Pasang Sandbag hingga Gunakan Pompa, Ini Langkah-langkah Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memperhatikan banjir yang melanda Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk akhir-akhir ini.
Wali Kota (Walkot) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, banjir di wilayah Kudu bukanlah kejadian baru.
Banjir terjadi akibat meluapnya sungai di wilayah tersebut, yang dikenal warga dengan nama Kali Kudu.
Salah satu penyebab utama adalah tersendatnya aliran air menuju laut karena pintu air di muara Kali Dumbo, Kabupaten Demak harus ditutup akibat kondisi pasang.
Hal itu menyebabkan air tertahan dan menggenangi permukiman di Kelurahan Kudu, terutama di RW 7 yang terdampak di 11 RT.
Secara geografis, Kali Kudu sejajar dengan jalan utama sehingga ketika debit air meningkat dan tidak dapat langsung mengalir ke laut. Oleh karenanya, air cenderung meluap ke jalan dan pemukiman warga.
Sementara itu, infrastruktur yang ada saat ini masih memiliki keterbatasan, terutama dalam sistem pengendalian air di muara sungai.
Walkot yang akrab disapa Mbak Ita itu menegaskan, permasalahan tersebut tidak bisa hanya diselesaikan di tingkat kota.
Dia menilai, penyelesaian masalah banjir di Kudu memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Kami tidak bisa saling menyalahkan. Yang perlu kami lakukan adalah mencari solusi bersama agar kejadian ini tidak terus berulang,” jelasnya dalam siaran pers, Rabu (5/2/2025).
Adapun Mbak Ita turut turun langsung ke lokasi untuk meninjau kondisi terkini serta memastikan langkah-langkah cerdas strategis yang akan diambil guna mengatasi permasalahan banjir di Kudu.
Pertama
,
Pemkot Semarang
mengambil sejumlah langkah konkret, di antaranya pemasangan
sandbag
atau karung pasir yang digunakan untuk menahan limpasan air agar tidak semakin meluas ke pemukiman.
Sandbag
akan ditempatkan di sepanjang aliran Kali Kudu yang berpotensi meluap.
Kedua
, peninggian pintu air dan pompa kolam retensi PDAM. PDAM memiliki kolam retensi di wilayah tersebut.
Namun, pintu air PDAM masih kurang tinggi sehingga tidak mampu menahan air dengan optimal.
Merespons hal itu, Pemkot Semarang tengah melakukan peninggian pintu air agar kapasitas pengendalian air lebih maksimal.
Ketiga
, penyedotan air dengan pompa. Air yang tidak dapat mengalir ke laut akibat kondisi pasang memerlukan penyedotan air. Pompa pun menjadi solusi utama agar genangan cepat surut.
Lebih lanjut, Mbak Ita mengatakan, solusi darurat saja tidak cukup. Untuk itu, pihaknya menegaskan pentingnya pembangunan
sheet pile
(dinding penahan tanah) di sepanjang Kali Kudu.
Saat ini,
sheet pile
sudah dibangun di Sayung, Kabupaten Demak, tetapi belum menjangkau wilayah Kelurahan Kudu.
“Kami sudah meminta kepada BBWS untuk melanjutkan pembangunan
sheet pile
di wilayah ini,” ungkapnya.
Namun, kata dia, Pemkot Semarang memahami bahwa ada kendala anggaran yang harus diperhitungkan.
“Oleh karena itu, sambil menunggu pembangunan ini, kami akan terus mencari alternatif solusi yang lebih cepat,” ujarnya.
Untuk merespons dampak banjir, Pemkot Semarang memastikan bahwa warga terdampak mendapatkan bantuan yang cukup.
Dinas Sosial Kota Semarang juga menyalurkan sembako dan siap membuka dapur umum jika diperlukan.
Kemudian, Dinas Kesehatan Kota Semarang menugaskan tim medis dari Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal dan penyakit perut.
Banjir yang terjadi di Kelurahan Kudu itu pun menjadi pengingat bahwa persoalan tata kelola air memerlukan solusi komprehensif dan kolaboratif.
Pemkot Semarang menegaskan terus bersinergi dengan pemerintah pusat, daerah sekitar, serta berbagai
stakeholder
lainnya guna memastikan permasalahan banjir dapat ditangani secara sistematis dan berkelanjutan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Demak
-
/data/photo/2025/02/05/67a369a679a90.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pasang Sandbag hingga Gunakan Pompa, Ini Langkah-langkah Pemkot Semarang Atasi Banjir di Genuk Regional 5 Februari 2025
-

Detik-detik IRT di Demak Tewas Kecelakaan saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Motor Korban Terseret Truk – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu di Demak, Jawa Tengah bernama Tri Lestari (48) tewas usai mengalami kecelakaan saat mencari gas elpiji 3 kilogram, Selasa (4/2/2025).
Kecelakaan yang terjadi di Jalan Purwodadi-Semarang diselidiki Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.
Kapolsek Kebonagung, AKP Suwondo, mengatakan korban yang menaiki sepeda motor terseret roda truk bernopol B 9096 R sekitar pukul 11.00 WIB.
“Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” ucapnya, Selasa.
Menurut AKP Suwondo, tak ada saksi mata dalam kecelakaan antara sepeda motor dan truk.
Salah satu pedagang asongan melihat korban sudah terkapar di tengah jalan.
“Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” lanjutnya.
Sopir truk bernama Endras Moro Yulianto diduga tak mengetahui ada korban yang terseret sehingga tetap memacu kendaraan.
“Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” tukasnya.
Korban sempat berteriak minta tolong dan meninggal di lokasi kejadian.
“Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap meninggal,” terangnya.
Kondisi sepeda motor korban bernopol H 4072 BTE ringsek dengan tabung gas elpiji di sebelahnya.
AKP Suwondo masih mendalami informasi terkait korban sedang mencari gas elpiji sebelum meninggal.
“Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” imbuhnya.
Dugaan sementara, korban menggunakan rem depan sehingga jatuh dan masuk ke kolong truk yang melaju dari arah Semarang menuju Purwodadi.
“Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” pungkasnya.
Sementara itu, suami korban, Sugeng, membenarkan Tri Lestari sedang mencari gas elpiji 3 kilogram saat kecelakaan.
“Informasi mengenai meninggalnya istri saya diterima saat saya sedang berjualan,” ucapnya, Rabu (5/2/2025).
Sugeng menceritakan istrinya kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kilogram lantaran pangkalan mendahulukan pedagang.
“Kemarin-kemarin sebelumnya memang kosong, lalu mencari ke Dempet tidak boleh dibeli, alasannya untuk pedagang, padahal saya hanya butuh satu tabung, dan akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa,” tuturnya.
Tri Lestari kemudian mencari gas elpiji ke Kecamatan Gubug karena tak mendapat gas di sekitar tempat tinggal di Kecamatan Dempet.
Namun, Tri Lestari justru meninggal karena mengalami kecelakaan.
Ibu di Pamulang Tewas usai Antre Gas Elpiji
Antrean panjang gas elpiji 3 kilogram memakan korban jiwa di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Seorang nenek bernama Yonih (62) pingsan setelah antre selama satu jam dan dinyatakan meninggal saat dievakuasi ke rumah sakit, Senin (3/2/2025).
Kerabat korban, Rohaya, mengaku melihat Yonih membawa dua tabung gas kosong Senin sekitar pukul 11.00 WIB.
Saat itu, Yonih diminta mengambil KTP sebagai syarat pembelian gas elpiji 3 kilogram.
Lokasi pangkalan gas dengan rumah Yonih berjarak 500 meter.
“Pagi masih ketemu saya di depan, saya tanya mau ke mana, dia bilang mau ngantre gas, bawa tabung gas dua masih kosong, tapi disuruh pulang lagi suruh pake KTP,” bebernya, Senin, dikutip dari TribunTangerang.com.
Setelah mengambil KTP, Yonih berangkat kembali ke pangkalan gas dan sempat beristirahat di kios laundry.
“Dijemput lah sama menantunya pas sampai di rumah langsung pingsan dia sudah bawa tabung gas dapet,” tuturnya.
Para warga mengevakuasi Yonih ke Rumah Sakit Permata, namun nyawanya tak tertolong.
“Dia ngomong Allahuakbar, Allahuakbar, terus saya ajak ngomong udah enggak nyaut (menjawab).”
“Saya minumin aja sudah tidak mau. Langsung dibawa ke rumah sakit Permata, sampai di sana sudah tidak ada, sudah meninggal dunia,” lanjutnya.
Sebelum meninggal, Yonih memiliki keinginan untuk berangkat umroh.
“Orangnya rajin banget terus dia kan bilang ingin pergi umroh dan lagi ngumpulin uang untuk berangkat umroh,” tukasnya.
Yonih dikenal sebagai pekerja keras dan rajin dalam melakukan banyak hal.
Sebagian artikel telah tayang di TribunTangerang.com dengan judul Kronologi Yonih Warga Pamulang Meninggal Diduga karena Kelelahan usai Antre Gas Elpiji 3 Kilo
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunTangerang.com/Ikhwana Mutuah) (Kompas.com/Nur Zaidi)
-

Emak-emak di Demak Tewas Terlindas Truk Tronton Saat Cari Gas Elpiji 3 Kg, Ini Penjelasan Polisi – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, DEMAK – Tri Lestari (48), seorang ibu rumah tangga di Demak, Jawa Tengah, tewas karena terlindas truk tronton saat mencari gas LPG 3 Kg pada Selasa (4/2/2025).
Selasa kemarin, gas LPG atau Elpiji ukuran 3 Kg memang susah dicari di pasar karena kebijakan pemerintah yang mewajibkan hanya pangkalan yang bisa menjual LPG.
Kapolsek Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo, membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.
Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.
“Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.
Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
Suwondo mengatakan korban saat itu mengendarai sepeda motor jenis Beat berpelat H 4072 BTE.
Korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.
“Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.
Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.
“Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.
Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Tri Lestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.
“Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.
Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.
“Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi nyari saksi yang melihat bakul asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” ungkapnya.
Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.
“Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.
Duka suami
Kepergian Tri Lestari menyisakan duka mendalam bagi suaminya Sugeng (49), serta kedua anaknya.
Alih-alih istri mendapatkan elpiji, Sugeng justru mendengar kabar bahwa istrinya meninggal dunia terlindas truk tronton sewaktu dirinya mangkal berjualan di salah satu sekolah.
“(Informasi istri meninggal) Waktu jualan dijemput adik saya di depan sekolah SMK Fadilah sana,” kata Sugeng, yang diselimuti rasa duka, Rabu (5/2/2025).
Sugeng bercerita, dirinya mengalami kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg di wilayah Dempet dalam tiga hari terakhir.
Meskipun sempat mendapati elpiji di salah satu toko, namun tidak boleh dibeli dengan alibi untuk para pedagang, sehingga terpaksa pulang dengan tangan kosong.
“Kemarin-kemarin sebelumnya emang kosong, terus nyari ke Dempet ada batnya gak boleh dibeli. Katanya untuk bakul-bakul (pedagang) semua, padahal cuma satu tabung aja, pulang gak bawa,” tuturnya.
Tidak menyerah sampai di situ, Lestari kemudian pergi lagi ke wilayah Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, demi mendapatkan gas untuk kebutuhan memasak di rumah dan Sugeng yang menjadi pedagang pentol keliling.
“Lah, kosong terus pergi lagi ke Gubug sana, yang di Gubug itu tidak dapat kan buat jualan pentol,” katanya. Ironisnya, bukan elpiji yang didapat, Lestari justru tertimpa musibah kecelakaan hingga menghembuskan napas terakhirnya.
Korban diduga terpeleset
Tri Lestari meninggal dunia usai terlindas truk tronton nomor polisi B 9096 TEX di Jalan Semarang-Grobogan pada Selasa (4/2/2025) pukul 11.00 WIB.
Kepala Unit Penegakkan Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Demak, Iptu Bambang Susilo mengatakan, insiden bermula dari pengendara sepeda motor berplat H 4072 BTE yang dikemudikan Lestari hendak mendahului truk dari sisi.
Karena diduga kurang konsentrasi, Tri terpeleset dan jatuh ke kolong truk sedangkan sepeda motor miliknya jatuh ke kiri. Atas peristiwa itu, Lestari mengalami luka berat, patah kedua kaki dan luka terbuka sehingga meninggal dunia di tempat.
“Untuk kaki kanan ibu tersebut terlindas oleh KBM truk tronton, sepeda motor tidak terkena, yang terkena pengendara dari sepeda motor tersebut,” terang Bambang, dihubungi melalui telepon, Rabu.
Sementara ini, pengendara truk tronton inisial RE (55), warga asal Kabupaten Grobogan, diamankan di Polres Demak. (Tribun Jateng/Kompas.com)
-

Masih Pakai Sarung 10 Santri Asal Grobogan Bolos hingga ke Blora, Diamankan Satpol PP
TRIBUNJATENG.COM. BLORA – Satpol PP Blora mengamankan 10 santri pondok pesantren asal Kabupaten Grobogan.
Santri-santri itu diduga membolos saat jam sekolah. Satpol PP mengamankan mereka saat tengah bergerombol di Perempatan Biandono, Blora, Selasa (4/2/2025).
Para santri yang mengenakan sarung saat diamankan itu, diberikan hukuman fisik dan potong gundul, sebagai pemberian efek jera.
Kepala Bidang Ketertiban Umum, Ketentraman, dan Perlindungan Masyarakat Satpol PP Blora, Yugo Wahyudi, menjelaskan kronologi para santri itu diamankan.
“Jadi anak-anak ini seharusnya belajar di Pondok Pesantren, tapi kenyataannya mereka sedang berada di traffic light di Biandono.”
“Sampai ke Blora itu naik kendaraan umum dan rencananya informasinya mau ke Demak. Cuma kok alasannya sudah nggak masuk akal akhirnya kami ambil dan kami bawa ke kantor,” katanya.
Lebih lanjut, Yugo, menyampaikan, telah memberikan pengarahan kepada anak-anak dan diberikan sedikit pembelajaran seperti hukuman fisik.
Pihaknya juga mengingatkan kepada para santri itu untuk tertib dalam menimba ilmu sekolah atau di Pondok Pesantren.
“Ini yang kami tangkap jumlahnya ada 10 anak. Untuk umurnya kisaran 12 tahun dan 13 tahun. Setelah ada penindakan ini kami kembalikan ke Grobogan,” paparnya.(Iqs)
-

Kecelakaan Maut di Demak: Seorang Ibu Tewas Terlindas Truk saat Cari Gas 3 Kg
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Sebuah insiden kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Demak viral di media sosial.
Video yang beredar menarasikan berita duka seorang ibu terlindas truk saat kalut mencari gas melon yang kosong.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo, membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.
Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Demak.
“Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.
Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
Lebih lanjut, dia mengatakan, korban atas nama Trilestari warga asal Kecamatan Demak, saat kejadian mengendarai sepeda motor jenis Beat berplat H 4072 BTE.
Korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.
“Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.
Sempat teriak minta tolong sebelum meninggal
Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.
“Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.
Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Trilestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.
“Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi lah wong posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.
Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.
“Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi nyari saksi yang melihat bakul asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa kan tidak tahu,” ungkapnya.
Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.
“Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin ngerem depan gubet, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.
Kejadian tersebut viral di media sosial setelah diunggah akun Instagram @infodema***.
Video tersebut menarasikan berita duka seorang ibu di Demak terlindas truk, saat kalut cari gas melon yang kosong.
Video memperlihatkan seseorang terjepit di roda truk, tidak jauh dari lokasi sepeda motor yang tergeletak terdapat tabung gas elpiji 3 kg.
“Kasihan dan miris… seorang ibu muda meninggal dunia dunia.. akibat terlindas truk saat kebingungan mencari gas melon,” tulis akun tersebut.
“Mungkin sang ibu bingung sehingga tidak bisa konsentrasi dan fokus berkendara Selasa 04 Februari tkp dempel mintreng kebonagung ndemak admin nderek berduka semoga almarhum tenang di sisinya,” sambung caption akun tersebut. (*)
-
/data/photo/2025/02/05/67a25d8554c2c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang Regional 5 Februari 2025
Viral, Video Seorang Ibu di Demak Terlindas Truk Saat Mencari Elpiji 3 Kg di Jalan Purwodadi-Semarang
Tim Redaksi
DEMAK, KOMPAS.com
– Viral, video di media sosial seorang ibu rumah tangga meninggal dunia
terlindas truk
saat mencari gas elpiji 3 kilogram di Jalan Purwodadi-Semarang, Selasa (4/2/2025).
Video diunggah akun Instagram @infodema*** yang menarasikan berita duka seorang ibu di
Demak
terlindas truk, saat kalut cari gas melon yang kosong.
Video memperlihatkan seseorang terjepit di roda truk, tidak jauh dari lokasi sepeda motor yang tergeletak terdapat tabung gas elpiji 3 kg.
”
Kasihan dan miris… seorang ibu muda meninggal dunia dunia.. akibat terlindas truk saat kebingungan mencari gas melon
,” tulis akun tersebut.
”
Mungkin sang ibu bingung sehingga tidak bisa konsentrasi dan fokus berkendara Selasa 04 Februari tkp dempel mintreng kebonagung ndemak admin nderek berduka semoga almarhum tenang di sisinya
,” sambung caption akun tersebut.
Lantas, benarkah hal itu?
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kecamatan Kebonagung, AKP Suwondo membenarkan adanya kecelakaan di Jalan Purwodadi-Semarang yang menimpa seorang perempuan tersebut.
Kecelakaan yang menimpa seorang ibu itu kini tengah ditangani Unit
Kecelakaan Lalu Lintas
Polres Demak.
“Betul, tapi sudah ditangani laka dari Demak,” kata Suwondo, melalui sambungan telepon, Selasa (4/2/2025) malam.
Insiden ini tepatnya di Dukuh Wareng, Desa Kebonagung, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak.
Lebih lanjut, dia mengatakan, korban atas nama Trilestari warga asal Kecamatan Demak, saat kejadian mengendarai sepeda motor jenis Beat berplat H 4072 BTE.
Kronologi kejadian, korban pertama kali terlihat oleh seorang pedagang asongan sudah terseret di roda truk berpelat B 9096 R yang dikemudikan Endras Moro Yulianto, sekitar pukul 11.00 WIB, dari arah Semarang menuju Purwodadi.
“Karena tidak ada saksi yang melihat, jadi pedagang asongan yang duduk melihat sudah terlindas,” katanya.
Saat kejadian, truk diperkirakan melaju dengan kecepatan 25 kilometer dan sopir tidak mengetahui ada seseorang yang terseret di roda belakang sebelah kiri.
“Terus ada orang yang melihat akhirnya truk itu diberhentikan, terseret kira-kira lima meter lah,” katanya.
Dalam kondisi terjepit dan badan setengah hancur, Trilestari sempat teriak minta tolong sebelum akhirnya meninggal dunia.
“Tahu-tahu sudah terlindas minta tolong, minta tolong tapi
lah wong
posisinya seperti itu, tetap otomatis meninggal,” jelasnya.
Ditanya soal korban yang pergi membeli tabung elpiji 3 kilogram, Suwondo tidak bisa memastikan karena minimnya saksi yang ditemui di lapangan.
“Kalau info yang beredar, kita tidak tahu ya, karena tadi
nyari
saksi yang melihat
bakul
asongan tadi. Kalau (korban) cari (gas) melon atau apa
kan
tidak tahu,” ungkapnya.
Minimnya saksi dalam peristiwa itu, Suwondo menduga, korban menggunakan rem depan sehingga terjatuh dan masuk ke kolong truk.
“Jadi arah itu sejajar, sama-sama mau ke Purwodadi, jadi ibu itu mengambilnya sebelah kiri bukan sebelah kanan, diperkirakan orangnya itu mungkin
ngerem
depan
gubet
, orangnya jatuh masuk ke dalam roda truk itu lah terus motornya terlempar sebelah kiri,” tuturnya.
Dia juga mengimbau, supaya masyarakat senantiasa mentaati aturan lalu lintas dan berhati ketika berkendara di jalan raya.
Informasi tambahan, bidik layar percakapan seorang ibu meninggal terlindas truk sewaktu mencari gas elpiji juga dibagikan story akun Instagram @infokejadia***.
Isi percakapan diduga seorang kerabat memberi tahu sanak saudara atas peristiwa itu.
”
Mak.ne umi tinggal dek, tolong ibu mu omongi (Ibunya Umi meninggal dek, tolong ibumu diberitahu)”.
”
Loro opo piye?
(sakit atau bagaimana)”.
”
Kecelakaan nek gubug pas golek gas dek awan mau
.
Kelindes trek
(kecelakaan di Gubug ketika mencari gas dek siang tadi.
Terlindas truk
“.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Warga di Demak Mulai Mengeluhkan Gatal-gatal hingga Diare Akibat Banjir
Demak, Beritasatu.com – Banjir melanda sembilan desa yang ada di Demak, Jawa Tengah, membuat warga mulai mengeluhkan sakit gatal-gatal, demam hingga diare. Warga berharap layanan kesehatan dapat terjun di tengah warga yang bertahan di rumah.
Hampir sepekan banjir di wilayah Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah tidak kunjung surut justru bertambah karena curah hujan dengan intensitas tinggi. Selama berhari-hari berkecimpung dengan air yang mencapai satu meter di lokasi yang rendah membuat warga kini mulai terserang penyakit.
Salah satu warga, Irfan mengaku, hampir semua masyarakat di komplek permukimannya mulai mengeluhkan gatal-gatal karena kutu air di kaki. Sejumlah anak-anak selain gatal-gatal juga mulai terserang demam, hingga diare.
“Ini sudah mulai gatal-gatal. Hampir semua warga sini. Karena air campuran dari limbah rumah tangga. Anak-anak demam, mual,” kata warga Desa Sayung, Irfan kepada awak media, Selasa (4/2/2025).
Kondisi serupa juga dialami Siti Musaadah menyebut, gatal-gatal yang dialaminya semakin perih karena masih belum adanya layanan pengobatan gratis yang turun langsung di tengah banjir. Selain itu warga juga mulai kesulitan air bersih dan minimnya bantuan.
Menurutnya, selain karena air hujan juga limbah rumah tangga, hingga air rob yang bercampur sehingga membuat masyarakat mengeluhkan gatal-gatal.
Hingga kini update terbaru banjir di Demak terus meluas hingga bertambah menjadi sembilan desa pada dua kecamatan. Tercatat 2.532 rumah tergenang banjir, di mana 25.981 jiwa terdampak dan 179 jiwa diantaranya mulai memilih mengungsi pada tiga tempat posko pengungsian.
-
/data/photo/2025/02/03/67a0e431b4c13.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Pernikahan di Tengah Banjir Demak, Keluarga Besan Gunakan Truk Tronton Terobos Banjir Regional 4 Februari 2025
Ada Pernikahan di Tengah Banjir Demak, Keluarga Besan Gunakan Truk Tronton Terobos Banjir
Tim Redaksi
DEMAK, KOMPAS.com
– Ramai di media sosial video rombongan besan keluarga pengantin menggunakan sebuah truk tronton untuk menerobos kondisi banjir di
Demak
, Jawa Tengah, Senin (3/2/2025).
Rekaman video berdurasi 34 detik itu tersebar di media sosial WhatsApp, seseorang juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka dan mengarahkan ke rute jalan keluar.
Video yang diterima
Kompas.com
, memperlihatkan belasan orang menaiki truk meninggalkan sebuah rumah dan gambar beralih ke dalam rumah yang menunjukan sepasang pengantin lengkap dengan dekorasi sederhana.
Belakang diketahui, pengantin yang tengah berbahagia itu pasangan Indra Puji Saputra (20) dan Dwi Nur Aini (21), warga Desa Prampelan, Kecamatan Sayung.
Mereka melaksanakan acara pernikahan di rumah mempelai putri, Dwi, dengan sederhana di tengah banjir, tanpa pesta resepsi.
Pantauan di lokasi pada Senin sore, banjir menggenangi sekitar rumah yang berada di lingkungan RT 02 RW 2 Desa Prampelan dengan kedalaman air mencapai 70 sentimeter.
Rumah Dwi yang lebih tinggi dari permukaan tanah nyaris terendam, sementara air hanya menggenangi teras rumah hingga mencapai 15 sentimeter.
Dwi membenarkan, bawha dalam video tersebut keluarga yang menghadiri acara pernikahannya dengan menaiki truk tronton.
“Kendalanya ada air, iya tadi (kelurga) naik tronton,” ujar Dwi, saat ditemui di rumahnya pada Senin sore.
Perasaan campur aduk antara haru dan bahagia menyelimuti Dwi, ia tak mengira hari pernikahan yang tengah terjadwal diterpa banjir.
“Ya ada senang, susahnya juga, keadaannya juga banjir, ya dijalanin aja lah,” katanya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan pernikahannya bersama Indra sudah dijadwalkan jauh hari dengan sederhana untuk memenuhi syarat agama dan negara.
Adapun untuk pesta perkawinan akan dijadwalkan kemudian hari.
“Sudah lama juga (rencana menikah), Alhamdulillah lancar tidak ada halangan, kendalanya ini ada air,” katanya lagi.
Diketahui, banjir melanda Desa Prampelan dalam sepekan terakhir dan dua hari belakangan genangan air kian meninggi.
Dampak banjir di Desa Prampelan, setidaknya seratus orang kini tengah mengungsi di balai desa setempat.
“Dari kemarin malam yang
ngusungi
ada 5, tapi karena airnya tambah-tambah, jumlah pengungsi tambah. Saat ini ada 30 KK 105 jiwa,” terang Kepala Desa Prampelan, Muhammad Qoif, kepada wartawan, Senin siang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

