kab/kota: Cirebon

  • Digitalisasi perluas penetrasi pasar global produk rotan Cirebon

    Digitalisasi perluas penetrasi pasar global produk rotan Cirebon

    Cirebon (ANTARA) –

    Di tengah derasnya arus modernisasi, kerajinan rotan di Cirebon, Jawa Barat, tetap bertahan dan beradaptasi, menjadi simbol tradisi yang mampu bersaing di pasar luar negeri.

     

    Hal inilah yang diamini oleh Fera. Pengusaha asal Tegalwangi, Cirebon, yang berhasil membuktikan bahwa produk kerajinan rotan dapat bersaing di era digital.

     

    Sejak beberapa tahun terakhir, perempuan ini aktif memanfaatkan berbagai platform digital seperti website dan media sosial untuk mempromosikan produk-produknya.

     

    Fera, misalnya, menggunakan media sosial sebagai etalase virtual yang memamerkan keindahan rotan Cirebon kepada calon konsumennya.

     

    Setiap produk dipajang lewat unggahannya  sehingga pelanggan seakan dapat merasakan tekstur dan keindahannya seolah-olah sedang menyentuhnya langsung.

     

    Promosi di kanal digital menjadi alat yang ampuh untuk mempromosikan karya-karyanya.

     

    Selain itu, melalui sentuhan kreatifnya juga, ia dapat mengubah persepsi masyarakat tentang produk rotan yang selama ini dianggap monoton dan kurang inovatif.

     

    Dengan memadukan unsur klasik dan modern, produk-produk buatannya berhasil memikat hati konsumen, baik di dalam maupun luar negeri.

     

    “Zaman sekarang di era media sosial, mereka (konsumen) banyak yang senang dengan hal-hal klasik tetapi modern. Jadi kerajinan rotan kami kombinasikan dengan bahan lain untuk menghasilkan produk estetik,” ujarnya kepada ANTARA.

     

    Produk yang dibuatnya meliputi furnitur, perabotan rumah tangga, hingga aksesori, dengan paduan warna yang memanjakan mata.

    Fera (kiri) bersama suaminya saat menunjukkan produk rotan buatannya di Cirebon, Jawa Barat. ANTARA/Fathnur Rohman

    Sebagai pengusaha yang sudah berkecimpung di industri ini sejak lama, Fera pun merasakan dampak positif dari eksposur di ruang digital.

     

    Berkat strategi pemasaran yang tepat, produk-produk rotan buatannya menembus pasar internasional. Negara-negara seperti India, Afrika, Malaysia, dan Arab Saudi menjadi tujuan ekspor utamanya.

     

    Pelanggan dari berbagai belahan benua itu  terpukau dengan keindahan dan kualitas produk-produk rotan asal Cirebon.

     

    Produk kerajinan rotan miliknya bisa diekspor sebanyak enam sampai tiga kali dalam setahun, dengan jumlah pengiriman sekitar 40–60 feet.

     

    Banyak dari pelanggan mancanegara ini menemukan produk Fera berkat ulasan positif dan rating bintang lima yang diberikan konsumen sebelumnya hingga mereknya muncul teratas saat mereka mencarinya di internet.

     

    Di puncak penjualannya, Fera mengakui bisa mendapatkan omzet yang menjanjikan yakni sekitar Rp300 juta per bulan.

    Editor: Achmad Zaenal M
    Copyright © ANTARA 2024

  • Debat Perdana Pilwalkot Cirebon, Paslon Dani-Fitria Kampanyekan Sekolah Gratis

    Debat Perdana Pilwalkot Cirebon, Paslon Dani-Fitria Kampanyekan Sekolah Gratis

    Menurutnya, pendidikan gratis harus diutamakan, terutama dengan meningkatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cirebon.

    “Saat ini dana BOS daerah masih minim, hanya Rp 130 ribu per anak per tahun. Harapan kami, ini bisa ditingkatkan menjadi minimal Rp500 ribu,” jelas dia.

    Ia menekankan, bahwa peningkatan BOS akan membantu meringankan beban orang tua tanpa perlu adanya pungutan tambahan. Termasuk tidak ada lagi ijazah yang tertahan karena tak mampu bayar pungutan di sekolah. 

    Dani mengatakan fokus membagikan seragam sekolah kepada masyarakat kurang mampu melalui program beasiswa rawan DO.

    Dani menegaskan, pembiayaan seragam bagi 51 ribu peserta didik akan memberatkan APBD Kota Cirebon, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih terdampak pandemi.

    “Yang penting bagi masyarakat adalah tidak ada lagi pungutan di sekolah, sementara kebutuhan mendasar lainnya bisa kami penuhi melalui program yang lebih tepat sasaran,” ujarnya.

  • Kapolres Cirebon Sebut PRMPC ‘Geruduk’ Rumah Makan Padang Karena Harga Terlalu Murah

    Kapolres Cirebon Sebut PRMPC ‘Geruduk’ Rumah Makan Padang Karena Harga Terlalu Murah

    GELORA.CO – Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni menjelaska terkait peristiwa dugaan persekusi terhadap sebuah Rumah Makan (RM) Padang di Cirebon, Jawa Barat.

    Dugaan persekusi tersebut dilakukan Perhimpunan Rumah Makan Padang Cirebon (PRMPC). Menurut Sumarnni, kedatangan PRMPC ke rumah makan tersebut karena pengela menetapkan harga yang terlalu murah.

    Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni menjelaskan, pihaknya sudah meminta klarifikasi terkait insiden tersebut dan memastikan agar tidak ada tindakan intimidasi terhadap pedagang.

     “Terkait dengan viralnya dugaan adanya persekusi di Rumah Makan Padang, kami (Polresta Cirebon) sudah berkomunikasi dengan Ketua dan Penasehat PRMPC kemarin,” ujar Kombes Sumarni saat ditemui usai meninjau gudang logistik KPU Kabupaten Cirebon, Rabu (30/10/2024).

    Sumarni menambahkan, dalam pertemuan itu, PRMPC mengklarifikasi bahwa tidak ada maksud untuk mempersekusi.

    “Mereka hanya bersilaturahmi dan menanyakan kenapa warung tersebut harganya terlalu murah,” ucapnya.

    Menurut Kapolresta Cirebon, pihaknya telah meminta PRMPC agar tidak melakukan tindakan yang bisa menimbulkan ketidaknyamanan.

    “Kami juga sudah meminta kepada ketua perhimpunan tersebut untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan ketidaknyamanan dan keresahan atau berpotensi mengintimidasi pihak-pihak tertentu,” jelas dia.

    Kapolresta juga mengimbau agar para pedagang tetap diberikan kebebasan untuk berdagang dengan harga yang mereka tetapkan, terutama jika harga tersebut sangat membantu masyarakat kecil.

    “Diberi kebebasan saja warga yang ingin berdagang sesuai dengan yang mereka tetapkan, apalagi kalau harga tersebut sangat membantu masyarakat kecil,” katanya.

    PRMPC meminta maaf

    Pihak PRMPC, melalui penasihat mereka, Erlinus Tahar, juga telah menyampaikan permintaan maaf dan klarifikasi atas kejadian tersebut.

    Erlinus menyatakan, bahwa tujuan PRMPC bukan mempersoalkan asal-usul rumah makan, melainkan untuk menertibkan harga di kalangan pengusaha rumah makan Padang di Cirebon.

    “Pemanggilan juga bukan pemanggilan dalam konteks kami sebagai tersangka atau apa, tapi mengklarifikasi sebenarnya duduk perkaranya apa,” ujar Erlinus saat diwawancarai Selasa (29/10/2024) malam.

    Erlinus menegaskan, bahwa PRMPC tidak berafiliasi dengan organisasi massa manapun dan murni merupakan paguyuban antar pedagang rumah makan Padang di Cirebon.

    Mengenai video yang telah viral, Erlinus juga meminta maaf atas kesalahpahaman yang mungkin timbul.

    “Video itu bukan video resmi kami, hanya saja ada teman kami yang memvideokan dan diunggah di akun pribadinya.”

    “Kami juga menyesalkan di video itu ada kalimat-kalimat abal-abal, tetapi itu bukan pernyataan kami secara resmi,” ucapnya.

     Dengan klarifikasi ini, PRMPC berharap suasana lebih kondusif dan masyarakat dapat memahami tujuan mereka yang murni untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan usaha rumah makan Padang di Cirebon.

    Harga Rp10 ribu terlalu murah

    Tujuan mereka, menurutnya, hanya untuk menertibkan label harga di kalangan pengusaha rumah makan Padang di Cirebon agar tetap kompetitif dan stabil.

     “Kami merasa harga-harga tersebut merusak omzet penjualan, kemudian juga dengan harga seperti itu kami tidak bisa usaha dengan baik, di mana harga tersebut sangat rendah,” jelas dia, merujuk pada maraknya label “Serba Rp 10 ribu” atau “Serba Rp 8 ribu” yang dipasang di beberapa rumah makan.

    PRMPC, kata Erlinus, juga tidak berafiliasi dengan organisasi massa (ormas) manapun dan semata-mata merupakan paguyuban antar pedagang rumah makan Padang di Cirebon.

    “Kami itu sebenarnya organisasi paguyuban, bukan ormas yang tidak berafiliasi ke mana pun,” katanya, seraya menegaskan bahwa inisiatif mereka bersifat mandiri dan untuk silaturahmi antar pedagang.

    Menanggapi video yang telah viral, Erlinus menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas kesalahpahaman yang mungkin timbul.

    Ia menyayangkan adanya kesan yang tidak sesuai dengan niat PRMPC akibat video yang diunggah oleh salah satu rekannya secara pribadi.

    “Video itu bukan video resmi kami, hanya saja ada teman kami yang memvideokan dan diunggah di akun pribadinya.”

  • Mengenal Batik Tiga Negeri Khas Lasem, Warisan Budaya yang Melegenda

    Mengenal Batik Tiga Negeri Khas Lasem, Warisan Budaya yang Melegenda

    Liputan6.com, Rembang – Batik tiga negeri khas Lasem berbeda dengan batik jenis lainnya yang ada di Pulau Jawa, terutama Solo, Yogyakarta, dan Pekalongan. Batik ini memiliki motif yang lebih kompleks.

    Mengutip dari indonesia.travel, motif batik tiga negeri cenderung lebih kompleks karena menggabungkan motif batik pedalaman (Solo dan Yogyakarta) dengan motif pesisiran (Pekalongan dan Cirebon). Tak sekadar motif, batik tiga negeri sebenarnya lahir dari hasil akulturasi tiga budaya, yakni Tionghoa, Belanda, dan Jawa.

    Tiga budaya besar yang sangat berpengaruh di Lasem itu direpresentasikan dalam selembar kain batik. Akulturasi budaya tersebut bisa dilihat dari warna kain batik tiga negeri yang didominasi warna merah.

    Warna tersebut terinspirasi dari budaya Tionghoa. Selain itu, ada juga warna biru indigo khas Belanda serta warna coklat soga khas Jawa).

    Lahirnya batik tiga negeri di Lasem tak bisa dipisahkan dari sejarah Kecamatan Lasem di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pasa abad ke-19 hingga awal Abad ke-20, kawasan tersebut menjadi tempat persinggahan etnis Tionghoa yang datang dari pesisir pantai selatan Tiongkok.

    Adapun pola-pola yang ada di batik tiga negeri khas Lasem mulai diperkenalkan pada abad ke-15 oleh Si Putri Campa. Ia adalah istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Cheng Ho.

    Dalam perkembangannya, batik menjadi industri yang paling maju di Lasem setelah bisnis candu. Era 1860-an menjadi puncak kejayaannya.

    Saat itu, banyak etnis Tionghoa yang mendirikan bisnis batik tiga negeri. Sayangnya, saat ini beberapa produsen batik tiga negeri sudah tidak beroperasi.

    Meski demikian, batik tiga negeri masih menjadi warisan budaya khas Lasem yang melegenda. Batik ini masih bisa ditemui di beberapa tempat di Lasem.

     

    Penulis: Resla

  • 6
                    
                        PRMPC Minta Maaf, Bantah Razia Rumah Makan Padang karena Pemilik Bukan Orang Minang
                        Bandung

    6 PRMPC Minta Maaf, Bantah Razia Rumah Makan Padang karena Pemilik Bukan Orang Minang Bandung

    PRMPC Minta Maaf, Bantah Razia Rumah Makan Padang karena Pemilik Bukan Orang Minang
    Editor
    KOMPAS.com –
    Dewan Penasehat Paguyuban Rumah Masakan Padang Cirebon (PRMPC), Erlianus Tahar, meminta maaf usai PRMPC melakukan razia terhadap sebuah rumah makan padang di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
    Erlianus mengatakan, razia dilakukan bukan karena pemilik rumah makan tersebut bukan bersuku Minang.
    Tindakan itu dilakukan sebagai upaya PRMPC untuk mengklarifikasi terkait tulisan promo atau bandrol Rp 10.000 di warung itu.
    Rumah makan tersebut dinilai mematok harga yang sangat murah dan merusak harga pasaran rumah makan padang.
    “Apalagi dengan keterangan razia masakan padang bukan orang Minang. Kami tidak pernah bicara soal etnis. Jika ini disalahartikan, kami memohon maaf,” kata Erlianus saat diwawancarai di kantornya di Kota Cirebon, Selasa (29/10/2024).
    Erlianus mengatakan, bandrol atau promo harga tersebut merupakan persaingan yang tidak sehat.
    Dia menyebut PRMPC merupakan salah satu organisasi penjual masakan padang, baik berasal dari Minang ataupun warga lokal di manapun berada.
    Sebelum pencopotan tulisan “masakan padang” yang tertempel di etalase warung, Erlianus sudah menghubungi pemilik rumah makan.
    Namun, upaya Erlianus memberikan penjelasan terhadap pemilik warung tidak diterima baik dan sempat ditolak.
    PRMPC akhirnya izin mencopot tulisan “masakan padang”.
    Jajaran Polresta Cirebon kemudian turun tangan menyelidiki razia yang dilakukan PRMPC.
    Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, mengatakan, petugas telah bertemu dengan kedua pihak.
    Dalam pertemuan tersebut, PRMPC mengaku datang hanya ingin meminta penjelasan soal harga yang dibandrol murah.
    “Paguyuban Rumah Masakan Padang Cirebon (PRMPC) mengaku tidak bermaksud melakukan razia, apalagi persekusi terhadap pemilik rumah makan tersebut. Mereka hanya ingin meminta penjelasan terkait harga yang dibandrol terlalu murah,” ungkap Sumarni saat ditemui di Gudang KPU, Rabu (30/10/2024) siang.
    Sumarni kemudian menyarankan agar paguyuban memberikan kebebasan kepada pemilik rumah makan dalam menentukan harga jual.
    Di hadapan petugas, perwakilan dari asosiasi PRMPC menyampaikan permohonan maaf atas sikap dan tindakan yang sempat menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
    Sumarni menyebutkan bahwa pemilik rumah makan tidak berniat untuk melaporkan kejadian itu ke polisi.
    (Penulis: Muhamad Syahri Romdhon|Editor:Farid Assifa)
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Pastikan Tak Ada Larangan Non-Minang Jualan Masakan Padang di Cirebon

    Polisi Pastikan Tak Ada Larangan Non-Minang Jualan Masakan Padang di Cirebon

    Cirebon

    Polisi mengklarifikasi ke Perkumpulan Rumah Makan Padang Cirebon (PRMPC) terkait viral dugaan larangan berjualan masakan Padang bagi orang non-Minang di Cirebon. Kepada polisi, PRMPC mengaku aksi itu tidak berkaitan dengan larangan berjualan.

    “Ternyata PRMPC merasa keberatan akibat banyaknya harga jual makanan Padang yang relatif sangat murah sehingga mengirimkan surat ke manajemennya (rumah makan). PRMPC khawatir rumah makan Padang murah sampai mematikan rumah makan Padang Lain,” kata Kapolresta Cirebon Kombes Sumarni, dilansir detikJabar, Rabu (30/10/2024).

    Sumarni menambahkan bahwa kedua belah pihak, baik PRMPC maupun pemilik rumah makan, telah mencapai kesepakatan bersama. Mereka setuju untuk tidak menggunakan istilah seperti “Padang Murah” yang dianggap bisa menimbulkan persepsi negatif dan berdampak pada rumah makan Padang lainnya.

    “Kedua belah pihak sudah di mediasi dan membuat surat kesepakatan,” terangnya.

    “Dari PRMPC juga sepakat boleh menjual dengan harga berapapun, tetapi tidak boleh menggunakan label paket Rp 10.000 atau paket Rp 8.000 dan penambahan tulisan ‘Padang atau Minang’ karena akan menghancurkan rumah makan Padang lain,” ujarnya.

    Namun demikian, narasi yang beredar di media sosial seolah menunjukkan PRMPC melarang penjualan masakan Padang bagi orang non-Minang, yang menurut Sumarni, adalah keliru. PRMPC menyatakan bahwa siapa pun memiliki hak untuk berjualan masakan Padang.

    (idh/imk)

  • Wajah Baru Kelas Bisnis KA Ranggajati Mulai 2 November 2024

    Wajah Baru Kelas Bisnis KA Ranggajati Mulai 2 November 2024

    Liputan6.com, Jember – Kereta Api (KA) Ranggajati relasi Jember – Cirebon keberangkatan tanggal 2 November 2024 dari Stasiun Jember mengalami perubahan sarana.

    PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 9 Jember melakukan penggantian kereta Bisnis pada KA Ranggajati dengan kereta Ekonomi New Generation hasil modifikasi dari Balai Yasa Manggarai (tempat perawatan sarana perkeretaapian milik KAI di Manggarai, Jakarta Selatan).

    “Formasi rangkaiannya masih sama, hanya saja untuk kereta yang kelas bisnis diganti dengan kereta ekonomi new generation,” kata Manager Hukum dan Humas KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro Selasa (29/10/2024)

    Lebih lanjut Cahyo menjelaskan, perubahan pada sarana KA Ranggajati berdampak pada kapasitas tempat duduk yang tersedia. Jika Sebelumnya KA Ranggajati membawa 5 kereta kelas eksekutif, 4 kereta kelas bisnis, satu kereta makan dan satu kereta pembangkit dengan total kapasitas sebanyak 506 tempat duduk.

    Mulai 2 November 2024, untuk kereta kelas bisnis diganti dengan kereta ekonomi new generation sehingga kapasitasnya bertambah menjadi 538 tempat duduk.

    Dilakukannya penyesuaian sarana KA Ranggajati, juga berdampak terjadinya penyesuaian harga tiket. Sebelumnya, untuk kelas Bisnis pada KA Ranggajati dijual dengan harga Rp380–400 ribu, setelah menggunakan kereta ekonomi new generation harga tiketnya menjadi 450 ribu rupiah untuk relasi Jember – Cirebon.

    Pada kereta ekonomi new generation yang akan digunakan pada KA Ranggajati memiliki beberapa kelebihan, di antaranya tempat duduk menggunakan tipe captain seat (penumpang kiri dan kanan terpisah) dengan konfigurasi 2-2, sudut kemiringan sandaran yang bisa diatur (reclining) dan arah kursi dapat disesuaikan dengan arah laju kereta api (revolving).

    Selain pada kursi, upgrade juga dilakukan pada interior kereta dengan ditambahkan Public Information Display System (PIDS) yang dapat menampilkan jam dan suhu. Interior kereta juga dimodifikasi mirip dengan kereta eksekutif seperti bentuk bagasi dan nuansa interior yang lebih cerah. 

  • PGN Group bangun infrastruktur guna wujudkan ketahanan energi nasional

    PGN Group bangun infrastruktur guna wujudkan ketahanan energi nasional

    Jakarta (ANTARA) – PT PGN Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), siap membangun infrastruktur energi baik gas, LNG, crude, BBM, hingga energi baru dan terbarukan (EBT) guna mewujudkan ketahanan energi nasional.

    Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, mengatakan pihaknya mendukung Holding Migas dalam penyediaan infrastruktur energi baik pembangunan maupun pengoperasian infrastruktur penyaluran energi.

    “Hal ini ditunjang oleh kompetensi dan portofolio Subholding Gas yang tidak hanya terbatas dalam pengelolaan infrastruktur gas bumi, namun juga infrastruktur energi lainnya,” ujarnya.

    Menurut dia, anak perusahaan PGN yang berperan besar dalam portofolio ini, yaitu PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT PGN Solutions (Pgasol).

    Kompetensi yang dimiliki mendukung Subholding Gas dalam memberikan layanan yang end to end dalam penyaluran energi yang mengedepankan keamanan dan keselamatan kerja.

    Layanan yang diberikan meliputi penyediaan dan pengoperasian infrastruktur dan penyediaan layanan engineering, procurement & conctruction (EPC).

    Pertagas telah membangun dan mengoperasikan pipa minyak mentah sepanjang lebih dari 605 km, di antaranya adalah ruas Tempino-Plaju yang berada di Operation Central Sumatera Area dan Rokan yang berada di Operation Rokan Area.

    Selain itu, Pertagas juga dipercaya menjadi operator pipa gas Cirebon-Semarang Tahap 1 (Cisem 1) yang dibangun oleh Kementerian ESDM.

    Sedangkan, proyek infrastruktur berjalan ke depannya adalah pembangunan pipa penyaluran BBM Cikampek-Plumpang sepanjang 96 km dan direncanakan akan diselesaikan dalam waktu tiga tahun bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga untuk menyalurkan 4,6 juta kiloliter per tahun.

    Komitmen Pertagas adalah mengoptimalkan kompetensi yang dimiliki dalam bidang operasional dan pemeliharaan pipa serta fasilitas pendukungnya, serta sumber daya manusia (SDM) yang tersertifikasi.

    Sampai akhir September 2024, Pertagas mencatatkan jam kerja selamat mencapai 105.142.028 jam.

    Selain Pertagas, melalui PGN Solution, anak perusahaan PGN yang berfokus pada penyediaan layanan EPC, Subholding Gas telah menyelesaikan proyek EPC pipa minyak Rokan, pipa gas Senipah, Balikpapan, dan Sumatera Operation Construction Service Work Unit Rate (WUR) Earthwork Package Paket 1 dan 4 di Rokan.

    Saat ini, PGN Solution dalam proses pengerjaan proyek pipa penyaluran BBM Pengapon-Boyolali bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga yang telah dimulai sejak Juni 2023. Konstruksi pipa telah mencapai 57,33 km dari rencana sepanjang 69 km sampai triwulan I 2025.

    PGN Solution juga mengerjakan berbagai pembangunan dan pemeliharaan objek vital energi nasional berskala besar, di antaranya pengerjaan proyek EPC Terminal LNG Teluk Lamong, Jawa Timur dan Revitalisasi Tangki LNG Arun, Aceh.

    Sampai saat ini, Pgsol telah meraih 100.388.415 jam kerja aman.

    Sedangkan, di sektor EBT, PGN memiliki beberapa prospek proyek penyaluran gas biomethane di wilayah Sumatera

    “Portofolio dalam pembangunan proyek energi oleh Subholding Gas Group senantiasa mengedepankan standar keselamatan yang tinggi. Efektivitas pengerjaan proyek juga diutamakan agar dapat menciptakan hasil kerja yang optimal, sehingga dapat mencapai target waktu dan biaya, baik itu untuk ketahanan energi maupun efisiensi penyaluran energi di berbagai daerah,” ujar Harry.

    Baca juga: PGN menjamin ketersediaan pasokan gas bumi bagi industri

    Baca juga: Program bisnis PGN sejalan Asta Cita Prabowo-Gibran 2024-2029

    Ia menambahkan PGN juga menekankan pentingnya keterbukaan dan transparansi segala proses pembangunan dan pengoperasian infrastruktur penyaluran energi yang sedang berjalan.

    “Kami akan selalu mendukung segala sesuatu yang dibutuhkan dalam menjalin kolaborasi yang lebih luas dalam penyediaan layanan infrastruktur penyaluran energi yang aman, selamat, serta memberikan nilai tambah pada seluruh stakeholder,” sebutnya.

    Harry pun meyakini PGN Group mempunyai portofolio yang baik dalam membangun infrastruktur energi, sehingga telah siap untuk mengerjakan proyek energi lainnya yang berada di berbagai wilayah Indonesia.

    Termasuk, menjalin partnership yang strategis dalam rangka akselerasi penyediaan energi bagi masyarakat dalam mendukung terwujudnya ketahanan energi di Indonesia.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2024

  • Praktisi: Prospek cerah hulu migas dukung target pertumbuhan ekonomi

    Praktisi: Prospek cerah hulu migas dukung target pertumbuhan ekonomi

    Menilik sejarah migas kita, pihak yang berani melakukan eksplorasi masif adalah perusahaan migas asing.Jakarta (ANTARA) – Praktisi minyak gas dan bumi (migas) menilai bahwa prospek investasi industri migas Indonesia masih dalam kondisi cerah sesuai dengan proyeksi permintaan migas dunia yang puncaknya akan terjadi pada 2029, sehingga akan turut mendukung tercapainya target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dibidik pemerintahan baru.

    Praktisi migas Hadi Ismoyo lewat keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan cadangan migas di Indonesia masih sangat besar, yakni sekitar 128 basin migas atau cekungan migas dan baru 20 cekungan yang sudah berproduksi.

    Ia mengatakan dari 20 cekungan tersebut sudah dibor dan ada temuan, tetapi belum diproduksi sebanyak delapan cekungan. Kemudian, cekungan yang mengindikasikan ada hidrokarbon sebanyak 19 cekungan dan belum dilakukan pemboran sama sekali sebanyak 68 cekungan.

    Hadi mengatakan bahwa hal itu memberikan peluang besar untuk menemukan cadangan migas baru yang dapat meningkatkan produksi domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.

    Namun, ia mengatakan perlu keberanian dalam mengambil langkah eksplorasi yang masif untuk mencari sumber daya yang baru untuk menggantikan sumber daya yang saat ini diproduksi setiap hari.

    “Menilik sejarah migas kita, pihak yang berani melakukan eksplorasi masif adalah perusahaan migas asing,” kata dia lagi.

    Selain itu, Hadi mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas data base untuk eksplorasi, pemasaran untuk setiap putaran lelang juga harus dikuatkan melalui public expose kepada investor-investor asing, dan juga tidak sering mengubah berbagai aturan dan regulasi.

    “Dengan begitu, kegiatan eksplorasi cadangan basin migas terlaksana yang nantinya akan berdampak terhadap produksi yang tinggi. Sangat memprihatinkan, karena perusahaan migas tanpa eksplorasi yang masif, kita tidak akan bisa mendapatkan produksi dengan jumlah volume berkelanjutan,” ujarnya pula.

    Untuk diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menerbitkan regulasi terbaru terkait kontrak bagi hasil migas untuk meningkatkan daya tarik investasi migas di Indonesia.

    Regulasi terbaru itu tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split. Permen itu menggantikan Peraturan Menteri ESDM Nomor 8 Tahun 2017 tentang Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

    Selain itu, ditetapkan pula Kepmen ESDM Nomor 230.K/MG.01.MEM.M/2024 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Komponen Kontrak Bagi Hasil Gross Split.

    Direktur Pembinaan Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ariana Soemanto mengatakan pembaruan aturan itu dilakukan untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan kontraktor dan pemerintah.

    Di antaranya, satu kepastian bagi hasil yang diterima kontraktor dapat mencapai 75-95 persen dan membuat wilayah kerja (WK) migas non-konvensional lebih menarik karena bagi hasil untuk kontraktor dapat mencapai 93-95 persen di awal.

    “Nantinya parameter-parameter yang menentukan besaran angka bagi hasil untuk kontraktor disederhanakan dari 13 parameter menjadi hanya lima parameter,” katanya lagi.

    Dari sisi infrastruktur, Kementerian ESDM juga terus membangun proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan produksi gas bumi di Indonesia. Proyek tersebut, yakni pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap II (ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur) sepanjang 245 km yang resmi dimulai, usai dilakukan pengelasan perdana yang disaksikan oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

    Proyek tersebut tidak hanya sekadar proyek infrastruktur, namun akan menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih luas.

    Bahlil mengungkapkan bahwa proyek tersebut tidak hanya sekadar proyek infrastruktur, namun akan menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih luas. Hal itu dikarenakan adanya pemanfaatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam proyek Cisem Tahap II mencapai 100 persen.

    Selain memberikan dampak ekonomi langsung, proyek Cisem Tahap II juga berimplikasi jangka panjang bagi ketahanan energi nasional. Ia juga mengatakan proyek Cisem akan menjadi infrastruktur penting bagi para pelaku usaha kecil dan menengah, serta industri yang besar yang berada di sepanjang jalur pipa gas Cisem.

    Tidak hanya itu, Kementerian ESDM saat ini juga sedang mempersiapkan pembangunan pipa gas ruas Dumai-Sei Mangke di Sumatera bagian utara. Jika proyek tersebut rampung, maka akan meningkatkan pemanfaatan gas domestik karena sudah terhubung dari Jawa Timur hingga Sumatra.

    Diperkirakan akan ada penambahan penerima jaringan gas kota di Cisem sebanyak 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangke sebanyak 600 ribu SR.
    Baca juga: Industri hulu migas perlu keberpihakan untuk capai ketahanan energi
    Baca juga: Kebijakan adaptif pemerintah kunci kebangkitan industri hulu migas RI

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bisa-bisanya 5 Napi Narkoba dalam Lapas Ini Tipu Warga Ngawi, Awas Begini Modusnya

    Bisa-bisanya 5 Napi Narkoba dalam Lapas Ini Tipu Warga Ngawi, Awas Begini Modusnya

    Ngawi (beritajatim.com) – Lima narapidana (napi) menipu warga Ngawi dari dalam Lapas Kelaa I Madiun. Kelima pelaku penipuan tersebut kini telah ditangkap oleh Satreskrim Polres Ngawi.

    Kapolres Ngawi, AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto, mengungkapkan kasus ini bermula dari pembelian cabai kering oleh korban. “Korban telah sepakat dengan harga, namun setelah pembayaran, barang yang dijanjikan tidak pernah dikirim,” jelasnya, Sabtu (12/10/2024).

    Kasus ini terjadi pada Senin, 9 September 2024, saat korban, Asep warga Cirebon, melakukan transaksi pembelian cabai kering secara daring di Parkiran SPBU Jalan Ir Soekarno, Desa Klitik, Geneng, Ngawi.

    Setelah proses tawar-menawar, disepakati harga sebesar Rp179, 4 juta untuk 345 sak cabai kering. Korban kemudian mencari ekspedisi untuk mengangkut barang tersebut dari Surabaya ke Cirebon, serta meminta foto KTP dan SIM pengemudi truk yang dikirim melalui WhatsApp.

    Pada Selasa, 10 September 2024, korban melakukan pembayaran kepada pemilik barang, dengan janji barang akan segera dikirim. Namun, barang yang ditunggu-tunggu tidak pernah sampai. Ketika dihubungi, pengemudi truk berdalih dengan berbagai alasan.

    Korban kemudian melakukan penelusuran berdasarkan data KTP dan SIM yang diterima sebelumnya. Dari hasil penelusuran, diketahui bahwa barang telah diturunkan di SPBU di Desa Klitik, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi. Menyadari ada kejanggalan, korban segera melaporkan kejadian tersebut ke Polres Ngawi.

    Tim Tiger Satreskrim Polres Ngawi yang dipimpin Kasat Reskrim AKP Joshua Peter Kurniawan berhasil mengungkap bahwa pelaku adalah lima orang narapidana yang terlibat dalam jaringan penipuan online.

    Pelaku berinisial CAP (38) warga Semarang, TJK (39) warga Kota Madiun, IS warga Kabupaten Magetan, MWA (31) warga warga Kabupaten Sidoarjo, dan FP (34) warga Kabupaten Sidoarjo, dengan peran masing-masing dalam kejahatan ini.

    Mereka mengendalikan aksinya dari dalam Lapas Kelas I Madiun, menggunakan telepon genggam sebagai alat komunikasi.

    Berikut peran kelima pelaku:

    1. TJK (39 tahun), tempat tinggal di Kelurahan Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun.

    Peran: Mencarikan armada untuk proses bongkar muat barang, serta menyediakan tempat penyimpanan sementara sebelum barang hasil kejahatan dijual.

    2. IS, tempat tinggal di Desa Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan.

    Peran: Bertindak sebagai perantara antara CAP dan TJK, menyampaikan perintah dari CAP kepada TJK untuk mencarikan armada bongkar muat di lokasi kejadian serta mencarikan pembeli barang.

    3. CAP (38 tahun), laki-laki, tempat tinggal di Desa Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

    Peran: Otak dari penipuan online, mengorganisir serta membagi tugas di antara anggota sindikat yang terdiri dari lima orang. Mereka mencari korban dengan masuk ke dalam grup WhatsApp “info muatan truk” melalui link yang dibagikan di Facebook. CAP berpura-pura memiliki bisnis ekspedisi jasa pengiriman.

    4. MWA (31 tahun), tempat tinggal di Kelurahan Gampang, Kecamatan Prambon, Kabupaten Sidoarjo.

    Peran: Mengaku sebagai Asep (pembeli barang) dan memerintahkan TF, selaku pengemudi truk, untuk berhenti di lokasi kejadian sebelum barang dipindahkan ke armada lain.

    5. FP (34 tahun), laki-laki, tempat tinggal di Desa Sidomulyo, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

    Peran: Mencari pembeli untuk barang hasil penipuan berupa cabai kering, yang kemudian dijual kepada DPS di wilayah Sidoarjo.

    Kelima pelaku tersebut merupakan residivis kasus narkoba yang saat ini masih berstatus sebagai warga binaan di Lapas Kelas I Madiun.

    “Berkat kerja sama antara Polres Ngawi dan pihak Lapas Kelas I Madiun, sindikat ini berhasil kami ungkap,” ujar AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto.

    CAP, sebagai otak dari sindikat ini, mengorganisir dan membagi tugas kepada pelaku lainnya. Ia mencari korban melalui grup WhatsApp “info muatan truk” dan berpura-pura menjalankan bisnis jasa ekspedisi.

    Sebanyak 13 saksi telah diperiksa dalam penyelidikan kasus ini. Barang bukti yang berhasil diamankan di antaranya lima unit handphone dari para pelaku, empat handphone dari saksi, satu truk canter warna kuning, dan 158 sak cabai kering.

    Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) Kelas I Madiun, Aris Sakuryadi, mengakui bahwa pelaku mendapatkan handphone secara ilegal dari narapidana yang telah bebas sebelumnya. “Kami kecolongan dalam hal ini,” ujarnya kepada media.

    Penyidik Polres Ngawi tidak melakukan penahanan terhadap para pelaku karena mereka masih berstatus narapidana dalam kasus narkoba dan sedang menjalani hukuman di Lapas Kelas I Madiun.

    Para pelaku akan dijerat dengan Pasal 378 KUHP tentang penipuan, atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal 4 tahun penjara. [fiq/ian]