Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Petugas siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar telah menerima laporan permintaan bantuan evakuasi korban banjir sejak Rabu (10/9/2025) dini hari.
Sebagian besar wilayah Denpasar lumpuh terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi yang mulai terjadi pada Selasa (9/9/2025).
Di Perumahan Wiraraja, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, tim melakukan evakuasi warga yang memerlukan penanganan medis.
Daerah lainnya yang tergenang banjir, di antaranya area Laksamana, Nuansa Kori, Lembusora, Ahmad Yani Utara, Bedahulu, Kampung Jawa, Kebo Iwa, Sutomo, Gunung Agung, Pulau Biak I, dan Angantaka.
“Awal pergerakan personel sempat menemui kendala karena banyak akses jalan yang tergenang banjir hingga tidak bisa dilintasi
rescue truck.
Tapi saat ini sudah ada di lokasi,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya.
Sampai saat ini, tim SAR dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar menyebar di lokasi yang terdampak parah.
Area tersebut di antaranya Pulau Misol, Pulau Biak 1, Pura Demak, dan wilayah Teuku Umar.
Tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar dan unsur SAR lainnya dari BPBD serta PMI yang berada di Pulau Misol, hingga pukul 11.00 Wita, telah mengevakuasi dua balita, dua lansia, dan tiga orang dewasa.
“Informasi lain dari klian di Pulau Biak 1, seluruh warganya telah berada di posisi aman di Balai Banjar. Kami mengalami keterbatasan jumlah personel dan rubber boat untuk bisa meng-cover seluruh daerah banjir. Upaya koordinasi dengan unsur SAR juga sudah dilakukan,” kata Sidakarya.
Sementara itu, Kepala Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Juni Antara, bersama tim melaksanakan upaya evakuasi di Teuku Umar.
“Sampai dengan saat ini kami masih terus meng-
update
data dengan BPBD, terkait permintaan evakuasi atau pun data korban yang sudah terevakuasi, sehingga keseluruhannya bisa tersisir dan data pun tidak simpang siur,” ucap Juni Antara.
Hingga siang hari ini, hujan deras masih mengguyur sebagian wilayah di Bali. Sejumlah akses jalan di Denpasar juga ditutup.
Juni Antara meminta kepada warga yang berada di wilayah rawan banjir agar tetap berada di tempat aman.
Apabila sudah ada tanda-tanda bahaya, agar segera evakuasi mandiri sebelum kondisi semakin parah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Denpasar
-
/data/photo/2025/09/10/68c0f171d87f3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Denpasar Lumpuh akibat Banjir di Bali, Balita dan Lansia Dievakuasi Denpasar
-

Mendag Budi Pastikan Harga Barang Pokok di Bali Terkendali
JAKARTA – Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan stok barang kebutuhan pokok (bapok) di Bali cukup dan harganya terkendali.
Dia bilang ketersediaan stok dan menjaga stabilitas harga bapok di seluruh wilayah Indonesia menjadi prioritas pemerintah.
Hal ini disampaikan Budi usai melakukan kunjungan ke Pasar Nyanggelan, Denpasar, Bali, pada Selasa, 9 September.
“Hari ini, kami sudah cek pasokan dan harga di Pasar Nyanggelan. Kami pastikan stok bapok di sini cukup dan harga terkendali. Pemerintah berkomitmen menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga bapok agar mudah diakses masyarakat,” ujar Budi dalam keterangan resmi, Selasa, 9 September.
Berdasarkan pantauan, pasokan dan harga bapok di Pasar Nyanggelan cukup dan stabil. Sejumlah komoditas dijual di bawah harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan, seperti gula pasir Rp17.300 per kg, daging sapi Rp120.000 per kg, telur ayam ras Rp27.700 per kg, cabai keriting Rp35.000 per kg, cabai rawit merah Rp25.000 per kg, bawang merah Rp35.000 per kg, dan bawang putih Rp30.000 per kg.
Kemudian, komoditas yang dijual sesuai HET dan harga acuan adalah beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog Rp12.500 per kg, Minyakita Rp15.700 per liter, dan daging ayam ras Rp40.000 per kg.
Selain itu, beras medium dijual dengan harga Rp15.000 per kg, beras premium di kisaran harga Rp16.000 hingga Rp16.500 per kg, minyak goreng premium Rp20.600 per liter, tepung terigu Rp12.000 per kg, dan cabai merah besar Rp31.600 per kg.
“Ada sejumlah harga komoditas yang naik seperti telur dan cabai, tetapi masih di bawah harga acuan. Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga pasokan dan harga di pasar tetap aman,” ujar Budi.
Bud bilang, Kemendag ikut serta dalam koordinasi lintas lembaga untuk memastikan pasokan dan stabilitas harga bapok terkendali. Kemendag berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP), yaitu sebuah sistem pemantauan nasional harga bapok yang dikelola Kemendag.
Kemendag juga berkoordinasi dengan asosiasi dan pemasok (supplier) untuk memastikan pasokan bapok terjaga Pasar Nyanggelan yang terletak di Desa Adat Panjer, Denpasar merupakan pasar yang sudah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar Rakyat dan Pasar Tertib Ukur.
Sertifikasi SNI diperoleh pada 2018 lewat versi 8152:2015, yang kemudian mendapat pembaruan versi 8152:2021 pada 2022 dan berlaku selama lima tahun.
Kemudian predikat Pasar Tertib Ukur diperoleh pada 2014 dan kembali diraih pada 2023.
Pasar seluas 4.595m2 ini berdiri sejak 1995 dan telah direvitalisasi pada 2013 melalui Dana Tugas Pembantuan Kemendag.
Pasar Nyanggelan kini mampu menampung sekitar 250 pedagang.
-

Kemenperin akselerasi transformasi IKM fesyen berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mempercepat transformasi industri kecil menengah (IKM) fesyen agar lebih berorientasi lingkungan dan berkelanjutan, mengingat sektor ini memiliki pengaruh besar dalam pelestarian lingkungan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa menyatakan transformasi ini tidak hanya mendukung pengurangan dampak lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang melibatkan komunitas lokal, desainer muda, hingga pelaku IKM di berbagai daerah.
“Dengan kekayaan budaya wastra dan kreativitasnya, pelaku industri kecil dan menengah (IKM) sektor fesyen memiliki potensi besar untuk menerapkan konsep industri berkelanjutan,” ucap dia.
Disampaikan Menperin, sebagai bagian dari upaya tersebut, pihaknya melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) terus mengupayakan strategi pengembangan industri fesyen yang mendukung pertumbuhan industri ramah lingkungan.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita menjelaskan upaya akselerasi transformasi di industri fesyen ini, salah satunya dengan membangun kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, komunitas, pelaku usaha kreatif, dan pihak swasta.
Contoh implementasinya, yaitu Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) yang merupakan satuan kerja di bawah Ditjen IKMA Kemenperin bersinergi dengan TRI Cycle dalam penyelenggaraan Sustainable Fashion Festival (SFF) 2025 pada 2–3 Agustus 2025 lalu di Denpasar, Bali.
“Festival ini mendapatkan sambutan antusias dari berbagai lapisan masyarakat dan menjadi wadah edukasi, kreativitas, sekaligus aksi nyata menuju fesyen berkelanjutan,” katanya.
Reni mengemukakan, antusiasme masyarakat dan pelaku IKM pada penyelenggaraan festival ini menjadi bukti meningkatnya minat masyarakat terhadap fesyen berkelanjutan. Ia juga menekankan pentingnya menjaga semangat ini agar terus berkembang dan memberi dampak luas bagi pelaku industri lokal.
Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Kemenperin Dickie Sulistya Aprilyanto menjelaskan, festival ini menjadi ajang peluncuran dua inisiatif baru yang digagas oleh Brand TRI Cycle, alumni program Creative Business Incubator BPIFK 2018, yakni Rekynd Hub dan Brickini.
Peluncuran ini menjadi langkah penting dalam mempertegas posisi SFF 2025 sebagai pusat inovasi keberlanjutan berbasis komunitas.
“Kedua inisiatif tersebut tidak hanya menawarkan solusi kreatif dalam pengelolaan limbah tekstil, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk menghargai pakaian dari sisi fungsi dan keberlanjutan, bukan semata mengikuti tren,” katanya.
Dickie juga menuturkan, Rekynd Hub diperkenalkan sebagai wadah pengelolaan tekstil dengan konsep textile circularity, di mana pengunjung dapat menyumbangkan pakaian bekas, mengolahnya kembali, sekaligus membeli pakaian preloved lokal (non-impor) melalui sistem unik berbasis berat. Sedangkan Brickini merupakan hasil kolaborasi TRI Cycle dan Parongpong Raw Lab yang mengolah limbah pakaian renang dari produsen swimwear di Bali.
“Kami ingin mendorong masyarakat untuk melihat pakaian bukan hanya sebagai produk konsumsi jangka pendek, tetapi juga sebagai aset yang bisa diberdayakan kembali, memberikan nilai baru, dan mengurangi timbunan limbah tekstil,” ucapnya.
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Mendag nilai kenaikan harga ayam di Bali masih masuk batas acuan
Tadi kan saya sudah ngecek ke dalam, ayam itu gini ya memang ada beberapa yang naik tapi itu masih di bawah harga acuan,
Denpasar (ANTARA) – Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menilai kenaikan harga daging ayam potong di pasar rakyat di Bali masih masuk batas harga acuan.
Hal ini disampaikan usai meninjau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok di Pasar Nyanggelan, Desa Adat Panjer, Denpasar, Bali, Selasa.
“Tadi kan saya sudah ngecek ke dalam, ayam itu gini ya memang ada beberapa yang naik tapi itu masih di bawah harga acuan,” kata Mendag Budi.
Setelah meninjau beberapa los ayam potong, ia menemukan bahwa harga ayam memang naik sejak beberapa hari terakhir, namun harga per kilogram masih di rentang Rp40.000 sehingga dinilai masih batas wajar.
“Harga ayam tadi Rp40.000 ya, sesuai dengan harga acuan ayam itu Rp40.000,” ucapnya.
Pasokannya juga dinilai masih banyak, sehingga jika dipaksakan turun justru berpotensi merusak harga bagi produsen.
“Harga-harga masih terkendali kalau pun ayam kemarin Rp35.000, naik jadi Rp40.000 tapi masih di bawah harga acuan ya sesuai, pasokan juga lancar,” katanya.
“Harga acuan itu harga ketemu antara penjual dan pembeli, konsumen dan produsen, nanti kalau harga itu anjlok kasihan produsen kan dia tidak dapat untung juga,” sambung Mendag.
Oleh karena itu menurutnya kondisi saat ini masih ideal, belum lagi sejumlah barang pokok lainnya yang turut membantu dengan harga masih terjangkau yang tidak menyulitkan masyarakat.
Sebelumnya saat Mendag Budi menyusuri los-los di Pasar Nyanggelan, pedagang daging ayam potong bernama Kadek Suastini bercerita bahwa hampir setiap hati ada kenaikan harga.
Untuk ayam yang dijualnya pada hari biasa berkisar Rp33.000-Rp35.000 per kilogram, namun belakangan terjadi kenaikan harga mencapai Rp6.000 yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan produsen di Bali langsung.
“Lumayan naiknya dari kemarin sekitar Rp5.000-Rp6.000, saya ambil di Trengguli, ayam potong Bali, katanya stok ayam hidup sedikit makanya mahal,” ucap Kadek Suastini.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Penumpang di Bandara Ngurah Rai Naik 2,5 Persen di Agustus Meski Sempat Ada Demo Ricuh
DENPASAR – Manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali mencatat aksi demonstrasi pada beberapa hari terakhir Agustus 2025 tidak mempengaruhi jumlah penumpang dibanding hari biasa.
General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab mengungkapkan jumlah rata-rata harian penumpang 75.319 orang, dan kondisi pada 30 dan 31 Agustus 2025 masing-masing 74.830 dan 76.356 penumpang, atau tidak jauh dari hari biasa.
“Tanggal 30 Agustus (saat aksi demonstrasi) pergerakan pesawat 418, penumpang 74.830, tanggal 31 Agustus pergerakan pesawat 423, penumpang 76.356 orang,” kata dia.
“Secara rata-rata, bandara melayani 75.319 penumpang per hari atau setara dengan 3.138 penumpang setiap jamnya,” sambung Ahmad Syaugi.
Ia menyampaikan kondisi Agustus termasuk mencatatkan kinerja positif, sebab sepanjang bulan Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani 2.334.879 penumpang, meningkat 2,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang saat itu sebanyak 2.278.331 penumpang.
Jumlah tersebut terdiri dari 1.471.378 penumpang rute internasional dan 863.501 penumpang domestik dengan puncaknya tertinggi terjadi pada 1 Agustus 2025 dengan 79.810 penumpang.
“Trafik pesawat udara juga menunjukkan adanya pertumbuhan, tercatat 12.893 pergerakan pesawat lepas landas dan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, dengan rincian 6.889 penerbangan internasional dan 6.004 penerbangan domestik,” kata dia.
Untuk pergerakan pesawat, kondisi saat aksi demonstrasi dengan hari biasa juga tak berbeda jauh yaitu rata-rata 416 pergerakan pesawat per hari dengan trafik tertinggi 440 pergerakan pada 8 Agustus 2025.
Pengelola bandara menjelaskan dari total pergerakan pesawat selama Agustus 2025 diketahui adanya pertumbuhan 1,6 persen dibandingkan Agustus 2024 yang sebanyak 12.685 pergerakan pesawat.
Jika dihitung secara kumulatif, maka dari Januari hingga Agustus 2025, Bandara I Gusti Ngurah Rai telah melayani 16.115.267 penumpang, yang terdiri dari 10.175.470 penumpang internasional dan 5.939.797 penumpang domestik.
Dari sisi pergerakan pesawat tercatat 94.911 pergerakan pesawat dengan 52.069 penerbangan internasional dan 42.842 penerbangan domestik.
“Dengan tren penumpang dan penerbangan yang menunjukkan angka yang positif, kami berupaya untuk melakukan langkah perbaikan, peningkatan, dan penguatan pelayanan kepada seluruh pengguna jasa,” ucap Ahmad Syaugi.
Ia menyebut salah satu upayanya dengan mendukung program pemerintah pemberlakuan sistem pelaporan kedatangan penumpang internasional, All Indonesia.
“Saat ini 63 persen penumpang Bandara I Gusti Ngurah Rai masih didominasi oleh penumpang internasional, kami bekerja sama dengan Kantor Imigrasi, Bea Cukai dan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan secara bertahap mulai menerapkan sistem All Indonesia pada Agustus 2025,” ujarnya.
-

Mantan Amir Jamaah Islamiyah Ungkap Perubahan Sikapnya
Surabaya (beritajatim.com) – Cahaya bulan dan bintang di langit malam Pantai Kuta, Bali, 12 Oktober 2002 bersinar terang. Tentu tidak tak seterang lampu dari sejumlah klub malam di sepanjang pantai Kuta. Tapi dari cahaya yang menghiasi langit, ratusan turis bersepakat malam itu semesta mendukung mereka untuk bersenang-senang.
Cuaca cerah. Suara musik dari berbagai klub malam di pantai Kuta saling bertaut. Para turis dari lokal maupun mancanegara berjoget sembari menenggak minuman beralkohol yang sudah dibeli. Hingga saling bercengkrama. Tidak ada yang mengira, malam itu berakhir buruk.
Tepat pukul 23.05 WITA, ledakan besar terjadi dari Paddy’s Pub dan Sari Club (SC). Dua klub malam favorit turis yang berada di Jalan Legian itu hancur lebur. Potongan tubuh pelaku bom bunuh diri berserakan. Api melahap bangunan. Dilaporkan, 200 orang tewas dalam ledakan dua klub malam itu.
Sekitar 10 menit kemudian, sebuah bom dengan daya ledak besar juga aktif di wilayah Renon, Denpasar. Bom meledak Tepat di sekitar Kantor Konsulat AS. Cahaya bintang dan bulan yang menghiasi langit Pulau Bali malam itu pun tertutup kepulan asap hitam pekat. Suara musik berganti menjadi suara teriak dan tangis. Bali berduka malam itu. Peristiwa itu lantas dikenal dengan Bom Bali 1. Dalam peristiwa itu, 208 nyawa manusia melayang.
Peristiwa Bom Bali 1 merupakan salah satu aksi besar yang dilakukan oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI).
Jamaah Islamiyah merupakan buah dari kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang didirikan oleh Kartosuwiryo pada tahun 1949. Berkembangnya NII melahirkan kelompok militer Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) yang saat itu mampu menjadi ancaman keamanan NKRI yang masih seumuran jagung.
Dari berbagai keterangan yang dihimpun dari eks anggota JI. Saat itu mereka memiliki mimpi untuk merubah sistem dan ideologi Indonesia. Mengubah Pancasila dengan konstitusi Islam yang Kaffah. Organisasi yang berdiri pada 1993 akibat perpecahan di kelompok Darul Islam Indonesia ini percaya bahwa dengan jihad yang mereka lakukan, ke depan Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara akan menganut sistem islam yang murni.
Mereka lantas berpandangan sistem pemerintahan di Indonesia harus diganti. Ideologi Pancasila harus berubah. UUD tahun 1945 tidak relevan digunakan sebagai landasan sistem pemerintah dan hukum yang dianut. Tujuannya jelas, Negara Islam yang Kaffah seperti zaman nabi dan sahabat.
Bom Bali 1 merupakan salah satu tragedi kemanusiaan yang dilakukan anggota JI di Indonesia. Mereka juga bertanggung jawab atas Bom Gereja di 13 kota saat Malam natal tahun 2000, Bom JW Marriot Jakarta Agustus 2003, Bom Bali 2 pada Oktober 2005, hingga mutilasi 3 siswi di Poso.
Rangkaian kejahatan yang dilakukan oleh kelompok yang terafiliasi dengan Al Qaeda ini sempat membuat masyarakat ketakutan. Memunculkan islamophobia dan menggoyang kerukunan umat beragama di Indonesia. Atas segala yang sudah dilakukan, negara lalu memerangi JI. Negara mengumumkan perang dan menyatakan JI merupakan organisasi terlarang pada 21 April 2008. Penangkapan anggota JI masif dilakukan oleh pihak Densus 88 Anti Teror bersama aparat negara lainnya.
Walaupun telah ditetapkan sebagai organisasi terlarang, anggota JI tetap beroperasi secara senyap. Para anggota tetap berani melakukan aktivitas untuk mewujudkan mimpi organisasi walaupun terus diburu oleh aparatur negara.
Kelompok Jamaah Islamiyah (JI) lalu ‘melemah’ pasca sejumlah tokoh petinggi ditangkap. Lalu juga adanya konflik internal terkait dengan pro/kontra jihad pasca Bom Bali. Selain itu, negara juga menetapkan UU No 15 tahun 2003 tentang Terorisme pada tahun 2018 untuk memperluas penanganan terhadap kelompok ekstrimis.
Namun, cara yang paling efektif supaya organisasi Jamaah Islamiyah bubar dan memberhentikan aktivitasnya bukan dengan cara beradu tembakan. Juga bukan dengan cara kekerasan dan represif. Namun dengan komunikasi dan memberikan ruang kepada pimpinan dan para ahli Jamaah Islamiyah untuk berdiskusi.
Selama menjalani masa penahanan, anggota dan pimpinan JI ‘difasilitasi’ negara untuk mengkaji dan berdiskusi terkait dengan kebenaran paham yang mereka anut. Para ahli ilmu di Jamaah Islamiyah juga diberikan keleluasaan untuk bertukar pendapat dengan ulama dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan kementerian Agama.
Dari serangkaian proses yang dijalani, ahli ilmu dan pimpinan JI menyadari bahwa paham yang mereka anut selama ini keliru. Paham yang keliru itu dilahirkan dari kesalahan tafsir.
“Walaupun permasalahan yang ditimbulkan bukan karena seluruh anggota JI. Namun, 80 persen masalah yang ditimbulkan karena mudahnya kami saat itu mengkafirkan orang, lalu paham terorisme, juga radikal. Sehingga perlu ada evaluasi secara internal,” kata mantan Amir (pimpinan tertinggi) Jamaah Islamiyah, Ustadz Para Wijayanto kepada Beritajatim.
Sebagai mantan Amir Jamaah Islamiyah selama 11 tahun, Ustadz Para Wijayanto menjelaskan dari hasil evaluasi dan kajian yang ia lakukan bersama para ahli alim ulama lainnya tentang cara beragama. Menurut kajian para alim ulama bersama eks JI, Agama harus mendatangkan kemaslahatan dan menjauhkan dari kemungkaran. Agama juga harus melindungi akal, jiwa, keturunan, dan harta.
“Dan kemudian juga ada nilai-nilai universal Islam seperti rahmat, keadilan, persamaan, kebebasan, dan lain-lain. Nah ketika aktivitas organisasi itu bertentangan dengan tiga hal tadi, dengan tujuan syariat, dengan maqasid syariat, dan dengan nilai-nilai universal Islam, maka seharusnya kegiatan itu memang dihentikan. Nah itulah makanya kita menjadikan organisasi ini dibubarkan,” jelasnya.
Pimpinan JI lantas sepakat untuk kembali ke pangkuan NKRI dengan membawa misi transformasi Ideologi untuk membangun kesadaran baru menuju Wasathiyah (di tengah). Wasathiyah berarti konsep beragama moderat dan menolak sikap ekstrem. Kini para pimpinan eks JI kembali menjadi tulang punggung eksodus anggotanya ke NKRI.
“Sebenarnya kami sudah mengkaji sebelum ditangkap. Namun, saluran komunikasi ke negara saat itu tidak ada. Jadi pendekatan Densus 88 ke kami bisa dibilang berhasil. Sehingga kami memilih Densus 88 untuk menjadi jembatan kami. Kami memberikan kepercayaan penuh kepada Densus 88,” pungkas Ustadz Para Wijayanto. (ang/but)
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5340654/original/047112300_1757237366-1000528179.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Koalisi Jurnalis Bali Desak Polda Tindak Tegas Polisi Pelaku Intimidasi Wartawan
Dukungan moral mengalir dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Denpasar. Kordiv Gender dan Kemitraan AJI Denpasar, Ni Kadek Novi Febriani, menilai langkah Fabiola melaporkan kasus ini sangat penting bagi dunia pers.
“Fabiola adalah bukti nyata jurnalis perempuan pemberani yang melawan intimidasi. Kebebasan pers adalah kunci negara demokratis dan tidak bisa ditawar. Kasus ini menambah daftar panjang kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia,” tegas Febri.
Febri juga menyinggung Pasal 8 UU Pers yang menjamin perlindungan hukum bagi wartawan.
“Adanya tindakan kekerasan terhadap jurnalis saat meliput aksi 30 Agustus adalah pelanggaran hukum sekaligus pelanggaran demokrasi,” tambahnya.
AJI Denpasar secara tegas mengecam intimidasi terhadap jurnalis dan meminta Kapolda Bali mengusut tuntas kasus ini.
“Kami mendesak polisi mengungkap pelaku dan memastikan kejadian serupa tidak berulang,” pungkasnya.
Serangan Terhadap Kebebasan Pers
Koalisi Jurnalis Bali menilai tindakan aparat ini bukan sekadar pelanggaran terhadap individu, melainkan juga serangan terhadap kebebasan pers dan demokrasi.
“Pekerjaan jurnalis dilindungi UU Pers. Jika aparat justru mengintimidasi, itu sama dengan menghalangi hak publik untuk mendapatkan informasi yang benar dan independen,” jelas Rhadite.
Sebagai bukti, tim hukum telah menyerahkan kartu pers, surat tugas peliputan, dua orang saksi, dan titik rekaman CCTV yang merekam sebagian kejadian. Semua dokumen itu diharapkan memperkuat penyidikan.
Kasus Fabiola Dianira menjadi sorotan karena memperlihatkan rentannya posisi jurnalis di lapangan, terutama saat meliput aksi massa yang berpotensi ricuh.
Koalisi Jurnalis Bali yang beranggotakan YLBHI-LBH Bali, AJI Denpasar, IJTI Bali, IWO Bali, Ukhuwah Jurnalis Bali, dan Pena NTT menegaskan bahwa kasus ini harus menjadi titik balik.
“Kami berharap seluruh jurnalis yang menjadi korban berani melapor. Hanya dengan begitu kita bisa memutus mata rantai kekerasan aparat terhadap jurnalis,” tegas Rhadite.
-

Tak Terduga! Warga Jakarta Ramai “Kabur” ke Sini saat Kisruh Demo
Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sebagian besar perusahaan di wilayah Jakarta sudah memberikan instruksi bekerja dari rumah (WFH) mengingat situasi keamanan yang belum kondusif.
Ternyata banyak masyarakat yang memanfaatkannya untuk pergi berlibur ke daerah lain, diantaranya wilayah destinasi wisata seperti Bali. Tidak ketinggalan, luar negeri juga menjadi tujuan, diantaranya negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Kalangan agen travel mengungkapkan keputusan untuk pergi juga tidak lepas dari pengalaman masa lalu seperti Reformasi tahun 1998, apalagi dalam beberapa hari terakhir mulai banyak kasus penjarahan.
“Lebih ke ketakutan dan trauma kejadian lampau,” kata Ketua Umum Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (7/9/2025).
Sebagian masyarakat disebut-sebut belum memiliki rencana untuk balik ke Indonesia dan bakal lebih dulu melihat situasi yang ada, sedangkan yang lain sebaliknya, terlihat dari pemesanan tiket pulang menuju Jakarta.
“Rata-rata takut, pulang seminggu,” sebut Pauline.
Penjualan tiket pesawat itu terlihat dari event yang berlangsung pada akhir pekan lalu. Pada awalnya penjualan ada kenaikan hingga 27%, namun di hari terakhir sedikit mengalami penurunan, itu pun karena masyarakat khawatir keluar rumah.
“Sekitar 27% peningkatan di weekend kemarin,” kata Pauline.
Sementara itu, Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali I Gusti Agung Rai Suryawijaya mengakui Memanasnya situasi keamanan di Jakarta dan sekitarnya membuat pariwisata di Bali kelimpahan berkah. Banyak masyarakat Jakarta yang mencari tempat aman dan tenang dengan terbang ke Bali.
“Ya lumayan full terus tuh pesawatnya Jakarta-Bali, full terus. Dari sana kan kita bisa tahu (bepergian ke Bali),” timpal dia.
Apalagi pemerintah provinsi DKI Jakarta sendiri sudah menetapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) dan sekolah dari rumah bagi siswa sekolah. Begitu juga sebagian perusahaan yang sudah mengizinkan adanya WFH maupun bekerja dari manapun (WFA).
“WFH dan WFA Jadi opportunity juga kalau gitu kan. Ketika minggu lalu sudah tahu dia berarti udah banyak yang kesini,” kata Rai Suryawijaya.
Adapun lokasi favorit masyarakat Jakarta tetap berada di sekitaran Bali Selatan, misalnya wilayah Nusa Dua, Denpasar serta Kabupaten Badung.
“Badung juga ya, jadi Bali Selatan. Kalau Bali Utara aman juga nggak ada masalah. Tapi banyak yang menuju ke Bali Selatan,” sebutnya.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4282762/original/020847200_1672918086-Jawa_dan_Bali_Masuki_Puncak_Musim_Hujan-IQBAL_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)