kab/kota: Cipulir

  • 86 RT Terendam Banjir, Ada yang Capai 2,7 Meter

    86 RT Terendam Banjir, Ada yang Capai 2,7 Meter

    Jakarta

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat banjir di Jakarta meluas ke 86 RT. Tinggi banjir ada yang mencapai 2,7 meter.

    “BPBD mencatat saat ini genangan terjadi di 86 RT,” kata Kepala Pelaksana BPBD Jakarta Isnawa Adji kepada wartawan, Minggu (6/7/2025).

    Data banjir itu dihimpun per pukul 23.00 WIB. Sebaran titik banjir ada di 19 RT di Jakarta Pusat, 1 RT di Jakarta Barat, 23 RT di Jakarta Selatan, dan 42 RT di Jakarta Timur serta 1 RT di Jakarta Utara.

    Sementara itu ada 5 ruas jalan yang terendam banjir. Jalanan yang terendam banjir itu tersebar di Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

    Di Masjid Jami Al Abror Bidara Cina, 137 warga masih mengungsi. Kemudian di Masjid Jami Ittihadul Ikhwan 74 warga mengungsi dan di SDN 01/02 Kampung Melayu ada 119 warga pengungsi.

    Pengungsi juga ada di Masjid Al-Hawi Cililitan dengan jumlah 11 warga. Lalu di Mushala Al-Ishlah Kampus Binawan Cawang juga ada 30 warga mengungsi.

    Jakarta Utara terdapat 1 RT yang terdiri dari:
    – Kelurahan Pluit
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 10 cm
    Penyebab: ROB

    Jakarta Pusat terdapat 19 RT yang terdiri dari:
    – Kelurahan Karet Tengsin
    Jumlah: 19 RT
    Ketinggian: 50 s.d 70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Krukut

    Jakarta Selatan terdapat 23 RT yang terdiri dari:
    – Kelurahan Pondok Labu
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Krukut

    – Kelurahan Cilandak
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Grogol

    – Kelurahan Tanjung Barat
    Jumlah: 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Pengadegan
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 120 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Rawa Jati
    Jumlah: 7 RT
    Ketinggian: 100 s.d 120 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Pejaten Timur
    Jumlah: 4 RT
    Ketinggian: 140 s.d. 190 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Kebon Baru
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 35 s.d 70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Manggarai
    Jumlah: 5 RT
    Ketinggian: 50 s.d. 80 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    Jakarta Timur terdapat 42 RT yang terdiri dari:

    – Kelurahan Cipinang Melayu
    Jumlah: 10 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Sunter Hulu

    – Kelurahan Cipinang Muara
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 40 s.d 50 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Sunter Hulu

    – Kelurahan Bidara Cina
    Jumlah: 14 RT
    Ketinggian: 180 s.d 210 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Kampung Melayu
    Jumlah: 4 RT
    Ketinggian: 155 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Balekambang
    Jumlah: 3 RT
    Ketinggian: 50 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Cawang
    Jumlah: 7 RT
    Ketinggian: 270 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    – Kelurahan Cililitan
    Jumlah: 2 RT
    Ketinggian: 190 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi & Luapan Kali Ciliwung

    Jalan tergenang terdapat 5 ruas jalan yang terdiri dari:

    1. Jl. Adi karya, Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat
    Ketinggian: 15 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    2. GG. H Musanif, Kel. Kedaung Kali Angke, Jakarta Barat
    Ketinggian: 20 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    3. Jl. Daan Mogot, Kel. Cengkareng Timur, Jakarta Barat
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    4. Jl. Kemang Raya, Kel. Bangka, Jakarta Selatan
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    5. Jl. Cipinang indah ( SMK Penabur ), Kel. Pondok Bambu, Jakarta Timur
    Ketinggian: 15 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Wilayah yang sudah surut:

    1. Kelurahan Gedong: 3 RT
    2. Kelurahan Tanjung Barat: 1 RT
    3. Kelurahan Duri Kosambi: 1 RT
    4. Kelurahan Sukabumi Selatan: 2 RT
    5. Kelurahan Meruya Utara: 1 RT
    6. Kelurahan Sukabumi Utara: 1 RT

    Jalan Tergenang yang sudah surut:

    1. Jl. Ciledug Raya (ITC Cipulir), Kel. Cipulir, Jakarta Selatan
    2. Jl. Kembangan raya, kel. Kembangan Selatan, Jakarta Barat
    3. Jl. Perumahan Green Garden (MCD), Kel. Kedoya Utara, Jakarta Barat

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Banjir di sejumlah lokasi di Jaksel telah surut pada Rabu dinihari

    Banjir di sejumlah lokasi di Jaksel telah surut pada Rabu dinihari

    Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi warga Jakarta Selatan yang terjebak banjir pada Rabu (18/6/2025) dinihari. ANTARA/HO-BPBD DKI Jakarta

    Banjir di sejumlah lokasi di Jaksel telah surut pada Rabu dinihari
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 18 Juni 2025 – 07:03 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan banjir di sejumlah lokasi di Jakarta Selatan telah surut pada Rabu dini hari.

    “Hingga pukul 04.00 WIB dini hari banjir di pemukiman warga di delapan kelurahan yang ada di Jakarta Selatan telah surut,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) BPBD DKI Jakarta, Mohamad Yohan di Jakarta, Rabu.

    Ia merinci lokasi yang banjir pada Selasa (17/6) malam dengan ketinggian yang bervariasi telah surut pada Rabu dinihari. Banjir telah mulai surut di Kelurahan Cilandak Timur, Pesanggrahan, Duren Tiga, Kuningan Barat, Cilandak Barta, dan Pela Mampang. Selain genangan air yang terjadi di pemukiman warga, banjir juga melanda sejumlah ruas jalan di Jakarta Selatan dan saat ini kondisinya telah surut seperti di Jalan Raya Kelapa Dua Wetan, Jalan ITC Fatmawati Cipete Utara, Jalan Ciledug Raya Kelurahan Cipulir.

    Kemudian Jalan Kemang Utara IX Kelurahan Bangka dan Jalan Swadarma Raya, Kelurahan Petukangan Selatan juga telah surut. Muhammad Yohan mengatakan hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta pada Selasa (17/06) menyebabkan Pos Pantau Pesanggrahan menjadi siaga 3 (Waspada) Pukul 18:00 WIB.

    Hal ini menyebabkan terjadinya banjir dan genangan di beberapa tempat di DKI Jakarta BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas Sumber Daya Air (SDA), Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik.

    Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” kata dia.*

    Sumber : Antara

  • Eskalator Halte Cipulir Belum Diperbaiki, Transjakarta: dalam Proses Serah Terima
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Juni 2025

    Eskalator Halte Cipulir Belum Diperbaiki, Transjakarta: dalam Proses Serah Terima Megapolitan 17 Juni 2025

    Eskalator Halte Cipulir Belum Diperbaiki, Transjakarta: dalam Proses Serah Terima
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyampaikan bahwa perbaikan eskalator di Halte Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, masih dalam proses.
    “Eskalator Halte Cipulir sedang dalam proses serah terima dari pengembang ke pihak-pihak terkait,” kata Kepala Departemen CSR dan Humas TransJakarta, Ayu Wardhani saat dikonfirmasi, Selasa (17/6/2025).
    Namun, Ayu tidak menyebutkan pihak-pihak yang akan menerima pelimpahan perbaikan eskalator.
    Ia mengatakan, pihaknya selalu siap untuk memberikan pelayanan yang dapat memberikan kenyamanan kepada para penumpang Transjakarta.
    “Transjakarta siap membantu melakukan perbaikan, untuk kenyamanan pelanggan,” kata Ayu.
    Lebih lanjut, PT Transjakarta menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan atas rusaknya eskalator di Halte Cipulir.
    “Transjakarta berterima kasih atas pengertian dan kesabaran pelanggan Halte Cipulir. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” tuturnya.
    Sebelumnya diberitakan, dua dari empat unit eskalator di Halte Transjakarta Cipulir, Jakarta Selatan, tidak berfungsi selama kurang lebih enam bulan.
    Warga pun mengaku kelelahan lantaran harus naik turun menyusuri eskalator secara manual.
     
    “Yang di bawah ini sudah mati dari Januari. Jadi sudah enam bulan lebih. Capek banget harus naik (tangga) manual terus tiap hari,” kata Muhammad Ardiansyah (23), warga Cipulir, kepada
    Kompas.com
    , Minggu (15/6/2025).
    Ardi yang berdagang di Pasar Cipulir harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengakses halte tersebut setiap pagi dan sore hari. Kondisinya semakin sulit lantaran harus membawa barang dagangan dari atau menuju pasar.
    “Kalau bawa tas besar atau bawaan dari pasar, makin berat. Harus naik satu-satu anak tangga, kadang berhenti dulu di tengah karena ngos-ngosan,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juni 2025

    Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim Megapolitan 16 Juni 2025

    Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur TPPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah mengatakan, penelusuran terhadap orangtua MK (7), anak yang ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, diperluas ke Jawa Tengah dan Jawa Timur melalui koordinasi dengan pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
    “Kami melakukan pelacakan ke sejumlah wilayah selain di Daerah Khusus Jakarta (DKJ), yaitu di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” kata Nurul kepada wartawan, Senin (16/6/2025).
    Upaya ini dilakukan untuk memastikan kebenaran informasi yang disampaikan korban terkait identitas kedua orangtuanya.
    Sebelumnya, korban sempat menyebutkan bahwa ayahnya bernama Yusuf Arjuna, sedangkan ibunya bernama Siti dan sudah meninggal dunia.
    “Penyelidikan sedang berlangsung, disertai dengan upaya verifikasi terhadap identitas anak yang menyebutkan sejumlah nama anggota keluarganya,” kata Nurul.
    Selain itu, pihaknya juga melakukan berbagai upaya lain, seperti pelacakan administratif, investigasi lapangan, analisis data, digital forensik, serta pendekatan psikologis dan komunikatif dengan pendampingan ahli.
    Kolaborasi antar kementerian dan lembaga terkait juga terus dijalankan dalam pencarian ayah korban.
    Sementara itu, korban masih mendapatkan perlindungan dan perawatan intensif, mengingat banyaknya luka yang ditemukan di tubuhnya.
    Pada Sabtu (14/6/2025) lalu, korban menjalani operasi bedah ortopedi untuk mengobati luka pada tulangnya, termasuk tulang yang patah dan mencuat keluar dari kulit di bagian bahu.
    “Anak korban telah mendapatkan tindakan medis berupa bedah ortopedi pada tanggal 14 Juni 2025 di RS Bhayangkara Polri,” kata Nurul.
    Penanganan kasus ini menjadi prioritas utama bagi pihaknya yang mulanya berada dalam tanggung jawab Polres Jakarta Selatan.
    “Prinsip perlindungan anak menjadi prioritas utama dalam setiap proses penanganan yang kami lakukan,” tegasnya.
    Nurul juga menyebutkan bahwa kondisi korban mulai membaik setelah menjalani operasi.
    Diberitakan sebelumnya, MK pertama kali ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Ia ditemukan tertidur di lorong Pasar Kebayoran Lama dengan alas kardus.
    Wajahnya tampak dipenuhi luka bakar dan memar di bawah mata. Petugas Satpol PP kemudian membawa korban ke Puskesmas Cipulir 2 untuk mendapatkan penanganan awal.
    Di puskesmas, anak tersebut mengaku lapar kepada petugas bernama Eko, tetapi kesulitan makan karena wajahnya kerap dipukul oleh ayahnya.
    Hasil pemeriksaan medis menunjukkan banyak luka di tubuh korban. Salah satunya adalah patah tulang di bahu, dengan kondisi tulang mencuat keluar dari kulit.
    “Ternyata setelah dibuka ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam,” jelas Eko saat ditemui di lokasi penemuan, Rabu.
    Setelah kasus ditangani oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa korban dan ayahnya baru tiba di Jakarta dari Surabaya.
    Mereka berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Turi pada Senin (9/6/2025) dan tiba di Jakarta pada Selasa (10/6/2025).
    Berdasarkan informasi tersebut, polisi menduga penganiayaan terjadi saat keduanya masih berada di Surabaya.
    Oleh karena itu, penanganan kasus kini dilimpahkan ke Bareskrim Polri.
    “Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya,” jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi, Rabu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Jalani Operasi Tulang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juni 2025

    Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Jalani Operasi Tulang Megapolitan 16 Juni 2025

    Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Jalani Operasi Tulang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     MK (7), anak perempuan yang diterlantarkan di Pasar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, telah selesai menjalani operasi tulang.
    Direktur TPPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah mengatakan, operasi tersebut berjalan lancar pada beberapa hari lalu.
    “Anak korban telah mendapatkan tindakan medis berupa bedah ortopedi pada tanggal 14 Juni 2025 di RS Bhayangkara Polri,” kata Nurul kepada wartawan, Senin (16/6/2025).
    Nurul menjelaskan, tindakan pembedahan dilakukan untuk mengobati luka pada tulang korban, salah satunya di bagian bahu, di mana tulangnya tampak mencuat keluar dari kulit.
    Dua hari setelah operasi, kondisi korban mulai membaik, tetapi membutuhkan waktu untuk pemulihan.
    “(Korban) membutuhkan pemulihan intensif, termasuk dukungan psikososial,” tambahnya.
    Sementara itu, pencarian terhadap ayah yang menelantarkan MK di Pasar Kebayoran Lama masih berlanjut.
    Polisi sedang memverifikasi nama-nama yang sempat disebut korban saat ditanya oleh petugas Satpol PP Kebayoran Lama yang menemukannya.
    Saat itu, ia mengatakan bahwa ayahnya bernama Yusuf Arjuna, sedangkan ibunya bernama Siti.
    “Penyelidikan sedang berlangsung, disertai upaya verifikasi terhadap identitas anak yang menyebutkan sejumlah nama anggota keluarganya,” jelas Nurul.
    Selain itu, upaya lain juga tengah dilakukan oleh pihak kepolisian. Upaya itu meliputi pelacakan administratif, investigasi lapangan, analisis data dan digital forensik, hingga pendekatan psikologis dan komunikatif yang didampingi ahli.
    Selain itu, kolaborasi antara kementerian dan lembaga terkait juga dilakukan dalam upaya mencari ayah korban.
    Nurul menyebutkan bahwa pencarian ayah korban juga membutuhkan partisipasi masyarakat untuk kooperatif jika menemukan keberadaannya.
    “Keterlibatan aktif masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar menjamin keselamatan, pemulihan, dan masa depan anak secara utuh dan berkelanjutan,” tuturnya.
    Namun perlindungan korban yang masih di bawah umur itu disebut menjadi prioritas utama saat ini.
    Diberitakan sebelumnya, MK pertama kali ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Ia ditemukan tertidur di lorong Pasar Kebayoran Lama dengan alas kardus.
    Wajahnya tampak dipenuhi luka bakar dan memar di bawah mata. Petugas Satpol PP kemudian membawa korban ke Puskesmas Cipulir 2 untuk mendapatkan penanganan awal.
    Di puskesmas, anak tersebut mengaku lapar kepada petugas bernama Eko, tetapi kesulitan makan karena wajahnya kerap dipukul oleh ayahnya.
    Hasil pemeriksaan medis menunjukkan banyak luka di tubuh korban. Salah satunya adalah patah tulang di bahu, dengan kondisi tulang mencuat keluar dari kulit.
    “Ternyata setelah dibuka ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam,” jelas Eko saat ditemui di lokasi penemuan, Rabu.
    Setelah kasus ditangani oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa korban dan ayahnya baru tiba di Jakarta dari Surabaya.
    Mereka berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Turi pada Senin (9/6/2025) dan tiba di Jakarta pada Selasa (10/6/2025).
    Berdasarkan informasi tersebut, polisi menduga penganiayaan terjadi saat keduanya masih berada di Surabaya.
    Oleh karena itu, penanganan kasus kini dilimpahkan ke Bareskrim Polri.
    “Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya,” jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi, Rabu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juni 2025

    Nestapa Anak Ditelantarkan Orangtua: Sulit Bicara dan Alami Luka Bakar Megapolitan 15 Juni 2025

    Nestapa Anak Ditelantarkan Orangtua: Sulit Bicara dan Alami Luka Bakar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang anak perempuan berinisial MK (7) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di lorong Pasar Kebayoran Lama,
    Jakarta Selatan
     pada Rabu (11/6/2025) pagi,
    Ia diduga menjadi
    korban penganiayaan
    dan penelantaran oleh ayah kandungnya sendiri.
    Anak tersebut ditemukan Satpol PP dalam keadaan lemas, tertidur di atas kardus, dengan wajah penuh luka bakar dan memar.
    Pemeriksaan lanjutan menunjukkan MK juga mengalami patah tulang, salah satunya pada bagian bahu.
    Saat ini, MK tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur.
    Kondisi fisik MK perlahan membaik, tetapi traumanya tampak mendalam.
    Tangan kanannya masih dibungkus gips akibat patah tulang, sementara luka bakar masih tampak jelas di wajahnya.
    Salah satu perawat menyebutkan bahwa saat ditemukan, tulang di bahu MK terlihat mencuat keluar dan sudah menghitam.
    Komisioner KPAI Subklaster Anak Korban Perlakuan Salah dan Penelantaran, Kawiyan, bersama tim dari Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri mengunjungi MK di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (12/6/2025).
    Kawiyan mengatakan MK belum mampu menjawab pertanyaan secara jelas. Komunikasinya terbatas, diduga akibat trauma mendalam akibat penganiayaan.
    “MK tidak mengeluarkan kata-kata utuh yang dapat ditangkap maknanya, ia lebih sering mengeja seperti orang mengaji alif-ba-ta-tsa,” ujar Kawiyan dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).
    Saat Kawiyan memancing MK dengan sejumlah pertanyaan, korban tetap tidak memberikan jawaban yang berarti. 
    Sebelum dirujuk ke RS Polri, MK sempat ditangani di Puskesmas Cipulir 2. Di sana, ia mengaku lapar namun kesulitan makan karena wajahnya sering dipukul oleh ayahnya sendiri.
    “Ternyata setelah dibuka, ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam,” kata Eko, petugas puskesmas yang menangani MK pertama kali.
    Dari penyelidikan awal, diketahui bahwa MK dan ayahnya baru datang dari Surabaya sehari sebelumnya.
    Mereka menumpang kereta dari Stasiun Pasar Turi dan tiba di Jakarta pada Selasa (10/6/2025).
    Polisi menduga penganiayaan terjadi di Surabaya. Oleh karena itu, penanganan hukum dilimpahkan ke Direktorat PPA Bareskrim Polri.
    “Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya,” jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Murodih, Rabu.
    KPAI mendesak agar Yusuf Arjuna, ayah kandung MK segera ditangkap dan dihukum seberat-beratnya.
    Menurut KPAI, tindakan Yusuf telah melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak.
    “Jika kelak tertangkap, pelaku harus dihukum berat sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak,” tegas Kawiyan.
    Ia menegaskan, orang tua memiliki kewajiban mutlak untuk melindungi dan merawat anak, bukan menyakitinya.
    KPAI juga mengapresiasi langkah cepat Satpol PP dan aparat hukum dalam menyelamatkan MK dan menangani kasus ini.
    Namun, mereka berharap kasus ini menjadi pelajaran agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan dalam lingkup keluarga.
    “Korban harus mendapatkan penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau rehabilitasi secara fisik, psikis, dan sosial serta pencegahan dari penyakit dan gangguan kesehatan lainnya,” kata Kawiyan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Matinya Eskalator Halte Transjakarta Cipulir, Sampai Kapan?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Juni 2025

    Matinya Eskalator Halte Transjakarta Cipulir, Sampai Kapan? Megapolitan 15 Juni 2025

    Matinya Eskalator Halte Transjakarta Cipulir, Sampai Kapan?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Eskalator di
    Halte Transjakarta Cipulir
    Koridor XIII, Jakarta Selatan, yang terletak di atas Pasarjaya Pasar Cipulir dan ITC Cipulir Mas banyak dikeluhkan karena tidak berfungsi.
    Salah satu penumpang Transjakarta bernama Winarto (60) mengatakan, eskalator yang menghubungkan jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan halte itu sudah “mati” sejak dua bulan lalu.
    “Iya, saya sering lewat sini, saya dagang di pasar soalnya. Kalau
    eskalator mati
    ini sudah lama, mungkin ada sekitar dua bulanan matinya,” ungkap Winarto saat ditemui di lokasi, Jumat (13/6/2025).
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, penumpang yang ingin naik ke
    halte Transjakarta Cipulir
    harus menempuh tangga sebanyak dua kali sebelum mencapai eskalator.
    Karena itu, banyak orang lanjut usia (lansia) memilih naik melalui ITC Cipulir Mas yang memiliki lift sehingga akses ke halte dari arah kanan lebih mudah.
    Meski demikian, dengan kondisi eskalator yang mati, penumpang tetap merasa lelah menanjaki tangga eskalator.
    “Di sana (ITC Cipulir Mas) mah ada lift. Cuma ini tetap saja capek naik ke atasnya, orang eskalatornya mati,” kata Aminah (54), penumpang lainnya.
    Tidak hanya yang akan naik, beberapa penumpang yang turun dari halte juga memilih masuk ke area ITC Cipulir Mas untuk turun dari halte.
    Karena mati, beberapa penumpang tampak bingung memilih eskalator mana yang harus digunakan untuk naik dan turun.
    Dari bawah halte, sesekali penumpang menghela napas lelah saat melihat eskalator tidak berfungsi.
    Penumpang Transjakarta kelelahan dengan halte yang berdiri di atas Pasar Cipulir, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
    Pasalnya, tangga menuju halte ini terdiri dari sekitar 74 anak tangga, belum termasuk tangga pada eskalator yang tidak berfungsi.
    Tangga berwarna merah itu lebarnya sekitar satu meter, cukup untuk dua orang berpapasan.
    Permukaannya dilapisi keramik abu-abu kasar, namun menjadi licin saat hujan turun.
    Tinggi anak tangga bervariasi antara lima hingga tujuh sentimeter.
    Seorang perempuan yang menaiki tangga terlihat harus mengangkat roknya setinggi tulang kering agar tidak tersangkut.
    Setelah melewati 25 anak tangga, muncul bau pesing menyengat. Seorang warga yang naik bersamaan langsung menutup hidung dengan kerudungnya ketika angin membawa aroma tak sedap.
    Pijakan kemudian berubah menjadi pelat besi putih yang warnanya sudah pudar, dengan tinggi antar anak tangga sekitar empat hingga enam sentimeter.
    Rasya (43), seorang warga, tampak berhenti sejenak sambil mengusap keringat.
    “Ini lumayan, Mas. Berat saya kalau enggak salah 66 kilogram. Lelah saya,” ujar Rasya, Sabtu (14/6/2025).
    Ia tetap melanjutkan perjalanan menuju halte, meski fasilitas yang tersedia dianggap belum memadai.
    Saat menaiki tangga berbahan besi, Rasya berpegangan erat di sisi tangga untuk membantu dorongan tubuhnya.
    Setelah menuntaskan 74 anak tangga, ia menghela napas panjang.
    “Masih ada lagi, eskalator mati,” katanya sambil tertawa kecil.
    Pantauan Kompas.com pada Sabtu (14/6/2025) pukul 16.55 WIB menunjukkan warga masih ramai menggunakan halte tersebut, meski harus menghadapi akses yang tidak ramah pengguna.
    Eskalator yang seharusnya menghubungkan JPO dengan halte tidak kunjung aktif.
    Tidak adanya penunjuk arah semakin membingungkan penumpang, membuat arus naik dan turun sering bersimpangan.
    Untuk mencapai halte, penumpang harus menaiki dua tangga sebelum sampai di eskalator.
    Banyak lansia akhirnya memilih memutar lewat ITC Cipulir Mas yang menyediakan akses lift.
    Namun, cara ini tetap menyulitkan karena jarak yang lebih jauh dan tetap harus mendaki sebagian jalan.
    PT Transportasi Jakarta meminta maaf eskalator di Halte
    Transjakarta Cipulir
    tidak berfungsi.
    Kepala Departemen CSR dan Humas Transjakarta, Ayu Wardhani menyampaikan gangguan eskalator membuat penumpang merasa terganggu.
    “Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan di Halte Cipulir,” kata Ayu saat dikonfirmasi, Jumat (13/6/2025).
    Ayu menyampaikan, pihaknya sedang berupaya memperbaiki eskalator tersebut agar bisa digunakan penumpang.
    “Transjakarta sangat memahami kebutuhan pelanggan, dan telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk perbaikan eskalator,” ucap Ayu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transjakarta perbaiki eskalator Halte Cipulir yang rusak

    Transjakarta perbaiki eskalator Halte Cipulir yang rusak

    Seorang wanita lansia menaiki eskalator Halte Transjakarta Cipulir yang rusak, Jakarta, Sabtu (14/6/2025). ANTARA/HO-Instagram/@jakartaselatan24jam.

    Transjakarta perbaiki eskalator Halte Cipulir yang rusak
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Juni 2025 – 13:03 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) memperbaiki eskalator Halte Cipulir bagian dari Koridor 13 yang rusak untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi pelanggan.

    “Kami telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk perbaikan eskalator,” kata Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta, Ayu Wardhani saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Ayu meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan di Halte Cipulir. Manajemen BUMD bidang transportasi publik di Jakarta tersebut memahami kebutuhan pelanggan dengan selalu menerima kritik dan saran dari mereka. “Transjakarta sangat memahami kebutuhan pelanggan,” katanya.

    Ramai di media sosial (medsos) Instagram @jakartaselatan24jam, terlihat sebuah video seorang wanita lansia menaiki eskalator yang mati. Dia menaiki eskalator itu selayaknya tangga. Dikhawatirkan lansia, ibu hamil dan disabilitas kesulitan melewati eskalator mati tersebut.

    Sumber : Antara

  • Pelacakan Orangtua Anak Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Diperluas ke Jateng dan Jatim
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Juni 2025

    Anak Telantar di Kebayoran Lama Alami Luka Bakar di Wajah Megapolitan 14 Juni 2025

    Anak Telantar di Kebayoran Lama Alami Luka Bakar di Wajah
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut MK (7), anak perempuan yang ditemukan telantar di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengalami luka bakar di bagian wajah.
    Hal itu diketahui Komisioner KPAI Subklaster Anak Korban Perlakuan Salah dan Penelantaran, Kawiyan, bersama tim dari Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri saat mengunjungi MK di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (12/6/2025).
    “Kami melihat dari dekat bekas luka bakar di wajah MK, tangan kanan yang patah masih dibungkus dengan gips,” ujar Kiwayan dalam keterangan tertulis yang diterima
    Kompas.com,
    Sabtu (14/6/2025).
    Berdasarkan keterangan dari salah satu perawat di RS Polri, ungkap Kiwayan, tangan MK yang patah itu sempat terlihat tulangnya.
    Kendati demikian, MK secara fisik disebut sudah ada perkembangan yang menggembirakan dibandingkan ketika pertama kali dipindahkan dari Puskesmas di Kebayoran Lama.
    “Kami berharap MK akan berangsur-angsur sembuh sehingga dapat menikmati masa tumbuh-kembang seperti anak-anak yang seusia pada umumnya,” ujar dia.
    Kiwayan meminta doa agar MK segera sembuh sehingga dapat diajak berbicara dan memberikan informasi terkait kekerasan yang dialaminya.
    “Sampai saat ini pihak Bareskrim Polri belum banyak mendapatkan informasi untuk dapat mengungkap kasus kekerasan dan penelantaran tersebut. Karena itu, penting sekali agar Ananda MK segera dapat disembuhkan dan agar sehat kembali,” tegas dia.
    Diberitakan sebelumnya, MK pertama kali ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Ia ditemukan tertidur di lorong Pasar Kebayoran Lama dengan alas kardus.
    Wajahnya tampak dipenuhi luka bakar dan memar di bawah mata.
    Petugas Satpol PP kemudian membawa korban ke Puskesmas Cipulir 2 untuk mendapatkan penanganan awal.
    Di puskesmas, anak tersebut mengaku lapar kepada petugas bernama Eko, tetapi kesulitan makan karena wajahnya kerap dipukul oleh ayahnya.
    Hasil pemeriksaan medis menunjukkan banyak luka di tubuh korban. Salah satunya adalah patah tulang di bahu, dengan kondisi tulang mencuat keluar dari kulit.
    “Ternyata setelah dibuka ini tulangnya nongol keluar. Jadi bekas dipelintir. Itu mungkin sudah lama. Jadi sudah hitam,” jelas Eko saat ditemui di lokasi penemuan, Rabu.
    Setelah kasus ditangani oleh pihak kepolisian, terungkap bahwa korban dan ayahnya baru tiba di Jakarta dari Surabaya.
    Mereka berangkat menggunakan kereta api dari Stasiun Pasar Turi pada Senin (9/6/2025) dan tiba di Jakarta pada Selasa (10/6/2025).
    Berdasarkan informasi tersebut, polisi menduga penganiayaan terjadi saat keduanya masih berada di Surabaya. Oleh karena itu, penanganan kasus kini dilimpahkan ke Bareskrim Polri.
    “Penanganan akan diambil alih Bareskrim, karena TKP penganiayaan di Surabaya,” jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Murodih, saat dikonfirmasi, Rabu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Alami Gizi Buruk dan Anemia Berat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Juni 2025

    Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Alami Gizi Buruk dan Anemia Berat Megapolitan 14 Juni 2025

    Anak yang Ditelantarkan di Pasar Kebayoran Lama Alami Gizi Buruk dan Anemia Berat
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anak perempuan berinisial MK (7) yang ditelantarkan di lorong Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bukan hanya mengalami luka fisik yang parah.
    Ia juga menderita gizi buruk dan anemia berat.
    “Pasien mengalami beberapa masalah medis, termasuk gizi buruk, anemia berat, patah tulang lengan kanan, dugaan infeksi tulang, serta luka bakar di area wajah,” ujar Wakil Kepala Rumah Sakit (Wakarumkit) RS Polri Kombes Pol Erwinn Zainul dikutip pada Sabtu (14/6/2025).
    Bahkan, berat badannya hanya 11 kilogram, jauh di bawah angka normal di usianya yang menginjak tujuh tahun.
    Anak tersebut kini dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Penanganannya melibatkan enam dokter dari berbagai disiplin ilmu.
    Fokus utama saat ini adalah menstabilkan kondisinya sebelum menjalani operasi untuk memperbaiki patah tulang di lengannya.
    Sebelumnya, M ditemukan oleh anggota Satpol PP tertidur di atas kardus di lorong pasar.
    Tubuhnya penuh luka, wajahnya lebam, dan terdapat luka bakar yang mencolok.
    Ia mengaku kepada petugas merasa sangat lapar, tetapi kesulitan mengunyah makanan karena wajahnya sering dipukul oleh ayahnya sendiri.
    “Ketika kami periksa, anak itu bilang lapar, tapi sulit makan karena pipinya sakit,” ujar Eko, salah satu petugas Puskesmas Cipulir 2 yang pertama kali menangani korban.
    Pemeriksaan medis mengungkap kondisi mengejutkan lainnya. Tulang di bagian bahu mencuat keluar dari kulit.
    “Itu seperti bekas dipelintir, sudah lama dan menghitam,” tambah Eko.
    Menurut polisi, M dan ayahnya datang dari Surabaya menggunakan kereta api.
    Diduga penganiayaan terjadi sebelum keduanya tiba di Jakarta. Oleh karena itu, kasus ini dilimpahkan ke Bareskrim Polri untuk penyelidikan lebih lanjut.
    “Karena lokasi kejadian dugaan penganiayaan ada di Surabaya, maka penanganan dilanjutkan oleh Bareskrim,” jelas Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Murodih.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.