kab/kota: Cimahi

  • Jurus AWS Bikin Siswa Indonesia Jadi Talenta AI Masa Depan

    Jurus AWS Bikin Siswa Indonesia Jadi Talenta AI Masa Depan

    Jakarta

    Amazon Web Services (AWS) dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) telah melatih lebih dari 5.100 siswa dan 40 guru di 40 SMA/SMK/MA di Jawa Barat dengan keterampilan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning).

    Perkembangan teknologi AI berdampak besar dan turut menciptakan perubahan di berbagai lini. Menurut laporan terbaru dari AWS dan Strand Partners, lebih dari 18 juta (28%) pelaku usaha di Indonesia telah mengadopsi AI, dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 47%.

    Perubahan tersebut mendorong meningkatnya kebutuhan profesi dan keterampilan baru, khususnya di bidang AI, machine learning, big data, dan keamanan siber. Di tengah kekhawatiran 57% pelaku usaha akan minimnya tenaga kerja terampil.

    “Literasi AI adalah fondasi penting bagi talenta masa depan Indonesia agar mampu meraih kesuksesan di masa mendatang,” ujar Indonesia Regional Manager of Data Center Operations Amazon Web Services, Winu Adiarto dikutip Sabtu (4/10/2025).

    Melalui program STEM Capacity Building PJI, program berfokus pada pengembangan kapasitas guru dan siswa yang berusia 15-17 tahun untuk memahami konsep dasar serta aplikasi praktis AI dan machine learning.

    Dengan pelatihan, lokakarya, hingga kompetisi selama Januari hingga Agustus 2025, siswa dan guru memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk menjadi talenta digital yang mumpuni secara teknis dan bertanggung jawab.

    “Inisiatif ini menjadi salah satu bukti konkret visi AWS dalam mewujudkan inklusi digital bagi pelajar dari berbagai latar belakang, dan kami berkomitmen untuk terus melatih jutaan pelajar dengan keterampilan AI,” ungkap Winu.

    Puncak rangkaian STEM Capacity Building ditandai dengan penyelenggaraan AI Hackathon di Bandung pada 23 Agustus 2025. Ajang ini menjadi wadah bagi 246 siswa dari 31 sekolah yang terbagi ke dalam 52 tim untuk mengaplikasikan pengetahuan AI mereka ke dalam solusi nyata bagi dunia pendidikan.

    Mengusung tema “AI for Education”, kompetisi ini menantang siswa untuk mengembangkan ide yang mendukung guru dalam tugas pembelajaran, memperkuat manajemen sekolah, meningkatkan pengalaman belajar, serta mendorong akses pendidikan yang lebih inklusif.

    Enam penghargaan berhasil diraih oleh para finalis:

    * Juara Pertama: Tim SoLearn – SMAN 2 Cibinong
    * Juara Kedua: Tim JSC – SMKN 1 Cimahi
    * Juara Ketiga: Tim Stevia – SMAN 4 Depok
    * Sustainability Innovation Award: Calvium – SMAN 1 Nagreg
    * The Most Creative Project Award: Sora – SMKN 11 Bandung

    “AI Hackathon memperlihatkan ketika siswa diberi ruang untuk bereksperimen, mereka mampu menghasilkan ide-ide segar dan inovatif. Bersama AWS, kami bangga dapat memfasilitasi mereka untuk menjadikan aspirasi teknologi sebagai karya yang bermanfaat,” tutur Ketua Pengurus Prestasi Junior Indonesia, Pribadi Setiyanto

    (agt/agt)

  • Transjakarta Ragunan – Galunggung Lewat Rute Baru Mulai 4 Oktober
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 September 2025

    Transjakarta Ragunan – Galunggung Lewat Rute Baru Mulai 4 Oktober Megapolitan 29 September 2025

    Transjakarta Ragunan – Galunggung Lewat Rute Baru Mulai 4 Oktober
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Transjakarta mengumumkan modifikasi rute layanan Koridor 6: Ragunan – Galunggung yang akan mulai berlaku pada Sabtu (4/10/2025).
    Perubahan ini membuat Halte Halimun tidak lagi dilayani, sementara rute baru akan melewati Jalan Dokter Kusuma Atmaja dan Jalan Cimahi.
    Dikutip dari akun Instagram resmi
    @infotije
    , bagi penumpang yang ingin menuju Halte Halimun, dapat memanfaatkan Koridor 4 melalui Halte Galunggung.
    Transjakarta juga mengingatkan agar pengguna mengecek titik pemberhentian terkini melalui aplikasi Transjakarta untuk memudahkan perjalanan.
    Rute keberangkatan awal dimulai pukul 00.00 dari kedua arah, sementara keberangkatan akhir pada pukul 23.59. Tarif perjalanan tetap Rp 3.500.
    Modifikasi rute perjalanan Koridor 6 kini meliputi beberapa halte strategis, di antaranya:
    Dengan perubahan ini, Transjakarta menegaskan komitmen untuk menyesuaikan layanan agar tetap efisien dan nyaman bagi pengguna, meski beberapa halte tidak lagi dilalui.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Guru dan Wali Murid di Bandung Desak Dedi Mulyadi Alihkan Uang MBG untuk Orang Tua

    Guru dan Wali Murid di Bandung Desak Dedi Mulyadi Alihkan Uang MBG untuk Orang Tua

    Liputan6.com, Jakarta Guru dan orang tua siswa yang tergabung dalam Forum Orang Tua Siswa (Fortusis) Jawa Barat dan Forum Aksi Guru Indonesia (Fagi) mendesak agar pemerintah melakukan evaluasi makan bergizi gratis (MBG) secara menyeluruh. Hal itu menyusul maraknya kasus keracunan akibat makanan tersebut.

    Ketua Fortusis Jawa Barat Dwi Soebanto mengatakan, sejumlah kasus keracunan terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Bogor, Cianjur, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Sukabumi, hingga Kota Bandung, Cimahi dan Cirebon. Menurutnya, penyelenggaraan MBG saat ini menghadapi masalah serius.

    “Kami sebagai orang tua sangat khawatir dengan keselamatan anak-anak di sekolah. Menyimak maraknya keracunan MBG di Jawa Barat, kami mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut penyebabnya secara tuntas,” kata Dwi Soebanto di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (29/09/2025).

    Dia mengatakan, Gubernur Jawa Barat seharusnya menghentikan sementara program MBG demi keselamatan para siswa. Menurutnya, untuk sementara ini alokasi dana MBG sebaiknya diberikan langsung kepada orang tua dengan pengawasan pihak sekolah.

    “Memohon kepada Gubernur Jawa Barat agar menghentikan sementara MBG dan untuk sementara mengalihkan uang MBG kepada orang tua siswa dengan pengawasan pihak sekolah,” ucap Dwi.

    Fortusis juga mengecam mengenai adanya kebijakan yang mewajibkan guru mencicipi makanan MBG sebelum diberikan kepada siswa. Kebijakan itu dinilai membahayakan dan di luar kewenangan guru.

    “Protes keras terhadap pejabat yang menginstruksikan kepada guru untuk mencicipi MBG oleh guru terlebih dahulu sebelum dimakan oleh siswa sehingga terjadi keracunan seorang guru SD di Kabupaten Cianjur. Guru tidak punya kewenangan bertindak sebagai test food,” kata dia.

    Dia berharap, program MBG lebih tetap sasaran seperti diberikan kepada siswa dari keluarga yang kurang mampu. Dengan begitu, anggaran tersebut bisa tetap melindungi hak anak dari keluarga miskin serta tidak membebani pemerintah.

    “Merekomendasikan MBG hanya di berikan kepada siswa dari kalangan keluarga tidak mampu karena siswa dari kalangan mampu sudah cukup pemberian gizi dari keluarga mereka, sehingga tidak terlalu membebankan anggaran kepada pemerintah dan tidak menggangu/mengambil dari alokasi anggaran pendidikan,” ujar Dwi.

    Dia menambahkan, Fortusis juga mendorong agar ke depan pengelolaan MBG bisa melibatkan kantin sekolah atau warung nasi di sekitar sekolah. Menurut mereka, langkah ini bisa sekaligus membantu perekonomian masyarakat kecil.

    “Merekomendasikan ke depan MBG dikelola oleh kantin sekolah atau warung nasi sekitar sekolah sehingga dapat membantu usaha mereka sebagai masyarakat kecil,” ucap dia.

  • Penyebab Keracunan MBG Dibeberkan Profesor Eks Direktur WHO

    Penyebab Keracunan MBG Dibeberkan Profesor Eks Direktur WHO

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyoroti potensi masalah dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dapat berujung pada kasus keracunan massal.

    Ia menekankan bahwa insiden keracunan pangan sejatinya bisa terjadi di negara mana pun, bukan hanya terkait dengan program MBG di Indonesia.

    Menurut Tjandra, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi sedikitnya ada lima faktor yang dapat diuji di laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan makanan.

    “Secara umum World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya ada lima hal yang dapat dideteksi di laboratorium untuk menilai keracunan makanan, dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini, ujar Tjandra dari keterangan tertulis, dikutip Senin (29/9/2025).

    Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University itu mengatakan bila merujuk pada hasil lab pemeriksaan sampel MBG di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jawa Barat, setidaknya ada dua penyebab keracunan makanan.

    Pertama, ialah ditemukannya bakteri yang mayoritasnya berupa Salmonella pada sampel makanan MBG. Tjandra mengatakan, menurut WHO kontaminasi bakteri Salmonela dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas dan telur.

    Kedua, ditemukan juga mayoritas bakteri berupa Bacillus cereus. Ia menyebut, bila merujuk data dari NSW Food Authority Australia, Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan dihubungkan antara lain dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat.

    Di luar temuan itu, Tjandra mengatakan keracunan makanan setidaknya dipicu oleh lima hal, berdasarkan kajian WHO. Lima masalah ini kata dia sebetulnya juga bisa dideteksi di laboratorium untuk menilai pemicu keracunan makanan.

    “Dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” tuturnya.

    Masalah pertama, yang memicu keracunan makanan secara luas, kata Tjandra ialah ditemukannya Salmonela, Campylobacter dan Escherichia coli pada sampel makanan korban keracunan. Selain itu juga dapat ditemukan Listeria dan Vibrio cholerae.

    Kedua, adalah virus yang disebut WHO berjenis Novovirus dan virus Hepatitis A. Ketiga, ialah disebabkan keberadaan parasit seperti cacing trematoda dan cacing pita seperti Ekinokokus maenia Taenia.

    “Yang lebih jarang adalah cacing seperti Askaris, Kriptosporidium, Entamoeba histolytica dan Giardia yang masuk ke rantai penyediaan makanan melalui air dan tanah yang tercemar,” ujar Tjandra.

    Penyebab keempat yang biasanya memicu keracunan makanan ia sebut prion, meski kasusnya jarang. Prion adalah bahan infeksi yang terdiri dari protein, contohnya adalah Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    Penyebab ke lima, yang perlu diantisipasi ialah kemungkinan kontaminasi bahan kimia pada makan. Untuk bahan kimia maka WHO membaginya menjadi tiga bagian, yakni logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri; polutan organik persisten (“Persistent organic pollutants – POPs”) seperti misalnya dioksin dan polychlorinated biphenyls -PCBs; serta berbagai bentuk toksin lain adalah mycotoxins, marine biotoxins, cyanogenic glycosides, aflatoxin dan ochratoxin.

    “Berbagai potensi yang di sebut WHO ini tentu patut jadi pertimbangan kita, walau tentu sama sekali tidak berarti bahwa keracunan makanan yang berhubungan dengan MBG sekarang ini adalah disebabkan lima hal itu. Penjelasan umum WHO ini disampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” kata Tjandra.

    Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.

    Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG.

    Dilansir dari detikJabar, Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.

    “Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi,” kata Ryan kepada detikJabar.

    “Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali,” tambahnya.

    Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.

    Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengontaminasi makanan.

    “Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit,” ungkapnya.

    Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.

    “Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi,” tuturnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Hasil Lab Keluar, Eks Direktur WHO Ungkap Penyebab Keracunan di MBG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara ihwal sejumlah masalah yang berpotensi meyebabkan makanan bergizi gratis (MBG) menjadi pemicu keracunan massal.

    Meski begitu, Tjandra menegaskan, keracunan makanan tentu terjadi di berbagai belahan dunia, dan tidak hanya dihubungkan dengan program Makan Bergizi Gratis.

    “Secara umum World Health Organization (WHO) menyebutkan setidaknya ada lima hal yang dapat dideteksi di laboratorium untuk menilai keracunan makanan, dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” kata Tjandra dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).

    Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI/Adjunct Professor Griffith University itu mengatakan bila merujuk pada hasil lab pemeriksaan sampel MBG di Laboratorium Kesehatan Daerah di Jawa Barat, setidaknya ada dua penyebab keracunan makanan.

    Pertama, ialah ditemukannya bakteri yang mayoritasnya berupa Salmonella pada sampel makanan MBG. Tjandra mengatakan, menurut WHO kontaminasi bakteri Salmonela dihubungkan dengan makanan tinggi protein seperti daging, unggas dan telur.

    Kedua, ditemukan juga mayoritas bakteri berupa Bacillus cereus. Ia menyebut, bila merujuk data dari NSW Food Authority Australia, Bacillus cereus yang dapat menyebabkan keracunan makanan dihubungkan antara lain dengan penyimpanan nasi yang tidak tepat.

    Di luar temuan itu, Tjandra mengatakan keracunan makanan setidaknya dipicu oleh lima hal, berdasarkan kajian WHO. Lima masalah ini kata dia sebetulnya juga bisa dideteksi di laboratorium untuk menilai pemicu keracunan makanan.

    “Dan baik kalau lima hal ini juga diperiksa di laboratorium kita sehubungan keracunan makanan yang dikaitkan dengan MBG ini,” tuturnya.

    Masalah pertama, yang memicu keracunan makanan secara luas, kata Tjandra ialah ditemukannya Salmonela, Campylobacter dan Escherichia coli pada sampel makanan korban keracunan. Selain itu juga dapat ditemukan Listeria dan Vibrio cholerae.

    Kedua, adalah virus yang disebut WHO berjenis Novovirus dan virus Hepatitis A. Ketiga, ialah disebabkan keberadaan parasit seperti cacing trematoda dan cacing pita seperti Ekinokokus maenia Taenia.

    “Yang lebih jarang adalah cacing seperti Askaris, Kriptosporidium, Entamoeba histolytica dan Giardia yang masuk ke rantai penyediaan makanan melalui air dan tanah yang tercemar,” ujar Tjandra.

    Penyebab keempat yang biasanya memicu keracunan makanan ia sebut prion, meski kasusnya jarang. Prion adalah bahan infeksi yang terdiri dari protein, contohnya adalah Bovine spongiform encephalopathy (BSE).

    Penyebab ke lima, yang perlu diantisipasi ialah kemungkinan kontaminasi bahan kimia pada makan. Untuk bahan kimia maka WHO membaginya menjadi tiga bagian, yakni logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri; polutan organik persisten (“Persistent organic pollutants – POPs”) seperti misalnya dioksin dan polychlorinated biphenyls -PCBs; serta berbagai bentuk toksin lain adalah mycotoxins, marine biotoxins, cyanogenic glycosides, aflatoxin dan ochratoxin.

    “Berbagai potensi yang di sebut WHO ini tentu patut jadi pertimbangan kita, walau tentu sama sekali tidak berarti bahwa keracunan makanan yang berhubungan dengan MBG sekarang ini adalah disebabkan lima hal itu. Penjelasan umum WHO ini disampaikan hanya sebagai bagian dari kewaspadaan kita saja,” kata Tjandra.

    Sebagaimana diketahui, Laboratorium Kesehatan Jawa Barat (Labkes Jabar) menerima ratusan sampel makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejak Januari 2025. Sampel tersebut berasal dari belasan kabupaten/kota di Jabar.

    Sampel yang dikirimkan merupakan makanan yang menjadi pemicu keracunan penerima MBG.

    Dilansir dari detikJabar, Kepala Labkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi, mengatakan sampel makanan itu diterima melalui dinas kesehatan kabupaten/kota masing-masing.

    “Berdasarkan sampel yang masuk dari Januari-September, didapatkan sampel KLB keracunan makanan dari MBG sebanyak 163 sampel, dengan jumlah instansi pengirim sebanyak 11 dinas kesehatan kota/kabupaten di Provinsi Jawa Barat, antara lain Dinkes Kabupaten Bandung Barat, Dinkes Kabupaten Bandung, Dinkes Kota Bandung, Dinkes Kabupaten Cianjur, Dinkes Kabupaten Garut, Dinkes Kabupaten Sumedang, Kabupaten Tasikmalaya, Dinkes Kota Cirebon, Dinkes Kota Cimahi, dan Dinkes Kabupaten Sukabumi,” kata Ryan kepada detikJabar.

    “Dengan frekuensi KLB MBG sebanyak 20 kali,” tambahnya.

    Ryan menyebut hasil pemeriksaan KLB MBG di laboratorium mikrobiologi menunjukkan 72% hasil negatif dan 23% hasil positif, antara lain Vibrio cholerae, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Bacillus cereus.

    Untuk pemeriksaan laboratorium kimia, sebanyak 92% hasil negatif dan 8% hasil positif nitrit. Mayoritas, ada dua bakteri yang mengontaminasi makanan.

    “Dari parameter pemeriksaan keamanan pangan pada laboratorium mikrobiologi hasilnya berbeda-beda, secara frekuensi didominasi oleh bakteri Salmonella dan Bacillus cereus. Pada pemeriksaan laboratorium kimia paling banyak dari parameter nitrit,” ungkapnya.

    Ketika disinggung terkait faktor kebersihan air, peralatan memasak, dan higienitas pekerja Dapur MBG, Ryan menyebut ketiganya berpengaruh.

    “Ya, kebersihan air, peralatan, dan higienitas pekerja dapur (food handler) sangat berpengaruh terhadap terjadinya keracunan makanan, dan hal ini diatur jelas dalam regulasi,” tuturnya.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Kisah Perempuan Tangguh di Tengah Banjir Denpasar

    Liputan6.com, Jakarta Rabu dini hari, air mulai naik di kawasan Pulau Biak II nomor 11, Denpasar. Hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya membuat debit sungai meluap, merendam permukiman hingga ketinggian air mencapai dua meter.

    Jalan Pulau Biak merupakan salah satu wilayah yang terdampak air bah cukup parah, selain dari 231 titik banjir lain yang ada di Bali.

    Dalam hitungan jam, kontrakan dan indekos yang biasanya menjadi tempat tinggal nyaman berubah menjadi genangan besar penuh lumpur.

    Hari berganti, suasana Kamis pagi kemarin tampak kacau. Warga bergegas menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi. Kendaraan yang terparkir di halaman direndam oleh air bah.

    Pengungsi didominasi anak-anak dan wanita. Sementara para lelaki, bertahan di tengah rendaman banjir.

    Sekira pukul 10.00 hari itu, banjir mulai surut dengan intensitas hujan yang rendah. Warga mulai menyelamatkan apa saja yang masih bisa diambil dari rumah mereka.

    Kursi, kasur, lemari, bahkan alat dapur dikeluarkan ke halaman atau pinggir jalan. Semuanya basah kuyup, beberapa bahkan sudah tidak bisa dipakai lagi.

    Warga terlihat sibuk mengangkat barang, mencari benda yang bisa diselamatkan, dan membersihkannya dari lumuran lumpur.

    Ari Ardani (47), perempuan pemilik lahan dan indekos bertutur, terdapat sekitar 50 kepala keluarga (KK) yang menghuni kawasan itu.

    “Kos-kosan ini semua ada sekitar 47 rumah. Kalau sama yang di depan, ada 50-an orang tinggal di sini. Semuanya terdampak,” kata Ari, Kamis (11/09/2025).

    Bagi Ari, banjir kali ini adalah yang terparah dalam hidupnya. Ia masih ingat, pernah juga mengalami banjir pada 12 tahun lalu, tetapi tidak sampai menggenangi kamar, apalagi mencapai atap rumah. Kali ini, air naik begitu cepat hingga melampaui kepala orang dewasa.

    “Ini adalah banjir yang terparah untuk tahun ini. Pernah banjir sekitar 12 tahun lalu, itu enggak sampai naik ke kamar. Tapi hari ini sampai di atas kepala,” cerita Ari.

    Saat kejadian, Ari sedang berjualan di Pasar Badung. Air sudah mulai masuk ke pasar, membuatnya cemas. Ia segera menelepons anak dan suaminya di rumah.

    Dari ujung telepon, keluarganya panik memberi kabar bahwa air terus naik. Waktu itu masih pukul dua dini hari.

    “Di Pasar Badung itu udah naik airnya, terus saya telepon anak saya, suami saya. Mereka kaget, katanya, air udah naik, Bu. Itu jam 2 pagi,” kenangnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Ia pun mencoba pulang. Namun perjalanan menuju rumah penuh rintangan. Motor terpaksa ditinggal jauh dari rumah, lalu ia melanjutkan dengan berjalan kaki di tengah air setinggi dada orang dewasa.

    “Saya harus taruh motor jauh dari rumah, jalan kaki ke sini. Di jalan raya air sudah segini (dada orang dewasa). Arus deras sekali,” ujarnya.

    Ketika akhirnya tiba di depan rumah, Ari sempat diliputi ketakutan. Membuka pintu bisa membuat lumpur dan kotoran masuk semakin banyak. Tetapi yang terpenting baginya hanya satu: bertemu keluarga.

    “Pokoknya saya berusaha biar ketemu sama suami, sama anak saya. Udah enggak enak hati. Saya harus melawan arus. Astungkara saya bisa sampai di rumah,” kata Ari.

    Syukurlah, keluarga Ari berhasil menyelamatkan diri dengan naik ke bangunan tingkat yang belum rampung. Namun, harta benda dan usahanya luluh lantak diterjang banjir.

    Ari bukan sekadar pemilik indekos. Ia juga seorang pengusaha kue yang sudah 10 tahun berjualan di Pasar Badung. Dari usaha inilah ia menopang keluarganya, terutama karena suaminya sakit-sakitan.

    Namun, banjir kali ini memporak-porandakan semua peralatan dan bahan yang ia miliki.

    “Motor saya mati, elektronik saya habis. Rice cooker tiga rusak, kulkas dua enggak bisa dipakai lagi. Blender, semua alat kue, bahan kue habis. Usaha yang saya rintis juga hancur lebur,” katanya.

    Ari menjual berbagai macam kue basah, bolu, dan jajanan pasar yang biasa dibutuhkan masyarakat Bali untuk acara adat. Kini, semua tidak bisa lagi ia produksi.

    “Itu usaha kue saya sudah 10 tahun. Karena saya tulang punggung keluarga, suami sakit-sakitan. Saya punya anak dua, masih kecil, dua lagi sudah kerja untuk dirinya sendiri. Saya nanggung semuanya,” ujarnya lirih.

    Meski terpukul, Ari berusaha tetap tabah. “Saya menata lagi dari nol. Dari nol, saya tidak mau nyerah. Harus tetap senang-senang, karena anak-anak masih butuh ibu,” tegasnya.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Di kontrakan yang sama, Ibu Aldo (57) juga menanggung kerugian besar. Usaha herbal dan alat terapi yang ia jalani sejak 2013 luluh lantak diterjang banjir.

    “Herbal sama alat terapi semuanya hancur. Stok susu kambing, berapa karton, semua enggak bisa dijual. Kerugian di atas Rp 100 juta. Belum laptop, elektronik lain. Semua habis,” ujarnya.

    Ironisnya, sebelum banjir, Aldo baru saja datang dari Jawa dengan membawa stok baru. Ia berniat melengkapi persediaan agar anak-anaknya tidak kekurangan. Namun, semua yang disimpannya kini rusak.

    “Ini terparah. Pernah banjir besar dulu, tapi tidak separah ini. Semua hancur,” tambahnya.

    Saat ditemui, ia sibuk membersihkan rumah yang penuh lumpur. Kardus-kardus susu kambing harus dibongkar satu per satu, sementara alat-alat terapi tergeletak rusak.

    “Yang paling dibutuhkan sekarang makan, baju, air bersih. Bajunya enggak ada yang kering. Semua basah,” katanya.

    Teteh Tarini (53), perantau asal Cimahi, Jawa Barat, sudah 15 tahun tinggal di Bali dan 10 tahun menetap di kontrakan Pulau Biak. Ia menggeluti usaha pembuatan korden. Namun, banjir kali ini membuat semua hasil kerjanya rusak.

    “Ini yang paling parah. Kalau dulu enggak sampai separah ini. Air mulai naik jam 3 pagi, deras sekali,” ujarnya.

    Meski usaha dan rumahnya terdampak, Tarini masih berusaha membantu tetangganya. Ia bersama teman-teman membagikan nasi bungkus.

    “Alhamdulillah kalau makanan enggak kekurangan. Tapi yang dibutuhkan sekarang selimut, air minum, air bersih. Anak-anak kecil kasihan, semua kerendam, kasur dan selimut juga basah,” katanya.

    Hingga hari kedua pascabanjir, warga masih mengandalkan bantuan dari sesama. Ada yang membawakan makanan, ada pula yang sekadar membantu membersihkan lumpur.

    Di antara puing-puing dan barang rusak, terlihat ikatan kuat antarwarga. “Teman-teman ada yang datang ke sini bawain makan. Saya bagi-bagiin, dikasih 100 bungkus. Ada 50 lebih orang di sini. Sisanya saya bagikan ke warga lain,” kata Ari.

    Perbesar

    Kondisi rumah warga usai banjir terjang Denpasar… Selengkapnya

    Meskipun banyak yang kehilangan mata pencaharian, semangat gotong royong menjadi penguat. Saling berbagi dan menolong membuat mereka masih bisa bertahan di tengah keterpurukan.

    Ia berharap bantuan pemerintah dapat segera diberikan secara merata terhadap masyarakat yang terdampak banjir di Bali.

    “Harapan saya ada bantuan dari pemerintah. Terus cepat ada petugas kebersihan ke sini. Kita nggak mungkin begini terus. Kalau petugasnya nggak gercep, makin parah masalah di sini,” ujarnya.

    Meski banyak kehilangan, warga sepakat bahwa keselamatan keluarga jauh lebih berharga. Bagi Ari, kebersamaan dengan suami dan anaknya menjadi penguat untuk kembali bangkit.

    “Anak saya senang, bapaknya juga senang karena bisa berkumpul lagi. Usaha hancur masih bisa dicari, tapi keluarga itu yang utama,” tuturnya.

    Kisah Ari, Aldo, dan Tarini hanyalah sebagian dari ratusan cerita warga Denpasar yang terdampak banjir. Mereka adalah pelaku UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga, bahkan penopang ekonomi lokal.

  • Tunjangan Perumahan DPRD Jabar Rp 62-71 Juta, Wacana Rumah Dinas Kembali Mengemuka
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        11 September 2025

    Tunjangan Perumahan DPRD Jabar Rp 62-71 Juta, Wacana Rumah Dinas Kembali Mengemuka Bandung 11 September 2025

    Tunjangan Perumahan DPRD Jabar Rp 62-71 Juta, Wacana Rumah Dinas Kembali Mengemuka
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Anggaran tunjangan perumahan bagi anggota DPRD Jawa Barat kini menjadi sorotan publik.
    Ketua DPRD Jabar menerima tunjangan Rp 71 juta per bulan, wakil ketua Rp 65 juta, sementara anggota dewan mendapat Rp 62 juta.
    Sebetulnya, pada era kepemimpinan Agus Muhyiddin periode 1992-1997, anggota DPRD Jawa Barat pernah memiliki rumah dinas yang berlokasi di Jalan Kolonel Masturi, Kota Cimahi.
    Namun, sejak periode 2009-2014, aset itu tidak lagi ditempati dan kini difungsikan menjadi kantor serta tempat diklat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jabar.
    Lebih dari satu dekade, fasilitas itu sudah tidak ada lagi dan digantikan dengan tunjangan perumahan yang menarik perhatian masyarakat karena nilainya dinilai fantastis.
    Aturan mengenai rumah dinas tertuang dalam undang-undang dan peraturan pemerintah.
    UU Nomor 22 Tahun 2003 mengatur bahwa anggota DPRD provinsi harus berdomisili di ibu kota provinsi.
    Sementara itu, dalam PP Nomor 18 Tahun 2017 disebutkan, jika pemerintah daerah tidak mampu menyediakan rumah dinas, anggota dewan diberi tunjangan dalam bentuk uang setiap bulan, terhitung sejak pengucapan sumpah.
    Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Dedi Mulyadi, menegaskan hingga kini belum ada rencana konkret untuk membangun rumah dinas untuk anggota dewan.
    “Sampai sekarang, perencanaan APBD murni 2026 kami belum mencantumkan pembangunan rumah dinas atau rumah untuk DPRD,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (11/9/2025).
    Meski demikian, kata ia, tidak menutup kemungkinan rencana itu bisa masuk dalam perubahan rencana kerja pemerintah daerah (RKPD) 2026 jika hasil kajian menyatakan pembangunan rumah dinas lebih efisien dibanding tunjangan.
    “Kalau kemudian nanti hasil dari evaluasi DPRD dengan Pemprov ada kajian dan visibilitas studinya, apakah memang dari aspek pembiayaan itu lebih efisien, ya mungkin kenapa tidak kami coba masukkan ke dalam perubahan RKPD 2026,” kata Dedi.
    Jika wacana ini kemudian berlanjut, tantangan pertama adalah menentukan lokasinya.
    Mengingat, sesuai aturan, rumah dinas harus berada di ibu kota provinsi, yakni Kota Bandung.
    Namun, saat ini lahan yang menjadi milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Kota Bandung sangat terbatas.
    “Dalam penentuan titik, nanti dilanjutkan dengan ketersediaan lahan, saya pikir sampai dengan hari ini, lahan di Kota Bandung yang dimiliki Provinsi itu sudah hampir terbatas,” tutur Dedi.
    Dedi menambahkan, salah satu opsi lokasi yang memungkinkan berada di belakang Pasar Kreatif Cikutra Kota Bandung.
    Akan tetapi, kapasitas lahan masih perlu dikaji lebih lanjut.
    “Namun, apakah itu juga cukup untuk membangun 120 rumah dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial tentunya, bukan hanya rumah, nanti kami akan coba kaji lagi,” kata Dedi.
    Menurut Dedi, jika pembangunan harus dilakukan, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat.
    “Mungkin tidak bisa dalam waktu satu tahun ke depan, mungkin antara satu sampai dua tahun ke depan, kalau memang itu rekomendasinya,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Kecelakaan Maut Honda Jazz Ngebut Berujung Nabrak Bokong Truk

    Viral Kecelakaan Maut Honda Jazz Ngebut Berujung Nabrak Bokong Truk

    Jakarta

    Viral di media sosial video yang menampilkan kecelakaan maut Honda Jazz vs truk boks. Mobil Honda Jazz berwarna putih itu menabrak bagian belakang truk.

    Dikutip dari keterangan video yang beredar di media sosial, peristiwa kecelakaan itu terjadi di Tol Cipularang Km 111 arah Jakarta. Kecelakaan tersebut terjadi pada 8 September 2025. Disebutkan, mobil Honda Jazz tancap gas setelah menyalip truk di dalam video. Tak lama berselang, mobil itu sudah dalam kondisi menabrak bagian belakang truk boks.

    Posisinya sudah berada di bahu jalan. Tampak Honda Jazz berwarna putih itu ringsek bagian depan hingga tengahnya. Dilaporkan, dua orang meninggal dunia akibat kecelakaan maut ini.

    Dikutip detikJabar, insiden itu terjadi pada Senin (8/9/2025) sekitar pukul 10.15 WIB. Kecelakaan tersebut melibatkan dua kendaraan, yakni minibus jenis Honda Jazz nomor polisi F 1264 GZ dengan kendaraan jenis truk boks nomor polisi W 8292 UQ.

    “Betul kejadiannya hari Senin di ruas Tol Cipularang KM 111+200, Kampung Cikuda, RT 02/04, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat,” kata Kanit Penegakan Hukum (Gakkum) Sat Lantas Polres Cimahi, Ipda Yusup Gustiana.

    Yusup mengatakan kecelakaan itu berawal saat mobil Honda Jazz yang dikemudikan Anisa Nadya Sukma (25) melaju dari arah Bandung menuju Jakarta. Sementara di arah yang sama, melaju truk boks yang dikemudikan Basuki.

    “Kendaraan ini melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Sementara truk melaju di jalur pelan,” kata Yusup.

    Tiba-tiba minibus berwarna putih itu menabrak bagian belakang truk yang ada di jalur pelan. Akibat kejadian itu, 2 dari 3 penumpang Honda Jazz tersebut meninggal dunia.

    “Korban meninggal yakni ANS dan S (27). Sementara 1 korban lainnya B (28) selamat dan masih menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Yusup.

    Praktisi keselamatan berkendara praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) SonySusmana menduga Honda Jazz itu melaju dengan kecepatan tinggi. Padahal, ngebut di jalan raya dengan lalu lintas dinamis itu tidak sepenuhnya aman.

    “Pengemudi yang ngebut terutama di jalan tol itu skala emosionalnya naik dan celakanya (tingkat) rasionalnya turun,” kata Sony kepada detikOto, Kamis (11/9/2025).

    Lanjut Sony menjelaskan, saat mindset pengemudi hanya gaspol, yang terjadi adalah mobil melaju kencang. Pada tahap ini visibilitas pengemudi menyempit.

    “Kombinasi dari ngebut tersebut adalah berzigzag mencari celah/ruang blindspot besar dan ditambah dengan sedikit memanfaatkan rem. Ini bahaya! Jika ada hambatan maka dia tidak mampu mengambil keputusan yang benar,” ujar Sony.

    (rgr/dry)

  • Garena Dorong Edukasi Gaming Positif untuk Anak Muda

    Garena Dorong Edukasi Gaming Positif untuk Anak Muda

    Jakarta

    Perusahaan pengembang dan penerbit gim global, Garena, meluncurkan program edukasi dan sosialisasi bertajuk ‘Garena Good Game di Sekolah’. Program ini bagian dari komitmen Garena untuk membangun ekosistem bermain gim yang aman.

    “Kami memahami pentingnya peran orang tua, guru, dan sekolah dalam mendampingi anak bermain gim secara sehat dan bertanggung jawab. Program ini bertujuan membuka ruang dialog yang edukatif di lingkungan sekolah maupun rumah,” ujar Head of Business Development, Esports & Community Garena Indonesia, Wijaya Nugroho dikutip, Sabtu (30/8/2025).

    Kegiatan perdana program ini digelar di SMK Pusdikhubad Cimahi, Jawa Barat, pada Selasa (17/6). Inisiatif tersebut juga memperkuat identitas Garena sebagai Good Game Company, yang menekankan nilai-nilai positif seperti kesenangan, keamanan dan keseimbangan.

    Acara peluncuran menghadirkan sesi talk show bertema ‘Mendorong Positive Gaming untuk Generasi Muda’ yang melibatkan sejumlah narasumber, antara lain Psikolog Klinis Anak dan Remaja Mischa Indah Mariska, Head of Business Development, Esports & Community Garena Indonesia Wijaya Nugroho, Kepala Sekolah SMK Pusdikhubad Cimahi Budi Laswardi, serta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Pusdikhubad Cimahi Ronny Patria.

    (mpr/ega)

  • Garena Dorong Edukasi Gaming Positif untuk Anak Muda

    Garena Luncurkan Program Edukasi, Bangun Ekosistem Main Gim Aman

    Jakarta

    Perusahaan pengembang dan penerbit gim global, Garena, meluncurkan program edukasi dan sosialisasi bertajuk ‘Garena Good Game di Sekolah’. Program ini bagian dari komitmen Garena untuk membangun ekosistem bermain gim yang aman.

    “Kami memahami pentingnya peran orang tua, guru, dan sekolah dalam mendampingi anak bermain gim secara sehat dan bertanggung jawab. Program ini bertujuan membuka ruang dialog yang edukatif di lingkungan sekolah maupun rumah,” ujar Head of Business Development, Esports & Community Garena Indonesia, Wijaya Nugroho dikutip, Sabtu (30/8/2025).

    Kegiatan perdana program ini digelar di SMK Pusdikhubad Cimahi, Jawa Barat, pada Selasa (17/6). Inisiatif tersebut juga memperkuat identitas Garena sebagai Good Game Company, yang menekankan nilai-nilai positif seperti kesenangan, keamanan dan keseimbangan.

    Acara peluncuran menghadirkan sesi talk show bertema ‘Mendorong Positive Gaming untuk Generasi Muda’ yang melibatkan sejumlah narasumber, antara lain Psikolog Klinis Anak dan Remaja Mischa Indah Mariska, Head of Business Development, Esports & Community Garena Indonesia Wijaya Nugroho, Kepala Sekolah SMK Pusdikhubad Cimahi Budi Laswardi, serta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Pusdikhubad Cimahi Ronny Patria.

    (mpr/ega)