kab/kota: Cipayung

  • Meluber hingga Jalan, Tumpukan Sampah di Kolong Flyover Ciputat Ditutup Terpal
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Desember 2025

    Meluber hingga Jalan, Tumpukan Sampah di Kolong Flyover Ciputat Ditutup Terpal Megapolitan 14 Desember 2025

    Meluber hingga Jalan, Tumpukan Sampah di Kolong Flyover Ciputat Ditutup Terpal
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com
    – Tumpukan sampah yang berjajar di wilayah Ciputat, tepatnya di kolong
    flyover
    Ciputat, ditutupi terpal pada Minggu (14/12/2025).
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com,
     beberapa terpal biru menutupi
    tumpukan sampah
    sepanjang sekitar 10 meter di trotoar kolong
    flyover

    Ciputat
    .
    Sebelum ditutup terpal, kondisi sampah di lokasi tersebut sudah meluber hingga separuh Jalan Ir. H. Juanda.
    Kondisinya tampak berantakan, tidak tersusun rapi, dan bau menyengat terus tercium di sepanjang jalan itu.
    Selain itu, air lindi bewarna hitam tampak mengalir keluar dari plastik sampah yang menumpuk di sana. Bahkan, banyak belatung yang bermunculan dari tumpukan sampah itu.
    Meski kini kondisinya sudah ditutupi terpal, tetapi aroma tak sedap, air lindi, hingga belatung masih keluar dari tumpukan tersebut.
    Pemilik warung makan yang berada tepat di seberang tumpukan sampah itu, Agus Warsojeniawan (57), mengatakan, penutupan tersebut baru dilakukan pagi hari tadi oleh pihak kecamatan dan kelurahan.
    Meskipun begitu, dia tetap menyayangkan lantaran sampah tidak langsung diangkut.
    “Ditutup saja, tapi sampahnya tidak diangkut,” ujar Agus saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu (14/12/2025).
    Agus sempat berbincang singkat dengan petugas terkait penutupan tumpukan sampah tersebut.
    Namun, informasi yang ia terima hanya sebatas upaya menekan bau menyengat.
    “Katanya cuma untuk mengurangi dampak bau,” kata dia.
    Agus menyebut, keluhan warga sebenarnya sudah cukup banyak, bahkan telah ramai disampaikan melalui media sosial.
    Meski demikian, Agus mengaku tidak mengetahui secara pasti pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di lokasi tersebut.
    “Kita juga enggak tahu itu dari mana pembuangannya, siapa yang tanggung jawab. Enggak ada penjelasan,” ucap dia.
    Sementara itu, Lurah Cipayung Dini Nurlianti mengatakan, penutupan dilakukan karena lokasi tersebut sama sekali tidak diperuntukkan sebagai tempat pembuangan sampah.
    “Ini bukan tempat pembuangan sampah, ini jalanan. Sampahnya sudah makin melebar, bahkan tadi sempat menutup separuh jalan,” kata Dini saat ditemui
    Kompas.com
    di lokasi, Minggu.
    Menurut Dini, sampah yang menumpuk di kolong flyover tersebut belum bisa diangkut lantaran Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang masih ditutup sementara.
    “Sementara ini Cipeucang kan sedang ditutup. Kalau untuk diangkut, kita nunggu Cipeucang dulu baru nanti kita angkut,” jelas dia.
    Tumpukan sampah di kolong Flyover Ciputat, kata Dini, disebut bukan berasal dari warganya, Kelurahan Cipayung.
    Justru menurut dia, sebagian besar sampah dibuang oleh warga dari wilayah lain yang menganggap lokasi tersebut sebagai tempat pembuangan.
    “Yang buang ke sini itu dari mana-mana, datang naik motor dan langsung buang. Padahal ini bukan TPS,” jelas dia.
    Oleh sebab itu, untuk menghindari warga yang buang sampah sembarangan, warga setempat diberdayakan untuk menjaga lokasi selama 24 jam agar tidak ada lagi pihak yang membuang sampah di kolong flyover.
    “Semalam sampai subuh sudah ada yang jaga. Kita jagain terus sampai nanti pengangkutan, supaya enggak ada lagi yang buang sampah ke sini,” jelas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkot Jaktim gencarkan cek kesehatan gratis bagi kader dasawisma

    Pemkot Jaktim gencarkan cek kesehatan gratis bagi kader dasawisma

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) menggencarkan cek kesehatan gratis (CKG) bagi kader dasawisma di wilayah setempat.

    “Cek kesehatan gratis, sebagaimana dari Kementerian Kesehatan, dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk kader dasawisma,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Herwin Mifenddy saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Salah satunya, seperti di Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Sebanyak 150 peserta dari kader dasawisma, aparatur sipil negara (ASN) dan Penyedia Jasa Lainnya Orang Perorangan (PJLP) memanfaatkan layanan CKG yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Kramat Jati.

    Layanan CKG yang digelar dalam rangka menyambut Hari Ibu dengan tema ‘Karena Ibu Begitu Berharga’ itu melibatkan 11 tenaga kesehatan.

    Camat Kramat Jati Kamal Alatas mengatakan layanan CKG yang diikuti 150 orang peserta itu diharapkan dapat menjadi contoh bagi seluruh elemen masyarakat.

    “Kegiatan ini hasil kolaborasi dengan Puskesmas Kramat Jati. Antusiasme peserta sangat tinggi. Mereka sudah berkumpul sejak pagi,” ujar Kamal.

    Sementara itu, Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Inda Mutiara menjelaskan kader dasawisma merupakan garda terdepan dalam sosialisasi kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, mereka harus menjadi contoh gerakan untuk program CKG.

    “Kita kerahkan 11 tenaga kesehatan untuk kegiatan CKG ini. Tentunya, ini untuk mendukung program baik dan mengedepankan kesehatan,” tutur Inda.

    Dia menuturkan jika dari hasil CKG itu ditemukan penyakit, maka peserta langsung diarahkan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.

    “Jadi, langsung kami arahkan ke puskesmas agar penyakit yang diderita dapat segera terobati,” ucap Inda.

    Dalam kegiatan CKG tersebut, para peserta menjalani sejumlah pemeriksaan kesehatan, antara lain gula darah, kolesterol dan asam urat, serta pengukuran tinggi, berat badan dan lingkar perut.

    Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memulai CKG di sekolah di Jakarta pada tahun ajaran baru 2025, yang diawali di Sekolah Rakyat Sentra Handayani, Cipayung, pada 9 Juli 2025.

    Kemudian, kegiatan itu dilanjutkan di Sekolah Rakyat Sentra Mulya Jaya, Cipayung, serta Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi Margaguna, Cilandak, pada 14 Juli 2025.

    Pemeriksaan itu dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh orang tua/wali murid/pelajar dan pemeriksaan pada hari H sesuai jenjang dan usia murid.

    Untuk Jenjang SD/sederajat (7-12 tahun), pemeriksaannya meliputi status gizi, tekanan darah, mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, tuberkulosis serta diabetes melitus.

    Selain itu, terkait merokok, kebugaran (kelas 4-6), hepatitis B, kesehatan reproduksi dan riwayat imunisasi (kelas 1).

    Untuk jenjang SMP/sederajat (13-15 tahun), pemeriksaannya meliputi status gizi, tekanan darah, mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, tuberkulosis, diabetes melitus, merokok dan kebugaran.

    Kemudian, terkait hepatitis B dan C, kesehatan reproduksi, skrining anemia dan talasemia (kelas 7 dan 9) serta riwayat imunisasi (kelas 9).

    Sementara untuk jenjang SMA/sederajat (16-17 tahun), pemeriksaannya meliputi status gizi, tekanan darah, mata, telinga, gigi, kesehatan jiwa, tuberkulosis, diabetes melitus, merokok dan kebugaran, serta terkait hepatitis B dan C, kesehatan reproduksi, skrining anemia dan talasemia (kelas 10 dan 12).

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah lewat EPIKS di Pesantren

    OJK Dorong Literasi Keuangan Syariah lewat EPIKS di Pesantren

    Jakarta, Beritasatu.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan Ekosistem Pusat Inklusi Keuangan Syariah (EPIKS) di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025). Kegiatan ini sebagai upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah di lingkungan pesantren dan masyarakat sekitar.

    Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi mengatakan, kegiatan EPIKS menjadi wadah pembelajaran yang berkelanjutan bagi santri, pengurus pesantren, hingga UMKM di sekitar pesantren untuk memahami produk keuangan syariah.

    “Kami di sini hadir, OJK bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) , dan juga Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk memberikan edukasi literasi tentang keuangan, plus inklusinya,” ujar Frederica atau yang akrab disapa Kiki.

    Ia menambahkan, EPIKS sebelumnya dikenal sebagai ekosistem pondok pesantren inklusi syariah, dan kini dikembangkan menjadi pusat literasi, inklusi, serta penguatan ekonomi berbasis syariah bagi pesantren dan komunitas sekitarnya.

    Selain itu, OJK bersama BEI dan BSI juga meresmikan Galeri Investasi Syariah di lingkungan pondok pesantren Minhaajurrosyidiin yang merupakan pertama di wilayah Jabodebek. Kiki menyebut, ini menjadi langkah penting untuk mendekatkan akses pasar modal syariah kepada pesantren.

    “Jadi EPIKS ini suatu proposal yang luar biasa, di mana kita melihat pondok pesantren juga sangat terbuka untuk belajar tentang literasi inklusi keuangan syariah, baik itu perbankan syariah, maupun investasi syariah dan juga produk-produk keuangan lainnya,” imbuhnya.

    Ketua Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Chailrul Baihaqi, mengapresiasi penyelenggaraan EPIKS yang disebutnya membawa perubahan besar. Kini pesantren telah beralih dari manual menuju layanan keuangan digital seperti penggunaan smart card bagi santri.

    “Terima kasih untuk OJK, kemudian BSI, dan juga dari Bursa Efek Indonesia, untuk menghadiri pondok pesantren. Semoga ini menjadi satu gerakan yang masif untuk menjadikan pondok pesantren modern,” tutur Chairul.

    Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik, menambahkan bahwa pembukaan galeri investasi syariah di pesantren merupakan bagian dari komitmen BEI meningkatkan inklusi pasar modal syariah.

    Dari sisi BEI, saat ini terdapat 980 galeri investasi di Indonesia, 147 di antaranya merupakan galeri syariah. Dan galeri di ponpes Minhaajurrosyidiin merupakan galeri syariah pertama di Jabodebek yang berada di pesantren.

    “Kita akan sama-sama meningkatkan kesejahteraan dari santri, guru, dan masyarakat sekitar untuk menikmati pertumbuhan pasar modal syariah,” sebut Jeffrey.

    Acara tersebut turut dihadiri Ketua OJK Jabodebek Edwin Nurhadi, Wadirut Bank Syariah Indonesia Bob Tyasika Ananta, serta berbagai santri dan santriwati dari berbagai pondok pesantren di wilayah Jabodebek.

    OJK mencatat bahwa angka literasi keuangan berada pada angka 66,46% dan inklusi 80%. Sementara literasi keuangan syariah baru mencapai 43%, naik signifikan dari 9% sebelumnya, namun tingkat inklusinya masih rendah di angka 13%.

    Oleh karena itu, OJK menilai kegiatan seperti EPIKS dan pembukaan galeri investasi syariah di pesantren penting untuk memperluas pemahaman sekaligus mendorong pemanfaatan produk keuangan syariah di masyarakat.

  • Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk Megapolitan 9 Desember 2025

    Jejak Penipuan WO Ayu Puspita, dari Pesta Gagal hingga Ratusan Korban Menggeruduk
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Dugaan penipuan layanan pernikahan oleh wedding organizer (WA) Ayu Puspita kini menyeret ratusan korban dari berbagai wilayah.
    Kasus ini mulai terungkap setelah seorang perias pengantin melaporkan dua pesta bermasalah yang digelar di Jakarta Barat dan Jakarta Utara pada Sabtu (6/12/2025).
    Tamay (26), salah satu korban, mengatakan acara yang ditangani WO tersebut kacau karena layanan yang dijanjikan tidak terpenuhi.
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” ujar Tamay saat dihubungi, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tentang kejadian itu memicu gelombang respons di media sosial.
    Banyak warganet mengaku mengalami kasus serupa dan berkumpul dalam grup WhatsApp untuk mencocokkan informasi.
    Dari situ, muncul dugaan bahwa WO menawarkan paket yang sama kepada banyak pasangan secara bersamaan hingga kewalahan memenuhi pesanan.
    Pemilik WO Ayu Puspita kemudian dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama para korban yang ingin mendapatkan penjelasan.
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” kata Tamay.
    Pada Minggu (7/12/2025) malam, sekitar 200 orang mendatangi rumah Ayu Puspita di kawasan Kayu Putih, Jakarta Timur.
    Aksi itu membuat aparat dari berbagai wilayah turun tangan mengurai situasi.
    Para korban menilai Ayu harus bertanggung jawab atas kerugian yang mereka alami.
    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edi Handoko mengatakan sejumlah korban sempat melapor ke Polsek Cipayung.
    Namun karena jumlah laporan membludak dan melibatkan korban lintas daerah, mereka diarahkan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih. Namun, begitu sampai ini, diarahkan lah karena LP itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” ujar Edi.
    Ia menyebut laporan datang dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi, sehingga penanganan dipusatkan di Polda.
    Warga sekitar kantor WO Ayu Puspita di Jakarta Timur mengatakan tidak lagi melihat aktivitas sejak Sabtu.
    “Hari Jumat pagi masih ramai, Sabtu, Minggu dia sudah begitu,” kata Azli.
    Menurutnya, sejak malam kejadian, korban mulai berdatangan menanyakan keberadaan Ayu.
    “Malam Minggu kemarin jam 22.00 WIB, datang ke rumah saya melaporkan bahwa kena tipu, katering Mbak ADP. Wah itu banyaklah, ada ratusan juta gitu,” ujar Azli.
    Dalam video klarifikasi yang diterima Kompas.com, Ayu Puspita mengaku akan menjual aset miliknya untuk membayar uang klien yang merasa dirugikan.
    “Cuma saya ada KPR, cuma memang kan di situ saya DP-nya lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ujarnya.
    Ayu juga menyebut kejadian ini merupakan masalah pertama sejak ia menjalankan bisnis WO.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” kata Ayu.
    Polisi kini masih menghimpun laporan berbagai korban untuk menelusuri kemungkinan penipuan berulang dalam bisnis WO tersebut.
    (Reporter: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Faieq Hidayat)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tabiat Ayu Puspita Pemilik WO Diduga Tipu 230 Pengantin, Tertutup tapi Rutin Bantu Warga Sekitar

    Tabiat Ayu Puspita Pemilik WO Diduga Tipu 230 Pengantin, Tertutup tapi Rutin Bantu Warga Sekitar

    GELORA.CO  – Terungkap tabiat Ayu Puspita, pemilik wedding organizer (WO) yang diduga melakukan penipuan terhadap ratusan calon pengantin. 

    Kasus dugaan penipuan WO Ayu Puspita terungkap dari keluhan calon pengantin yang menyewa jasa WO Ayu Puspita yang disampaikan melalui unggahan TikTok. 

    Sepupu korban, Nana, menceritakan bahwa pernikahan saudaranya kacau hingga membuat pengantin menangis. 

    Saat itu, katering yang sudah dipesan justru tidak menyiapkan hidangan sesuai pesanan. 

    “Acara sudah mulai katering nggak ada sama sekali,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025), dikutip dari Tribunnews.com.

    Pihak keluarga pengantin sempat menghubungi pihak katering yang semestinya disediakan oleh WO Ayu Puspita. 

    Namun, respons yang diterima tidak jelas. 

    “Saat dihubungi bilangnya sudah dekat tapi minta share location enggak dikasih,” kata Nana.

    Warganet yang mengaku turut sebagai korban kemudian membanjiri kolom komentar. 

    Para korban pun berkomunikasi lebih lanjut melalui grup obrolan WhatsApp untuk menyamakan informasi. 

    Dari hasil diskusi para korban, WO tersebut diduga memberikan penawaran yang sama secara menggiurkan untuk menarik pelanggan. 

    Pemilik WO Ditangkap

    Pemilik WO, Ayu Puspita bersama empat pegawainya ditangkap Polres Metro Jakarta Utara.

    Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Erick Frendriz, mengatakan  bahwa pihaknya telah menerima laporan dari para korban terkait dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan WO tersebut.

    “Polres Metro Jakarta Utara menerima laporan dari beberapa pelapor terkait penipuan atau penggelapan yang dilakukan salah satu wedding organizer di wilayah Jakarta,” ujar Erick di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta.

    Menurutnya, modus yang dilakukan adalah WO menerima pembayaran penuh untuk penyelenggaraan acara pernikahan, termasuk catering.

    Namun, saat hari pelaksanaan layanan tersebut tidak diberikan.

    “WO ini sudah menerima uang untuk melaksanakan resepsi, kemudian pada hari H tidak terlaksana sesuai kesepakatan. Salah satu contoh, makanan yang harusnya dihadirkan saat pesta tidak datang,” kata Erick.

    Akibatnya, para korban yang merasa dirugikan kemudian membuat laporan polisi.

    Erick menyebut sebagian korban mengaku telah membayar hingga puluhan juta rupiah.

    Saat ini, lima orang dari PT APS telah diamankan dan sedang menjalani pemeriksaan intensif di Polres Metro Jakarta Utara.

    Ayu Puspita pun turut diamankan dari penangkapan ini.

    “Ada lima orang yang sedang kami periksa, termasuk pemilik, manajer, dan karyawan,” jelas Erick.

    Ayu Puspita dan para pegawainya sebelumnya diamankan di wilayah Jakarta Timur setelah warga memberikan informasi kepada polisi.

    Mereka kemudian diserahkan ke Polres Metro Jakarta Utara karena laporan resmi berada di wilayah tersebut.

    Erick mengatakan jumlah korban diperkirakan masih bertambah.

    “Termasuk dari korban lain masih banyak yang berdatangan. Ternyata banyak yang menjadi korban WO tersebut,” ujarnya.

    Ia menambahkan, laporan yang masuk ke Polres Metro Jakarta Utara baru satu, namun kejadian serupa juga muncul di wilayah lain dan berpotensi ditangani lintas polres.

    Terkait kerugian, polisi belum dapat memastikan total nominalnya.

    “Kerugian masih dihitung, karena banyak korban-korban baru,” kata Erick

    Pengakuan Ayu Puspita

    Ayu Puspita mengakui ada masa keuangan dalam usahanya. 

    Penyidik Polres Metro Jakarta Utara menanyakan kesanggupan Ayu menyelenggarakan pernikahan kliennya yang sudah membayar lunas. 

    “Ini untuk menjawab konsumen Ibu yang depan polres itu. Untuk pernikahan 13 Desember 2025 atas nama Lulu, 21 Desember 2025 atas nama Kurniawan, dan 28 Desember 2025 atas nama Ardita, ibu sanggup gak menyelenggarakan?” tanya penyidik.

    Sayangnya, Ayu Puspita mengaku belum sanggup. 

    “Untuk hari ini saya masih belum bisa Pak,” jawab Ayu Puspita dengan suara lemas.

    Penyidik kembali mengulangi pertanyaan.

     Namun, Ayu Puspita memberikan jawabannya yang tidak sesuai.

    “Sanggup apa enggak ke depannya?” tegas penyidik.

    “Saya belum ada gambaran pasti ke depannya Pak,” kata Ayu Puspita.

    Mendengar jawaban Ayu Puspita, penyidik lalu kembali bertanya namun dengan menaikkan nada bicaranya.

    “Sanggup apa gak sanggup?! Itu jawabannya,” tanya penyidik.

    “Untuk saat ini belum sanggup Pak,” jawab Ayu Puspita.

    Uang untuk DP Rumah

    Tercatat 230 pasangan calon pengantin menjadi korban dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp15 hingga Rp16 miliar.

    Dalam video yang diunggah akun @jktnewsreborn, Ayu tampak mengenakan kerudung hitam dan kemeja bergaris biru-putih, sementara para korban terus menyampaikan tuntutan. 

    Dalam pemeriksaan awal, Ayu menyampaikan bahwa manajemen keuangan perusahaannya mengalami masalah serius.

    Ia mengakui menerapkan pola gali lubang tutup lubang, menggunakan pembayaran dari klien baru untuk membiayai kebutuhan acara klien sebelumnya.

    Selain itu, sebagian dana yang diterima digunakan untuk kepentingan pribadi, termasuk pembelian rumah mewah serta kegiatan bepergian ke luar negeri.

    “Saya menggunakan sebagian dana untuk membayar uang muka rumah, tapi (saya) sedang berusaha menjual rumah tersebut untuk mengembalikan uang klien,” ucap Ayu.

    Klien Tergiur Harga Murah

    Seorang korban, Satrio Yuda, menceritakan bahwa dirinya tergiur salah satu paket pernikahan yang ditawarkan WO Ayu Puspita. 

    Menurutnya, pkaet yang ditawarkan memiliki harga miring dibanding WO lain. 

    “Kita diiming-imingi bonus-bonus yang lumayan banyak lah gitu. Dari total, jadi kan kita ada pembayaran itu ada tiga termin gitu.”

    “Jadi untuk termin pertama itu DP 50 persen, nah terus dari marketingnya itu biasanya WhatsApp,” kata Satrio di Mapolres Metro Jakarta Utara, Senin (8/12/2025), dikutip dari Tribun Jakarta. 

    “Untuk kalau mau pembayaran lagi nanti kita dapat beberapa bonus-bonus, jadinya banyak yang tergiur lah.”

    “Saya itu bonusnya sekitar 14 gubukan. Jadi kalau mungkin kalau dihitung secara yang lain lagi itu ya, 14 gubukan dengan harga Rp 170 juta ya terhitung murah sih,” sambungnya lagi.

    Satrio mengungkap, dirinya dan pasangan sudah membayar sekitar Rp 147 juta dari total paket Rp 170 juta.

    Menurut Satrio, sejak awal WO tersebut tampak meyakinkan karena aktif mengikuti pameran pernikahan di berbagai tempat.

    Satrio dan pasangannya yang merupakan customer WO Ayu Puspita sedianya menikah pada 24 Januari 2026 di salah satu gedung di Depok, Jawa Barat.

    Ia mengaku pertama kali mengetahui adanya masalah dari pihak gedung yang mengabarkan kasus viral WO Ayu Puspita pada akhir pekan kemarin.

    “Pihak gedung ini punya grup sesama venue. Mereka ngasih tahu bahwa WO Ayu Puspita ada masalah, makanan nggak datang pas acara salah satu pasangan,” kata dia.

    Dari informasi yang tersebar di grup WhatsApp, disebutkan ada lebih dari 200 pasangan calon pengantin yang menjadi korban, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 16 miliar.

    Satrio juga menceritakan nasib korban lain yang pernikahannya digelar pada 6 Desember 2025.

    Saat itu, pihak catering tidak datang, dekorasi setengah jadi, tamu sudah terlanjur hadir, hingga keluarga mempelai jatuh pingsan karena panik.

    “Kebanyakan catering-nya nggak datang. Ada yang desainnya cuma setengah jadi. Tamu udah datang semua. Akhirnya ada yang pesan nasi padang sama makanan sekitar gedung,” ucapnya.

    Saat ini, Satrio bersama para korban lain sudah membentuk grup komunikasi dan tengah melapor resmi ke Polres Metro Jakarta Utara.

    Mereka berharap ada penyelesaian yang jelas dari pihak berwajib.

    “Harapan saya sih semoga uang kami bisa kembali. Kalau nggak bisa kembali, minimal gimana caranya acara kami tetap bisa berjalan sebagaimana mestinya,” kata Satrio.

    Tabiat Ayu Puspita

    Terpisah, Ketua RT 01/RW 05 Kelurahan Ceger, Azli membongkar tabiat Ayu Puspita.

    Menurut Azli, Ayu Puspita dikenal dermawan di lingkungan tempat usahanya kawasan Ceger, Cipayung, Jakarta Timur.

    Ayu membuka usaha WO di Jalan H. Siun II, RT 01/RW 05, Ceger, sejak lima tahun lalu. 

    Selama itu pula, Ayu kerap memberikan bantuan kepada warga di sekitar tempat usahanya.

    Mulai dari bantuan gerobak sampah untuk lingkungan, memberikan makanan setiap ada kegiatan warga seperti kerja bakti, hingga hadiah doorprize saat warga mengadakan acara.

    “Sosialnya cukup bagus. Banyak membantu kegiatan. Dibantu gerobak sampah, bantu nasi boks kalau ada acara,” kata Azli.

    Hanya saja, warga tidak mengenal ayu dan suaminya karena tidak pernah berkomunikasi secara langsung. 

    Bahkan, pengurus lingkungan dan warga sekitar hanya berkomunikasi dengan para pegawai yang tinggal pada empat unit rumah disewa Ayu sebagai kantor usaha WO dijalankan.

    Selama menjalankan usaha, Ayu belum pernah menyerahkan data kependudukan kepada pengurus lingkungan.

    “Kalau melihat sehari-hari, hari Sabtu, Jumat wah itu ramai sekali di rumahnya tuh. Ada tujuh juru masaknya, belum mobil-mobil angkutan untuk acara mendukung usaha catering,” ujar Azli.

    Selain memberikan bantuan kepada warga sekitar, Ayu juga dikenal juga kerap mengadakan santunan anak yatim pada sebuah musala yang berada tak jauh dari kantor operasional WO.

    Sehingga warga sekitar tidak menyangka bahwa WO tersebut kini terjerat kasus dugaan penipuan, banyak catering yang tidak diantar pengelola WO kepada klien saat pesta pernikahan berlangsung.

    Sejak Minggu (7/12/2025) sejumlah korban penipuan yang sudah membayarkan uang jasa datang ke kantor WO untuk menuntut ganti rugi atas penipuan yang mereka alami.

    “Orangnya baik kok. Suka ngasih santunan Bu Ayu. Santunan anak yatim itu hampir tiap bulan ngadain santunan anak yatim.”

    “Tapi saya bukan berhubungan dengan Bu Ayunya ya,” tutur warga sekitar, Niman

  • Kriminal kemarin, penipuan WO hingga kelanjutan kasus ledakan SMAN 72

    Kriminal kemarin, penipuan WO hingga kelanjutan kasus ledakan SMAN 72

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa seputar kriminalitas dan keamanan terjadi di Jakarta pada Senin (8/12), mulai dari kasus penipuan yang dilakukan oleh penyelenggara pernikahan atau wedding organizer (WO) di Jakarta Utara hingga pemeriksaan lanjutan terhadap pelaku ledakan di SMAN 72.

    Berikut sederet berita yang menarik untuk disimak kembali:

    Polda Metro Jaya masih dalami kasus penipuan WO di Jakut

    Polda Metro Jaya hingga saat ini masih mendalami kasus dugaan penipuan oleh penyelenggara pernikahan (wedding organizer/WO) di Jakarta Utara.

    “Saat ini masih pendalaman, proses penyidikan oleh Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara dan ini terus secara maraton dan kemungkinan akan dilakukan peningkatan status tersangka,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komn6 Pol Budi Hermanto saat ditemui di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    Polsek Cipayung jelaskan kronologi kasus penipuan “Wedding Organizer”

    Kanit Reskrim Polsek Cipayung Iptu Edy Handoko menjelaskan kronologi terkait kasus dugaan penipuan “Wedding Organizer” (WO) milik Ayu Puspita yang tengah ramai dan viral di media sosial.

    Edy menegaskan, kasus tersebut kini ditangani oleh Polda Metro Jaya karena jumlah korban yang melapor berasal dari berbagai wilayah.

    Baca selengkapnya di sini.

    Ledakan SMAN 72, Polisi masih dalami cara ABH rakit bahan peledak

    Polda Metro Jaya hingga saat ini masih mendalami bagaimana cara anak berkonflik dengan hukum (ABH) merakit bahan peledak pada kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta.

    “Didalami tentang motif ABH melakukan ledakan di SMAN 72, termasuk bagaimana ABH belajar dari mana untuk merakit bahan peledak tersebut, dimana ABH membeli beberapa bahan baku tersebut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto saat ditemui di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    Guru privat gasak uang dan emas milik seorang jemaat gereja di Jakbar

    Seorang guru privat berinisial GK (53) nekat menggasak uang tunai, emas, dan ponsel milik seorang jemaat yang tengah beribadah di salah satu gereja di wilayah Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

    Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Alexander Tengbunan mengatakan bahwa insiden itu terjadi pada Minggu (23/11) dua pekan lalu.

    Baca selengkapnya di sini.

    Polisi tegaskan tak bungkam penyampaian pendapat di muka umum

    Polda Metro Jaya menegaskan hingga saat ini tidak pernah membungkam penyampaian pendapat di muka umum, menyusul penangkapan terhadap tiga orang terduga pengajak rusuh kepada warga di DKI Jakarta.

    “Penyampaian aspirasi masyarakat dilindungi dan diatur oleh Undang-undang, sehingga wajib dijaga dan dilindungi oleh Polda Metro Jaya, khususnya di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” kata Wadirresiber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus saat konferensi pers di Jakarta, Senin.

    Baca selengkapnya di sini.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 2
                    
                        Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Korbannya di Mana-mana
                        Megapolitan

    2 Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Korbannya di Mana-mana Megapolitan

    Kronologi Penipuan WO Ayu Puspita, Korbannya di Mana-mana
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Wedding organizer Ayu Puspita melakukan penipuan terhadap para pengantin.
    Dugaan
    penipuan
    ini terungkap setelah seorang perias pengantin mengunggah laporan mengenai pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2025). 
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas salah seorang korban, Tamay (26), saat dihubungi Kompas.com, Minggu (7/12/2025).
    Unggahan tersebut memicu perhatian warganet. Sejumlah orang yang mengaku sebagai korban lain kemudian memenuhi kolom komentar dan berkoordinasi melalui grup WhatsApp untuk menyamakan informasi.
    Dari hasil diskusi, para korban menduga WO menawarkan paket layanan yang serupa dan menggiurkan kepada banyak pasangan, sehingga menarik banyak pesanan dalam waktu bersamaan. 
    Kini pemilik WO
    Ayu Puspita
    telah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara bersama sejumlah korban yang ingin mendapatkan penjelasan terkait dugaan penipuan tersebut. 
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk owner-nya, semuanya, marketingnya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.
    Sebanyak 200 orang menggeruduk rumah pemilik
    Wedding Organizer
    (WO) Ayu Puspita di Jalan Beton, Kayu Putih, 
    Jakarta Timur
    setelah dugaan penipuan layanan pernikahan viral di media sosial.
    Aksi penggerudukan itu berlangsung pada Minggu (7/12/2025) malam dan memicu penanganan kepolisian lintas wilayah.
    Korban mengaku mengalami kerugian dan menuntut Ayu Puspita untuk tanggung jawab atas perbuatannya.
    Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edi Handoko, menjelaskan bahwa sejumlah korban sempat mendatangi Polsek Cipayung untuk membuat laporan.
    Namun banyaknya korban dari sejumlah daerah, mereka diarahkan membuat laporan ke Polda Metro Jaya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih, menurut piket. Namun, begitu sampai ini, diarahkan lah karena LP (Laporan Polisi) itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” ujar Edi.
    “Korban-korban yang lain dari Cimanggis, dari Cileungsi, sama dari Bogor, dari Bekasi, datang ke situ. Terus akhirnya dibawa ke sana (Polda),” ungkapnya.
    Meski lokasi penggerebekan berada di wilayah hukum Polsek Cipayung, Edi memastikan terduga pelaku tidak diamankan di Polsek Cipayung.
    Setelah adanya penggerebekan yang dilakukan sejumlah korban dari sejumlah daerah, aktivitas di kantor WO Ayu Puspita mulai tak ada lagi aktivitas sejak Sabtu (6/12/2025).
    “Hari Jumat pagi masih ramai, Sabtu, Minggu dia sudah begitu (enggak ada aktivitas),” jelas Azli.
    Azli menambahkan, pada Sabtu malam, kantor terduga pelaku sempat didatangi sejumlah orang yang mengaku korban penipuan.
    Bahkan, beberapa korban juga datang ke rumah tersebut untuk menanyakan keberadaan terduga pelaku Ayu Puspita.
    “Malam Minggu kemarin jam 22.00 WIB, datang ke rumah saya melaporkan bahwa kena tipu, katering Mbak ADP, gitu kan. Wah itu banyaklah, ada ratusan juta gitu,” ungkap Azli.
    Pemilik WO Ayu Puspita mengaku akan menjual sejumlah asetnya untuk mengembalikan dana (refund) atau membayar ganti rugi kepada para klien yang merasa dirugikan.
    “Cuma saya ada KPR (kredit pemilikan rumah), cuma memang kan di situ, memang di situ saya DP-nya (uang muka) lumayan besar. Nah, itu saya lagi berusaha untuk saya jual. Itu asetnya nanti bisa untuk refund inilah, salah satu usaha saya,” ungkap Ayu dalam video yang diterima Kompas.com, Senin.
    Ayu mengatakan, masalah yang kini menjerat usahanya merupakan kejadian pertama sejak ia menjalankan bisnis WO.
    Selama ini, ia mengeklaim tidak pernah memiliki persoalan berarti, termasuk dalam penyediaan katering.
    “Makanya itu kemarin benar-benar yang waktu bermasalah, yang masalah katering itu, itu memang baru sekali, untuk masalah katering. Sebelumnya, kami tidak pernah untuk kekurangan katering, malah lebih,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayu Puspita Janji Refund Uang Korban Penipuan Dalam 3 Minggu, Ternyata Isi Rekening Cuma Rp463 Ribu

    Ayu Puspita Janji Refund Uang Korban Penipuan Dalam 3 Minggu, Ternyata Isi Rekening Cuma Rp463 Ribu

    GELORA.CO – Pemilik wedding organizer (WO), Ayu Puspita ternyata sempat menjanjikan akan me-refund atau mengembalikan uang calon pengantin yang menjadi korban penipuannya.

    Di video yang viral, salah satu korban mempertanyakan sumber uang Ayu Puspita yang kala itu mengaku siap melakukan refund.

    Hal tersebut terjadi saat para korban menggeruduk rumah Ayu Puspita di Cipayung, Jakarta Timur, pada Minggu (11/8/2025).

    “Ibu tadi bilang sanggup untuk refund?” ucap korban.

    “Tiga minggu,” jawab Ayu Puspita.

    “Oke tiga minggu, dari mana uangnya? Kalau dari event sudah tidak mungkin,” kata korban.

    Korban penipuan tersebut lalu bertanya apakah Ayu Puspita memiliki uang cash atau logam mulia.

    Tak menjawab, Ayu Puspita hanya diam.

    Korban lantas menegaskan sudah kehilangan kepercayaan dengan Ayu Puspita, dan meminta uangnya dikembalikan.

    “Selain dari event ibu punya solusi apa? Apakah ibu punya fresh money atau emas yang bisa ibu jual?” tanya korban.

    “Kita sudah hilang kepercayaan, kita gak butuh dilanjutkan acara, kita butuh uangnya kembali 100 persen,” imbuhnya.

    Uang Di Rekening Sisa Rp400 Ribu

    Janji Ayu Puspita untuk mengembalikan uang para korbannya, terasa mustahil.

    Pasalnya setelah dicek di rekening pelaku, uangnya hanya tersisa Rp463 ribu.

    “Kita cek mutasinya aja cuma punya Rp63 ribu dan Rp400 ribu,

    Update per sekarang sudah Rp19,3 miliar total uang yang minta dikembalikan,” tulis korban.

    Korban dugaan penipuan massal Ayu Puspita diketahui mencapai 230 pasangan.

    Menurut pengakuan para korban, beberapa resepsi berjalan tanpa catering bahkan meja prasmanan kosong. 

    Makanan bahkan minuman tidak tersedia meskipun calon pengantin telah membayar lunas.

    Ditangkap Polisi

    Polisi kini telah memeriksa lima orang kasus dugaan penipuan Ayu Puspita.

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno Grandiarso Sukahar menyebut saat ini penyelidikan masih dilakukan.

    “Kita sudah menerima laporan dari para korban WO itu, dari semalam ada lima orang dari pihak WO itu sekarang lagi kita periksa,” ungkapnya kepada wartawan Senin (8/12/2025).

    Kelimanya ialah APD selaku Direktur bersama empat stafnya HE, BDP, DHP, dan RR.

    Mereka diduga melakukan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan Pasal 378 dan atau 372 KUHP.

    Menurutnya saat ini kelima orang yang diperiksa telah diamankan.

    “Iya sudah termasuk Ayu Puspita dan staf-stafnya,” ujar Kompol Onkoseno.

    87 Orang Sudah Melapor

    Di lain sisi, Onkoseno mengemukakan bahwa saat ini sudah ada 87 laporan polisi yang diterima pihaknya. 

    Dari salah satu pelapor berinisial SO mengaku telah menggelontorkan uang Rp87 juta untuk membayar WO milik Ayu Puspita. 

    Hanya saja, ketika resepsi dimulai, pihak WO diduga tidak memenuhi kewajibannya. 

    “Ketika waktu resepsi ternyata pihak wedding organizer tidak menyiapkan fasilitas sesuai dengan kesepakatan,” imbuhnya. 

    Oleh sebab itu, korban langsung melaporkan kasus dugaan penipuan yang dilakukan oleh WO Ayu Puspita ke kepolisian. 

    “Dari pihak wedding organizer tidak ada etikad baik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ternyata masih banyak korban penipuan/penggelapan lainnya dari wedding organizer tersebut,” pungkasnya.

  • Tetangga Kaget Usaha WO Cipayung Terseret Dugaan Penipuan, Sebelumnya Terlihat Sukses
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Tetangga Kaget Usaha WO Cipayung Terseret Dugaan Penipuan, Sebelumnya Terlihat Sukses Megapolitan 8 Desember 2025

    Tetangga Kaget Usaha WO Cipayung Terseret Dugaan Penipuan, Sebelumnya Terlihat Sukses
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Wedding organizer
    (WO) di kawasan Cipayung,
    Jakarta Timur
    , yang diduga terseret penipuan, selama ini dikenal sebagai usaha yang cukup sukses oleh warga sekitar. Reputasi yang terlihat stabil itu membuat warga terkejut ketika dugaan penipuan mulai ramai dibicarakan pada awal Desember 2025.
    Ketua RT 01/RW 05 Ceger, Azli, mengatakan, usaha WO tersebut telah beroperasi sekitar lima tahun. Ia menjelaskan, usaha itu awalnya hanya menyewa satu rumah, kemudian berkembang hingga mengelola tiga rumah lain yang dijadikan kantor operasional.
    “Bertahap, pertama satu, dua, tambah lagi, satu lagi, tambah lagi tanah kosong untuk parkiran propertinya. Propertinya (dekorasi pernikahan) untuk pelaminan-pelaminan,” kata Azli, Senin (8/12/2025).
    Menurut dia, setiap akhir pekan, warga hampir selalu melihat para pegawai sibuk menyiapkan dekorasi dan kebutuhan pesta. Karena itu, Azli mengaku terkejut ketika mendengar bahwa WO tersebut terseret dugaan penipuan.
    “Kalau melihat sukses, tapi tahunya hari Minggu, hari Sabtu kemarin, Tanggal 5, tanggal 6 ya. Baru ketahuan bahasanya tidak sukses, macam-macam, baru ketahuan,” jelasnya.
    Azli menambahkan, aktivitas pegawai mulai tidak terlihat sejak Sabtu (6/12/2025) hingga Senin.
    “Waktu Jumat pagi masih ramai aktivitas pegawai segala macam. Nah tiba-tiba waktu Minggu baru heboh katanya karena katering gagal melaksanakan tugas,” ujar dia.
    Warga lainnya, Girsang (60), mengatakan bahwa selama bertahun-tahun ia belum pernah mendengar WO tersebut memiliki masalah.
    “Padahal dari dulu lancar-lancar saja, sudah bertahun-tahun ini mah. Makanya aku kaget kok sekarang begitu sebenarnya dia laris
    loh
    . Laris dia kateringnya,” ungkap Girsang.
    Ia menambahkan, rumah yang dijadikan kantor operasional itu kini tak lagi terlihat dihuni pemilik atau pengelola WO.
    “Tapi dia juga belum ada berbulan-bulan pindah. Selamanya ini di sini aman kok, dulu itu suami, suaminya, adiknya, tapi masih sering ke sini cek makanan gitu,” ujarnya.
    Kasus ini pertama kali mencuat setelah seorang perias mengunggah laporan mengenai acara pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, pada Sabtu (6/12/2025).
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” jelas salah seorang korban, Tamay (26), saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (7/12/2025).
    Unggahan itu kemudian mendapat respons dari banyak warganet yang mengaku sebagai korban. Mereka lantas membuat grup WhatsApp untuk saling bertukar informasi dan mencocokkan kejadian yang dialami.
    Dari percakapan para korban, diketahui bahwa WO tersebut diduga menawarkan paket pernikahan dengan harga yang sangat menggiurkan untuk menarik pelanggan.
    Saat ini, pihak WO sudah berada di Mapolres Jakarta Utara bersama para korban yang ingin mendapatkan kejelasan mengenai kasus tersebut.
    “Ini semua sudah di Polres Jakarta Utara. Termasuk
    owner
    -nya, semuanya,
    marketing
    -nya. Mereka berkelit. Pokoknya enggak jelas lah, kami enggak dapat titik terangnya,” ujar Tamay.
    Korban yang acaranya sudah berlangsung dimintai keterangan polisi.
    Sementara itu, calon pengantin yang acaranya belum terlaksana—termasuk Tamay yang berencana menikah pada April 2026—belum dapat diproses secara hukum karena peristiwa penipuannya dianggap belum terjadi.
    “Yang dipanggil orang-orang yang acaranya udah selesai. Kami yang acaranya masih lama enggak bisa diganti (uangnya), karena acaranya belum terjadi. Cuma kan kami meminimalisasi jangan terjadi,” tutur Tamay.
     Beredar pula informasi bahwa pemilik WO sempat dibawa ke Mapolda Metro Jaya oleh salah satu keluarga korban. Setelah pemeriksaan selama empat jam, pemilik WO dibebaskan karena disebut telah melakukan negosiasi dengan pihak korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian… Megapolitan 8 Desember 2025

    WO Penipu yang Menghancurkan Resepsi Impian…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Resepsi pernikahan yang semestinya jadi hari paling bahagia berubah menjadi kekacauan ketika ratusan tamu terpaksa menunggu hidangan yang tak kunjung datang.
    Sejumlah warga melaporkan dugaan penipuan yang dilakukan oleh wedding organizer (WO) milik AP di Jakarta Timur, Minggu (7/12/2025).
    Para korban, yang berasal dari berbagai daerah seperti Cimanggis, Cileungsi, Bogor, dan Bekasi, sempat mendatangi rumah pemilik WO sebelum melapor ke Mapolsek Cipayung.
    “Jadi, dari korban-korbannya ke Polsek. Namun, pelakunya enggak diamanin kita, dia (pelaku) masih di sana (TKP),” ujar Kanit Reskrim Polsek Cipayung AKP Edi Handoko, Senin (8/12/2025).
    Para korban kemudian diarahkan untuk melapor ke Polda Metro Jaya karena laporan polisi sudah dibuat sebelumnya.
    “Jadi korbannya ke sini, ke Polsek semua nih menurut piket. Namun, begitu sampai ini, diarahkanlah karena LP (Laporan Polisi) itu sudah ada yang buat ke Polda Metro,” jelas dia.
    Kasus ini mulai terungkap dari unggahan seorang perias pengantin di TikTok mengenai pernikahan bermasalah di Jakarta Barat dan Jakarta Utara, Sabtu (6/12/2025).
    Warganet yang mengaku sebagai korban kemudian saling berkomunikasi melalui grup WhatsApp untuk menyamakan informasi. Dari diskusi itu, WO diduga memberi penawaran menarik untuk menarik pelanggan.
    “Jadi dia ada beberapa acara hari Sabtu itu, terus ternyata bermasalah. Katering makanannya enggak datang, cuma ada dekornya,” kata salah seorang korban, Tamay (26).
    Saat ini, pihak WO sudah dibawa ke Mapolres Jakarta Utara, diikuti oleh korban yang ingin memastikan kejelasan dugaan penipuan.
    Beberapa korban yang acara pernikahannya sudah berlangsung dimintai keterangan.
    Sementara korban yang acaranya baru akan dilaksanakan, seperti Tamay yang menikah April 2026, belum bisa diproses karena kasusnya dianggap belum termasuk tindak pidana penipuan.
    “Yang dipanggil orang-orang yang acaranya udah selesai. Kami yang acaranya masih lama enggak bisa diganti (uangnya), karena acaranya belum terjadi. Cuma kan kami meminimalisir jangan terjadi,” tambah Tamay.
    Nasib serupa menimpa Akmal dari Tanjung Duren, Jakarta Barat. Ia memesan katering 1.000 porsi untuk resepsinya, tapi hanya 20 porsi yang diantar.
    “Kami masih mikir mungkin telat, atau seperti apa jadi terlambat,” ujar Akmal.
    Namun ketika makanan datang, hanya diantarkan oleh driver, tanpa kehadiran pihak WO, dan jumlahnya jauh dari yang dipesan.
    Dari 16 gubukan makanan, hanya lima yang tersaji, dan sushi yang seharusnya dari brand ternama diganti merek lain.
    Dekorasi ruangan juga tidak selesai. Akmal dan istrinya terpaksa memesan makanan secara terpisah agar tamu bisa makan.
    “Buat makanannya itu kan ada beberapa yang dari luar (WO), itu sudah datang dari awal. Sedangkan yang dari WO itu masih kami tungguin waktu itu,” jelas Akmal.
    Akmal berencana melapor ke Polres Jakarta Barat, namun karena sudah ada laporan yang sedang diproses di Jakarta Utara, ia mempertimbangkan untuk menyatukan laporan.
    “Kayaknya kasusnya lebih baik kami jadikan satu, jadi mungkin bakal ke Jakarta Utara nanti,” ujarnya.
    Tragedi penipuan WO ini bukan pertama kali terjadi. Namun dengan terduga pelaku yang berebda.
    Tahun 2023, M (29) dan calon suaminya tertipu WO bernama Rina Rahmadi Project. Mereka telah mentransfer Rp 25 juta, tapi WO tidak menepati janji.
    “Uang saya yang sudah masuk ke beliau senilai Rp 20 jutaan dari total Rp 47 juta,” ujar M.
    M dan calon suami mengetahui dugaan penipuan setelah menghubungi fotografer dan katering yang seharusnya bekerja sama dengan WO tersebut, hingga terungkap pelaku memiliki utang Rp 350 juta.
    “Dari Rp 20 juta baru dikembalikan Rp 3 juta setelah didatangi ke rumahnya. Si WO tersebut hanya janji-janji aja, bahkan sudah sampai tanda tangan (di atas) materai, ada juga korbannya yang mencapai (kerugian) Rp 50 juta,” kata M.
    Setelah melihat bagaimana dugaan penipuan WO dapat menghancurkan resepsi pernikahan, penting bagi calon pengantin untuk lebih berhati-hati dalam memilih jasa WO.
    Dikutip dari Kompas.com, Daniel Budi, CEO & Founder Shilo Planner & Organizer, memberikan beberapa tips agar calon pengantin terhindar dari penipuan WO. Berikut daftarnya:
    “Kalau dirasa ada yang mengganjal, ditanyakan. Tapi kalau penjelasannya masih kurang mengena, silakan pilih vendor yang lain,” imbau Daniel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.