kab/kota: Depok

  • 15 Titik di Wilayah Depok Terendam Banjir Imbas Diguyur Hujan Deras Selama Dua Jam – Halaman all

    15 Titik di Wilayah Depok Terendam Banjir Imbas Diguyur Hujan Deras Selama Dua Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabid Penanggulangan Bencana DPKP Kota Depok, Denny Romulo menjelaskan, banjir pada Jumat (11/4/2025) sore tersebar di 15 titik wilayah Kota Depok.

    “Ada 15 tersebar di beberapa titik,” kata Denny.

    Selain di Perumahan Puri Tiara Indah Dua, banjir juga terjadi di Perumahan Griya Labana, Jalan Sumur Bandung, RT 07/RW 11 Taman Induk, Kecamatan Cipayung, Kota Depok.

    “Sebanyak 20 rumah terendam banjir setinggi dada orang dewasa jumlah KK terdampak -+12 KK atau 50 orang,” ungkapnya.

    Dari 15 titik yang terendam banjir, sebagian besar sudah mulai surut seiring hujan reda pada pukul 16.30 WIB. 

    Denny menambahkan, saat ini petugas Damkar Kota Depok masih berada di lapangan untuk membantu dan mengevakuasi warga.

    Hujan deras tersebut turun mulai pukul 14.30 WIB hingga pukul 16.30 WIB, kurang lebih dua jam.

    Banjir menggenangi jalan raya hingga pemukiman warga dengan kedalaman berbeda-beda.

    Di Perumahan Puri Tiara Indah Dua, Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok misalnya, banjir menggenangi pemukiman hingga di atas lutut orang dewasa.

    Anggota Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok pun terjun ke lokasi untuk mengevakuasi anak-anak menggunakan baju pelampung.

     

  • Bupati Karawang berharap perpanjangan layanan KRL segera terealisasi

    Bupati Karawang berharap perpanjangan layanan KRL segera terealisasi

    Karawang (ANTARA) – Bupati Karawang Aep Syaepuloh berharap agar perpanjangan layanan kereta rel listrik atau KAI Commuter hingga Kabupaten Karawang, Jabar, bisa segera terealisasi karena sangat dibutuhkan untuk mendukung tingginya mobilitas masyarakat dan mendukung aktivitas perekonomian.

    “Perpanjangan layanan KRL (kereta rel listrik) ke wilayah Karawang ini sangat penting. Jadi kami berharap agar bisa segera direalisasikan,” kata bupati usai pertemuan dengan PT KAI Daop 1, di Jakarta, Jumat.

    Ia menyampaikan perpanjangan layanan KRL penting, karena saat ini banyak masyarakat Karawang yang harus pergi jauh ke Stasiun Cikarang terlebih dulu untuk bekerja ke Jakarta dan sekitarnya

    Selain itu, banyak juga masyarakat Depok, Bekasi dan Jakarta yang bekerja di wilayah Karawang.

    Atas hal tersebut, ia mendorong agar rencana perpanjangan layanan KRL ke Karawang yang telah direncanakan Kementerian Perhubungan bisa segera terealisasi. Apalagi Karawang sebagai salah satu kawasan industri di Indonesia, memicu tingginya aktivitas ekonomi dan mobilitas pekerja di kawasan tersebut.

    Executive Vice President (EVP) KAI Daop 1 Jakarta Yuskal Setiawan menyatakan dukungannya terkait pengembangan KRL terkoneksi sampai stasiun Karawang.

    Ia menilai bahwa rencana tersebut merupakan langkah strategis untuk meningkatkan integrasi antar-moda transportasi, dan akan membawa manfaat besar bagi masyarakat.

    “Tentu kami sebagai operator tetap mendukung, supaya manfaat transportasi bisa maksimal. Sekarang sampai Cikarang. Nanti kita dorong ke Kemenhub supaya infrastrukturnya bisa betul-betul terealisasi,” katanya.

    Sementara itu, pada pertengahan tahun 2024 Kementerian Perhubungan menyampaikan rencananya untuk melakukan perpanjangan layanan KRL ke wilayah Karawang.

    Kemenhub menilai bahwa peningkatan layanan transportasi massal di daerah aglomerasi bertujuan untuk meningkatkan mobilitas masyarakat.

    Rencana perpanjangan KRL ke Karawang sebenarnya sudah mengemuka pada 2019. Di tahun itu, Kemenhub menerima usulan dari KAI Commuter terkait perpanjangan layanan KRL Jabodetabek tersebut.

    Pewarta: M.Ali Khumaini
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mendikdasmen Pastikan SPMB Dimulai Mei 2025, Tes Kemampuan Akademik Pengganti UN Mulai November  – Halaman all

    Mendikdasmen Pastikan SPMB Dimulai Mei 2025, Tes Kemampuan Akademik Pengganti UN Mulai November  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muti memastikan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) akan dimulai pada bulan Mei. 

    Menurut Abdul Muti, sosialisasi SPMB telah dilakukan secara menyeluruh di berbagai daerah.

    “Sosialisasinya sudah berjalan di seluruh Indonesia. Beberapa pemerintah daerah juga sudah mengalokasikan dana untuk mendukung sekolah swasta,” ujar Abdul Muti di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Jumat (11/4/2025).

    Selain itu, Abdul Muti mengungkapkan pihaknya akan menggelar Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang akan menjadi pengganti Ujian Nasional. Mu’ti menegaskan bahwa TKA tidak bersifat wajib dan tidak menentukan kelulusan.

    “Untuk kelas 12, TKA akan dimulai November tahun ini dan diselenggarakan oleh pusat. Untuk kelas 9 dan 6, TKA dijadwalkan pada Februari atau Maret tahun depan,” tuturnya.

    TKA untuk SMP akan dikoordinasi oleh provinsi dengan soal dari pusat dan provinsi. 

    Sementara untuk SD kelas 6, pelaksanaan dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan soal dari pusat dan daerah.

    Sebagai bagian dari persiapan, kementerian akan menyelenggarakan Konsolidasi Pendidikan Dasar dan Menengah pada 28–30 April 2025 di Balai Kemendikdasmen, Sawangan, Depok. 

    Acara ini menggantikan forum tahunan yang sebelumnya dikenal sebagai Rembuk Pendidikan Nasional.

    “Kita ubah namanya karena ‘rembuk’ bisa terdengar seperti ‘remuk’. Konsolidasi lebih tepat dan mencerminkan semangat koordinasi,” jelas Muti.

    Acara konsolidasi akan mengundang para kepala dinas pendidikan dari seluruh kabupaten/kota dan provinsi, perwakilan UPT Kemendikdasmen, organisasi pendidikan, perwakilan guru, serta media. Forum Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (Fortadik) juga akan diundang guna mencegah polemik di kemudian hari.

    Dalam forum tersebut, kementerian juga akan membahas peluncuran dua hingga tiga program unggulan yang direncanakan akan dilaunching langsung oleh Presiden. 

    Program-program tersebut meliputi transfer langsung ke guru honorer, digitalisasi pendidikan melalui konsep smart classroom di 200 satuan pendidikan, serta program renovasi fasilitas pendidikan.

    “Lokasi peluncurannya masih kami bahas. Bisa jadi di Jakarta atau tempat lain, menyesuaikan jadwal Presiden setelah kunjungan kenegaraan,” pungkasnya. 

  • Terungkap Pemicu Pria di Depok Dikeroyok, Sempat Diancam dengan Nada Intimidatif dari Pelaku Utama – Halaman all

    Terungkap Pemicu Pria di Depok Dikeroyok, Sempat Diancam dengan Nada Intimidatif dari Pelaku Utama – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang pria berinisial P menjadi korban pengeroyokan brutal saat menagih tagihan pembayaran di sebuah toko di kawasan Depok, Jawa Barat, Rabu (9/4/2025) sekitar pukul 11.00 WIB. 

    Tak hanya dianiaya, korban juga menerima ancaman bernada intimidatif dari pelaku utama.

    Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa kejadian berawal saat korban mendatangi pelaku berinisial HU untuk menanyakan soal tagihan pembayaran di toko miliknya.

    Namun, bukannya menerima jawaban baik, korban malah mendapatkan perlakuan kasar.

    HU disebut marah karena merasa usahanya terganggu oleh korban, yang pernah melaporkannya karena aktivitas pembakaran sampah yang berulang hingga menyebabkan anak korban sakit.

    “Pelaku marah karena merasa usahanya terhambat/ditutup oleh korban,” ujar Ade Ary dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).

    Setelah cekcok terjadi, pelaku langsung mencekik leher korban dengan tangan kanan. 

    Tidak lama kemudian, sekitar enam orang karyawan HU turut mendatangi korban.

    Dua orang memegangi tangan korban, satu orang lainnya memiting leher dari belakang. 

    Aksi pengeroyokan ini baru berhenti setelah warga sekitar turun tangan melerai namun ancaman justru dilontarkan sebelum pelaku meninggalkan lokasi.

    “Belum tahu dia orang Karo, saya comot kamu,” ucap HU kepada korban.

    Akibat kejadian ini, korban mengalami luka cakar di rahang bawah sebelah kanan dan rasa sakit di leher. 

    Korban kemudian melaporkan kejadian ini ke Polda Metro Jaya pada Kamis (10/4/2025), pukul 15.42 WIB.

    Saat ini, kasus ditangani oleh Polres Metro Depok, dan masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

  • Pemkot Depok Panggil Pihak Sekolah Terkait Dugaan Pelecehan Seksual Siswa SD – Page 3

    Pemkot Depok Panggil Pihak Sekolah Terkait Dugaan Pelecehan Seksual Siswa SD – Page 3

    Rencana DP3AP2KB akan membawa tim psikolog untuk mengungkap fakta adanya dugaan pelecehan seksual di sekolah. Apabila pada assessment yang ditemukan DP3AP2KB terdapat dugaan pelanggaran, maka akan dilakukan tindakan lebih lanjut.

    “Kalau betul ada kekerasan itu kan, kalau dilanjutkan kepada proses hukum kan memang berat, kalau kasus pelecehan seksual pada anak,” tutur Nessi.

    Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah membenarkan telah memanggil pihak sekolah. Disdik bersama DP3AP2KB, dan KPAI akan melakukan penanganan dugaan pelecehan seksual di sekolah dasar.

    “Iya (pemanggilan sekolah),” ujar Siti.

    Disdik Kota Depok belum dapat memberikan keterangan resmi dari hasil pertemuan dengan pihak sekolah. Hal itu disebabkan belum adanya keterangan lengkap yang diterima Disdik dari pihak korban.

    “Kita belum bisa menyatakan itu, itu informasi sepihak jadi harus kita assessment, kita belum bisa ini kan ke media,” singkat Siti.

    Pada pemberitaan sebelumnya, Sejumlah orang tua salah satu sekolah dasar (SD) di kawasan Kota Depok, Jawa Barat mengaku cemas dengan adanya kasus dugaan pencabulan atau kekerasan seksual anak yang dilakukan oknum guru di SD tersebut. Tak tanggung-tanggung, oknum guru berinisial S (59) itu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap belasan siswa.

  • Legislator pertanyakan DKI masih macet meski ada transportasi publik

    Legislator pertanyakan DKI masih macet meski ada transportasi publik

    Kalau memang pengguna transportasi publik meningkat kenapa masih macet. Ini yang perlu dicari solusinya

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Andri Santosa mempertanyakan kondisi lalu lintas di Jakarta yang masih mengalami kemacetan meskipun warga sudah banyak yang menggunakan transportasi publik untuk aktivitas sehari-harinya.

    “Kalau memang pengguna transportasi publik meningkat kenapa masih macet? Ini yang perlu dicari solusinya,” kata Andri di Jakarta, Jumat, saat rapat kerja dengan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta.

    Menurut dia, dari data yang dimiliki Dinas Perhubungan DKI Jakarta pengguna transportasi umum sudah mencapai 1,5 juta per hari, namun kenyataannya macet masih terjadi di mana-mana.

    Untuk itu kata dia, perlu ada langkah nyata dari Dishub DKI dalam penanganan kemacetan yang sampai saat ini belum mampu diatasi.

    “Apakah dengan memperluas jangkauan layanan transportasi publik hingga ke kota-kota penyangga atau ada solusi lain,” ucap Andri.

    Andri juga meminta agar Dishub menambah kantong-kantong parkir yang berada di daerah pinggir atau kota penyangga, supaya mereka yang masih menggunakan transportasi pribadi bisa beralih ke transportasi publik.

    “Kalau macet ini memang karena kendaraan dari luar Jakarta, maka harus ditambah kantong-kantong parkir. Supaya mereka menggunakan kendaraan umum ketika akan ke Jakarta,” ujarnya.

    Andri mengatakan ketika pengguna transportasi publik bisa mencapai 1,5 juta setidaknya bisa memberikan efek kepada kepadatan lalu lintas di Jakarta.

    Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputoo mengatakan kemacetan yang terjadi di Jakarta bukan hanya dikarenakan warga Jakarta itu sendiri yang sudah mulai beralih menggunakan transportasi umum.

    Kemacetan yang terjadi lanjut dia, karena adanya kendaraan dari luar Jakarta seperti Bekasi, Depok, Tangerang, dan lainnya yang masuk ke Jakarta.

    “Sehingga dengan adanya perluasan Transjabodetabek diharapkan dapat mengurangi kemacetan,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mengatasi banjir dan genangan malapetaka Jabodetabek

    Mengatasi banjir dan genangan malapetaka Jabodetabek

    Foto udara luapan air Sungai Ciliwung yang menggenangi jalan dan permukiman di Jatinegara, Jakarta, Selasa (4/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/Spt.

    Mengatasi banjir dan genangan malapetaka Jabodetabek
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Jumat, 11 April 2025 – 09:45 WIB

    Elshinta.com – Hari-hari ini rakyat miskin yang tidak berpunya terus mengalami deraan hidup. Gas melon yang sempat susah dibeli, lalu harga bahan pokok yang masih relatif tinggi, dan belum tahu kapan berakhirnya.

    Baru-baru ini banjir dan genangan juga datang kembali. Bencana yang terus berulang melanda Jakarta dan sekitarnya.

    Publik mendengar beritanya di media on-line maupun off-line, bahkan dilaporkan secara live oleh masyarakat.

    Mengapa demikian, argumennya sangat kuat, karena air hujan yang tidak dapat tertampung di tanah yang sudah banyak berubah menjadi beton sehingga banjir dan genangan akan terjadi yang diperparah jika sedang terjadi rob (pasang air laut) sehingga bagaikan benteng mencegah terbuangnya air ke laut.

    Pada musim kemarau masyarakat miskin akan mengalami kelangkaan air alias kekeringan.

    Semakin kering pada musim kemarau, maka pertanaman banyak yang mati, sehingga pada musim hujan, daya sangga airnya anjlok, erosinya semakin dahsyat, sehingga kerusakan akan terus terjadi dan semakin dipercepat.

    Pertanyaan fundamentalnya, apa penyebab fundamental banjir dan genangan terus terjadi dengan besaran (magnitude) terus meningkat, baik intensitas, areal terdampak maupun durasinya?

    Pemicu dan pemacu banjir serta genangan
    berdasarkan pemantauan lapangan dari hulu Sungai Ciliwung sampai hilir di pantai, tampak jelas bahwa perubahan tutupan lahan (land cover) dari tanaman ke hutan beton menjadi faktor determinannya.

    Kondisinya diperburuk dengan rendahnya pengawasan pemerintah kabupaten/kota mulai kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok dan Daerah Khusus Ibukota dan menjaga tutupan lahan bervegetasi.

    Justru yang terjadi, sawah dialihfungsikan, lahan kering dibetonkan, daerah hijau bahkan resapan bisa dirubah secara periodik lima tahunan dengan persetujuan DPRD kabupaten/Kota.

    Motif ekonomi menjadi biang keladinya, tapi yang paling mendasar adalah mental dan komitmen aparat dalam menegakkan aturan tata ruang yang benar.

    Tragisnya lagi, pemerintah pusat belum melakukan moratorium pembangunan rumah tapak, sehingga cepat dan pasti tutupan lahan bervegetasi akan habis, dan permukaan lahan menjadi tutupan beton yang sifatnya tidak meloloskan air ke dalam tanah (impermeable) dan sebaliknya mempercepat aliran air, meningkatkan laju erosi dan destruksi ketika masuk ke dalam Sungai.

    Dampak ekonomi sosial

    Banjir dan genangan yang terus berulang, jelas akan merugikan banyak pihak, terutama orang miskin yang bermukim di bantaran dan rawan banjir.

    Orang kaya umumnya dengan akses keuangan yang baik, mereka bisa memilih areal pemukiman yang relatif aman terhadap banjir.

    Meskipun begitu, mereka tidak bisa menghindar, karena banjir akan mengganggu transportasi dan mobilitas masyarakat. Semua menjadi lama, mahal, dan itu harus ditanggung oleh masyarakat dan negara.

    Beban biaya ini semakin berat dan mahal, ketika saat yang sama terjadi rob (muka air laut yang naik). Implikasinya aliran air Sungai dari hulu tertahan di hilir, sehingga menimbulkan genangan, dengan besaran yang lebih besar.

    Apalagi jika durasinya genangan makin lana, tinggi genangan terus meningkat. Selain kerusakan fisik, maka merebaknya wabah penyakit tidak bisa dihindari.

    Biaya hidup yang harus dikeluarkan oleh korban banjir dan genangan semakin besar dan mahal. Akibatnya harga bahan pokok seperti beras, mie, telur, minyak dan bahan pokok harus membayar biaya angkut yang lebih mahal.

    Terbatasnya pasokan akan lebih mengerek harga bahan pangan pokok, karena saat itu berlaku hukum pasar antara pasokan dan permintaan. Itu yang terjadi di konsumen.

    Tersendatnya pasokan bahan makanan akan menurunkan harga di produsen dalam hal ini petani.

    Celakanya, begitu banjir selesai, masyarakat dan pemerintah terkesan melupakan penyelesaiannya.

    Banjir seakan merupakan ritual rutin tahunan yang harus diterima sebagai takdir. Implikasinya masalah mitigasi banjir dan genangan, seperti “dijadikan” proyek yang justru mendatangkan keuntungan.

    Buktinya banjir praktis tidak pernah terselesaikan, sekalipun pemerintahan terus berganti, eksperimen terus dilakukan, biaya besar terus digelontorkan.

    Bahkan belakangan muncul ide membangun giant great wall di Pantai utara Jawa untuk memitigasi rob.

    Pertanyaan mendasarnya, bagaimana dengan banjir yang asalnya dari hulu, apalagi distruksi sistemik tutupan lahan di hulu seakan berjalan terus, dipercepat tanpa terkendali?

    Akankah, rakyat akan terus menjadi korban dan bahkan terkesan dibiarkan menjadi korban banjir dan genangan yang semakin dahsyat? Lalu bagaimana dengan mitigasi banjir yang praktikan, operasional, dan berkeadilan?

    Mitigasi banjir

    Jika pemerintah berhasil memitigasi banjir dan genangan di Jakarta dan sekitarnya, maka paling tidak 50 persen masalah Jakarta terkendali, ekonomi berputar, dan economic loss yang tidak perlu dapat direduksi secara signifikan.

    Argumennya, banjir dan genangan akan melumpuhkan urat nadi ekonomi tanpa pandang bulu.

    Dampak ikutannya juga sangat banyak. Biaya pemerintah yang seharusnya digunakan untuk keperluan lain terpaksa harus digunakan untuk menolong rakyat yang terdampak banjir.

    Salah satu usulan rekomendasi praktikan dan operasional yang dapat dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota adalah moratorium pembangunan rumah tapak, semua harus beralih ke rumah vertikal.

    Publik dapat melihat bagaimana negara negara seperti Singapura, Jepang, Korea, Amerika Serikat, demi memperluas ruang terbuka hijau, mereka membangun permukiman semakin tinggi dibanding sebelumnya dan sisanya dijadikan lahan terbuka hijau.

    Selanjutnya dilakukan moratorium alih fungsi lahan sawah, sehingga secara langsung kita mempertahankan retensi air di hulu.

    Agar moratorium itu berhasil, maka Presiden dapat mengeluarkan Perpu termasuk tutupan lahan hijau minimum di setiap wilayah disertai sanksi yang tegas dan menimbulkan jera, agar lahan terbuka hijau benar benar bisa terjaga, bahkan ditingkatkan.

    Serapan air dalam jumlah yang tidak terbatas dari hulu sampai hilir baik di zona permukiman dan non permukiman harus dilakukan secara masif dan ditransfer menjadi aliran permukaan sudah berkurang jauh volumenya dan kecepatannya.

    Pemerintah dapat membuat skenario penurunan koefisien run off (rasio antara volume aliran permukaan terhadap volume hujan).

    Semakin tinggi koefisien run-off dapat mengindikasikan bahwa daerah tangkapan air tidak baik. Sebaliknya, jika koefisien run-off kecil, maka kapasitas tampung daerah tangkapan air bagus. Artinya daerah tangkapan air dapat mengatur dan mengelola serta mendistribusikan air dengan baik.

    Pemerintah dapat menyusun skenario koefisien run-off dari saat ini menuju yang ideal. Berdasarkan kondisi sungai dan vegetasi serta tutupan lahan, maka disarankan koefisien run-off tidak lebih dari 3 persen agar tidak menimbulkan banjir dan genangan yang signifikan.

    Itu jika dan hanya jika semua pihak mengambil peran dalam menampung air hujan di sepanjang musim penghujan.

    Manfaat jangka panjangnya, pasokan air pada musim kemarau akan lebih baik, sehingga bencana kekeringan juga termitigasi ketika mitigasi banjir berhasil dilakukan.

    Adaptasi banjir

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pasti sudah memiliki peta zona rawan banjir dan genangan. Pemanfaatan peta tersebut perlu dimaksimalkan dengan mengembangkan rumah adaptif banjir dan genangan berdasarkan skenario tinggi genangan maksimum yang pernah terjadi.

    Masyarakat Jakarta sebagian besar sudah melakukan adaptasi terhadap banjir dan genangan, terutama yang bermukim di bantaran Sungai.

    Namun, karena magnitude banjir makin besar, maka adaptasi tersebut tidak mampu merespons besaran banjir.

    Untuk itu pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum perlu menghitung kembali besaran banjir maksimum untuk periode ulang 10 tahun, 25 tahun dan 50 tahun untuk menyusun langkah adaptasinya.

    Masyarakat dapat beradaptasi terhadap banjir dan genangan dengan menyesuaikan tinggi rumah panggung permukiman yang rawan banjir dan genangan.

    Pengembangan pilot project rumah yang adaptif terhadap banjir di beberapa daerah endemik perlu diintroduksi, agar ada teladan bagi Masyarakat untuk melakukannya secara benar.

    Pekerjaan besar ini perlu dirancang jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam bentuk master plan mitigasi dan adaptasi banjir dalam 100 tahun ke depan.

    Master plan ini selanjutnya ditetapkan menjadi Perda dan disetujui DPRD, sehingga menjadi pedoman kerja bagi Gubernur terpilih siapapun orangnya, dari manapun partai pengusungnya.

    Pekerjaan ini bisa dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang relevan untuk membuat keputusan dalam mitigasi dan adaptasi banjir dan genangan Jakarta.

    Kalau banjir dan genangan Jakarta terus terjadi dan bahkan terus meningkat besarannya, maka dipastikan penyelesaian yang dilakukan tidak menyeluruh alias tambal sulam, karena tidak mampu menyelesaikan akar masalahnya.

    Ini menjadi tantangan bagi Gubernur Jakarta yang baru terpilih, sehingga publik dapat menagih janjinya. Kelak rakyat dan publiklah yang akan menilainya.

    Sumber : Antara

  • Polisi Tangkap Pencuri Sepeda Motor Bermodus COD di Depok, Ini Tampang Pelaku – Halaman all

    Polisi Tangkap Pencuri Sepeda Motor Bermodus COD di Depok, Ini Tampang Pelaku – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pelaku inisial J (33) kasus pencurian sepeda motor dengan modus Cash On Delivery (COD).

    Panit 4 Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Iptu Aditya Rizky Nugroho menuturkan pelaku ditangkap di Jalan H. Sapri RT 02/RW 03, Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu (9/4/2025).

    “Kami dari Unit 4 Resmob Polda Metro Jaya mengamankan pelaku curanmor dengan modus COD,” katanya dalam keterangan, Jumat (11/4/2025).

    Aditya menyebut, kasus ini berawal saat korban bernama Heriyanto mencoba menjual sepeda motor Honda Vario melalui media sosial Facebook.

    Selanjutnya pada Rabu (26/2/2025) sekira pukul 20.30 WIB, datang dua orang laki-laki ke rumah Heriyanto dengan alasan ingin membeli motor tersebut.

    Pelaku meminta izin untuk melakukan test drive dengan membonceng korban.

    “Sementara temannya yang mengaku sebagai Gojek ditinggal di kontrakan rumah pelapor,” tutur Aditya.

    Saat pelaku dan korban mencoba kendaraan, pelaku berpura-pura mengalami kendala mesin. 

    “Korban turun dari motor pelaku langsung kabur membawa kendaraan dan meninggalkan korban di lokasi,” ujar Aditya.

    Atas kejadian itu kemudian korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Diketahui pelaku melakukan aksinya tak hanya satu kali. 

    Korban lainnya adalah seorang pria bernama Muhamad Harisal.

    Awalnya, pada Rabu (2/4/2025) sekira pukul 20.30 WIB, korban yang sebelumnya sudah bersepakat untuk bertemu dengan pelaku soal jual beli sepeda motor CRF hitam dengan modus COD.

    “Kemudian bertemu di TKP, tepatnya di depan rumah pelapor. Selanjutnya, terlapor datang menggunakan ojek online dengan drivernya berjaket Maxim,” tutur Aditya. 

    Lalu pelaku dengan modus yang sama beralasan ingin mencoba motor tersebut atau test drive. 

    Korban pun mengizinkannya dengan ditemani kerabat korban bernama Dede Firmansyah. Namun, sekitar 200 meter, pelaku menurunkan korban dengan alasan berat.

    “Tak lama setelah menurunkan saudara Dede, terlapor langsung tancap gas dan tidak kunjung kembali. Terlapor meninggalkan ojek online yang dipesannya di tempat pelapor dan belum dibayar,” tutur Aditya.

    Korban pun melaporkan pencurian kendaraan bermotor ini ke Polsek Pancoran guna penyelidikan lebih lanjut.

    Penangkapan Pelaku

    Pelaku J akhirnya berhasil ditangkap di Cilodong, Depok, tanpa perlawanan.

    Modus operandi pelaku adalah dengan berpura-pura menjadi pembeli dan meminta test drive saat transaksi COD. 

    Setelah motor diberikan, pelaku langsung kabur membawa kendaraan.

    Dari hasil pemeriksaan, J diketahui telah melakukan aksi serupa sebanyak tiga kali.

    Saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan lebih lanjut guna mengungkap kemungkinan keterlibatan dalam kasus lainnya.

    Polisi pun merilis wajah pelaku pencurian sepeda motor tersebut. 

    Pelaku kini dijerat Pasal 363 KUHP terkait Tindak Pidana Pencurian dengan Pemberatan.

  • Terdengar Suara Gemuruh dan Dentuman, Ini 10 Fakta Gempa Bogor 10 April 2025 – Halaman all

    Terdengar Suara Gemuruh dan Dentuman, Ini 10 Fakta Gempa Bogor 10 April 2025 – Halaman all

    Berikut ini 10 fakta gempa Magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis (10/4/2025) pukul 22:16:13 WIB.

    Tayang: Jumat, 11 April 2025 12:21 WIB

    Capture BMKG

    GEMPA BUMI – Gempa berkekuatan 4,1 Magnitudo mengguncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/4/2025) malam. Warga berhamburan ke luar rumah. Berikut ini 10 fakta gempa Magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis (10/4/2025) pukul 22:16:13 WIB. 

    TRIBUNNEWS.COM – Deputi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi. Klimatologi. dan Geofisika (BMKG), Daryono, membeberkan fakta-fakta gempa Magnitudo 4,1 yang mengguncang wilayah Kota Bogor, Jawa Barat.

    Diketahui, gempa terjadi pada Kamis (10/4/2025) pukul 22:16:13 WIB.

    Gempa tersebut disertai suara gemuruh dan dentuman.

    Menurut Daryono, munculnya suara gemuruh dan dentuman saat gempa di Bogor adalah hal wajar. 

    Dilansir akun resmi Instagram @daryonobmkg, hingga Jumat (11/4/2025) pukul 6.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak empat kali.

    Berikut fakta-fakta gempa yang mengguncang Kota Bogor pada 10 April 2025:

    Gempa Bogor terjadi pada hari Kamis, 10 April 2025 pukul 22.16.13 WIB (malam hari).
    Gempa Bogor memiliki magnitudo M4,1 dengan episenter terletak di darat tepatnya pada koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
    Gempa Bogor merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif.
    Bukti bahwa Gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.
    Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip).
    Episenter Gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri.
    Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai hasil analisis menanisme sumber gempa oleh BMKG.
    Gempabumi ini dirasakan di wilayah Kab. Bogor, Kota Bogor, dan Depok dengan Skala Intensitas III-IV MMI, serta menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.
    Gempa Bogor disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar. Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti, gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh.
    Hingga Jumat, 11 April 2025 pukul 6.00 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Bogor telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak empat kali:

    Pukul 23.12 WIB (Magnitudo 1,9)
    Pukul 23.14 WIB (Magnitudo 1,7)
    Pukul 1.04 WIB (Magnitudo 1,6)
    Pukul 1.38 WIB (Magnitudo 1,7)

    (Tribunnews.com/Latifah)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mengenal Sesar Citarik, Pemicu Gempa Bogor yang Disertai Dentuman

    Mengenal Sesar Citarik, Pemicu Gempa Bogor yang Disertai Dentuman

    Jakarta

    Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, gempa berkekuatan M 4,1 yang mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/5) pukul 22.16 WIB dipicu aktivitas Sesar Citarik.

    “Hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG menunjukkan bahwa Gempa Bogor memiliki mekanisme geser (strike-slip). Episenter gempa Bogor terletak pada jalur Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025).

    Bukti bahwa gempa Bogor adalah gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko) dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi.

    Gempa ini dirasakan hingga wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, hingga Kota Depok dengan Skala Intensitas III-IV MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.

    Selain getaran, warga juga dihebohkan suara dentuman sangat kencang saat gempa terjadi. Disebutkan Daryono, gempa disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar.

    “Suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh,” ungkapnya.

    Sesar Citarik

    Sesar Citarik adalah patahan geser yang membelah Jawa Barat, melewati Pelabuhan Ratu, Bogor, dan Bekasi. Sesar ini merupakan retakan panjang di kerak Bumi tempat dua lempeng tektonik bergerak saling menjauh.

    Mengutip laman Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral, ‘Dinamika Sesar Citarik’ yang ditulis Sidarto dari Pusat Survei Geologi, sesar ini telah aktif sejak periode Miosen Tengah, sekitar 15 juta tahun yang lalu.

    Sesar Citarik awalnya adalah sesar transtensional, yang berarti lempeng-lempeng tersebut bergerak menjauh dan menciptakan ruang bagi terbentuknya kerak baru. Namun sejak periode Plio-Pleistosen, sekitar 5 juta tahun lalu, sesar tersebut telah berubah menjadi sesar geser kiri, yang berarti lempeng-lempeng tersebut bergeser secara horizontal melewati satu sama lain dalam arah berlawanan.

    Karakteristik dan Aktivitas Sesar Citarik

    Sesar ini merupakan sesar tipe Left-Lateral Strike-Slip yang memiliki panjang sekitar 250 km. Namun, sesar ini tersegmentasi dan terbagi menjadi tiga segmen, yaitu segmen selatan, tengah, dan utara yang masing-masing mempunyai karakteristik dan potensi seismik yang berbeda.

    Meski tidak terlalu aktif secara seismik, Sesar Citarik telah menyebabkan beberapa gempa yang merusak, antara lain yang terjadi pada Maret 2020 dan Desember 2023. Sesar ini juga mungkin telah menyebabkan gempa M 7,0 pada 1833.

    Bahaya Seismik

    Sesar Citarik melintas dan berada di dekat kawasan padat penduduk seperti kawasan metropolitan Jakarta. Kondisi tanah lunak di sekitar bagian utara sesar seperti di Kota Jakarta dan Kota Bandung dapat menyebabkan guncangan gempa semakin kuat.

    (rns/rns)