Bocah 4 Tahun di Buleleng Jadi Korban Tabrak Lari, Polisi Buru Pelaku
Tim Redaksi
BULELENG, KOMPAS.com
– Seorang bocah berusia 4 tahun berinisial SPA, warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, menjadi korban tabrak lari.
Akibat kejadian itu, korban mengalami luka serius dan kini menjalani perawatan di rumah sakit.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Buleleng, Iptu Yohana Rosalin Diaz, menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (13/10/2025) malam sekitar pukul 19.00 Wita.
Namun, laporan baru disampaikan ke pihak kepolisian pada Senin (20/10/2025).
“Peristiwa kecelakaan terjadi di Jalan Raya Singaraja–Desa Pegayaman KM 8.800, tepatnya di Banjar Dinas Barat Jalan, Desa Pegayaman, Buleleng,” kata dia, dikonfirmasi Rabu (22/10/2025).
Ia mengungkapkan, saat kejadian korban sedang berada di pinggir jalan bersama pamannya untuk mencuci sepeda motor.
Tiba-tiba datang seorang pengendara sepeda motor dan langsung menabrak korban.
“Akibat insiden tersebut, korban mengalami patah pada pergelangan kaki kiri, luka lecet di lutut kiri, serta luka di pipi kanan. Korban kemudian dibawa ke RSU Karya Dharma Husada untuk mendapat perawatan medis,” bebernya.
Usai menabrak, pengendara motor tersebut langsung kabur tanpa memberikan pertolongan dan meninggalkan korban di lokasi kejadian.
Kata dia, salah satu saksi warga setempat, mengatakan sempat melihat korban terjatuh akibat tabrakan. Namun, karena kondisi jalan gelap, ia tidak sempat mengenali pengendara yang melarikan diri.
Polisi kini masih memburu pelaku tabrak lari tersebut dan mengimbau masyarakat untuk segera melapor apabila mengetahui ciri-ciri pengendara atau kendaraan yang terlibat dalam kejadian itu.
“Kami sudah memeriksa sejumlah saksi di lapangan dan mengumpulkan bukti-bukti. Saat ini proses penyelidikan masih berjalan,” tambah Yohana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Denpasar
-
/data/photo/2024/06/13/666ac769e0c33.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bocah 4 Tahun di Buleleng Jadi Korban Tabrak Lari, Polisi Buru Pelaku Denpasar 22 Oktober 2025
-
/data/photo/2025/06/02/683d73e0c785c.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kematian Mahasiswa FISIP Unud Belum Jelas, Kampus Mengaku Sudah Tugaskan Satgas PPK Dalami Kasusnya Denpasar 19 Oktober 2025
Kematian Mahasiswa FISIP Unud Belum Jelas, Kampus Mengaku Sudah Tugaskan Satgas PPK Dalami Kasusnya
Tim Redaksi
DENPASAR, KOMPAS.com
– Kasus kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Udayana (Unud), berinisial TAS (22), belum menemukan titik terang.
Orangtua korban yang sebelumnya sempat tidak melaporkan kasus ini ke polisi, akhirnya memutuskan untuk melapor.
Menanggapi hal ini, Ketua Unit Komunikasi Publik Universitas Udayana, Dr Dewi Pascarani menyebut pihak kampus sudah menugaskan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) untuk mendalami kasus ini.
“Unud sudah menugaskan Satgas PPK untuk mendalami kasus ini. Kami berkomitmen untuk memberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku,” jelas Dewi, saat dikonfirmasi
Kompas.com
pada Minggu (19/10/2025).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, orangtua korban telah melaporkan peristiwa tersebut secara resmi ke polisi untuk mengetahui secara pasti kronologi insiden yang menimpa anaknya.
“Ingin mencari kebenaran kronologi kematian (TAS) karena yang selama ini kita terima itu berita masih simpang siur terkait kronologis kematiannya. Oleh sebab itu saya serahkan kepada pihak kepolisian yang memang sudah jadi tugasnya mereka, karena saya pun juga gak bisa menyelidiki masalah ini,” kata Lukas Triana Putra, ayah kandung korban di Polresta Denpasar, Sabtu (18/10/2025).
Selain itu, pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof IGNG Prof Ngoerah Denpasar juga telah mengeluarkan dokter peserta didik (koas) yang memberikan komentar bully atau tidak pantas atas kematian TAS.
Plt Direktur Utama RS Ngoerah, I Wayan Sudana, mengatakan, para dokter koas tersebut telah dikembalikan ke Universitas Udayana untuk diproses lebih lanjut.
“Terkait adanya peserta didik atau co-ass yang diduga terlibat dalam komentar tidak pantas di media sosial sehingga menimbulkan citra buruk terhadap RS Ngoerah dan Universitas Udayana, RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Wayan dalam keterangan rilis, Minggu (19/10/2025).
Selain dokter koas tersebut, diketahui ada 6 mahasiswa lainnya dari jurusan berbeda yang juga sempat menyampaikan ujaran nirempati, termasuk dari mahasiswa Fisip.
Sebelumnya, Wakil Dekan 1 sekaligus Plt. Wakil Dekan 3 FISIP Universitas Udayana (Unud), Made Anom Wiranata, mengungkapkan saat ini belum ditentukan secara resmi sanksi untuk mahasiswa yang menyampaikan ujaran nirempati.
Dia menekankan bahwa ujaran nirempati tersebut muncul usai kematian mahasiswa FISIP Unud, TAS, pada Rabu (15/10/2025).
Anom menegaskan kembali bahwa tidak ada bukti penyebab kematian korban adalah karena chat nirempati itu.
“Secara umum, sikap termasuk etika dan moral atau sering disebut soft skill adalah komponen dari penilaian (terhadap mahasiswa). Detailnya (sanksi), kami akan bicara dengan Prodi dan Dosen Pengampu,” jelas Anom Wiranata, saat dikonfirmasi Sabtu (18/10/2025).
Namun 6 mahasiswa Universitas Udayana yang menyampaikan ujaran nirempati tersebut telah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pengurus di organisasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Komisi X DPR ingatkan kampus harus jadi ruang aman dari perundungan
Jakarta (ANTARA) – Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengingatkan bahwa kampus harus menjadi ruang aman bagi seluruh civitas academica, khususnya mahasiswa, untuk tumbuh dan berkembang secara bebas tanpa rasa takut ataupun tertekan akibat perundungan.
Hetifah menyampaikan pernyataan tersebut dalam keterangan diterima di Jakarta, Minggu, merespons kejadian meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Saputra (22), yang diduga menjadi korban perundungan di lingkungan kampus.
“Kampus adalah tempat belajar, bukan tempat untuk menekan, mempermalukan, atau menyingkirkan seseorang. Kita harus memastikan bahwa setiap mahasiswa merasa aman dan dihargai. Kasus seperti ini tidak boleh terulang lagi,” kata Hetifah.
Timothy ditemukan meninggal dunia pada Rabu (15/10) diduga usai melompat dari lantai empat gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Ia diduga dirundung rekan sebaya di lingkungan kampus maupun melalui grup percakapan daring.
Terkait hal itu, Hetifah meminta pihak kampus untuk segera melakukan investigasi menyeluruh dan memastikan adanya tindak lanjut yang transparan dan berkeadilan terhadap seluruh pihak yang terlibat.
Dia mengatakan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi harus segera diimplementasikan secara nyata oleh seluruh universitas di Indonesia.
“Kami mendorong setiap perguruan tinggi mengaktifkan Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan serta membuka kanal pelaporan yang aman bagi mahasiswa. Jangan biarkan korban takut bicara. Kampus juga perlu menyediakan layanan konseling dan pendampingan psikologis secara berkelanjutan,” tuturnya.
Di samping itu, dia juga mengingatkan pentingnya membangun budaya empati dan solidaritas di kalangan mahasiswa, termasuk dalam organisasi kemahasiswaan dan komunitas kampus.
Menurut dia, tindakan mengejek, merendahkan, atau menyukai sesama mahasiswa, baik secara langsung maupun melalui media sosial, merupakan bentuk kekerasan psikologis yang harus dicegah sejak dini.
Sebagai ketua komisi yang membidangi urusan pendidikan, Hetifah menegaskan Komisi X mendukung langkah Kemendiktisaintek untuk turun langsung meninjau kasus tersebut, serta mendorong penegakan aturan bagi pelaku dan perlindungan maksimal bagi korban.
Komisi X, kata dia, akan terus memantau perkembangan kasus Timothy dan mendorong peningkatan regulasi serta pengawasan terhadap praktik perundungan dan kekerasan di lingkungan pendidikan, baik di sekolah maupun perguruan tinggi.
“Kami tidak ingin tragedi ini berlalu tanpa makna. Ini saatnya seluruh perguruan tinggi melakukan introspeksi dan reformasi budaya kampus. Pendidikan sejati hanya bisa tumbuh dalam lingkungan yang aman, inklusif, dan manusiawi,” demikian Hetifah.
Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Dubes RI untuk Singapura: Bandara Bali Utara upaya pemerataan ekonomi
tidak hanya membuka ruang bagi pertumbuhan lokal, tetapi juga menjadi pusat ekonomi untuk pengembangan Indonesia timur
Denpasar (ANTARA) – Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menyebutkan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara merupakan upaya yang relevan untuk pemerataan pertumbuhan dan stabilitas sosial ekonomi di Bali.
Suryopratomo menerima kunjungan CEO PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo dan perwakilan penglingsir Puri-Puri Se-Jebag Bali (P3SB) AA Ngurah Ugrasena (Penglingsir Pura Agung Singaraja dan sekaligus Sekjen P3SB) dan Anak Agung Ngurah Alit Kakarsana (Penglingsir Puri Ageng Blahbatuh, Gianyar) di Singapura, Sabtu.
Sebagaimana dikutip dari keterangan yang diterima di Denpasar, Bali, Sabtu, Suryopratomo juga menyampaikan keprihatinannya selama ini sebagian besar aktivitas ekonomi, pariwisata, pembangunan properti, dan beban infrastruktur terpusat di Bali bagian selatan sehingga menjadikan kawasan itu terlalu berat dibandingkan dengan bagian Bali lain.
Dubes Suryopratomo menyatakan dukungan dan kesediaan Kedutaan RI Singapura untuk menjadi salah satu jembatan komunikasi investor, pihak internasional, serta diaspora Indonesia yang berminat berkontribusi pada proyek ini.
“Saya melihat peluang besar agar Bali Utara dapat menjadi gerbang baru yang tidak hanya membuka ruang bagi pertumbuhan lokal, tetapi juga menjadi pusat ekonomi untuk pengembangan Indonesia timur,” katanya.
Dia menyatakan Kedutaan RI di Singapura siap membantu upaya diplomasi dan menjalin relasi internasional untuk mendukung percepatan terwujudnya proyek ini.
“Kami memiliki komitmen untuk mewujudkan bandara di Bali Utara. Mengingat Singapura adalah salah satu pusat keuangan dunia maka kami sudah bergerak untuk meyakinkan para pemangku kepentingan,’’ ujar Duta Besar Suryopratomo.
Menurut Suryopratomo, Bali Selatan sudah jenuh menampung kapasitas kunjungan wisatawan.
“Saatnya Bali Utara berkembang untuk mengimbangi Bali Selatan untuk kebaikan Bali sendiri dan untuk perkembangan industri pariwisata,’’ katanya.
Ia menjelaskan pembangunan Bandara Internasional Bali Utara telah lama digulirkan sebagai salah satu langkah strategis penyeimbang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Bali.
Selama ini, beban sosial-ekonomi terutama tertuju di kawasan selatan Bali dari Denpasar hingga Badung yang menanggung tekanan infrastruktur, kepadatan, dan degradasi lingkungan.
Bandara Bali Baru yang sudah ditentukan secara tegas lokasinya yaitu di Bali Utara ini sudah resmi tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN 2025-2029.
Perpres ini disusun oleh Kementerian PPN/Bappenas dan ditandatangani Presiden Prabowo Subianto pada 10 Februari 2025 lalu.
Sementara itu, CEO PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo menyampaikan peta kerja serta rencana “timeline” dan skema kemitraan.
“Insya Allah dalam waktu dekat kita segera memulai pembangunan bandara internasional di Bali Utara,” kata Erwanto.
Sedangkan kedua tokoh penglingsir Bali, yakni AA Ngurah Ugrasena dan AA Ngurah Alit Kakarsana mengatakan proyek ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian dari amanat adat dan tanggung jawab menjaga kelestarian budaya serta kesejahteraan masyarakat Bali khususnya Bali Utara agar tidak tertinggal dalam proses pembangunan di Bali.
“Terlebih kami mendengar langsung janji yang diucapkan Presiden saat kami para penglisir se-Jebag Bali diterima tahun lalu,” kata A.A. Ngurah Alit Kakarsana.
Dalam kesempatan itu, Duta Besar Suryopratomo diangkat secara resmi menjadi anggota Keluarga Besar Paiketan Puri-Puri Se-Jebag Bali.
Lencana kehormatan dari Paiketan Puri-Puri Se-Jebag Bali itu disematkan oleh penglingsir AA Ngurah Ugrasena.
Pewarta: Rolandus Nampu
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/10/20/68f59c7e49361.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)




