kab/kota: Cipayung

  • Bukan Cuma Air, Ini Isi Sungai di Depok ketika Musim Hujan

    Bukan Cuma Air, Ini Isi Sungai di Depok ketika Musim Hujan

    Liputan6.com, Jakarta – Tingginya intensitas hujan di wilayah Depok menyebabkan terjadinya potensi luapan air kali. Kali Grogol dan Mampang yang berada di wilayah Pancoran Mas dan Limo, banyak ditemukan sampah dan jembatan diduga tidak berizin.

    Salah seorang warga Grogol, Mastur mengatakan, penumpukan sampah di sepanjang aliran Kali Grogol menjadi pemandangan yang kurang baik dilihat. Sampah yang menumpuk di aliran kali merupakan sampah rumah tangga dan makanan.

    “Lihat saja di aliran Kali Grogol banyak sampah plastik dan styrofoam bekas makanan,” ujar Mastur, Kamis (4/12/2025).

    Tidak hanya itu, aliran Kali Grogol sempat ditemukan kasur bekas yang hanyut terbawa air. Sampah yang menumpuk di aliran kali, menyebabkan aliran Kali Grogol dapat meluap menggenangi jalan.

    “Ini kan kalinya tidak dalam, di sebelahnya ada jalan raya, kalau hujan deras dengan waktu lama, udah pasti banjir ke jalan, bahkan sampai masuk ke dalam sekolah,” tegas Mastur.

    Mastur mengakui, permasalahan Kali Grogol yang berhubungan langsung dengan Kali Mampang memiliki permasalahan yang kompleks. Tidak hanya sampah, banyaknya jembatan menyebabkan terjadinya potensi luapan air kali akibat sampah tersangkut di jembatan.

    “Kalau debit airnya tinggi, sampah yang terbawa air pasti nyangkut di jembatan,” ucap Mastur.

    Mastur meminta Pemerintah Kota Depok mengambil langkah tegas dan taktis dalam menangani persoalan kali Grogol. Jangan sampai akibat kelalaian penanganan kali menimbulkan persoalan besar yang merugikan masyarakat.

    “Sampah bisa menyebabkan pendangkalan, jembatan yang tidak berizin harus ditindak tegas, saya duga para pemilik toko yang membuat jembatan diatas kali tidak memiliki izin,” jelas Mastur.

    Hal yang sama turut dilontarkan warga Mampang, Ashari yang menyoroti sampah dan menjamurnya jembatan di aliran Kali Mampang hingga Grogol. Menurutnya perlu tindakan tegas Pemerintah Kota Depok menangani permasalahan kedua kali tersebut.

    “Kali Mampang ini kan setiap debit air tinggi pasti meluap karena sampah yang nyangkut di jembatan, nah aliran Kali Mampang nyambung tuh dengan Kali Grogol,” kata Ashari.

    Pemerintah Kota Depok kerap melakukan pengangkutan sampah di aliran kali. Namun sampah masih sering ditemukan di aliran Kali Mampang atau biasa disebut Kali Licin.

    “Kalau mau serius, harus dilakukan dari hulu kali yang berada di Cipayung sampai aliran Kali Grogol, cari dalang yang membuang sampah ke kali,” tegas Ashari.

    Ashari turut menyoroti keberadaan jembatan yang dibuat para pemilik usaha yang berada di dekat kali. Menurutnya, mulai dari simpang Mampang sampai arah Grogol banyak ditemukan jembatan diduga tidak memiliki izin.

    “Pemkot Depok tinggal buka data, jembatan mana yang memiliki izin dan tidak berizin, bongkar saja jembatan yang tidak ada izin dan pembuatannya tidak sesuai aturan,” tutur Ashari.

    Liputan6.com telah berusaha menghubungi aparatur kelurahan dan dinas terkait Pemerintah Kota Depok. Namun hingga berita ini ditayangkan, belum ada pihak Pemerintah Kota Depok memberikan tanggapan.

  • Viral Pria Todongkan Benda Diduga Senpi Saat Dikejar Warga di Ciputat 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Desember 2025

    Viral Pria Todongkan Benda Diduga Senpi Saat Dikejar Warga di Ciputat Megapolitan 3 Desember 2025

    Viral Pria Todongkan Benda Diduga Senpi Saat Dikejar Warga di Ciputat
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
     Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria tak dikenal menodongkan sebuah benda yang diduga senjata api (senpi) saat dikejar warga di Jalan RE Martadinata, Kelurahan Cipayung, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (2/12/2025), beredar di media sosial.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram
    @
    officialtangerangupdatecom, Rabu (3/12/2025), terlihat dua pria terlibat kejar-kejaran di sepanjang jalan.
    Sebuah kiriman dibagikan oleh Official Tangerang Update (@officialtangerangupdatecom)
    Pria berkemeja hitam tampak mengejar seorang pria berbaju pink yang mengenakan helm. Di tengah aksi kejar-kejaran itu, pria berbaju pink mengeluarkan sebuah benda mirip senpi dan menodongkannya ke arah pengejarnya.
    Peristiwa tersebut dibenarkan Kapolsek Ciputat Timur Kompol Bambang Askar Sodiq.
    Ia menjelaskan, sebelum terjadi kejar-kejaran, pria berbaju pink diduga mencuri sepeda motor milik P (73).
    Kejadian tersebut berawal saat P tengan bermain ke rumah R (18) di kawasan Kompleks Kejaksaan, Ciputat, Tangsel pada pukul 11.00 WIB.
    Ia datang ke rumah R dengan menggunakan sepeda motor Vario warna merah hitam. Namun, pada pukul 11.57 WIB, P mendengar suara mesin motornya hidup.
    “Saat mengecek, korban melihat motor sudah dibawa oleh pelaku,” kata Bambang saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Rabu.
    Korban bersama R kemudian mengejar pelaku hingga ke kawasan Jalan RE Martadinata, tepatnya di depan Pool Bus Transjakarta.
    Sesampainya di lokasi, korban melihat motornya sedang dikendarai pelaku.
    “Korban menendang pelaku hingga motor dan pelaku terjatuh,” kata Bambang.
    Aksi tersebut memicu perkelahian singkat di pinggir jalan. Korban dan pelaku sempat bergumul sebelum pelaku berhasil melepaskan diri.
    Ketika korban hendak kembali mengejar, pelaku mengeluarkan benda yang diduga senpi.
    “Pelaku menodongkan sesuatu yang diduga senjata api ke arah korban. Karena takut, korban mundur dan pelaku melarikan diri,” jelas dia.
    Motor milik korban ditinggalkan di lokasi. Korban kemudian membawa kembali kendaraannya ke rumah R sebelum melaporkan kejadian itu ke Polsek Ciputat Timur.
    Usai menerima laporan, polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa sejumlah saksi, serta mengecek rekaman CCTV di sekitar lokasi.
    “Kasus ini masih dalam penyelidikan. Kami berupaya mengungkap identitas pelaku dan menangkapnya,” ucap dia.
    Atas kejadian itu, polisi mengimbau warga untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan jika menemukan peristiwa yang serupa.
    Tidak hanya itu, warga diminta segera melapor bila melihat tindakan mencurigakan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi Megapolitan 2 Desember 2025

    Tower SUTET Dikepung Banjir Depok, Pemkot Siapkan Langkah Mitigasi
    Tim Redaksi

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Pemerintah Kota Depok menyiapkan langkah mitigasi terhadap
    tower
    Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang berdiri tepat di tengah area banjir di Bulak Barat–Pasir Putih, Depok.
    Struktur transmisi listrik Jawa–Bali itu dikhawatirkan terdampak genangan banjir yang tak kunjung surut dalam tiga tahun terakhir.
    “Sementara yang
    urgent
    di depan mata adalah bagaimana mitigasi sutet yang ada di sana,” kata Wakil Wali Kota Depok Chandra Rahmansyah saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/12/2025).
    Chandra menjelaskan, banjir yang melingkupi kaki tower berpotensi mengganggu stabilitas struktur apabila tidak segera ditangani. Karena itu,
    Pemkot Depok
    tengah berkoordinasi dengan PLN untuk menyusun langkah pencegahan jangka pendek.
    “Yang mendesak tuh
    tower
    dulu karena dia ada di tengah kubangan, khawatirnya towernya roboh dan nantinya terganggu,” ujarnya.
    Setelah mitigasi terhadap SUTET dilakukan, Pemkot Depok akan melanjutkan penanganan dengan normalisasi
    Kali Pesanggrahan
    dan pembenahan sampah yang bersumber dari TPA Cipayung.
    Menurut Chandra, kedua langkah itu merupakan prasyarat sebelum pembangunan jembatan baru bagi warga.
    “Untuk jembatan sendiri, itu nanti setelah urusan aliran sungai sudah dinormalisasi, baru nanti jembatannya. Karena semisal TPA Cipayung belum diberesin tapi jembatan duluan dibangun, nanti rusak lagi,” kata dia.
    Banjir yang memutus akses Bulak Barat–Pasir Putih diduga terjadi akibat tertutupnya aliran air karena longsoran sampah dari TPA Cipayung. Air yang tidak mengalir kemudian meluap ke ruas jalan dan merendam jembatan hingga tak lagi dapat digunakan.
    “Jembatan di Bulak Barat memang sudah terputus dan ini karena genangan air dari tertutupnya aliran air dari Kali Pesanggrahan,” jelas Chandra.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, banjir menutup ruas jalan selebar 5–6 meter sepanjang lebih dari 200 meter. Kawasan ini sebelumnya terhubung oleh sebuah jembatan yang kini rusak akibat luapan sungai.
    Di tengah genangan terlihat puing bangunan rumah, ruko, dan pabrik yang telah dirobohkan. Pada salah satu sisi lahan, terpasang plang bertuliskan:
    “Tanah ini milik/dikuasai Pemerintah Kota Depok. Dilarang memanfaatkan tanpa izin Pemerintah Kota Depok.”
    Karena permukaan area terendam air, hanya tampak hamparan air Kali Pesanggrahan tanpa turap atau penahan tebing. Di beberapa titik, endapan lumpur setebal 7–10 sentimeter menutupi badan jalan, menunjukkan perbedaan kedalaman banjir semakin ke arah Pasir Putih.
    Genangan air juga bercampur tumpukan sampah dengan bau menyengat yang berasal dari arah gunungan sampah TPA Cipayung, membuat kualitas udara semakin buruk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga Tahun Terendam, Warga Depok Desak Pemulihan Akses Bulak Barat–Pasir Putih
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Tiga Tahun Terendam, Warga Depok Desak Pemulihan Akses Bulak Barat–Pasir Putih Megapolitan 2 Desember 2025

    Tiga Tahun Terendam, Warga Depok Desak Pemulihan Akses Bulak Barat–Pasir Putih
    Tim Redaksi

    DEPOK, KOMPAS.com —
    Warga Bulak Barat dan Pasir Putih, Depok, mendesak Pemerintah Kota Depok mempercepat pemulihan jalur transportasi yang sudah terputus akibat
    banjir
    tak surut selama tiga tahun. Mereka berharap akses antarwilayah kembali terbuka agar aktivitas ekonomi warga bisa pulih.
    Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung, Naserih, mengatakan sebagian besar warga kini memprioritaskan perbaikan akses jalan yang menghubungkan dua wilayah tersebut.
    “Kalau dari warga sebagian besarnya tuh yang paling utama ya jalur transportasi. Artinya gini, kalau jalur transportasi hidup ya ekonomi juga hidup lagi di sini,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Selasa (2/12/2025).
    Menurut dia, pemulihan bisa dilakukan dengan membangun jembatan baru dengan kaki yang lebih tinggi atau merapikan aliran Kali Pesanggrahan agar jalan kembali dapat dilalui.
    “Kalau bisa jembatan dulu lah, atau apanya dirapikan dulu gitu sebagai jalur transportasi karena yang kita pengen supaya akses dan komunikasi sama Pasir Putih gampang,” lanjut Naserih.
    Sebelum banjir menutup akses, banyak warga membuka warung kecil dan warung kopi yang mengandalkan pembeli dari pengendara yang melintas dari Pasir Putih ke Bulak Barat.
    Namun sejak jalan terputus lebih dari tiga tahun, aktivitas ekonomi merosot dan warung-warung itu sebagian besar tutup.
    “Karena jalur mati, yang punya warung-warung kecil juga pada tutup karena enggak ada yang beli. Orang lewat juga jarang padahal kan warga berharapnya jalan sini ramai,” ucap Naserih.
    Harapan serupa datang dari Nurjidah (59), pemilik warung nasi yang rumahnya bersebelahan dengan titik genangan. Ia memilih bertahan karena lokasi tersebut strategis bagi usahanya.
    Sudah 32 tahun tinggal di Bulak Barat, ia merasakan warungnya pernah ramai karena banyak warga Pasir Putih melintas untuk makan.
    “Enggak mau pindah, saya sudah suka tinggal di sini. Kalau cari lapak buat usaha di pinggir jalan itu kan susah dan mahal. Saya sudah niat jualan di sini,” katanya.
    Nurjidah berharap Pemkot Depok segera mengambil langkah konkret.
    “Cepat-cepat Pemkot-nya dandanin akses jalan di sini, pokoknya ada akses baru deh,” tambah dia.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
    banjir menutup ruas jalan selebar 5–6 meter sepanjang lebih dari 200 meter. Ruas tersebut sebelumnya terhubung oleh jembatan yang kini tak bisa digunakan akibat luapan sungai.
    Di tengah genangan terlihat bekas bangunan rumah, ruko, dan pabrik yang sudah dirobohkan. Salah satu sisi lahan dipasangi plang bertuliskan “Tanah ini milik/dikuasai Pemerintah Kota Depok. Dilarang memanfaatkan tanpa izin Pemerintah Kota Depok”.
    Karena seluruh permukaan terendam, yang tampak hanya hamparan air dari Kali Pesanggrahan tanpa turap penahan tebing.
    Di beberapa titik, endapan lumpur setebal 7–10 sentimeter menutupi badan jalan. Kondisi itu menunjukkan kedalaman banjir berbeda-beda, semakin tinggi saat mendekati wilayah Pasir Putih.
    Genangan air juga bercampur tumpukan sampah yang menyebarkan bau tidak sedap, diperparah oleh aroma dari TPA Cipayung yang tak jauh dari lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi Megapolitan 2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Milia (23), penghuni rumah yang rusak akibat tersambar petir di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, sempat terjebak di kamar mandi ketika atap rumahnya runtuh.
    Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda Kelurahan Lubang Buaya pada Selasa (2/12/2025) sore.
    “Pas kejadian saya di kamar mandi, terus ada petir. Saya kira awalnya petir biasa, tapi tiba-tiba (atap) langsung ambruk,” kata Milia saat ditemui di lokasi, Selasa.
    “Saya pas kejadian juga sempat terjebak di kamar mandi (karena pintu kamar mandi tertutup puing). Harapannya sih ada bantuan, karena kerusakan lumayan parah,” imbuh dia.
    Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot)
    Jakarta
    Timur dapat membantu memperbaiki atap rumahnya yang berlubang.
    “Rencana kalau kayak gini, karena ini mustahil untuk buat
    stay
    (bertahan di rumah). Soalnya hujan juga, air bakalan terus ngalir. Jadi kita kemungkinan mengungsi,” tutur Milia.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh penghuni rumah dalam keadaan selamat.
    Siregar (55), seorang tukang bangunan, mengatakan saat kejadian ia sedang mengerjakan salah satu rumah untuk persiapan pengecoran tiang.
    “Tadi pas hujan gede, sekitar jam 14.30 WIB ada petir, kita lagi kerja di bawah itu langsung nyambar, kita lagi bangun di atas, dihantam besi tengah,” ucap Siregar saat ditemui di lokasi.
    Ia menjelaskan bahwa ketika petir menyambar, seluruh tiang besi yang dipasang untuk pengecoran bangunan langsung runtuh.
    “Semua kita pasang langsung roboh menimpa atap tetangga. Iya yang kita bikin tadi pagi, sebetulnya habis dzuhur cor tiang, tapi pas habis dzuhur ternyata hujan besar sampai setengah tiga,” tutur dia.
    Siregar menambahkan, sambaran petir juga membuat sejumlah tiang besi di salah satu rumah menjadi bengkok.
    “Hujan besar enggak apa-apa, tetapi besi kita saja yang dihantam petir jadi semua bengkok, yang kena itu dua rumah,” kata Siregar.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya atap dapur rumah yang rusak akibat tertimpa tiang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lima Kios Pedagang Ayam di Pasar Munjul Rusak Tertimpa Pohon Tumbang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Lima Kios Pedagang Ayam di Pasar Munjul Rusak Tertimpa Pohon Tumbang Megapolitan 2 Desember 2025

    Lima Kios Pedagang Ayam di Pasar Munjul Rusak Tertimpa Pohon Tumbang
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Lima kios pedagang ayam potong di
    Pasar Munjul
    , Cipayung, Jakarta Timur, rusak setelah tertimpa pohon yang tumbang saat hujan deras disertai angin kencang pada Senin (1/12/2025) sore.
    Tidak ada korban jiwa, namun seluruh kios mengalami kerusakan pada bagian atap dan struktur penyangga.
    Salah satu pedagang, Lingga, mengatakan pohon yang tumbang itu sebelumnya memang sudah terlihat tua dan rawan roboh.
    “Kios pedagang yang terdampak itu lima. Kejadiannya pas sore, untungnya sih enggak ada korban. Tapi kios rusak semua,” ujar Lingga saat ditemui di Pasar Munjul, Selasa (2/12/2025).
    Ia menjelaskan, kerusakan terutama terjadi pada atap kios yang terbuat dari asbes dan kayu penyangga yang patah akibat tertimpa batang pohon.
    Lingga mengakui para pedagang sebenarnya telah berencana memotong pohon tersebut karena khawatir bisa membahayakan. Namun rencana itu belum sempat dilakukan sebelum pohon akhirnya tumbang.
    “PPSU dari Kelurahan (Munjul) datang untuk memotong batang pohon yang tumbang. Tapi kalau untuk perbaikan tetap menggunakan dana pribadi pedagang,” katanya.
    Selain itu, Lingga turut menyoroti kondisi kios pedagang ayam di Pasar Munjul yang dinilai memprihatinkan.
    Para pedagang menempati area penampungan berupa bangunan semi permanen karena revitalisasi gedung Pasar Munjul mangkrak selama 10 tahun terakhir.
    “Harapan dari kami para pedagang sih bagaimana caranya kami bisa menempati bangunan yang baru. Kalau enggak, pahit-pahitnya di sini direnovasilah yang bagus agar tidak kumuh,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penyebab Banjir di Bulak Barat-Pasir Putih Depok Susah Surut 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Penyebab Banjir di Bulak Barat-Pasir Putih Depok Susah Surut Megapolitan 2 Desember 2025

    Penyebab Banjir di Bulak Barat-Pasir Putih Depok Susah Surut
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Banjir yang menggenang dan memutus akses Kampung Bulak Barat dan Pasir Putih, Kota Depok, disebut sulit surut karena saluran menyempit.
    Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Cipayung bernama Naserih menyampaikan, saluran di dekat TPA Cipayung mengalami penyempitan selama tiga tahun terakhir.
    “Di ujung sana dekat pembuangan sampah (TPA Cipayung) tuh menyempit, salurannya kecil gitu, jadi di situ ada penyempitan buat air bisa lancar surut,” ucap Naserih saat ditemui di lokasi, Selasa (2/12/2025).
    Dampaknya, butuh waktu lebih lama untuk
    banjir
    surut setiap kali curah hujan deras mengguyur
    Depok
    .
    Diperkirakan, air baru surut ke kondisi biasanya dalam waktu kisaran dua jam.
    Namun, banjir yang menggenang tentu tetap bertahan dan terlihat menyatu dengan Kali Pesanggrahan.
    “Hitungan jam bisa surut, cuma kan sekarang karena di dekat TPA ada penyempitan juga akhirnya sudah merambah banjirnya ke daerah sini,” ujar Naserih.
    Sejauh ini, ada enam bangunan yang mendapat pembebasan lahan dari Pemerintah Kota Depok karena lokasinya selalu tergenang air dan tidak lagi layak ditempati.
    Pembebasan lahan itu termasuk untuk dua rumah warga, ruko atau kontrakan, dan pabrik.
    “Pembebasan lahan sudah beres semua cuma kalau buat lalu lintas jalan ya belum bisa digunakan karena masih banjir banget,” kata dia.
    Oleh karena itu, warga mengharapkan percepatan perbaikan jalur transportasi agar aktivitas ekonomi juga kembali pulih.
    Pasalnya, pemilik warung di lingkungan Naserih terpaksa gulung tikar semenjak akses jalan terputus.
    “Sebagian besar warga ya melihat yang paling utama itu jalur transportasi. Artinya, ketika jalur transportasi hidup, ekonomi juga gampang hidup,” jelas Naserih.
    “Sementara karena jalur mati akibat banjir, yang punya warung-warung kecil juga pada tutup karena enggak ada pembeli lewat,” tambahnya.
    Kondisi itu yang dirasakan warga bernama Nurjidah (59) karena membuka warung nasi dan minuman di teras rumahnya.
    Selama 32 tahun tinggal di wilayah banjir, akses yang terputus membuat pendapatannya menurun drastis.
    “Semua jadi terdampak karena ini kan jalanan selalu ramai (biasanya), terus dari seberang suka belanja tapi sekarang sudah enggak lagi,” tutur Nurjidah.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, banjir menutup ruas jalan selebar 5-6 meter sepanjang lebih dari 200 meter.
    Ruas ini sebelumnya terhubung oleh sebuah jembatan yang kini tak lagi dapat digunakan akibat luapan sungai.
    Di tengah genangan tampak bekas bangunan rumah, ruko, dan pabrik yang sudah dirobohkan.
    Pada salah satu sisi lahan, terpasang plang bertuliskan
    “Tanah ini milik/dikuasai Pemerintah Kota Depok. Dilarang memanfaatkan tanpa izin Pemerintah Kota Depok”.
    Karena permukaan terendam air, yang terlihat hanya hamparan air Kali Pesanggarahan tanpa turap atau penahan tebing.
    Di beberapa titik, endapan lumpur setebal 7-10 sentimeter menutupi badan jalan.
    Kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan kedalaman banjir semakin ke arah tengah, mendekati wilayah Pasir Putih.
    Genangan juga bercpur tumpukan sampah serta bau menyengat dari arah gunungan sampah TPA Cipayung, yang memperburuk kualitas udara lingkungan sekitar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Depok Akan Tebang Tiga Pohon Rawan Tumbang di Jalan Raya Cipayung Megapolitan 1 Desember 2025

    Pemkot Depok Akan Tebang Tiga Pohon Rawan Tumbang di Jalan Raya Cipayung

    Megapolitan

    1 Desember 2025

  • Gojek Putus Mitra Sopir Taksi Online yang Sembunyikan Kerabat Saat Jemput Penumpang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Gojek Putus Mitra Sopir Taksi Online yang Sembunyikan Kerabat Saat Jemput Penumpang Megapolitan 29 November 2025

    Gojek Putus Mitra Sopir Taksi Online yang Sembunyikan Kerabat Saat Jemput Penumpang
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang sopir taksi online menyembunyikan orang lain saat menjemput penumpang di Cipayung, Jakarta Timur.  
    Gojek
    pun mengakhiri kemitraan atau memblokir driver terkait agar tidak bisa bergabung dalam ekosistem perusahaan itu lagi
    Head of Corporate Affairs Gojek Rosel Lavina mengatakan, hal itu diputuskan setelah perusahaan melakukan investigasi menyeluruh.
    “Mitra driver yang bersangkutan telah kami berikan sanksi terberat berupa pemutusan kemitraan dan pemblokiran akun secara permanen,” ucap Rosel dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (29/11/2025).
    Rosel menyesali kejadian yang dialami penumpangnya apalagi hal itu sudah terbukti melanggar tata tertib.
    Saat investigasi, driver mengaku hanya sedang memberikan tumpangan kepada kerabatnya dan tidak mempunyai niat buruk terhadap penumpangnya.
    “Tindakan tersebut tetap merupakan sebuah pelanggaran dan tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apapun,” kata dia.
    Seorang penumpang perempuan berinisial D menceritakan pengalamannya memesan taksi online dari tempat olahraga padel ke rumahnya pada 17 November 2025 sekitar pukul 22.10 WIB.
    “Terus pas gue mau duduk di mobil, kok di kursi belakang kayak ada punggung orang ngumpet,” ujar D, sebagaimana ia bagikan di media sosial Threads.
    Penumpang D yang curiga akhirnya memeriksa kursi belakang. Benar saja terdapat seorang pria bersembunyi di kursi belakang.
    Setelahnya, pria itu sempat meminta maaf namun tanpa menjelaskan alasan berada di mobil yang dipesan D untuk pulang.
    Alhasil, D kabur dari mobil karena khawatir menjadi korban penculikan atau tindak pidana lainnya.
    “(Setelah saya kabur) enggak lama mobilnya langsung pergi tanpa kasih penjelasan apapun. Kayak ngapain ada orang ngumpet di kursi paling belakang,” bunyi unggahan tersebut.
    (Reporter: Dinda Aulia Ramadhanty)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gojek Putus Mitra Sopir Taksi Online yang Sembunyikan Kerabat Saat Jemput Penumpang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 November 2025

    Sopir Taksi Online Sembunyikan Orang Lain saat Jemput Penumpang, Gojek Angkat Bicara Megapolitan 28 November 2025

    Sopir Taksi Online Sembunyikan Orang Lain saat Jemput Penumpang, Gojek Angkat Bicara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sopir taksi online menyembunyikan orang lain saat menjemput penumpang di Cipayung, Jakarta Timur, viral di media sosial Threads.
    Dalam postingannya, pengalaman penumpang perempuan berinisial D diunggah pada Senin (17/11/2025). Bermula saat D memesan taksi online dari tempat olahraga padel ke rumahnya sekitar pukul 22.10 WIB.
    “Terus pas gue mau duduk di mobil, kok di kursi belakang kayak ada punggung orang ngumpet,” mengutip isi postingan Threads, Jumat (28/11/2025).
    Penumpang D yang curiga akhirnya memeriksa kursi belakang. Benar saja terdapat seorang pria bersembunyi di kursi belakang.
    Setelahnya, pria itu sempat meminta maaf namun tanpa menjelaskan alasan berada di mobil yang dipesan D untuk pulang.
    Alhasil, D kabur dari mobil karena khawatir menjadi korban penculikan atau tindak pidana lainnya.
    “(Setelah saya kabur) enggak lama mobilnya langsung pergi tanpa kasih penjelasan apapun. Kayak ngapain ada orang ngumpet di kursi paling belakang,” kutip isi postingan.
    Terpisah, Head of Corporate Affairs
    Gojek
    Rosel Lavina membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya telah melakukan investigasi menyeluruh atas insiden yang dialami D.
    Hasilnya, Gojek memutuskan untuk mengakhiri pemutusan kemitraan atau memblokir driver terkait agar tidak bisa bergabung dalam ekosistem Gojek.
    “Mitra driver yang bersangkutan telah kami berikan sanksi terberat berupa pemutusan kemitraan dan pemblokiran akun secara permanen,” ucap Rosel dalam keterangan tertulis, Jumat.
    Rosel menyesali kejadian yang dialami penumpangnya apalagi hal itu sudah terbukti melanggar tata tertib.
    Saat investigasi, driver mengaku hanya sedang memberikan tumpangan kepada kerabatnya dan tidak mempunyai niat buruk terhadap penumpangnya.
    “Tindakan tersebut tetap merupakan sebuah pelanggaran dan tidak dapat ditoleransi dalam bentuk apapun,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.