kab/kota: Depok

  • Samsat Kota Depok Diserbu Warga Urus Pajak, Rasyid Mengeluh 4 Jam Belum Selesai – Halaman all

    Samsat Kota Depok Diserbu Warga Urus Pajak, Rasyid Mengeluh 4 Jam Belum Selesai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Rasyid, warga Kota Depok, Jawa Barat harus menghabiskan waktu berjam-jam membayar pajak di Kantor Samsat Depok, Selasa (8/4/2025).

    Rasyid sudah mengantre di Kantor Samsat Depok sejak pukul 09.30 WIB.

    Namun hingga pukul 12.30 WIB, urusan Rasyid untuk pergantian pelat nomor polisi lima tahunan dan membayar pajak belum juga kelar.

    Bahkan, Rasyid masih menunggu antrean cek fisik kendaraan yang jumlahnya membludak.

    “Datang ke Samsat sejak jam 9 pagi, udah empat jam belum kelar juga,” kata Rasyid di lokasi.

    Selain pergantian pelat motor, Rasyid juga ingin memanfaatkan program pemutihan pajak kendaraan di Kantor Samsat Depok.

    Pasalnya, sepeda motor milik Rasyid sudah dua tahun menunggak pembayaran pajak kendaraan. 

    Rasyid menilai, program pemutihan pajak kendaraan Gubernur Jawa Barat sangat membantu masyarakat.

    “Sangat membantu, warga juga sangat antusias,” ungkapnya.

    Rasyid berharap, petugas pelayanan pajak kendaraan di Samsat Depok diperbanyak lagi agar tidak terjadi antrean panjang.

    Dedi Mulyadi bebaskan biaya mutasi kendaraan

    Dinas Pendapatan Pemprov Jawa Barat membebaskan biaya mutasi, biaya balik nama dan pajak kendaraan tahun 2025 bagi kendaraan luar provinsi yang mutasi ke Jawa Barat.

    Program ini berlaku untuk kendaraan perorangan, perusahaan swasta, maupun pemerintah.

    “Hari ini ada kabar gembira bagi warga Jabar, bagi yang mutasi kita bebaskan pajak kendaraan bermotornya (tahun 2025) dan biaya balik nama kendaraan (BBN),” kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melalui unggahan di akun media sosialnya dan dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (8/4/2025) pagi.

    Dia meminta perorangan maupun perusahaan yang mobilnya beroperasi di Jabar, tapi nomornya masih luar Jabar, untuk segera mutasi kendaraannya.

    “Pajaknya dibebaskan, tapi kalau biaya (penerbitan) BPKB dan STNK nya tetap bayar karena itu bukan ranahnya pemprov,” jelas Dedi.

    Dia meminta pihak terkait memanfaatkan kesempatan ini.

    Jangan sampai, kata Dedi, kendaraan beroperasi di Jabar, bahkan merusak jalan di Jabar tapi bayar pajaknya di provinsi lain.

    “Pokoknya tanggal 9 April sampai 30 Juni 2025 mutasi, pajaknya dibebaskan selama setahun 2025,” kata Dedi.

    Penulis: M. Rifqi Ibnumasy

  • Rumah di Depok Dibobol Maling Saat Pemiliknya Salat Id, Jejak Pelaku Belum Terendus hingga Sekarang

    Rumah di Depok Dibobol Maling Saat Pemiliknya Salat Id, Jejak Pelaku Belum Terendus hingga Sekarang

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Sebuah rumah di Kampung Patinggi, Leuwinanggung, Tapos, Depok, dibobol maling.

    Pelaku menggasak sejumlah barang berharga dan uang tunai dari rumah korban berinisial H. Peristiwa pencurian ini terjadi pada Senin (31/3/2025) pagi sekitar pukul 08.00 WIB.

    “Pelaku dalam penyelidikan,” kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Marasabessy, Selasa (8/4/2025).

    Ressa mengungkapkan, pelaku beraksi saat korban dan keluarganya sedang melaksanakan ibadah Salat Idul Fitri 1446 H.

    Ketika itu, korban yang berangkat ke masjid sekitar pukul 06.30 meninggalkan rumah dalam kondisi pintu terkunci.

    “Diduga pelaku dalam aksinya merusak atau mencongkel kunci gembok pintu depan rumah korban, kemudian masuk ke dalam rumah,” ungkap Ressa.

    Saat korban pulang dari masjid, ia mendapati rumahnya dalam kondisi berantakan. Pintu rumah korban juga sudah dirusak oleh pelaku.

    “Korban mengecek barang-barang miliknya yang ternyata ada beberapa barangnya yang hilang,” ujar Kasubdit Resmob.

    Adapun pelaku menggasak motor Honda Scoopy, dua unit handphone (HP), dan uang tunai senilai Rp 700 ribu.

    Saat ini polisi masih memburu dan mengidentifikasi pelaku lewat rekaman CCTV di sekitar TKP dan memeriksa saksi-saksi.

     

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Ditinggal Shalat Idul Fitri, Rumah di Depok Dibobol Maling 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 April 2025

    Ditinggal Shalat Idul Fitri, Rumah di Depok Dibobol Maling Megapolitan 8 April 2025

    Ditinggal Shalat Idul Fitri, Rumah di Depok Dibobol Maling
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah rumah milik warga bernama Hindati di Kampung Patinggi, RT 01/RW 01, Leuwinanggung, Tapos, Kota Depok, dibobol maling saat pemilik sedang melaksanakan shalat Idul Fitri, Senin (31/3/2025) pagi.
    Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi Marasabessy mengungkapkan, Hindati meninggalkan rumah untuk melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid pada pukul 06.30 WIB.
    “Saat itu dalam keadaan pintu terkunci,” kata Ressa dalam keterangannya, Selasa (8/4/2025).
    Namun, begitu kembali ke rumah, Hindati terkejut mendapati pintu kediamannya sudah dalam keadaan terbuka.
    Saat memasuki rumah, Hindati semakin kaget karena kondisi di dalam sudah berantakan.
    “Dan mengecek barang barang miliknya yang ternyata ada beberapa barangnya yang hilang,” ujar Ressa.
    Barang-barang Hindati yang digasak maling antara lain satu unit sepeda motor Honda Scoopy, dua ponsel masing-masing merek Oppo A57 dan Xiaomi Redmi 9, serta uang tunai sebesar Rp 700.000.
    “Diduga pelaku dalam aksinya merusak atau mencongkel kunci gembok pintu depan rumah korban, kemudian masuk ke dalam rumah,” ucap Ressa.
    Setelah mengetahui rumahnya dibobol maling, korban langsung melapor ke Polres Metro Depok melalui layanan 110.
    Tak berselang lama, polisi tiba di lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan mewawancarai saksi dan mengamankan CCTV.
    Petugas juga mengarahkan korban agar membuat laporan polisi (LP) guna penyelidikan lebih lanjut.
    Saat ini, pelaku masih dalam proses pengejaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat: Jakarta Terbuka untuk Pendatang Baru, Daerah Penyangga Bisa Terimbas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 April 2025

    Pengamat: Jakarta Terbuka untuk Pendatang Baru, Daerah Penyangga Bisa Terimbas Megapolitan 8 April 2025

    Pengamat: Jakarta Terbuka untuk Pendatang Baru, Daerah Penyangga Bisa Terimbas
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – 
    Pengamat kebijakan publik,
    Trubus Rahardiansyah
    , menyoroti sikap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta yang memperbolehkan pendatang masuk ke Jakarta usai Lebaran asalkan memiliki keterampilan.
    Trubus menilai kebijakan ini bisa berdampak pada wilayah penyangga Jakarta, di antaranya Tangerang, Depok, dan Bekasi, terutama jika tidak diiringi pengawasan yang memadai.
    “Jakarta ini episentrum urbanisasi. Kalau tidak dikendalikan, akan banyak yang datang tanpa jaminan kerja jelas, akhirnya ke daerah penyangga,” ujar Trubus saat dihubungi
    Kompas.com
    , Selasa (8/4/2024).
    Menurut Trubus, pendekatan Pemprov Jakarta yang lebih lunak ini bertolak belakang dengan kebijakan pemerintah kota/kabupaten penyangga yang masih melakukan operasi yustisi atau razia pendatang.
    Salah satu contohnya adalah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), di mana Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan operasi yustisi bagi pendatang usai Lebaran.
    Kondisi ini kontras dengan sikap Gubernur Jakarta Pramono Anung yang memastikan tidak akan melakukan operasi serupa terhadap pendatang yang masuk ke wilayahnya.
    “Ini bisa menimbulkan disparitas kebijakan. Di Jakarta longgar, tapi di kota penyangga ketat. Akhirnya mereka yang ditolak bisa jadi pindah ke penyangga, padahal infrastruktur dan daya tampung juga terbatas,” jelas dia.
    Trubus menilai langkah membuka pintu bagi pendatang seharusnya dibarengi dengan sinkronisasi kebijakan lintas wilayah.
    Tanpa itu, arus urbanisasi justru bisa menimbulkan masalah baru, di antaranya meningkatnya pengangguran terselubung dan tekanan pada layanan publik.
    “Pendatang harusnya dibekali bukan cuma keterampilan, tapi juga jaminan tempat tinggal, pekerjaan, dan kesiapan menghadapi kehidupan urban. Kalau hanya mengandalkan semangat coba-coba, akan menambah masalah sosial,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Merenungkan Kembali Jakarta Saat Lebaran

    Jakarta – Jakarta saat Lebaran seperti menemukan ruang untuk bernapas. Jalanan yang biasanya riuh mendadak lengang, udara yang saban hari diselimuti polusi terasa lebih ringan, dan kota yang akrab dengan hiruk-pikuk sejenak melambat dalam keheningan. Ada semacam ketenangan yang menyelinap di antara gedung-gedung tinggi dan trotoar yang lebih lapang, seolah Jakarta sedang menunjukkan wajah lain—lebih ramah.

    Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat bahwa selama periode Lebaran, volume kendaraan turun hingga 50 persen dibandingkan hari biasa, sementara indeks PM2.5 merosot 60 persen, menandakan bahwa tanpa kemacetan harian, Jakarta bisa menjadi kota yang lebih sehat dan layak huni.

    Namun, di balik suasana itu, terselip sebuah ironi yang tak bisa diabaikan: mengapa Jakarta baru terasa nyaman saat sebagian besar penghuninya pergi? Jika jeda ini bisa menghadirkan kota yang lebih tertata, bukankah seharusnya ada cara agar ketenangan seperti ini bukan sekadar peristiwa musiman?

    Jakarta Tempo Dulu

    Jakarta seperti tidak pernah benar-benar dibangun dengan visi jauh ke depan, melainkan tumbuh dengan logika tambal sulam. Pada rentang 1965-1985, kota ini mengalami transformasi besar-besaran sebagai ibu kota negara, namun perencanaannya lebih berfokus pada mengejar pertumbuhan ekonomi ketimbang menciptakan tatanan kota yang berkelanjutan. Pelebaran jalan raya digenjot, kawasan bisnis di pusat kota dikembangkan, dan permukiman baru terus meluas. Namun, di tengah gegap gempita pembangunan, transportasi publik sebagai aspek krusial luput dari perhatian.

    Sejak awal, Jakarta lebih bersahabat dengan kendaraan pribadi ketimbang warganya sendiri. Pada dekade 1970-an, gagasan pembangunan ring road untuk mengurai kepadatan mulai digagas, tetapi implementasinya setengah hati. Kawasan industri mulai digeser ke pinggiran seperti Bekasi dan Tangerang, tetapi ini pun tak cukup untuk meredam gelombang harian para komuter yang tetap harus bekerja di pusat kota. Tanpa sistem transportasi massal yang memadai, Jakarta terjebak dalam pusaran urban sprawl—pertumbuhan kota yang melebar tanpa kendali, menggerogoti ruang hijau dan merenggut kenyamanan warganya.

    Seandainya rencana tata ruang masa itu terlaksana dengan lebih cermat, Jakarta mungkin tak akan sesak seperti sekarang. Distribusi pusat ekonomi akan lebih merata, tak hanya menumpuk di pusat kota, tetapi tersebar ke kota-kota satelit seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sistem transportasi publik yang matang sejak awal juga akan membentuk pola mobilitas yang lebih sehat, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

    Kota ini seharusnya bisa memiliki jaringan MRT dan LRT yang luas sejak dekade 1980-an, sebagaimana yang terjadi di Tokyo atau Singapura. Jika itu terjadi, kemacetan yang kini kita anggap sebagai bagian tak terpisahkan dari Jakarta mungkin hanya akan menjadi catatan sejarah. Namun, kenyataan berkata lain. Banyak rencana besar yang akhirnya hanya menjadi dokumen birokrasi. Konsistensi kebijakan mudah goyah oleh kepentingan jangka pendek.

    Dominasi bisnis properti lebih banyak didorong oleh kebutuhan pasar ketimbang visi pembangunan kota yang berkelanjutan. Urbanisasi yang tak terkendali mempercepat krisis infrastruktur. Jakarta akhirnya berkembang tanpa pola yang jelas, hingga kini harus menanggung beban kemacetan, polusi udara, dan ketimpangan ruang yang semakin nyata.

    Tantangannya Kini

    Kondisi Jakarta saat ini menggambarkan sebuah kota yang terperangkap dalam dinamika pertumbuhan yang cepat, namun tanpa pengelolaan yang seimbang. Permukiman yang semakin padat menjadi potret nyata dari kota yang kehilangan ruangnya. Dengan lebih dari 10 juta orang yang beraktivitas di pusat kota pada siang hari dan lebih dari 12 juta orang jika dihitung dengan kawasan sekitarnya, Jakarta sudah sangat sesak.

    Urban sprawl yang tak terkendali membuat kota ini terus meluas ke pinggiran, tetapi malah memperparah kepadatan di pusatnya. Kawasan permukiman yang seharusnya menjadi ruang hunian kini banyak yang terintegrasi dengan zona komersial dan industri, mengaburkan fungsi ruang dan menciptakan ketidakseimbangan. Alih-alih memberikan kenyamanan, pertumbuhan ini justru menciptakan kondisi menuju tidak layak huni.

    Kemacetan menjadi gambaran lain yang tak bisa lepas dari Jakarta. Setiap hari, warga Jakarta menghabiskan waktu berharga mereka di jalan, dengan rata-rata 2 hingga 3 jam perjalanan menuju tempat kerja. Berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2023, Jakarta menempati urutan ke-6 dalam daftar kota-kota dengan kemacetan terburuk di dunia, dengan indeks kemacetan mencapai 53 persen.

    Artinya, waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama 53 persen dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan tanpa kemacetan. Dampaknya jelas: produktivitas menurun, kualitas hidup tergerus, dan kesehatan terancam. Kemacetan ini, pada gilirannya, juga memperburuk polusi udara yang sudah lama menjadi masalah utama.

    Polusi udara di Jakarta mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dengan kualitas udara yang sering berada pada level berbahaya. Partikel halus (PM2.5) dan nitrogen dioksida (NO2), yang mayoritas berasal dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah, menjadi musuh utama. Data IQAir pada 2024 menunjukkan bahwa kualitas udara Jakarta sering kali berada pada kategori “berbahaya” atau “tidak sehat”, memberikan dampak buruk pada kesehatan pernapasan dan jantung, terutama bagi anak-anak dan lansia.

    Dengan lebih dari 17 juta kendaraan yang mengisi jalan-jalan Jakarta, emisi gas buang semakin sulit untuk dikendalikan. Akibatnya, polusi udara semakin menjadi ancaman nyata bagi kesehatan warga kota, memperburuk kualitas hidup mereka setiap harinya.

    Jakarta kini menjadi cerminan dari sebuah kota yang terus berkembang, tetapi dengan harga yang semakin mahal. Kemacetan yang kronis, polusi udara yang semakin buruk, serta ketimpangan dalam penataan ruang menunjukkan bahwa pertumbuhan kota ini lebih mengarah pada keberlanjutan yang rentan.

    Jika strategi penataan ruang dan transportasi tidak diterapkan dengan berani dan lebih terintegrasi, maka Jakarta akan semakin terjerat dalam lingkaran krisis perkotaan yang sulit untuk diatasi. Sudah saatnya Jakarta berhenti hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi semata, dan mulai memperhitungkan batas ekologis serta daya dukung ruang kota.

    Kota ini membutuhkan visi pembangunan yang berpihak pada keberlanjutan, untuk memastikan bahwa masa depannya lebih layak huni, nyaman, dan ramah lingkungan. Sebab apa yang kita saksikan hari ini bukanlah sekadar hasil dari keputusan-keputusan di masa lalu, melainkan konsekuensi dari cara kita memahami dan mengelola kota.

    Batasi Pertumbuhan

    Laporan Club of Rome tentang Limit to Growth pada 1972 adalah pengingat kepada dunia akan bahaya pertumbuhan tak terbatas yang dapat membawa kehancuran ekologis. Tak sedikit kota besar berusaha mencari model pembangunan yang lebih berkelanjutan. Namun, Jakarta, sayangnya, masih terperangkap dalam paradigma ekspansi yang tidak terkendali.

    Fenomena urban sprawl yang meluas tanpa pengendalian matang semakin memperparah ketimpangan akses terhadap infrastruktur dan layanan publik. Permukiman yang tumbuh liar tanpa koneksi transportasi yang efisien semakin meningkatkan ketergantungan pada kendaraan pribadi. Hal ini tidak hanya memperburuk kemacetan, tetapi juga mengakibatkan polusi udara yang merusak kualitas hidup warganya.

    Untuk keluar dari jebakan ini, Jakarta harus berani mengubah arah kebijakan perencanaan kota. Alih-alih terus memperluas wilayah terbangun dan membangun jalan-jalan baru yang hanya akan mendorong penggunaan kendaraan pribadi lebih masif, kota ini seharusnya mulai mengoptimalkan ruang yang sudah ada.

    Penerapan konsep compact city yang mengutamakan pembangunan vertikal yang terhubung dengan sistem transportasi publik yang efisien bisa menjadi solusi yang tepat. Kawasan Transit-Oriented Development (TOD) yang sudah mulai diterapkan memang menunjukkan potensi, namun perlu diperluas dan diintegrasikan secara menyeluruh. Tanpa itu, TOD hanya akan menjadi proyek prestisius yang tak membawa perubahan signifikan terhadap sistem transportasi dan mobilitas kota.

    Selain itu, pembatasan kendaraan pribadi adalah langkah penting yang harus diambil Jakarta. Sistem ganjil-genap yang ada saat ini, meskipun sudah memberikan dampak positif, masih belum cukup efektif. Oleh karena itu, kebijakan pajak kendaraan yang lebih tinggi bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu mobil harus segera diberlakukan.

    Pendekatan ini akan semakin efektif jika disertai dengan penguatan sistem transportasi publik yang lebih terintegrasi, nyaman, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Tanpa langkah tegas dan terencana, Jakarta akan terus melampaui daya dukung ekologisnya, dan pada akhirnya, kota ini akan terperangkap dalam ketidakseimbangan lingkungan yang semakin sulit untuk diperbaiki.

    Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kendaraan, Jakarta memerlukan kebijakan yang lebih berani dan berfokus pada keberlanjutan, bukan hanya pertumbuhan yang eksploitatif. Jika kota ini terus terjebak dalam pola pikir pembangunan tanpa batas, dampak ekologis yang semakin berat akan menghantui kita semua, mengancam keberlanjutan sosial dan ekonomi di masa depan.

    Kota yang nyaman, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bukanlah impian yang tidak mungkin diwujudkan, tetapi itu hanya akan tercapai jika kita mulai merancang kembali Jakarta dengan visi yang jauh ke depan, mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan.

    Perlu Keseimbangan

    Konsep Doughnut Economy yang diperkenalkan oleh Kate Raworth pada 2012 menawarkan solusi yang lebih berimbang: bagaimana memastikan pertumbuhan ekonomi tetap berjalan tanpa menghancurkan ekosistem yang menopang kehidupan di dalamnya. Jakarta, sebagai kota yang terus berkembang pesat, seharusnya dapat mengadopsi model ini dengan menggeser orientasi kebijakannya dari ekspansi ke optimalisasi, dari pola pertumbuhan eksploitatif ke pola yang lebih regeneratif.

    Langkah pertama yang harus diambil adalah penyebaran pusat-pusat ekonomi ke luar Jakarta. Kota-kota satelit seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan Karawang harus didorong untuk berkembang sebagai pusat bisnis dan industri baru. Hal ini harus didukung dengan pembangunan sistem transportasi publik yang terintegrasi dan berkualitas tinggi, agar arus komuter yang membebani Jakarta bisa berkurang secara signifikan. Dengan demikian, pusat kota tidak lagi menjadi satu-satunya episentrum ekonomi yang menciptakan beban berlebih pada infrastruktur dan kualitas hidup warganya.

    Langkah kedua yang krusial adalah memperhatikan ruang hijau dan infrastruktur berbasis alam dalam perencanaan kota. Ruang terbuka hijau seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetis, tetapi harus menjadi bagian integral dari sistem ekologis kota yang berperan sebagai kawasan resapan air, pengendali suhu, serta habitat untuk biodiversitas. Jakarta harus memiliki target yang jelas untuk memastikan keberadaan ruang hijau yang fungsional, bukan sekadar taman kecil yang hanya ada sebagai simbol penghijauan. Ruang hijau yang nyata bisa membantu menjaga keseimbangan lingkungan, serta mengurangi dampak pemanasan global.

    Langkah ketiga adalah implementasi sistem ekonomi regeneratif dalam sektor industri dan pembangunan. Alih-alih membiarkan industri berbasis bahan bakar fosil terus berkembang tanpa kendali, Jakarta harus segera bertransisi ke ekonomi berbasis energi terbarukan. Pengelolaan limbah yang lebih ketat juga harus diberlakukan. Kawasan industri yang ada bisa diubah menjadi ecopark yang menerapkan prinsip ekonomi sirkular, limbah dari proses produksi diolah kembali menjadi sumber daya yang dapat digunakan. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berdampak negatif pada daya dukung ekologis kota.

    Keempat, kebijakan pengendalian alih fungsi lahan harus ditegakkan dengan lebih disiplin. Saat ini, konversi lahan hijau dan pertanian menjadi kawasan properti komersial sering kali terjadi tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap lingkungan. Pembatasan ini harus diiringi dengan dorongan untuk pembangunan berbasis green building, yang lebih ramah lingkungan. Insentif fiskal untuk pembangunan yang mengutamakan keberlanjutan harus diprioritaskan agar pengembang lebih termotivasi untuk mengadopsi praktik-praktik ramah lingkungan.

    Langkah kelima yang tidak kalah penting adalah melibatkan masyarakat dalam pengelolaan kota. Model urban commons, warga kota berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya seperti air, energi, dan ruang publik, bisa menjadi solusi untuk mengurangi tekanan ekonomi sekaligus meningkatkan keterlibatan sosial. Kesadaran publik mengenai pentingnya pola hidup berkelanjutan juga harus terus didorong agar kebijakan pemerintah dapat berjalan dengan efektif dan diterima dengan baik oleh masyarakat.

    Jakarta saat Lebaran memang memberikan gambaran tentang kota yang lebih tenang, sehat, dan nyaman untuk dihuni. Namun, untuk mewujudkan kondisi ini secara permanen, kita harus mulai dengan merencanakan dan membangun kota ini dengan pendekatan yang lebih bijak dan berkelanjutan. Penerapan konsep-konsep keberlanjutan seperti Doughnut Economy dalam pengelolaan tata ruang, penguatan sistem transportasi publik, serta kebijakan yang memprioritaskan keseimbangan ekologis akan menjadikan Jakarta sebagai kota yang tidak hanya maju, tetapi juga ramah lingkungan.

    Perubahan ini tentu saja tidak bisa tercapai hanya dengan satu atau dua kebijakan semata. Dibutuhkan komitmen bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik. Sebuah kota yang nyaman, aman, dan berkelanjutan adalah cita-cita yang bukan hanya impian, melainkan tujuan yang bisa dicapai jika kita bertindak dengan tegas dan visioner. Jakarta yang lebih baik bukanlah sebuah utopia yang jauh dari kenyataan, melainkan sebuah distopia yang bisa dihindari jika kita bertindak sekarang.

    Dengan kebijakan yang berfokus pada keberlanjutan dan pengelolaan kota yang bijak, kita bisa memastikan bahwa Jakarta akan berkembang menjadi kota yang seimbang, kemajuan dan keberlanjutan berjalan seiring sejalan.

    Marselinus Nirwan Luru staf pengajar Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Trisakti

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rumah Warga Depok Dibobol Maling Saat Salat Idul Fitri, Motor dan Uang Tunai Raib – Halaman all

    Rumah Warga Depok Dibobol Maling Saat Salat Idul Fitri, Motor dan Uang Tunai Raib – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepolisian terus melakukan pengejaran terhadap kawanan pencuri yang nekat beraksi di siang bolong saat momentum Hari Raya Idul Fitri.

    Aksi pencurian tersebut terjadi di sebuah rumah yang berada di kawasan Leuwinanggung, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, pada Senin, 31 Maret 2025.

    Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Ressa Fiardi Marasabessy, menyampaikan bahwa aksi kriminal itu terjadi saat penghuni rumah tengah menunaikan salat Idul Fitri.

    “Pelaku beraksi saat penghuni rumah sedang melaksanakan salat Idul Fitri,” ujar Ressa dalam keterangan resminya pada Selasa (8/4/2025).

    Pemilik rumah, yang diketahui berinisial H, baru menyadari rumahnya dibobol saat kembali dari masjid.

    Ia menemukan pintu rumah dalam keadaan terbuka dan kondisi dalam rumah sudah berantakan. Setelah dicek lebih lanjut, sejumlah barang berharga dilaporkan hilang.

    “Korban mengalami kerugian berupa satu unit sepeda motor, beberapa ponsel, serta sejumlah uang tunai yang berhasil dibawa kabur oleh pelaku,” ungkap Ressa.

    Dari hasil penyelidikan awal, polisi menduga para pelaku masuk ke dalam rumah dengan cara merusak atau mencongkel gembok pintu utama.

    Saat rumah dalam keadaan kosong itulah mereka leluasa menggasak barang-barang milik korban.

    Pihak kepolisian yang menerima laporan langsung bergerak cepat.

    Tim Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi, termasuk korban.

    “Proses penyelidikan masih berlangsung. Tim kami sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku yang diduga beraksi secara berkelompok,” ujar Ressa.

    Polisi juga tengah memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mengidentifikasi ciri-ciri pelaku dan jalur pelarian yang digunakan.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan meningkatkan keamanan rumah, terutama saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.

    Jika menemukan hal mencurigakan, warga diminta segera melapor ke pihak berwajib.

     

     

     

  • Selasa, Samsat Keliling tersedia di 14 titik Jadetabek

    Selasa, Samsat Keliling tersedia di 14 titik Jadetabek

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menyediakan layanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling untuk membantu para wajib pajak dalam membayar pajak kendaraan bermotor (PKB) di 14 titik Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jadetabek), Selasa.

    Berdasarkan informasi dari akun X (Twitter) resmi TMC Polda Metro Jaya, menyebutkan 14 wilayah Jadetabek itu sebagai berikut:

    1. Jakarta Pusat di halaman parkir Samsat dan Lapangan Banteng pukul 08.00-14.00 WIB

    2. Jakarta Utara di halaman parkir Samsat dan Masjid Al-Musyawarah Kelapa Gading pukul 08.00-14.00 WIB

    3. Jakarta Barat di Mal Citraland pukul 08.00-14.00 WIB

    4. Jakarta Selatan di halaman parkir Samsat pukul 08.00-15.00 WIB dan Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pukul 08.00-14.00 WIB

    5. Jakarta Timur di halaman parkir Samsat dan Pasar Induk Kramatjati pukul 08.00-14.30 WIB

    6. Kota Tangerang di parkiran busway Foodmosphere dan Alun-alun Cibodas pukul 08.00-13.00 WIB

    7. Ciledug di Giant Poris Batu Ceper Kota Tangerang dan Rukan Fresh Market Green Lake City Cipondoh pukul 09.00-13.00 WIB

    8. Serpong di halaman parkir Samsat Serpong pukul 08.00-14.00 WIB dan ITC BSD pukul 16.00-19.00 WIB

    9. Ciputat di kantor Kelurahan Pondok Betung dan Pasar Gintung Ciputat Timur pukul 09.00-12.00 WIB

    10. Kelapa Dua di Pasar Modern Intermoda Cisauk dan Hal G Town House Square Gading Serpong pukul 08.00-14.00 WIB

    11. Kota Bekasi di halaman parkir Samsat 08.00-12.00 WIB

    12. Kabupaten Bekasi di Pasar Bersih Jababeka Pintu 11 Cikarang 08.00-12.00 WIB

    13. Depok di halaman parkir Samsat Depok pukul 08.00-14.00 WIB dan RS Bhayangkara Brimob pukul 08.00-12.00 WIB

    14. Cinere di Perum BDN Pancoran Mas 08.00-12.00 WIB

    Sejumlah syarat harus diperhatikan sebelum membayar pajak kendaraan, yakni membawa beberapa dokumen seperti KTP, BPKB dan STNK asli yang disertai lampiran fotokopi.

    Gerai Samsat Keliling hanya melayani pembayaran PKB tahunan, sedangkan untuk perpanjangan STNK (lima tahunan) dan ganti pelat nomor kendaraan harus mendatangi kantor Samsat terdekat.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wapres Gibran Lebaran ke Rumah KH Maruf Amin

    Wapres Gibran Lebaran ke Rumah KH Maruf Amin

    Bisnis.com, JAKARTA–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mengunjungi Wakil Presiden KH Maruf Amin untuk bersilaturahmi Idulfitri 1446 H di kediamannya yang berlokasi di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

    Gibran berpandangan kegiatan silaturahmi merupakan tradisi yang mengakar kuat di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu silaturahmi itu, kata Gibran, dilakukan pada momen Idulfitri yang dimanfaatkan untuk saling memaafkan sekaligus mempererat hubungan persaudaraan.

    “Jadi tidak hanya di kalangan masyarakat umum, tetapi juga di antara para pejabat negara,” tuturnya di Jakarta, Senin (7/4/2025).

    Kunjungan ini berlangsung dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Gibran juga disambut langsung oleh K.H. Ma’ruf Amin di kediamannya.

    Kedua tokoh nasional itu berbincang santai dalam suasana kekeluargaan yang kental, membahas berbagai hal ringan seputar kehidupan, keluarga, serta pengalaman menjalankan tugas kenegaraan.

    Pertemuan ini juga menjadi ajang berbagi pandangan tentang tantangan ke depan, terutama pentingnya menjaga persatuan dan stabilitas nasional.

    Gibran pun menyampaikan harapannya agar momen silaturahmi ini menjadi simbol kesinambungan antar-generasi pemimpin bangsa, sekaligus bentuk penghormatan terhadap para pendahulu.

    Sementara itu, K.H. Ma’ruf Amin berharap silaturahmi semacam ini terus terjaga sebagai cerminan budaya luhur bangsa yang menempatkan nilai-nilai kekeluargaan dan persatuan sebagai landasan utama dalam membangun Indonesia ke depan.

  • Emosi Seorang Keponakan di Bogor Memuncak saat Disuruh Cuci Piring Hingga Nyawa Sang Tante Melayang – Halaman all

    Emosi Seorang Keponakan di Bogor Memuncak saat Disuruh Cuci Piring Hingga Nyawa Sang Tante Melayang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang wanita berinisial EL (59) tewas dibunuh di Taman Cimanggu, Kelurahan Kedung Waringin, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025).

    Peristiwa pembunuhan itu langsung diungkap jajaan Polresta Bogor.

    Tak lama berselang dari ditemukannya jenazah EL, polisi bisa menangkap RF yang ternyata adalah keponakan korban.

    Belakangan diketahui bahwa aksi penganaiyaan yang berujung korban meninggal dunia itu terjadi lantaran sakit hati.

    Dilansir dari Tribun Depok, Kepala Polresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo dalam keterangannya, Senin (7/4/2025) mengungkapkan bahwa pembunuhan terhadap wanita berinisial EL terjadi pada Minggu sekitar pukul 17.30 WIB.

    Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan di lokasi kejadian polisi menemukan sejumlah luka di tubuh korban.

    Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (7/4/2025) mengungkapkan bahwa hubungan pelaku dan korban adalah tante dan keponakan.

    Kata Aji Rizaldi korban tewas setelah dianiaya pelaku dengan dipukul berulang kali. Korban mengalami luka di bagian wajah.

    “Korban mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri. Luka sobeknya cukup besar. Bagian mata dan dagu juga lebam,” kata Aji.

    Lebih lanjut Aji mengatakan bahwa sebelum penganiayaan terjadi, korban dan pelaku sempat terlibat cekcok. 

    Perselisihan itu terjadi setelah korban meminta pelaku untuk mencuci piring. 

    “Tantenya (korban) minta kepada pelaku buat cuci piring. Terus terjadi cekcok. Korban sempat menyipratkan air keran ke wajah pelaku,” ujar Aji.

    Karena kesal, pelaku membalas melempar spons cuci piring ke arah korban lalu memukul wajah korban.

    “(Memukul) secara bertubi-tubi ke arah wajah hingga meninggal dunia,” imbuh dia. 

    Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau penganiayaan yang mengakibatkan kematian. “Dijerat dengan anda pidana paling lama 15 tahun penjara,” kata Aji.

    Kesal Disuruh Cuci Piring

    RF (28), pria yang membunuh bibi kandungnya berinisial EL (59) di Bogor, Jawa Barat, melakukan aksi kejinya karena merasa sakit hati. 

    Polisi menyebut, RF menghabisi nyawa EL lantaran kesal korban menyuruhnya mencuci piring.

    “Tantenya (korban) minta kepada pelaku buat cuci piring. Terus terjadi cekcok. Korban sempat menyipratkan air keran ke wajah pelaku,” kata Kepala Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota Ajun Komisaris Aji Rizaldi, di Mapolresta Bogor Kota, Senin (7/4/2025).

    Kesal dengan EL, RF mulanya melempar spons cuci piring ke arah korban. Pelaku lalu memukul wajah EL secara bertubi-tubi hingga korban tak bernyawa.

    Aji menyebut, hubungan antara korban dengan pelaku memang tidak terlalu akur. 

    Pelaku adalah seorang yatim piatu. Ia diasuh dan tinggal bersama korban sejak usia 15 tahun.

    Selama 13 tahun tinggal bersama, keduanya kerap berselisih paham.

    Menurut pengakuan RF, ia sering dilarang oleh tantenya untuk keluar rumah ataupun kumpul bersama teman-temannya.

    “Yang bersangkutan (pelaku) ini sering dilarang oleh tantenya. Tersangka ini lalu kesal, sakit hati, merasa terkekang,” ujar Aji.

    “Kejadian cekcok yang terakhir ini bentuk akumulasi kekesalannya. Hal ini terlihat dari tindakan pelaku terhadap korban,” ucapnya.

    Aji menambahkan, korban tewas setelah dipukul berulang kali oleh pelaku. Akibatnya, korban mengalami luka di bagian wajah.

    “Korban mengalami luka di bagian pelipis sebelah kiri. Luka sobeknya cukup besar. Bagian mata dan dagu juga lebam,” tuturnya.

     

  • Polisi Ungkap Aksi Pencurian Rumah Kosong saat Mudik di Depok, Pelaku Diamankan – Page 3

    Polisi Ungkap Aksi Pencurian Rumah Kosong saat Mudik di Depok, Pelaku Diamankan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Polsek Cinere menangkap tersangka pencurian rumah kosong berinisial MSA di Perumahan Palem Ganda Asri, Limo, Depok. Tersangka beraksi saat rumah kosong dikarenakan korban sedang melakukan perjalanan mudik lebaran Idul Fitri.

    Kapolsek Cinere, AKP Pesta Hasiholan Siahaan mengatakan, pada 29 maret 2025 korban meninggalkan rumahnya untuk mudik ke Yogyakarta. Pada 2 April 2025 korban telah kembali dari perjalanan mudik, namun setibanya di rumah dan masuk ke dalam rumahnya, korban melihat pintu kamar dan pintu kamar anak sudah terbuka.

    “Kemudian di belakang rumah korban ini ada jendela dicongkel lah dengan obeng, korban melihat keadaan barang yang ada di kamar dan kamar anak sudah dalam keadaan berantakan,” ujar Pesta, Senin (7/4/2025).

    Merasa curiga rumahnya menjadi sasaran pencurian rumah kosong, korban mengecek barang berharga dan didapati telah hilang. Korban melakukan pengecekan kembali dan terdapat sejumlah barang berharga lainnya telah hilang.

    “Adapun barang korban yang dicuri berupa satu buah laptop merk ACER warna hitam berikut charger dan tas laptopnya,” jelas Pesta.

    Tidak hanya itu, lanjut Pesta, barang korban lainnya yang hilang berupa tablet Samsung S7 Plus, handphone Iphone kamera polaroid, dompet berisi uang tunai Rp 600.000. Selain itu terdapat tiga buah celengan milik korban tidak luput dari sasaran pencuri.

    “Korban akhirnya membuat laporan ke Polsek Cinere dan langsung kami tindaklanjuti,” ucap Pesta.