3 Mobil Polisi Dirusak Massa Saat Tangkap Penganiaya di Depok, Tak Ada Korban
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com –
Polres Metro
Depok
memastikan, anggotanya tidak ada yang terluka dalam penyerangan oleh warga di Kampung Baru, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/4/2025) dini hari.
Penyerangan terjadi ketika polisi menangkap tersangka dugaan penganiayaan dan kepemilikan senjata api di kediamannya.
“Kalau dari personel kami luka terbuka enggak ada. Alhamdulillah, antara enggak ada atau belum pada merasakan sakit gitu, masih berusaha mengatasi situasi,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Bambang Prakoso kepada wartawan, Jumat.
Bambang menjelaskan, insiden penyerangan bermula ketika 14 personel tiba di kediaman pelaku menggunakan empat mobil sekitar pukul 01.30 WIB.
Setibanya di lokasi, petugas langsung menunjukkan surat perintah penangkapan.
Begitu mengetahui akan ditangkap, pelaku justru melawan hingga menimbulkan kegaduhan.
Keributan ini ternyata sampai ke telinga warga lingkungan kediaman pelaku. Secara spontan, warga langsung menyerang petugas.
“Peristiwa itu diketahui oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar yang mengetahui melakukan penyerangan terhadap personel kami,” jelas Bambang.
Selanjutnya, petugas langsung membawa pelaku ke salah satu mobil polisi yang tak jauh dari lokasi.
Saat hendak bergegas ke Markas Polres Metro Depok, empat kendaraan kepolisian itu dikejar warga.
“Ada yang dengan sepeda motor, hingga akhirnya mencapai pintu Kampung Baru yang ada portalnya,” ungkapnya.
Mobil yang membawa pelaku berhasil tiba di kantor kepolisian sekitar pukul 02.00 WIB meski sempat terhalang portal lingkungan tempat tinggal pelaku. Sedangkan tiga kendaraan lain tertahan di lokasi.
“Nah tiga kendaraan yang tertinggal di lokasi tersebutlah yang dibakar atau dirusak oleh warga Pondok Rangon,” ungkap dia.
Dalam insiden, tiga mobil polisi rusak parah di bagian kaca akibat hantaman balok kayu dan dibakar massa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Depok
-
/data/photo/2025/04/18/680218e6d3e40.jfif?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Mobil Polisi Dirusak Massa Saat Tangkap Penganiaya di Depok, Tak Ada Korban Megapolitan 18 April 2025
-
/data/photo/2025/03/19/67da59d9a8699.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Didatangi TNI, Konsolidasi Nasional Mahasiswa Sudah Dapat Izin Rektorat UI Nasional 18 April 2025
Didatangi TNI, Konsolidasi Nasional Mahasiswa Sudah Dapat Izin Rektorat UI
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Konsolidasi nasional
mahasiswa
di
Universitas Indonesia
(
UI
) didatangi tentara. UI tak mengundang
TNI
. Kegiatan mahasiswa itu juga sudah mengantongi izin rektorat.
UI memastikan pihaknya menghormati kegiatan mahasiswa yang berlangsung di dalam lingkungan kampus.
Hal ini disampaikan Direktur Hubungan Masyarakat UI, Arie Afriansyah, mengomentari kehadiran sejumlah anggota TNI di area Pusat Kegiatan
Mahasiswa
(Pusgiwa) UI, Depok, pada Rabu (16/4) lama lalu, sebagaimana informasi yang viral beredar di media sosial.
“UI menghormati setiap kegiatan mahasiswa yang berlangsung di kampus. Apalagi kegiatan tersebut sudah mendapatkan izin,” kata Arie kepada
Kompas.com
, Jumat (18/4/2025).
Arie mengatakan, pihak kampus menegaskan bahwa kehadiran militer di lokasi tersebut bukan atas undangan ataupun inisiatif dari universitas.
“Terkait hal tersebut, pihak Rektorat UI tidak pernah mengundang militer untuk hadir dan mengikuti acara konsolidasi mahasiswa yang diadakan di Pusgiwa,” jelasnya.
Berdasarkan informasi di media sosial, kejadian ini bermula pada Rabu (16/4) malam, saat acara
Konsolidasi Nasional Mahasiswa
digelar di Pusgiwa UI.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari pelbagai perguruan tinggi dan organisasi mahasiswa dari seluruh Indonesia. Agenda acara meliputi diskusi, perumusan sikap, hingga konsolidasi gerakan mahasiswa yang menyoroti berbagai isu kebangsaan.
Namun, sekitar pukul 23.00 WIB, sejumlah anggota TNI berseragam dinas dan menggunakan mobil dinas terlihat memasuki area Pusgiwa, mengejutkan para peserta yang masih berada di lokasi. Meski tidak terjadi interaksi represif, kehadiran mereka menimbulkan tanda tanya dan kekhawatiran di kalangan mahasiswa.
Kompas.com
sudah berusaha menghubungi pihak
BEM UI
, yakni ke nomor kontak narahubung bernama Ibnu sebagaimana tercantum di akun Instagram BEM UI, untuk mendapatkan keterangan mengenai peristiwa tersebut. Namun hingga berita ini diunggah, belum ada tanggapan dari BEM UI.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/02/11/67aab099302e7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diserang Saat Tangkap Penganiaya di Depok, Polisi Dikejar Warga Sekampung Megapolitan 18 April 2025
Diserang Saat Tangkap Penganiaya di Depok, Polisi Dikejar Warga Sekampung
Tim Redaksi
DEPOK, KOMPAS.com –
Polisi diserang massa saat menangkap pelaku penganiayaan dan kepemilikan senjata api berinisial TS di kawasan Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/4/2025) dini hari.
Kasat Reskrim
Polres Metro Depok
AKBP Bambang Prakoso mengatakan bahwa massa yang menyerang tak terhitung jumlahnya.
“(Massa yang menyerang) lebih dari sekampung,” kata Bambang kepada wartawan, Jumat.
Bambang menjelaskan, insiden penyerangan bermula ketika 14 personel tiba di kediaman pelaku menggunakan empat mobil sekitar pukul 01.30 WIB.
Setibanya di lokasi, petugas langsung menunjukkan surat perintah penangkapan.
Begitu mengetahui akan ditangkap, pelaku justru melawan hingga menimbulkan kegaduhan.
Keributan ini ternyata sampai ke telinga warga lingkungan kediaman pelaku. Secara spontan, warga langsung menyerang petugas.
“Peristiwa itu diketahui oleh lingkungan sekitarnya. Lingkungan sekitar yang mengetahui melakukan penyerangan terhadap personel kami,” jelas Bambang.
Selanjutnya, petugas langsung membawa pelaku ke salah satu mobil polisi yang tak jauh dari lokasi.
Saat hendak bergegas ke Markas Polres Metro Depok, empat kendaraan kepolisian itu dikejar warga.
“Ada yang dengan sepeda motor, hingga akhirnya mencapai pintu Kampung Baru yang ada portalnya,” ungkapnya.
Mobil yang membawa pelaku berhasil tiba di kantor kepolisian sekitar pukul 02.00 WIB meski sempat terhalang portal lingkungan tempat tinggal pelaku. Sedangkan tiga kendaraan lain tertahan di lokasi.
“Nah tiga kendaraan yang tertinggal di lokasi tersebutlah yang dibakar atau dirusak oleh warga Pondok Rangon,” ungkap dia.
Dalam insiden tak ada anggota kepolisian yang terluka. Hanya saja tiga mobil polisi rusak parah di bagian kaca akibat hantaman balok kayu.
Selain itu, satu kendaraan rusak dibakar. Ada pula kendaraan yang dibalik di tengah jalan oleh massa penyerang.
“Kalau dari personel kami luka terbuka enggak ada. Alhamdulillah, antara enggak ada atau belum pada merasakan sakit gitu, masih berusaha mengatasi situasi,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Viral Sapi Masuk Minimarket di Kelapa Dua Depok, Polisi Beberkan Kronologi Kejadian – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seekor sapi berwarna cokelat berada di dalam sebuah minimarket.
Video viral tersebut satu di antaranya diunggah akun instagram @lantasrestrodepok.
Adapun dari unggahannya dituliskan peristiwa terjadi di sebuah minimarket di kawasan Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Terkait itu, pihak kepolisian yang mendapatkan laporan warga langsung turun ke lokasi untuk melakukan penanganan.
“Iya benar, kemarin sudah diamankan (sapinya) bersama-sama warga,” kata Kasat Lantas Polres Metro Depok Kompol Joko Sembodo saat dihubungi, Jumat (18/4/2025).
Terpisah, Kanit Turjawali Satlantas Polres Metro Depok, AKP Fitri menjelaskan kronologis sapi tersebut bisa lepas dan masuk ke minimarket itu yang terjadi pada Rabu (16/4/2025) sore.
Fitri menjelaskan awalnya, pemilik hendak menurunkan sapi tersebut dari sebuah truk untuk nantinya dijual pada Hari Raya Idul Adha 2025.
“Ya karena itu lagi diturunin dari truk mau ditaruh di situ, kan mau lebaran haji nih. Ya mungkin saat diturunin dari truk terus lepas,” ungkapnya.
Selanjutnya, sapi tersebut lepas hingga kabur dan masuk ke dalam minimarket di sekitar lokasi kejadian.
Anggota yang tengah bertugas pun langsung datang untuk menanganinya.
“Ada laporan warga, ada sapi lepas, terus anggota cek ke sana, terus sapinya lari-lari tuh masuk ke Indomaret tuh,” tuturnya.
Beruntung sapi tersebut tidak mengamuk dan tidak melakukan pengrusakan di minimarket.
Selain itu, dilaporkan tidak ada orang yang terluka dalam peristiwa tersebut.
“Enggak ada, masuk Indomaret juga di lorong-lorong itu aja, jadi enggak ngerusak itu sapinya. Sampai di dalam (minimarket) malah sapinya diam, ketakutan kayaknya sapinya,” ungkapnya.
-

Ramai Kasus Pelecehan, Komisi III DPR Minta Korban Jangan Malu Melapor, Polisi Harus Cepat Respons
JAKARTA – Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez menyoroti maraknya kasus kekerasan seksual belakangan ini, termasuk dugaan pelecehan oleh seorang dokter kandungan di Garut, Jawa Barat. Ia pun mengimbau setiap korban kekerasan seksual untuk melapor dan mendorong Polisi untuk cepat merespons.
Gilang mengatakan, peristiwa pencabulan di layanan kesehatan sungguh sangat mencederai rasa aman rakyat. Menurutnya, kasus pelecehan yang lagi-lagi melibatkan oknum dokter itu bukan sekadar kasus kriminal, namun insiden ini juga menjadi bukti lemahnya sistem perlindungan bagi masyarakat.
“Tempat yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan, malah justru menjadi tempat perlakuan tidak nyaman kepada pasien. Bagaimana rakyat bisa merasa sejahtera jika mereka tidak merasa aman di tempat yang harusnya memberikan kesembuhan,” ujar Gilang Dhielafararez, Kamis, 17 April.
“Dan kita harapkan pengusutan kasus ini dapat berjalan secara profesional dan transparan. Apabila yang bersangkutan terbukti bersalah, harus diberikan sanksi pidana yang setimpal,” sambungnya.
Gilang menegaskan, negara harus hadir secara tegas dalam menjamin ruang-ruang publik bebas dari kekerasan. Terutama kepada perempuan dan anak sebagai kelompok yang paling sering menjadi korban kekerasan seksual.
“Ketika rakyat yang datang untuk berobat justru menjadi korban pelecehan, itu adalah pengkhianatan terhadap mandat pelayanan publik. Pemerintah harus introspeksi, bagaimana mungkin pelaku bisa berpraktik sekian lama tanpa ada pengawasan atau pengaduan yang ditindaklanjuti?,” kata Gilang.
Anggota komisi yang membidangi hukum itu juga menyoroti perlunya evaluasi sistem pengawasan dan sanksi terhadap tenaga medis yang melanggar etika dan hukum. Gilang mendorong Kementerian Kesehatan untuk segera membentuk mekanisme aduan cepat dan responsif agar masyarakat tidak takut melapor.
“Saya khawatir ini bukan kasus tunggal. Tapi kalau negara tidak hadir memberikan perlindungan dan pendampingan pada korban, akan makin banyak pelaku yang bebas berkeliaran, dan makin banyak rakyat yang kehilangan kepercayaan pada sistem,” kata Legislator PDIP dari Dapil Jawa Tengah II itu.
Gilang juga mendorong semua pihak untuk tidak hanya mengecam, tapi melakukan pembenahan menyeluruh terhadap sistem layanan kesehatan yang masih rawan disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.
“Negara tidak boleh kalah oleh pelaku-pelaku yang mencederai kepercayaan rakyat. Kesejahteraan itu dimulai dari rasa aman dan bermartabat. Itu yang harus kita jaga bersama,” tegas Gilang.
Lebih lanjut, Gilang mengajak masyarakat agar selalu mengawal kasus-kasus kekerasan seksual yang semakin menjadi. Menurutnya, hal ini perlu agar kasus-kasus lama tidak terlupakan dan bisa diusut tuntas oleh aparat.
Misalnya kasus pencabulan anak di bawah umur yang dilakukan mantan Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman, lalu pelecehan sejumlah mahasiswa oleh guru besar Fakultas Farmasi UGM.
Kemudian pemerkosaan yang dilakukan dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Padjadjaran terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, hingga dugaan pelecehan yang dilakukan dokter kandungan di Garut dan pelecehan oknum guru kepada belasan siswi SD di Depok.
Kasus kekerasan seksual juga banyak terjadi di layanan fasilitas umum seperti di fasilitas kesehatan dan yang terbaru adalah pelecehan di fasilitas transportasi massal yang menimpa penumpang KRL. Gilang menyatakan, tidak boleh ada toleransi sedikitpun untuk tindak kekerasan seksual.
“Dan saya mengajak masyarakat untuk mengawal setiap kasus kekerasan seksual hingga tuntas agar tidak terlupakan begitu ada kasus yang baru. Kita harus tetap mengawal bersama sampai korban mendapatkan keadilan,” kata Gilang.
“Termasuk dalam kasus mantan Kapolres Ngada, penegak hukum berkewajiban untuk terus meng-update sampai mana kemajuan kasusnya. Ini berlaku untuk semua kasus kejahatan seksual,” tambah Anggota BKSAP DPR itu.
Gilang pun mendorong agar para korban kekerasan seksual untuk segera melaporkan kejadian yang dialaminya kepada aparat penegak hukum.
“Jika ada yang menjadi korban pelecehan, jangan malu dan takut untuk melapor. Komnas perempuan juga harus bisa memfasilitasi para korban, karena kebanyakan korban malu untuk melapor apa yang dialaminya,” ucapnya.
“Kalau perlu polisi jemput bola. Polisi juga harus cepat merespons aduan korban pelecehan, jangan bertele-tele apalagi sampai menormalisasi kekerasan seksual dan justru malah menyalahkan atau menyudutkan korban. Karena ini yang sering terjadi dan membuat korban kekerasan seksual enggan melapor,” lanjut Gilang.
Sejalan dengan itu, Gilang menyoroti masih belum optimalnya implementasi Undang-Undang No 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). Hal ini lantaran belum semua aturan turunan UU TPKS diterbitkan Pemerintah.
“Padahal dalam amanat UU tersebut, aturan turunan UU TPKS harus terbit semua dua tahun sejak UU diundangkan, yang artinya adalah semua aturan turunan UU TPKS harus sudah ada maksimal tahun 2024 agar dapat diimplementasikan dengan efektif,” kata Gilang.
Untuk diketahui, hingga kini baru 4 dari 7 peraturan pelaksana dari UU TPKS yang ditetapkan pemerintah. Masih tersisa 3 aturan yang belum disahkan yakni Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Dana Bantuan Korban TPKS; RPP Pencegahan, Penanganan, Pelindungan, dan Pemulihan Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RPP 4PTPKS); dan Rancangan Perpres (RPerpres) Kebijakan Nasional Pemberantasan TPKS.
Menurut Gilang, belum terbitnya semua peraturan turunan tersebut menjadi hambatan dalam implementasi UU TPKS di lapangan.
“Peraturan turunan sangat penting karena menjadi pedoman teknis dalam pelaksanaan UU, termasuk pada UU TPKS. Kita harap pemerintah segera merampungkan penyusunan aturan turunan UU TPKS yang belum diterbitkan,” katanya.
Gilang juga mendukung adanya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) di setiap wilayah guna memberikan pendampingan kepada korban kekerasan seksual. Unit ini dapat dibentuk bila sudah ada aturan teknisnya.
“Dengan begitu ada unit khusus untuk memberikan pendampingan bagi korban kekerasan seksual di setiap daerah. Kita minta pemerintah segeralah menyelesaikan aturan-aturan teknis ini,” tutup Gilang.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5191131/original/085212400_1744936184-20250411_150947__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemkot Depok Komitmen Dukung Pembangunan Infrastruktur hingga Pelosok Daerah – Page 3
Pemerintah Kota Depok berusaha berjuang mewujudkan komitmennya terhadap pemerataan pembangunan di Kota Depok. “Kami berusaha untuk membangun akses jalan yang layak di wilayah yang belum tersentuh,” ucap Supian.
Supian meyakini, pembangunan yang merata menjadi tonggak kemajuan wilayah. Secara tidak langsung dampak dari pembangunan akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kota Depok.
“Insya Allah, Depok maju, Jabar Istimewa,” ungkap Supian.
Sementara, salah seorang warga Sawangan, Faiz Dermawan mengapresiasi niat dan tekad Pemerintah Kota Depok meningkatkan peningkatan infrastruktur. Menurutnya, masih ditemukan sejumlah jalan di wilayah Depok yang dinilai tidak layak.
“Kalau itu untuk kepentingan masyarakat saya setuju dengan tekad Pemerintah Kota Depok, asalkan yang dibangun jangan wilayah kelompok, karena Depok ini bukan kelompok,” ujar Faiz.
-

2 Kelompok Massa Bentrok Lumpuhkan Jalan Raya Bogor, Di Depok Ada Bocah Diserang Sampai Tak Berdaya
TRIBUNJAKARTA.COM – Dua kelompok massa terlibat bentrok di di Jalan Raya Bogor tepatnya depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Cilodong, Depok, pada kamis (17/4/2025).
Bentrok itu melibatkan dua kelompok besar yang saling serang menggunakan lemparan batu dan balok.
Bentrok tersebut membuat warga resah karena massa yang terlibat bentrok sering berlarian ke pemukiman warga hingga menyebabkan keresahan.
Tak hanya itu, bentrok antara dua massa tersebut bahkan tumpah ke Jalan Raya Bogor sehingga menyebabkan jalanan lumpuh.
Kemacetan parah di jalan utama pun tak bisa terhindarkan.
Lalu lintas di Jalan Raya Bogor, baik dari arah Bogor-Jakarta maupun sebaliknya sempat mengalami kemacetan parah bahkan terblokade.
Saksi mata, Maryono menjelaskan, bentrokan antara dua kelompok massa tersebut terjadi sekira pukul 16.00 WIB.
“Dampaknya macet, sangat menggangu masyarakat pengguna jalan,” kata seorang warga bernama Maryono, dikutip dari Tribun Depok, Jumat (18/4/2025).
“Gerbang di pemukiman kan ngebuka, jadi sering kena lemparan batu lingkungan warga,” sambungnya.
Selain itu, bentrokan antar dua kelompok massa juga seringkali membawa senjata tajam hingga membuat warga sekitar ketakutan.
Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.
“Macet parah, sangat menggangu warga pokoknya,” ujarnya.
Seorang Pemuda Diserang Tetangganya
Peristiwa lain di Depok terjadi yakni dua orang pemuda saling tantang berkelahi dengan tangan kosong.
Pemuda yang berkelahi itu berinisial M (20) dibacok dua tetangganya masing-masing berinisial FS (15) dan S (15).
Aksi duel antar tetangga tersebut pun viral setelah tim patroli yang sedang berkeliling dan mengejar pengendara motor yang berbonceng tiga.
Wakasat Samapta Polres Metro Depok, AKP Winam Agus akhirnya mencoba bertanya kepada salah satu remaja.
“Kenapa?” tanya Winam. “Dibacok, Pak, di situ, Pak,” jawab teman korban.
“Tawuran?” kata polisi. “Kagak, Pak,” ucap teman korban.
“Cepat, cepat bawa ke klinik,” kata Winam.
Saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025) Winam Agus mengungkapkan bahwa M (20), dibacok tetangganya sendiri yang berinisial FS (15) dan S (15).
M dibacok karena diduga mempunyai masalah pribadi dengan salah satu pelaku.
“(Korban dan pelaku) saling kenal, rumah keduanya tidak berjauhan,” kata Wakasat Samapta Polres Metro Depok, AKP Winam Agus saat dikonfirmasi, Sabtu (15/2/2025).
Sebelum peristiwa pembacokan, pelaku dan korban janjian bertemu untuk berkelahi di sebuah tempat di Depok.
“Dalam laporannya, mereka tidak menyebutkan masalah pribadi apa. Hanya saling tantang berkelahi dengan tangan kosong,” ungkap Winam.
Saat mereka berkelahi, pelaku justru mengeluarkan senjata tajam (sajam) dan menyerang ke arah korban.
“Namun, saat berlangsung perkelahian, tiba-tiba pelaku ambil sajam di balik bajunya, langsung disabet ke arah dada,” terang Winam.
Terlebih, saat M mencoba melarikan diri, pelaku justru kembali menyerang korban di bagian punggungnya.
“Korban bermaksud lari, disabet lagi punggung kanan dua kali,” ujar Winam.
(Tribunjakarta/TribunDepok)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

KRONOLOGI Bentrok 2 Kelompok Besar di Depok Bikin Jalan Raya Bogor Lumpuh, Polisi Amankan 7 Orang
TRIBUNJAKARTA.COM – Bentrok melibatkan dua kelompok besar terjadi di Jalan Raya Bogor, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (17/4/2025) sore.
Bentrok tersebut terjadi tepatnya di depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.
Berdasarkan laporan Tribun Depok, kronologi bentrokan ini akhirnya terkuak.
Bentrok ini melibatkan dua kelompok massa yang saling serang.
Kedua kelompok massa terlibat bentrok saling serang menggunakan lemparan batu dan balok.
Bahkan beberapa orang dari masing-masing kelompok kelihatan membawa senjata tajam.
Tak hanya itu, bentrok antara dua massa tersebut bahkan tumpah ke Jalan Raya Bogor sehingga menyebabkan jalanan lumpuh.
Kemacetan parah di jalan utama pun tak bisa terhindarkan.
Lalu lintas di Jalan Raya Bogor, baik dari arah Bogor-Jakarta maupun sebaliknya sempat mengalami kemacetan parah bahkan terblokade.
Saksi mata, Maryono menjelaskan, bentrokan antara dua kelompok massa tersebut terjadi sekira pukul 16.00 WIB.
“Dari kelompok sana ada 25 orang, lawannya banyak banget enggak seimbang,” kata Maryono di lokasi.
Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.
“Macet parah, sangat menggangu warga pokoknya,” ujarnya.
Tujuh Orang Diamankan
Pihak kepolisian mengamankan tujuh orang pelaku yang terlibat bentrok di Jalan Raya Bogor.
Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky Firmansyah Tontowiputra menjelaskan, ketujuh orang yang diamkan berasal dari dua kelompok massa yang berbeda.
Tak hanya itu, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti yang digunakan para pelaku berupa senjata tajam jenis golok dan stick golf.
“Untuk korban sementara masih nihil, sedang kita dalami juga korbannya ataupun sepertinya tidak ada korban,” kata Rizky di lokasi.
Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kronologis kejadian dan motif bentrok antar dua kelompok massa tersebut.
Rizky menambahkan, pihaknya masih mendalami apakah bentrok tersebut melibatkan organisasi masyarakat (ormas) atau tidak.
“Iya, dua kelompok ya, namun kita masih dalam penyelidikan apakah dari warga atau ormas,” ujarnya.
(TribunJakarta/TribunDepok)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Bentrok Massa Terjadi di Cilodong Depok, Polisi Amankan 7 Orang Hingga Sita Senjata Tajam – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Bentrok massa terjadi Jalan Raya Bogor, depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (17/4/2025) sore.
Massa yang berasal dari dua kelompok berbeda saling menyerang menggunakan batu, balok, bahkan beberapa orang kedapatan membawa senjata tajam.
Tak hanya itu, bentrok tersebut tumpah ke Jalan Raya Bogor sehingga menyebabkan kemacetan parah.
Lalu lintas di Jalan Raya Bogor, baik dari arah Bogor-Jakarta maupun sebaliknya sempat mengalami kemacetan parah.
Seorang saksi mata, Maryono menjelaskan, bentrok massa terjadi sekira pukul 16.00 WIB.
“Dari kelompok sana ada 25 orang, lawannya banyak banget enggak seimbang,” kata Maryono di lokasi.
Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.
“Macet parah, sangat mengganggu warga pokoknya,” ujarnya.
Saat ini, pihak kepolisian dari Polres Metro Depok sudah membubarkan bentrok dua kelompok massa tersebut.
7 Orang Diamankan Polisi
Polisi pun mengamankan tujuh orang yang terlibat dalam peristiwa bentrok massa tersebut.
Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky Firmansyah Tontowiputra menjelaskan, ketujuh orang yang diamkan berasal dari dua kelompok massa berbeda.
Tak hanya itu, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti yang digunakan para pelaku berupa senjata tajam jenis golok dan stick golf.
“Untuk korban sementara masih nihil, sedang kita dalami juga korbannya ataupun sepertinya tidak ada korban,” kata Rizky di lokasi.
Saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kronologis kejadian dan motif bentrok dua kelompok massa tersebut.
Rizky menambahkan, pihaknya masih mendalami apakah bentrok tersebut melibatkan organisasi masyarakat (ormas) atau tidak.
“Iya, dua kelompok ya, namun kita masih dalam penyelidikan apakah dari warga atau ormas,” ujarnya.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy
-

Dua Kelompok Massa Bentrok di Tengah Jalan Raya Bogor, Saling Serang Batu hingga Senjata Tajam – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK – Kejadian mencekam terjadi di Jalan Raya Bogor, tepatnya di depan gerbang RW 17 Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada Kamis (17/4/2025) sore, ketika dua kelompok massa terlibat bentrok sengit.
Pertikaian ini tidak hanya melibatkan lemparan batu dan balok, tetapi juga ditemukan beberapa individu yang membawa senjata tajam, menambah suasana menjadi semakin tegang.
Akibat bentrokan tersebut, Jalan Raya Bogor mengalami kemacetan parah, dengan lalu lintas dari arah Bogor ke Jakarta dan sebaliknya terhambat total.
Saksi mata yang berada di lokasi, Maryono, menceritakan, “Bentrok dimulai sekitar pukul 16.00 WIB.
Dari kelompok satu, terlihat ada sekitar 25 orang, sedangkan lawan mereka jumlahnya jauh lebih banyak. Ini jelas tidak seimbang.”
Maryono menambahkan, imbas dari bentrok tersebut lalu lintas di Jalan Raya Bogor sempat mengalami kemacetan parah.
“Macet parah, sangat menggangu warga pokoknya,” ujarnya.
Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizky, menjelaskan bahwa bentrok itu terjadi sekitar pukul 16.20 WIB dan pihak kepolisian dari Polres Metro Depok segera turun tangan untuk membubarkan kerusuhan.
“Kami belum bisa menjelaskan secara rinci pemicu perselisihan ini, namun penyelidikan masih berlangsung,” ujar Rizky.
Dijelaskan bahwa bentrokan awalnya terjadi di pinggir lahan ruko, namun dengan cepat meluas ke tengah jalan, menutup akses Jalan Raya Bogor yang menuju Jakarta.
“Melebar ke tengah jalan, tapi awalnya di pinggir lahan ruko. Akhirnya melebar sampai ke tengah jalan,” jelas Rizky.
“Sempat sedikit menutup jalan karena memang warga atau pengendara motor takut dan akhirnya mereka menghentikan kendaraannya,” lanjut dia.
Polisi membubarkan bentrok kedua kelompok massa tersebut dan berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat dalam bentrokan.
Saat ini, situasi di lokasi sudah kembali kondusif, namun petugas masih bersiaga untuk menghindari terulangnya insiden serupa. (Tribunnews.com/TribunDepok.com/Kompas.com)