kab/kota: Denpasar

  • DPR minta grup InJourney saling terpadu wujudkan pariwisata kesehatan

    DPR minta grup InJourney saling terpadu wujudkan pariwisata kesehatan

    Denpasar (ANTARA) – Komisi VII DPR RI meminta grup InJourney atau PT. Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) saling terpadu antar-anak perusahaan dalam mewujudkan pariwisata kesehatan.

    Ini disampaikan Ketua Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi VII DPR RI Evita Nursanty di Bali International Hospital, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Denpasar, Kamis.

    “Ini kan satu grup holdings yang membuat program ini itu, saya ingin ada program terpadu yang dimiliki InJourney agar tidak banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri sekaligus bisa menumbuhkan jumlah wisatawan Bali,” ucapnya.

    Evita yang juga wakil ketua komisi itu melihat hingga saat ini belum ada keterpaduan semuanya, misalnya kaitan antara PT. Angka Pura Indonesia atau InJourney Airport dengan PT. Hotel Indonesia Natour atau InJourney Hospitality dalam membawa wisatawan calon pengguna Bali International Hospital dari bandara ke KEK Kesehatan Sanur.

    Berdasarkan pengalamannya, semestinya InJourney memberikan fasilitas optimal bagi pengguna layanan, mulai dari kendaraan antar-jemput pasien menuju rumah sakit, hingga pemanduan bagi pasien selama atau pasca-pengobatan ke hotel.

    Dengan pelayanan terintegrasi tersebut, DPR RI meyakini Bali International Hospital akan optimal, bahkan perusahaan-perusahaan BUMN itu bisa membantu Bali dalam mengubah stigma pariwisata berlebih menjadi pariwisata khusus.

    Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay turut menegaskan agar peran perusahaan InJourney berdampak positif bagi masyarakat sekitar.

    “Kami mengawasi pelayanan mereka dalam bidang pariwisata dan pelayanan kesehatan, dibenak kami bagaimana agar organisasi yang baru lahir ini harus berdampak luas bagi kepentingan bangsa terutama masyarakat sekitar dan agar bisa ditingkatkan lagi, jangan sampai kehadiran lembaga ini tidak berdampak bagi masyarakat kami ini berat tugasnya,” ujarnya.

    Melihat potensi pariwisata kesehatan di KEK Kesehatan Sanur, Saleh Partaonan bahkan mendorong Kementerian Pariwisata membuat tugas khusus dalam mengembangkan pariwisata medis.

    “Orang Indonesia selalu kalau sakit berobatnya tidak di Jakarta atau Surabaya atau Makassar, tapi ke Singapura, saya tidak tahu kenapa orang lebih akrab dengan Singapura, Kuala Lumpur, Hongkong, dan Jepang, tapi sekarang di Indonesia sudah hadir ini jadi agar uang kita daripada ke luar negeri agar tetap di Indonesia ini,” kata dia.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Arah baru digitalisasi pariwisata Indonesia

    Arah baru digitalisasi pariwisata Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Transformasi digital dalam sektor pariwisata Indonesia sudah lama menjadi kebutuhan mendesak, bukan sekadar tren.

    Di tengah meningkatnya mobilitas wisatawan, perubahan gaya hidup, dan tekanan global terhadap efisiensi serta transparansi, digitalisasi menjadi jembatan untuk menghubungkan kepentingan wisatawan, pengelola objek wisata, dan pemerintah daerah.

    Inisiatif, seperti BSS Tech Forum 2025, yang digelar PT Bahana Security Sistem (BSS Parking) di Denpasar menjadi relevan karena memantik percakapan serius tentang bagaimana teknologi dapat memperbaiki tata kelola dan pengalaman wisata di Indonesia.

    Diperkenalkannya platform easyticket.id dalam forum ini menjadi ilustrasi menarik tentang bagaimana inovasi digital lokal berusaha menjawab persoalan nyata di lapangan.

    Felix Panjaitan, Founder easyticket.id, mengatakan melalui forum ini, dapat ditunjukkan bahwa digitalisasi bisa diakses oleh semua pihak, dari objek wisata besar, hingga pelaku usaha kecil di daerah.

    Tujuannya kemudian menjadi sederhana, yakni menghadirkan platform yang memudahkan wisatawan menikmati perjalanan tanpa repot, sekaligus membantu pelaku wisata mengelola tiket dan promosi secara real-time

    Selama ini, banyak objek wisata dan penyelenggara kegiatan di Indonesia masih bergantung pada sistem manual untuk penjualan tiket, pencatatan pengunjung, dan promosi.

    Akibatnya, data wisata menjadi tidak akurat, peluang kolaborasi antarobjek wisata sulit dilakukan, dan pendapatan daerah kerap tidak termonitor secara optimal.

    Kehadiran sistem terpadu, bukan semata urusan efisiensi teknis, melainkan bagian dari upaya membangun ekosistem pariwisata yang lebih tertata dan transparan.

    Transformasi ini tidak hanya menyangkut kemudahan membeli tiket secara daring, tetapi juga perubahan cara berpikir tentang tata kelola pariwisata.

    Ketika data transaksi, pola kunjungan, dan perilaku wisatawan dapat terintegrasi dalam satu sistem, maka kebijakan publik bisa disusun lebih berbasis bukti.

    Pemerintah daerah tidak lagi menebak kebutuhan wisatawan atau kapasitas objek wisata, melainkan memiliki dasar data untuk merencanakan infrastruktur, menetapkan batas kunjungan, hingga merancang strategi promosi yang lebih tepat sasaran.

    Dengan demikian, teknologi bukan tujuan, tetapi alat untuk memperkuat akuntabilitas dan keberlanjutan sektor pariwisata.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini 30 Oktober: Hujan Ringan Dominasi Kota Besar

    Prakiraan Cuaca Hari Ini 30 Oktober: Hujan Ringan Dominasi Kota Besar

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar kota besar di Indonesia berpotensi hujan ringan pada Kamis (30/10/2025).

    Prakirawan cuaca BMKG, Adelia FA menyampaikan, untuk Pulau Sumatera diprediksi berawan di Tanjung Pinang, berawan tebal di Banda Aceh dan Pekanbaru, serta hujan ringan di Medan dan Padang.

    Di Pulau Jawa, hujan ringan diperkirakan terjadi di Serang, Bandung, dan Surabaya, sementara Semarang dan Yogyakarta berpotensi hujan sedang. Adelia mengingatkan untuk mewaspadai potensi hujan disertai petir di Jakarta.

    Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diperkirakan berawan di Kupang, serta hujan ringan di Denpasar dan Mataram.

    Di Pulau Kalimantan, hujan ringan diprediksi terjadi di Pontianak, Tanjung Selor, dan Palangka Raya, sedangkan Banjarmasin berpotensi hujan sedang. Hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Samarinda.

    Sementara itu, Pulau Sulawesi diperkirakan hujan ringan di Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju, dan Makassar, serta potensi hujan disertai petir di Kendari.

    Untuk Indonesia bagian timur, hujan ringan diprediksi di Ternate, Ambon, Manokwari, Jayawijaya, dan Merauke. Adapun Sorong, Nabire, dan Jayapura berpotensi hujan sedang.

  • Profil Harry Budi Sidharta, dari Direktur PIS jadi Wadirut PT Timah (TINS)

    Profil Harry Budi Sidharta, dari Direktur PIS jadi Wadirut PT Timah (TINS)

    Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Timah Tbk (TINS) mengangkat Harry Budi Sidharta sebagai wakil direktur utama. Jabatan tersebut merupakan posisi baru dalam perusahaan pelat merah itu.

    Adapun, penunjukan Harry dilakukan berdasarkan RUPSLB yang dihelat pada Rabu (29/10/2025).

    Di samping itu, TINS juga menambah jabatan baru yakni direktur produksi dan komersial yang diisi oleh Ilhamsyah Mahendra. Selain itu, para pemegang saham juga mengangkat Handy Geniardi sebagai direktur operasi menggantikan Nur Adi Kuncoro.

    Corporate Secretary TINS Rendi Kurniawan mengatakan, keputusan perubahan pengurus ini diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk memperkuat strategi bisnis perusahaan. Ini khususnya dalam menghadapi tantangan industri timah global yang semakin dinamis dan memperkuat kinerja keberlanjutan.

    “Pergantian pengurus menjadi momentum penyegaran untuk terus memperkuat sinergitas di internal perusahaan,” kata Rendi melalui keterangan resmi.

    Profil Harry Budi Sidharta

    Harry merupakan sosok yang berkecimpung di dunia bisnis. Dia memiliki pengalaman menjadi direksi di sejumlah perusahaan pelat merah.

    Pria kelahiran Denpasar, 27 Desember 1977 itu sebelumnya menjabat sebagai direktur perencanaan bisnis di PT Pertamina International Shipping (PIS). Dia baru menempati posisi di subholding PT Pertamina (Persero) tersebut pada 4 Juli 2025 usai digeser dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

    Harry memperoleh gelar Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Brawijaya pada 2022. Dia juga meraih gelar Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School pada 2008.

    Harry pun pernah menjabat sebagai direksi di sejumlah perusahaan. Tercatat, dia pernah menjabat sebagai VP Strategic Planning & Business Development di PIS sepanjang 2019 hingga 2021.

    Dia kemudian menjabat sebagai direktur niaga di perusahaan yang sama pada 2021 hingga 2022. 

    Harry kemudian menjabat sebagai Direktur Utama PT Nusantara Regas sepanjang 2022 hingga 2023. Selanjutnya, dia juga pernah menjabat sebagai Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis di PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada 2023.

    Tak hanya itu, Harry juga pernah menjabat sebagai Direktur Infrastruktur dan Teknologi di PT Perusahaan Gas Negara Tbk pada 2025.

  • Wagub Bali Pastikan Proyek Sampah Jadi Listrik tak Pakai APBD

    Wagub Bali Pastikan Proyek Sampah Jadi Listrik tak Pakai APBD

    DENPASAR – Wakil Gubernur (Wagub) Bali I Nyoman Giri Prasta memastikan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) tidak menggunakan APBD Bali.

    Menurut dia, biaya pembuatan dan teknologi proyek tersebut sepenuhnya disiapkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

    “Ini (proyek PSEL) tidak menggunakan APBD, APBD itu mungkin untuk kendaraan pengangkut sampah dan lain sebagainya, bahkan tipping fee-nya (penyaluran energi) ini dilakukan oleh Danantara sepenuhnya,” kata dia, Selasa, 28 Oktober.

    Wagub Bali menjelaskan dari hasil rapatnya bersama Menko Pangan, Menteri Lingkungan Hidup, dan BPI Danantara Indonesia, ditentukan bahwa Pemprov Bali hanya perlu menyiapkan lahan dan sampah.

    Untuk lahan, pemda juga tidak mengeluarkan APBD, sebab sudah mendapat hibah 6 hektare dari PT Pelindo yang kini tinggal dilakukan pematangan area.

    Sementara, untuk sampah, Pemprov Bali akan mengumpulkan sampah harian dari Denpasar dan Badung sebanyak 1.000 ton per hari tanpa perlu dipilah langsung dikelola di teknologi PSEL.

    “Ini harus siap mengangkut sampah dibawa ke sana, kita sudah fasilitasi dan kita sudah memiliki armada, jam sekian sampai jam sekian itu sudah sampai sehingga sore itu sudah habis semua,” ujarnya.

    Wagub Giri mengatakan kemungkinan APBD Bali akan digunakan untuk mendukung keperluan armada pengangkut ketika truk mulai tua perlu perbaikan atau mungkin menggunakan kendaraan pengangkut yang lebih moderen.

    “Misalkan, kita akan modernkan ini, pengangkut sampah betul-betul tertutup tidak ada lagi truk-truk yang seperti sekarang, kendaraan yang tua-tua harus diperbaiki,” katanya.

    Sementara, untuk ketersediaan sampahnya, Wagub Giri memastikan tak ada kesulitan, pun apabila langkah pengelolaan sampah di hulu seperti pemilahan dan teba modern dilanjutkan, pemenuhan sampah untuk PSEL tetap terpenuhi.

    Pemprov Bali akan mengambil kekurangan sampah di TPA Suwung atau kabupaten lain yang memiliki kelebihan sampah, sehingga langkah penyelesaian sampah di hulu tetap didorong.

    “Teba modern ini bagaimana kita menciptakan pupuk organiknya, lalu TPS3R bagaimana kita mengurangi, memilah, dan mengolah, ini tetap jalan,” ucapnya.

    Giri menyampaikan proyek PSEL akan dimulai pada 2026 dan rampung 2027, kemudian untuk energi yang dihasilkan akan disalurkan ke PT PLN dan untuk selanjutnya penjualan listriknya sepenuhnya diambil Danantara Indonesia.

  • Biaya Makan Hewan Rp 250 Juta Per Bulan, Marine Safari Bali: Paling Penting Komitmen Merawat
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        29 Oktober 2025

    Biaya Makan Hewan Rp 250 Juta Per Bulan, Marine Safari Bali: Paling Penting Komitmen Merawat Denpasar 29 Oktober 2025

    Biaya Makan Hewan Rp 250 Juta Per Bulan, Marine Safari Bali: Paling Penting Komitmen Merawat
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Ada lebih dari 10.000 ikan dan 300 spesies di Marine Safari Bali, yang berlokasi di dalam kawasan Taman Safari Bali, di Kabupaten Gianyar.
    Sebagian besar hewan tersebut berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
    Sebagai satu-satunya yang ada di Pulau Dewata, tim Marine Safari Bali harus sangat memastikan perawatan air dan kesehatan hewan-hewan yang ada di dalamnya.
    Operation Manager Marine Safari Bali, Samuel Liu, pada Selasa (28/10/2025) menyampaikan, dalam merawat hewan-hewan di Marine Safari, hal paling penting untuk dipastikan yakni kondisi air.
    Apabila kualitas air sudah bagus, otomatis ikan-ikan pun akan terawat dengan baik.
    “Estimasi perlu biaya Rp 250 juta per bulan untuk makanan hewan-hewan di Marine Safari dan biaya lainnya sekitar Rp 50 juta,” kata dia.
    Namun, dia menegaskan bahwa untuk menjaga kualitas fasilitas serta kesehatan hewan-hewan, uang bukanlah fokus utama. Paling penting, komitmen seluruh tim. 
    Marine Safari Bali mulai beroperasi pada Desember 2024. Namun, operasional baru sepenuhnya berjalan sejak Mei 2025.
    Dia mengakui bahwa pada tahap awal, tidak mudah untuk mengoperasikan Marine Safari ini. Ada berbagai kendala yang ditemui.

    Must be challenging in the beginning. But we have a strong team. The team is good. We can over come the problem
    . (Pasti di awal penuh tantangan. Tapi kami punya tim yang kuat dan bagus. Jadi kami bisa menyelesaikan masalah yang ada),” kata Samuel.
    Dalam proses perawatan semua hewan, dia selalu memastikan semua tim menjalankan prosedur dengan baik, termasuk ada yang bertugas setiap hari melakukan pengecekan atas kualitas air.

    Zero bacteria is not good. Important to make balance between good bacteria and bad bacteria. To make the fish healthy, very important to make it balance.
    (Penting untuk menyeimbangkan bakteri baik dan bakteri jahat. Untuk menjaga ikan tetap sehat),” kata dia.
    Di antara semua ikan yang ada di sana, menurutnya, ikan dengan ukuran paling kecil yang paling sulit dirawat karena mereka sangat sensitif.
    Perubahan sekecil apa pun akan sangat memengaruhi ikan-ikan tersebut. Semakin kecil ikan, semakin besar tantangannya.
    Ada enam zona yang dihadirkan di Marine Safari Bali yang masing-masing menggambarkan perbedaan ekosistem aquatik, yakni
    river zone, rainforest zone, river monster zone, estuary zone, coastal zone
    , dan
    ocean zone.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar 18 Kota Indonesia yang Terkontaminasi Hujan Mengandung Mikroplastik, Tertinggi di Jakpus

    Daftar 18 Kota Indonesia yang Terkontaminasi Hujan Mengandung Mikroplastik, Tertinggi di Jakpus

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 18 kabupaten/kota di Indonesia diduga mengalami hujan yang mengandung mikroplastik.

    Temuan tersebut menurut hasil penelitian Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (ECOTON) bersama Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) pada Mei–Juli 2025 yang melakukan penelitian kontaminasi mikroplastik di udara ambien di 18 kota/kabupaten di Indonesia.

    Titik pengambilan sampel udara di Jakarta mencakup Pasar Tanah Abang, Jalan Sawah Besar, dan Kawasan Ragunan. Pasar Tanah Abang yang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara menjadi hotspot mikroplastik akibat kombinasi lalu lintas kendaraan tinggi, penggunaan plastik sekali pakai, aktivitas bongkar-muat barang, dan pelepasan serat sintetis dari pakaian tekstil.

    Fragmen dan fiber mikroplastik yang beterbangan di udara inilah yang kemudian terdispersi oleh angin dan berpotensi turun bersama air hujan, menjelaskan fenomena “hujan mikroplastik” yang kini menjadi sorotan di Jakarta. Sementara itu, kota dengan kelimpahan mikroplastik udara terendah ditemukan di Malang, hanya 2 partikel dalam 2 jam, karena rendahnya aktivitas industri dan pembakaran sampah serta dominasi vegetasi alami.

    Hasilnya menunjukkan 5 kota dengan kontaminasi tertinggi adalah : Jakarta Pusat (37 partikel /2jam/9 cm), Jakarta Selatan (30), Bandung (16), Semarang (13) dan Kupang (13).

    Berikut 18 kota yang terkontaminasi hujan mikroplastik

    Jakarta Pusat
    Jakarta Selatan
    Bandung
    Semarang
    Kupang
    Denpasar
    Jambi
    Surabaya
    Palembang
    Pontianak
    Aceh Utara
    Sumbawa
    Palu
    Sidoarjo
    Gianyar
    Solo
    Bulukumba
    Malang

    Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap bahwa air hujan di Jakarta mengandung partikel mikroplastik, Menurut M Reza Cordova mikroplastik dalam air hujan berasal dari serat sintetis pakaian, debu kendaraan dan ban, sisa pembakaran sampah plastik serta degradasi plastik di ruang terbuka.

    Dalam 1 m2 ditemukan 15 partikel mikroplastik berbentuk serat sintetis dan fragmen dari jenis polimer Poliester, Nilon, polietilena, polipropilen dan polibutadien dari ban kendaraan. Temuan BRIN ini didukung penelitian ECOTON dan SEIJ yang menunjukkan bahwa kontaminasi mikroplastik di Udara Jakarta menempati peringkat teratas dibandingkan kota-kota lain yang diteliti.

    ”Tingginya mikroplastik diudara Jakarta berdampak pada tingginya kadar mikroplastik dalam air hujan, karena air hujan menyerap material di atmosfer udara sehingga mikroplastik yang ada diudara tertangkap air hujan dan larut didalamnya”. Ungkap Rafika Aprilianti, kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton dilansir dari laman resmi Ecoton.

    Dia menyebutkan bahwa Jenis mikroplastik yang ditemukan berupa 2 jenis mikroplastik dominan yaitu serat fiber dan fragmen selain jenis Filamen.

    Jenis Polimer yang ditemukan di udara jenisnya lebih beragam dibandingkan jenis polimer yang ditemukan di udara. Selain 5 jenis polimer yang ditemukan dalam air hujan yaitu : Poliester, Nilon, polietilena, polipropilen dan polibutadien. Peneliti Ecoton dan SEIJ juga menemukan polimer diudara yaitu : PTFE, Epoxy, Poliisobutylen (karet sintetis), Poliolefin dan silika.

  • Wagub Bali soroti tantangan kota modern di Forum CityNet Asia Pacific

    Wagub Bali soroti tantangan kota modern di Forum CityNet Asia Pacific

    tantangan saat ini terjadi akibat perubahan iklim, transformasi digital, serta ketimpangan pembangunan

    Denpasar (ANTARA) – Wakil Gubernur (Wagub) Bali I Nyoman Giri Prasta dalam Welcome Dinner CityNet Executive Committee Meeting Asia Pasific 2025 menyoroti tantangan kota-kota modern yang semakin kompleks.

    Giri Prasta dalam keterangan Pemprov Bali di Denpasar, Selasa, menyampaikan tantangan saat ini terjadi akibat perubahan iklim, transformasi digital, serta ketimpangan pembangunan.

    Dalam menghadapi kondisi tersebut, Giri Prasta menilai kolaborasi antarkota menjadi kunci utama menciptakan solusi yang berkelanjutan.

    “Kita hidup di masa di mana tantangan perkotaan semakin besar, Bali memiliki filosofi Tri Hita Karana, keseimbangan antara manusia, alam dan Tuhan, nilai ini sangat relevan untuk dijadikan roh pembangunan kota yang berkelanjutan,” kata dia.

    Di hadapan lebih dari 120 delegasi berbagai negara dan kota di kawasan Asia-Pasifik, Wagub Bali berpendapat bahwa pembangunan kota bukan hanya berfokus pada infrastruktur dan kemajuan fisik semata, tetapi juga harus mencakup pembangunan nilai-nilai kemanusiaan, keseimbangan lingkungan dan keharmonisan sosial.

    Pendapat ini selaras dengan tema CityNet Executive Committee Meeting Asia Pacific 2025 yaitu Building Harmony Rooted in Local Wisdom atau Membangun Harmoni yang Berakar pada Kearifan Lokal.

    Tema ini juga selaras dengan visi Bali dalam mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam strategi pembangunan kota modern dan ramah lingkungan.

    Untuk itu, menurut dia, filosofi Tri Hita Karana dapat menjadi model pembangunan kota yang mampu menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan pelestarian ekologi, terutama bagi kota moderen yang sedang menghadapi tekanan urbanisasi di Asia-Pasifik.

    Untuk menunjukkan upaya Bali dalam melalui tantangan di kota moderen dewasa ini, Kota Denpasar dalam forum CityNet Executive Committee Meeting Asia Pacific 2025 menampilkan potensi sebagai kota cerdas berbasis budaya melalui berbagai inovasi digital, pengelolaan lingkungan, serta penguatan peran masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan.

    Wagub Giri menjadikan forum ini wadah strategis bagi para pemimpin kota untuk memperkuat kerja sama, berbagi pengalaman, serta membangun jejaring menuju kota yang berkelanjutan, inklusif dan tangguh.

    Ia juga secara simbolis memasangkan udeng dan selendang endek khas Bali kepada perwakilan delegasi, menjadi simbol persahabatan dan semangat kebersamaan antar-kota di kawasan Asia-Pasifik.

    “Atas nama Pemprov Bali, saya mengucapkan selamat datang di Pulau Bali, pulau sejuta inspirasi, momentum ini menjadi wujud nyata semangat antar-lkota dan antarbangsa untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

    Ambassador Pemerintah Metropolitan Seoul Hong-Seok Koo menambahkan bahwa ia sepakat forum ini menjadi wadah berjejaring dan lebih jauh untuk mencari solusi tantangan masa depan kota.

    “Pertemuan ini bukan hanya tentang membangun jaringan, tetapi juga momentum untuk menciptakan masa depan kota yang lebih baik dan berkelanjutan,” ucapnya.

    Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tak Cuma Jakarta, Bahaya Mikroplastik Serbu Bandung hingga Denpasar

    Tak Cuma Jakarta, Bahaya Mikroplastik Serbu Bandung hingga Denpasar

    Bisnis.com, SURABAYA – Kontaminasi mikroplastik tingkat kandungan tertinggi ternyata menyebar di sejumlah kota besar Indonesia seperti Bandung hingga Denpasar, tidak hanya terjadi di wilayah Jakarta. 

    Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) dan Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ) mengungkap bahwa aktivitas pembakaran sampah plastik berkontribusi besar terhadap pencemaran udara oleh mikroplastik di Indonesia.

    Penelitian yang dilakukan sepanjang Mei hingga Juli 2025 yang dilakukan di 18 kota besar di tanah air tersebut menunjukkan bahwa 55% partikel mikroplastik yang tersebar di udara belasan wilayah tersebut berasal dari kegiatan pembakaran sampah plastik di tempat terbuka.

    Rafika Aprilianti, Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton menjelaskan bahwa kebiasaan sejumlah masyarakat yang melakukan kegiatan pembakaran sampah, utamanya sampah plastik di tempat-tempat terbuka, menjadi faktor penyumbang terbesar dalam pencemaran udara yang mengandung mikroplastik.

    “Sebanyak 55% sumber mikroplastik di udara berasal dari kegiatan pembakaran sampah plastik, sedangkan sektor transportasi menyumbang 33%, disusul oleh kegiatan laundry dan tumpukan sampah kemasan yang tak terkelola,” ungkap Rafika, Senin (27/10/2025).

    Rafika menjelaskan, berbagai aktivitas masyarakat tersebut kemudian menghasilkan jenis polimer plastik yang berbeda-beda, tergantung penggunaan dan bahan dari masing-masing produk plastik tersebut.

    Penelitian mikroplastik oleh Ecoton-SIEJ tersebut melalui tiga metode yang berjenjang. Pertama, melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan cawan petri di tiga lokasi berbeda di tiap-tiap kota. Selanjutnya, peneliti melakukan inventarisasi fisik mikroplastik menggunakan mikroskop Olympus CX dengan pembesaran 400 kali 

    “Terakhir, kami melakukan identifikasi jenis Polimer dengan FTIR. Identifikasi polimer ini merupakan tahap penting karena dengan mengetahui jenis polimer mikroplastik, maka akan bisa diketahui sumber atau asal mikroplastik,” ungkapnya.

    Berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan, terungkap bahwa jenis mikroplastik yang tersebar di udara mengandung partikel mikroplastik jenis polyolefin, PTFE, dan polyester, yang berasal dari produk plastik yang dipakai sehari-hari seperti kantong plastik, gelas plastik, styrofoam, dan peralatan plastik lainnya.

    Rafika memaparkan, sebaran kota dengan tingkat kandungan mikroplastik terbesar akibat pembakaran sampah plastik ditemukan di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Bandung, Semarang, Kupang, Denpasar, Surabaya, Pontianak, Sidoarjo, dan Gianyar.

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut, aktivitas pembakaran sampah plastik tersebut kemudian menghasilkan partikel mikroplastik yang terdispersi di udara melalui jelaga dan abu ringan, dan berpotensi terhirup manusia dan menghasilkan efek buruk bagi kesehatan.

    “Aktivitas manusia di sepuluh kota tersebut, di antaranya pembakaran sampah terbuka di permukiman, lahan kosong, area industri, serta sekitar hotel atau villa di kawasan wisata, terungkap menghasilkan partikel PTFE, polyolefin, dan polyester di udara,” tegasnya.

    Selain pembakaran sampah, faktor lain yang menyebabkan mikroplastik tersebar di udara adalah aktivitas rumah tangga dan penggunaan kemasan plastik sekali dengan kontribusi sebesar 33%, aktivitas industri dan konstruksi 27,8%, laundry dan tekstil domestik 22,2%, aktivitas transportasi 16,7%, aktivitas pariwisata 11,1%, perikanan dan pesisir 5,6%, serta pertanian 5,6%.

    “Temuan ini mengindikasikan bahwa praktik pembakaran sampah terbuka masih menjadi permasalahan serius di kawasan urban Indonesia. Terutama di daerah padat penduduk, kawasan industri, dan lingkungan perumahan yang tidak memiliki sistem pengelolaan sampah yang memadai,” jelas Rafika.

    Temuan partikel mikroplastik di udara tersebut akan menimbulkan gangguan yang serius bagi kesehatan manusia serta kerusakan lingkungan hidup. Ecoton pun mendorong upaya preventif untuk mengurangi pencemaran mikroplastik oleh masyarakat, salah satunya menghentikan kegiatan pembakaran sampah secara terbuka yang secara yuridis telah dilarang melalui undang-undang.

    ”Saat ini banyak ditemukan kegiatan pembakaran sampah dengan menggunakan tungku bakar alias pembakaran sampah secara terbuka. Kegiatan ini menjadi sumber utama dari pencemaran mikroplastik di udara. Undang-Undang Nomor 18/2008 tentang pengelolaan sampah telah melarang kegiatan membakar sampah. Namun, dengan membludaknya timbunan sampah membuat masyarakat menggunakan cara instan dengan membakar sampah,” pungkasnya.

  • 8
                    
                        Ramai soal Bangunan Serupa Lift di Kelingking Beach Nusa Penida, Pemkab Klungkung Beri Penjelasan
                        Denpasar

    8 Ramai soal Bangunan Serupa Lift di Kelingking Beach Nusa Penida, Pemkab Klungkung Beri Penjelasan Denpasar

    Ramai soal Bangunan Serupa Lift di Kelingking Beach Nusa Penida, Pemkab Klungkung Beri Penjelasan
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Ramai beredar di media sosial video pembangunan di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Diduga, akan didirikan bangunan lift kaca setinggi hingga 182 meter.
    Apabila wisatawan hendak mengunjungi Kelingking Beach, biasanya mereka harus melewati tangga yang cukup curam. Pembangunan lift ini disebut-sebut untuk memudahkan wisatawan saat berkunjung.
    Namun kemudian, muncul perdebatan. Proyek itu dianggap mengganggu pemandangan alami Kelingking Beach dan berisiko merusak lingkungan.
    Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Klungkung, Ni Made Sulistiawati menyampaikan, berdasarkan koordinasi dengan Dinas Perizinan, proyek itu sudah memiliki izin.
    “Berdasarkan koordinasi kami dengan Dinas Perizinan, mereka (pembangunan) sudah ada izinnya,” ungkap Sulistiawati, saat dikonfirmasi, pada Selasa (28/10/2025).
    Hanya saja, untuk lebih detail terkait dengan perizinan dan kepemilikan proyek itu, Sulistiawati menyebut perlu melakukan koordinasi dan mengecek terlebih dahulu dengan dinas-dinas terkait lainnya.
    Begitu pula dengan investornya, dia belum bisa memberikan penjelasan lebih lanjut.
    “Saya belum berani memberikan keterangan lebih lanjut lagi. Saya perlu koordinasikan lagi dengan Dinas PU, Dinas Perizinan, dan dengan Dinas Lingkungan Hidup. Nanti setelah saya dapat keterangan yang pasti dari masing-masing dinas, saya akan konfirmasikan kembali,” kata dia.
    Sebelumnya, Gubernur Bali, I Wayan Koster mengakui lemahnya pengawasan terhadap tata ruang dan perizinan selama ini telah menyebabkan terjadinya pelanggaran di berbagai tempat.
    Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan penerapan sistem
    Online Single Submission
    (OSS) yang tidak disertai evaluasi di tingkat daerah.
    Akibatnya, masyarakat tidak tahu apa yang tengah terjadi. Menurutnya, pemerintah daerah pun jadi tidak mengetahuinya sehingga terjadi carut-marut di lapangan.
    Koster menyampaikan persoalan itu dalam Rapat Paripurna ke-8 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025–2026, di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Rabu (22/10/2025).
    Dia juga mendukung langkah Panitia Khusus (Pansus) Tata Ruang, Aset, dan Perizinan (TRAP) DPRD Provinsi Bali dalam penegakan aturan di berbagai wilayah Bali.
    “Saya sudah mengikuti langkah-langkah dan upaya yang dilakukan Pansus TRAP di sejumlah wilayah serta tindakan sesuai kewenangan. Aktivitas Pansus dalam penegakan aturan terhadap tata ruang, aset, dan perizinan sudah sangat baik. Apa yang dilakukan saat ini merupakan bagian penting dari penataan Bali ke depan,” ungkap Koster dalam keterangan tertulisnya.
    Dia menegaskan, pada periode kali ini dia bertekad untuk bersih-bersih karena akan menata fondasi Bali untuk 100 tahun ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.