kab/kota: Cipinang

  • Agar Bisa Impor, Data Stok Beras Dimanipulasi padahal Melimpah

    Agar Bisa Impor, Data Stok Beras Dimanipulasi padahal Melimpah

    Makassar, Beritasatu.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya upaya manipulasi data stok beras oleh oknum tertentu yang kini tengah ditindak oleh Satgas Pangan. Pihak yang terlibat dalam manipulasi data tersebut telah mengakui kesalahannya. Namun, proses hukum akan tetap berjalan demi menegakkan keadilan bagi petani.

    “Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar (ada yang memainkan data),” kata Amran di Makassar, Jumat (6/6/2025).

    Mentan menegaskan, pemeriksaan harus tetap dilanjutkan, meskipun pihak yang terlibat dalam manipulasi data stok beras telah mengakui kesalahannya.

    “Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani. Mereka bisa tidak semangat berproduksi. Saya tidak akan biarkan pihak-pihak yang melemahkan petani,” tegasnya.

    Sebelumnya, sejumlah pihak menyebut terjadi kelangkaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Namun, Satgas Pangan Mabes Polri yang turun langsung ke lapangan justru menemukan fakta berbeda dari narasi yang berkembang di publik. Pasokan beras di PIBC dalam kondisi normal dan mencukupi. Klaim yang disampaikan Ketua Koperasi Pedagang Beras Cipinang Zulkifli Rasyid mengenai kelangkaan beras medium di Cipinang tidak sesuai dengan fakta lapangan.

    Selain itu, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC, yakni Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Fakta di lapangan menemukan pasokan beras stabil dan kenaikan harga masih wajar. Idolaku memiliki stok sekitar 500 ton, Sumber Raya menyimpan 300–400 ton, dan Sinar Jaya memiliki stok hingga 200 ton. 

    “Data dimainkan. Ini bukan kelalaian teknis, ini bisa dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan pencapaian ketahanan pangan negara,” tegas Satgas Pangan.

    Selain manipulasi data, Satgas juga mengendus adanya praktik percaloan dan monopoli yang berpotensi menekan pasar dan memengaruhi psikologis masyarakat. Investigasi terhadap struktur data dan alur distribusi di bawah pengelolaan PT Food Station Tjipinang Jaya masih terus berlangsung.

    Stok Beras 4 Juta Ton

    Berdasarkan data Kementan, hingga akhir Mei 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) telah menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.

    Mentan menyampaikan, ketika banyak negara mengalami tekanan pangan, Indonesia justru mencatatkan peningkatan produksi dan stok secara signifikan.

    “Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tetapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti ini, Indonesia secara tidak langsung siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia,” ujar Mentan Amran.

    Dalam beberapa waktu terakhir, menteri-menteri yang membidangi pertanian dari berbagai negara berkunjung langsung ke Indonesia, mulai dari Malaysia, Jepang, hingga Chile. Negara-negara tersebut mengapresiasi capaian serta langkah strategis yang dilakukan Indonesia dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

    Capaian ini menurut Mentan Amran tidak terlepas dari sejumlah kebijakan strategis yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto yang meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga dua kali lipat, reformasi sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, serta penetapan harga gabah petani sebesar Rp 6.500 per kilogram yang memberikan kepastian dan insentif bagi petani untuk terus meningkatkan produksi.

    Kebijakan tersebut terbukti efektif terlihat dari lonjakan signifikan serapan beras lokal oleh Bulog. Hingga 31 Mei 2025, serapan mencapai 2,429 juta ton, pencapaian tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Angka ini melonjak lebih dari 400%dibandingkan dengan periode yang sama dalam lima tahun terakhir. 

    “(Pencapaian) Ini bukan kerja satu orang, tetapi kerja kita semua sebagai anak bangsa. Hari ini stok kita tembus 4 juta ton. Kami jelaskan bahwa dalam lima bulan ini pengadaan kita 2,4 juta ton dalam negeri, dari sebelumnya 1,2 juta selama dua belas bulan. Artinya, ini adalah kemajuan signifikan,” ucap mentan.

    Potensi ekspor beras juga terbuka lebar mengingat capaian saat ini. Pemerintah turut mempertimbangkan negara-negara yang meminta pasokan beras ke Indonesia. Potensi terbesar datang dari negara tetangga Malaysia dengan catatan mempertimbangkan sudah terpenuhinya pasokan dalam negeri.

    Sementara itu,  produksi beras nasional pada periode Januari hingga Mei 2025 mengalami peningkatan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras mencapai 16,55 juta ton, naik 11,95% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

  • PIBC Simpan 50.000 Ton Beras, Pemerintah Pede Amakan Stok Beras Nasional

    PIBC Simpan 50.000 Ton Beras, Pemerintah Pede Amakan Stok Beras Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) meyakini kondisi perberasan nasional terkendali seiring memadainya Stok Beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. PIBC merupakan barometer pasar beras nasional yang berperan penting dalam pergerakan harga beras di tingkat konsumen.

    Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyampaikan, berdasarkan hasil pantauan pada periode 25 Mei-1 Juni 2025, rata-rata stok beras di PIBC tercatat sebanyak 49.960 ton.

    “Dengan rerata stok beras pada beberapa hari terakhir, tentu kita bisa melihat bahwa stok beras di PIBC di atas 45.000 ton,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).

    Melihat stok yang ada saat ini, Arief menyebut bahwa stok beras PIBC masih memadai untuk pasar tingkat grosir dan berada di level yang cukup aman. Dia mengatakan, level minimal stok beras di PIBC berada di angka 30.000 ton.

    “Jadi kalau kita sudah identifikasi, kemudian action selanjutnya apa. Butuh intervensi pemerintah atau langkah lainnya,” ujarnya.

    Arief menuturkan, intervensi seperti penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) beras akan dilakukan ketika pasokan terbatas atau ketika harga merangkak naik dalam 10 hari di atas harga eceran tertinggi (HET).

    Dalam kondisi ini, Arief menyebut bahwa Gubernur Daerah Khusus Jakarta akan bersurat ke pemerintah pusat jika memang diperlukan tambahan pasokan ke PIBC.

    Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi pangan di Mei 2025 secara tahunan masih cukup baik yakni di 1,60% dibandingkan terhadap Mei 2024 yang saat itu berada di level 8,14%.

    “Alhamdulillah kondisi inflasi hari ini, Indonesia itu salah satu yang paling baik di 1,6% itu salah satu inflasi yang terbaik. Inflasi pangan pun sampai hari ini kondisinya juga masih terkendali,” pungkasnya. 

  • Sapaan Sampai Ketemu di Pengadilan, Nikita Mirzani

    Sapaan Sampai Ketemu di Pengadilan, Nikita Mirzani

    Jakarta

    Kasus dugaan pemerasan yang menyeret artis Nikita Mirzani memasuki babak baru. Nikita Mirzani bersama asistennya, IM alias Mail yang juga ditetapkan sebagai tersangka, telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan.

    Penyerahan tahap II Nikita Mirzani dan asistennya, Mail, sempat tertunda lantaran Nikita Mirzani dibawa ke RS Polri. Nikita sempat diperiksa kesehatannya setelah mengeluhkan sakit.

    Nikita Mirzani dan asistennya akhirnya diserahkan ke Kejari Jaksel, pada Kamis (5/6) siang kemarin. Kedua tersangka diserahkan ke jaksa setelah berkas perkara dinyatakan lengkap (P21).

    “Rabu, tanggal 28 Mei 2025, JPU (jaksa penuntut umum) menyatakan berkas lengkap atau P-21,” kata Kasi Penkum Kejati DKI Jakarta Syahron Hasibuan, beberapa waktu lalu.

    Nikita Mirzani Buka Suara

    Nikita Mirzani tak banyak bicara soal kasusnya tersebut. Nikita Mirzani yang tersenyum saat dikeluarkan dari Rutan Narkoba Polda Metro Jaya sempat menyampaikan pesan untuk dr Reza Gladys yang merupakan pelapor terhadap Nikita Mirzani.

    “Nanti aja, nanti kita ketemu di persidangan,” kata Nikita sambil tersenyum.

    Sama halnya dengan Nikita, asistennya pun menyampaikan demikian. Mail menyampaikan hal itu saat ditanya kabarnya oleh awak media.

    “Baik (kabarnya), nggak ada pesan-pesan, sampai ketemu di pengadilan,” kata Mail.

    Mobil hingga HP Jadi Barang Bukti

    Dalam proses pelimpahan tahap II ini, penyidik Direktorat Siber Polda Metro Jaya turut menyerahkan barang bukti. Barang bukti itu antara lain 1 unit mobil Xpander benopol B-1236-HKB

    “Barang bukti ada mobil, handphone, dan dokumen,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, kepada wartawan, Kamis (5/6).

    Nikita Ditahan di Rutan Pondok Bambu

    Penampakan mobil Xpander barang bukti yang disita dari Nikita Mirzani. (Foto: dok. Istimewa)

    Kajari Jaksel Haryoko Ari Prabowo mengatakan Nikita Mirzani ditahan di Rutan Pondok Bambu. Sedangkan asistennya di Rutan Cipinang.

    “Adapun setelah diserahkan perkara dan barang buktinya, Saudari NM dan Saudara IM selanjutnya kita lakukan penahanan selama 20 hari ke depan. Untuk Saudari NM ada di Rutan Pondok Bambu, sedangkan Saudara IM 20 hari ke depan ke Rutan Cipinang,” sebutnya.

    Mobil Hasil Pemerasan Disita

    Polda Metro Jaya turut menyita mobil Xpander dalam kasus dugaan pemerasan Nikita Mirzani. Mobil tersebut menjadi bukti dalam dugaan pemerasan terhadap dokter kecantikan Reza Gladys.

    “(Mobil) digunakan oleh IM untuk menjemput uang tunai dari Pelapor, diserahkan kepada NM,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (5/6).

    Selain mobil, polisi akan menyerahkan barang bukti lainnya, di antaranya handphone dan sejumlah dokumen.

    6 Jaksa Susun Dakwaan

    Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan (Kejari Jaksel) tengah menyusun dakwaan dalam kasus pemerasan berkas perkara atas nama Nikita Mirzani dan asistennya, IM alias Mail. Sebanyak enam jaksa disiapkan untuk sidang kasus tersebut.

    “Rencana total mungkin ada 6 JPU (jaksa penuntut umum) gabungan dari Kejati dan Kejari,” kata Kajari Jaksel Haryoko kepada wartawan di kantornya, Kamis (5/6).

    Halaman 2 dari 2

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ini Mobil Nikita Mirzani yang Disita atas Kasus Pemerasan Reza Gladys

    Ini Mobil Nikita Mirzani yang Disita atas Kasus Pemerasan Reza Gladys

    Jakarta, Beritasatu.com – Selain hand phone dan uang sebesar Rp3 miliar yang disita oleh kejaksaan, satu unit mobil milik Nikita Mirzani juga ikut disita dalam kasus dugaan pemerasan terhadap Reza Gladys.

    Adapun mobil milik Nikita Mirzani yang disita kejaksaan, yaitu mobil small multi purpose vehicle (MPV) Mitsubishi Xpander dengan pelat nomor kendaraan B 1236 HKB.

    Menurut Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Haryoko Ari Prabowo mengatakan, mobil tersebut digunakan untuk menjemput uang tunai dari Reza Gladys kepada Mail Syahputra (IM) yang kemudian diserahkan kepada Nikita Mirzani (NM).

    “Barang bergerak yang disita adalah berupa kendaraan roda empat atau mobil yang diketahui digunakan untuk menjemput uang tunai dari pelapor (Reza Gladys) oleh IM, yang kemudian diserahkan kepada NM,” kata Haryoko Ari Prabowo kepada wartawan, Kamis (5/6/2025).

    Selain mobil, Haryoko Ari Prabowo mengatakan terdapat pula alat komunikasi berupa hand phone.

    “Lalu, ada juga alat komunikasi dan sejumlah dokumen yang akan digunakan sebagai pembuktian nanti di persidangan,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, untuk uang sebesar Rp 3 miliar masih berada di rekening Nikita Mirzani.

    “Barang bukti lainnya yang diserahkan dan disita sebagai barang bukti adalah uang Rp 3 miliar yang ada di rekening NM yang menjadi objek kasus pemerasan tersebut,” ungkapnya.

    Haryoko juga menjelaskan, Nikita Mirzani dan Mail Syahputra akan ditempatkan di rumah tahanan (Rutan) yang berbeda. Di mana, Nikita Mirzani dititipkan pada Rutan wanita di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Sementara Mail Syahputra dititipkan di Rutan Cipinang.

    “Setelah diserahkan, nanti perkara dan barang buktinya saudari NM dan saudara IM, untuk selanjutnya kita lakukan penahanan selama 20 hari kedepan,” tandasnya. 

  • Kasus Pemerasan Nikita Mirzani Kian Panas, 6 Jaksa Turun Tangan

    Kasus Pemerasan Nikita Mirzani Kian Panas, 6 Jaksa Turun Tangan

    Jakarta, Beritasatu.com – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan (Jaksel) bersama Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jakarta menyiapkan enam jaksa penuntut umum (JPU) gabungan untuk menangani kasus dugaan pengancaman, pemerasan, dan tindak pidana pencucian uang yang menjerat Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra.

    Setelah berkas perkara dinyatakan lengkap atau P21, keduanya menjalani pelimpahan tahap dua di kantor Kejari Jaksel. Nikita dan Mail tiba dengan pengawalan penyidik Subdit Siber Ditreskrimum Polda Metro Jaya, kemudian menjalani proses administrasi.

    Nikita Mirzani kini ditahan di Rutan Pondok Bambu, sedangkan asistennya Mail Syahputra ditahan di Rutan Cipinang, Jakarta Timur, selama 20 hari ke depan sambil menunggu jadwal persidangan.

    Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Haryoko Ari Prabowo mengungkapkan, pihaknya juga menerima pelimpahan barang bukti berupa telepon genggam, mobil, dokumen, dan uang sekitar Rp 3 miliar yang tersimpan di rekening.

    “Hari ini kami telah menerima berkas tahap dua atau P21 dan dalam waktu dekat akan segera disidangkan. Kami juga menyiapkan enam jaksa penuntut umum untuk perkara ini,” ujar Haryoko Ari Prabowo kepada wartawan, Kamis (5/6/2025).

    Nikita Mirzani dan Mail Syahputra dijerat dengan Undang-Undang ITE, Pasal 369 KUHP tentang pemerasan dan pengancaman, serta Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    Kasus ini bermula dari laporan dokter sekaligus pengusaha produk perawatan kulit Reza Gladys yang mengaku, menjadi korban pemerasan dan ancaman oleh Nikita Mirzani.

    Nikita Mirzani diduga melakukan pemerasan agar Reza Gladys menyerahkan sejumlah uang dengan imbalan tidak memberikan ulasan buruk terhadap produk kecantikannya.

  • Klaim 11.000 Ton Beras Keluar dari Cipinang Tidak Valid

    Klaim 11.000 Ton Beras Keluar dari Cipinang Tidak Valid

    Jakarta, Beritasatu.com – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri mengonfirmasi bahwa informasi mengenai keluarnya 11.410 ton beras dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 28 Mei 2025 tidak valid alias keliru.

    Temuan ini merespons pernyataan Ketua Koperasi Pasar Induk Cipinang (KKPIBC) Zulkifli Rasyid, yang sebelumnya menarasikan adanya kelangkaan beras medium di pasar tersebut.

    Klaim tersebut juga dikaitkan dengan temuan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang mencurigai adanya lonjakan pengeluaran beras pada tanggal tersebut jauh di atas rata-rata harian.

    Selama lima tahun terakhir, pengeluaran beras di PIBC berkisar antara 2.000-4.000 ton per hari, tetapi tiba-tiba tercatat mencapai 11.410 ton hanya dalam satu hari.

    Namun setelah dilakukan investigasi lapangan oleh Satgas Pangan yang dipimpin Brigjen Pol Djoko Prihadi dan Brigjen Pol Kurniawan Affandi pada Rabu (4/6/2025), ditemukan bahwa angka 11.410 ton tersebut bukan berdasarkan pencatatan riil.

    “Angka itu berasal dari penghitungan selisih stok akhir tanggal 27 Mei (55.853 ton) ditambah pemasukan (2.108 ton), kemudian dikurangi hasil stok opname tanggal 28 Mei (46.551 ton). Itu bukan data riil pengeluaran,” jelas Brigjen Kurniawan.

    Lebih lanjut, pengeluaran beras yang terverifikasi secara aktual pada tanggal 28 Mei hanya sebesar 2.368 ton.

    “Jadi bukan 11.410 ton seperti yang ditampilkan di panel informasi. Itu tidak benar,” tegas Brigjen Djoko.

    Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga menyampaikan dugaan manipulasi data stok beras di PBIC, yang terjadi menjelang pengumuman data stok nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Menurut Amran, data dari PBIC menunjukkan kejanggalan karena terdapat lonjakan satu hari yang tidak pernah terjadi selama lima tahun terakhir, bertepatan dengan momen penting pengumuman data nasional.

    “Biasanya yang keluar 1.000 sampai 3.500 ton. Namun, saat itu tercatat 11.000 ton dalam satu hari. Ini saat BPS mau mengumumkan data nasional,” ungkap Amran dari kediamannya di Kalibata.

    Amran juga menambahkan bahwa anomali data ini terjadi ketika harga gabah dan beras di tingkat petani turun, tetapi harga eceran justru naik, yang mengindikasikan adanya permainan data dan potensi spekulasi pasar.

  • Siap-Siap! Bansos Beras 10 Kg Juni-Juli 2025 Segera Cair

    Siap-Siap! Bansos Beras 10 Kg Juni-Juli 2025 Segera Cair

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah bakal menggelontorkan bantuan sosial (Bansos) pangan berupa beras 10 kilogram (kg) pada Juni dan Juli 2025. Bantuan tersebut akan diutamakan bagi wilayah dengan harga beras yang tinggi.

    Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, bansos beras akan mulai digelontorkan pada minggu ketiga dan keempat Juni 2025.

    “Tentunya [penyaluran bansos beras] Juni minggu ketiga keempat, itu yang harusnya kita sudah mulai sampai Juli,” kata Arief kepada wartawan di Kompleks Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (5/6/2025).

    Arief mengatakan, bantuan pangan berupa beras akan diutamakan bagi daerah dengan harga beras tinggi seperti di wilayah Indonesia Timur.

    “Wilayahnya kita utamakan daerah-daerah yang memang paling perlu, yang [harga] berasnya sudah mulai tinggi, Papua, Maluku, Indonesia Timur, yang tidak naik, nggak perlu,” jelas Arief.

    Dia menuturkan, saat ini pemerintah tengah melakukan verifikasi data penerima bantuan beras. Arief menyebut, penyaluran bantuan pangan akan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

    Arief mengatakan, data yang telah terverifikasi oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) mencapai 16,5 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Bantuan beras sendiri bakal ditujukan bagi 18,3 juta KPM.

    Usai verifikasi selesai dilakukan, Arief menyebut bahwa pihaknya akan mengajukan anggaran sekitar Rp4,6 triliun – Rp5 triliun ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk merealisasikan bantuan beras.

    “Kurang lebih anggarannya sekitar Rp4,6 triliun sampai Rp5 triliun, tergantung nanti penerimanya, penerima KPM-nya,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, pemerintah bakal menggelontorkan sejumlah stimulus ekonomi sebagai respons terhadap pelemahan proyeksi ekonomi global dan ketidakpastian yang dipicu oleh ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter global.

    Salah satu stimulus yang disiapkan yakni bantuan pangan. Pemerintah akan menyalurkan bantuan beras 10 kg per bulan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) pada Juni dan Juli 2025.

  • Amran Sulaiman Bongkar Dugaan Mafia Beras di Cipinang: Jangan Biarkan Konsumen dan Produsen Menjerit!

    Amran Sulaiman Bongkar Dugaan Mafia Beras di Cipinang: Jangan Biarkan Konsumen dan Produsen Menjerit!

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pihaknya mendorong pengusutan terhadap dugaan praktik mafia pangan di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) atau Food Station Tjipinang, Jakarta.

    “Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit,” kata Amran saat ditemui di Jakarta, Rabu.

    Ia mengungkapkan adanya dugaan manipulasi data pengeluaran beras di PIBC yang terjadi menjelang pengumuman data stok beras nasional oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

    Dugaan itu muncul setelah tercatat adanya lonjakan pengeluaran beras hingga 11.000 ton dalam satu hari, tepatnya pada 28 Mei 2025.

    Padahal, arus masuk dan keluar beras di PIBC selama ini relatif stabil, yakni berkisar antara 1.000 hingga 3.500 ton per hari. Lonjakan yang tiba-tiba tersebut memunculkan tanda tanya besar dan dicurigai sebagai ketidakwajaran.

    Salah satu indikasi kejanggalan lainnya, menurut Amran, terlihat dari perbedaan harga yang mencolok antara tingkat petani dan penggilingan yang menurun, sementara harga eceran justru melonjak.

    “Data dari Cipinang kita dapatkan ada yang abnormal. Tidak normal. Yang biasanya masuk keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari selama 5 tahun, satu hari keluar 11.000 ton dan setelah BPS mau pengumuman. Kemudian, orang tertentu statement bahwa tidak ada, kurang beras di Cipinang,” ujarnya.

    Ia menyebutkan bahwa klaim mengenai kekurangan stok di Cipinang tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

  • Mentan Amran Ungkap Modus Mafia Beras Kerek Harga

    Mentan Amran Ungkap Modus Mafia Beras Kerek Harga

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan kekesalannya atas dugaan praktik mafia beras di tengah lonjakan produksi nasional.

    Ia mengungkapkan adanya kejanggalan dalam data stok beras yang keluar dari Food Station Tjipinang atau Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada 25 Mei 2025, yang tercatat mencapai 11.410 ton dalam satu hari. Padahal, biasanya pengeluaran harian hanya berkisar 2.000-3.000 ton.

    “Begitu mendengar harga beras eceran naik, saya langsung cek. Sekarang tidak ada lagi alasan, dulu masih bisa berdalih,” kata Amran dalam konferensi pers di kantor Kementerian Pertanian, Selasa (3/6/2025).

    Amran menduga praktik tersebut merupakan upaya sejumlah pihak yang mengedepankan keuntungan pribadi. Salah satu modusnya, menurut dia, adalah mendorong harga eceran naik dengan menciptakan ilusi kelangkaan.

    “Kalau stok Bulog rendah, mereka dorong untuk impor. Paham? Ini dimainkan. Kalau stok tidak banyak, pasti minta impor, kan? Padahal stok kita 4 juta ton,” tegasnya.

    Ia juga mengungkap modus lain berupa pengeluaran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) untuk dicampur dengan beras lokal, lalu dijual dengan harga tinggi. Amran menerima laporan dari bawahannya mengenai hal ini.

    “Dikeluarkan SPHP untuk apa?” tanya Amran kepada jajarannya.
    “Untuk di-blending, Pak. Dicampur dengan beras lokal,” jawab seorang staf.

    “Baru dijual mahal, ini tidak benar,” timpal Amran.

    Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi beras nasional meningkat 14,49% menjadi 21,76 juta ton. Ironisnya, harga beras justru naik menjadi Rp13.735 per kilogram di tingkat grosir dan Rp 14.748 per kilogram di tingkat eceran pada Mei 2025.

    Amran mengaku heran dengan kenaikan harga tersebut di tengah stok melimpah. Apalagi, harga di tingkat penggilingan yang dekat dengan petani justru mengalami penurunan.

    “Data BPS sudah keluar. Di penggilingan, harga turun. Kenapa di pengecer justru naik?” ujarnya.

    Ia pun menekankan bahwa investigasi akan segera dilakukan untuk menyelidiki keanehan ini, terutama setelah ditemukan lagi data pengeluaran sebanyak 11.410 ton beras dari gudang Cipinang pada 28 Mei 2025.

    “Biasanya 3.000, 2.000, paling tinggi 4.000 ton. Ini tiba-tiba 11.000 ton dalam sehari. Masuk akal tidak? Aneh, kan?” tutup Amran.

  • Geram dengan Mafia Beras, Mentan Amran: Ini Sabotase Pemerintah?

    Geram dengan Mafia Beras, Mentan Amran: Ini Sabotase Pemerintah?

    Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyinggung adanya dugaan keterlibatan mafia beras atas adanya kenaikan harga di kala produksi melimpah. Mentan Amran bahkan membeberkan adanya data janggal dibalik berkurangnya stok beras di Pasar Beras Induk Cipinang (PBIC) sehingga menyebabkan adanya kenaikan harga.

    Amran membeberkan, berdasarkan data harga beras yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), terlihat adanya penurunan secara bulanan atau month to month dari Maret ke April 2025. Namun, dia memandang ada sumber kejanggalan yang mempengaruhi kenaikan harga beras dengan alasan stok berkurang seperti yang terjadi di PBIC.

    “Oke, sekarang pertanyaan saya, kenapa dikatakan hari ini stok di Cipinang kurang dan harga naik?” terang Amran saat jumpa pers di kantor Kementan, Selasa (3/6/2025).

    Amran pun membeberkan kejanggalan data stok beras di PBIC dengan membandingkan data yang berasal dari BPS dengan data PBIC atau food station Tjipinang. “Ini harus diluruskan. Jangan seenaknya kita menyampaikan ini bisa sebagai sabotase pemerintah. Sabotase data karena ada kepentingan pribadi,” kata Amran.

    Dalam data PBIC yang ditampilkan Amran, sejak tahun 2020, stok awal beras stabil berada di kisaran angka berkisar 30-an ribu ton hingga memasuki Januari 2025 melonjak menjadi 50-an ribu ton karena peningkatan produksi. Sementara angka pengeluaran dari stok beras, PBIC mengeluarkan antara 2000 sampai 3000 ton.

    Akan tetapi pada 28 Mei 2025, Amran menunjukkan pengeluaran dari stok beras melambung menjadi 11.410 ton beras. “Ini tadi 3.000; 3.000; 4.000; 2.000; 1.000 (beras yang keluar rata-rata di PBIC, red). Ini masuk akal enggak? Teman media, masuk akal enggak? Ini 11.000 keluar satu hari. Aneh kan?” tutur Amran.

    Amran menegaskan, dari data tersebut menampilkan kejanggalan yang dirinya sinyalir sebagai tindakan mafia beras.

    “Artinya apa? Ada middle man yang mempermainkan. Ini lah terkadang kita sebut sebagai mafia. Jangan mempermainkan kita setengah mati beproduksi. Kita setengah mati bantu petani,” tegas Amran.