kab/kota: Depok

  • Viral! Video Lawas Hercules Teriak Jokowi pun Saya Tak Takut saat Debat dengan Polisi

    Viral! Video Lawas Hercules Teriak Jokowi pun Saya Tak Takut saat Debat dengan Polisi

    “Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman,” lanjutnya.

    Lebih jauh, Gatot mengkritik pernyataan Hercules yang menyiratkan bahwa dukungan terhadap kepala daerah harus berdasarkan kedekatan dengan GRIB.

    Menurutnya, kepala daerah harus mencintai rakyat karena dipilih oleh rakyat, bukan oleh organisasi massa.

    “Gubernur, Bupati, Walikota, itu harus mencintai rakyat dulu, karena dia dipilih rakyat, bukan GRIB. Preman itu,” ucapnya geram.

    Gatot juga menyoroti insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas. Ia menyebut kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.

    “Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?” katanya.

    Ia mengecam keras pernyataan Hercules yang menyebut Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso “bau tanah”.

    “Kau juga menghina presiden saya, Jenderal Prabowo. (Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso) kau bilang bau tanah. Saya juga bau tanah! Yang sopan bicara!” cetusnya lantang.

    Gatot menegaskan bahwa para purnawirawan layak dihormati karena telah berjuang mempertaruhkan nyawa untuk bangsa.

    “Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timor. Kita berdarah-darah!,” tandasnya.

    Ia memperingatkan bahwa jika negara dipimpin oleh preman, maka kehancuran adalah hal yang tak bisa dihindari.

    “Kalau negara sudah dikuasai preman, kehancuran akan terjadi. Mana ada preman yang cinta rakyat? Gak ada. Di negara ini tidak boleh ada preman, dan itu harus diberantas!,” kuncinya.

  • 9
                    
                        Ramai-ramai Warga Jual Data Retina demi Uang…
                        Megapolitan

    9 Ramai-ramai Warga Jual Data Retina demi Uang… Megapolitan

    Ramai-ramai Warga Jual Data Retina demi Uang…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Antrean mengular terlihat di depan sebuah ruko bertuliskan
    WorldID
    di Jalan Margonda Raya, Depok, Senin (5/5/2025) pagi.
    Sejak pukul 08.30 WIB, warga, umumnya ibu-ibu dan bapak-bapak, satu per satu berdatangan, berharap bisa menyelesaikan proses
    verifikasi identitas
    melalui pemindaian retina mata.
    Aplikasi
    World App
    menjanjikan imbalan setelah proses pemindaian.
    Bagi sebagian warga, informasi itu cukup untuk membuat mereka bergegas datang, meski belum paham betul siapa di balik layanan ini, dan untuk apa data mereka digunakan.
    “Saya dapat jadwal verifikasi jam 09.00 pagi, tapi sampai sekarang belum ada siapa-siapa yang datang. Tidak ada penjelasan juga,” kata Lilik Khodijah (45), warga Depok, kepada Kompas.com.
    Warga lain, Rudi (41), mengaku mendapatkan informasi dari tetangganya prihal verifikasi tersebut.
    “Saya sih dengarnya dari tetangga, katanya cukup scan mata pakai alat gitu, nanti langsung dapat koin di aplikasi World-nya. Enggak jelas juga koinnya buat apa, tapi katanya bisa diuangkan,” kata Rudi.
    Proses pendaftaran tampak sederhana, hanya dengan nama dan e-mail, tanpa KTP, tanpa dokumen tambahan.
    “Tidak pakai KTP, hanya nama saja sama e-mail, datang ke toko nanti katanya dijelasin lagi dan pencairannya juga enggak pakai berkas apa pun. Hanya lewat e-Wallet atau bank gitu,” kata Nur (38), warga lainnya.
    Namun, antusiasme warga tak berbanding lurus dengan kesiapan penyelenggara. Ruko tak kunjung buka hingga lewat pukul 10.00 WIB.
    Setelah dua jam lebih menunggu, petugas muncul dan mengumumkan bahwa layanan hari itu ditutup sementara karena alat verifikasi harus diperbaiki.
    “Kita lagi perbaikan alat, jadi alatnya kita bawa dulu untuk pembaruan,” ujar petugas di lokasi.
    “Nanti lihat melalui aplikasi saja, kalau jadwal sudah bisa diklik berarti kita sudah buka,” katanya.
    Kondisi serupa juga terjadi di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Imbalan langsung menjadi daya tarik utama layanan WorldID.
    Wali Kota Tri Adhianto mengonfirmasi bahwa banyak warganya sudah menjual data retina demi uang tunai.
    “Sejumlah warga Bekasi telah mengikuti pemindaian iris mata menggunakan alat khusus berbentuk bola (Orb), dan setelahnya diberi imbalan uang tunai antara Rp 300.000–800.000,” kata Tri, Senin (5/5/2025).
    Namun, Tri mengingatkan bahwa di balik imbalan cepat itu, ada risiko besar yang mengintai.
    “Ini sangat berisiko. Kalau data biometrik ini disalahgunakan, dampaknya bisa sangat fatal,” katanya.
    Ia menegaskan bahwa sebagai kepala daerah, ia merasa bertanggung jawab untuk melindungi warganya.
    Ia juga meminta masyarakat lebih waspada terhadap layanan yang belum jelas keabsahan hukumnya.
    “Kami akan terus pantau dan koordinasi dengan pemerintah pusat agar warga terhindar dari uji coba teknologi yang belum jelas manfaat dan keamanannya,” ujarnya.
    Merespons situasi ini, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) telah membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik Worldcoin dan WorldID.
    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat,” kata Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Alexander Sabar, dalam pernyataan tertulis, Minggu.
    Kemkomdigi mengungkapkan, PT Terang Bulan Abadi, operator WorldID, belum memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) resmi, dan layanan Worldcoin didaftarkan atas nama badan hukum lain, yakni PT Sandina Abadi Nusantara.
    Hal ini melanggar peraturan penyelenggaraan sistem elektronik di Indonesia.
    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” kata Alexander.
    (Reporter: Achmad Nasrudin Yahya, Lidia Pratama Febrian | Editor: Faieq Hidayat, Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 10
                    
                        Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang "Minta Jatah"
                        Megapolitan

    10 Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang "Minta Jatah" Megapolitan

    Ironi CFD di Depok: Digelar untuk Rakyat, tapi Ada yang “Minta Jatah”
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Antusiasme warga Depok menyambut
    car free day
    (CFD) perdana yang digelar pada Minggu (4/5/2025) terlihat begitu tinggi.
    Sejak pukul 05.30 WIB, ruas Jalan Margonda Raya mulai dipadati warga yang datang dengan pakaian olahraga, membawa sepeda, hingga berjalan santai bersama keluarga.
    Rahma (25), warga Beji, mengaku gembira dengan penyelenggaraan CFD yang akhirnya hadir di kota tempat tinggalnya.
    “Kami sangat senang ada CFD di Depok. Ini merupakan kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, berolahraga, dan menikmati udara pagi yang segar,” ujar Rahma.
    Senada dengan Rahma, Dara (30) merasa CFD menghadirkan suasana baru yang jauh lebih nyaman untuk berolahraga.
    “Senang banget akhirnya Depok punya CFD juga. Saya biasa sepedaan di sekitar rumah, tapi suasananya beda kalau jalannya ditutup, jadi lebih bebas dan aman,” kata dia.
    Namun, di balik semangat menyenangkan itu, muncul wajah lain yang mencederai makna “untuk rakyat”, yaknim sejumlah
    pedagang kaki lima
    (PKL) mengeluhkan adanya
    pungutan liar
    (pungli).
    Sejumlah pedagang dimintai pungutan oleh pihak tidak resmi dengan dalih kebersihan dan keamanan.
    Ahmad (42), pedagang minuman, mengaku diminta Rp 20.000 oleh seseorang yang mengaku anggota
    karang taruna
    .
    “Ada yang minta, katanya buat kebersihan atau keamanan, tapi enggak jelas dari mana. Kalau enggak kasih, ya kita dicatat namanya. Saya juga enggak tahu buat apa, tapi katanya dari karang taruna kawasan Margonda,” ungkapnya.
    Sari (35), penjual makanan ringan, menyayangkan lemahnya pengawasan dari pemerintah kota.
    “Padahal kita sudah tahu CFD ini untuk masyarakat, tapi malah ada yang manfaatin. Harusnya ditertibkan pemerintah Depok, kalau bisa diawasi dan diberi informasi kalau CFD jangan ada yang pungli,” ujar dia.
    Praktik serupa juga dialami Sri Wahyuni (45), pedagang minuman di depan ITC Depok. Ia mengaku dimintai pungutan dengan alasan untuk iuran kebersihan, meski tidak jelas siapa yang memintanya.
    “Katanya untuk iuran kebersihan, tapi enggak jelas siapa yang minta. Ada yang pakai rompi, tapi enggak ada tanda resmi. Harusnya sih kita bisa kerja sama dengan petugas, jangan ada pemungutan kayak gitu lagi,” kata Sri.
    “Saya juga cuma jual minuman, keuntungannya juga diki. Ini dari buka baru Rp 100.000 lebih, belum sampai Rp 150.000,” imbuh dia.
    Para PKL berharap Pemkot Depok segera turun tangan agar ruang publik seperti CFD benar-benar menjadi milik bersama, bukan ladang pungli terselubung.
    Sementara itu, Pemerintah
    Kota Depok
    belum memberikan pernyataan resmi terkait dugaan pungli di kegiatan CFD tersebut.
    Sementara masyarakat berharap CFD bisa terus berlanjut, kekhawatiran akan ketidaktertiban dan pungutan tak sah menjadi bayang-bayang yang tak bisa diabaikan.
    (Reporter: Lidia Pratama Febrian : Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Scan Retina Mata Dapat Upah Rp800.000, Komdigi Bekukan Izin Worldcoin dan WorldID

    Viral Scan Retina Mata Dapat Upah Rp800.000, Komdigi Bekukan Izin Worldcoin dan WorldID

    GELORA.CO – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID, usai ramai aktivitas scan retina di Depok dan Bekasi.

    Sebagai tindak lanjut, Komdigi akan segera memanggil PT. Terang Bulan Abadi dan PT. Sandina Abadi Nusantara untuk memberikan klarifikasi, atas dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menjelaskan bahwa langkah ini diambil menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan WorldID.

    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” tegas Alexander Sabar di Jakarta Pusat, dikutip Senin (5/5/2025).

    Hasil penelusuran awal menunjukkan bahwa PT. Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), dan tidak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.

    Di sisi lain, layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yaitu PT. Sandina Abadi Nusantara.

    “Layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yakni PT. Sandina Abadi Nusantara,” ungkapnya.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Menteri Kominfo Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik.

    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” tegas Alexander.

    Dia menambahkan, Kementerian Komdigi berkomitmen untuk mengawasi ekosistem digital secara adil dan tegas demi menjamin keamanan ruang digital nasional. Dalam hal ini, peran aktif masyarakat juga sangat dibutuhkan.

    “Kami mengajak masyarakat untuk turut menjaga ruang digital yang aman dan terpercaya bagi seluruh warga negara. Komdigi juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap layanan digital yang tidak sah, serta segera melaporkan dugaan pelanggaran melalui kanal resmi pengaduan publik,” tandasnya.

    Diketahui, banyak warga tampak antre untuk mengikuti prosedur yang ditawarkan, yakni melakukan pemindaian retina melalui perangkat canggih bernama The Orb. Worldcoin mengklaim proses ini aman dan tidak menyimpan foto atau informasi pribadi pengguna secara langsung.

    Teknologi mereka mengubah hasil pemindaian wajah dan retina menjadi kode terenkripsi permanen, yang nantinya disimpan dalam sistem untuk mencegah duplikasi identitas.

    Setelah proses selesai, pengguna menerima World ID dan sejumlah Worldcoin (WLD) yang nilainya setara sekitar Rp16.500 per koin. Sebagai kompensasi, warga yang melakukan scan retina akan diberi upah hingga Rp800.000.

  • Top 3 News: Kasus Anak Hilang Pesanggrahan Jaksel, Keluarga Sempat Dapat Pesan Alvaro Ditemukan di IG – Page 3

    Top 3 News: Kasus Anak Hilang Pesanggrahan Jaksel, Keluarga Sempat Dapat Pesan Alvaro Ditemukan di IG – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Alvaro Kiano Nugroho, bocah berusia 6 tahun yang hilang sejak 6 Maret 2025 lalu di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel), masih misterius. Itulah top 3 news hari ini.

    Pihak keluarga mengaku sempat mendapatkan pesan dari sebuah akun Instagram (IG) tak dikenal. Akun tersebut mengaku menemukan anak kecil yang mirip dengan sosok Alvaro.

    Si pengirim menyebut anak itu sedang kebingungan di pinggir jalan. Saat itu, anaknya, Arum sempat meminta foto atau video untuk memastikan sosok Alvaro Kiano Nugroho, tapi si pengirim menolak dengan dalih memori ponsel penuh.

    Sementara itu, car free day pertama kalinya dilaksanakan Pemerintah Kota Depok memanfaatkan sisi Jalan Raya Margonda dari arah Balai Kota Depok menuju Simpang Jalan Raya Juanda, Minggu, 4 Mei 2025.

    Pada pelaksanaan tersebut, terlihat ayah dari artis Ayu Tingting atau kerap di sapa Ayah Ojak turut memanfaatkan car free day atau CFD di Jalan Raya Margonda sepanjang 2,45 kilometer.

    Ayah Ojak bersama istrinya tampak berolahraga bersama Wali Kota Depok, Supian Suri, dan Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah. Ayah Ojak tampak menggunakan pakaian olahraga dan topi sambil sesekali menyapa warga yang turut berolahraga di CFD.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Bupati Tangerang Maesyal Rasyid bersama Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah meresmikan program unggulan berupa satu sekolah swasta gratis di setiap kecamatan.

    Program ini merupakan bagian dari upaya konkret untuk menekan angka putus sekolah melalui pendidikan kejar paket berbasis desa.

    Selain meresmikan program pendidikan, Wakil Bupati Intan juga membuka pameran UMKM yang menampilkan puluhan gerai dari berbagai kecamatan. Didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, Dadan Gandana, ia meninjau langsung sejumlah stan yang memamerkan produk-produk unggulan warga setempat.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Minggu 4 Mei 2025:

    Penyakit gagal ginjal akut membuat ratusan anak balita di negeri ini kehilangan nyawa. Berawal dari sakit demam dan kemudian diresepkan obat sirop paracetamol, kedua orang tua tak menyangka akan kehilangan sang anaknya. Satu di antaranya sempat alami…

  • Kemkomdigi Bekukan Sementara Izin Worldcoin dan WorldID

    Kemkomdigi Bekukan Sementara Izin Worldcoin dan WorldID

    Kemkomdigi Bekukan Sementara Izin Worldcoin dan WorldID
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik
    Worldcoin
    dan WorldID menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan berkenaan dengan layanan digital tersebut.
    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar sebagaimana dikutip dalam keterangan pers kementerian di Jakarta, Minggu.
    Kemkomdigi akan memanggil pejabat PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara dan meminta mereka menyampaikan klarifikasi soal dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik di layanan Worldcoin dan WorldID.
    Menurut hasil penelusuran awal, PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai penyelenggara sistem elektronik dan tidak memiliki tanda daftar penyelenggara sistem elektronik (TDPSE) sebagaimana yang diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.
    “Layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yakni PT Sandina Abadi Nusantara,” kata Alexander.
    Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik.
    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” kata Alexander.
    Ia menyampaikan, Kemkomdigi mengawasi ekosistem digital guna menjamin keamanan ruang digital nasional.
    “Kami mengajak masyarakat untuk turut menjaga ruang digital yang aman dan terpercaya bagi seluruh warga negara,” katanya.
    Kemkomdigi mengimbau masyarakat agar mewaspadai layanan digital yang tidak sah dan segera melapor melalui kanal pengaduan publik resmi jika mendapati dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan layanan digital.
    Beredar foto dan video di media sosial yang menggambarkan keramaian di gedung “world” di dua tempat yaitu Kota Bekasi dan Kota Depok. 
    Dalam foto dan video itu, banyak motor yang terparkir dan masyarakat menunggu di depan gedung. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Curi Perhatian, Bobby Kertanegara Dikawal "Pasukan Pengamanan Kucing" di PetFest 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Mei 2025

    Curi Perhatian, Bobby Kertanegara Dikawal "Pasukan Pengamanan Kucing" di PetFest 2025 Megapolitan 4 Mei 2025

    Curi Perhatian, Bobby Kertanegara Dikawal “Pasukan Pengamanan Kucing” di PetFest 2025
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com

    Bobby Kertanegara
    , kucing milik Presiden Prabowo Subianto, menjadi sorotan publik pada acara PetFest Indonesia 2025 di ICE BSD City, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Minggu (4/5/2025).
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
    Bobby yang sudah diadopsi oleh Prabowo sejak 2017 itu datang dengan pengawalan ketat.
    Bobby datang dengan menggunakan
    stroller
    kucing berwarna krem. Di badan
    stroller
    itu, terdapat tulisan BK yang merupakan inisial namanya.
    Dalam
    stroller
    itu, Bobby yang mengenakan pakaian batik merah putih itu duduk dengan tenang.
    Selain itu juga terdapat boneka berwarna kuning stabilo yang terletak di samping Bobby Kertanegara.
    Selama hadir di PetFest 2025, Bobby banyak mendapatkan pengawalan. Meski tampak tenang, sesekali dia melihat-lihat orang di sekitarnya yang mengabadikan momen dengan ponsel.
    S
    troller
    yang digunakannya juga didorong langsung oleh pengawal.
    Selain “pasukan pengamanan kucing”, sejumlah panitia dan satpam juga merapat lokasi untuk mengawal kedatangan Bobby.
    Kemudian, Bobby bersama dengan pengawalnya berkeliling area PetFest Indonesia 2025.
    Selama berkeliling, Bobby diikuti sejumlah pengunjung yang penasaran akan dirinya.
    Namun, karena saking banyak yang mengikuti Bobby, kucing domestik itu mulai terlihat panik dan para pengawalnya pun langsung mengakhiri kunjungannya.
    Sementara itu, beberapa pengunjung mengaku sengaja hadir di PetFest Indonesia untuk melihat sosok Bobby Kertanegara secara langsung.
    Salah satunya adalah Rani (29), warga Kembangan, Jakarta Barat yang datang bersama putranya.
    Rani mengaku sengaja datang ke PetFest untuk melihat langsung kucing yang selama ini sering muncul di media sosial Presiden Prabowo Subianto.
    “Bobby ternyata lebih kalem ya. Biasanya kucing kalau sudah dikerumuni banyak orang suka langsung panik. Kalau dia enggak,” ujar Rani.
    Begitu pula dengan Amha (27) dan Galuh (29), suami istri asal Depok itu juga mengaku datang ke PetFest untuk bertemu dengan Bobby Kertanegara.
    Namun, mereka yang datang bersama putranya, Zaheen (2), tidak bisa mewujudkan keinginan untuk melihat Bobby karena hanya berkeliling sebentar.
    “Enggak, tujuannya ke sini juga mau lihat dia sih, tapi enggak ketemu jadi ya sudah,” kata Amha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Disebut Gatot Cuma Angkuti Barang, Hendropriyono Bela Hercules Ungkap Peran Pentingnya di Timtim

    Disebut Gatot Cuma Angkuti Barang, Hendropriyono Bela Hercules Ungkap Peran Pentingnya di Timtim

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pernyataan Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo soal Hercules yang berperan hanya sebagai tukang angkuti barang saat konflik di Timor Timur, dipatahkan oleh Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono. 

    Hendropriyono mengatakan Hercules bukan sekadar tukang angkut barang. 

    Perannya jauh lebih penting daripada itu. 

    Menurut Hendropriyono, Hercules dipercaya oleh militer untuk memegang kunci persenjataan. 

    “Dulu dia (Hercules) waktu di Timor Timur (Tim sebelum menjadi Timor Leste, dia itu kita percaya pegang kunci gudang senjata dan peluru. Dia yang pegang,” katanya seperti dikutip dari YouTube Prof. Rhenald Kasali yang tayang pada Minggu (4/5/2025). 

    Karena memiliki peran di Timtim, Hendropriyono meminta agar hak perdata sang mantan preman tersebut tidak dimatikan. 

    Hendropriyono mengatakan dirinya tak bermaksud untuk mendukung premanisme. 

    “Orang yang begitu dipercaya sekarang berbuat apapun, istilah katanya jangan dibunuh dong, jangan dibunuh walaupun pembunuhan itu perdata. Lalu nasionalisme dia (Hercules) langsung padam, bukannya saya mau bela premanisme, saya tetap anti premanisme tapi dia kan punya hati nurani.”

    “Kalau cuma Hercules soal kecil, kita kan mikirnya perang global dong,” pungkasnya. 

    Disebut Gatot tukang angkuti barang

    Purnawirawan Jenderal TNI bintang empat, Gatot Nurmantyo, murka dengan Hercules yang menghina Sutiyoso, eks Wakil Komandan Jenderal Kopassus sudah bau tanah. 

    Mantan Panglima TNI tersebut mengingatkan Hercules tentang peran pensiunan jenderal TNI yang telah membawanya ke Jakarta.

    Ia lalu membongkar asal-usul Hercules di masa lampau. 

    Hercules, kata Gatot, dulu dipekerjakan sebagai tenaga bantuan operasi (TBO) yang bertugas membantu mengangkuti barang-barang keperluan militer saat di Timor Timur.

    “Begini, kita kan prajurit-prajurit di sana merasa sudah dibantu, dibawain barang-barangnya kayak gitu. Maka, dibawa ke Jakarta dan Solo untuk supaya kesejahteraannya, kehidupannya lebih baik, berubah lah.”

    “Tapi, justru dia mengata-ngatai pensiunan, padahal yang bawa dia ke sini sudah pensiun itu, zamannya tahun 80-an,” ujar Gatot seperti dikutip dari Youtube Refly Harun yang tayang pada Kamis (1/5/2025). 

    Berdasarkan persepsi publik yang selama ini beredar, Hercules dilindungi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. 

    Hercules pun selalu mengklaim berutang nyawa terhadap Prabowo Subianto. 

    Namun, Gatot mempertanyakan jasa mantan preman itu.

    Menurutnya, jasa Hercules hanya sebatas mengangkuti barang-barang keperluan militer.

    “Jasanya ngangkat-ngangkat barang, kan dibayar juga. Cuma karena Pak Prabowo ya mungkin hatinya baik, kan gitu kamu ikut, mungkin. Tapi, saya yakin bukan Prabowo juga (yang ajak ke Jakarta),” tambahnya. 

    Duduk Perkara Gatot vs Hercules

    Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, meluapkan kemarahannya terhadap Ketua Umum GRIB Jaya, Hercules Rozario Marshal.

    Hal ini terkait pernyataan kontroversial Hercules yang dinilai menghina para purnawirawan.

    Semua ini bermula dari tuntutan Forum Purnawirawan TNI-Polri yang satu di antaranya permintaan untuk mengganti Gibran Rakabuming Raka dari jabatan Wakil Presiden RI. 

    Menanggapi permintaan para Purnawirawan TNI, Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules, tertawa dan memberikan sindiran pedas.

    “Katanya mau kudeta presiden, kepala kamu saya kudeta, tulis itu,” ucap Hercules.

    Menurut Hercules, Gibran Rakabuming dan Prabowo Subianto tak bisa dimakzulkan karena keduanya dipilih oleh rakyat.

    Hercules juga mengkritik keras Sutiyoso yang sebelumnya juga menyebut Ormas-ormas saat ini berpakaian mirip tentara.

    Sutiyoso pun mendukung revisi Undang-Undang Organisasi Masyarakat (UU Ormas) yang wacananya digulirkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

    Pria bernama lengkap Rosario de Marshal itu menganggap Sutiyoso telah menyinggung ormas.

    Hercules pun meminta Sutiyoso untuk diam.

    Amarah Gatot Nurmantyo

    Dalam sebuah acara bersama Said Didu, Hersubeno Arief dan Refly Harun, Gatot Nurmantyo, menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.

    “Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?” ujar Gatot dikutip dari unggahan akun Twitter Said Didu, Rabu (30/4/2025).

    Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.

    “Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman,” lanjutnya.

    Mantan Panglima TNI tersebut kemudian menyinggung insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas. 

    Menurut Gatot, kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.

     “Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?” katanya.

    Ia menegaskan bahwa semua TNI akan menjadi purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah membela bangsa.

    “Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah!,” tandasnya.

    Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka kehancuran akan tak terelakkan.

    Hercules kesal dengan Sutiyoso

    Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (Grib), Hercules, sebelumnya mengungkapkan kemarahannya terhadap Sutiyoso, purnawirawan jenderal TNI bintang tiga yang juga Gubernur Jakarta (1997-2007). 

    Gara-garanya, Sutiyoso berbicara mendukung revisi Undang-Undang Organisasi Masyarakat (UU Ormas) yang wacananya digulirkan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.

    Dalam mengutarakan opininya, Sutiyoso mengungkap pengalamannya bersinggungan dengan ormas yang berlaku bak preman.

    Sutiyoso berbicara di Youtube tvOneNews, tayang Minggu (27/4/2025).

    Semasa menjabat Panglima Komando Distrik Militer (Kodam) Jaya pada 1996-1997, Sutiyoso yang bertanggung jawab dengan keamanan Jakarta sering berurusan dengan ormas.

    Menurutnya, pengalaman dengan ormas yang berlaku layaknya preman sangat tidak menyenangkan.

    Hal itu ia rasakan kurang lebih 11 tahun, ditambah masa jabatan Gubernur Jakarta.

    “Jadi waktu panglimapun sudah begitu, hiruk pikuknya ibu kota oleh aksi-aksi ormas yang menjelma jadi preman tukang palak, terutama di tempat-tempat hiburan,” kata Sutiyoso.

    Bang Yos, sapaan karibnya menyatakan dukungannya terhadap wacana revisi UU Ormas.

    Ia berharap perubahan aturan juga mentenyuh tata cara berpakaian ormas, yang saat ini dianggapnya mirip tentara.

    “Bahwa saya sangat mendukung Pak Tito Mendagri mau merevisi UU Ormas ini. Bukan tingkah laku mereka saja yang harus dievaluasi ya, tapi juga cara berpakaian.”

    Reaksi Hercules 

    Hercules yang mendengar pernyataan Sutiyoso, geram.

    Pria bernama lengkap Rosario de Marshal itu menganggap Sutiyoso telah menyinggung ormas.

    Sambil mengejek, pemimpin ormas bernama Grib itu meminta Sutiyoso untuk diam.

    Hal itu disampaikan Hercules saat memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).

    “Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita,” tegas Hercules.

    Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.

    “Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut,” jelasnya.

    Sambil mengejek, pemimpin ormas bernama Grib itu meminta Sutiyoso untuk diam.

    Hal itu disampaikan Hercules saat memberi dukungan kepada Razman Nasution yang sedang bersidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (29/4/2025).

    “Kaya Pak Sutiyoso itu ngapain, Pak Sutiyoso itu gak usahlah menyinggung ormas, sudahlah kalau saya bilang mulutmu sudah bau tanah. Gak usah nyinggung-nyinggung kita,” tegas Hercules.

    Hercules juga tegas mengatakan, tidak takut terhadap Sutiyoso.

    “Orang boleh takut sama Pak Sutiyoso, saya gak takut,” jelasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul “Jenderal Gatot Nurmantyo Luapkan Kemarahannya kepada Hercules: Tidak Sopan, Sudah Jadi Raja Kau?”.

     

     

  • Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Mei 2025

    Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan Megapolitan 4 Mei 2025

    Ada CFD Depok, 15 Rute Angkutan Umum Dialihkan
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok mengalihkan 15 rute angkutan umum saat berlangsungnya
    car free day
    (CFD) di Jalan Margonda Raya.
    CFD di Jalan Margonda Raya dilaksanakan perdana pada Minggu (4/5/2025), mulai pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB.
    Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Depok, Zamrowi menjelaskan, CFD menggunakan Jalan Margonda sisi Barat dari U-Turn Jalan Dahlia hingga Simpang Juanda.
    “Kami melakukan
    contraflow
    di sisi timur Margonda agar masyarakat tetap bisa melintas. Jadi yang biasanya satu arah, akan kami fungsikan dua arah selama CFD,” kata Zamrowi, Minggu (4/5/2025), dikutip dari
    Warta Kota.
    Rute atau trayek angkutan umum pun mengalami perubahan baik itu dari Tole Iskandar maupun Citayam selama CFD berlangsung.
    “Jika dari arah Jalan Tole Iskandar, Depok 2 Tengah, dan Siliwangi bisa menaiki angkot D 02, D 06, D 08, D 09, D 10 dan BisKita TransDepok turun di Terminal Depok,” kata dia.
    Kemudian, jika dari arah Citayam dan Grand Depok City (GDC), bisa menaiki angkot D 05, Mikro TransDepok D10A turun di Terminal Depok.
    Sementara dari arah Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Pitara bisa menaiki angkot D 03 serta D 07 turun di Jalan Arief Rahman Hakim.
    “Jika warga Depok dari arah Kampung Rambutan, Pasar Rebo dan Kelapa Dua bisa naik angkutan D 112 dan T.19 turun di Terminal Depok,” ujar Zamrowi.
    “Sementara jika dari arah Bandara Soekarno Hatta, Cibubur, Jalan Raya Bogor via Jalan Ir H Juanda bisa naik bus bandara dan TransJakarta D 11 turun di Terminal Depok,” sambung dia.
    Sementara itu, Wali Kota Depok Supian Suri berharap, CFD ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk berolahraga.
    “Tujuan pertama, kita membudayakan masyarakat Kota Depok gemar berolahraga,” kata Supian di lokasi.
    Selain itu, CFD ini diharapkan dapat mengurangi polusi udara yang cukup tinggi di Jalan Margonda Raya.
    Acara ini juga sebagai ajang silaturahmi antara warga melalui kegiatan olahraga.
    “Mudah-mudahan ini juga menjadi bagian dari menambah rezeki UMKM kita,” pungkas dia.
    Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dishub Alihkan 15 Rute Angkutan Umum Saat Car Free Day Jalan Margonda Depok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Mei 2025

    PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok Megapolitan 4 Mei 2025

    PKL Dimintai Pungli Saat CFD Depok
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com 
    – Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan saat
    car free day
    (CFD) Kota Depok, Minggu (4/5/2025), mengeluhkan adanya pungutan liar (pungli).
    Seorang pedagang minuman, Ahmad (42), mengaku diminta uang Rp 20.000 oleh seseorang yang mengaku anggota karang taruna.
    “Ada yang minta, katanya buat kebersihan atau keamanan, tapi enggak jelas dari mana. Kalau enggak kasih, ya kita dicatat namanya. Saya juga enggak tahu buat apa, tapi katanya dari karang taruna kawasan Margonda,” ujar Ahmad kepada
    Kompas.com,
    Minggu pagi.
    Keluhan serupa juga disampaikan Sari (35), penjual makanan ringan. Ia menyayangkan tidak adanya pengawasan dari pemkot terhadap aktivitas pungli ini.
    “Padahal kita sudah tahu CFD ini untuk masyarakat, tapi malah ada yang manfaatin. Harusnya ditertibkan pemerintah Depok, kalau bisa diawasi dan diberi informasi kalau CFD jangan ada yang pungli,” ujar dia.
    Sri Wahyuni (45), pedagang minuman di depan Mall ITC Depok, turut mengalami hal serupa.
    “Katanya untuk iuran kebersihan, tapi enggak jelas siapa yang minta. Ada yang pakai rompi, tapi enggak ada tanda resmi. Harusnya sih kita bisa kerja sama dengan petugas, jangan ada pemungutan kayak gitu lagi,” kata Sri.
    “Saya juga cuma jual minuman, keuntungannya juga diki. Ini dari buka baru Rp 100.000 lebih, belum sampai Rp 150.000,” imbuh dia.
    Para PKL berharap pemerintah Kota Depok mengevaluasi pungutan yang tidak jelas kepada mereka saat CFD dan menindak tegas oknum-oknum tersebut.
    “Semoga lebih ditertibkan, kalau bisa di awasi juga oleh petugas, kami PKL cuma buka lapak sebentar jadi jangan yang seenaknya minta-minta gitu. Kita juga cari rezeki, jadi harapannya ditegasin aja,” tutur Ahmad.
    Sejauh ini, pihak Pemkot Depok belum memberikan keterangan terkait dugaan pungutan liar tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.