kab/kota: Depok

  • Heboh Scan Retina Mata di Jabar, Menteri Komdigi Meutya Hafid Panggil Worldcoin Pekan Depan – Halaman all

    Heboh Scan Retina Mata di Jabar, Menteri Komdigi Meutya Hafid Panggil Worldcoin Pekan Depan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid akan memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara pada pekan depan untuk meminta penjelasan mengenai layanan Worldcoin dan WorldID.

    Sebagaimana diketahui, Komdigi telah membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID.

    “Kami akan melakukan pemanggilan kemungkinan minggu depan,” kata Meutya ketika ditemui di Gran Harmoni Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025).

    Ia mengatakan pembekuan ini berangkat dari keresahan masyarakat. Setelah Komdigi melakukan penelusuran, ditemui adanya izin terkait dengan nama yang tidak sesuai dari pihak Worldcoin.

    Meutya pun membuka peluang untuk menghentikan layanan Worldcoin sepenuhnya jika pihak mereka tidak bisa memberikan penjelasan.

    “Kalau memang tidak bisa dijelaskan, maka ini akan kami berhentikan,” ujarnya.

    Politikus Partai Golkar itu menyoroti bagaimana negara lain telah mengambil sikap tegas kepada Worldcoin.

    Maka dari itu, Pemerintah RI telah memutuskan pembekuan sementara sembari menunggu penjelasan dari pihak Worldcoin.

    “Kami juga membaca fenomena ini bukan hanya di dalam negeri, tapi juga ada di beberapa negara. Kami juga melihat bagaimana negara lain juga melakukan kebijakan yang tegas terhadap aplikasi ini,” ucap Meutya.

    “Jadi saat ini kami bekukan sementara sambil melihat penjelasan dari mereka,” jelasnya.

    Sebelumnya, izin Worldcoin dan WorldID telah dibekukan sementara oleh Kementerian Komdigi.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, mengungkapkan langkah ini diambil buntut adanya laporan dari masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan Worldcoin dan WorldID.

    Selain membekukan izin Worldcoin dan WorldID, Komdigi juga akan memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara.

    Pemanggilan terhadap dua perusahaan itu dilakukan untuk meminta klarifikasi atas dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik.

    Worldcoin diketahui menggunakan Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TPDSE) atas nama PT Sandina Abadi Nusantara.

    Sementara, PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan dalam undang-undang.

    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat.”

    “Kami juga akan memanggil PT Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” ungkap Alexander di Jakarta Pusat, Minggu (4/4/2025).

    “Layanan Worldcoin tercatat menggunakan TPDSE atas nama badan hukum lain, PT Sandina Abadi Nusantara,” imbuh dia.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Menteri Kominfo Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik.

    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” tegas Alexander.

    Ramai di Media Sosial

    Perbincangan mengenai aplikasi bernama World App sempat ramai di media sosial.

    Banyak warga di Bekasi dan Depok, Jawa Barat, berbondong-bondong datang ke sebuah tempat yang diduga menawarkan aplikasi tersebut.

    Bukan tanpa alasan mereka datang berbondong-bondong ke lokasi tersebut.

    Ada imbalan berupa uang tunai kepada siapa saja yang bersedia melakukan pendaftaran dan menjalani pemindaian atau scan retina mata.

    Nominal uang tunai yang diberikan besarannya Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk sekali scan retina mata.

    “Kalau mau mampir saja ke lokasi di Jalan Juanda sebelah stasiun Bekasi Timur,” tulis akun @AKU_dgn3 putra di media sosial X (dulu Twitter), Minggu (4/5/2025).

    Akun media sosial Instagram juga diramaikan dengan fenomena serupa.

    Pantauan Tribunnews di akun @depokhariini memposting sebuah tempat di dekat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat, yang diduga menjadi lokasi pemindaian retina aplikasi world app.

    “Ini tempat verifikasi retina kemarin nyoba eh nggak bisa, syukur deh,” kata seorang warga bernama Dewi.

    Kata Dewi, siapa saja yang berhasil memindai retina dengan aplikasi worldapp di lokasi tersebut bakal mendapatkan uang tunai Rp300 ribu.

    “Dikasih uang Rp300 ribu, banyak yang datang ke sini,” ujarnya.

  • Pekerja Media Mau Dapat Rumah Subsidi dari Pemerintah? Ini Syaratnya

    Pekerja Media Mau Dapat Rumah Subsidi dari Pemerintah? Ini Syaratnya

    Daftar Isi

    Zona I (Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Sumatera, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat)

    Zona II (Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali)

    Zona III (Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya)

    Zona IV (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)

    Cibitung, CNBC Indonesia – Pekerja di industri media jadi salah satu yang mendapatkan rumah bersubsidi dari pemerintah. Sekarang terdapat 124 karyawan industri media yang sudah mendaftar untuk mendapatkan rumah bersubsidi. Pemerintah menyiapkan kuota 2.000 rumah untuk wartawan. Dari sebelumnya 1.000 rumah yang disiapkan.

    “Batasnya juga tadinya 1.000 sudah dinaikkan oleh beliau (Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Permukiman) menjadi 3.000,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara Program Rumah Untuk Karyawan Industri Media, di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Selasa (6/5/2025).

    Dalam kesempatan yang sama, Meutya mengatakan masih banyak wartawan yang belum mendapatkan rumah layak. Untuk itu negara hadir untuk bisa memberikan rumah bersubsidi.

    “Di Indonesia ini karena memang sulit mendata angka persisnya, jumlahnya ada kurang lebih 100 ribu, 70 persen belum memiliki rumah yang layak,” jelasnya.

    Meutya yang juga mantan wartawan menjelaskan pekerjaan itu memiliki kewajiban menjaga demokrasi. Namun di sisi lain kadang melupakan memenuhi kewajiban pribadinya, seperti memiliki hunian yang layak.

    Jadi kewajiban-kewajiban terhadap keluarga pemenuhan rumah yang layak bagi keluarganya kadang terlupa Atas nama kepentingan umum. atas nama semangat menulis yang baik. Atas nama semangat menyunting dan menghadirkan demokrasiz

    Karena itu Ketika Pak Ara melepon saya Kurang lebih sebulan lalu Atau tempatnya kurang dari sebulan lalu, Saya sangat bergembira hati Dan langsung menyampaikan ke Pak WamenKita ditawari oleh Menteri Perumahan Untuk juga partisipasi Kita ini artinya karena kami juga ada wartawan Teman-teman wartawan Diminta berpartisipasi dalam rumah subsidi pemerintah.

    Pemerintah sendiri mengalokasikan ribuan rumah bersubsidi untuk para pekerja media. Program ini juga dirasa tepat karena negara hadir untuk keberpihakan pada mereka.

    “Jadi ini tepat sekali negara hadir atas arahan Presiden tentu, kemudian oleh Pak Ara (Maruarar Sirait, Menteri Perumahan dan Permukiman) didetilkan. Dan memberikan juga keberpihakan terhadap teman-teman awak media karena memang 70 persen belum memiliki Rumah yang layak,” jelasnya.

    Penerima rumah bersubsidi harus memenuhi persyaratan, salah satunya jumlah pemasukkan per bulan. Ini dibagi dalam beberapa zona berdasarkan daerah.

    Berikut rinciannya mengacu pada Peraturan Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Nomor 5 Tahun 2025:

    Foto: Menteri PKP Maruarar Sirait hadir langsung dalam acara serah terima kunci rumah subsidi untuk wartawan di Grand Harmoni Cibitung ada Selasa (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto Serin)
    Menteri PKP Maruarar Sirait hadir langsung dalam acara serah terima kunci rumah subsidi untuk wartawan di Grand Harmoni Cibitung ada Selasa (6/5/2025). (CNBC Indonesia/Robertus Andrianto Serin)

    Zona I (Jawa (kecuali Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Sumatera, Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat)

    Umum
    Tidak kawin Rp 8,5 juta
    Kawin Rp 10 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 10 juta

    Zona II (Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Bali)

    Umum
    Tidak kawin Rp 9 juta
    Kawin Rp 11 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 11 juta

    Zona III (Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya)

    Umum
    Tidak kawin Rp 10,5 juta
    Kawin Rp 12 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 12 juta

    Zona IV (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi)

    Umum
    Tidak kawin Rp 12 juta
    Kawin Rp 14 juta
    Satu orang untuk peserta Tapera Rp 14 juta

    (npb/wur)

  • Abaikan Larangan Dedi Mulyadi, Pelajar di Kota Depok Nekat Berangkat ke Sekolah Pakai Sepeda Motor – Halaman all

    Abaikan Larangan Dedi Mulyadi, Pelajar di Kota Depok Nekat Berangkat ke Sekolah Pakai Sepeda Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masih banyak pelajar di Kota Depok, Jawa Barat, yang berangkat sekolah mengendarai sepeda motor.

    Padahal, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi telah melarang pelajar mengendarai sepeda motor dan membawa handphone ke sekolah per 2 Mei 2025.

    Berdasarkan pantauan TribunnewsDepok.com pada Selasa (6/5/2025), di Jalan Raya Bogor-Jakarta, seorang pelajar perempuan terlihat mengendarai sepeda motor tanpa mengenakan helm.

    Seorang pelajar pengguna sepeda motor, AH (15), mengaku menggunakan sepeda motor ke sekolah untuk mempercepat waktu.

    Meski belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), ia tetap nekat mengendarai sepeda motor ke sekolah.

    Kemudian, terkait larangan Dedi Mulyadi, ia menilai hanya diperuntukkan bagi siswa yang rumahnya dekat.

    “Alasan pakai motor karena membantu kita lebih cepat ke sekolah,” ungkap AH, Selasa.

    Bus Sekolah untuk Pelajar di Depok

    Dedi Mulyadi telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) nomor 43/PK.03.04/KESRA yang secara khusus ditujukan ke seluruh satuan pendidikan dan siswa-siswi di wilayah Jawa Barat.

    “Peserta didik yang belum cukup umur dilarang menggunakan kendaraan bermotor, serta mengoptimalkan penggunaan angkutan umum, atau berjalan kaki dengan jangkauan sesuai dengan kemampuan fisik peserta didik,” bunyi surat tersebut.

    Wali Kota Depok, Supian Suri, meminta agar para siswa yang sekolahnya terjangkau angkutan umum agar memanfaatkannya.

    “Yang belum, nanti seiring waktu kita akan coba fasilitasi angkut ke sekolah-sekolah yang hari ini belum terfasilitasi dengan angkutan umum,” katanya, Selasa, dilansir TribunnewsDepok.com.

    Supian Suri lantas mengakui, peraturan larangan pelajar mengendarai sepeda motor masih terkendala ketersediaan angkutan umum yang menjangkau sekolah-sekolah yang ada di Kota Depok.

    “Kita juga tahu bahwa enggak semua sekolah-sekolah kita itu terfasilitasi dengan kendaraan umum. Itu yang menjadi masalah kalau kita wajibkan seluruhnya enggak boleh naik motor,” jelasnya.

    Saat ini, Pemkot Depok hanya memiliki dua unit bus sekolah.

    Jumlah tersebut masih sangat terbatas untuk melayani semua pelajar.

    Sehingga, Pemkot Depok ingin memfasilitasi ketersediaan angkutan umum ke sekolah, sebelum peraturan tersebut benar-benar ditegakkan.

    “Sehingga tadi upaya kita mengajak anak-anak kita tidak menggunakan motor, ini benar-benar bisa kita fasilitasi dulu angkutannya,” imbuh Supian Suri.

    Kata Orang Tua Murid

    Seorang wali murid, Selassie, mengaku setuju dengan larangan pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah.

    Selassie mengatakan, larangan tersebut dapat mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas bagi pelajar.

    Ia pun meminta agar Pemerintah Kota Depok mensosialisasikan program larangan pelajar mengendarai sepeda motor demi keselamatan.

    “Bagus, biar meminimalisir kecelakaan,” ujarnya di Kota Depok, Selasa, dikutip dari TribunnewsDepok.com.

    GUBERNUR JABAR – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat di Gedung Nusantara Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025). (Tribunnews.com/ Rizki Sandi Saputra)

    Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang pelajar mengendarai sepeda motor ke sekolah, sesuai Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

    “Per hari ini anak SD dan SMP tidak boleh bawa sepeda motor dan HP,” ujarnya setelah memimpin upacara Hardiknas di Lapangan Rindam III Siliwangi, Jumat (2/5/2025).

    “Untuk anak SMA itu yang belum cukup umur tidak boleh bawa kendaraan bermotor.”

    “Kan itu Undang-undang lalu lintas, selama ini penegakannya tidak bisa berjalan karena ada keraguan tindakan di lapangan,” jelasnya.

    Dedi Mulyadi menilai, anak-anak yang belum cukup umur tidak diberikan kebebasan mengendarai kendaraan bermotor karena berbahaya dan melanggar aturan.

    Sedangkan, larangan membawa handphone tersebut agar para pelajar fokus saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

    “Kami sedang mengkaji aturan dan akan segera menerapkan larangan membawa handphone ke ruang kelas, khususnya di tingkat SD dan SMP,” imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul Tak Pakai Helm, Ngerinya Pelajar Depok Kendari Motor ke Sekolah Meski sudah Dilarang Dedi Mulyadi

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunnewsDepok.com/M. Rifqi Ibnumasy)

    Berita lain terkait Dedi Mulyadi

  • Patung Tugu Tani di Depok Hancur, Diduga Ditabrak Kendaraan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Mei 2025

    Patung Tugu Tani di Depok Hancur, Diduga Ditabrak Kendaraan Megapolitan 6 Mei 2025

    Patung Tugu Tani di Depok Hancur, Diduga Ditabrak Kendaraan
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
     Patung Tugu Tani di Sukatani, Tapos,
    Kota Depok
    hancur pada Senin (5/5/2025). 
    Dalam video yang dilihat Kompas.com, kondisi patung Tugu Tani sudah patah terbelah dan tergeletak di tanah.
    Patung yang berbentuk orang menggunakan topi caping dengan dasar warna merah dan putih itu terlihat diletakkan di pinggir jalan, terpisah dengan tugunya di perempatan.
    “Tugu Tani,
    kecelakaan
    korban, patung Tugu Tani. Bertahun-tahun (berdiri), (sekarang) roboh juga,” kata perekam video.
    Kanit Laka Satlantas Polres Metro Depok, AKP Burhan mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.00 WIB.
    Petugas menuju ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP) untuk memeriksa kamera CCTV. Patung tersebut hancur diduga ditabrak oleh kendaraan.
    “Piket sedang mencari CCTV yang merekam kendaraan yang menabrak patung tersebut,” kata Burhan saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (6/5/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Jaya Dalami Gaduh Aplikasi Pemindai Retina Worldcoin dan WorldID – Halaman all

    Polda Metro Jaya Dalami Gaduh Aplikasi Pemindai Retina Worldcoin dan WorldID – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polda Metro Jaya masih mendalami perihal aplikasi Worldcoin dan WorldID yang belakangan ini menyita perhatian masyarakat.

    Diketahui kedua aplikasi itu menawarkan imbalan uang tunai hingga Rp800 ribu bagi pengguna yang melakukan verifikasi pemindaian atau scan retina mata dengan alat khusus bernama Orbs.

    Kasubdit 4 Ditressiber Polda Metro Jaya AKBP Herman Edco Wijaya Simbolon mengatakan akan berkoordinasi dengan stakeholder yang menangani aplikasi itu.

    “Masih kita Lakukan pendalaman nanti perkembangannya kalau sudah ada progres baru kita sampaikan,” tuturnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

    Pihak kepolisian belum melihat unsur perkaranya sebab masih sebatas isu di media sosial.

    “Yang kita lakukan penyelidikan dan berkoordinasi sama ementerian lembaga terkait,” imbuh Herman.

    Dia mengatakan hingga saat ini belum ada laporan dari korban kepada polisi. 

    Terpisah, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan perkembangan teknologi membuat semuanya berubah tak terkecuali kejahatan.

    “Setiap perkembangan kejahatan dalam hal perkembangan teknologi tentunya ini juga menjadi suatu perhatian sosial ya langkaj-langkah polri dalam menjaga stabilitas dan memelihara keamanan yang terdepan masyarakat kemudian melindungi, melayani masyarakat serta penegakan hukum dalam rangkaian harkamtibmas termasuk perlindungan dan pelayanan,” katanya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Trunoyudo menyebut pihaknya akan mendalami terlebih dahulu soal hal yang menjadi sorotan masyarakat luas ini.

    Setelahnya dilakukan langkah-langkah penegakkan hukum jika ditemukan adanya tindak pidana.

    “Tentunya akan dilakukan langkah-langkah Namun demikian dalam setiap perkembangannya tentu proses penegakan hukum juga tidak terlepas dari sinergitas,” ungkapnya.

    “Artinya dalam bentuk perkembangan kejahatan apapun memang memiliki kewajiban polri dalam Amanah Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Yaitu dalam proses penegakan hukum,” sambungnya.

    Perbincangan mengenai aplikasi bernama World App heboh di media sosial.

    Banyak warga di Bekasi dan Depok, Jawa Barat, berbondong-bondong datang ke sebuah tempat yang diduga menawarkan aplikasi tersebut.

    Bukan tanpa alasan mereka datang berbondong-bondong ke lokasi tersebut.

    Ada imbalan berupa uang tunai kepada siapa saja yang bersedia melakukan pendaftaran dan menjalani pemindaian atau scan retina mata.

    Nominal uang tunai yang diberikan besarannya Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk sekali scan retina mata.

    “Kalau mau mampir saja ke lokasi di Jalan Juanda sebelah stasiun Bekasi Timur,” tulis akun @AKU_dgn3 putra di media sosial X (dulu Twitter), Minggu(4/5/2025).

    Akun media sosial Instagram juga diramaikan dengan fenomena serupa.

    Pantauan Tribunnews di akun @depokhariini memposting sebuah tempat di dekat perumahan Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat, yang diduga menjadi lokasi pemindaian retina aplikasi world app.

    “Ini tempat verifikasi retina kemarin nyoba eh nggak bisa, syukur deh,” kata seorang warga bernama Dewi.

    Kata Dewi, siapa saja yang berhasil memindai retina dengan aplikasi worldapp di lokasi tersebut bakal mendapatkan uang tunai Rp300 ribu.

    “Dikasih uang Rp300 ribu, banyak yang datang ke sini,” ujarnya.

    Izin Dibekukan

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID.

    Tak hanya itu, Kementerian Komdigi juga akan segera memanggil PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara untuk memberikan klarifikasi atas dugaan pelanggaran ketentuan penyelenggaraan sistem elektronik.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, menjelaskan bahwa langkah ini diambil menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan WorldID.

    “Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat. Kami juga akan memanggil PT. Terang Bulan Abadi untuk klarifikasi resmi dalam waktu dekat,” tegas Alexander Sabar di Jakarta Pusat, Minggu (4/4/2025).

    Hasil penelusuran awal Kementerian Komdigi menunjukkan bahwa PT Terang Bulan Abadi belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki TDPSE sebagaimana diwajibkan dalam peraturan perundang-undangan.

    Di sisi lain, layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara.

    “Layanan Worldcoin tercatat menggunakan TDPSE atas nama badan hukum lain, yakni PT Sandina Abadi Nusantara,” ungkap Alexander.

    Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Menteri Kominfo Nomor 10 Tahun 2021 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, setiap penyelenggara layanan digital wajib terdaftar secara sah dan bertanggung jawab atas operasional layanan kepada publik.

    “Ketidakpatuhan terhadap kewajiban pendaftaran dan penggunaan identitas badan hukum lain untuk menjalankan layanan digital merupakan pelanggaran serius,” tegas Alexander.

    Ia menambahkan, Kementerian Komdigi berkomitmen mengawasi ekosistem digital secara adil dan tegas demi menjamin keamanan ruang digital nasional. Dalam hal ini, peran aktif masyarakat juga sangat dibutuhkan.

    “Kami mengajak masyarakat untuk turut menjaga ruang digital yang aman dan terpercaya bagi seluruh warga negara. Komdigi juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada terhadap layanan digital yang tidak sah, serta segera melaporkan dugaan pelanggaran melalui kanal resmi pengaduan publik,” ujarnya. 

  • Scan Retina Mata di World ID, Warga Depok Mengaku Saldo di Rekeningnya Bertambah – Halaman all

    Scan Retina Mata di World ID, Warga Depok Mengaku Saldo di Rekeningnya Bertambah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEPOK- David warga yang melakukan scan retina mata di Kantor World App, di Kota Depok, Jawa Barat, mengaku sudah mendapatkan imbalan uang.

    Hanya saja, David belum mencairkannya. Uang tersebut tersimpan di uang elektronik.

    David mendapatkan uang tersebut setelah memindai (scan) retina mata untuk verifikasi aplikasi World ID.

    Kata David, Kantor World App di Jalan Margonda Depok sudah buka di pertengahan Ramadan atau Maret 2025 lalu.

    Awalnya ia datang ke lokasi dan petugas langsung menjelaskan penggunaan aplikasi World ID tersebut.

    Usai mengisi data pribadi dan melakukan scan retina mata, David tinggal menunggu upahnya cair.

    “Terus itu udah kayak nunggu sehari, Kita bisa tarik ke Dana atau rekening aplikasi,” kata David, Selasa (6/5/2025).

    Sekali daftar, David mendapatkan uang Rp200 ribu dan pihak aplikator menjanjikannya mendapatkan uang tiap bulannya.

    Setelah sebulan mendaftar, kini ada Rp250 ribu atau bertambah Rp50 ribu uang yang masuk ke rekening David. Namun, ia sendiri belum mencairkannya.

    Usai kejadian tersebut ramai diperbincangkan publik, Kantor World App di Jalan Margonda Raya kini mendadak tutup.

    Kata David, Kantor World App di Jalan Margonda Depok sudah tutup sejak Minggu (4/5/2025) lalu.

    Sebagai informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sudah membekukan izin operasional aplikasi World ID.

    Resiko mengintai

    Pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengungkapkan risiko di balik pengumpulan data retina mata oleh Worldcoin.

    Menurutnya, data biometrik bisa membahayakan jika dipegang oleh orang yang tidak bisa mengamankannya.

    “Kalau [data] itu dipegang oleh pihak yang tidak mengerti bagaimana mengamankannya, itu berbahaya,” kata Alfons dalam video yang diunggah di kanal YouTube Metro TV hari Senin, (5/5/2025).

    Alfons lalu menyinggung banyaknya penggunaan face recognition di Indonesia untuk keperluan verifikasi.

    “Ada beberapa instansi pemerintah, lalu kita bisa pakai, lalu itu bocor gitu.”

    Jika pengelola Worldcoin mampu meyakinkan bahwa mereka bisa mengamankan data dengan baik, Alfons mengaku tidak melihat adanya bahaya.

    “WorldID ini, salah satunya kita harus khawatir, tetapi jangan berlebihan gitu, loh.”

    Sementara itu, TrustCloud, perusahaan yang menyediakan manajemen transaksi digital, pada laman resminya menyinggung sejumah bahaya di balik proyek Worldcoin.

    TrustCloud menyebut Worldcoin menggunakan perangkat yang disebut Orbs guna memintai retina seseorang. Sebagai gantinya, Worldcoin akan memberikan bayaran dalam bentuk uang kripto.

    “Pertukaran ini segera memunculkan kekhawatiran serius mengenai privasi, keamanan, dan penggunaan data biometrik,” kata TrustCloud.

    “Mengapa menjual data biometrik itu berbahaya? Informasi biometrik seperti pindaian retina mata dianggap sebagai informasi yang sangat rahasia.”

    Data biometrik bersifat unik dan berbeda dengan data pribadi lain seperti nama atau tempat tinggal.

    Data itu bisa disalahgunakan untuk menyamar sebagai seseorang, mengakses informasi rahasia, dan bahkan mengakibatkan kekerasan fisik.

    “Data bisa juga dijual kepada perusahaan besar yang menggunakannya untuk iklan bertarget dan mempengaruhi perilaku konsumen.”

    “Dalam kasus Worldcoin, besarnya informasi biometrik yang dikumpulkan dan kurangnya transparansi mengenai penggunaannya sudah jelas memunculkan skenario risiko tinggi.”

    TrustCloud menyebut pihak Worldcoin membela diri dengan menyatakan bahwa data itu disimpan dengan aman dan hanya menggunakannya untuk tujuan verifikasi.

    “Namun, mereka tidak memberikan rincian spesifik mengenai langkah keamanan yang diterapkan atau bagaimana mereka membagikan atau menggunakan data ini pada masa mendatang. Mereka juga tidak menjelaskan berapa lama mereka akan memegang data.”

    Penulis: M. Rifqi Ibnumasy

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul Cerita Warga Depok Dapat Uang Rp200 Ribu usai Scan Retina Mata di World ID, Kantornya Mendadak Tutup

  • Purnawirawan Jenderal Kopassus Ungkap Kisah Hercules Takut Pulang ke Timtim

    Purnawirawan Jenderal Kopassus Ungkap Kisah Hercules Takut Pulang ke Timtim

    TRIBUNJAKARTA.COM – Purnawirawan jenderal Kopassus, Yayat Sudrajat, megungkap kisah bersama Ketua Umum Grib Jaya, Hercules, di Timor Timur (Timtim), kini bernama Timor Leste.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudraja menyebut sosok Hercules yang kini kerap ditakuti dengan ormasnya, justru bernyali penakut ketika di kampung halamannya, Timtim.

    Pernyataan Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) itu hendak membela eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang sedang berpolemik dengan Hercules.

    Seperti diketahui, polemik ini bermula dari Letjen TNI (Purn) Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus yang juga pernah menjabat Gubernur Jakarta (1997-2007) mendukung wacana revisi Undang-Undang Ormas yang digulirkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

    Sebagai basis argumen, Sutiyoso mengungkap pengalaman tidak menyenangkannya selam bersinggunggan dengan ormas, yang lebih mirip preman karena kerap memalak.

    Pernyataan Sutiyoso ditanggapi keras Hercules. Ia bahkan menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.

    Tak terima Sutiyoso dihina, Gatot angkat bicara. Dia tegas menyebut Hercules preman dan menyangsikan jasanya buat Indonesia.

    Gatot merasa Hercules kelewatan karena menghina Sutiyoso.

    Polemik berlanjut kala Hercules meminta maaf kepada Sutiyoso, namun menantang balik Gatot.

    Dia tidak terima dibilang tak berjasa buat Indonesia.

    Hercules mengungkit sejarah ketika dia menjadi Tenaga Bantuan Operasional (TBO) bersama Kopassus pada Operasi Seroja di Timtim era 1970-an.

    Di sisi lain, Yayat mengungkap sosok Hercules saat di Timtim yang menurutnya penakut.

    Semasa jejak pendapat 1999 yang akhirnya membuat Timtim lepas dari Indonesia, Yayat saat itu masih berpangkat Letnan Kolonel.

    Ia diterjunkan ke Timtim dari Kopassus sebagai Dansatgas Intelijen Tribuana 8.

    Yayat memiliki misi memastikan jajak pendapat atau referendum berjalan baik.

    Pada satu momen, Yayat yang sedang berada di Dili, didatangi Hercules.

    Membawa nama senior Yayat, yakni Zacky Anwar Makarim.

    Sebagai gambaran, Yayat merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1982, sedangkan Zacky lulusan Akabri tahun 1971.

    Hercules datang ke Yayat untuk minta dikawal pulang ke kampung halaman, di sebuah daerah di Timtim.

    Ia tidak berani pulang sendirian karena situasi masih kacau saat itu.

    “Intinya bahwa dia mau ke kampung halamannya dia tidak berani karena memang di sana pada saat itu di mana-mana chaos,  sehingga ya karena dia bawa nama Pak Zacky Anwar, ya saya siapkanlah ya dan aman gitu,” kata Yayat bercerita di kanal Youtube Hersubeno Point, tayang, Minggu (4/5/2025).

    Dengan jasa itu, seharusnya Hercules berterima kasih kepada TNI dan menghormati setiap pasukan serta purnawirawannya.

    “Itulah ya si Hercules lah, dan semua orang tahulah kalau si Hercules itu memang preman gitu loh”

    “Dan dia bisa hebat seperti itu, menurut dia ya, kalau saya enggak hebat gitu kan, tadi sudah disampaikan, dia balik ke kampungnya aja dia takut balik ke kampungnya.”

    “Dia takut pada saat jajak pendapat, saya ketemu dia, dia minta bantuan saya untuk ‘Pak tolong saya mengawal saya,’ dengan membawa nama Pak Zacky Anwar,” paparnya.

    Yayat begitu marahnya dengan Hercules sampai-sampai menyebut dadanya ingin meledak.

    Seharusnya, kata Yayat, Hercules harus selalu ingat utang budinya kepada TNI yang membawanya ke Indonesia.

    “Sebenarnya dada ini pengin meledak gitu loh He dengan omongan-omongan dia itu ya enggak tahu diri ya.”

    “Saya walaupun misalnya berseberangan dengan siapa gitu dengan senior saya gak akan mungkin saya mau bicara kemudian menghinakan senior saya,” jelas Yayat.

    Menurut Yayat, Hercules ke Indonesia bukan karena cinta Merah Putih, melainkan karena nyalinya takut tinggal di tanah kelahirannya.

    “Mungkin dia enggak ngerti, enggak paham gitu apa sih etika budaya di Indonesia karena dia kan awalnya dari Timtim. Dan dia juga bukan karena cinta Indonesia dia lari dari sana takut dia,” kata Yayat.

    Awal Polemik

    Sebagai informasi, Hercules, tak bisa memendam amarahnya kala mendapat cercaan dari gatot Nurmantyo.

    Pria bernama asli Rosario de Marshal itu menyatakan tak takut dengan  purnawirawan berbintang empat.

    Pernyataan itu disampaikan Gatot di kediamannya di bilangan Jakarta Barat usai menggelar pengajian dan santunan anak yatim Kamis (1/5/2025).

    Pertama, ia meminta maaf kepada Sutiyoso, purnawirawan TNI berpangkat bintang tiga yang sempat berkomentar soal ormas dan mendukung revisi Undang-Undang Ormas.

    Sebelumnya, Hercules sempat menghina Sutiyoso dengan menyebutnya bau tanah.

    Sutiyoso sempat mendapat pembelaan dari Gatot, sambil menyebut Hercules preman dan menguak mengungkit-ungkit sejarah kelamnya.

    Hercules marah dengan Gatot dan sempat mengultimatum untuk tidak mengganggu dirinya.

    “Tapi Gatot, saudara Gatot Nurmantyo, saya tidak takut sama Anda, saya tidak menghargai Anda.”

    “Kenapa Anda (menilai) saya kok bengis banget gitu lho, bengis banget gitu lho, aku salah apa?”

    “Aku gak punya salah dengan pak Gatot lho. Pak Gatot sampai bicara premanisme, kurang ajar, aku salah apa Pak Gatot yang aku hormati, yang aku muliakan, mantan Panglima TNI,” kata Hercules.

    Hercules menilai Gatot sedang “tidak laku” sehingga harus ikut muncul membicarakan polemiknya dengan Sutiyoso.

    Ia membandingkan sikap Gatot dengan Sutiyoso yang justru kalem.

    “Saya bilang kamu yang preman karena kamu itu kamu bikin action sana action sini karena enggak laku.”

    “Kenapa kamu bilang saya preman, kalau preman ada ada jalurnya untuk mengatasi adalah bapak-bapak kepolisian,” ujar Hercules.

    Kendati bicara keras, Hercules mengajak Gatot untuk saling introspeksi dan bermaafan.

    “Kita tidak usah membawa itu, minimal, teman-teman, negara ini negara hukum. Pak Gatot memperbaiki koreksi statement-statement itu dan saya juga menahan diri memperbaiki koreksi apa statement-statement saya yang salah,” jelasnya.

    Gatot Murka

    Sebelumnya, Gatot murka dengan Hercules yang menghina Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus sudah bau tanah. 

    Mantan Panglima TNI tersebut mengingatkan Hercules tentang peran pensiunan jenderal TNI yang telah membawanya ke Jakarta.

    Ia lalu membongkar asal-usul Hercules di masa lampau. 

    Hercules, kata Gatot, dulu dipekerjakan sebagai tenaga bantuan operasi (TBO) yang bertugas membantu mengangkuti barang-barang keperluan militer saat di Timor Timur.

    “Begini, kita kan prajurit-prajurit di sana merasa sudah dibantu, dibawain barang-barangnya kayak gitu. Maka, dibawa ke Jakarta dan Solo untuk supaya kesejahteraannya, kehidupannya lebih baik, berubah lah.”

    “Tapi, justru dia mengata-ngatai pensiunan, padahal yang bawa dia ke sini sudah pensiun itu, zamannya tahun 80-an,” ujar Gatot seperti dikutip dari Youtube Refly Harun yang tayang pada Kamis (1/5/2025). 

    Berdasarkan persepsi publik yang selama ini beredar, Hercules dilindungi oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. 

    Hercules pun selalu mengklaim berutang nyawa terhadap Prabowo Subianto. 

    Namun, Gatot mempertanyakan jasa mantan preman itu.

    Menurutnya, jasa Hercules hanya sebatas mengangkuti barang-barang keperluan militer.

    “Jasanya ngangkat-ngangkat barang, kan dibayar juga. Cuma karena Pak Prabowo ya mungkin hatinya baik, kan gitu kamu ikut, mungkin. Tapi, saya yakin bukan Prabowo juga (yang ajak ke Jakarta),” tambahnya. 

    Dalam sebuah acara bersama Said Didu, Hersubeno Arief dan Refly Harun, Gatot menegaskan kemarahannya terhadap sikap Hercules yang dianggap tidak sopan dan seenaknya dalam berbicara.

    “Ingat kau dulu, kok kau ngomong seenaknya kayak gitu. Tidak sopan, sudah jadi raja kau?” ujar Gatot dikutip dari unggahan akun Twitter Said Didu, Rabu (30/4/2025).

    Gatot bahkan menyebut Hercules sebagai preman yang memakai seragam ormas, dan menantangnya untuk membuktikan bahwa dirinya layak disebut pejuang rakyat.

    “Kamu itu kan preman memakai pakaian ormas. Saya bisa buktikan kau itu preman,” lanjutnya.

    Mantan Panglima TNI tersebut kemudian menyinggung insiden di Depok, di mana anggota kepolisian diserang dan mobilnya dibakar saat menjalankan tugas. 

    Menurut Gatot, kejadian itu sebagai bentuk pelecehan terhadap negara dan hukum.

     “Polisi itu adalah alat negara. Ketika akan menangkap, dilawan, dikepung. Negara apa ini?” katanya.

    Ia menegaskan bahwa semua TNI akan menjadi purnawirawan dan bahwa mereka layak dihormati, karena telah berdarah-darah membela bangsa.

    “Pak Sutiyoso itu purnawirawan bintang tiga loh. Termasuk saya juga di Timor-Timur. Kita berdarah-darah,” tandasnya.

    Gatot mengingatkan, jika negara dikuasai oleh preman, maka kehancuran akan tak terelakkan.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • IAP: Perlu Ada Pusat Ekonomi Baru agar Beban Jakarta Tak Makin Berat

    IAP: Perlu Ada Pusat Ekonomi Baru agar Beban Jakarta Tak Makin Berat

    Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia atau IAP menekankan pentingnya menciptakan pusat-pusat ekonomi baru agar beban Jakarta tidak semakin berat.

    Sekretaris Jenderal IAP Adriadi Dimastanto mengatakan meski laju ekonomi ibu kota melambat, Daerah Khusus Jakarta diprediksi tetap jadi magnet utama bagi pencari kerja dan pusat aktivitas ekonomi. 

    Dia menilai pamor Jakarta tidak akan hilang. Kesenjangan atau gap dengan kota lain masih terlalu jauh, bahkan dengan kota besar seperti Surabaya dan Medan sekalipun. Namun, ketergantungan pada satu kota dinilai tidak sehat dalam jangka panjang.

    “Yang dibutuhkan Indonesia adalah pemerataan pertumbuhan ekonomi lewat pengembangan kota-kota besar di tiap pulau,” ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Senin (5/5/2025).

    Dia mencontohkan kota-kota yang mulai berperan sebagai pusat ekonomi regional yakni Medan, Pekanbaru, Palembang, dan Bandar Lampung di Sumatera, Bandung, Cirebon, Semarang, Surabaya, dan Malang di Jawa, Makassar dan Manado di Sulawesi, hingga Balikpapan dan Samarinda yang mendukung IKN di Kalimantan.

    Pertumbuhan ini, lanjutnya, harus didorong melalui pengembangan potensi lokal.

    “Jakarta akan difokuskan sebagai kota bisnis global, sementara kota lain bisa punya orientasi berbeda industri, jasa, atau agroindustri,” lanjutnya.

    Misalnya, lanjut dia, yakni kawasan industri seperti Kendal, Batang, dan Subang sudah mulai tumbuh, begitu juga dengan pusat industri agro di Medan dan sekitarnya.

    Selanjutnya untuk menjadikan kota-kota ini menarik bagi investasi dan penduduk, pemerintah daerah perlu mengambil peran aktif. Dimulai dari memperbaiki iklim investasi harus, proses perizinan dipermudah, tata ruang diperjelas, dan yang paling penting, kota harus layak huni.

    Sejumlah indikator kota layak huni mencakup fasilitas pendidikan, kesehatan, ruang terbuka hijau, transportasi publik yang nyaman, dan lingkungan yang sehat. Tanpa hal ini, urbanisasi ke Jakarta tak akan terbendung.

    Tidak hanya kota inti, kota-kota penyangga juga harus dikembangkan. Saat ini, kota satelit seperti Bogor, Depok, dan Bekasi lebih banyak berfungsi sebagai tempat tinggal pekerja Jakarta. Akibatnya, muncul kemacetan karena pergerakan komuter harian yang memakan waktu hingga dua jam.

    “Pemerintah daerah kota penyangga harus siap menerima investasi dan bisnis. Perusahaan juga perlu didorong memindahkan kantor pusat ke pinggiran agar mobilitas warga lebih efisien. Contoh nyata, kawasan BSD kini mulai dipilih perusahaan multinasional sebagai lokasi kantor utama, mengurangi tekanan di pusat Jakarta,” jelasnya.

    Dia optimistis apabila kolaborasi lintas wilayah tercapai, Indonesia bisa punya banyak Jakarta kecil di berbagai pulau yang pada mengurangi kesenjangan, membuka lapangan kerja, dan menciptakan kehidupan yang lebih seimbang.

  • 3
                    
                        Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi
                        Megapolitan

    3 Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi Megapolitan

    Ini Tujuan Pindai Iris Mata WorldID yang Ramai di Jakarta, Depok, hingga Bekasi
    Penulis
    KOMPAS.com – 
    Beberapa hari terakhir, warga di sejumlah wilayah, seperti Jakarta, Depok, dan Bekasi terlihat mengantre di titik-titik pemindaian iris mata
    World ID
    .
    Mereka datang untuk memindai mata menggunakan alat khusus, lalu menerima imbalan uang tunai yang bervariasi antara Rp250.000 hingga Rp800.000.
    Proyek ini dijalankan oleh Tools for Humanity, sebuah perusahaan yang berbasis di San Fransisco dan Berlin.
    Fenomena ini lantas menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa iris mata dipindai? Apa sebenarnya tujuan dari kode iris ini? Serta seberapa aman data yang dikumpulkan?
    Dari Gambar Iris Menjadi Kode Digital
    Menurut penjelasan di situs resmi World, gambar iris yang diambil dari warga tidak disimpan dalam bentuk visual mentah.
    Gambar iris mata ini langsung diubah menjadi apa yang disebut sebagai kode iris, yakni sebuah representasi numerik ringkas dari tekstur iris seseorang.
    Kode ini menyandikan detail-detail rumit seperti alur, pola krip, dan pigmentasi yang khas dari setiap iris individu.
    Proses pembuatan kode iris dilakukan oleh perangkat khusus bernama Orb, semacam kamera biometrik beresolusi tinggi yang dirancang untuk menangkap citra mata dengan sangat detail.
    Setelah kode iris terbentuk, gambar iris aslinya langsung dihapus dari perangkat secara permanen. Ini disebut sebagai personal custody, sistem yang mengklaim memberi pengguna kendali penuh atas data mereka.
    Uniknya, kode iris dari dua individu, bahkan kembar identik sekalipun, akan tetap berbeda secara signifikan. Hal ini menjadikan iris mata sangat efektif sebagai alat verifikasi identitas unik seseorang di dunia digital.
    Apa Tujuan Utamanya?
    World ID diciptakan untuk memastikan bahwa satu orang hanya bisa memiliki satu identitas digital.

    Dengan demikian, proyek ini bisa membantu memisahkan manusia dari bot atau kecerdasan buatan, serta mencegah praktik manipulasi seperti pembuatan akun palsu atau spam voting di ruang digital.
    Salah satu visi jangka panjang Worldcoin adalah membangun sistem distribusi pendapatan dasar universal secara global atau universal basic income (UBI).

    Dengan World ID, sistem dapat menjamin bahwa setiap individu hanya menerima satu bagian UBI untuk menghindari klaim ganda atau penyalahgunaan.
    World ID juga bisa digunakan untuk login ke berbagai aplikasi dan layanan yang mendukung sistem ini.

    Alih-alih menggunakan email dan kata sandi, pengguna cukup memverifikasi identitas digital mereka menggunakan kode iris yang diklaim lebih aman dan praktis.
    Sebagai insentif awal, pengguna yang melakukan pemindaian iris bisa mendapatkan token kripto bernama WLD.

    Di beberapa negara, token ini dapat diklaim secara berkala sebagai bentuk partisipasi dalam ekosistem Worldcoin.
    Bagaimana dengan Keamanan dan Privasi?
    Worldcoin mengklaim, bahwa mereka tidak menyimpan atau menjual data pribadi pengguna, termasuk gambar iris.
    Setelah proses verifikasi selesai, gambar iris dikirim ke ponsel pengguna dan dihapus dari sistem secara menyeluruh.
    Hanya kode iris, yang ukurannya jauh lebih kecil dan tidak bisa digunakan untuk merekonstruksi gambar mata asli, yang disimpan untuk keperluan autentikasi di masa depan.
    Selain itu, sistem ini diklaim akan beralih ke desentralisasi, yang artinya pengelolaan dan pengambilan keputusan akan dilakukan oleh komunitas pengguna global, bukan entitas tunggal.
    Meski menawarkan berbagai manfaat dan insentif, proyek World ID masih menyisakan banyak pertanyaan, terutama seputar etika pengumpulan data biometrik di sejumlah negara.
    Di Indonesia sendiri, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) Worldcoin dan
    WorldID
    .
    Langkah ini diambil menyusul laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan layanan Worldcoin dan WorldID.
    Pemerintah juga berencana memanggil operator lokal, PT Terang Bulan Abadi dan PT Sandina Abadi Nusantara, untuk klarifikasi.
    Pembekuan dilakukan sebagai tindakan preventif guna mencegah potensi risiko terhadap privasi dan keamanan data warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Patung Tani di Sukatani Depok Hancur Diduga Ditabrak, Polisi Cek CCTV

    Patung Tani di Sukatani Depok Hancur Diduga Ditabrak, Polisi Cek CCTV

    Jakarta

    Sebuah video memperlihatkan patung Tugu Tani, ikon di Sukatani, Tapos, Depok hancur. Polisi mengecek CCTV di sekitar lokasi untuk mengusut kasus itu.

    Dari video yang beredar di media sosial, Senin (5/5/2025) terlihat warga merekam kondisi patung Tugu Tani. Tampak patung itu patah terbelah dua dan tergeletak di tanah.

    “Tugu Tani, kecelakaan korban, patung Tugu Tani. Bertahun-tahun roboh juga, alamarhum,” kata perekam video.

    Dari foto yang dilihat detikcom, terlihat patung itu awalnya berada di tengah Tugu Tani. Patung yang hancur itu kemudian dipindahkan ke pinggir jalan.

    Patung Tugu Tani di Sukatani, Depok hancur (Foto: dok. Istimewa)

    Dimintai konfirmasi, Kanit Laka Satlantas Polres Metro Depok AKP Burhan mengatakan polisi sudah mengecek tempat kejadian perkara (TKP). Polisi sedang mencari CCTV guna menemukan kendaraan yang menabrak patung.

    “Piket sedang mencari CCTV yang merekam kendaraan yang menabrak patung tersebut,” kata Burhan saat dihubungi detikcom, Senin (5/5).

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini