kab/kota: Cipayung

  • CKG di sekolah sebaiknya dibarengi penyuluhan kesehatan

    CKG di sekolah sebaiknya dibarengi penyuluhan kesehatan

    Jakarta (ANTARA) – Direktur Penyakit Menular Badan Kesehatan Dunia (WHO) Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020, Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah sebaiknya dibarengi penyuluhan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kesehatan.

    “Selain pemeriksaan maka perlu dilakukan juga penyuluhan kesehatan, baik kepada murid, guru dan juga petugas sekolah lainnya,” kata dia melalui keterangan yang disampaikan di Jakarta, Ahad.

    Hal ini menjadi salah satu usulannya pada pemerintah terkait Program CKG di sekolah, yang akan dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025.

    Menurut dia, usulan tersebut dapat membantu mencapai tujuan CKG, yakni untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sekolah sekaligus meningkatkan pemahaman kesehatan mereka.

    Usulan lainnya, yakni perlunya pihak sekolah atau guru ikut terlibat langsung dalam kegiatan cek kesehatan di sekolah ini.

    Selain itu, hasil CKG sebaiknya ditindaklanjuti, khususnya peserta didik dengan masalah kesehatan. Mereka harus segera mendapatkan penanganan kesehatan.

    “Tindak lanjut untuk merujuk anak yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, baik ke Puskesmas ataupun ke rumah sakit setempat,” katanya.

    Tjandra juga mengatakan, Puskesmas di lokasi sekolah memiliki tanggung jawab besar sebagai perwujudan dari implementasi pelayanan kesehatan primer.

    Fasilitas pelayanan tingkat pertama ini bertanggung jawab menentukan penjadwalan kegiatan CKG yang harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta sudah memulai kegiatan CKG di sekolah pada tahun ajaran baru ini, diawali di Sekolah Rakyat Sentra Handayani, Cipayung, Jakarta Timur pada 9 Juli 2025.

    Kemudian di Sekolah Rakyat Sentra Mulya Jaya, Cipayung di Jakarta Timur serta Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof) Margaguna, Cilandak, Jakarta Selatan, pada 14 Juli 2025.

    Selanjutnya, pemerintah pusat menjadwalkan pelaksanaan CKG untuk pelajar di sekolah dan madrasah di berbagai daerah pada Senin, 4 Agustus 2025.

    Adapun cakupan pemeriksaan hampir sama seperti pada CKG umum meliputi skrining organ mata, telinga, anemia, penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit menular.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mengapa Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung Depok dan Minta Sampah Dipindah ke Bogor?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Agustus 2025

    Mengapa Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung Depok dan Minta Sampah Dipindah ke Bogor? Megapolitan 3 Agustus 2025

    Mengapa Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung Depok dan Minta Sampah Dipindah ke Bogor?
    Tim Redaksi

    DEPOK, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga menolak rencana Wali Kota
    Depok
    , Supian Suri, yang ingin memperluas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung.
    Rencana pelebaran lahan tersebut tercetus karena TPA Cipayung masuk dalam
    Proyek Strategis Nasional
    (PSN).
    Nantinya, tempat ini akan dikembangkan menjadi proyek berbasis pengelolaan
    sampah
    menjadi tenaga listrik.
    Namun, untuk mewujudkan pengelolaan sampah menjadi tenaga listrik, Pemerintah Kota Depok harus memenuhi sejumlah syarat. Salah satunya adalah luas lahan yang harus mencapai lima hektare.
    “Sehingga kita butuh sekitar tiga hektare lagi untuk ditambahkan, untuk kita dapat bersurat ke kementerian bahwa kita, Kota Depok siap menjadi kota untuk dikelola pengelolaan sampah menjadi
    energi listrik
    ,” ucap Supian di TPA Cipayung, Selasa (29/7/2025).
    Sejauh ini, lahan TPA Cipayung baru mencakup sekitar dua hektare. Oleh karena itu, Supian berencana membebaskan lahan tambahan seluas tiga hektare di sekitar lokasi tersebut.
    Keputusan memperluas TPA Cipayung mendapat penolakan dari warga sekitar. Salah satunya datang dari Soleh (56), warga RW 04 Cipayung, yang rumahnya berjarak sekitar 500 meter dari pintu utama TPA.
    Soleh menyatakan lebih mendukung jika TPA ditutup secara permanen karena dinilai mengganggu kenyamanan warga.
    “Kan rencananya juga dulu mau ditutup. Jadi, kalau ditanya lebih pilih mana, ya, sebetulnya ditutup, saya enggak mau (ada pelebaran TPA) lah,” kata Soleh saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (2/8/2025).
    Alih-alih diperluas, warga lebih setuju agar TPA Cipayung ditutup dan sampah dipindahkan ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo di Kabupaten Bogor.
    “Rencananya TPA Cipayung katanya mau ditutup, dulu ada. Jadi mending ditutup, buat sampah juga ada pembuangan di Bogor (TPPAS Lulut Nambo),” ucap Soleh.
    Menurutnya, TPA Cipayung sudah tidak layak digunakan. Lokasinya yang dekat dengan permukiman kerap menimbulkan bau tak sedap, terutama saat proses pengolahan berlangsung.
    “Pokoknya pas sampah lagi dibalik sama pengelola buat dikasih obat (larutan khusus), itu bau seminggu bisa ada terus,” ujar Soleh.
    Bahkan, ia mengenang bahwa 10 tahun lalu warga sempat melarang truk sampah melintasi Jalan Kelurahan Cipayung karena baunya yang menyengat.
    Meski lebih ingin TPA ditutup, warga mengaku bersedia digusur jika memang tak ada pilihan lain, asalkan mendapat ganti rugi yang sesuai.
    Mereka menekankan sulitnya mencari hunian baru di tengah harga tanah yang semakin tinggi.
    “(Kalau pun mau), ya, tergantung bayarannya, kan bangun rumah tuh mahal. Di sini harga tanah satu meter sudah Rp 2 juta lebih,” ujar Soleh.
    Hal serupa disampaikan Ija, warga RW 07, yang mengaku telah mengetahui kemungkinan rumahnya akan digusur sejak dua hingga tiga tahun lalu.
    “Saya sudah pasti kena gusuran. Soalnya, sudah ada bahasan dari 2–3 tahun lalu. Saya siap saja asal dibayar, ya, sudah saya tinggal pindah rumah,” kata Ija.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Minta TPA Cipayung Ditutup, Warga Minta Sampah di Depok Dibuang ke Lulut Nambo

    Minta TPA Cipayung Ditutup, Warga Minta Sampah di Depok Dibuang ke Lulut Nambo

    Minta TPA Cipayung Ditutup, Warga Minta Sampah di Depok Dibuang ke Lulut Nambo
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com —
    Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung,
    Kota Depok
    , meminta agar sampah kota tidak lagi dibuang ke wilayah tersebut.
    Mereka menyarankan agar sampah dialihkan ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, Kabupaten Bogor.
    Salah satu warga, Soleh (56), yang tinggal sekitar 500 meter dari pintu gerbang
    TPA Cipayung
    , mengungkapkan harapannya agar tempat pembuangan sampah itu ditutup.
    “Rencananya (TPA Cipayung) katanya mau ditutup, dulu ada. Jadi mending ditutup, kan buat sampah juga sudah ada pembungan di Bogor (TPPAS Lulut Nambo),” kata Soleh saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi, Sabtu (2/8/2025).
    Menurut Soleh, TPA Cipayung sudah tidak layak untuk digunakan. Selain lokasi yang dekat dengan permukiman, bau menyengat dari sampah bisa bertahan hingga berhari-hari, terutama saat proses pengolahan dilakukan.
    “Pokoknya pas sampah lagi dibalik sama pengelola buat dikasih obat (larutan khusus), itu bau bisa seminggu ada terus,” ungkapnya.
    Soleh juga mengingat kembali peristiwa sekitar 10 tahun lalu, saat warga sempat melarang truk pengangkut sampah melintasi Jalan Kelurahan Cipayung karena baunya mengganggu.
    “Mobil dulu juga pernah lewat sini tapi sama warga enggak boleh (lewat lagi), melarang dan enggak kasih. Jadinya mereka buat jalan sendiri (Jalan TPA) buat antrean mobil sampah,” jelasnya.
    Keluhan serupa juga disampaikan Ija, warga RW 07 Kelurahan Cipayung.
    Ia menyebutkan, kendaraan pengangkut sampah hampir selalu melintas di depan rumahnya, yang berada hanya sekitar 100–150 meter dari gerbang TPA Cipayung.
    “Ya, setiap lewat itu
    bau sampah
    pasti ada, mobil lewat sini 24 jam. Apalagi kalau angin kencang ya, bau tuh ada,” ungkap Ija.
    “Sudah terbiasa sebenarnya sama bau sampah, hari-hari kayak gini,” sambungnya.
    Meski begitu, Ija menyatakan kesiapannya jika rumahnya digusur untuk proyek
    perluasan TPA
    , asalkan ada kompensasi yang layak dari pemerintah.
    “Keluarga saya juga yang di sini pada kena gusuran tapi ya sudah. Selagi ada kompensasi yang sesuai dengan luas tanah (kecil atau besar), saya enggak apa-apa,” jelasnya.
    Sebelumnya, Wali Kota Depok Supian Suri menyampaikan rencana
    perluasan TPA Cipayung
    .
    Langkah ini diambil karena TPA tersebut menjadi bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berbasis pengelolaan sampah menjadi energi listrik.
    Supian mengatakan, agar memenuhi syarat proyek nasional tersebut, Pemerintah Kota Depok membutuhkan lahan minimal lima hektar untuk TPA.
    “Sehingga kami butuh sekitar tiga hektar lagi untuk ditambahkan. Untuk itu, kami bisa bersurat ke kementerian bahwa kami, Kota Depok, siap menjadi kota untuk dikelola pengelolaan sampah menjadi energi listrik,” kata Supian di TPA Cipayung, Selasa (29/7/2025).
    Saat ini, TPA Cipayung baru memiliki luas sekitar dua hektar. Oleh karena itu, Pemkot Depok berencana melakukan pembebasan lahan tambahan seluas tiga hektar.
    Proses perluasan ini akan difokuskan pada beberapa titik yang sudah dipetakan dan tinggal menunggu penyusunan anggaran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mengapa Warga Tolak Perluasan TPA Cipayung Depok dan Minta Sampah Dipindah ke Bogor?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Agustus 2025

    Beda Sikap Supian Suri soal TPA Cipayung: Dulu Mau Ditutup, Kini Ingin Diperluas Megapolitan 2 Agustus 2025

    Beda Sikap Supian Suri soal TPA Cipayung: Dulu Mau Ditutup, Kini Ingin Diperluas
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com
    – Wali Kota
    Depok

    Supian Suri
    berubah sikap soal masa depan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung.
    Saat awal dilantik menjadi wali kota Depok, Supian sempat berencana menutup operasional
    TPA Cipayung
    .
    Namun, empat bulan berselang, atau tepatnya pada Juli 2025, mantan Sekretaris Daerah Kota Depok itu justru malah ingin memperluas TPA Cipayung.
    Supian Suri sempat berencana akan menutup operasional TPA Cipayung yang sudah kelebihan kapasitas.
    Sebab pada 2024, TPA Cipayung sudah dikategorikan tidak bisa menampung sampah baru setelah mencatat timbulan sampah sekitar 1.200 ton setiap harinya.
    Jumlah itu telah meningkat dari tahun 2023 yang berkisar 900 ton per hari. Lalu tinggi bukit sampah di TPA Cipayung pada saat itu sudah mencapai 300 meter.
    Padahal, batas maksimal tinggi bukit sampah berdasar buku panduan adalah 10 meter.
    “Kita sama-sama memahami bahwa TPA Cipayung sudah pada posisi yang baru. Sehingga TPA Cipayung Insya Allah dalam perubahan yang tidak terlalu lama kita ikhtiarkan untuk tidak lagi (digunakan) atau sudah kita tutup,” ujar Supian Suri, Rabu (5/3/2025).
    Supian menginginkan permasalahan sampah di Kota Depok bisa terselesaikan di hulu. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi lagi penumpukan sampah.
    “Di bidang infrastruktur, pengolahan atau pembangunan pengolahan sampah termaju, ini menjadi satu keharusan (yang perlu dilakukan pemerintah),” ungkap Supian.
    “Karena kita mudah-mudahan punya jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan sampah atau pengolahan sampah di Kota Depok,” sambung dia.
    Salah satu strateginya adalah melakukan budidaya magot di tingkat kelurahan untuk mengelola sampah organik.
    Kedua, pengelolaan bank sampah akan didorong secara optimal untuk mencari nilai ekonomis yang bisa dijual.
    Ketiga, residu sampah dari hasil pembakaran insinerator akan dimanfaatkan sebagai bahan dasar conblock, genteng, dan aspal.
    “Mungkin kalau insenerator itu masih dimungkinkan, ya itu kami jalankan. Tapi kalau kita sudah dapat alternatif pengelolaan sampah lainnya, kita akan ambil itu (enggak pakai insinerator),” kata Supian.
    Ditargetkan, persoalan sampah di Kota Depok selesai dalam kurun waktu maksimal satu tahun.
    Terbaru, Supian menginginkan
    TPA Cipayung diperluas
    . Sebab, tempat sampah ini kini masuk ke dalam proyek strategis nasional (PSN).
    Salah satu syarat untuk bisa menjadi PSN, lahan di TPA Cipayung harus diperluas minimal menjadi lima hektare.
    “Sehingga kita butuh sekitar tiga hektar lagi untuk ditambahkan, untuk kita bisa bersurat ke kementerian bahwa kita, Kota Depok siap menjadi kota untuk dikelola pengelolaan sampah menjadi energi listrik,” ujar Supian Suri di TPA Cipayung, Selasa (29/7/2025).
    Saat ini, luas TPA Cipayung baru 2 hektare. Maka dari itu, Pemkot Depok berencana membebaskan lahan lagi seluas tiga hektare.
    Perluasan ini nantinya akan dipusatkan di sejumlah titik yang sudah dipetakan di sekitar TPA dan tinggal menunggu rencana anggarannya.
    “Dari kesiapan lahan Insya Allah sudah ada, tinggal memang dari sisi prioritas penganggaran untuk bisa membebaskan lahan yang kita butuhkan,” ucap Supian.
    Selain pembebasan lahan, Supian mengeklaim bahwa Kota Depok telah memenuhi syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi sebelum bersurat ke kementerian sebagai kota pengelolaan sampah.
    Adapun syarat yang dimaksud adalah luas lahan TPA minimal lima hektar, timbulan sampah berkisar 1.000 ton per hari, mempunyai alat pengangkut sampah dari masyarakat ke titik pengeloaan sampah.
    Dan keempat, memiliki ketentuan Peraturan Daerah (Perda) soal retribusi sampah yang mewajibkan masyarakat untuk membayar.
    Namun, Pemkot Depok tetap menerapkan pola pengelolaan sampah melalui pihak ketiga atau swasta.
    “Masih ada pola-pola yang dilakukan oleh pihak ketiga yang juga menawarkan pengelolaan sampah melalui mekanisme sampah menjadi hidrogen, ini juga sedang kita jajaki,” lanjut dia.
    Bukit sampah di TPA Cipayung pernah mengalami longsor.
    Hal itu mengakibatkan pihak TPA terpaksa menutup layanan penerimaan sampah selama dua hari, yakni pada 13-14 Mei 2024. 
    “Kemarin, kami sudah beberapa kali mengalami hambatan di pelayanan (menerima sampah) karena terjadi patahan (pada gunungan sampah). Jadi posisinya sampah bukan hanya longsor, tapi putus (terbelah),” ungkap Kasubag Tata Usaha TPA Cipayung Yuyun Andiyana.
    Persoalan over capacity ini telah diawasi pengelola TPA dan sejauh ini ditangani melalui beberapa cara, salah satunya pembuatan lubang pembuangan sampah yang baru.
    “Kita (TPA Cipayung) buru-buru segera membuat manuver (area pembuangan), yaitu lubang pembuangan yang baru. Hal ini dilakukan tahun lalu dan sekarang sudah jauh lebih aman terkendali,” ujar Yuyun.
    Lalu, TPA Cipayung harus melakukan pengoptimalan dan perawatan titik lubang pembuangan baru.
    “Kami selalu mengusahakan lubang pembuangan baru tersebut selalu dijaga supaya tidak terlalu penuh di titik tersebut, dan juga demi mencegah berulangnya insiden yang sama,” jelas dia.
    Pihak TPA Cipayung juga rutin menata bukit sampah dengan memaksimalkan alat berat demi memastikan ketinggian bukit tetap aman dan mencegah longsor ke area air Kali Pesanggrahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pilu Mayat Bayi dalam Karung di Jatim, Pelaku Kini Diburu

    Pilu Mayat Bayi dalam Karung di Jatim, Pelaku Kini Diburu

    Jakarta

    Mayat bayi dalam karung di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur bikin geger. Mayat bayi itu ditemukan dalam kondisi telah membusuk.

    Belum diketahui siapa yang tega membuang mayat bayi tersebut. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengejar pelaku.

    Kejadian ini terekam video dan viral di media sosial. Temuan mayat bayi dalam karung menjadi perhatian warga sekitar.

    Viral di Medsos

    Penemuan mayat bayi ini viral di media sosial. Dalam rekaman video yang beredar, terlihat karung putih berisi mayat bayi dikerumuni lalat.

    Seorang warga membungkus tangannya dengan plastik putih membuka karung itu dengan hati-hati. Disaksikan oleh warga, dia mencoba memastikan isi karung tersebut.

    “Saya dikasih kepercayaan oleh Pak RT untuk membuka ini ya. Nih saya buka ya,” ujar pria berkaus putih.

    “Astgafirullah,” ujar pria tersebut setelah melihat karung tersebut ternyata berisi mayat bayi.

    “Tuh kan,” timpal warga yang menyaksikan saat karung itu dibuka.

    Awal Mula Mayat Bayi Ditemukan

    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko mengatakan jenazah bayi ditemukan pada Rabu (30/7). Jenazah ditemukan oleh warga sekitar.

    “Penemuannya, jadi masyarakat itu melihat bungkusan yang dicurigai, lanjut manggil Binmas, ke Polsek. Setelah dicek, itu betul (bayi), tapi sudah dibungkus karung,” kata Edy, Kamis (31/7).

    Jenazah ditemukan oleh warga yang curiga. Dia mengatakan warga curiga terhadap bau yang menyengat di area perkebunan.

    “Iya, mungkin bau apa nih, kayaknya beda bau sampah sama ini (jenazah) beda ya,” katanya.

    Warga yang penasaran kemudian membuka karung tersebut. Setelah dibuka, ternyata karung itu berisi mayat.

    Warga kemudian melaporkan temuan mayat ini ke polisi.

    Kondisi Mayat Bayi

    Saat ditemukan, kondisi jenazah dalam keadaan sudah berwarna biru lebam. Jenazah diperkirakan sudah lebih dari satu hari meninggal dunia.

    “Belum membusuk, cuma sudah biru-biru di bungkus. Iya, insyaallah itu betul (lebih dari sehari). Kalau bayi baru lahir kelihatan ya, ini sudah biru,” bebernya.

    Dia mengatakan belum mengetahui jenis kelamin jenazah bayi tersebut. Sebab, pihaknya langsung membawa jenazah ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

    “Kita belum sempat buka, langsung dibawa ke RS Polri,” jelasnya.

    Pelaku Diburu Polisi

    Polisi masih menyelidiki penemuan mayat bayi dalam karung yang ditemukan di area kebun kawasan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim). Saat ini, pelaku tengah dalam pencarian polisi.

    “Belum (diketahui), masih kita cari dari CCTV siapa yang membuang. Semalam kita cari CCTV,” kata Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko kepada wartawan, Kamis (31/7/2025).

    Selain mencari CCTV di sekitar lokasi, polisi juga meminta keterangan kepada warga sekitar. Hingga kini, belum diketahui jumlah pelaku yang membuang bayi tersebut.

    “Petunjuk-petunjuknya dari warga, barangkali tahu pakai motor apa, insyaallah ada titik terang,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 3

    (mea/mea)

  • Oknum Polres Jaktim Terima Setoran dari Toko Obat Terlarang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Juli 2025

    Oknum Polres Jaktim Terima Setoran dari Toko Obat Terlarang Megapolitan 31 Juli 2025

    Oknum Polres Jaktim Terima Setoran dari Toko Obat Terlarang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi Sektor (Polsek) Cipayung membenarkan adanya anggota Polres Metro
    Jakarta
    Timur yang menerima setoran dari
    toko obat terlarang
    di Cipayung, Jakarta Timur.
    Kapolsek Cipayung Kompol Dwi Susanto memastikan, anggota yang diduga menerima setoran tersebut saat ini sudah diproses oleh Seksi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Metro Jakarta Timur.
    “Jadi betul itu memang anggota Polres Metro Jakarta Timur dan sekarang sudah diproses lebih lanjut, ditangani oleh Propam Polres Metro Jakarta Timur,” ungkap Dwi di Mapolsek Cipayung, Kamis (31/7/2025).
    Dwi mengatakan, tindak lanjut terhadap oknum tersebut akan ditentukan oleh pemeriksaan Propam Polres Metro Jakarta Timur. 
    Dia pun enggan membeberkan lebih lanjut mengenai jumlah setoran yang diterima anggota tersebut dari pemilik toko obat ilegal.
    “Terkait itu (jumlah) nanti yang itu urusannya dengan Propam Polres Metro Jakarta Timur, Kami polsek menangani kasus tindak pidana saja,” tuturnya.
    Sebelumnya, seorang pria yang diduga menjual obat terlarang ditangkap warga di Jalan Raya TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, Sabtu (26/7/2025).
    Penangkapan penjual obat itu direkam dan videonya diunggah akun Instagram @kabarcibubur24jam.
    Dalam video, penjual obat mengaku rutin menyetor uang kepada oknum polisi. Mendengar itu, perekam sempat menanyakan kepada terduga pelaku soal dugaan setoran untuk anggota polisi tersebut.
    “Setiap bulan setor berapa?” tanya perekam video yang diunggah akun Instagram @kabarcibubur24jam.
    “Rp 100.000 ke Anggoro. Ada
    chat
    -nya, Pak. Enggak diangkat tapi (pas ditelpon),” ucap terduga pelaku.
    Perekam video tampak tidak percaya. Namun, pelaku tetap mengeklaim dirinya menyetor uang ke oknum polisi.
    “Bohong lagi, gua hajar lu ya. Terima berapa?” kata perekam video.
    “Benar, Pak. Angota Polres Metro Jakarta Timur,” ungkap terduga pelaku.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Geger! Jasad Bayi Ditemukan dalam Karung Tertutup Dedaunan di Lubang Buaya Jaktim – Page 3

    Geger! Jasad Bayi Ditemukan dalam Karung Tertutup Dedaunan di Lubang Buaya Jaktim – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Jasad bayi ditemukan terbungkus karung di sebuah kebun pisang di Jalan Sadar V, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada Rabu (30/7/2025).

    Penemuan itu menghebohkan warga sekitar, bahkan ada dari mereka mengabadikan momen itu menggunakan kamera ponsel dan rekaman videonya viral di media sosial. Terlihat, karung berada di dekat tumpukan dedaunan dan gedebog pisang yang sudah mengering.

    Seorang pria berambut gondong dan berkamata memindahkan karung tersebut. Sambil direkam, pria itu membuka isi dari dalam karung. Betapa terkejutnya ia, di dalam karung ada mayat bayi.

    Terkait hal ini, Kanit Resrim Polsek Cipayung, Iptu Edy Handoko, membenarkan. Dia menjelaskan, jasad bayi pertama kali ditemukan warga yang curiga melihat karung berisi sesuatu yang mencurigakan.

    Dari dalam karung, tercium aroma menyengat yang berbeda dari sampah biasa. Ternyata benar, ada bayi yang sudah dalam kondisi meninggal dunia.

    “Iya mungkin bau apa nih, kayaknya beda bau sampah sama ini (jenazah) beda ya. Lanjut manggil dari Binmas, ke Polsek. Setelah dicek itu betul (bayi), tapi sudah dibungkus karung,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).

     

  • Pilu Mayat Bayi dalam Karung di Jatim, Pelaku Kini Diburu

    Kondisi Mayat Bayi dalam Karung di Jaktim: Membusuk dan Dikerumuni Lalat

    Jakarta

    Polisi mengungkap kondisi mayat bayi dalam karung saat ditemukan di area perkebunan Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim). Kondisinya sudah dalam keadaan berwarna biru lebam namun belum membusuk.

    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko mengatakan, jenazah diperkirakan sudah lebih dari satu hari. Hal itu diungkap usai melihat kondisi saat ditemukan.

    “Belum membusuk, cuma sudah biru-biru dibungkus (saat ditemukan). Iya insyaallah itu betul (lebih dari sehari). Kalau bayi baru lahir kelihatan ya, ini sudah biru,” kata Edy, Kamis (31/7/2025).

    Jenazah itu sendiri pertama kali ditemukan oleh warga yang curiga dengan aroma di sekitar lokasi. Sebab aromanya berbeda dengan sampah.

    “Iya mungkin bau apa nih, kayaknya beda bau sampah sama ini (jenazah) beda ya,” tuturnya.

    Sebelumnya, sesosok mayat bayi ditemukan di area perkebunan kawasan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim). Jasad bayi ditemukan dalam kondisi terbungkus karung.

    “Penemuannya, jadi masyarakat itu melihat bungkusan yang dicurigai, lanjut manggil Binmas, ke Polsek. Setelah dicek, itu betul (bayi), tapi sudah dibungkus karung,” kata Edy.

    Seorang warga membungkus tangannya dengan plastik putih membuka karung itu dengan hati-hati. Disaksikan oleh warga, dia mencoba memastikan isi karung tersebut.

    “Saya dikasih kepercayaan oleh Pak RT untuk membuka ini ya. Nih saya buka ya,” ujar pria berkaus putih.

    “Astgafirullah,” ujar pria tersebut setelah melihat karung tersebut ternyata berisi mayat bayi.

    “Tuh kan,” timpal warga yang menyaksikan saat karung itu dibuka.

    (rdh/mea)

  • Polisi telusuri CCTV buru pembuang jasad bayi dalam karung di Cipayung

    Polisi telusuri CCTV buru pembuang jasad bayi dalam karung di Cipayung

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menelusuri rekaman kamera pengawas (CCTV) untuk mengungkap pelaku yang membuang jasad bayi dalam karung di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (30/7) sore.

    “Pelaku belum (diketahui), masih kita cari dari CCTV siapa yang membuang. Semalam kita cari dan cek CCTV di lokasi,” kata Kanitreskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Edy menyebut, pihak kepolisian masih mencari titik terang pelaku dari keterangan beberapa warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

    “Petunjuk-petunjuknya dari warga, barangkali tahu pakai motor apa atau orang mencurigakan. Insya Allah nanti ada titik terang,” ujar Edy.

    Penemuan jasad bayi tersebut berawal dari laporan warga yang mencurigai bau menyengat dari sebuah bungkusan di lokasi tersebut.

    “Warga awalnya melihat bungkusan yang dicurigai, kaya bau tapi kan beda bau sampah sama jasad, lalu melapor ke petugas Bhabinkamtibmas, ke Polsek. Setelah dicek, ternyata isinya jasad bayi dalam karung,” jelas Edy.

    Saat ditemukan, kondisi bayi belum membusuk, namun kulitnya telah membiru. Hal itu menandakan bahwa bayi tersebut diduga telah meninggal lebih dari satu hari.

    Jenis kelamin bayi juga belum dapat dipastikan karena jasad langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Kalau bayi baru lahir kelihatan ya, ini sudah biru. Kami tidak membuka bungkusan, langsung kami bawa ke RS Polri untuk identifikasi,” ucap Edy.

    Hingga kini, kepolisian masih menunggu hasil autopsi dari RS Polri Kramat Jati dan mengimbau masyarakat yang memiliki informasi terkait agar segera melapor.

    Sebelumnya, Sekretaris RT 06/RW 06 Kuswantoro (52) mengatakan ada ada dua orang tak dikenal yang sempat terlihat masuk ke area pemakaman beberapa waktu sebelum ditemukan jasad bayi di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (30/7) sore.

    “Belum ada yang dicurigai, tapi memang ada laporan dari warga katanya dua orang masuk ke lokasi pemakaman. Area itu buntu, pas keluar mereka ditegur warga, tapi jawabnya cuma ‘dari dalam’ lalu pergi,” katanya.

    Kuswantoro mengatakan, dirinya mendapat laporan dari warga sekitar pukul 17.30 WIB terkait dugaan penemuan bayi.

    Selain itu, lokasi penemuan berada di area kebun yang juga menjadi bagian dari lahan pemakaman keluarga milik warga.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kriminal kemarin, 11 WNA China ditangkap hingga jasad bayi di Jaktim

    Kriminal kemarin, 11 WNA China ditangkap hingga jasad bayi di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminal dan keamanan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta pada Rabu (30/7) yang masih menarik dibaca kembali mulai dari 11 Warga Negara Asing (WNA) China ditangkap hingga warga menemukan jasad bayi yang terbungkus karung di kebun pisang di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    11 WNA China jadikan rumah di Jaksel tempat penyamaran polisi Wuhan

    Kepolisian menangkap 11 warga negara asing (WNA) asal China yang menjadikan rumah di Jalan Pertanian Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, sebagai tempat penyamaran seolah-olah polisi Distrik Wuhan lewat media daring.

    “Ditangkapnya 11 orang warga negara asing yang diduga atau dicurigai telah melakukan tindak pidana penipuan melalui media elektronik atau ‘online scam’,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly dalam konferensi pers di Cilandak Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Aksi premanisme bersenjata tajam kembali terjadi di Cengkareng Jakbar

    Lima preman kembali memalak seorang sopir dengan modus pengancaman menggunakan senjata tajam di samping Tol Rawa Buaya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu dini hari.

    Dalam video viral, pelaku memaksa sopir untuk menepikan kendaraannya. Sebagian pelaku sontak memarkirkan dua unit sepeda motor di depan mobil korban, sehingga korban tidak bisa ke mana-mana.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Jenazah di plafon pabrik obat Pulogadung adalah seorang teknisi

    Jenazah pria pada plafon sebuah pabrik obat di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur (Jaktim), Selasa (29/7) adalah salah seorang teknisi pada perusahaan itu.

    “Terkait penemuan jenazah pada pabrik obat di Jalan Pulomas Selatan, Pulogadung itu, korban bernama Rastono (37), seorang teknisi yang bekerja di perusahaan tersebut,” kata Kapolsek Pulogadung Kompol Suroto saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi tangkap WNA penyelundup sabu di kaleng camilan di Jakut

    Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menangkap seorang warga negara asing (WNA) asal Pakistan berinisial MAI (41) yang menyelundupkan narkotika jenis sabu seberat 577 gram di kaleng camilan di Jakarta Utara.

    “Modusnya, sabu disimpan dalam kapsul besar dan disembunyikan di dalam dua kaleng bekas camilan keripik kentang,” kata Kepala Unit (Kanit) 3 Subdirektorat​ ​​​​​​3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKP Abdul Muchzin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Warga temukan jasad bayi dalam karung di pohon pisang di Lubang Buaya

    Warga menemukan jasad bayi yang terbungkus karung di kebun pisang di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu sore.

    Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal Polsek Cipayung Iptu Edi Handoko membenarkan adanya peristiwa tersebut.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.