waktu rumahnya lagi renovasi,” tandas Fico yang ingin menjual rumahnya untuk melunasi utang.

  • Viral Puluhan Ijazah Siswa SMKN 3 Depok Ditahan Karena Tunggak Iuran, Ini Penjelasan Kepala Sekolah – Halaman all

    Viral Puluhan Ijazah Siswa SMKN 3 Depok Ditahan Karena Tunggak Iuran, Ini Penjelasan Kepala Sekolah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK- Ijazah puluhan siswa SMKN 3 Depok, Sukmajaya, Jawa Barat, viral ditahan karena tunggakan iuran.

    Puluhan wali murid dan alumni mendatangi SMKN 3 Depok, Sukmajaya mengambil ijazah yang sempat ditahan, Kamis (24/1/2025).

    Kepala Sekolah SMKN 3 Depok, Samsuri membantah penahanan ijazah tersebut.

    Samsuri berdalih, orangtua siswa sendirilah yang belum datang ke sekolah mengambil ijazah anaknya.

    “Istilah penahanan ijazah tidak ada, hanya orang tua itu sebenarnya belum pernah datang ke sekolah untuk mengambil ijazah,” kata Samsuri, Jumat (24/1/2025).

    Samsuri menjelaskan, orang tua bisa mengambil ijazah anak-anaknya meski tidak didampingi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

    “Sebenarnya selama ini walaupun nggak pakai itu pasti difasilitasi toh hak dia, jadi tidak ada istilah sekolah menahan ijazah,” ungkapnya.

    Sedangkan, terkait tunggakan orang tua siswa, Samsuri menilai, iuran tersebut atas keselamatan komite sekolah.

    “Kalau memang orang tua merasa masih memiliki kewajiban terus belum ada, akhirnya nggak datang untuk ambil ijazah,” ungkapnya.

    “Itu tidak betul bukan tunggakan tapi mereka ada kewajiban selama bersekolah, istilahnya sesuai dengan kesepakatan waktu rapat komite, itu yang menentukan bukan sekolah komite itu misalnya ada LSP, PKL, dan sebagainya, itu yang menentukan bukan sekolah,” sambungnya.

    Puluhan Ijazah ditahan 

    Diberitakan sebelumnya, puluhan wali murid dan alumni mendatangi SMKN 3 Depok, Sukmajaya mengambil ijazah yang sempat ditahan, Kamis (24/1/2025).

    Penahan ijazah tersebut sempat viral dan menjadi polemik di media sosial (medsos) hingga akhirnya pihak sekolah memberikannya.

    Orangtua murid, berinisial L mengaku, ijazah anaknya ditahan pihak sekolah karena masih memiliki tunggakan iuran.

    “Karena aku belum punya uang, ada tunggakan, kalau nggak salah 2,8 juta,” kata L.

    Pihak SMKN 3 Depok berdalih, L belum melunasi sumbangan pembangunan di awal sekolah.

    “Sebenarnya nggak ada nominal ke SPP, cuma waktu pertama masuk SMK ini obrolannya sumbangan,” ujarnya.

    Jumlah uang yang dibebankan ke wali murid juga tak tanggung-tanggung, tiap orang dibebankan biaya hingga Rp8,4 juta.

    “Kalau dinominalkan kelas 10 sampai kelas 12 itu sekitar 8,4 juta kurang lebih. Itu sudah termasuk PKL, wisuda pokoknya seragam, udah semua segitu, cuma bisa dicicil,” ujarnya.

    Nasib serupa juga dialami, Rony, ia tak dapat mengambil ijazah anaknya karena belum melunasi sumbangan sekolah dengan nominal Rp 6 juta.

    “Pas mau ngambil, ditotalkan Rp 6 juta, tapi enggak tahu yang lain, saya baru bayar Rp 100 ribu,” ungkapnya.

    Roni mengaku tak mampu membayar nominal yang disodorkan pihak sekolah, hingga berujung ijazah anaknya ditahan. 

    “Aduh enggak bisa kalau Rp 6 juta yang 2 juta aja saya nggak bisa,” pungkasnya. (m38)

    Penulis: M. Rifqi Ibnumasy

     

  • Kabel Menjuntai Dekat Terminal Jatijajar Depok dan Ganggu Lalin

    Kabel Menjuntai Dekat Terminal Jatijajar Depok dan Ganggu Lalin

    Depok

    Sebuah kabel menjuntai di Jl Raya Bogor, tak jauh dari Terminal Jatijajar Depok pagi ini. Lalu lintas di sekitar lokasi kejadian tampak terganggu.

    Pantauan detikcom, Jumat (24/1/2025), kabel menjuntai hingga ke tengah jalan. Kendaraan seperti truk melintas dengan pelan-pelan.

    Sejumlah warga tampak mencoba membenarkan kabel menjuntai tersebut. Mereka menggunakan bambu untuk mengganjal sementara kabelnya.

    Salah satu warga bernama Aep (65) mengatakan bahwa kabel tersebut menjuntai belum lama terjadi. Dia sendiri tak melihat awal mulanya kabel tersebut bisa menjuntai.

    “Barusan ini, tapi saya nggak lihat persis kenapanya,” kata dia di lokasi.

    Sementara petugas Dinas Perhubungan Kota Depok sudah berada di lokasi. Petugas bersama warga mencoba membetulkan kabel menjuntai tersebut.

    (rdh/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Samsat Keliling Jadetabek ada di sini

    Samsat Keliling Jadetabek ada di sini

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyediakan layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling untuk membantu para wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), Jumat.

    Sejumlah syarat harus diperhatikan sebelum membayar pajak kendaraan, yakni membawa beberapa dokumen seperti KTP, BPKB dan STNK asli yang disertai lampiran fotokopi.

    Gerai Samsat Keliling hanya melayani pembayaran PKB tahunan. Sedangkan untuk perpanjangan STNK (lima tahunan) dan ganti pelat nomor kendaraan harus mendatangi kantor Samsat terdekat.

    1. Di halaman parkir Samsat Jakarta Pusat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB

    2. Di halaman parkir Samsat dan Parkiran Itali Mall Artha Kelapa Gading Jakarta Utara pukul 08.00-14.00 WIB

    3. Di Mal Citraland Jakarta Barat pukul 08.00-14.00 WIB

    4. Di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Gedung Sampoerna Strategic Square Jakarta Selatan pukul 09.00-14.00 WIB

    5. Di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur pukul 08.00-14.00 WIB

    6. Di Parkiran Busway Foodmospher dan Alun-alun Cibodas Kota Tangerang pukul 08.00-13.00 WIB

    7. Di halaman parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan Mal ITC BSD Serpong pukul 15.00-19.00 WIB

    8. Di Kantor Kecamatan Pinang dan Rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh Ciledug pukul 09.00-12.00 WIB

    9. Di Kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-11.00 WIB

    10. Di Pasar Modern Intermoda Cisauk dan Halaman GTown Square Gading Kelapa Dua pukul 08.00-14.00 WIB

    11. Di Taman Wisata Kuliner Narogong Indah Kota Bekasi pukul 09.00-11.00 WIB

    12. Di Kantor Bupati Kabupaten Bekasi pukul 09.00-12.00 WIB

    13. Di halaman Parkir Samsat pukul 08.00-14.00 WIB dan Kantor Kelurahan Tugu Depok pukul 08.00-12.00 WIB

    14. Di halaman Kantor Kelurahan Bedahan Cinere pukul 08.00-12.00 WIB.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Resmi Bercerai, Galiech Ridha Pasrah Berpisah dengan Asri Welas

    Resmi Bercerai, Galiech Ridha Pasrah Berpisah dengan Asri Welas

    Jakarta, Beritasatu.com – Galiech Ridha Rahardja hanya bisa pasrah menerima putusan majelis hakim Pengadilan Agama (PA) Depok, Jawa Barat karena mengesahkan perceraian dengan selebritas Asri Welas. 

    Meskipun sudah 17 tahun bersama sebagai pasangan hidup, Galiech mengungkapkan ia tidak akan mengajukan banding atas putusan yang dibacakan hari ini.

    “Saya terima segala putusan majelis hakim tentang perkara perceraian saya dengan Mbak Asri,” ujar Galiech di PA Depok, Kamis (23/1/2025).

    Terkait masalah anak, Galiech sepakat untuk menyerahkan hak asuh ketiga anak mereka kepada Asri. Ia percaya, Asri Welas akan tetap mampu menjadi ibu yang baik bagi anak-anak mereka, meskipun memiliki kesibukan yang padat.

    “Walaupun sibuk, Mbak Asri selalu menyempatkan waktu untuk anak-anak. Di rumah juga ada support system yang mendukung, termasuk mertua saya yang tinggal bersama kami, serta suster-suster yang membantu merawat anak-anak. Jadi, saya yakin semuanya akan berjalan baik dengan Mbak Asri dan saya percaya dia bisa meng-handle semuanya,” tambah Galiech.

    Meskipun sudah berpisah sebagai suami istri, Galiech Ridha Rahardja berkomitmen untuk tetap menjaga komunikasi yang baik dengan Asri demi kebaikan anak-anak mereka.

    “Kami sekarang memang bukan lagi suami istri, tapi saya tetap menjadi bapaknya anak-anak, dan dia tetap ibu dari anak-anak. Kami akan tetap berkomunikasi dengan baik dan menjalani co-parenting,” jelasnya.

    Galiech mengatakan, baik dirinya maupun Asri Welas memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penting untuk saling mengetahui perkembangan masing-masing demi kebaikan anak-anak.

    Dalam amar putusan perceraian ini, majelis hakim mengabulkan gugatan cerai yang diajukan Asri Welas pada November 2024. Asri diberi hak asuh atas ketiga anak mereka, sementara Galiech tetap dapat berhubungan dengan anak-anak kapan saja. 

    Selain itu, Galiech diwajibkan memberikan nafkah sebesar Rp 5 juta per bulan untuk ketiga anak mereka hingga mereka dewasa dan mandiri. Jumlah ini belum termasuk biaya kesehatan dan pendidikan yang akan meningkat 10 persen setiap tahunnya.

    Putusan tersebut juga mencakup harta gana-gini, yakni berupa rumah dan satu unit mobil diberikan kepada Asri Welas dari Galiech Ridha pascabercerai.

  • Tanpa Pengacara, Riyuka Bunga Gugat Cerai Heri Horeh

    Tanpa Pengacara, Riyuka Bunga Gugat Cerai Heri Horeh

    Depok, Beritasatu.com – Selebgram Riyuka Bunga mengajukan gugatan cerai terhadap suaminya, Heri Horeh di Pengadilan Agama (PA) Depok, Jawa Barat, pada 13 Januari 2025 lalu. 

    Pada hari ini, Kamis (23/1/2025), Riyuka Bunga menghadiri sidang pertama gugatan cerainya. Ia datang hanya seorang diri, tanpa didampingi pengacara seperti publik figur lainnya.

    “Iya, aku enggak pakai pengacara,” kata  Riyuka Bunga di PA Depok, Kamis (23/1/2025).

    Kemudian Riyuka menjelaskan alasan dirinya tidak ingin menggunakan pengacara dalam proses perceraian dengan Heri Horeh. Menurutnya, ia masih mampu mengurus proses perceraian ini sendiri.

    “Enggak perlu (pengacara). Aku bisa atur sendiri, kok,” terang Riyuka Bunga yang menggugat cerai Heri Horeh.

    Namun, sidang tersebut harus ditunda karena Heri sebagai tergugat tidak hadir. Riyuka mengungkapkan, sidang yang tertunda tersebut telah dijadwalkan ulang.

    “Sidangnya ditunda dua minggu lagi, soalnya dia enggak hadir. Saya enggak tahu alasannya kenapa dia tidak datang,” ujarnya.

    Riyuka Bunga mengaku sudah mantap untuk bercerai dengan Heri Horeh. Ia merasa tidak ingin melanjutkan hubungan rumah tangganya dengan komika tersebut.

    “Iya, sepertinya dia juga sudah yakin kami berpisah,” tambah Riyuka Bunga yang menggugat cerai Heri Horeh.