kab/kota: Cimahi

  • Macan Kabur dari Lembang Park Zoo Belum Ditemukan, Jejaknya Sempat Ditemukan

    Macan Kabur dari Lembang Park Zoo Belum Ditemukan, Jejaknya Sempat Ditemukan

    Sebelumnya, seekor macan dikabarkan kabur dari tempat wisata Lembang Park Zoo di Kawasan Kabupaten Bandung Barat, Kamis (28/8/2025). Polisi bersama TNI saat ini masih melakukan pencarian dan pelacakan macan tersebut menggunakan Unit K9.

     Kapolres Cimahi, AKBP Niko N Adi Putra mengatakan, polisi masih melakukan pemeriksaan di lokasi untuk memastikan kabar tersebut. Sementara kawasan wisata Lembang Park Zoo untuk saat ini ditutup untuk umum sementara.

    “Sejauh ini, ini masih informasi yang beredar di media sosial yang berujung membuat masyarakat khawatir. Pastinya kalau ada informasi pasti, akan kami sampaikan,” kata Niko saat dikonfirmasi, Kamis (28/8/2025) kemarin.

    Niko mengatakan, Polres Cimahi telah mengirim personel Satuan Sabhara dan juga Unit K9 ke sekitaran lokasi yang disebutkan menjadi tempat kaburnya seekor macan di Lembang Park Zoo.

    “Intinya kami kirimkan tim datang ke lokasi, kami mengirimkan K9 ke lokasi di Cisarua, mengetahui kebenarannya. Lokasinya masih di wilayah Cisarua dan sekitarnya,” ucap dia.

    Sementara itu, sejumlah pengunjung yang tiba di gerbang diminta putar balik oleh petugas Lembang Park Zoo yang tengah berjaga di tempat tersebut. Hingga kini belum ada informasi lebih lanjut dari pihak pengelola kawasan wisata tersebut tentang kabar macan kabur tersebut.

    “Ditutup, katanya ada perbaikan, dibilang kecewa ya sudahlah, karena sudah pernah juga ke sini,” ucap Tris, salah seorang pengujung.

  • 8
                    
                        Macan Tutul Lepas, Lembang Park and Zoo Ditutup, Anjing K9 Dikerahkan
                        Bandung

    8 Macan Tutul Lepas, Lembang Park and Zoo Ditutup, Anjing K9 Dikerahkan Bandung

    Macan Tutul Lepas, Lembang Park and Zoo Ditutup, Anjing K9 Dikerahkan
    Tim Redaksi
    BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – 
    Humas Lembang Park and Zoo, Miftah Setiawan membenarkan macan tutul jawa lepas dari kandang karantina Lembang Park and Zoo, di Bandung Barat, Jawa Barat, Kamis (28/8/2025) dini hari.
    Satwa liar itu bukan koleksi kebun binatang, melainkan titipan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat setelah sebelumnya dievakuasi dari Kantor Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan, Jabar, pada Senin (25/8/2025).
    “Saat ini hewan yang diduga lepas adalah titipan BKSDA, macan tutul berumur tiga tahun. Kami terima dari
    rescue
    di Kuningan,” kata Miftah saat jumpa pers, Kamis (28/8/2025).
    Miftah mengatakan, macan tutul yang sempat viral masuk ke balai desa di Kabupaten Kuningan itu diterima Lembang Park and Zoo pada Selasa (26/8/2025) malam.
    Rencananya, hewan yang termasuk satwa dilindungi itu dititipkan sementara untuk menjalani observasi kesehatan sebelum dilepasliarkan ke habitat aslinya di Taman Nasional Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan.
    “Tujuannya dititip untuk dicek kesehatannya, diobservasi apakah siap dilepasliarkan di Ciremai. Namun dalam prosesnya, namanya hewan liar, ternyata hewan tersebut berhasil kabur karena stres, karena adaptasi dengan lingkungan baru,” ujar Miftah.
    Perkiraan petugas, macan tersebut lepas antara pukul 05.00-06.00 WIB dengan cara menerobos atap kandang.
    Pada pengecekan terakhir sekitar pukul 04.00 WIB, hewan itu dalam kondisi sehat di dalam kandang karantina.
    “Setiap satu jam ada pengecekan dan terakhir pengecekan jam 04.00 masih ada dalam kondisi sehat. Perkiraan lepasnya pukul setengah 05.30 pagi jelang matahari naik. Ada stres mungkin sehingga menjebol pengaman karantina bagian atap. Macan tutul ini karena jago manjat, dia melompat ke atas,” ujar Miftah.
    Petugas gabungan dari Lembang Park and Zoo, Polri, TNI, dan Polisi Kehutanan berupaya mencari di sekitar area wisata.
    Untuk menjamin keamanan pengunjung dan warga sekitar, pihak pengelola memutuskan menutup sementara kawasan Lembang Park and Zoo.
    “Hari ini Lembang Park Zoo menutup dulu operasional untuk sementara sampai situasi dipastikan aman,” tandasnya.
    Polisi menerjunkan anjing pelacak K9 untuk memburu macan tutul yang kabur dari di kawasan Lembang Park Zoo.
    Tim dari Satuan Sabhara dan Unit K9 dikerahkan ke berbagai titik yang disebutkan dalam laporan masyarakat terkait dugaan kemunculan satwa liar tersebut.
    “Kami kirimkan tim datang ke lokasi, kami mengirimkan K9 ke lokasi di Cisarua untuk mengetahui kebenarannya,” ungkap Kapolres Cimahi AKBP Niko N Adi Putra saat ditemui di lokasi.
    Setibanya di kawasan Lembang Park Zoo, petugas memetakan lokasi untuk disisir, termasuk ke permukiman warga.
    Mereka membagi tim menjadi tiga untuk menyisir lokasi-lokasi yang dicurigai sebagai tempat persembunyian macan tutul.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Kabar Macan Tutul Lembang Park & Zoo Lepas, Polisi Sisir Lokasi

    Viral Kabar Macan Tutul Lembang Park & Zoo Lepas, Polisi Sisir Lokasi

    Jakarta

    Viral kabar macan tutul di Lembang Park & Zoo, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat kabur. Polisi menurunkan unit anjing pelacak atau K9 untuk mengecek informasi tersebut.

    “Intinya kami kirimkan tim datang ke lokasi, kami mengirimkan k9 ke lokasi di Cisarua, mengetahui kebenarannya. Lokasinya masih di wilayah Cisarua dan sekitarnya,” kata Kapolres Cimahi AKBP Niko N Adi Putra, dilansir detikJabar, Kamis (28/8/2025).

    Sampai berita ini diturunkan, pihaknya masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi. Pasalnya, di samping Lembang Park & Zoo terdapat permukiman warga yang cukup padat.

    Berdasarkan pantauan detikJabar, operasional Park & Zoo dihentikan sementara. Walau demikian pihak manajemen masih belum buka suara terkait informasi tersebut.

    Sejumlah pengunjung yang hendak masuk, gigit jari lantaran diminta memutar balik. “Iya tadi enggak bisa masuk, kalau kata petugasnya lagi ada perbaikan,” kata Tris, wisatawan asal Bandung saat ditemui, Kamis (28/8/2025).

    (rdp/idh)

  • Gunung Dekat Bandung Ketahuan Tambah Tinggi, BRIN Ungkap Alasannya

    Gunung Dekat Bandung Ketahuan Tambah Tinggi, BRIN Ungkap Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aktivitas Sesar Lembang berdampak pada Gunung Batu. Gunung yang berada di wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat dilaporkan bertambah tinggi.

    Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mudrik Rahmawan Daryono menjelaskan Gunung Batu bagian dari Sesar Lembang yang dulunya berada satu level. Namun kemudian mengalami pergeseran setelah terjadi aktivitas tektonik.

    “Kemudian ini (Gunung Batu) terangkat akibat tektonik, bergeser sekitar 120 sampai 460 meter. Dari penelitian, ada pergeseran vertikal sekitar 40 sentimeter, yang kemungkinan akibat gempa magnitudo 6,5-7. Itu bukti pergerakan Sesar Lembang dari waktu ke waktu,” jelasnya dalam kegiatan geotrack ke Gunung Batu, dikutip dari Detik.

    Dia mengingatkan peranan pemerintah dalam menghadapi ancaman dari sesar itu. Salah satunya melakukan mitigasi secara berkala, serta menyiapkan fiskal pada periode pra dan pascabencana.

    “Pemerintah tahu bahwa potensi bahaya Sesar Lembang berdampak ke Cimahi, Bandung Barat, hingga Bandung. Karena itu mitigasi harus serius dan masif dilakukan,” kata Mudrik.

    Mengutip CNN Indonesia, sesar Lembang sendiri satu dari 81 sesar aktif di Indonesia. Sesar ini berlokasi di 8-10 kilometer bagian utara kota Bandung.

    Sesar membentang dari Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat hingga Kecamatan Cilengkrang di bagian timur. Sisi baratnya, sesar Lembang semakin landai dan didominasi oleh sawah dan rumah warga, sementara bagian timurnya dengan struktur mencuat dan curam hingga 40 derajat.

    Terdapat patahan sepanjang 29 km yang masih aktif. Pergerakannya tercatat memiliki kecepatan 6 milimeter per tahun.

    Setidaknya ada enam segmen patahan tidak lurus, yakni Cimeta, Cipogor, Cihideung, Gunung Batu, Cikapundung dan Batu Lonceng.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • wondr ITB Ultra Marathon 2025 Diikuti 7 Ribu Pelari, Ada Hadiah Ratusan Juta!

    wondr ITB Ultra Marathon 2025 Diikuti 7 Ribu Pelari, Ada Hadiah Ratusan Juta!

    Jakarta

    Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali mengadakan ajang ultra marathon yang kini bertajuk wondr ITB Ultra Marathon 2025. Acara yang diperkirakan akan diikuti 7 ribu orang ini akan memiliki rute Jakarta-Bandung dengan total jarak 180 km.

    Lomba yang dilaksanakan pada 26 September 2025 ini akan dimulai dari Grha BNI Jakarta Pusat dan berakhir di ITB. Rutenya akan melalui Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang, dan Cimahi.

    Perlombaan akan dibagi dalam beberapa kategori meliputi Individu 180K, Relay 2 – 90K, Relay 4 – 45K, Relay 8 – 22K, dan terakhir Relay 16 – 11K. Start akan dimulai Jumat, 25 September pukul 21.00 WIB dan berakhir pada Minggu, 28 September 2025 pukul 11.00 WIB dengan cut off time selama 38 jam.

    Rektor Institut Teknologi Bandung Prof Dr Ir Tatacipta Dirgantara, MT menuturkan acara ini dimulai pertama kali pada tahun 2017. Sejak saat itu, acara Ultra Marathon semakin berkembang dan diikuti oleh banyak orang, termasuk masyarakat umum.

    Prof Dirgantara menyebut acara ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi para alumni ITB, melainkan juga penggalangan dana untuk keperluan beasiswa dan pengembangan di ITB.

    “Dan ini akan membuat solidaritas itu semakin besar, jejaring semakin luas dan kolaborasi semakin banyak. Jadi mudah-mudahan event ini akan menjadi event yang terus tumbuh, menjadi event yang besar dan membawa manfaat bagi kita semua,” ucap Prof Dirgantara.

    Ketua Panitia Pelaksana wondr ITB Ultra Marathon 2025 Aleks Suhanto mengatakan perlombaan akan dibagi menjadi 16 etape dengan masing-masing jarak 10-12 km, menyesuaikan kondisi di lapangan. Pihaknya juga akan memanfaatkan aset-aset BNI, sebagai sponsor, di sepanjang lintasan untuk keperluan pelari.

    wondr ITB Ultra Marathon 2025 bakal memberikan hadiah total lebih dari Rp 300 juta untuk peserta.

    “Hadiah yang akan diberikan oleh panitia adalah kira-kira lebih dari 300 juta rupiah nanti. Detailnya nanti bisa saya sampaikan bahwa untuk kategori juara 1 kira-kira Rp 12 juta, juara 2 untuk Rp 10 juta, dan juara 3, Rp 8 juta,” jelas Aleks.

    Untuk pendaftaran wondr ITB Ultra Marathon 2025, bisa langsung KLIK DI SINI

    Keamanan dan Medis wondr ITB Ultra Marathon 2025

    Berkaitan dengan persiapan keamanan dan medis, Aleks menjelaskan pihaknya akan mempersiapkan setidaknya 250 marshal sepanjang rute. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan fasilitas-fasilitas kesehatan di sepanjang lintasan antara Jakarta-Bandung.

    Aleks menambahkan nantinya wondr ITB Ultra Marathon 2025 juga akan menyediakan 3 ambulan beberapa titik. Diharapkan pertolongan pada peserta yang mengalami masalah medisnya nanti bisa dilakukan dengan lebih cepat.

    “Terkait persiapan ambulans, kita buat tiga seksi, jadi seksi pertama adalah dari Jakarta sampai Ciawi. Terus kemudian nanti ada satu lagi, seksi dua itu dari ambulans dari Ciawi sampai Cianjur. Nah, seksi ketiganya nanti dari Cianjur sampai ke Bandung,” tutur Aleks.

    Selain tim medis, Aleks menuturkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengamankan perlombaan, khususnya di titik-titik rawan. Terlebih perlombaan dimulai dari malam hari dan selesai di pagi harinya.

    “Dimulai dari proses perizinannya sudah kita lakukan, kemudian nantinya kita minta dukungan keamanan dari aparat setempat,” jelasnya.

    “Dan yang tidak kalah penting adalah di titik-titik rawan, karena kita sudah membuat evaluasi, titik-titik rawan itu kan di antara jam 2 sampai jam 3 pagi. Kita akan menyiapkan beberapa motoris untuk melakukan mobil, pengamanan mobil sepanjang etape tersebut,” tandas Aleks.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Beda dengan Bali, Warga Jakbar dan Bandung Siap dengan Program Wolbachia “
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

  • Pramono senang dapat berpartisipasi di Fun Run ITB Ultra Marathon 2025

    Pramono senang dapat berpartisipasi di Fun Run ITB Ultra Marathon 2025

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat melakukan flag off Fun Run ITB Ultra Marathon 2025 di Gedung Grha BNI Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (24/8/2025). ANTARA/HO-Dinas Kominfotik Pemprov DKI Jakarta

    Pramono senang dapat berpartisipasi di Fun Run ITB Ultra Marathon 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 24 Agustus 2025 – 11:45 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung Wibowo mengaku senang dan gembira dapat berpartisipasi dalam kegiatan Fun Run ITB Ultra Marathon 2025.

    “Saya sungguh sangat gembira karena ultra marathon ini tanpa banyak yang tahu sebenarnya saya termasuk yang selalu mengikuti,” katanya saat memberikan sambutan di Gedung Grha BNI Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu.

    Pramono yang juga melakukan flag off, mengucapkan selamat kepada para peserta fun run dan berharap gelaran utama ultra marathon pada 26 September nanti dapat berjalan dengan lancar.

    “Selamat menikmati fun run ini, yang paling penting Ultra Marathon tanggal 26 September berlangsung dengan baik,” katanya.

    Sementara itu, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Tatacipta Dirgantara menjelaskan, acara ini adalah bagian dari acara Road to Ultra Marathon ITB, yang akan diselenggarakan pada 26-28 September 2025. Tatacipta menyebutkan, acara lari yang berlangsung dua hari dua malam dari Jakarta hingga Bandung ini menjadi ajang reuni bagi ribuan alumni.

    “Kegiatan ini menjadi wahana untuk alumni ITB untuk menjadi lebih hijau, lebih guyub karena untuk merancang kegiatan lari dua hari dua malam tentu saja perlu persiapan dan kolaborasi,” katanya.

    Ia berharap kegiatan ini akan membawa manfaat dan kebaikan bersama bagi para alumni ITB untuk saling bersilaturahmi. Direktur Utama BNI, Putrama Wahju Setyawan menjelaskan, kerja sama antara BNI dan ITB telah terjalin sejak 1968, sedangkan untuk ITB Ultra Marathon, kerja sama ini telah berlangsung sejak 2017.

    “Ini yang akan menempuh jarak 180 km dan akan start dari Graha BNI dan finish di Kampus ITB Ganesha Bandung melalui jalur Puncak,” kata Putrama.

    Penyelenggaraan Wondr ITB Ultra Marathon ini mengusung tema “Run for Stronger Unity in Diversity”. Selain kebersamaan untuk berlari, kegiatan ini sekaligus digelar untuk penggalangan dana lestari ITB guna mendukung riset, inovasi, beasiswa, pengembangan SDM, infrastruktur pendidikan, dan peningkatan reputasi global ITB.

    Seperti diketahui, wondr ITB Ultra Marathon merupakan wadah pertemuan lintas generasi dan latar belakang, baik alumni maupun non-alumni untuk bertemu dan mempererat rasa persaudaraan. Memasuki tahun ke-7 penyelenggaraannya, wondr ITB Ultra Marathon 2025 kembali menghadirkan rute ikonik Jakarta–Bandung sejauh 180 km melalui Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang, dan Cimahi.

    Sumber : Antara

  • Semarak Road to Wondr ITB Ultra Marathon 2025, Ajang Reuni Alumni ITB – Page 3

    Semarak Road to Wondr ITB Ultra Marathon 2025, Ajang Reuni Alumni ITB – Page 3

    “Melalui rute yang diambil adalah start dari Geraha BNI, kemudian nanti menuju Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang, kemudian finish di ITB Ganesha,” ujar Ketua Panitia Pelaksana wondr ITB Ultra Marathon 2025, Aleks Suhanto, dalam sesi Konferensi Pers Wondr ITB Ultra Marathon, di Grha BNI, pada Minggu, (24/8/2025).

    Seperti tradisi sebelumnya, rute ikonik kembali dihadirkan. Mulai dari rute Jakarta – Bogor – Puncak – Cianjur – Padalarang – Cimahi, dan berakhir di Bandung.

    Lintas ini diambil bukan sekadar lintasan panjang semata, melainkan jalur ini menyimpan cerita di setiap kilometernya, mulai dari hiruk-pikuk perkotaan, tanjakan menantang di kawasan Puncak, panorama hijau Jawa Barat yang menyejukkan, hingga akhirnya menutup perjalanan di Kota Bandung, kota bersejarah yang menjadi rumah bagi ITB.

     

     

  • Mendag Sidak Gudang Pakaian Bekas di Bandung, Rusak Industri Tekstil

    Mendag Sidak Gudang Pakaian Bekas di Bandung, Rusak Industri Tekstil

    Bisnis.com, JAKARTA – Impor pakaian bekas masih terus mengalir, hal ini merusak pasar industri tekstil dalam negeri. Bahkan, dalam inspeksi mendadak alias Sidak, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap temuan pakaian bekas impor mencapai puluhan miliar di Bandung, Jawa Barat.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa peredaran pakaian bekas impor berpotensi merusak industri tekstil dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam negeri.

    “Jadi sekali lagi, barang-barang ini akan mengganggu industri di dalam negeri, industri tekstil, serta akan mengganggu UMKM kita,” kata Budi di Bandung, Jawa Barat, Selasa.

    Menurut Budi, pakaian bekas impor dilarang karena melanggar Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, serta Peraturan Menteri Perdagangan mengenai kebijakan impor dan barang yang dilarang impor.

    “Banyak industri kita tidak bisa bersaing. Selain itu konsumen tidak terlindungi karena pakaian bekas ini sebenarnya tidak layak dipakai dari sisi kesehatan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyebut Kemendag telah menyita sebanyak 19.391 “ballpres” (pakaian bekas) senilai lebih dari Rp112,3 miliar pada 14–15 Agustus 2025 di 11 gudang penyimpanan pakaian bekas impor (thrifting) di wilayah Jawa Barat.

    “Barang-barang ini semuanya pakaian bekas impor dari Korea Selatan, Jepang, dan China. Total nilai dari barang ilegal ini mencapai Rp112,3 miliar ,” kata Budi.

    Budi merinci, penyitaan dilakukan di tiga gudang di Kota Bandung dengan jumlah 5.130 bal senilai Rp24,75 miliar, lima gudang di Kabupaten Bandung sebanyak 8.061 bal senilai Rp44,2 miliar, serta tiga gudang di Kota Cimahi sebanyak 6.200 bal senilai Rp43,4 miliar.

    Dirinya juga mengajak masyarakat untuk mendukung pemberantasan perdagangan ilegal pakaian bekas impor. “Mari kita bersama-sama memerangi barang-barang ilegal ini yang jelas-jelas merugikan kita bersama,” kata dia.

     

  • Janji Bertemu Berakhir Maut, Polisi Ungkap Pembunuhan Remaja di Semak Belukar Stadion Si Jalak Harupat

    Janji Bertemu Berakhir Maut, Polisi Ungkap Pembunuhan Remaja di Semak Belukar Stadion Si Jalak Harupat

    BANDUNG – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandung menangkap tiga orang terduga pelaku pembunuhan terhadap seorang remaja berinisial S (18) yang ditemukan tewas di area semak belukar sekitar Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Minggu, 10 Agustus sore.

    Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono mengatakan, korban meninggal akibat satu luka tusuk di sisi kanan dada yang menembus paru-paru.

    “Korban ditemukan di lokasi kejadian dengan luka tusuk di bagian dada. Di TKP kami juga menemukan ponsel milik korban,” kata Aldi di Bandung, Antara, Rabu, 13 Agustus.

    Menurut Aldi, kasus ini berawal dari permasalahan antara korban dan seorang perempuan berinisial S. Perempuan tersebut menceritakan masalahnya kepada temannya berinisial U, yang kemudian terdengar oleh pamannya. 

    Paman S lalu menghubungi korban dan mengatur pertemuan di lokasi kejadian dengan membawa dua rekannya.

    “Sesampainya di lokasi, ketiga pelaku diduga menyerang korban hingga menusuknya. Korban terjatuh dan meninggal dunia di tempat,” ujar Aldi.

    Polisi menetapkan tiga orang sebagai tersangka, masing-masing berasal dari Bandung Barat dan Cimahi. Selain itu, lima orang lain diamankan untuk diperiksa intensif guna mengetahui peran masing-masing.

    Aldi menduga kasus ini merupakan tindak pidana pembunuhan berencana karena para pelaku datang dengan membawa senjata tajam.

    “Kami kemungkinan akan menerapkan Pasal 340 KUHP karena ada indikasi niat menghabisi korban,” ucapnya.

    Ia menambahkan, penyidik masih melakukan pemeriksaan ilmiah untuk memperkuat pembuktian dan mengungkap motif secara detail.

  • Saat Kafe Ditagih Bayar Royalti, Lagu Indonesia Raya Hanya Dibayar Sekali oleh Soekarno
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        9 Agustus 2025

    Saat Kafe Ditagih Bayar Royalti, Lagu Indonesia Raya Hanya Dibayar Sekali oleh Soekarno Bandung 9 Agustus 2025

    Saat Kafe Ditagih Bayar Royalti, Lagu Indonesia Raya Hanya Dibayar Sekali oleh Soekarno
    Tim Redaksi
    CIMAHI, KOMPAS.com – 
    Denting sendok di kafe kini bersaing dengan detak cemas pemiliknya. Setiap lagu yang mengalun punya harga, sebuah tagihan bernama royalti.
    Namun, di tengah hiruk pikuk perjuangan hak ekonomi musisi, lagu kebangsaan “Indonesia Raya” menawarkan nada yang berbeda—bukan tentang rupiah yang ditagih, melainkan tentang kebanggaan yang tak pernah lunas terbayar.
    Pada 1958, sebuah amplop sederhana berisi Rp 250.000 pernah diterima WR Soepratman. Isinya, penghargaan dari Presiden Soekarno untuk mahakarya “Indonesia Raya”.
    Di banyak sudut kota, musik pernah menjadi aroma tak kasatmata yang menuntun langkah.
    Di kafe mungil berlampu temaram, di restoran cepat saji yang sibuk, hingga di sudut ruang tunggu stasiun, alunan lagu kerap hadir tanpa perlu tiket masuk. Ia mengalir seperti udara bebas, akrab, dan tanpa tanda terima.
    Namun, zaman punya cara mengubah nada. Kini, sebelum denting gitar Piyu Padi atau melodi lembut Ahmad Dhani mengalun di sebuah ruang publik, kasir tak hanya menghitung harga kopi latte, tapi juga menghitung tagihan yang lebih sunyi: royalti.
     
     
    Ya, lagu-lagu kini bukan sekadar suguhan telinga, tapi komoditas yang harus ditebus, bahkan oleh pemilik panggungnya sendiri.
    Ramai sudah berita soal kafe, restoran, hingga toko yang kini wajib membayar royalti untuk setiap lagu yang mereka putar.
    Wacana ini meledak setelah sebuah restoran cepat saji, Mie Gacoan di Bali kena gugatan karena memutar lagu tanpa izin. Hukuman pun jatuh: bayar royalti.
     
    Bagi sebagian orang, ini terdengar seperti mewajibkan pemilik radio membayar udara.
    Tak berhenti di sana, Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) membuat publik makin mengernyitkan dahi.
    Katanya, bukan hanya lagu-lagu hits atau musik indie yang kena aturan, tetapi juga lagu nasional bahkan suara alam.
    Di antara semua judul lagu yang dibicarakan, ada satu yang selalu punya tempat di hati negeri ini: “Indonesia Raya.”
    Lagu kebangsaan yang diciptakan Wage Rudolf Soepratman ini telah menjadi pengiring upacara bendera, pembuka pertandingan sepak bola, bahkan teman tak kasatmata di acara resmi negara. Ia dinyanyikan dengan tegap, tapi jarang dipikirkan soal “harga”nya.
    Ketika isu royalti lagu nasional disinggung, pihak keluarga Soepratman punya kisah yang cukup unik namun sedikit getir.
    “Soal itu (royalti), keluarga dapatnya di zaman Bung Karno yang memberikan kepada ahli waris. Waktu itu jatuh kepada kakak dan adik kandungnya WR Sopratman,” kata perwakilan keluarga sekaligus pengurus Yayasan WR Soepratman, Budi Harry saat ditemui, Sabtu (9/8/2025).
    Kala itu, tahun 1958, Presiden Soekarno memberikan royalti sebesar Rp 250.000 kepada keluarga. Nominal yang, di masa itu, tentu bukan angka sepele.
    “Keluarga ahli waris pada saat itu mendapatkan Rp 250.000 sekitar tahun 1958. Tapi ya hanya sekali di zaman Bung Karno saja,” ujar Budi.
    Lalu, setelahnya? Sunyi. Tak ada lagi royalti, tak ada amplop atau surat resmi, meski Indonesia Raya terus berkumandang dari Sabang sampai Merauke.
    Lagu itu, kata Budi, kini telah menjadi public domain atau milik publik. Artinya, semua orang bebas memutarnya di mana saja, kapan saja, tanpa takut ada surat tagihan, asalkan nadanya tak diutak-atik dan liriknya tak diubah.
    “Sebetulnya karena sudah menjadi
    public domain
    , itu (royalti) diganti namanya menjadi dana apresiasi. Tapi kami harus bersuara, bahwa sebelum
    public domain,
    keluarga cuma sekali menerima royalti itu di zaman Bung Karno,” ujar Budi.
    Yang menarik, meski hanya sekali menerima royalti, keluarga besar Soepratman tak merasa dirugikan. Tak ada nada protes, tak ada ancaman hukum.
    “Sebetulnya kita juga tidak mempermasalahkan royalti karena dengan ciptaan lagu kebangsaan Indonesia Raya, kita sudah bangga sebagai keluarganya. Jadi kita enggak perlu memikirkan ekonominya lagi,” kata Budi.
    Pernyataan itu terdengar seperti tamparan halus di tengah riuhnya musisi dan pencipta lagu yang kini sibuk memperjuangkan hak ekonomi mereka.
    Keluarga Soepratman memilih merasa cukup dengan kebanggaan, sementara orang lain memperjuangkan lembaran rupiah yang sah secara hukum.
    Tentu saja, ini bukan berarti semua musisi harus menanggalkan haknya. Tetapi pernyataan keluarga itu seperti mengingatkan kita: tak semua karya lahir demi tagihan listrik, beberapa lahir demi mengikat jiwa-jiwa yang tercerai.
    Namun, di era digital yang serba diukur, musik tak lagi sekadar warisan rasa. Ia kini diatur seperti lalu lintas kendaraan. Ada lampu merah dan hijau, ada aturan main, ada biaya yang harus dibayar.
    Bagi LMKN, ini soal keadilan untuk pencipta lagu yang selama ini lagunya dinikmati publik tanpa kompensasi yang layak.
    Pertanyaannya, di mana batas wajar aturan ini? Apakah kita akan sampai pada hari ketika setiap rumah harus membayar royalti untuk nyanyian ulang tahun, atau setiap sekolah wajib setor untuk Mars Pramuka? Di titik inilah satire terasa menggoda, karena terkadang logika hukum dan logika keseharian tak selalu bertemu di persimpangan yang sama.
    Indonesia Raya sendiri tetaplah simbol yang tak ternilai. Di setiap pengibaran bendera, ia tak hanya menjadi lagu, tapi janji-janji bahwa negeri ini akan terus tegak meski nadanya mungkin terdengar sumbang di telinga sebagian orang.
    Dan mungkin, seperti kata Budi, kebanggaan itu adalah royalti yang tak bisa dibeli dan tak perlu ditagih.
    Lalu, bagaimana nasib lagu-lagu lain? Di sebuah kafe kecil di Cimahi, barista kini tak hanya menakar takaran kopi, tapi juga playlist yang aman dari gugatan.
    Sementara di ruang tamu rumah-rumah Indonesia, anak-anak masih bebas bersenandung Balonku tanpa takut utang. Setidaknya untuk saat ini.
    Musik, sebagaimana udara, seharusnya tetap bisa dinikmati tanpa rasa waswas. Tapi di zaman ketika setiap detik dan setiap nada punya harga, kita dihadapkan pada pilihan: mau diam seperti keluarga Soepratman, atau ikut menghitung setiap sen yang keluar dari speaker.
    Entah bagaimana nada masa depan akan berbunyi, tapi satu hal pasti: Indonesia Raya akan terus dinyanyikan.
    Gratis atau tidak, ia akan tetap menjadi lagu yang membuat dada mengembang, meski di telinga birokrat, mungkin ia terdengar seperti kasir yang lupa memungut biaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.