kab/kota: Denpasar

  • Korban Meninggal 14 Orang dan 2 Orang Dinyatakan Hilang

    Korban Meninggal 14 Orang dan 2 Orang Dinyatakan Hilang

    Bali: Penanganan darurat bencana banjir di Provinsi Bali terus berlangsung. Data per hari ini, Kamis, 11 September 2025 jumlah korban meninggal mencapai 14 jiwa.

    “Data sementara per Kamis, 11 September 2025, pukul 11.00 WIB, total korban meninggal dunia yang sudah ditemukan berjumlah 14 jiwa dan yang masih dalam pencarian sebanyak 2 warga. Rincian korban meninggal di Kota Denpasar 8 jiwa, Kabupaten Jembrana 2 jiwa, Kabupaten Gianyar 3 jiwa dan Kabupaten Badung 1 jiwa,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 11 September 2025.

    Tak hanya itu, sebanyak 202 kepala keluarga atau sekitar 620 jiwa turut terdampak oleh bencana ini.

    Abdul Muhari menjelaskan bahwa banjir melanda enam wilayah di Bali, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan.

    Rincian korban jiwa dan data pengungsi menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Di Kota Denpasar, lima orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian. Di Jembrana, dua korban jiwa ditemukan, dan 103 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa tercatat terdampak. 
     

    Sementara di Gianyar dan Badung masing-masing terdapat satu korban meninggal dunia. Untuk wilayah Klungkung, 99 kepala keluarga atau sekitar 420 jiwa terdampak banjir, sedangkan pendataan di Tabanan masih terus berlangsung.

    “Imbas banjir tersebut, sebagian warga juga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir. Rinciannya meliputi; di Kabupaten Jembrana tercatat 85 jiwa mengungsi dengan penyebaran di sejumlah posko, di antaranya Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Musholla Assidiqie, dan Musholla Darul Musthofa,” kata Abdul dalam keterangannya.

    Sementara itu, di wilayah Denpasar, sebanyak 108 jiwa mengungsi dan tersebar di sejumlah titik, yakni SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.

    Bali: Penanganan darurat bencana banjir di Provinsi Bali terus berlangsung. Data per hari ini, Kamis, 11 September 2025 jumlah korban meninggal mencapai 14 jiwa.
     
    “Data sementara per Kamis, 11 September 2025, pukul 11.00 WIB, total korban meninggal dunia yang sudah ditemukan berjumlah 14 jiwa dan yang masih dalam pencarian sebanyak 2 warga. Rincian korban meninggal di Kota Denpasar 8 jiwa, Kabupaten Jembrana 2 jiwa, Kabupaten Gianyar 3 jiwa dan Kabupaten Badung 1 jiwa,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis, 11 September 2025.
     
    Tak hanya itu, sebanyak 202 kepala keluarga atau sekitar 620 jiwa turut terdampak oleh bencana ini.

    Abdul Muhari menjelaskan bahwa banjir melanda enam wilayah di Bali, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan.
     
    Rincian korban jiwa dan data pengungsi menunjukkan kondisi yang cukup memprihatinkan. Di Kota Denpasar, lima orang dilaporkan meninggal dunia dan dua lainnya masih dalam pencarian. Di Jembrana, dua korban jiwa ditemukan, dan 103 kepala keluarga atau sekitar 200 jiwa tercatat terdampak. 
     

     
    Sementara di Gianyar dan Badung masing-masing terdapat satu korban meninggal dunia. Untuk wilayah Klungkung, 99 kepala keluarga atau sekitar 420 jiwa terdampak banjir, sedangkan pendataan di Tabanan masih terus berlangsung.
     
    “Imbas banjir tersebut, sebagian warga juga terpaksa harus mengungsi karena tempat tinggal mereka masih terendam banjir. Rinciannya meliputi; di Kabupaten Jembrana tercatat 85 jiwa mengungsi dengan penyebaran di sejumlah posko, di antaranya Balai Desa Yeh Kuning, Balai Banjar Yeh Kuning, Musholla Assidiqie, dan Musholla Darul Musthofa,” kata Abdul dalam keterangannya.
     
    Sementara itu, di wilayah Denpasar, sebanyak 108 jiwa mengungsi dan tersebar di sejumlah titik, yakni SD 25 Pemecutan, Banjar Sedana Merta Ubung, serta Banjar Dakdakan Peguyangan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Puan minta pemerintah penuhi kebutuhan warga terdampak banjir Bali

    Puan minta pemerintah penuhi kebutuhan warga terdampak banjir Bali

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan duka mendalam kepada korban banjir di sebagian besar wilayah Bali, sekaligus meminta pemerintah pusat dan daerah untuk segera memenuhi kebutuhan warga yang terdampak.

    “Pemerintah harus bergerak cepat memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi sejak hari pertama,” kata Puan dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis pukul 11.00 WIB, total korban meninggal dunia dalam musibah itu tercatat berjumlah 14 orang, sementara dua orang di Denpasar masih dalam pencarian.

    “Banjir di Bali menelan korban jiwa, merusak rumah warga, melumpuhkan aktivitas perdagangan, bahkan pariwisata yang menjadi nadi ekonomi. Ini bukan sekadar bencana alam, melainkan ujian kapasitas negara dalam melindungi rakyat,” kata Puan.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali melaporkan, 120 titik banjir melanda tujuh kabupaten/kota di Bali dengan rincian Denpasar sebanyak 81 titik, Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Klungkung satu titik.

    BPBD Bali juga menginformasikan sebanyak 562 warga mengungsi, terdiri dari 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

    Oleh sebab itu, Puan mengingatkan pentingnya mempercepat distribusi bantuan darurat berupa makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, pakaian, serta kebutuhan khusus bagi bayi, anak, dan lansia.

    Kemudian, kata dia, perlu pula menyediakan tempat pengungsian yang layak dan aman, termasuk sanitasi, fasilitas kesehatan darurat, serta akses pendidikan sementara bagi anak-anak yang sekolahnya terdampak banjir.

    “Pendataan akurat dan transparan atas korban jiwa, kerugian material, dan jumlah pengungsi untuk memastikan bantuan tepat sasaran, dan pemulihan infrastruktur vital seperti jalan utama, jembatan, drainase, dan pasar rakyat yang lumpuh akibat banjir,” ujarnya.

    Selain itu, Puan juga meminta pemerintah melakukan penguatan mitigasi jangka panjang, melalui audit tata ruang, penataan daerah aliran sungai (DAS), reboisasi kawasan hulu, hingga pembangunan sistem drainase perkotaan yang lebih memadai.

    Dia turut menyoroti pentingnya komunikasi publik yang jelas dari pemerintah agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

    “Jangan sampai warga hanya menunggu bantuan yang tak kunjung datang. Pemerintah daerah dan pusat harus hadir nyata di lapangan dengan langkah konkret,” katanya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hujan Sebulan Turun Sehari di Bali, Begini Penjelasan Ahli

    Hujan Sebulan Turun Sehari di Bali, Begini Penjelasan Ahli

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hujan lebat melanda sebagian besar wilayah Bali pada 9 September 2025 dengan intensitas sangat lebat hingga menimbulkan banjir di sejumlah daerah.

    Kepala Pokja Analisa dan Prakiraan Stasiun Klimatologi Bali, I Made Dwi Wiratmaja, menyebut curah hujan yang turun setara dengan rata-rata curah hujan sebulan penuh.

    “Ibaratnya curah hujan sebulan turun dalam satu hari, sehingga dampaknya luar biasa,” kata I Made, ketika dihubungi melalui pesan singkat, Kamis (11/9/2025).

    Menurutnya, kondisi cuaca di Bali pada awal September umumnya cerah berawan. Namun, sejak 8 September mulai terjadi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah, khususnya Bali bagian tengah, barat, dan timur.

    Puncaknya pada 9 September, hujan turun tanpa henti sepanjang hari dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga sangat lebat.

    Puncak hujan terjadi pada malam hingga dini hari, yang menyebabkan banjir di banyak tempat seperti Denpasar, Gianyar, dan Jembrana.

    Berdasarkan pengukuran, curah hujan di beberapa lokasi tercatat lebih dari 300 mm per hari. Di Jembrana, angka curah hujan bahkan mencapai 385,5 mm/hari.

    “Kemarin tanggal 9 September 2025 sebagian besar wilayah Bali turun hujan dengan intensitas sangat lebat, bahkan beberapa lokasi tercatat curah hujan diatas 300mm/hari (curah hujan ditakar tanggal 10 September 2025),”

    Ia menjelaskan, normalnya curah hujan di bulan September untuk daerah Jembrana berkisar 95 mm per bulan. Jadi hujan yang terjadi kemarin tidak hanya melebihi rata-rata bulanan, tapi juga merupakan yang tertinggi sejak tahun 1990.

    “Sebagai perbandingan, rata-rata curah hujan di bulan September itu 95mm/bulan (musim kemarau), sedangkan rata2 curah hujan di bulan Januari (puncak musim hujan) 290mm/bulan, jadi curah hujan 385,5mm/hari itu luar biasa deras,” terangnya.

    Untuk saat ini, kondisi cuaca di Bali pada 11 September terpantau berawan. Meski begitu, BMKG masih memprakirakan potensi hujan, terutama di wilayah Bali bagian tengah, barat, dan timur.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanggap Bencana Banjir Bali dan NTT, BRI Peduli Gerak Cepat Salurkan Bantuan

    Tanggap Bencana Banjir Bali dan NTT, BRI Peduli Gerak Cepat Salurkan Bantuan

    FAJAR.CO.ID, DENPASAR – Bencana banjir kembali melanda beberapa wilayah di Indonesia dan menimbulkan dampak yang serius, mulai dari kerugian material hingga jatuhnya korban jiwa.

    Di Bali, pada Rabu (10/9/2025) hujan deras mengakibatkan genangan banjir di sejumlah titik di berbagai kabupaten/kota. Kondisi serupa juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa (9/9/2025), tepatnya di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, di mana belasan desa terdampak akibat meluapnya air sungai.

    Terhadap kondisi tersebut, BRI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli bergerak cepat menyalurkan bantuan tanggap bencana untuk masyarakat terdampak di Bali dan NTT. Bantuan yang diberikan meliputi ratusan paket makanan cepat saji, air mineral, sembako, obat-obatan, serta kebutuhan pokok lainnya yang disalurkan melalui Kantor BRI terdekat.

    Corporate Secretary BRI Dhanny menyampaikan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan wujud nyata kepedulian BRI terhadap masyarakat yang terdampak bencana.

    “Kami memastikan masyarakat yang terdampak bencana banjir mendapatkan bantuan yang dapat meringankan beban mereka sekaligus mempercepat proses pemulihan pasca bencana. Dalam situasi seperti ini, kehadiran bantuan secara cepat dan tepat menjadi hal yang sangat penting,” ungkap Dhanny.

    BRI juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah, aparat setempat, hingga lembaga sosial dan relawan agar penyaluran bantuan dapat dilakukan secara tepat sasaran dan terintegrasi dengan upaya penanggulangan bencana yang sedang berjalan.

  • Puan: Banjir Bali Jadi Ujian Kapasitas Negara Lindungi Rakyat – Page 3

    Puan: Banjir Bali Jadi Ujian Kapasitas Negara Lindungi Rakyat – Page 3

    Lebih jauh, Puan menyoroti Bali sebagai wajah pariwisata Indonesia yang membutuhkan perhatian serius. Karenanya, kerugian ekonomi akibat banjir bukan hanya dirasakan masyarakat lokal, tetapi juga berdampak pada citra Indonesia di mata dunia.

    “Pemulihan Bali harus dilakukan dengan pendekatan menyeluruh, jangan hanya memperbaiki infrastruktur yang rusak, tetapi juga memastikan masyarakat kecil, para pedagang pasar, petani, hingga pelaku UMKM mendapatkan dukungan finansial agar tidak semakin terpuruk,” jelas Puan.

    Tak lupa Puan juga memastikan DPR RI akan mengawal proses pemulihan agar berjalan transparan, cepat, dan berpihak pada masyarakat.

    “Bencana ini pengingat bahwa negara harus hadir nyata. Bali harus segera pulih,” pungkasnya.

    Perlu diketahui, data BNPB per Kamis (11/9/2025) pukul 11.00 WIB mencatat 14 orang meninggal dunia akibat banjir di Bali, sementara dua orang di Denpasar masih dalam pencarian.

    BPBD Bali melaporkan ada 120 titik banjir di tujuh kabupaten/kota, diantaranya Denpasar sebanyak 81 titik banjir, Gianyar 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik. Kemudian, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik dan Klungkung satu titik.

    Sebanyak 562 warga mengungsi, yang terdiri dari 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

  • Tarif Kamar Hotel di Lombok dan Bali Selatan Melonjak Jelang MotoGP Indonesia

    Tarif Kamar Hotel di Lombok dan Bali Selatan Melonjak Jelang MotoGP Indonesia

    Jakarta: Data terbaru dari SiteMinder, platform distribusi dan pendapatan hotel terkemuka, menunjukkan adanya kenaikan signifikan pada tarif kamar hotel di Lombok dan Bali Selatan (Sanur dan Denpasar) menjelang gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika. Peningkatan sebesar 19% dibandingkan tahun lalu ini menjadi indikasi kuat tingginya permintaan akomodasi.

    Untuk periode menginap 2-5 Oktober 2025, yang mencakup waktu sebelum akhir pekan balapan resmi, rata-rata tarif harian (ADR) hotel di kawasan tersebut mencapai Rp3.013.711. Angka ini melonjak drastis dari Rp2.524.821 pada periode yang sama di tahun 2024. Kenaikan tarif ini juga diiringi dengan peningkatan total pemesanan hotel hampir 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder Indonesia, menyoroti bahwa lonjakan ADR ini tidak hanya mencerminkan peningkatan permintaan, tetapi juga kesigapan hotel dalam merespons membludaknya pesanan.

    Menurutnya, MotoGP Indonesia telah memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata lokal, menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi ‘sportainment’ terkemuka di Asia. Ricaro mengimbau hotel untuk terus meningkatkan strategi pemasaran dan penetapan harga guna memaksimalkan potensi pendapatan.

    Meskipun tarif dan jumlah pemesanan meningkat, data SiteMinder juga mencatat sedikit penurunan rata-rata lama menginap, dari 2,48 hari pada 2024 menjadi 2,44 hari tahun ini. Namun, hal menarik lainnya adalah tren pemesanan yang lebih awal.

    Rata-rata waktu pemesanan bertambah lebih dari satu minggu, dari 132,8 hari pada 2024 menjadi 147,7 hari tahun ini, bahkan 18 hari lebih lama dibandingkan periode acara yang sama tahun lalu.

    Ricaro menambahkan bahwa antusiasme tinggi terhadap MotoGP tercermin dari pemesanan yang dilakukan jauh lebih awal. Ini memberikan kesempatan bagi hotel untuk berinteraksi lebih intens dengan tamu, menawarkan promosi yang disesuaikan, dan mendorong masa inap yang lebih panjang melalui paket wisata yang menarik.

    MotoGP World Championship, dengan putaran Indonesianya di Pertamina Mandalika International Street Circuit, terus menarik perhatian global.

    Didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ajang ini berhasil menarik lebih dari 120.000 penonton pada tahun 2024. Mandalika mudah diakses dari Denpasar dan Sanur, baik melalui kapal cepat maupun penerbangan reguler.

    Jakarta: Data terbaru dari SiteMinder, platform distribusi dan pendapatan hotel terkemuka, menunjukkan adanya kenaikan signifikan pada tarif kamar hotel di Lombok dan Bali Selatan (Sanur dan Denpasar) menjelang gelaran Pertamina Grand Prix of Indonesia di Mandalika. Peningkatan sebesar 19% dibandingkan tahun lalu ini menjadi indikasi kuat tingginya permintaan akomodasi.
     
    Untuk periode menginap 2-5 Oktober 2025, yang mencakup waktu sebelum akhir pekan balapan resmi, rata-rata tarif harian (ADR) hotel di kawasan tersebut mencapai Rp3.013.711. Angka ini melonjak drastis dari Rp2.524.821 pada periode yang sama di tahun 2024. Kenaikan tarif ini juga diiringi dengan peningkatan total pemesanan hotel hampir 10% dibandingkan tahun sebelumnya.
     
    Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder Indonesia, menyoroti bahwa lonjakan ADR ini tidak hanya mencerminkan peningkatan permintaan, tetapi juga kesigapan hotel dalam merespons membludaknya pesanan.

    Menurutnya, MotoGP Indonesia telah memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata lokal, menegaskan posisi Indonesia sebagai destinasi ‘sportainment’ terkemuka di Asia. Ricaro mengimbau hotel untuk terus meningkatkan strategi pemasaran dan penetapan harga guna memaksimalkan potensi pendapatan.
     
    Meskipun tarif dan jumlah pemesanan meningkat, data SiteMinder juga mencatat sedikit penurunan rata-rata lama menginap, dari 2,48 hari pada 2024 menjadi 2,44 hari tahun ini. Namun, hal menarik lainnya adalah tren pemesanan yang lebih awal.
     
    Rata-rata waktu pemesanan bertambah lebih dari satu minggu, dari 132,8 hari pada 2024 menjadi 147,7 hari tahun ini, bahkan 18 hari lebih lama dibandingkan periode acara yang sama tahun lalu.
     
    Ricaro menambahkan bahwa antusiasme tinggi terhadap MotoGP tercermin dari pemesanan yang dilakukan jauh lebih awal. Ini memberikan kesempatan bagi hotel untuk berinteraksi lebih intens dengan tamu, menawarkan promosi yang disesuaikan, dan mendorong masa inap yang lebih panjang melalui paket wisata yang menarik.
     
    MotoGP World Championship, dengan putaran Indonesianya di Pertamina Mandalika International Street Circuit, terus menarik perhatian global.
     
    Didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ajang ini berhasil menarik lebih dari 120.000 penonton pada tahun 2024. Mandalika mudah diakses dari Denpasar dan Sanur, baik melalui kapal cepat maupun penerbangan reguler.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (MMI)

  • Legislator DPR Ingatkan Perlindungan Psikososial untuk Korban Banjir Bali

    Legislator DPR Ingatkan Perlindungan Psikososial untuk Korban Banjir Bali

    JAKARTA – Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq meminta pemerintah pusat dan daerah segera melakukan pemetaan ulang kawasan rawan banjir dan bencana hidrometeorologi di Bali. Ia meminta agar perlindungan dan pelayanan psikososial didahulukan bagi para korban terdampak.

    Maman juga meminta pemerintah memperkuat sistem peringatan dini berbasis komunitas, termasuk edukasi masyarakat mengenai prosedur evakuasi cepat

    “Percepat distribusi bantuan sosial dan kompensasi bagi warga terdampak, terutama pedagang kecil dan keluarga miskin. Lalu sediakan layanan pemulihan psikososial bagi korban yang kehilangan keluarga maupun mata pencaharian,” ujar Maman kepada wartawan, Kamis, 11 September.

    “Integrasikan pula program penanggulangan bencana dengan perlindungan sosial, agar masyarakat tidak semakin terbebani akibat bencana,” sambungnya.

    Menurut Maman, banjir Bali kali ini bukan sekadar akibat fenomena alam, melainkan kegagalan tata kelola risiko bencana.

    “Kita tidak bisa lagi hanya menyalahkan curah hujan ekstrem. Banjir Bali adalah alarm keras bahwa sistem mitigasi, kesiapsiagaan, serta perlindungan sosial kita masih lemah dan jauh dari kata ideal,” kata Legislator dari Dapil Jawa Barat IX itu.

    Maman menilai, minimnya sistem peringatan dini, keterbatasan kesiapan sarana evakuasi, serta lemahnya koordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana mengakibatkan masyarakat menjadi pihak yang paling dirugikan dengan korban jiwa, kerugian material, hingga trauma berkepanjangan.

    “Bencana ini terjadi di pusat destinasi wisata dunia, tetapi masyarakatnya justru tidak terlindungi secara memadai. Situasi ini memperlihatkan lemahnya integrasi antara kebijakan pembangunan dengan pengurangan risiko bencana,” kata Maman.

    Untuk itu, politisi PKB itu mengingatkan agar Pemerintah serius memperhatikan aspek pencegahan dengan melibatkan masyarakat dalam perencanaan penanggulangan bencana sebab tanpa pendekatan partisipatif, kebijakan hanya akan menjadi formalitas tanpa hasil nyata di lapangan.

    “Bali adalah wajah Indonesia di mata dunia. Jika bencana yang berulang terus dibiarkan tanpa mitigasi dan perlindungan yang kuat, maka bukan hanya rakyat yang menderita, tetapi juga wibawa bangsa dipertaruhkan,” tegas Maman.

    Seperti diberitakan, banjir bandang menerjang Bali pada Rabu, 10 September. Banjir di Bali menelan sembilan korban jiwa yang tersebar di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Jembrana.

    Banjir tersebut dipicu hujan deras yang melanda sejak dua hari berturut-turut. Berdasarkan data sementara dari Polda Bali, sebanyak empat orang tewas di Denpasar, satu korban di Badung, dua korban di Jembrana, dan dua di Gianyar.

    Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bahkan telah menetapkan status darurat bencana Provinsi Bali selama satu pekan.

  • ​Tata Kelola Lingkungan Buruk Picu Banjir Bandang di Bali

    ​Tata Kelola Lingkungan Buruk Picu Banjir Bandang di Bali

    Denpasar: Beberapa hari terakhir banjir terjadi di beberapa wilayah Pulau Bali. Anggota DPR RI dari Dapil Bali, I Nengah Senantara, menyoroti pembangunan yang sangat masif dan tata kelola lingkungan yang belum memadai.

    “Pembangunan yang masif di banyak titik, perubahan alih fungsi di banyak tempat. Yang terbaru coba perhatikan Jalan Raya Padang Galak atau Ngurah Rai, Jalan Hangtuah, itu semua areanya jalur hijau, sekarang kenapa jadi beton semua,” ungkap Nengah, Kamis 11 September 2025.

    Banjir melanda titik-titik di empat wilayah kota/kabupaten di Provinsi Bali, di antaranya Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Denpasar. Banjir terjadi pada Selasa malam (9/9), setelah hujan lebat mengguyur.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak dari banjir menyebabkan dua korban jiwa dan ratusan korban terdampak yang diantaranya harus mengungsi. Hingga kini BNPB masih terus mendata korban banjir di Bali.
     

    Legislator Partai NasDem itu juga berpendapat bahwa tata kelola lingkungan yang buruk turut andil dalam bencana banjir di Bali. 

    “Tata kelola lingkungan yang belum memadai. Kesannya masih menunggu masalah, baru penanganan. Tidak ada upaya preventif, termasuk juga sampah yang belum terkelola dengan baik,” ujarnya. 

    Ia tidak memungkiri banjir juga timbul karena cuaca ekstrem yang terjadi. Diketahui, beberapa hari terakhir hujan deras mengguyur Pulau Bali.

    “Memang curah hujannya yang sangat tinggi, dua hari hujan sangat lebat dengan petir yang menggelegar,” tukas Nengah.

    Denpasar: Beberapa hari terakhir banjir terjadi di beberapa wilayah Pulau Bali. Anggota DPR RI dari Dapil Bali, I Nengah Senantara, menyoroti pembangunan yang sangat masif dan tata kelola lingkungan yang belum memadai.
     
    “Pembangunan yang masif di banyak titik, perubahan alih fungsi di banyak tempat. Yang terbaru coba perhatikan Jalan Raya Padang Galak atau Ngurah Rai, Jalan Hangtuah, itu semua areanya jalur hijau, sekarang kenapa jadi beton semua,” ungkap Nengah, Kamis 11 September 2025.
     
    Banjir melanda titik-titik di empat wilayah kota/kabupaten di Provinsi Bali, di antaranya Kabupaten Jembrana, Gianyar, Tabanan, Klungkung, dan Denpasar. Banjir terjadi pada Selasa malam (9/9), setelah hujan lebat mengguyur.

    Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak dari banjir menyebabkan dua korban jiwa dan ratusan korban terdampak yang diantaranya harus mengungsi. Hingga kini BNPB masih terus mendata korban banjir di Bali.
     

     
    Legislator Partai NasDem itu juga berpendapat bahwa tata kelola lingkungan yang buruk turut andil dalam bencana banjir di Bali. 
     
    “Tata kelola lingkungan yang belum memadai. Kesannya masih menunggu masalah, baru penanganan. Tidak ada upaya preventif, termasuk juga sampah yang belum terkelola dengan baik,” ujarnya. 
     
    Ia tidak memungkiri banjir juga timbul karena cuaca ekstrem yang terjadi. Diketahui, beberapa hari terakhir hujan deras mengguyur Pulau Bali.
     
    “Memang curah hujannya yang sangat tinggi, dua hari hujan sangat lebat dengan petir yang menggelegar,” tukas Nengah.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (RUL)

  • 9
                    
                        Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini
                        Denpasar

    9 Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini Denpasar

    Bali Darurat Banjir, Gubernur Koster: 70 Tahun Tak Pernah Hujan Sebesar Ini
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Banjir ekstrem yang melanda Bali pada Rabu (10/9/2025) merusak ratusan bangunan dan menyebabkan belasan korban jiwa.
    Berdasarkan data sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Kamis (11/9/2025) pukul 12.00 Wita, korban tewas sebanyak 14 orang. Selain itu, dua korban masih dalam proses pencarian.
    Banjir itu melanda tujuh kabupaten dan kota di Bali.
    Gubernur Bali I Wayan Koster mengecek proses penyedotan air banjir di lokasi terdampak, seperti Pasar Badung, area Jalan Gajah Mada dan sekitarnya. Koster menyebut, peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi dalam 70 tahun terakhir.
    “Hujan deras kali ini luar biasa, bahkan menurut pedagang sudah 70 tahun tidak pernah terjadi hujan sebesar ini. Kami akan menetapkan status darurat untuk percepatan penanganan, termasuk alokasi anggaran tak terduga bagi kerugian masyarakat,” ungkap Koster.
    Pemprov Bali mendata ada 43 titik banjir di Kota Denpasar dengan dua lokasi terparah yaitu kawasan Pasar Badung dan sepanjang aliran Tukad Badung yang berimpitan, serta kawasan Jalan Pura Demak.
    Sementara itu, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Bali, banjir terjadi di 123 titik, dengan rincian 81 titik di Kota Denpasar, 14 di Kabupaten Gianyar, 4 di Kabupaten Karangasem, serta beberapa titik di Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Badung.
    Longsor terjadi di 18 titik, yang tersebar di Gianyar sebanyak lima titik, 12 lokasi di Karangasem, dan satu di Badung.
    Bencana banjir juga menyebabkan 16 titik bangunan jebol. Dua di Gianyar, dua di Badung, 11 di Karangasem, dan satu di Denpasar.
    Hingga Rabu malam, sebanyak 240 orang mengungsi di sejumlah titik di Denpasar, seperti Banjar Tohpati, Kesambi, Gedung NU, dan SD Pemecutan Kelod.
    Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Ida I Dewa Agung Hadisaputra menyampaikan, di area Pasar Badung terdapat 50 sampai 70 kendaraan yang masih terjebak di basement dengan ketinggian air mencapai 8 meter.
    “Kami menyiapkan kendaraan khusus untuk menarik mobil-mobil tersebut, sekaligus kerahkan empat Satuan Setara Kompi untuk pembersihan di Pasar Kumbasari, Pasar Badung, dan Jalan Pulau Demak,” imbuhnya.
    Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, timnya datang dengan komposisi lengkap, termasuk staf khusus Kemenko PMK, untuk membantu secara rinci permasalahan di lapangan.
    “Logistik awal berupa pompa dan genset sudah kami serahkan. Itu langsung kami hibahkan untuk percepatan penyedotan air,” katanya.
    Suharyanto juga menyoroti fenomena cuaca ekstrem yang jarang terjadi di Bali.
    “Kenapa sekarang besar sekali? Curah hujannya sangat tinggi karena ada fenomena atmosfer berbeda dari biasanya. Termasuk gelombang equatorial Rossby dan Kelvin. Kami sudah berkonsultasi dengan BMKG bahwa gelombang ini sudah tidak ada di Bali dan mengarah ke barat,” jelasnya.
    Dia juga menegaskan bahwa status darurat bencana bukan persoalan kepemimpinan. Melainkan untuk mempercepat administrasi bantuan pusat ke daerah.
    BNPB memastikan bantuan logistik akan terus diberikan, termasuk makanan bayi dan anak-anak, serta mendukung pencarian korban hilang bersama Basarnas.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Infografis Bali Dikepung Banjir hingga Bencana Longsor – Page 3

    Infografis Bali Dikepung Banjir hingga Bencana Longsor – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sejumlah wilayah di Provinsi Bali dikepung banjir akibat hujan ekstrem yang mengguyur sejak Selasa 9 September 2025. Tak hanya banjir Bali, sejumlah wilayah juga mengalami bencana longsor.

    Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak tujuh wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Bali terdampak bencana banjir dan longsor tersebut.

    Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat lebih dari 120 titik banjir yang menerjang tujuh wilayah administrasi kabupaten dan kota.

    “Jumlah paling tinggi wilayah terdampak banjir berada di Kota Denpasar dengan 81 titik,” ujar Aam, sapaan Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Kamis (11/9/2025).

    Sedangkan tanah longsor, lanjut dia, sebanyak 12 titik terdapat di Kabupaten Karangasem, 5 titik di Kabupaten Gianyar, dan satu titik di Kabupaten Badung.

    Selain itu, BPBD Provinsi Bali menyampaikan, ada sebanyak 562 warga mengungsi, dengan rincian 327 warga di Kabupaten Jembrana dan 235 warga di Kota Denpasar.

    Banjir dan longsor yang terjadi juga menimbulkan korban jiwa. BNPB mencatat, ada 14 orang meninggal dunia akibat bencana banjir Bali ini. Sementara, jumlah korban yang masih dalam pencarian sebanyak 2 orang.

    BNPB juga memberikan bantuan berupa selimut 200 lembar, matras 200 lembar, sembako 300 paket, tenda keluarga 50 unit, dan tenda pengungsi 2 unit.

    “Sedangkan untuk penanganan banjir, BNPB membantu perahu karet dan mesin 1 unit dan pompa air 3 unit,” jelas Aam.

    Lantas, wilayah mana saja yang dikepung banjir dan mengalami bencana longsor di Provinsi Bali? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini: