kab/kota: Demak

  • Pasang Sandbag hingga Gunakan Pompa, Ini Langkah-langkah Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Februari 2025

    Pasang Sandbag hingga Gunakan Pompa, Ini Langkah-langkah Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk Regional 5 Februari 2025

    Pasang Sandbag hingga Gunakan Pompa, Ini Langkah-langkah Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memperhatikan banjir yang melanda Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk akhir-akhir ini.
    Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, banjir di wilayah Kudu bukanlah kejadian baru. 
    Banjir terjadi akibat meluapnya sungai di wilayah tersebut, yang dikenal warga dengan nama Kali Kudu. 
    Salah satu penyebab utama adalah tersendatnya aliran air menuju laut karena pintu air di muara Kali Dumbo, Kabupaten Demak harus ditutup akibat kondisi pasang. 
    Hal itu menyebabkan air tertahan dan menggenangi permukiman di Kelurahan Kudu, terutama di RW 7 yang terdampak di 11 RT. 
    Secara geografis, Kali Kudu sejajar dengan jalan utama sehingga ketika debit air meningkat dan tidak dapat langsung mengalir ke laut. Oleh karenanya, air cenderung meluap ke jalan dan pemukiman warga. 
    Sementara itu, infrastruktur yang ada saat ini masih memiliki keterbatasan, terutama dalam sistem pengendalian air di muara sungai. 
    Walkot yang akrab disapa Mbak Ita itu menegaskan, permasalahan tersebut tidak bisa hanya diselesaikan di tingkat kota.
    Dia menilai, penyelesaian masalah banjir di Kudu memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). 
    “Kami tidak bisa saling menyalahkan. Yang perlu kami lakukan adalah mencari solusi bersama agar kejadian ini tidak terus berulang,” jelasnya dalam siaran pers, Rabu (5/2/2025). 
    Adapun Mbak Ita turut turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi terkini serta memastikan langkah-langkah cerdas strategis yang akan diambil guna mengatasi permasalahan banjir di Kudu. 
    Pertama
    ,
    Pemkot Semarang
    mengambil sejumlah langkah konkret, di antaranya pemasangan
    sandbag
    atau karung pasir yang digunakan untuk menahan limpasan air agar tidak semakin meluas ke pemukiman. 
    Sandbag
    akan ditempatkan di sepanjang aliran Kali Kudu yang berpotensi meluap. 
    Kedua
    , peninggian pintu air dan pompa kolam retensi PDAM. PDAM memiliki kolam retensi di wilayah tersebut.
    Namun, pintu air PDAM masih kurang tinggi sehingga tidak mampu menahan air dengan optimal. 
    Merespons hal itu, Pemkot Semarang tengah melakukan peninggian pintu air agar kapasitas pengendalian air lebih maksimal. 
    Ketiga
    , penyedotan air dengan pompa. Air yang tidak dapat mengalir ke laut akibat kondisi pasang memerlukan penyedotan air. Pompa pun menjadi solusi utama agar genangan cepat surut. 
    Lebih lanjut, Mbak Ita mengatakan, solusi darurat saja tidak cukup. Untuk itu, pihaknya menegaskan pentingnya pembangunan
    sheet pile
    (dinding penahan tanah) di sepanjang Kali Kudu. 
    Saat ini,
    sheet pile
    sudah dibangun di Sayung, Kabupaten Demak, tetapi belum menjangkau wilayah Kelurahan Kudu. 
    “Kami sudah meminta kepada BBWS untuk melanjutkan pembangunan
    sheet pile
    di wilayah ini,” ungkapnya. 
    Namun, kata dia, Pemkot Semarang memahami bahwa ada kendala anggaran yang harus diperhitungkan. 
    “Oleh karena itu, sambil menunggu pembangunan ini, kami akan terus mencari alternatif solusi yang lebih cepat,” ujarnya. 
    Untuk merespons dampak banjir, Pemkot Semarang memastikan bahwa warga terdampak mendapatkan bantuan yang cukup. 
    Dinas Sosial Kota Semarang juga menyalurkan sembako dan siap membuka dapur umum jika diperlukan. 
    Kemudian, Dinas Kesehatan Kota Semarang menugaskan tim medis dari Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal dan penyakit perut. 
    Banjir yang terjadi di Kelurahan Kudu itu pun menjadi pengingat bahwa persoalan tata kelola air memerlukan solusi komprehensif dan kolaboratif. 
    Pemkot Semarang menegaskan terus bersinergi dengan pemerintah pusat, daerah sekitar, serta berbagai
    stakeholder
    lainnya guna memastikan permasalahan banjir dapat ditangani secara sistematis dan berkelanjutan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Detik-detik IRT di Demak Tewas Kecelakaan saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Motor Korban Terseret Truk – Halaman all

    Detik-detik IRT di Demak Tewas Kecelakaan saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Motor Korban Terseret Truk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu di Demak, Jawa Tengah bernama Tri Lestari (48) tewas usai mengalami kecelakaan saat mencari gas elpiji 3 kilogram, Selasa (4/2/2025).

    Kecelakaan yang terjadi di Jalan Purwodadi-Semarang diselidiki Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.

    Kapolsek Kebonagung, AKP Suwondo, mengatakan korban yang menaiki sepeda motor terseret roda truk bernopol B 9096 R sekitar pukul 11.00 WIB.

    “Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” ucapnya, Selasa.

    Menurut AKP Suwondo, tak ada saksi mata dalam kecelakaan antara sepeda motor dan truk.

    Salah satu pedagang asongan melihat korban sudah terkapar di tengah jalan.

    “Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” lanjutnya.

    Sopir truk bernama Endras Moro Yulianto diduga tak mengetahui ada korban yang terseret sehingga tetap memacu kendaraan.

    “Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” tukasnya.

    Korban sempat berteriak minta tolong dan meninggal di lokasi kejadian.

    “Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap meninggal,” terangnya.

    Kondisi sepeda motor korban bernopol H 4072 BTE ringsek dengan tabung gas elpiji di sebelahnya.

    AKP Suwondo masih mendalami informasi terkait korban sedang mencari gas elpiji sebelum meninggal.

    “Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” imbuhnya.

    Dugaan sementara, korban menggunakan rem depan sehingga jatuh dan masuk ke kolong truk yang melaju dari arah Semarang menuju Purwodadi.

    “Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” pungkasnya.

    Sementara itu, suami korban, Sugeng, membenarkan Tri Lestari sedang mencari gas elpiji 3 kilogram saat kecelakaan.

    “Informasi mengenai meninggalnya istri saya diterima saat saya sedang berjualan,” ucapnya, Rabu (5/2/2025).

    Sugeng menceritakan istrinya kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram lantaran pangkalan mendahulukan pedagang.

    “Kemarin-kemarin sebelumnya memang kosong, lalu mencari ke Dempet tidak boleh dibeli, alasannya untuk pedagang, padahal saya hanya butuh satu tabung, dan akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa,” tuturnya.

    Tri Lestari kemudian mencari gas elpiji ke Kecamatan Gubug karena tak mendapat gas di sekitar tempat tinggal di Kecamatan Dempet.

    Namun, Tri Lestari justru meninggal karena mengalami kecelakaan.

    Ibu di Pamulang Tewas usai Antre Gas Elpiji

    Antrean panjang gas elpiji 3 kilogram memakan korban jiwa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.

    Seorang nenek bernama Yonih (62) pingsan setelah antre selama satu jam dan dinyatakan meninggal saat dievakuasi ke rumah sakit, Senin (3/2/2025).

    Kerabat korban, Rohaya, mengaku melihat Yonih membawa dua tabung gas kosong Senin sekitar pukul 11.00 WIB. 

    Saat itu, Yonih diminta mengambil KTP sebagai syarat pembelian gas elpiji 3 kilogram.

    Lokasi pangkalan gas dengan rumah Yonih berjarak 500 meter.

    “Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau ke mana, dia bilang mau ngantre gas, bawa tabung gas dua masih kosong, tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” bebernya, Senin, dikutip dari TribunTangerang.com.

    Setelah mengambil KTP, Yonih berangkat kembali ke pangkalan gas dan sempat beristirahat di kios laundry.

    “Dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet,” tuturnya.

    Para warga mengevakuasi Yonih ke Rumah Sakit Permata, namun nyawanya tak tertolong.

    “Dia ngomong Allahuakbar, Allahuakbar, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab).”

    “Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” lanjutnya.

    Sebelum meninggal, Yonih memiliki keinginan untuk berangkat umroh.

    “Orangnya rajin banget terus dia kan bilang ingin pergi umroh dan lagi ngumpulin uang untuk berangkat umroh,” tukasnya.

    Yonih dikenal sebagai pekerja keras dan rajin dalam melakukan banyak hal.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul Kronologi Yonih Warga Pamulang Meninggal Diduga karena Kelelahan usai Antre Gas Elpiji 3 Kilo

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah) (Kompas.com/Nur Zaidi)

  • Detik-detik IRT di Demak Tewas Kecelakaan saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Motor Korban Terseret Truk – Halaman all

    Emak-emak di Demak Tewas Terlindas Truk Tronton Saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Ini Penjelasan Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DEMAK – Tri Lestari (48), seorang ibu rumah tangga di Demak, Jawa Tengah, tewas karena terlindas truk tronton saat mencari gas LPG 3 Kg pada Selasa (4/2/2025).

    Selasa kemarin, gas LPG atau Elpiji ukuran 3 Kg memang susah dicari di pasar karena kebijakan pemerintah yang mewajibkan hanya pangkalan yang bisa menjual LPG.

    Kapolsek Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo, membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.

    Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.

    “Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.

    Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.

    Suwondo mengatakan korban saat itu mengendarai sepeda motor jenis Beat berpelat H 4072 BTE.

    Korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.

    “Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.

    Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.

    “Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.

    Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Tri Lestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.

    “Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.

    Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.

    “Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi nyari saksi yang melihat bakul asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” ungkapnya.

    Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.

    “Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.

    Duka suami

    Kepergian Tri Lestari menyisakan duka mendalam bagi suaminya Sugeng (49), serta kedua anaknya.

    Alih-alih istri mendapatkan elpiji, Sugeng justru mendengar kabar bahwa istrinya meninggal dunia terlindas truk tronton sewaktu dirinya mangkal berjualan di salah satu sekolah.

    “(Informasi istri meninggal) Waktu jualan dijemput adik saya di depan sekolah SMK Fadilah sana,” kata Sugeng, yang diselimuti rasa duka, Rabu (5/2/2025).

    Sugeng bercerita, dirinya mengalami kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg di wilayah Dempet dalam tiga hari terakhir.

    Meskipun sempat mendapati elpiji di salah satu toko, namun tidak boleh dibeli dengan alibi untuk para pedagang, sehingga terpaksa pulang dengan tangan kosong.

    “Kemarin-kemarin sebelumnya emang kosong, terus nyari ke Dempet ada batnya gak boleh dibeli. Katanya untuk bakul-bakul (pedagang) semua, padahal cuma satu tabung aja, pulang gak bawa,” tuturnya.

    Tidak menyerah sampai di situ, Lestari kemudian pergi lagi ke wilayah Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, demi mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak di rumah dan Sugeng yang menjadi pedagang pentol keliling.

    “Lah, kosong terus pergi lagi ke Gubug sana, yang di Gubug itu tidak dapat kan buat jualan pentol,” katanya. Ironisnya, bukan elpiji yang didapat, Lestari justru tertimpa musibah kecelakaan hingga menghembuskan napas terakhirnya.

    Korban diduga terpeleset

    Tri Lestari meninggal dunia usai terlindas truk tronton nomor polisi B 9096 TEX di Jalan Semarang-Grobogan pada Selasa (4/2/2025) pukul 11.00 WIB.

    Kepala Unit Penegakkan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo mengatakan, insiden bermula dari pengendara sepeda motor berplat H 4072 BTE yang dikemudikan Lestari hendak mendahului truk dari sisi.

    Karena diduga kurang konsentrasi, Tri terpeleset dan jatuh ke kolong truk sedangkan sepeda motor miliknya jatuh ke kiri. Atas peristiwa itu, Lestari mengalami luka berat, patah kedua kaki dan luka terbuka sehingga meninggal dunia di tempat.

    “Untuk kaki kanan ibu tersebut terlindas oleh KBM truk tronton, sepeda motor tidak terkena, yang terkena pengendara dari sepeda motor tersebut,” terang Bambang, dihubungi melalui telepon, Rabu.

    Sementara ini, pengendara truk tronton inisial RE (55), warga asal Kabupaten Grobogan, diamankan di Polres Demak. (Tribun Jateng/Kompas.com)

     

  • Masih Pakai Sarung 10 Santri Asal Grobogan Bolos hingga ke Blora, Diamankan Satpol PP

    Masih Pakai Sarung 10 Santri Asal Grobogan Bolos hingga ke Blora, Diamankan Satpol PP

    TRIBUNJATENG.COM. BLORA – Satpol PP Blora mengamankan 10 santri pondok pesantren asal Kabupaten Grobogan. 

    Santri-santri itu diduga membolos saat jam sekolah. Satpol PP mengamankan mereka saat tengah bergerombol di Perempatan Biandono, Blora, Selasa (4/2/2025).

    Para santri yang mengenakan sarung saat diamankan itu, diberikan hukuman fisik dan potong gundul, sebagai pemberian efek jera.

    Kepala Bidang Ketertiban Umum, Ketentraman, dan Perlindungan Masyarakat Satpol PP Blora, Yugo Wahyudi, menjelaskan kronologi para santri itu diamankan.

    “Jadi anak-anak ini seharusnya belajar di Pondok Pesantren, tapi kenyataannya mereka sedang berada di traffic light di Biandono.”

    “Sampai ke Blora itu naik kendaraan umum dan rencananya informasinya mau ke Demak. Cuma kok alasannya sudah nggak masuk akal akhirnya kami ambil dan kami bawa ke kantor,” katanya.

    Lebih lanjut, Yugo, menyampaikan, telah memberikan pengarahan kepada anak-anak dan diberikan sedikit pembelajaran seperti hukuman fisik.

    Pihaknya juga mengingatkan kepada para santri itu untuk tertib dalam menimba ilmu sekolah atau di Pondok Pesantren. 

    “Ini yang kami tangkap jumlahnya ada 10 anak. Untuk umurnya kisaran 12 tahun dan 13 tahun. Setelah ada penindakan ini kami kembalikan ke Grobogan,” paparnya.(Iqs)

     

  • Kecelakaan Maut di Demak: Seorang Ibu Tewas Terlindas Truk saat Cari Gas 3 Kg

    Kecelakaan Maut di Demak: Seorang Ibu Tewas Terlindas Truk saat Cari Gas 3 Kg

    TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Demak viral di media sosial.

    Video yang beredar menarasikan berita duka seorang ibu terlindas truk saat kalut mencari gas melon yang kosong.

    Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo, membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.

    Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.

    “Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.

    Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.

    Lebih lanjut, dia mengatakan, korban atas nama Trilestari warga asal Kecamatan Demak, saat kejadian mengendarai sepeda motor jenis Beat berplat H 4072 BTE.

    Korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.

    “Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.

    Sempat teriak minta tolong sebelum meninggal

    Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.

    “Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.

    Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Trilestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.

    “Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.

    Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.

    “Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi nyari saksi yang melihat bakul asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” ungkapnya.

    Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.

    “Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.

    Kejadian tersebut viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @infodema***. 

    Video tersebut menarasikan berita duka seorang ibu di Demak terlindas truk, saat kalut cari gas melon yang kosong.

    Video memperlihatkan seseorang terjepit di roda truk, tidak jauh dari lokasi sepeda motor yang tergeletak terdapat tabung gas elpiji 3 kg.

    “Kasihan dan miris… seorang ibu muda meninggal dunia dunia.. akibat terlindas truk saat kebingungan mencari gas melon,” tulis akun tersebut.

    “Mungkin sang ibu bingung sehingga tidak bisa konsentrasi dan fokus berkendara Selasa 04 Februari tkp dempel mintreng kebonagung ndemak admin nderek berduka semoga almarhum tenang di sisinya,” sambung caption akun tersebut. (*)

     

  • Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Februari 2025

    Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang Regional 5 Februari 2025

    Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Viral, video di media sosial seorang ibu rumah tangga meninggal dunia
    terlindas truk
    saat mencari gas elpiji 3 kilogram di Jalan Purwodadi-Semarang, Selasa (4/2/2025).
    Video diunggah akun Instagram @infodema*** yang menarasikan berita duka seorang ibu di
    Demak
    terlindas truk, saat kalut cari gas melon yang kosong.
    Video memperlihatkan seseorang terjepit di roda truk, tidak jauh dari lokasi sepeda motor yang tergeletak terdapat tabung gas elpiji 3 kg.

    Kasihan dan miris… seorang ibu muda meninggal dunia dunia.. akibat terlindas truk saat kebingungan mencari gas melon
    ,” tulis akun tersebut.

    Mungkin sang ibu bingung sehingga tidak bisa konsentrasi dan fokus berkendara Selasa 04 Februari tkp dempel mintreng kebonagung ndemak admin nderek berduka semoga almarhum tenang di sisinya
    ,” sambung caption akun tersebut.


    Lantas, benarkah hal itu?
    Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.
    Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit
    Kecelakaan Lalu Lintas
    Polres Demak.
    “Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.
    Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
    Lebih lanjut, dia mengatakan, korban atas nama Trilestari warga asal Kecamatan Demak, saat kejadian mengendarai sepeda motor jenis Beat berplat H 4072 BTE.
    Kronologi kejadian, korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.
    “Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.
    Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.
    “Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.
    Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Trilestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.
    “Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi
    lah wong
    posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.
    Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.
    “Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi
    nyari
    saksi yang melihat
    bakul
    asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa
    kan
    tidak tahu,” ungkapnya.
    Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.
    “Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin
    ngerem
    depan
    gubet
    , orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.
    Dia juga mengimbau, supaya masyarakat senantiasa mentaati aturan lalu lintas dan berhati ketika berkendara di jalan raya.
    Informasi tambahan, bidik layar percakapan seorang ibu meninggal terlindas truk sewaktu mencari gas elpiji juga dibagikan story akun Instagram @infokejadia***.
    Isi percakapan diduga seorang kerabat memberi tahu sanak saudara atas peristiwa itu.

    Mak.ne umi tinggal dek, tolong ibu mu omongi (Ibunya Umi meninggal dek, tolong ibumu diberitahu)”.

    Loro opo piye?
    (sakit atau bagaimana)”.

    Kecelakaan nek gubug pas golek gas dek awan mau
    .
    Kelindes trek
    (kecelakaan di Gubug ketika mencari gas dek siang tadi.
    Terlindas truk
    “.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga di Demak Mulai Mengeluhkan Gatal-gatal hingga Diare Akibat Banjir

    Warga di Demak Mulai Mengeluhkan Gatal-gatal hingga Diare Akibat Banjir

    Demak, Beritasatu.com – Banjir melanda sembilan desa yang ada di Demak, Jawa Tengah, membuat warga mulai mengeluhkan sakit gatal-gatal, demam hingga diare. Warga berharap layanan kesehatan dapat terjun di tengah warga yang bertahan di rumah.

    Hampir sepekan banjir di wilayah Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah tidak kunjung surut justru bertambah karena curah hujan dengan intensitas tinggi. Selama berhari-hari berkecimpung dengan air yang mencapai satu meter di lokasi yang rendah membuat warga kini mulai terserang penyakit.

    Salah satu warga, Irfan mengaku, hampir semua masyarakat di komplek permukimannya mulai mengeluhkan gatal-gatal karena kutu air di kaki. Sejumlah anak-anak selain gatal-gatal juga mulai terserang demam, hingga diare.

    “Ini sudah mulai gatal-gatal. Hampir semua warga sini. Karena air campuran dari limbah rumah tangga. Anak-anak demam, mual,” kata warga Desa Sayung, Irfan kepada awak media, Selasa (4/2/2025).

    Kondisi serupa juga dialami Siti Musaadah menyebut, gatal-gatal yang dialaminya semakin perih karena masih belum adanya layanan pengobatan gratis yang turun langsung di tengah banjir. Selain itu warga juga mulai kesulitan air bersih dan minimnya bantuan.

    Menurutnya, selain karena air hujan juga limbah rumah tangga, hingga air rob yang bercampur sehingga membuat masyarakat mengeluhkan gatal-gatal.

    Hingga kini update terbaru banjir di Demak terus meluas hingga bertambah menjadi sembilan desa pada dua kecamatan. Tercatat 2.532 rumah tergenang banjir, di mana 25.981 jiwa terdampak dan 179 jiwa diantaranya mulai memilih mengungsi pada tiga tempat posko pengungsian.

  • Ada Pernikahan di Tengah Banjir Demak, Keluarga Besan Gunakan Truk Tronton Terobos Banjir 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        4 Februari 2025

    Ada Pernikahan di Tengah Banjir Demak, Keluarga Besan Gunakan Truk Tronton Terobos Banjir Regional 4 Februari 2025

    Ada Pernikahan di Tengah Banjir Demak, Keluarga Besan Gunakan Truk Tronton Terobos Banjir
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Ramai di media sosial video rombongan besan keluarga pengantin menggunakan sebuah truk tronton untuk menerobos kondisi banjir di
    Demak
    , Jawa Tengah, Senin (3/2/2025).
    Rekaman video berdurasi 34 detik itu tersebar di media sosial WhatsApp, seseorang juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka dan mengarahkan ke rute jalan keluar.
    Video yang diterima
    Kompas.com
    , memperlihatkan belasan orang menaiki truk meninggalkan sebuah rumah dan gambar beralih ke dalam rumah yang menunjukan sepasang pengantin lengkap dengan dekorasi sederhana.


    Belakang diketahui, pengantin yang tengah berbahagia itu pasangan Indra Puji Saputra (20) dan Dwi Nur Aini (21), warga Desa Prampelan, Kecamatan Sayung.
    Mereka melaksanakan acara pernikahan di rumah mempelai putri, Dwi, dengan sederhana di tengah banjir, tanpa pesta resepsi.
    Pantauan di lokasi pada Senin sore, banjir menggenangi sekitar rumah yang berada di lingkungan RT 02 RW 2 Desa Prampelan dengan kedalaman air mencapai 70 sentimeter.
    Rumah Dwi yang lebih tinggi dari permukaan tanah nyaris terendam, sementara air hanya menggenangi teras rumah hingga mencapai 15 sentimeter.
    Dwi membenarkan, bawha dalam video tersebut keluarga yang menghadiri acara pernikahannya dengan menaiki truk tronton.
    “Kendalanya ada air, iya tadi (kelurga) naik tronton,” ujar Dwi, saat ditemui di rumahnya pada Senin sore.
    Perasaan campur aduk antara haru dan bahagia menyelimuti Dwi, ia tak mengira hari pernikahan yang tengah terjadwal diterpa banjir.
    “Ya ada senang, susahnya juga, keadaannya juga banjir, ya dijalanin aja lah,” katanya.
    Lebih lanjut, dia mengungkapkan pernikahannya bersama Indra sudah dijadwalkan jauh hari dengan sederhana untuk memenuhi syarat agama dan negara.
    Adapun untuk pesta perkawinan akan dijadwalkan kemudian hari.
    “Sudah lama juga (rencana menikah), Alhamdulillah lancar tidak ada halangan, kendalanya ini ada air,” katanya lagi.
    Diketahui, banjir melanda Desa Prampelan dalam sepekan terakhir dan dua hari belakangan genangan air kian meninggi.
    Dampak banjir di Desa Prampelan, setidaknya seratus orang kini tengah mengungsi di balai desa setempat.
    “Dari kemarin malam yang
    ngusungi
    ada 5, tapi karena airnya tambah-tambah, jumlah pengungsi tambah. Saat ini ada 30 KK 105 jiwa,” terang Kepala Desa Prampelan, Muhammad Qoif, kepada wartawan, Senin siang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dalam Sepekan BNPB Semai 26 Ton Garam Kendalikan Hujan Ekstrem di 4 Provinsi

    Dalam Sepekan BNPB Semai 26 Ton Garam Kendalikan Hujan Ekstrem di 4 Provinsi

    JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah menghabiskan sebanyak 26 ton garam untuk disemai ke gumpalan awan hujan potensial dalam sepekan terakhir, sebagai upaya mengendalikan intensitas hujan ekstrem atau sangat deras di empat provinsi.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan penyemaian puluhan ton garam/NaCl ini dilakukan atas rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Adapun pada periode 20 Januari – 2 Februari BMKG mendeteksi aktifnya fenomena atmosfer dan bibit siklon yang berpotensi menimbulkan hujan ekstrem dan memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang sehingga dibutuhkan intervensi modifikasi cuaca melalui penyemaian garam.

    “Rekomendasi pelaksanaan operasi modifikasi cuaca dari BMKG dan BNPB yang melakukannya di Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, dan terakhir di Jawa Timur yang kemarin baru diselesaikan,” katanya dilansir ANTARA, Senin, 3 Februari.

    BNPB menghabiskan sebanyak delapan ton garam dan tiga ton kapur kalsium oksida (CaO) yang disemai dalam 11 kali penerbangan pesawat untuk mengendalikan intensitas hujan di Provinsi Lampung pada 23-27 Januari.

    Pada periode tersebut lima kabupaten/kota dilanda banjir hingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia, lebih dari 2.812 orang warga mengungsi, lebih dari 14.823 rumah dan bahkan merendam sawah seluar 4.456,4 hektare.

    Hal serupa juga terjadi di Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan total dalam operasi yang berlangsung pada 29-30 Januari ini, BNPB menghabiskan dua – tiga ton garam di dua provinsi tersebut. Curah hujan sejak 1-25 Januari 2025 telah menyebabkan banjir di berbagai wilayah, jumlah warga yang terdampak sebanyak 24.618 keluarga atau 68.072 jiwa, sedangkan rumah yang terendam 21.673 unit rumah.

    Operasi modifikasi cuaca di Jawa Tengah berlangsung 29 – 30 Januari dengan garam yang disemai sebanyak enam ton NaCl, dan terakhir dilakukan di Jawa Timur pada 31 Januari -2 Februari menyemai sebanyak tujuh ton NaCl.

    Pada periode tersebut hujan intensitas deras juga memicu terjadinya bencana banjir dan disertai tanah longsor dengan jumlah korban dan dampak kerusakan infrastruktur yang signifikan seperti jembatan, jalan, dan hingga rumah warga di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Kendal, Batang dan Demak di Provinsi Jawa Tengah.

    Tercatat ada lebih dari 30 ribu orang warga menderita akibat bencana di lima kabupaten tersebut. BNPB sebanyak 22 orang warga meninggal dunia termasuk balita berusia 5 bulan, 13 orang luka-luka, dan masih ada empat orang hilang di Desa Petungkriyono, Pekalongan.

    “Selanjutnya kami melihat rekomendasi dari BMKG, apakah urgen atau tidak modifikasi cuaca ini untuk terus dilakukan, dilihat pula efektivitasnya per daerah -harus tepat sasaran- karena biaya operasi modifikasi cuaca ini mahal,” kata Abdul Muhari.

  • Daftar Harga Gas LPG dan Bright Gas Februari 2025

    Daftar Harga Gas LPG dan Bright Gas Februari 2025

    Selain gas LPG, Bright Gas juga menjadi pilihan utama masyarakat, terutama bagi konsumen yang menginginkan gas dengan kualitas lebih tinggi dan dengan harga yang tidak disubsidi.

    Bright Gas memiliki berbagai pilihan ukuran, seperti 5,5 kg dan 12 kg, dan tersedia di berbagai daerah di Indonesia dengan harga yang bervariasi sesuai dengan lokasi distribusinya. 

    Berikut ini adalah daftar harga Bright Gas untuk bulan Februari 2025 berdasarkan wilayah di Indonesia:

    1. Di Aceh, termasuk di wilayah Aceh Besar, Langsa, dan Lhokseumawe, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sedangkan untuk ukuran 12 kg dihargai Rp194.000.

    2. Di Sumatera Utara, yang mencakup Binjai, Deli Serdang, Labuhanbatu Selatan, Medan, dan Simalungun, harga elpiji 5,5 kg mencapai Rp94.000, sedangkan elpiji 12 kg dibanderol Rp194.000.

    3. Di Sumatera Barat, khususnya di Padang dan Payakumbuh, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan untuk elpiji 12 kg dibanderol Rp194.000.

    4. Di Riau, mencakup Dumai dan Pekanbaru, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp194.000.

    5. Di Kepulauan Riau, meliputi Batam dan Bintan, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp194.000.

    6. Di Jambi, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sedangkan elpiji 12 kg dihargai Rp194.000 di kota Jambi.

    7. Di Sumatera Selatan, termasuk Lubuk Linggau, Ogan Ilir, dan Palembang, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp94.000, sementara elpiji ukuran 12 kg harganya Rp194.000.

    8. Di Bengkulu, tepatnya di kota Bengkulu, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara elpiji 12 kg dihargai Rp194.000.

    9. Di Lampung, termasuk Bandar Lampung dan Metro, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp194.000.

    10. Di Bangka Belitung, yang meliputi Bangka, Bangka Barat, dan Belitung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    11. Di Banten, termasuk Serang dan Tangerang, harga elpiji 5,5 kg dibanderol Rp90.000, sedangkan elpiji 12 kg seharga Rp192.000.

    12. Di DKI Jakarta, yang mencakup Jakarta Barat dan Jakarta Utara, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp192.000.

    13. Di Jawa Barat, termasuk kota-kota seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Cianjur, Garut, Indramayu, Karawang, Sukabumi, dan Tasikmalaya, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp192.000.

    14. Di Jawa Tengah, yang mencakup Boyolali, Cilacap, Demak, Kudus, Pemalang, Semarang, Solo, dan Tegal, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sedangkan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    15. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya di Bantul dan Sleman, harga elpiji ukuran 5,5 kg tercatat Rp90.000, dan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    16. Di Jawa Timur, termasuk kota-kota seperti Banyuwangi, Gresik, Kediri, Malang, Ngawi, Pamekasan, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, dan Tulungagung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp90.000, sedangkan harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    17. Di Bali, yang meliputi Badung, Denpasar, dan Tabanan, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp90.000, sementara harga elpiji 12 kg adalah Rp192.000.

    18. Di Nusa Tenggara Barat, khususnya di Lombok, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp90.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp192.000.

    19. Di Kalimantan Barat, tepatnya di Pontianak, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg dibanderol Rp202.000.

    20. Di Kalimantan Tengah, yang meliputi Palangkaraya dan Kotawaringin Timur, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    21. Di Kalimantan Selatan, termasuk Banjar, Banjarbaru, Tabalong, dan Tanah Bumbu, harga elpiji ukuran 5,5 kg adalah Rp97.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp202.000.

    22. Di Kalimantan Timur, yang mencakup Balikpapan, Kutai Kartanegara, dan Samarinda, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp202.000.

    23. Di Kalimantan Utara, khususnya di Tarakan, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp107.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp229.000.

    24. Di Sulawesi Selatan, yang meliputi Makassar dan Pare-Pare, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, sementara harga elpiji 12 kg tercatat Rp194.000.

    25. Di Sulawesi Tengah, tepatnya di Palu, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp94.000, dan elpiji 12 kg dihargai Rp194.000.

    26. Di Gorontalo, khususnya di kota Gorontalo, harga elpiji ukuran 5,5 kg tercatat Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    27. Di Sulawesi Utara, tepatnya di Bitung, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, dan harga elpiji 12 kg dibanderol Rp202.000.

    28. Di Sulawesi Tenggara, yang meliputi Kendari, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp97.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp202.000.

    29. Di Maluku, khususnya di Ambon, harga elpiji 5,5 kg adalah Rp117.000, sementara harga elpiji 12 kg dibanderol Rp249.000.

    30. Di Papua, tepatnya di Jayapura, harga elpiji 5,5 kg tercatat Rp117.000, sedangkan harga elpiji 12 kg mencapai Rp249.000.

    Dengan rincian harga tersebut, dapat dipahami bahwa harga gas LPG dan Bright Gas sangat bervariasi tergantung pada lokasi distribusi. Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk biaya transportasi, jarak distribusi, dan kebutuhan setempat di setiap daerah.