Dokter Anak Protes Kolegium Diambil Alih, Menkes: Orang Lama Kehilangan “Power”
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, dokter yang mempersoalkan pengambilalihan kolegium oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah dokter-dokter yang merasa kehilangan kekuasaan.
Hal ini disampaikan Budi merespons sikap sejumlah
dokter anak
yang menentang pengambilalihan kolegium menjadi di bawah Kemenkes.
“Nah, memang yang lama-lama, mungkin dulu kehilangan kekuasaan karena kolegium kan punya
regulatory power
ya,” ujar Budi di Kantor Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (9/5/2025).
Budi menuturkan, dahulu pemilihan ketua kolegium hanya ditentukan oleh suara dari sekelompok elite senior dalam organisasi profesi.
“Yang mengeluh adalah orang-orang yang lama, yang dulu memiliki
power
untuk menentukan, sekarang pemilihnya dilakukan oleh seluruh termasuk yang muda,” kata dia.
Namun, sejak kolegium di bawah naungan Kemenkes, semua dokter memiliki kesempatan untuk memilih.
“Jadi yang tadinya hanya ditentukan oleh 10 orang, sekarang ditentukan oleh 2.000 orang. Nah, 10 orang ini yang marah,” kata dia.
Menkes justru heran, mereka yang menentang kolegium malah tidak memberikan tanggapan ketika ditemukan adanya kasus
bullying
hingga pemerkosaan di ruang lingkup kesehatan.
“Seperti
bullying
kan, banyak sekali kejadian, mereka enggak berani mereka ngomong sampai ada yang meninggal, sampai ada yang diperkosa,” ucap dia.
Persoalan kolegium ini muncul ke permukaan setelah sejumlah dokter anak dimutasi oleh Kemenkes.
Ketua Umum Ikatan
Dokter Anak
Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyebut mutasi tersebut adalah bentuk hukuman karena IDAI menolak pengambilalihan kolegium oleh Kemenkes.
“Jadi menurut saya ini sebuah pola menghukum sikap IDAI yang konsisten menolak kolegium yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan,” kata Piprim di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/5/2025).
Sementara itu, Staf Khusus Menteri Bidang Dukungan Strategis Organisasi Kementerian Kesehatan Rendi Witular menuturkan, dahulunya kolegium memang dipegang oleh organisasi profesi yang dikuasai elite-elite tertentu.
Namun UU Kesehatan mengatur bahwa kolegium dipegang oleh Kemenkes karena mengatur standar pelayanan yang menyangkut hajat hidup masyarakat.
“Sebelumnya itu di bawah organisasi profesi, orangnya itu-itu saja dikuasai elite-elite tertentu. Karena (kolegium) menentukan kurikulum, standar pelayanan, segala macam, ya kan harusnya kewenangannya pemerintah untuk mengatur,” kata Rendi kepada
Kompas.com
, Rabu (7/5/2025).
“Enggak bisa kita serahkan standar untuk hajat hidup orang-orang yang begini kepada organisasi profesi,” sambungnya.
Sebagai informasi, kolegium dalam konteks UU Kesehatan mengatur tentang standar pelayanan, kurikulum, dan hal-hal lain terkait cabang ilmu kesehatan.
Kolegium juga menetapkan standar pemenuhan satuan kredit profesi untuk tenaga medis dan kesehatan, seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Kesehatan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Ciracas
-

Dituduh Cabuli Anak Tetangga, Pria di Ciracas Tantang Orang Tua Lapor Polisi, Warga Kesal
JAKARTA – Seorang pria paruh baya diamuk warga atas dugaan melakukan aksi pencabulan terhadap bocah berusia 7 tahun, tetangganya sendiri di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa dini hari, 6 Mei 2025.
Menurut P, ibunda korban, perbuatan bejat pelaku diketahui ketika putrinya pulang jajan dari warung sambil menangis ketika sampai dirumah. Korban mengaku dilecehkan oleh pelaku saat sedang jajan di warung.
“Pulang-pulang (anak saya) nangis. Ngadu ke saya, katanya, bibir dicium dan alat kelaminnya dipegang,” ujarnya kepada wartawan, Selasa, 6 Mei.
Setelah mendengar keterangan korban, orang tua pelaku pun terkejut. Mereka pun segera mencari pelaku dan menangkapnya.
Saat diamankan, pelaku pun mengelak. Bahkan, pelaku menantang ayah dan ibu korban untuk melaporkan kasusnya ke polisi.
“Ya sudah kita visum. Kita laporin ke polisi Karena (pelaku) yang bersangkutan nantangin. Dan hasil visum kan ke polisi, ya,” katanya.
Warga yang mengetahui peristiwa tersebut, akhirnya beramai ramai ke rumah pelaku. Mereka geram dan emosi. Rumah pelaku dikepung warga
Saat pelaku diamankan, warga sekitar yang geram dan emosi pun memukuli pelaku. Beruntung, petugas kepolisian dengan sigap mengamankan terduga pelaku dari kejaran dan amukan warga.
Saat ini, pelaku pun sudah diamankan Polres Metro Jakarta Timur, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Ibu korban berharap, terduga pelaku dapat dihukum yang setimpal atas perbuatannya dan dijerat UU Perlindungan Anak. Sementara kasusnya ditangani Unit PPA Polres Metro Jakarta Timur.
-

Tim USM Raih 3 Emas, 8 Perak, 1 Perunggu di Kejurnas Taekwondo
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Para taekwondin Universitas Semarang (USM) berhasil membawa pulang 3 medali emas, 8 perak dan 1 perunggu dalam Kejurnas WTA Indonesia Taekwondo Championship yang diselenggarakan di GOR Ciracas Jakarta pada 24 – 27 April 2025.
Dalam Kejurnas yang diikuti 1707 atlet itu, USM mengirim 16 atlet dari 21 kelas yang dipertandingkan.
Pembina UKM Taekwondo USM, Shokib,S.TP., MM bersyukur atas prestasi yang ditorehkan para atletnya.
Dia berharap, hasil yang telah dicapai tersebut menambah semangat para atlet dalam berlatih.
”Saya mengapresiasi hasil yang diraih para atlet. Saya berharap, hasil ini menjadi pemicu para atlet untuk bisa berprestasi di Pomnas pada Oktober 2025,” ujarnya.
Ketua UKM Taekwondo Reyvanda Marta Anggraini merasa sangat bangga melihat semangat juang teman -teman dalam kejuaraan ini.
“Saya mengucapkan selamat kepada teman- teman yang berhasil memperoleh medali, meskipun tidak semua dari kita meraih medali tetapi pengalaman yang kita dapatkan di lapangan kemarin merupakan sebuah pelajaran berharga yang akan membentuk kita menjadi lebih baik di masa yang akan datang,” ungkap Reyvanda Marta Anggraini.
“Dan juga saya sangat berterimakasih kepada teman teman yang sudah mau berjuang secara maksimal, tidak lupa juga saya mengucapkan terimakasih kepada pelatih yang juga memiliki peran dalam mengsukseskan tim taekwondo USM untuk meraih juara,” tambahnya.
Dan saya berharap kita semua dapat terus menjaga semangat kebersamaan ini, baik di dalam maupun di luar arena.
Berikut atlet yang meraih medali:
Medali Emas
1. Faiq Nanda Riyanto (U-54 kg putra)
2. Anggara Adriano Arya Putra (U-58 kg putra)
3. Omar Dewa Wicaksono (U-63 kg)
Medali Perak
1. Athallah Razzak Indrayana (U-54 kg putra)
2. Muhammad Indaka (U-80 kg putra)
3. Elfonda Dandi Kurnia Putra (over 87 kg putra)
4. Sabrina Wulanda Azzahra (over 73 kg putri)
5. Dera Fitria Ramadhan (poomsae individu putri)
6. Nathanael Sakti Pamungkas (poomsae beregu putra)
7. Raka Yanu Mahera (poomsae beregu putra)
8. Nur Sofiandi (poomsae beregu putra)
Medali Perunggu
1. Farrel Muhammad Ivanda I. (U-74 kg putra (*)
-

Viral ABG di Jaktim Ditangkap Warga Usai Kepergok Transaksi Narkoba Sinte
Jakarta –
Video seorang remaja diamankan warga di Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim), viral di media sosial (medsos). Disebutkan remaja tersebut diamankan usai dipergoki transaksi narkoba jenis tembakau sintetis (sinte).
Dalam video yang dilihat, Sabtu (26/4/2025), peristiwa disebut terjadi pada hari Jumat (25/4) malam. Remaja tersebut tampak hanya meringkuk dikerumuni oleh warga.
Disebutkan bahwa remaja tersebut melakukan transaksi narkoba sinte di sebuah semak-semak sekitar rumah kosong. Dinarasikan pelaku berjumlah dua orang, namun satu lainnya melarikan diri.
Saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Ciracas AKP Maryono membenarkan peristiwa itu. Saat ini, remaja tersebut telah dibawa ke panti rehabilitasi.
“Yang bersangkutan sudah kita taruh di panti dulu untuk sementara,” kata AKP Maryono.
Dia mengatakan untuk yang diamankan hanya seorang anak baru gede (ABG) pria. Sementara ini, pihaknya juga masih melakukan pendalaman atas kasus penyalahgunaan narkoba tersebut.
(rdh/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
/data/photo/2025/05/09/681d89756f093.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)





