10 Siswa Tak Jadi Berangkat ke Barak Militer Depok, Wali Kota: Mungkin Berubah Pikiran
Editor
DEPOK, KOMPAS.com
– Pemerintah Kota Depok menyiapkan kuota 100 pelajar untuk mengikuti program Pembinaan Karakter dan Bela Negara di
barak militer
Kostrad 1 Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Namun, hanya 90 orang yang dikirim ke Markas Kostrad Cilodong, Sabtu (31/5/2025).
Sementara 10 orang peserta tidak menampakkan batang hidungnya di Balai Kota Depok sebagai titik kumpul sebelum diberangkatkan ke Kostrad Cilodong.
Mereka tidak hadir tanpa ada pemberitahuan.
“Saya udah minta tolong Kesbangpol untuk mencari tahu alasannya, mungkin orangtua berubah pikiran atau anaknya tidak bersedia,” kata
Wali Kota Depok Supian Suri
, dikutip dari
Wartakotalive.com,
Minggu (1/6/2025).
Pemkot Depok akan mengecek lagi kepada orangtua peserta yang mendaftar.
“Kita akan komunikasi lagi dengan orangtua pendaftar, apakah benaran memang tidak mau ikut atau mungkin bangun kesiangan atau seperti apa,” imbuh dia.
Supian menyebut animo masyarakat untuk mengikuti program ini sangat tinggi. Saat pendaftaran ditutup, ada 378 orang pendaftar. Namun, jumlahnya diseleksi lagi hingga 100 orang untuk kuota pertama.
Program ini, kata Supian, sifatnya tidak memaksa. Tergantung persetujuan orangtua dan kesiapan dari anak-anak mereka.
“Ini benar-benar keikhlasan dari orangtua, komitmen orangtua mengizinkan anaknya bersama kami selama 10 hari ke depan. Tentunya juga anak-anaknya bersedia,” kata dia.
Program Pembinaan Karakter dan Bela Negara Ini khusus untuk pelajar SMP usia 13 tahun sampai 15 tahun.
“Untuk SMA mungkin kita pisah. Kalau seandainya nanti kita gelar gelombang kedua, kita buka untuk SMA karena banyak juga yang mendaftar dari SMA,” imbuh dia.
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul 10 Pelajar Nakal Mundur dari Program Barak Militer Tanpa Info, Supian Suri: Kami Memang tak Memaksa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Depok
-
/data/photo/2025/05/31/683a8315e048b.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Siswa Tak Jadi Berangkat ke Barak Militer Depok, Wali Kota: Mungkin Berubah Pikiran Megapolitan 1 Juni 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3065910/original/022749600_1583147779-20200302-Pemkot-Bogor-Akan-Mengurangi-Unit-Angkot-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sederet Harapan Masyarakat soal Transportasi Umum di Sekitar Jakarta – Page 3
Sementara itu, Krisna (29) berharap intergasi layanan transportasi dilakukan juga di wilayah penyangga Ibu Kota. Dia mengatakan selama ini sering lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau ojek daring untuk menuju ke stasiun KRL di Bojonggede atau Citayam.
Menurutnya, integrasi moda perlu diperkuat di berbagai wilayah, termasuk Depok, Bekasi, dan Tangerang. Mengingat tingginya volume pekerja Ibu Kota yang tinggal di kawasan tersebut.
“Integrasi transport umum sudah harus dilakukan bukan hanya di Jakarta, tetapi juga kota-kota penyangga, seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi karena mayoritas masyarakat yang bekerja di Jakarta itu tidak menetap atau tinggal di Jakarta, tetapi di kota-kota penyangga,” pintanya.
-
/data/photo/2025/05/28/6836b6065d30e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Supian Suri Tegaskan Koordinasi dengan KPAI Sebelum Kirim Pelajar ke Barak Megapolitan 1 Juni 2025
Supian Suri Tegaskan Koordinasi dengan KPAI Sebelum Kirim Pelajar ke Barak
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Wali Kota Depok
, Supian Suri berujar, telah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebelum mengirimkan pelajar bermasalah ke barak militer di Kostrad Cilodong, Depok.
Pernyataan ini disampaikan Supian usai melepas 90 pelajar mengikuti program Pembinaan Karakter dan Bela Negara di barak militer Kostrad 1 Cilodong, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (31/5/2025).
“Ya, KPAI menyampaikan beberapa rekomendasi. Kami memahami apa yang menjadi kekhawatiran, tapi kami meyakini proses ini adalah sesuatu yang sebetulnya tidak berbeda dengan mereka belajar mengajar di sekolah,” kata Supian, dikutip dari
Warta Kota
.
Supian menjelaskan, meskipun dilakukan di lingkungan militer, jam belajar para siswa tidak berkurang dan kegiatan ini dirancang untuk mengisi waktu luang yang selama ini kurang terkontrol.
“Jam pelajaran tidak digantikan dengan yang lain. Tetapi waktu di luar jam belajar yang selama ini mungkin mereka manfaatkan buat yang lain, kita masuk di sana,” ujar Supian.
Supian memaparkan, para peserta akan dilatih kedisiplinan mulai dari bangun tidur, olahraga, makan bersama, hingga istirahat.
Program ini juga membatasi penggunaan gadget demi memastikan fokus pembinaan.
“Kita mewajibkan mereka istirahat saat jamnya istirahat dan tidak mengizinkan mereka membawa gadget atau HP,” jelas Supian.
Supian berharap program ini menjadi titik balik bagi para pelajar untuk menjadi agen perubahan dan berkontribusi bagi masa depan Indonesia.
“Kita mempunyai harapan yang kuat agar Indonesia Emas terwujud pada 2045. Program ini menjadi salah satu investasi pendidikan buat anak-anak kita,” tutur Supian.
Meski program ini menuai kritik, Supian menegaskan bahwa pengiriman
pelajar ke barak militer
sepenuhnya berdasarkan persetujuan orang tua dan kesiapan anak-anak.
“Program ini memang benar-benar mendasarkan persetujuan dari orangtua dan kesiapan dari anak-anak,” tegasnya.
Supian juga mengungkapkan bahwa animo masyarakat sangat tinggi dengan jumlah pendaftar mencapai 378 orang, meski kuota hanya 100 peserta untuk gelombang pertama.
“Kami akan terus berkomunikasi dengan orangtua yang belum memastikan keikutsertaan anaknya agar proses ini berjalan transparan dan sesuai kehendak bersama,” pungkas Supian.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Aksi Gedebak-Gedebuk Petarung Tarung Derajat di Tengah Ramainya CFD Depok
Jakarta –
Meski car free day (CFD) Kota Depok yang ada di jalan Margonda begitu ramai, ini tak menyurutkan semangat warga untuk tetap bergerak dengan berolahraga. Ada yang lari pagi, bersepeda, berjalan dengan sepatu roda, bahkan hingga melakukan aksi bela diri.
Hal ini yang dilakukan atlet muda olahraga tarung derajat di CFD Margonda. Nampak, aksi mereka membuat orang yang melintas berdecak kagum. Tak sedikit juga anak-anak kecil yang penasaran dan mencoba olahraga tersebut.
Pelatih utama Tarung Derajat Kota Depok, Dede Gempar Kurnia menjelaskan bahwa tarung derajat merupakan olahraga bela diri asli Indonesia yang diciptakan di Bandung tahun 1972 oleh Achmad Drajat. Olahraga ini sudah dipertandingkan di berbagai kompetisi, termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Sea Games 2011.
Dede menjelaskan bahwa bela diri ini dilakukan dengan gaya tarung bebas yang mengandalkan seluruh anggota tubuh.
“Kita bertandingnya tarung bebas. Jadi benturan fisik segala macam kita diperbolehkan. Bela diri lain mungkin ada yang terbatas,” kata Dede ketika berbincang dengan detikcom di CFD Depok, Minggu (1/6/2025).
“Semua gerakan tangan, pukulan, teknik kaki, tendangan lurus, dan samping itu semua kita lakukan. Selain itu, ini juga ada seni geraknya, itu juga dipertandingkan,” sambungnya.
Dede mengatakan latihan rutin di CFD ini menjadi salah satu langkah promosi olahraga tarung derajat. Ia ingin tarung derajat bisa lebih dikenal dan lebih banyak lagi yang mengikuti. Terlebih, sudah ada banyak tempat latihan tarung derajat di Kota Depok.
Ia mengaku bersyukur aksi petarung tarung derajat ini bisa diterima masyarakat yang datang ke CFD. Tak sedikit dari warga yang penasaran dengan olahraga asli Jawa Barat ini.
“Sudah banyak latihannya, cuma mungkin masih belum terinformasikan. Tarung derajat ini untuk melatih diri, dari atas sampai ke bawah, untuk kesehatan jasmani dan rohani,” ungkap Dede.
“Masyarakat banyak yang lihat kita, banyak yang menanyakan, ‘sebenarnya tarung derajat itu seperti apa?’. Banyak yang nanya dan mendaftar untuk ikut bergabung. Biasanya anaknya penasaran, ibunya yang boro-boro-in buat latihan gitu,” tandasnya.
(avk/up)
-

Kebelet Pipis di CFD Margonda-Depok? Ada 4 Titik Toilet Portable, Ini Lokasinya
Foto Health
Averus Kautsar – detikHealth
Minggu, 01 Jun 2025 12:35 WIB
Jakarta – Warga Depok nggak bingung kalau tiba-tiba kebelet buang air ketika mendatangi car free day (CFD) di Jalan Margonda. Ada toilet portable di 4 titik berikut.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2824835/original/050624400_1560140448-20190610-Hari-Pertama-Kerja_-PNS-DKI-Langsung-Aktif-Bekerja6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PNS Kementerian Diminta Pakai Transportasi Umum, Kapasitas Cukup? – Page 3
Sebelumnya, Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno meminta pemerintah daerah di kawasan Tangerang, Bekasi, Depok dan Bogor perlu membuat angkutan pengumpan (feeder) ke rute TransJabodetabek baru. Tujuannya, memudahkan akses masyarakat dan pekerja Ibu Kota terhadap transportasi umum massal.
Dia mengaitkannya dengan rencana pembukaan 6 rute baru TransJabodetabek dalam beberapa waktu kedepan. Ada 3 rute yang akan lebih dahulu diluncurkan.
“Dengan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta, disitu dimungkinkan ada subsidi transportasi yang langsung menuju Jakarta. Nah, itu sudah berjalan ini, 3 koridor dari Rencana 6, tahun ini 3. 3 itu kan dari Alam Sutera-Blok M, Vida Bekasi- Cawang, Nah, ke depan itu ada dari Sawangan ke Lebak Bulus,” tutur Djoko saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (30/5/2025).
-

Hiruk Pikuk Warga Depok Ikut CFD Margonda, Ada Aksi Bela Diri-Robot Transformers
Foto Health
Averus Kautsar – detikHealth
Minggu, 01 Jun 2025 12:00 WIB
Jakarta – Meski sangat ramai, warga Depok tetap semangat beraktivitas di car free day (CFD) Margonda Raya. Ini yang dilakukan warga agar tetap bisa olahraga.
-

Curhat Warga Depok ke CFD Margonda yang Penuh Sesak, Masih Bisa Olahraga?
Jakarta –
Warga Depok, Jawa Barat begitu antusias mengikuti car free day (CFD) di Jalan Margonda Raya yang kini sudah berjalan 5 pekan. Antusiasme itu nampak begitu jelas dari penuhnya jalan Margonda Raya oleh orang yang berolahraga, jalan santai, atau sekedar jajan.
Aldi (26) mengaku senang akhirnya ada CFD di Depok, seperti kota-kota lain. Meski begitu, ia mengaku sulit bergerak menggunakan sepedanya ketika CFD sedang ramai-ramainya.
“Kadang kalau di sini penuh banget, biasanya jam 8 kan sudah penuh, kita siasati ke UI. Gowes jadinya di UI, kebanyakan anak-anak sepeda pada ngumpul di UI. Tapi di sini enak juga buat ngumpul atau hangout,” kata Aldi ketika berbincang dengan detikcom di CFD Depok, Minggu (1/6/2025).
Senada dengan Aldi, Kaska (15) memilih untuk lari dibanding bersepeda lantaran jalanan yang begitu ramai. Untuk olahraga lari pun, ia harus menyesuaikan kecepatannya dengan orang di sekitar.
Hal ini membuatnya tidak bisa berlari dengan kecepatan yang maksimal.
“Sebenarnya gue kira nggak bakal jauh dari Jakarta, ekspektasi gue terlalu tinggi kayaknya. Mungkin Jakarta jalannya lebih lebar, luas, gitu ya. Ini asik-asik aja sih sebenarnya, tapi minusnya padat,” ucap Kaska.
“Kalau lari masih oke paling nyelip-nyelip saja kalau ada jalanan kosong, tapi kalau sepeda memang agar ribet sih. Jadi paling dituntun dulu,” sambungnya.
Irfan (52) mengaku sangat senang dengan adanya CFD di Depok. Menurutnya ini menjadi kesempatan untuk warga bisa berolahraga bersama keluarga.
Ia berharap suatu saat pedagang yang ada di CFD bisa ditertibkan atau dibuatkan titik khusus pedagang. Irfan berpendapat pedagang yang ada di CFD Depok menambah kepadatan dan mengganggu orang yang mau berolahraga.
“Mungkin pedagang kali ya, karena terlalu banyak, dan ganggu juga ya kadang-kadang yang di jalan-jalan ini jadinya kita yang berolahraga ini terganggu dengan orang yang jualan,” ujar Irfan.
“Mungkin di bikin lokasi khusus, ada titik-titiknya, jangan pada di jalanan, bahkan ada yang sampai tengah jalan nawarin dagangan, kadang terganggu,” tandasnya.
(avk/up)
-

Tim Gabungan Fokus Cari 8 Korban yang Tertimbun Longsor Gunung Kuda
CIREBON – Tim gabungan TNI, Polri, BPBD, dan relawan akan memfokuskan pencarian terhadap delapan korban yang diduga masih tertimbun longsor di area tambang galian C Gunung Kuda Cirebon, Jawa Barat, pada Minggu (1/6) pagi.
Komandan Kodim 0620/Kabupaten Cirebon Letkol Inf Mukhammad Yusron di Cirebon, Sabtu, mengatakan operasi pencarian pada hari ketiga itu akan menyasar beberapa area yang diduga menjadi titik tertimbunnya para korban.
Ia menjelaskan, sebelum operasi dilanjutkan, tim gabungan akan melakukan asesmen lingkungan untuk mengetahui batasan-batasan area kerja.
Menurut dia, hal ini penting dilakukan demi kelancaran proses pencarian korban serta untuk keselamatan tim yang dikerahkan di lokasi.
“Arahan dari pimpinan jelas, dalam pencarian ini keselamatan tim harus diutamakan. Jangan sampai saat mengamankan korban, justru kita sendiri yang tidak aman,” katanya.
Rencananya, kata Yusron, tim akan memecah batu besar di sektor timur menggunakan alat khusus, asalkan langkah itu tidak menimbulkan longsor susulan.
“Kalau batu sudah dipecah, harapannya bisa didorong ke bawah bersama timbunan tanah, sehingga jenazah korban dapat ditemukan,” ujarnya.
Ia menyampaikan, instansi terkait di bidang pertambangan, juga dijadwalkan meninjau lokasi untuk mengevaluasi aktivitas tambang di Gunung Kuda yang berlangsung selama ini serta mencari tahu penyebab pasti dari kejadian longsor.
Sebelumnya, lanjut dia, tiga korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di sektor timur, serta lokasinya berdekatan satu sama lain.
“Korban yang ditemukan tadi lokasinya saling berdekatan,” tuturnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari BPBD Provinsi Jabar saat ini sudah ada 17 korban tewas yang berhasil dievakuasi usai insiden longsor di Gunung Kuda Cirebon.
Adapun korban yang masih dalam pencarian, identitasnya sebagai berikut:
Muniah (45) asal Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Cirebon.
Sudiono (51) asal Desa Girinata, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Tono bin Sudirman (57) asal Desa Cipanas, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Wahyu bin Aga (34) asal Desa Cipanas, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Nalo Sanjaya (53), asal Desa Kedongdong Kidul, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Dedi Setiadi (47), asal Desa Cikalahang, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Nurakman (51) asal Desa Girinata, Kecamatan Dukuputang, Cirebon.
Puji Siswanto (50) asal Desa Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5216769/original/055939300_1747024513-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Top 3 News: Ini Alasan Orang Tua di Depok Kirim Anaknya ke Barak Militer – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah orang tua tampak mendampingi anaknya mengikuti pendidikan karakter yang dijalankan Pemerintah Kota Depok (Pemkot Depok), Jawa Barat. Itulah top 3 news hari ini.
Halaman Balai Kota Depok menjadi titik pemberangkatan anak mengikuti pendidikan karakter di Markas Divisi 1 Kostrad, mulai 1 Juni hingga 10 Juni mendatang.
Berbagai alasan dan tujuan orang tua mendaftarkan anaknya mengikuti pendidikan karakter di barak militer. Seperti yang dilakukan salah satu orang tua, yakni Sumiatini.
Sementara itu, stairlift di Candi Borobudur yang dipasang pemerintah saat kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang didampingi Presiden RI Prabowo Subianto menuai pro kontra.
Benda tersebut diklaim pemerintah sebagai cara mewadahi masyarakat berkebutuhan khusus dan inklusifitas, mendapat penolakan dari para penjaga keaslian budaya.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian bersuara. Menurut dia, pemasangan stairlift di Candi Borobudur haruslah memperhatikan keseimbangan antara nilai pelestarian dan prinsip inklusivitas.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait seorang pria paru baya harus berurusan dengan polisi setelah dituding melakukan pelecehan terhadap anak di bawah umur.
Peristiwa ini terjadi di Kampung Baru II RT 8 RW 2, Kelurahan Ulujami, Jakarta Selatan. Pelaku inisial N (59) ditangkap pada Kamis 29 Mei 2024 malam, sekitar pukul 23.35 WIB, tak lama setelah salah satu orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pesanggrahan.
Menurut Kapolsek Pesanggrahan AKP Seala Syah Alam, aksi bejat pelaku terbongkar usai salah satu korban menceritakan hal yang dialaminya kepada orang tua.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu 31 Mei 2025:
Setelah lebih dari 2 pekan digembleng di barak militer Purwakarta, sebanyak 39 siswa dinyatakan lulus. Lalu bagaimana pengawasan ke depannya supaya siswa tak lagi terlibat kasus kenakalan remaja?