kab/kota: Cirebon

  • Penganiayaan Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo, Polisi Tetapkan 1 TSK

    Penganiayaan Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo, Polisi Tetapkan 1 TSK

    Ponorogo (beritajatim.com) – Penanganan kasus penganiayaan yang dilaporkan kecelakaan tunggal di Ponorogo terus berjalan. Polisi akhirnya menetapkan satu orang sebagai tersangka (TSK) kasus kekerasan yang berujung kematian tersebut.

    Dalam kasus tersebut, Satreskrim Polres Ponorogo menetapkan SU sebagai tersangka. Sementara empat orang lain yang berada di lokasi saat penganiayaan terjadi masih berstatus saksi.

    Empat orang tersebut masing-masing berinisial MK, AS, DN dan satu anak di bawah umur. Tersangka, para saksi, dan korban Jiono ini sebenarnya teman satu lingkungan di Desa Ngumpul, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

    “Dalam kasus penganiayaan yang berujung kematian dan dilaporkan kecelakaan ini, kita sudah tetapkan satu tersangka. Sementara empat teman korban dan tersangka hingga saat ini masih berstatus saksi,” kata Kanit Pidum Satreskrim Polres Ponorogo Iptu Guling Sunaka, Jumat (24/5/2024).

    Guling menjelaskan, antara tersangka dan korban ini memang terlibat permasalahan pribadi. Sehingga, motif terjadinya penganiayaan tersebut dilatarbelakangi persoalan pribadi antara keduanya.

    “Motifnya sementara ya adanya permasalahan pribadi antara tersangka dan korban,” katanya.

    Polisi terus melakukan pengusutan apakah saat kejadian, baik tersangka dan korban ini dalam pengaruh minuman beralkohol. Sebab, informasi tersebut beredar di masyarakat Desa Ngumpul.

    “Terkait dengan pengaruh alkohol antara tersangka dan korban, kita masih melakukan penyelidikan semaksimal mungkin,” katanya.

    Lebih lanjut, Guling menyebutkan sesuai pengakuan tersangka, yang bersangkutan menganiaya korban dengan tangan kosong. Tidak menutup kemungkinan muncul tersangka baru dalam kasus tersebut.

    Saat ini penyidik masih melengkapi atau mengumpulkan barang bukti untuk menetapkan atau adanya tersangka baru dalam kasus yang mirip dengan kasus Vina Cirebon.

    “Penyidik dalam hal penetapan tersangka, terhadap rekan-rekan tersangka, kita  mengacu pada  acara hukum pidana, jadi alat bukti akan kita penuhi dulu,” pungkasnya. [end/beq]

  • Pegi Perong Ditangkap, Warganet Curiga Takutnya Hanya Tumbal Kasus Vina Cirebon

    Pegi Perong Ditangkap, Warganet Curiga Takutnya Hanya Tumbal Kasus Vina Cirebon

    Surabaya (beritajatim.com) – Media sosial sedang ramai membahas kabar ditangkapnya Pegi Setiawan alias Perong, terduga pelaku sekaligus dalang pembunuhan Vina Cirebon, yang ditangkap di Bandung, pada Selasa (21/5/2025) malam.

    Meski begitu, tak sedikit dari warganet yang justru mempertanyakan dan meragukan sosok Pegi Perong yang bekerja sebagai buruh bangunan ini.

    “Apakah iya benar ini pelakunya? Takutnya orang lain yg dijadikan tumbal agar kasus dianggap telah selesai padahal bukan ini orang pelaku sebenarnya,” ragu @gant***.

    “Salah tangkap gak nih? Kok beda sama ciri-ciri DPO-nya?” cuit @xpl***.

    Keraguan warganet ini juga tidak lepas dari lamanya si pelaku menjadi buronan atau Daftar Pencarian Orang (DPO). Diketahui sudah delapan tahun yang lalu kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya Eky terjadi.

    “Nangkep jamet kabupaten begini kenapa sesusah itu? kenapa nyampe 8 tahun?,” tanya @bitt***.

    “Katanya dia jadi kuli bangunan, masa sih nangkep yang kek begini doang ngabisin 8 taun. Gak yakin gue, takut dia cuma disuruh gantiin sama DPO aslinya yang katanya bekingannya kuat,” ujar @Haml***.

    Meski begitu, sejumlah warganet berharap bahwa pria yang ditangkap di Bandung tersebut benar pelaku utamanya. Tak sedikit juga yang mengganggap bahwa ditangkapnya Pegi Perong ini tidak lepas dari pengaruh sosial media atau yang kerap disebut dengan istilah “The power of viral”.

    Menanggapi keraguan masyarakat terkait penangkapan Pegi Setiawan, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menjelaskan bahwa penangkapan tersebut dilakukan berdasarkan penyelidikan intensif.

    Proses penyelidikan ini melibatkan penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jabar dengan bantuan dari Bareskrim Mabes Polri dan Polres Cirebon Kota.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast menyatakan bahwa penyidik memperoleh informasi dan keterangan dari sejumlah saksi dan terpidana terkait kasus pembunuhan sadis yang terjadi pada Sabtu, 27 Agustus 2024.

    “Ya, kami berdasarkan keterangan yang didapatkan. Kami harus memenuhi alat bukti yang cukup, termasuk keterangan saksi, tersangka, dan ahli,” ujar Kombes Pol Jules.

    Lebih lanjut, Kombes Pol Jules menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut sesuai dengan prosedur hukum dan alat bukti yang ada.

    “Kami akan bekerja sesuai prosedur hukum dan alat bukti. Terdapat keterangan saksi, ahli, tersangka, surat, dan petunjuk yang harus terpenuhi,” tambahnya.

    Penangkapan Pegi Setiawan dilakukan dengan mempertimbangkan bukti yang kuat dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku. Polda Jabar berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini dengan adil dan transparan, memastikan bahwa setiap langkah diambil berdasarkan bukti yang sah dan relevan. (fyi/ian)

  • Pegi Perong Ditangkap, Warganet Curiga Takutnya Hanya Tumbal Kasus Vina Cirebon

    Pegi Perong DPO Pembunuhan Vina Ditangkap, Nyamar Jadi Buruh Bangunan di Bandung

    Surabaya (beritajatim.com) – Pegi Setiawan, yang dikenal sebagai Pegi alias Perong, ditangkap di Bandung pada Selasa (21/5/2024) malam.

    Saat itu, Pegi, terduga pelaku sekaligus dalang dari kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, ditangkap saat bekerja sebagai buruh bangunan di Bandung.

    Penangkapan ini dilakukan oleh pihak kepolisian yang kini masih melakukan pemeriksaan mendalam terkait keterlibatan Pegi dalam kasus tersebut.

    Selama bertahun-tahun, Pegi telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) bersama dua pelaku lainnya, Andi dan Dani. Ketiganya telah buron hampir delapan tahun, terlibat dalam kasus pembunuhan Vina dan Rizky alias Eky di Cirebon pada 2016 lalu.

    Saat ini pun pihak kepolisian masih terus mencari dua DPO lainnya yang belum tertangkap.

    Kasus pembunuhan Vina di Cirebon kembali mencuat setelah film yang diadaptasi dari kasus ini dirilis, memicu perbincangan hangat di masyarakat. Dalam kasus pembunuhan tersebut, terdapat 11 orang yang diduga terlibat. Sebelumnya, delapan pelaku telah ditangkap dan dipenjara.

    Kini, penyidik tengah melakukan pemeriksaan terhadap Pegi untuk menentukan peran dan keterlibatannya dalam kasus ini. Penyelidikan terus dilakukan guna mengungkap detail lebih lanjut terkait pembunuhan Vina dan Eky. Polisi berupaya untuk menyelesaikan kasus ini dengan menangkap semua pelaku yang masih buron.

    Pihak kepolisian berharap dengan tertangkapnya Pegi, dapat memberikan titik terang dan mempercepat penyelesaian kasus kematian Vina dan kekasihnya. (fyi/ian)

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) – Yunus Indarwan, warga Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo itu tak menyangka bahwa, Jiono yang diantarkan ke Puskesmas Balong merupakan korban pembunuhan. Pada tanggal 6 April 2024 dini hari itu, Ia ditelepon yang memberitahukan bahwa korban Jiono mengalami kecelakaan lalu lintas tunggal. Yunus disuruh untuk mengantarkan korban ke layanan kesehatan terdekat.

    “Waktu itu saya ingat baru pulang mancing, sekitar pukul 01.00 dini hari sampai rumah. Nah, selang  sejam kemudian ditelepon. Ya saya sepontan datang, karena sudah menjadi pekerjaan saya mengantarkan orang sakit di lingkungan,” kata Yunus, ditulis Rabu (22/05/2024).

    Sampai di lokasi kejadian, dirinya bertanya kepada 5 orang teman korban terkait dengan kronologis kejadian. Mereka kompak bilang tidak tahu. Mereka mengeklaim ketika pulang dari warung kopi, kondisi korban sudah jatuh di jalan dengan sepeda motornya.

    “Ya langsung saya ajak untuk segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis,” katanya.

    Ketika Yunus mengangkat ke dalam mobil itu, keadaan korban denyut nadinya masih ada tetapi sedikit. Ia juga melihat ada luka di pelipis kanan dan kiri serta bagian belakang kepala mengeluarkan darahnya.

    “Waktu itu ya saya tidak curiga sama sekali. Saya berpikirnya bagaimana korban ini bisa selamat dengan segera dibawa ke puskesmas,” katanya.

    Sampai puskesmas  petugasnya pun juga bertanya, kenapa lukanya bisa separah ini. Yunus pun menjawab bahwa korban jatuh, sesuai dengan informasi yang diterimanya dari 5 orang teman korban tersebut. Petugas puskesmas itu kemudian langsung mengecek kondisi korban. Dari pengecekan itu, petugas menyatakan bahwa korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.

    “Saat ditanya petugas puskesmas ya saya bilang korban jatuh. Ketika dicek oleh petugas, ternyata korban sudah meninggal dunia. Saya awalnya tidak percaya, dan meminta petugas untuk melakukan pengecekan ulang,” katanya.

    Selang beberapa hari dari kematian korban itu, pihak keluarga merasa ada kejanggalan-kejanggalan. Hal itu setelah pihak keluarga mendapatkan masukan dari masyarakat. Merasa ada yang kurang pas, jika jatuh dari motor, namun motornya tidak mengalami kerusakan atau lecet di bodi motor.

    “Ya keluarga minta diusut dan dilaporkan ke Polsek Balong. Akhirnya 5 orang teman korban itu dimintai keterangan oleh polisi. Ya ternyata ada penganiayaan, korban bukan terjatuh,” pungkas Yunus.

    Untuk diketahui sebelumnya, diberikan bahwa kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral, nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu, terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya, namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal. Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Jiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana.

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya. [end/aje]

  • Ini Pilihan Kereta saat Libur Panjang Waisak di Banyuwangi

    Ini Pilihan Kereta saat Libur Panjang Waisak di Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Banyak pilihan kereta api saat libur panjang Hari Raya Waisak. Tentu saja, ada ribuan tiket kereta api yang bisa dipesan untuk menikmati masa libur panjang dan cuti bersama Hari Raya Waisak 2024 dari dan ke Banyuwangi.

    Pasalnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 9 Jember menyediakan sebanyak 37.556 tempat duduk.

    Kapasitas itu tersedia untuk keberangkatan dari Daop 9 Jember selama lima hari dari Rabu (22/5)2024) sampai Minggu (26/5/2024). Kondisi itu terbilang meningkat 496 tempat duduk dibanding libur panjang saat Kenaikan Isa Al Masih lalu.

    Jumlah kapasitas itu juga dampak adanya kereta tambahan kelas eksekutif pada KA Ranggajati dan KA Wijayakusuma. Termasuk, penambahan kereta kelas bisnis pada KA Logawa.

    Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro menjelaskan tambahan kereta kelas eksekutif tidak tersedia setiap hari melainkan pada tanggal tertentu. Misal, KA Ranggajati tersedia untuk keberangkatan Kamis (23/5/2024) dan Minggu (26/5) dari Stasiun Jember tujuan Cirebon.

    Sementara, kelas eksekutif tersedia KA Wijayakusuma yang bisa dipesan pada hari Rabu (22/5/2024), Jumat dan Minggu (26/5/2024). Kereta ini melayani keberangkatan dari Stasiun Ketapang tujuan Cilacap, Jawa Tengah.

    “Sedangkan untuk KA Logawa dari Stasiun Jember tujuan Purwokerto yang biasanya sekali jalan membawa tiga kereta kelas bisnis, mulai hari Kamis (23/5/2023 – Minggu (26/5/2024) membawa empat kereta kelas bisnis,” kata Cahyo. [rin/suf]

  • Penguak Penganiayaan di Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Penguak Penganiayaan di Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan yang sempat dilaporkan kecelakaan ke polisi di Ponorogo akhirnya terkuak. Hal itu berkat kabar yang beredar di masyarakat bahwa korban atas nama Jiono meninggal tidak karena kecelakaan namun dianiaya, dan ada lebih dari satu saksi yang menyaksikan peristiwa itu.

    Awalnya, keluarga almarhum Jiono hanya bisa pasrah dan menerima saat mendapat kabar anaknya meninggal karena kecelakaan tunggal. Dalam berita yang disebarkan di masyarakat, korban mengalami kecelakaan tunggal di pertigaan Dusun Bandung, Desa Ngumpul, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo pada Sabtu (6/4/2024) dini hari.

    Padahal, ada saksi dari masyarakat yang menyatakan korban meninggal akibat kekerasan, bukan kecelakaan tunggal. Saksi itu melihat sendiri fakta yang terjadi.

    “Saat diberi kabar kalau korban meninggal karena kecelakaan, keluarga korban menerima. Namun, setelah beberapa hari berlalu ada desas-desus dari warga bahwa meninggalnya karena penganiayaan,” kata Kepala Desa (Kades) Ngumpul, Supriono, Selasa (21/5/2024).

    Tabir yang membuka bahwa korban meninggal dunia diduga penganiayaan dan bukan kecelakaan, berawal dari warga. Kemungkinan, warga itu memberitahukan kesaksian sebagian masyarakat bahwa korban dianiaya saat kejadian itu.

    Selain itu, tersangka dan beberapa saksi pada kejadian itu, menunjukkan sikap-sikap yang aneh dalam kesehariannya pasca kejadian. Ada yang mengalami ketakutan maupun keadaan hatinya yang selalu tidak tenang.

    “Pelaku dan teman-temannya sampai saat inj mengalami ketakutan dan hatinya tidak tenang, ” katanya.

    Untuk diketahui sebelumnya, kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral, nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu, terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya, namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal.

    Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Pujiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana. [end/beq]

  • Kesaksian Mengejutkan Pengantar Korban Penganiayaan yang Dilaporkan Kecelakaan di Ponorogo

    Mirip Kasus Vina Cirebon, Korban Penganiayaan Ponorogo Dilaporkan Kecelakaan

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kasus Vina Cirebon yang akhir-akhir ini viral nampaknya juga terjadi di Kabupaten Ponorogo. Kemiripan itu terkait adanya korban meninggal dunia yang diduga dianiaya namun dilaporkan kecelakaan lalu lintas tunggal.

    Peristiwa itu terjadi di Desa Ngumpul Kecamatan Balong Ponorogo. Kasus yang menimpa korban yang bernama Pujiono itu, terkuak setelah 40 hari peringatan kematiannya.

    “Jadi kronologis singkat pada laporan masyarakat, yaitu adanya laporan kecelakaan tunggal. Namun, pihak keluarga korban merasa ada kejanggalan-kejanggalan akhirnya melaporkan ke polisi,” kata Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Ryo Perdana, Selasa (21/05/2024).

    Petugas kepolisian pun langsung melakukan tindak lanjut, dengan mengumpulkan barang bukti, dan penggalian keterangan. Selain itu, polisi juga melakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Termasuk mendatangkan tim dokter forensik dari RS Bhayangkara Kediri.

    “Hari ini juga kita lakukan pembongkaran makam untuk dilakukan ekshumasi terhadap jasad korban. Dengan mendatangkan tim dokter forensik RS Bhayangkara Kediri,” katanya.

    Dari kasus ini, petugas sudah menetapkan 1 tersangka dan 4 saksi yang salah satunya merupakan anak dibawah umur. Saat ini tersangka dan para saksi pun. Asih digali keterangannya.

    Tersangka mengaku bahwa awalnya keduanya cekcok dan terjadi penganiayaan hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Namun, tersangka dan para saksi itu menutupi peristiwa itu dengan menyebarkan berita korban meninggal mengalami kecelakaan tunggal.

    “Awalnya dari cekcok, kemudian berkelahi dan pelaku menutupinya dengan menyebar berita jika itu kecelakaan tunggal,” pungkasnya. [end/but]

  • 4 Kupu-kupu Malam Diamankan Polsek Prigen, Ini Sebabnya!

    4 Kupu-kupu Malam Diamankan Polsek Prigen, Ini Sebabnya!

    Pasuruan (beritajatim.com) – 4 perempuan pekerja seks komersial alias kupu kupu malam diamankan Polsek Prigen. Keempat perempuan ini diamankan setelah petugas mendapat laporan adanya kegiatan prostitusi.

    Menurut Kapolsek Prigen, AKP Sugiyanto mengatakan bahwa keempat perempuan ini diamankan pada Rabu (7/5/2024). Para kupu-kupu malam ini diamankan di tempat kos yang ditinggalinya.

    “Keempat orang ini kami amankan setelah kami mengetahui adanya kegiatan prostitusi melalui aplikasi. Keempatnya diamankan saat melakukan transaksi dengan pelanggannya, di Villa lingkungan Tretes, Kecamatan Prigen,” jelas Sugiyanto, Selasa (14/5/2024).

    Sugiyanto juga menjelaskan bahwa saat diamankan keempat perempuan tersebut menjajakan dirinya dengan tarif Rp 300 ribu. Dari hal tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai milik pelanggannya sebesar Rp 1,2 juta.

    Diketahui keempat kupu-kupu malam tersebut bukan dari wilayah Kabupaten Pasuruan. Melainkan dua di wilayah Jawa Timur dan dua lainnya di wilayah Jawa Barat.

    Menurut informasi keempat perempuan tersebut yakni, Wahyuni (37) warga Sidoarjo, Niken Putri Anisa (22) warga Kabupaten Malang. Sementara dua lainnya yakni Sarifah (22) warga Ciamis, dan Ratini (19) warga Cirebon.

    Sugiyanto menjelaskan bahwa keempat kupu-kupu malam tersebut dijerat dengan pasal 19 Jo 14 huruf a Perda Kabupaten Pasuruan No. 3 Tahun 2017 tentang penanggulangan pelacuran. “Keempat perempuan tersebut langsung kami lakukan sidang tindak pidana ringan. Dengan putusan denda yang harus dibayar oleh pelaku,” tutupnya. [ada/aje]

  • TKI Blitar Tusuk Pria Cirebon Hingga Tewas di Korsel, Pelaku Overstay

    TKI Blitar Tusuk Pria Cirebon Hingga Tewas di Korsel, Pelaku Overstay

    Blitar (beritajatim.com) – Seorang pria asal Cirebon Jawa Barat atas nama Ade Irawan meninggal dunia di Daegu, Korea Selatan (Korsel). Pria tersebut tewas usai ditusuk oleh TKI asal Blitar.

    Pelaku asal Blitar tersebut kini sudah ditangkap oleh pihak kepolisian Korea Selatan. Sementara Disnaker Kabupaten Blitar masih akan berkoordinasi dan komunikasi lebih lanjut untuk mencari tahu identitas dari pelaku.

    Hasil sementara, diketahui bahwa pelaku kemungkinan benar berasal dari Blitar. TKI tersebut diketahui juga telah overstay.

    “Kami masih melakukan konfirmasi lebih lanjut, tapi informasinya pelaku overstay karena berangkat tahun 2014 dan tidak memperbaharui paspor,” kata Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Disnaker Kabupaten Blitar Yopie Kharisma Sanusi, Rabu (08/05/24).

    Hasil penyelidikan sementara, pelaku adalah telah overstay di Korea Selatan. Selama ini pelaku yang merupakan TKI asal Blitar tidak pernah melakukan pembaharuan paspor dan berpindah-pindah majikan.

    “Kami masih koordinasi dengan Dispendukcapil untuk mendapatkan informasi resmi terkait identitas pelaku,” imbuhnya.

    Pertengkaran yang berujung pada aksi penusukan ini melibatkan antar TKI. Selain satu pelaku polisi Korea Selatan juga masih melakukan penyelidikan karena diduga pelakunya lebih dari satu.

    “Kami masih terus berkoordinasi, nanti kalau ada informasi lebih lanjut akan kami sampaikan,” tegasnya. [owi/aje]

  • Stasiun Bangil Pasuruan Alami Kenaikan Penumpang Hingga 40 Persen

    Stasiun Bangil Pasuruan Alami Kenaikan Penumpang Hingga 40 Persen

    Pasuruan (beritajatim.com) – Pergerakan pemudik di Stasiun Bangil, Kabupaten Pasuruan, mengalami peningkatan signifikan selama mudik lebaran. Peningkatan kepadatan penumpang ini sangat terlihat saat arus balik lebaran.

    Menurut data yang diperoleh saat masa mudik lebaran kenaikan penumpang hanya berkisar 25 persen. Hal ini kemudian melonjak saat arus balik lebaran yang pada Minggu (14/4/2024) kemarin berkisar 40 persen.

    Mayoritas pemudik menggunakan kereta api lokal dengan tujuan antar kota dalam provinsi, seperti Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, dan Surabaya.

    Sementara itu, kereta api jarak jauh dengan tujuan Semarang, Solo, Yogyakarta, Jakarta, dan Cirebon juga mengalami lonjakan penumpang.

    Berdasarkan data Stasiun Bangil, sejak Sabtu (13/4/2024), tercatat 1.400 penumpang kereta api lokal dan 388 penumpang kereta api jarak jauh. Untuk hari ini (14/4/2024), hingga pukul 12.00 WIB, jumlah penumpang kereta api jarak jauh mencapai 477 orang, sedangkan kereta api lokal sebanyak 1.322 orang.

    “Perkiraan lonjakan penumpang akan terus naik hingga H+7 lebaran nanti. Sedangkan selama ini pada hari minggu kemarin menjadi salah satu naiknya jumlah oenumpang di Stasiun Bangil,” kata Mawan Nofianto, Kepala Stasiun Bangil, Senin (15/4/2024).

    Menurut salah satu penumpang yakni Hari mengatakan dirinya memilih balik sengaja mendekati hari libur. Hal ini dikarenakan dirinya sudah lama tak pulang kampung dan bertemundengan sanak saudara.

    “Saya dari Jakarta dan ini mau balik ke Jakarta lagi. Sengaja memang memilih balik agak lama karena sudah lama juga tidak pulang kampung,” jelasnya. (ada/ted)