kab/kota: Demak

  • Malioboro Diserbu Wisatawan Saat Libur Panjang Iduladha 2025

    Malioboro Diserbu Wisatawan Saat Libur Panjang Iduladha 2025

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Momen libur panjang Iduladha 2025 dimanfaatkan ribuan wisatawan untuk mengunjungi kawasan Malioboro, pusat wisata legendaris di Kota Yogyakarta. Sejak Minggu (8/6/2025) sore, suasana jalan pedestrian Malioboro padat oleh pengunjung yang berjalan kaki, berfoto, hingga berburu oleh-oleh.

    Kawasan ini tak hanya dipadati oleh wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan dari luar kota yang datang menggunakan kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat.

    Menariknya, pengunjung tidak hanya menikmati suasana khas Malioboro, tetapi juga memanfaatkan jasa foto dan sewa pakaian adat Jawa. Wisatawan dapat berfoto dengan latar ikonik Malioboro sambil mengenakan kebaya, beskap, atau surjan, yang semakin memperkuat nuansa budaya.

    “Kita tahu Yogyakarta kota istimewa. Pasti ada sesuatu yang berbeda, makanya kami datang ke sini,” ujar Abdurrohim, wisatawan asal Demak kepada Beritasatu.com.

    Di sisi lain, Pasar Beringharjo juga tak kalah ramai. Para pengunjung sibuk berbelanja batik, makanan khas, dan cenderamata. Para pedagang pun mengaku omzet mereka meningkat seiring ramainya wisatawan.

    Motif batik yang beragam dengan harga terjangkau menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi pelancong yang ingin membawa pulang oleh-oleh khas Yogyakarta.

    Tak hanya pejalan kaki yang padat, arus lalu lintas di sekitar Malioboro juga ramai. Jalanan dipenuhi oleh kendaraan dari luar kota, menandakan tingginya minat wisatawan untuk menghabiskan libur Iduladha di Yogyakarta.

    Pemandangan ini menunjukkan bahwa Malioboro tetap menjadi magnet utama wisata Yogyakarta, terutama saat momen libur nasional seperti Iduladha.

  • Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Desa Nyatnyono, Destinasi Wisata Religi di Kabupaten Semarang

    Liputan6.com, Semarang – Desa Nyatnyono berada di Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kawasan ini merupakan salah satu destinasi wisata religi terbaik di Kabupaten Semarang yang wajib dikunjungi.

    Mengutip dari laman Visit Jateng, di kawasan Nyatnyono terdapat Makam Waliyullah Syekh Hasan Munadi dan putranya, Syekh Hasan Dipuro. Kedua makam tersebut kerap dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.

    Bahkan, wisatawan luar kota dan luar provinsi juga kerap datang ke makam tersebut. Kawasan wisata religi ini juga berhasil menarik wisatawan mancanegara dari Malaysia dan Singapura.

    Makam tersebut berada di kawasan dataran tinggi lereng Gunung Ungaran. Lokasi tersebut membuat kawasan ini memiliki suasana sejuk dan penuh ketenangan spiritual.
Untuk sampai ke makam, wisatawan perlu berjalan kaki melewati jalur perbukitan yang asri. Biasanya, pengunjung akan membludak pada malam Jumat dan malam selikuran Ramadan.


    Bagi masyarakat sekitar, Syekh Hasan Munadi dikenal sebagai penyebar agama Islam yang datang dari Kerajaan Mataram sekitar abad ke-15 (sekitar tahun 1400 M). Menetap di kaki Gunung Ungaran, Syekh Hasan Munadi diyakini hidup di zaman yang sama dengan Raden Patah dan Sunan Kalijaga dari masa Kesultanan Demak Bintoro.

    Saat ini, makam Syekh Hasan Munadi dan putranya masih terawat dengan baik. Makam keduanya berada di dalam bangunan cungkup berbahan kayu jati asli yang telah berusia ratusan tahun.
Tak jauh dari makam, terdapat Masjid Subulussalam. Konon, masjid ini didirikan oleh Syekh Hasan Munadi sebagai bagian dari syiar Islam.

    Sejak 1985, masjid tersebut telah mengalami beberapa kali renovasi. Namun, unsur asli pada bangunan masjid ini berupa empat tiang saka guru dan mimbar kayu dengan ukiran khas Majapahit masih dipertahankan.

    Tiang-tiang saka tersebut dulunya berasal dari bahan pembangunan Masjid Agung Demak. Sebagai bentuk simbolik, salah satu saka yang akan digunakan di Masjid Agung Demak dikirim ke Ungaran untuk pembangunan masjid ini.

     

  • Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Juni 2025

    Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan Regional 2 Juni 2025

    Pantura Sayung Disangka Laut oleh Google Maps, BPBD Demak: Dari Udara Memang Seperti Lautan
    Tim Redaksi
    DEMAK, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, merespons video viral soal wilayah
    Pantura Sayung
    yang dikira sebagai lautan oleh
    Google Maps
    .
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
    BPBD Demak
    , Agus Musyafak, mengatakan belum melihat video tersebut secara langsung.
    Namun, ia membenarkan bahwa saat
    banjir rob
    melanda kawasan itu, dari udara kawasan Pantura Sayung memang tampak seperti lautan.
    “Memang kalau dilihat dari udara itu ya jelas seperti laut, kalau sampai di itu (identifikasi) waduh seperti laut,” ujar Agus melalui sambungan telepon, Senin (2/6/2025) malam.
    Meskipun begitu, kata Agus, pemerintah terus berupaya menangani daerah terdampak rob di Kecamatan Sayung.
    Ia menyebut keberadaan Tol Semarang–Demak Seksi II yang saat ini beroperasi akan membantu membebaskan kawasan Pantura dari genangan rob.
    “Tapi kita berupaya, karena itu dulu kan daratan. Sehingga kita kembalikan menjadi daratan kembali, mungkin perlu beberapa waktu untuk kembali baik lagi ketika tol itu beroperasi,” ungkapnya.
    Menurut Agus, di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, juga akan dibangun embung yang terintegrasi dengan sabuk pantai Tol Semarang–Demak untuk menampung air rob.
    “Kemudian di situ juga ada embung di Bedono, dan embung itu bisa menampung air dari berbagai penjuru, kemudian dari embung itu dipompa keluar ke laut nah itu juga bisa membantu,” paparnya.
    Agus menambahkan, selain embung dan tanggul laut, penanganan rob di Pantura Sayung juga bisa dilakukan lewat normalisasi sungai dan peninggian badan jalan.
    “Kemudian juga normalisasi sungai-sungai dengan peninggian tanggul atau jalan menjadi tanggul laut juga menjadi solusi,” tutup dia.
    Sebelumnya diberitakan, video viral memperlihatkan aplikasi Google Maps yang mendeteksi wilayah banjir rob di Sayung, Demak, seolah-olah sebagai lautan.
    Video tersebut memperlihatkan seorang pembonceng motor menerjang banjir rob di kawasan tersebut sambil memegangi ponsel.
    “Stop, jangan lanjutkan, Anda sudah sampai laut,” bunyi narasi dalam video yang menyerupai suara Asisten Google.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tradisi Apitan di Demak, Warisan Budaya dalam Menyambut Bulan Haji

    Tradisi Apitan di Demak, Warisan Budaya dalam Menyambut Bulan Haji

    Liputan6.com, Demak – Masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, secara rutin melaksanakan tradisi apitan setiap tahun sebagai wujud rasa syukur dan persiapan menyambut bulan haji. Tradisi yang berakar dari akulturasi budaya Islam dan Jawa ini telah diwariskan sejak masa wali sanga dan tetap bertahan hingga era modern.

    Mengutip dari laman Pemerintah Kabupaten Demak, tradisi apitan merupakan ritual tahunan yang dilaksanakan pada bulan Apit menurut penanggalan Jawa, atau bulan Zulkaidah dalam kalender Hijriah. Penamaan bulan Apit merujuk pada posisinya yang terletak di antara dua hari raya besar Islam, yaitu Idulfitri dan Iduladha.

    Secara historis, tradisi ini bermula pada periode penyebaran Islam di Jawa oleh wali sanga sekitar lima abad silam. Para penyebar agama Islam saat itu menerapkan pendekatan akulturasi dengan memadukan nilai-nilai Islam ke dalam tradisi lokal yang telah ada sebelumnya.

    Ritual ini tidak hanya menjadi bentuk ungkapan syukur atas hasil bumi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan asal-usul manusia dari tanah, kehidupan yang bergantung pada tanah, dan akhirnya kembali ke tanah. Selain itu, tradisi apitan berperan sebagai media penguatan tali silaturahmi antarwarga sekaligus pelestarian budaya lokal.

    Pelaksanaan tradisi apitan di Demak meliputi berbagai rangkaian kegiatan. Pembacaan Al-Qur’an menjadi pembuka acara, dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit atau ketoprak yang berfungsi sebagai media dakwah warisan Sunan Kalijaga.

    Beberapa desa seperti Sumber Jatipohon, tradisi ini diwarnai dengan kirab gunungan hasil bumi setinggi 2,5 meter yang kemudian diperebutkan warga setelah melalui prosesi doa bersama. Masyarakat pesisir Demak mengembangkan variasi tersendiri dalam pelaksanaan tradisi ini, antara lain melalui ritual larung sesaji berupa gunungan tumpeng ke laut sebagai simbol penyerahan kembali rezeki kepada Sang Pencipta.

     

  • Pantai Marina di Semarang Diserbu Wisatawan Saat Libur Panjang

    Pantai Marina di Semarang Diserbu Wisatawan Saat Libur Panjang

    Semarang, Beritasatu.com — Pantai Marina di Semarang, Jawa Tengah diserbu wisatawan di libur panjang memperingati Kenaikan Yesus Kristus pada 29 Mei dan 30 Mei 2025.

    Libur panjang ini dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur. Salah satu destinasi favorit yang dipadati wisatawan adalah Pantai Marina Kota Semarang, Jawa Tengah.

    Pantai Marina dipenuhi ribuan pengunjung yang datang dari dalam dan luar kota untuk menikmati suasana pantai, bermain air, memancing, hingga mencicipi kuliner lokal.

    Koordinator Pantai Marina, Priyo Setyo Budi Utomo, mengatakan jumlah pengunjung meningkat signifikan selama libur panjang. Jika pada hari biasa pantai ini dikunjungi sekitar 1.500 orang, maka selama libur nasional jumlahnya melonjak hingga 4.000 orang per hari.

    “Saat libur panjang bisa 2.500 sampai 4.000 pengunjung per hari. Biasanya paling ramai pagi dan sore hari,” jelas Priyo Setyo Budi Utomo kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).

    Untuk harga tiket masuk pun tergolong terjangkau, yaitu Rp 5.000 di hari biasa, dan Rp 10.000 di hari libur dan akhir pekan.

    Pantai Marina menawarkan berbagai wahana yang menarik bagi pengunjung, termasuk playground untuk anak-anak,
    mini zoo dengan hewan seperti rusa, penyewaan kapal dan speedboat, serta kafe dan kedai UMKM lokal di sisi timur pantai

    Menariknya, banyak wisatawan yang datang justru dari luar Semarang, seperti Pekalongan, Magelang, bahkan dari Jawa Timur.

    Menurut Priyo, kemudahan akses jalan tol menjadi faktor utama tingginya kunjungan dari luar kota.

    “Banyak yang datang dari plat G, AE, AA, E, F, bahkan dari Madiun karena akses tol mempermudah,” tambahnya.

    Pengunjung Pantai Marina tidak hanya menikmati keindahan laut, tetapi juga bisa berwisata kuliner. Di sisi timur pantai terdapat berbagai restoran dan kafe kekinian yang bisa dikunjungi.

    “Jadi, pengunjung tidak hanya mantai, tetapi juga bisa ngopi dan kulineran. Ini yang bikin Pantai Marina makin menarik,” tambahnya.

    Sementara itu Farid (29), wisatawan asal Demak, mengaku rutin mengajak keluarganya berkunjung ke Pantai Marina saat libur panjang. Selain dekat dari rumah, biaya masuknya ramah kantong dan fasilitasnya cukup lengkap.

    “Anak-anak suka memberi makan rusa, bermain air, dan di playground. Namun, pengelola harus lebih perhatikan kebersihan,” ujarnya.

  • BBWS Mengaku Belum Punya Anggaran untuk Normalisasi Kali Sayung dan Tuntang

    BBWS Mengaku Belum Punya Anggaran untuk Normalisasi Kali Sayung dan Tuntang

    Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengajak para bupati/wali kota dan pemangku kepentingan terkait untuk gotong royong mengatasi banjir dan rob di wilayah tersebut.

    “Tadi sudah kita paparkan terkait dengan normalisasi sungai. Kita akan bahas yang menjadi jangka pendeknya,” katanya, saat memimpin rapat koordinasi penanganan banjir di Semarang, Senin.

    Ia menyatakan tidak ingin banjir di Demak, Grobogan, dan Pemalang terus berlarut-larut hanya dengan mengandalkan rencana jangka panjang yang sudah ada.

    Selain normalisasi sungai, kata dia, ada beberapa hal yang perlu dikerjakan secara bersama-sama antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga tingkat desa, termasuk keterlibatan instansi terkait, seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan lainnya.

    Penanganan jangka pendek dan menengah itu, antara lain juga meliputi pendidikan kepada masyarakat, rumah apung, bantuan-bantuan kepada masyarakat, relokasi warga ke beberapa tempat.

    “Tidak bisa kerja sendiri. Kita harus ‘teamwork’, karena ada hal krusial yang harus ditindaklanjuti,” kata mantan Kapolda Jateng itu.

    Ia menambahkan salah satu upaya dalam penanganan banjir dan rob di Demak dan Kota Semarang berupa jalan tol yang akan difungsikan juga sebagai “Giant sea wall”.

    Anggaran dari pemerintah pusat, kata dia, senilai Rp10,9 triliun sudah ada dan tinggal dieksekusi, serta akan dibangun kolam retensi.

    Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan perlu dilakukan normalisasi sungai dan penanganan massal untuk mengatasi banjir dan rob, sebab air sungai mengalir di beberapa daerah, baik di Demak, Grobogan, maupun Semarang.

    Penanganan itu, ujar dia, tidak semua bisa dilakukan tahun ini, akan tetapi perlu dianggarkan dan dikerjakan secara tahun jamak.

    “Tadi ada usulan, di antaranya Sungai Dombo Sayung dan Sungai Pelayaran yang akan menjadi prioritas kami,” kata Gus Yasin, sapaan akrabnya.

    Ia juga meminta ketersediaan pompa air di wilayah-wilayah yang sering banjir agar penanganan bisa dipercepat.

     

  • Satu Tanggul Sungai Jebol di Demak Berhasil Ditutup

    Satu Tanggul Sungai Jebol di Demak Berhasil Ditutup

    DEMAK – Salah satu di antara dua tanggul sungai yang jebol di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berhasil ditutup secara sempurna sehingga air tidak lagi menggenangi permukiman warga.

    “Tanggul sungai yang berhasil diperbaiki, yakni tanggul kanan Sungai Dukuh Kembangan, Desa Kembangan, Kecamatan Bonang. Pengerjaannya selesai sejak Minggu (25/5),” ujar Plt Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Demak Agus Musyafak dilansir ANTARA, Senin, 26 Mei.

    Dalam pengerjaan penutupan tanggul jebol sepanjang 10 meteran tersebut, kata dia, juga diturunkan dua ekskavator.

    Setelah selesai ditutup seratus persen, kata dia, saat ini dilakukan perbaikan tanggul kanan Sungai Dukuh Pidodo, Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang yang jebol sepanjang 13 meter.

    Untuk memperbaiki tanggul di Desa Karangrejo, selain menerjunkan dua ekskavator milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga diterjunkan satu alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Demak.

    “Hari ini (26/5) selesai pembuatan kisdam di area jebolan tanggul sungai di Desa Karangrejo,” ujarnya.

    Untuk percepatan, pengerjaan sejak pukul 07.00 hingga 22.00 WIB.

    Terkait dengan dua lokasi tanggul jebol di Desa Pilangsari, kata dia, juga dikerjakan bertahap karena prioritas di Desa Kembangan dan Karangrejo.

    Banjir di Kabupaten Demak mengakibatkan 12 desa di tiga kecamatan masih terdampak, sedangkan di tiga desa di dua kecamatan air banjir sudah surut.

    Terkait dengan banjir di Desa Sayung, saat ini ketinggian genangan berkisar 20-70 centimeter.

    Banjir disebabkan air hujan yang tidak bisa mengalir, sedangkan jalan utama Kalisari-Genuk masih ada genangan antara 10-30 cm sejauh 1,5 kilometer karena saluran penuh dan tidak bisa mengalir ke sungai.

  • Pembangunan Bendungan di Jateng dan NTT Digeber demi Swasembada Pangan

    Pembangunan Bendungan di Jateng dan NTT Digeber demi Swasembada Pangan

    Jakarta

    PT Brantas Abipraya (Persero) tengah membangun sejumlah bendungan untuk mendukung target besar mencapai swasembada pangan. Kedua bendungan itu antara lain Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bendungan Jragung di Semarang, Jawa Tengah.

    Sekretaris Brantas Abipraya, Dian Sovana mengatakan, pembangunan bendungan-bendungan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional.

    “Pembangunan bendungan menjadi sangat penting, ini pun merupakan bukti Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global,” kata Dian, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (26/5/2025).

    Bendungan Mbay merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) dan diproyeksikan akan menghasilkan air baku 0,21 m3/detik. Bendungan ini juga diproyeksikan akan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.928 hektare (ha) lahan pertanian.

    Dian mengatakan, pemerintah memandang bahwa proyek strategis ini memiliki peran penting dalam mendorong produktivitas sektor pertanian, menjamin pasokan air baku, serta membuka peluang pemanfaatan energi baru terbarukan.

    Bendungan ini dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air dan akan menyuplai air irigasi pada lahan pertanian di Kabupaten Ngagekeo seluas 4.200 ha, dengan pengembangannya 1.900 hektare.

    Di samping itu, Brantas Abipraya juga sedang menuntaskan Bendungan Jragung. Bendungan ini dirancang dengan kapasitas tampung mencapai 90 juta meter kubik dan akan menjadi sumber air baku utama bagi Kota Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.

    Dian menjelaskan, bendungan ini akan menyediakan pasokan air baku sebesar 500 liter per detik untuk Semarang, serta masing-masing 250 liter per detik untuk Grobogan dan Demak.

    Tak hanya sebagai sumber air, bendungan ini juga akan mengairi sekitar 4.528 hektar lahan pertanian di wilayah irigasi Jragung, Kabupaten Demak. Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan intensitas tanam dari sekali menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun, yang akan berdampak positif pada produksi pertanian lokal.

    Lalu dalam hal pengendalian banjir, bendungan ini dirancang untuk menurunkan risiko debit banjir secara signifikan di daerah hilir, khususnya Semarang. Dengan sistem pengaturan aliran yang optimal, debit banjir dapat ditekan dari 378.000 meter kubik per detik menjadi 170.000 meter kubik per detik, penurunan sekitar 45%.

    “Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Dian.

    Tonton juga Video: Zulhas: Swasembada Pangan Bukan Angan-angan

    (shc/ara)

  • Bupati Tuban Bocorkan Proyek Tol Gresik-Tuban Akan Dilanjutkan

    Bupati Tuban Bocorkan Proyek Tol Gresik-Tuban Akan Dilanjutkan

    Tuban (beritajatim.com) – Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengungkapkan bahwa proyek jalan tol Gresik-Tuban kemungkinan besar akan dilanjutkan, sementara proyek tol Demak-Tuban belum menjadi prioritas.

    Mas Lindra, sapaan akrab Bupati Tuban, menyebut bahwa isu efisiensi anggaran di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berdampak pada sejumlah proyek strategis, termasuk proyek tol. Namun, ia mendapat informasi tidak resmi bahwa dana yang sempat dipangkas berpotensi akan dikembalikan.

    “Ini masih statement saya sendiri ya, kemarin ada slentingan dari sosok yang berpengaruh juga, konon katanya yang kemarin dipangkas atau efisiensi akan dikembalikan lagi,” ujar Mas Lindra, Selasa (13/5/2025).

    Ia menjelaskan, proyek tol yang mengarah ke Tuban lebih memungkinkan jika dikoneksikan dari wilayah Gresik, bukan melalui jalur Jawa Tengah seperti rencana Demak-Tuban.

    “Jadi kemungkinan informasinya kita koneksikan di Gresik sampai dengan di Tuban, tidak di Jawa Tengahnya,” ungkapnya.

    Kendati demikian, Mas Lindra menegaskan bahwa informasi tersebut masih bersifat awal dan belum final. Pemerintah Kabupaten Tuban masih menunggu kepastian dari pemerintah pusat terkait kelanjutan pembangunan tol tersebut.

    Rencana pembangunan tol Gresik-Tuban dinilai strategis karena mendukung aksesibilitas ke Kilang Minyak Tuban milik PT Pertamina Rosneft, yang saat ini menjadi salah satu proyek strategis nasional di wilayah tersebut.

    “Ini informasi dari sepihaknya saya, nanti saya akan mendalami kalau ada kepastian tentang efisiensi tadi dan akan saya sampaikan ke teman-teman media semua,” pungkasnya. [dya/beq]

  • Kasus Bacok Tetangga di Parepare Disetop, Kok Bisa?

    Kasus Bacok Tetangga di Parepare Disetop, Kok Bisa?

    Liputan6.com, Parepare Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan (Kejati Sulsel), Agus Salim didampingi Wakil Kepala Kejati Sulsel Teuku Rahman dan Koordinator, Nurul Hidayat mengikuti ekspose perkara asal Kejaksaan Negeri Parepare (Kejari Parepare) yang ingin diselesaikan lewat keadilan restorative, Jumat (9/5/2025).

    Ekspose perkara yang berlangsung di Kantor Kejati Sulsel ini turut diikuti langsung oleh Kajari Parepare Abdillah, Kasi Pidum Kejari Parepare Baso Sutrianti, Jaksa Fasilitator A. Herlina Pepriyanti dan jajaran secara virtual dari Kejari Parepare.

    Kejari Parepare mengajukan upaya Restorative Justice (RJ) untuk tersangka La Kona alias Kona bin Lapandi (22) yang melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHPidana tentang tindak pidana penganiayaan terhadap korbannya, Saiful bin La Ronrong (37). 

    Diketahui, tersangka La Kona alias Kona Bin Lapandi bekerja sebagai penjual ikan dan merupakan sepupu dua kali dari korban.

    Kasus penganiayaan yang dilakukan La Kona kepada sepupunya Saiful terjadi pada Sabtu 18 Januari 2025 di Jalan Andi Makkulau, Kelurahan Bukit Indah, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) atau tepatnya di depan rumah tersangka dan korban. 

    Kasus ini bermula ketika tersangka keluar dari rumah untuk mencari orang yang melempari rumahnya. Tersangka yang dalam keadaan mabuk, lantas berteriak-teriak di jalan raya depan rumahnya. Lalu memanggil nama korban yang kebetulan rumahnya berhadapan. 

    Saat korban Saiful keluar dri rumah dan menghampiri tersangka, tersangka tiba-tiba mengeluarkan parang dari pinggang sebelah kirinya. Tersangka La Kona langsung mengayunkan parangnya ke arah korban atau membacok korban. Saiful sempat menghindar dan berlari namun dikejar oleh tersangka hingga jarak 1 meter. 

    Saat korban berbalik ke arah belakang, tersangka mengayunkan parang sebanyak 3 kali ke arah korban dan mengenai punggung kiri, lengan kiri atas dan leher belakang hingga membuatnya terjatuh. Kemudian datang saksi Iwan membantu korban sehingga tersangka pergi meninggalkan korban.

    Adapun alasan pengajuan RJ tersebut, diantaranya tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana, ancaman hukuman di bawah 5 tahun, telah ada kesepakatan damai antara korban dan tersangka serta masyarakat merespon positif serta tersangka dan saksi korban merupakan saudara sepupu dan bertetangga dan juga tersangka masih berusia remaja dan bisa memperbaiki kelakuannya di masa mendatang.

    Kajati Sulsel, Agus Salim menyetujui permohonan RJ ini setelah mempertimbangkan syarat dan keadaan yang diatur dalam Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Keadilan Restoratif.

    “Kita sudah melihat testimoni korban, tersangka dan keluarga dan telah memenuhi ketentuan Peraturan Kejaksaan (Perja) 15, korban sudah memaafkan tersangka. Sehingga atas nama pimpinan, kami menyetujui permohonan RJ yang diajukan,” kata Agus Salim.

    Setelah proses RJ disetujui, Agus Salim meminta jajaran Kejari Parepare untuk segera menyelesaikan seluruh administrasi perkara dan tersangka segera dibebaskan. 

    “Saya minta Jaksa Fasilitator tetap memantau hubungan tersangka dan korban setelah proses RJ. Saya juga tegaskan seluruh tahapan penyelesaian perkara zero transaksional untuk menjaga kepercayaan pimpinan dan publik,” ujar Agus Salim.

    Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

     

    Puluhan siswa sebuah Madrasah Aliyah di Demak, Jawa Tengah, mendapat bimbingan konseling dan trauma healing dari pihak Kepolisian. Mereka mengalami trauma setelah melihat penganiayaan yang dilakukan seorang siswa terhadap guru.