kab/kota: Cimahi

  • Mendagri apresiasi Papua Tengah tertinggi realisasi pendapatan APBD

    Mendagri apresiasi Papua Tengah tertinggi realisasi pendapatan APBD

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian memberikan apresiasi kepada sejumlah pemerintah daerah atas capaian kinerja realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025.

    Apresiasi termasuk ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Papua Tengah, karena menjadi provinsi dengan capaian tertinggi dalam realisasi pendapatan daerah, yakni sebesar 39,08 persen per 7 Mei 2025.

    Hal itu disampaikan Tito pada Rapat Koordinasi Percepatan Realisasi APBD Tahun 2025 yang berlangsung secara virtual dari Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Kamis (8/5), sebagaimana keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Sabtu.

    Dia menekankan pentingnya belanja pemerintah, termasuk di tingkat daerah, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, belanja daerah berdampak langsung pada peningkatan jumlah uang yang beredar di masyarakat, sehingga memperkuat daya beli dan menstimulasi pertumbuhan sektor swasta.

    “Saya melihat bahwa pertumbuhan ekonomi sangat didukung sekali oleh konsumsi rumah tangga selain faktor-faktor lain, 50 persen lebih adalah konsumsi rumah tangga,” kata Tito.

    Selain Papua Tengah, sembilan daerah lainnya yang mencatat realisasi pendapatan APBD tertinggi antara lain Kalimantan Barat 35,92 persen, Jawa Barat 32,94 persen, Sumatera Utara 30,65 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 29,76 persen, Sulawesi Selatan 29,11 persen, Gorontalo 28,84 persen, Kalimantan Utara 28,76 persen, Kepulauan Bangka Belitung 27,64 persen, dan Bali 27,50 persen.

    Kemudian di tingkat kabupaten, yaitu Sumbawa Barat 46,96 persen, Tanah Laut 37,04 persen, Ciamis 36,34 persen, Barito Kuala 35,08 persen, Garut 34,70 persen, Ponorogo 34,48 persen, Melawi 34,17 persen, Puncak 33,89 persen, Malang 33,70 persen, dan Magetan 33,19 persen.

    Sementara di tingkat kota, yaitu Denpasar 34,52 persen, Baubau 33,95 persen, Banjarbaru 33,80 persen, Bukittinggi 33,33 persen, Batam 32,80 persen, Padang Panjang 32,67 persen, Banjar 32,53 persen, Tangerang Selatan 32,44 persen, Cimahi 30,95 persen, dan Payakumbuh 30,75 persen.

    Dalam kesempatan itu, dia juga memberikan catatan bagi pemerintah daerah yang realisasi pendapatannya masih tergolong rendah. Ia mengimbau seluruh kepala daerah agar segera mendorong percepatan pelaksanaan program dan kegiatan di daerah masing-masing.

    Adapun 10 provinsi dengan realisasi pendapatan terendah, yakni Papua Pegunungan 7,24 persen, Lampung 8,83 persen, Papua Barat Daya 9,25 persen, Bengkulu 9,85 persen, Papua 11,37 persen, Riau 12,34 persen, Jawa Tengah 12,72 persen, Aceh 13,30 persen, Papua Barat 15,96 persen, dan Sulawesi Barat 16,51 persen.

    Kemudian di tingkat kabupaten, yakni Batanghari 0,14 persen, Jayawijaya 0,35 persen, Lumajang 1,11 persen, Empat Lawang 2,38 persen, Mimika 3,14 persen, Semarang 3,81 persen, Cilacap 4,24 persen, Pakpak Bharat 4,31 persen, Aceh Tenggara 6,12 persen, dan Aceh Selatan 6,28 persen.

    Selanjutnya di tingkat kota, yaitu Tual 0,19 persen, Subulussalam 7,38 persen, Yogyakarta 9,37 persen, Pematangsiantar 10,54 persen, Sungai Penuh 13,49 persen, Samarinda 14,45 persen, Bontang 14,62 persen, Tebing Tinggi 14,82 persen, Lhokseumawe 14,88 persen, dan Cirebon 15,72 persen.

    Kemudian, 10 provinsi dengan realisasi belanja tertinggi, yakni Jawa Barat 21,91 persen, Daerah Istimewa Yogyakarta 21,73 persen, Sumatera Utara 20,64 persen, Banten 20,16 persen, Kepulauan Bangka Belitung 20,08 persen, Nusa Tenggara Barat 19,70 persen, Sulawesi Barat 18,84 persen, Gorontalo 18,45 persen, DKI Jakarta 18,00 persen, dan Sulawesi Selatan 17,65 persen.

    Lalu untuk kabupaten, yaitu Ciamis 33,42 persen, Pati 27,74 persen, Banyuwangi 27,06 persen, Sumbawa Barat 26,23 persen, Madiun 25,85 persen, Purbalingga 25,43 persen, Aceh Besar 25,39 persen, Wonogiri 25,35 persen, Bantul 25,15 persen, dan Ponorogo 24,96 persen.

    Sementara di tingkat kota, yakni Dumai 24,99 persen, Ternate 24,35 persen, Salatiga 23,83 persen, Cimahi 23,59 persen, Banjar 23,48 persen, Padang Panjang 23,34 persen, Banda Aceh 22,80 persen, Serang 22,77 persen, Batam 22,51 persen, dan Sukabumi 21,98 persen.

    Sedangkan 10 provinsi dengan realisasi belanja terendah, yakni Papua Tengah 4,69 persen, Lampung 5,67 persen, Papua Selatan 5,90 persen, Papua Barat 6,88 persen, Jawa Tengah 6,99 persen, Kalimantan Timur 7,39 persen, Sumatera Selatan 9,59 persen, Papua Barat Daya 9,65 persen, Riau 10,87 persen, dan Aceh 11,13 persen.

    Kemudian di tingkat kabupaten, yaitu Empat Lawang 1,69 persen, Buton Selatan 1,91 persen, Mamberamo Raya 2,17 persen, Keerom 2,41 persen, Lebong 2,45 persen, Dogiyai 2,51 persen, Lumajang 2,54 persen, Boven Digoel 3,08 persen, Muara Enim 3,35 persen, dan Aceh Selatan 3,40 persen. Di tingkat kota, yaitu Subulussalam 3,95 persen, Yogyakarta 6,39 persen, Pematangsiantar 7,91 persen, Samarinda 9,48 persen, Gunungsitoli 10,24 persen, Cirebon 10,71 persen, Tual 11,83 persen, Pagar Alam 12,30 persen, Sungai Penuh 12,57 persen, dan Tanjung Balai 13,26 persen.

    Dalam kesempatan itu, Tito juga menyinggung soal peran Pemda dalam menyukseskan program makan bergizi gratis (MBG). Sebagai bentuk dukungan konkret, Mendagri telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 500.12/2119/SJ tentang Dukungan Pemerintah Daerah dalam Penyediaan Tanah untuk Pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi.

    “Tentunya kita harus dorong, kita dukung Kepala Badan Gizi Nasional agar terjadi percepatan untuk realisasi, artinya program-program beliau harus bisa dipercepat,” imbuhnya.

    Dalam rapat itu, turut hadir secara virtual Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti.

    Sementara itu, Mendagri didampingi oleh para pejabat pimpinan tinggi madya di lingkungan Kemendagri secara langsung. Adapun peserta rapat meliputi seluruh gubernur, bupati, dan wali kota se-Indonesia beserta jajaran masing-masing.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berangkat 11 Mei 2025, Calon Jemaah Haji Cimahi Wajib Lolos Uji Kesehatan!

    Berangkat 11 Mei 2025, Calon Jemaah Haji Cimahi Wajib Lolos Uji Kesehatan!

    JABAR EKSPRES– Menjelang keberangkatan ibadah haji 2025, Dinas Kesehatan Kota Cimahi memperketat skrining dan menegaskan bahwa hanya calon jemaah haji yang memenuhi kriteria kesehatan fisik dan mental yang akan mendapatkan izin berangkat.

    Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa ibadah haji tidak membahayakan keselamatan jemaah yang dinilai rentan secara medis.

    “Kami fokus memastikan seluruh jemaah haji yang telah memiliki porsi keberangkatan dalam kondisi sehat dan siap secara fisik maupun mental,” tegas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kota Cimahi, dr. Dwihadi Isnalini, saat ditemui Jabar Ekspres, Jumat (9/5/25).

    Persiapan teknis telah dimulai sejak November 2024, Dwihadi mengatakan dimulai dengan pemeriksaan kesehatan awal yang dilanjutkan tes kebugaran.

    Setelah itu, lanjutnya, puskesmas di seluruh wilayah Cimahi melakukan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan tahap kedua, bersamaan dengan pelaksanaan vaksinasi wajib meningitis dan polio.

    Kegiatan vaksinasi dilakukan sejak 12 hingga 29 April 2025 di 13 Puskesmas se-Kota Cimahi, dengan penyesuaian jadwal untuk tiap jemaah. Bagi mereka yang sempat tertunda, penyuntikan susulan dilakukan hingga 4 Mei 2025.

    Calon jemaah haji dari Kota Cimahi yang dijadwalkan berangkat pada 11 Mei 2025 melalui Kloter 21 tercatat sebanyak 435 orang, ditambah 7 petugas.

    Lebih lanjut, Dwihadi mengatakan, pelepasan akan dilakukan secara resmi oleh Wali Kota Cimahi di Pusdik Pom.

    Sementara itu, sebanyak 120 calon jemaah lainnya direncanakan bergabung dalam Kloter 56,meski data final masih menunggu konfirmasi dari Kementerian Agama.

    “Dari total 635 jamaah yang sudah memiliki porsi keberangkatan menurut data Kemenag Kota Cimahi, kami melakukan skrining menyeluruh,” ujar Dwihadi.

    Hasilnya, ditemukan sejumlah jamaah yang tidak memenuhi syarat istitha’ah atau tidak layak secara medis untuk melaksanakan ibadah haji.

    Beberapa di antaranya, lanjut Dwihadi, mengalami hipertensi dengan tekanan darah di atas 180/110 mmHg, kadar HbA1C yang menunjukkan diabetes tak terkendali di atas angka.

    Ketergantungan dalam aktivitas harian, serta penderita penyakit kronis seperti gagal ginjal yang membutuhkan hemodialisis dan pasien TBC aktif.

    “Kesehatan mental dan jiwa juga kami periksa. Jika ada jamaah yang secara mental tidak mampu menjalankan ibadah secara mandiri atau butuh pendampingan intensif, maka tidak akan kami keluarkan surat keterangan istitha’ah,”lanjut Dwihadi.

  • Imbas Pelebaran Jalan, Perpustakaan Kota Cimahi Bakal Dibangun Ulang di Area MPP

    Imbas Pelebaran Jalan, Perpustakaan Kota Cimahi Bakal Dibangun Ulang di Area MPP

  • Animo Peserta Anniversary Liga Priangan di Lapak Sawargi Membludak

    Animo Peserta Anniversary Liga Priangan di Lapak Sawargi Membludak

    JABAR EKSPRES – Pagi itu tampak ramai di Lapak Sawargi Cileles, Kecamatan Jatinangor, Sumedang.

    Para pecinta merpati sibuk melatih ketangkasan burung jagoannya. Tujuannya: persiapan Anniversary Liga Priangan, Sabtu (10/5) mendatang.

    Lomba ini semakin menarik perhatian dengan hadiah yang cukup menggiurkan; total hadiah Rp15 juta.

    Tentunya, memotivasi para peserta untuk memberikan penampilan terbaik mereka dalam perlombaan yang penuh semangat ini.

    Terpantau dari Lapak Sawargi, animo pesertanya membludak. Banyak tim-tim besar dari berbagai daerah hadir untuk meramaikan. Seperti tim asal Linggar, kecamatan Rancaekek: Batrawali Jaya Team dan Riksa Jati.

    BACA JUGA: Prof. Endeh Suhartini Dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Ketenagakerjaan UNIDA

    Joki Batrawali Jaya Team, Muhamad Rojak mengatakan siap mengikuti perlombaan Anniversary Liga Priangan yang digelar di Lapak Sawargi.

    Mesti terbilang Team baru, kata dia, dirinya mengaku sangat antusias terhadap gelaran ini.

    “Insya Allah siap. Iya, tadi dari rumah pukul 08.00, khawatir penuh jadi pagi,” katanya di lokasi, Kamis (8/5).

    Pada perlombaan ini, Team besutan asal Linggar ini bakal mengikutsertakan burung merpati handalannya sebanyak 4 pasang. 2 di ring, 2 di utama. Pasalnya, dari sekian banyak burung yang dia punya, hanya 4 yang dinilai layak mengikuti.

    “Kalau di kandang banyak, tapi nggak dibawa semua. Hanya 4 yang layak diikuti, sisanya masih piyikan dan istirahat,” ucap Rojak.

    BACA JUGA: Imbas Pelebaran Jalan, Perpustakaan Kota Cimahi Bakal Dibangun Ulang di Area MPP

    Dia pun mengatakan, perlombaan ini pasti diikuti oleh para tim besar dengan amunisinya yang super mewah. Mesti begitu, dirinya tetap optimis bisa memenangkan perlombaan ini.

    “Lawannya berat-berat. Tapi yaa optimislah, bismillah bisa,” bebernya.

    Ditempat yang sama, Joki Putra Riska Tezi mengatakan mengikuti perlombaan merupakan hobinya.

    Dia mengaku sudah tampil di perlombaan sejak lama. Baginya, event-event seperti merupakan ajang silaturahmi.

    “Sejak lama, ya intinya silaturahmi,” ujar Riaka.

    BACA JUGA: Komisi III DPRD Tegur PUPR Bogor: Infrastruktur Lambat, Transparansi Dipertanyakan

    Diketahui, pada permainan Merpati Kolong ini lebih mengutamakan kemampuan merpati jantan untuk adu turun.

  • Prof. Endeh Suhartini Dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Ketenagakerjaan UNIDA

    Prof. Endeh Suhartini Dikukuhkan sebagai Guru Besar Hukum Ketenagakerjaan UNIDA

    JABAR EKSPRES – Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor kembali mencatat sejarah akademik. Prof. Dr. Hj. Endeh Suhartini Syurdi, S.H., M.H., CCD., CIM., CBLC., resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hukum Ketenagakerjaan.

    Pengukuhan tersebut dilaksanakan dalam Sidang Terbuka Senat UNIDA pada Rabu (7/5/2025) di Aula Gedung C UNIDA, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi No. 512/M/KPT.KP/2025.

    Momen bersejarah ini menjadikan Prof. Endeh sebagai Srikandi asli UNIDA pertama yang berhasil menapaki puncak karier akademik sebagai profesor,  setelah menempuh jenjang sarjana dan megister di UNIDA. Komitmennya terhadap ilmu pengetahuan membawa meraih gelar doktor di Universitas Sebelas Maret, Solo dengan predikat cum laude.

    “Bagi kami, Prof. Endeh adalah Srikandi UNIDA yang menjadi inspirasi dan teladan bagi seluruh insan UNIDA,” ujar Rektor UNIDA, Assoc. Prof. Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I, dalam sambutannya.

    BACA JUGA: Raperda BUMD Bergulir di DPRD Jabar, Pasal Tegas Pemberhentian Direksi Menanti

    Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, di antaranya Anggota DPR RI Dr. H. Mulyadi, M.M.A, yang juga adik kandung Prof. Endeh.

    Dengan penuh haru, ia menyampaikan, “Hari ini saya menangis karena bahagia dan bangga. Kami anak-anak desa dari Jonggol, dan kakak saya kini menjadi profesor,” ucapnya.

    “Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi kemenangan bagi semua rakyat kecil yang bermimpi besar,” tambahnya.

    Turut hadir pula Mayjen TNI Achmad Adipati Karna Widjaja, PSCJ., M.M, perwakilan pemerintah daerah, alumni, serta para akademisi dari berbagai perguruan tinggi mitra.

    BACA JUGA: Imbas Pelebaran Jalan, Perpustakaan Kota Cimahi Bakal Dibangun Ulang di Area MPP

    Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Dinamika Kepastian Hukum Pekerja Migran Indonesia dalam Upaya Peningkatan Upah untuk Kesejahteraan, Prof. Endeh menekankan urgensi perlindungan hukum bagi pekerja migran.

    “Pekerjaan bukan hanya kewajiban atau ibadah, tetapi juga hak konstitusional untuk meraih kehidupan yang layak,” tegasnya.

    Chancellor UNIDA, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H., menyampaikan apresiasinya terhadap kontribusi Prof. Endeh.

  • Polres Cimahi Tangkap 33 Tersangka Narkoba dalam Sebulan, Ada Barbuk Ganja 7,2 Kilogram

    Polres Cimahi Tangkap 33 Tersangka Narkoba dalam Sebulan, Ada Barbuk Ganja 7,2 Kilogram

    Niko menyampaikan, dari kasus-kasus tersebut, terdapat salah satu kasus yang menonjol yakni yang menyeret dua orang tersangka berinisial AF dan WFP terkait peredaran ganja.

    Dua tersangka, AF dan WFP, itu ditangkap di wilayah Margaasih, Kabupaten Bandung. Dari tangan kedua tersangka, polisi mengamankan barang bukti ganja kering seberat 7,2 kilogram. Niko, menjelaskan bahwa penangkapan berawal dari laporan masyarakat.

    “Ada satu kasus menonjol dengan tersangka inisial AF dan WFB terkait dengan kepemlikikan barang bukti narkotita jenis ganja seberat 7,2 kilogram,” katanya.

    Saat hendak ditangkap, kedua tersangka berupaya melarikan diri dan membuang sebuah bungkusan besar yang ternyata berisi ganja kering tersebut.

    “Saat hendak diamankan, mereka menyadari sedang dibuntuti. Kemudian berusaha kabur dengan kendaraannya, sambil membuang sebuah bungkusan berukuran cukup besar,” tambahnya.

    Ganja tersebut masih terbungkus rapi dan belum sempat diedarkan, mengindikasikan rencana untuk membagi-bagi menjadi paket kecil untuk dijual.

    Motif di balik aksi nekat kedua tersangka adalah kebutuhan ekonomi. AF, yang bekerja di perusahaan jasa ekspedisi dengan gaji Rp4 juta, mengaku tergiur keuntungan tambahan. Sementara WFP, yang tidak bekerja, berperan sebagai kurir dengan upah Rp100 ribu per pengiriman.

    Atas perbuatannya, AF dan WFP dijerat Pasal 114 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pasal tersebut mengatur ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun maksimal 20 tahun dan/atau denda minimal Rp1 miliar maksimal Rp10 miliar (ayat 1), atau penjara seumur hidup atau minimal 6 tahun maksimal 20 tahun (ayat 2, (BB Lebih dari 1 Kg untuk tanaman dan 5 Gram bukan tanaman).

  • Baru Dicecar Jenderal Kopassus,Hercules Kini Ditantang ‘Jagoan Makassar’ Duel Adu Kebal Dalam Sarung

    Baru Dicecar Jenderal Kopassus,Hercules Kini Ditantang ‘Jagoan Makassar’ Duel Adu Kebal Dalam Sarung

    TRIBUNJAKARTA.COM – Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), Hercules dibuat sibuk melayani banyak cecaran yang datang kepadanya, terbaru sosok orang ternama dari Makassar yakni Om Bethel ikut menantang.

    Om Bethel atau yang lebih dikenal Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga memberikan ancaman nyata kepada Hercules.

    Sosok yang dikenal sebagai aktivis di Kota Makassar ini geram melihat tingkah Hercules yang mengkritik sejumlah mantan jenderal TNI.

    Hercules sempat memberikan sindiran kepada Sutiyoso, eks Wadanjen Kopassus, yang disebutnya ‘bau tanah’. 

    Ia pun sempat menantang Jenderal purnawirawan TNI, Gatot Nurmantyo. 

    Aksi tersebut membuat Om Bethel geram hingga berani menantang secara terbuka Hercules.

    Dikutip dari Tribun Timur, Om Bethel berani menantang Hercules duel dalam sarung.

    Hal ini dilakukan untuk membuktikan siapa yang kebal diantara mereka berdua.

    Razman Nasution berani lantang bersuara membela Hercules yang sempat diultimatum pensiunan TNI, Gatot Nurmantyo. Razman meminta Gatot untuk tidak ikut huru-hara dan menimbulkan polemik baru.

    “Hercules apa yang sumbangkan untuk bangsa ini? Hercules saya akan cari kamu,” kata Om Bethel dikutip dari Tribun Timur, Rabu (7/5/2025).

    Tak hanya itu, Om Bethel ingin mencari keberadaan Hercules untuk menantang duel secara langsung.

    “Hercules saya akan cari kamu dimana pun berada,” katanya.

    “Saya menantang kamu di dalam sarung, kita akan buktikan siapa yang kebal,” ujar Om Bethel.

    BETHEL TANTANG HERCULES – Sosok Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga atau Om Betel, aktivis Kota Makasar tantang duel Hercules untuk buktikan siapa paling kebal. (Istimewa)

    Seperti diketahui, pertarungan dalam sarung adalah tradisi unik di masyarakat Bugis-Makassar, Sulawesi Selatan, yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau pertikaian saat semua upaya damai telah gagal.

    Tradisi ini melibatkan dua pria yang bertarung di dalam sebuah sarung, menggunakan badik (senjata tradisional). 

    Tradisi ini merupakan cara terakhir untuk mempertahankan kehormatan dan harga diri yang diinjak, serta menyelesaikan konflik yang tidak dapat diselesaikan secara damai. 

    Dua pria yang berseteru masuk ke dalam sebuah sarung dan bertarung hingga salah satu atau keduanya meninggal. 

    Pertarungan dianggap sebagai bentuk keadilan terakhir, dan pihak yang hidup dianggap benar, sedangkan pihak yang meninggal dianggap salah. 

    “Saya tidak mengancam, tapi saya akan buktikan dimana pun kau berada,” katanya. 

    Adanya tantangan dari Om Bethel ditanggapi serius oleh GRIB Jaya Sulsel.

    Mereka berencana mengantar Bethel bertemu langsung dengan Hercules. 

    Wakil ketua GRIB Sulsel dan anggota GRIB merasa tersinggung karena Hercules ditantang pria bernama om Bethel.

    Kini mereka menantang balik om Bethel untuk duel di dalam sarung atau diluar sarung. 

    HERCULES MINTA MAAF – Ketua Umum Grib Jaya, Hercules didampingi praktisi pengacara, Sunan Kalijaga dan anggota Grib Jaya, kediamannya di bilangan Jakarta Barat, Kamis (1/5/2025). Pada kesempatan itu, Hercules membuat pernyataan minta maaf kepada Sutiyoso yang sebelumnya sempat ia hina dengan sebutan bau tanah. (Dokumentasi pribadi Sunan Kalijaga)

    Atau memilih salah satu dari anggota GRIB sulsel. 

    “Kami akan menantang di dalam atau diluar sarung,” katanya. 

    Sosok Om Bethel

    Andi Jamal Kamaruddin Daeng Masiga atau Om Betel/Om Bethel merupakan aktivis di Kota Makassar.

    Ia juga dikenal sebagai seorang pengacara yang mendampingi korban mafia tanah di Kabupaten Gowa.

    Tidak hanya itu, Om Bethel juga disebut sebagai Panglima Pasukan Adat Nusantara Indonesia (PANI).

    PANI dikenal karena memperjuangkan wilayah adat Kerajaan Tallo. 

    Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengacara, Om Betel mendirikan firma hukum bernama Serdadu Ombethel Law Investigation. 

    Selama kuliah, dia belajar di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI). 

    Untuk latar belakang profil pribadinya secara utuh, memang belum ditemukan secara lengkap.

    Hercules Baru Dicecar Jenderal Kopassus

    MENTAL PENAKUT HERCULES -Kolase foto Eks Kabais Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat (kiri), Ketua Umum Grib Jaya Hercules (tengah) dan Eks Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo (kanan). Yayat muncul dalam polemik premanisme untuk membela Gatot dan mengungkap nyali Hercules yang penakut saat di Timor Timur. (Yayat (Youtube Hersubeno Poin), Hercules (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) dan Gatot (KOMPAS.com/Kristian Erdianto))

    Sebelumnya, sosok Jenderal Purnawirawan TNI kini turut bersuara memberikan ancaman kepada Hercules.

    Ia adalah Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Yayat Sudrajat adalah purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal atau Letjen atau jenderal bintang 3.

    Ia resmi pensiun dari TNI AD pada tahun 2017.

    Jabatan terakhir yang diemban Yayat Sudrajat sebelum pensiun adalah Sesmenko Polhukam.

    Ia tercatat aktif menjabat sebagai Sesmenko Polhukam pada tahun 2016 hingga 2017.

    Yayat Sudrajat lahir di Cimahi, Jawa Barat, 15 Juni 1959.

    Mantan prajurit Kopassus ini memiliki rekam jejak yang moncer di TNI.

    Kini, Yayat Sudrajat ikut buka suara dan memberikan tentangan keras kepada Hercules.

    Hercules sebagai pimpinan ormas GRIB Jaya lantas menyenggol Dedi Mulyadi dengan mengancam menerjunkan pasukannya ke Gedung Sate Bandung.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat sebagai warga Jabar menilai sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah berusaha mensejahterakan rakyat.

    BELA KDM – Letjen TNI Purn Yayat Sudrajat membela Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang sempat ‘diusik’ Hercules. Menurutnya, Dedi Mulyadi bukan main bagus sebagai Gubernur Jawa Barat. Sebaliknya, ia pun mempertanyakan jasa Hercules. (Tangkapan layar YouTube Hersubeno Point, GRIB TV dan KDM Channel). (Tangkapan layar YouTube Hersubeno Point, GRIB TV dan KDM Channel)

    “Nah itu saya justru sebenarnya orang Jawa Barat ini bangun itu, Dedi Mulyadi bukan main kalau menurut saya apa yang dia lakukan,” kata Yayat dikutip TribunJakarta dari Youtube Hersubeno Point, Selasa (6/5/2025).

    “Dia tahu persis penderitaan rakyat kecil, bagaimana susahnya rakyat, makanya dia terus blusukan betul-betul untuk mencari solusi bagaimana mensejahterakan rakyat, loh dia orang Jawa Barat,” tambahnya.

    Yayat menegaskan, perbuatan yang dilakukan Hercules tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Barat.

    Dengan nada emosi, Yayat tak segan menyuruh Hercules untuk kembali ke Timor Timur.

    “Sekarang si Hercules ini apa dia ? Harusnya balik kalau perlu balik ke Timor Timur,”  tegas Yayat dengan nada tinggi.

    (TribunJakarta/TribunTimur)

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun Timur dengan judul Sosok Om Bethel Berani Tantang Hercules ‘Sitobo Lalang Lipa’

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Dedi Mulyadi Dapat ‘Bekingan’ Sepadan Tantang Hercules, Jenderal Kopassus Murka Mengancam:Sok Jagoan

    Dedi Mulyadi Dapat ‘Bekingan’ Sepadan Tantang Hercules, Jenderal Kopassus Murka Mengancam:Sok Jagoan

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mendapatkan banyak dukungan positif dalam perseteruan dengan pimpinan GRIB Jaya, Hercules.

    Sosok Jenderal Purnawirawan TNI kini turut bersuara memberikan dukungan serta memberikan ancaman kepada Hercules.

    Sosok yang membela Dedi Mulyadi adalah Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Yayat Sudrajat adalah purnawirawan TNI Angkatan Darat (AD) dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal atau Letjen atau jenderal bintang 3.

    Ia resmi pensiun dari TNI AD pada tahun 2017.

    Jabatan terakhir yang diemban Yayat Sudrajat sebelum pensiun adalah Sesmenko Polhukam.

    Ia tercatat aktif menjabat sebagai Sesmenko Polhukam pada tahun 2016 hingga 2017.

    Yayat Sudrajat lahir di Cimahi, Jawa Barat, 15 Juni 1959.

    Gubernur Dedi Mulyadi sedang dalam buruan, kini seorang emak-emak dengan berani mengadu ke Kapolri untuk segera menangkap Dedi Mulyadi. Setelah ditangkap, Dedi Mulyadi bakal dikirim ke Aceh.

    Mantan prajurit Kopassus ini memiliki rekam jejak yang moncer di TNI.

    Kini, Yayat Sudrajat ikut buka suara dan memberikan tentangan keras kepada Hercules.

    Hercules sempat meledek sesepuh di TNI yakni Sutiyoso dan sempat menentang kebijakan Dedi Mulyadi soal pembentukan Satgas Pemberantasan Premanisme di 27 daerah di Jawa Barat.

    Pembentukan satgas demi melindungi masyarakat Jabar dari tindak premanisme yang mengintimidasi.

    SOSOK YAYAT SUDRAJAT – Letjen Purn TNI Yayat Sudrajat menjadi sorotan usai mendamprat mantan preman Tanah Abang, Hercules yang ‘menyenggol’ Sutiyoso hingga Dedi Mulyadi. (Tangkapan layar Hersubeno Point, Kompas TV dan KDM Channel). (Tangkapan layar Hersubeno Point, Kompas TV dan KDM Channel)

    Hercules sebagai pimpinan ormas GRIB Jaya lantas menyenggol Dedi Mulyadi dengan mengancam menerjunkan pasukannya ke Gedung Sate Bandung.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat sebagai warga Jabar menilai sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah berusaha mensejahterakan rakyat.

    “Nah itu saya justru sebenarnya orang Jawa Barat ini bangun itu, Dedi Mulyadi bukan main kalau menurut saya apa yang dia lakukan,” kata Yayat dikutip TribunJakarta dari Youtube Hersubeno Point, Selasa (6/5/2025).

    “Dia tahu persis penderitaan rakyat kecil, bagaimana susahnya rakyat, makanya dia terus blusukan betul-betul untuk mencari solusi bagaimana mensejahterakan rakyat, loh dia orang Jawa Barat,” tambahnya.

    Yayat menegaskan, perbuatan yang dilakukan Hercules tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Barat.

    Dengan nada emosi, Yayat tak segan menyuruh Hercules untuk kembali ke Timor Timur.

    “Sekarang si Hercules ini apa dia ? Harusnya balik kalau perlu balik ke Timor Timur,”  tegas Yayat dengan nada tinggi.

    Dia membandingkan usaha yang dilakukan Dedi Mulyadi dengan Hercules untuk warga Jawa Barat.

    “Apa yang sudah dia berikan kepada negara dan bangsa ini ? Eweuh, gak ada, ngan ngabulatuk artinya ngomong aja, gak ada apa-apanya sebenarnya dia itu,” katanya.

    Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat menilai Hercules hanya merasa bahwa dirinya hebat dengan adanya GRIB Jaya.

    “Sekarang merasa hebat aja dengan punya organisasi, padahal organisasinya benar gak ormas itu. Harusnya ormas membela kepentingan rakyat, bukan menakut-nakutin rakyat, bukan menindas rakyat, bukan mengintimidasi rakyat demi untuk mendapat uang dari yang bayar dia,” katanya.

    Terlebih lagi kata Yayat, Hercules sudah berani menyenggol Sutiyoso yang dianggap seniornya di Kopassus.

    “Jadi kok sekarang sesepuh TNI, sesepuh Kopassus pak Sutiyoso kok enak aja dia ngomong, saya kalau misalnya pakai hukum rimba pengennya jedor aja kepalanya, mulutnya dirobek-robek, tapi karena ini negara hukum.”

    “Tetapi bukan karena mentang-mentang ada HAM segala macam kemudian dia semaunya. Kalau saya sih dia iblis berwujud manusia,” kata Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Dia bahkan menaruh curiga dengan kedatangannya ke rumah Jokowi di Solo, Jawa Tengah.

    “Saya justru curiga sekarang karena dia datang ke Solo, ke tempat Jokowi. Lho kok sekarang seolah dia paling hebat, seolah dia pembela negara, apanya yang dia lakukan ?” kata Yayat.

    Ia meyakini jika Hercules berhasil ditumpas maka masyarakat Indonesia juga akan senang.

    “Saya yakin masyarakat kalau misalnya si Hercules game over seneng kok itu. Bagaimana attitude dia berkomunikasi dengan masyarakat, merasa sok jagoan sok hebat mending kalau ditembak kebal dibacok tidak mempan.”

    “Dia matanya juga udah gak ada, tangannya juga kena. Harusnya sadar diri. Dia bilang pak Sutiyoso mau mati, lu juga nanti mati, lu hampir dikubur, harusnya itu diingatkan supaya lu sadar,” kata Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat.

    Sebelumnya Hercules mengklaim Dedi Mulyadi bisa terpilih menjadi Gubernur Jabar atas bantuan ormas.

    “Semua (ormas,-red) dukung. KDM (Kang Dedi Mulyadi) berlebihan. Jadi gubernur didukung oleh kami. Seharusnya bilang ‘Mari mendukung program-program saya gubernur, dukung saya’,” kata Hercules.

    Hercules mengaku memiliki anak buah di Jawa Barat sebanyak 500 ribu orang.

    Dia bahkan mengultimatum Dedi Mulyadi.

    “Ormas tuh banyak sekali kekuatannya. Saya punya anak buah di jawa barat hampir 500 ribu. Kalau saya suruh 50 ribu orang datang ke Gedung Sate, bagaimana Dedi Mulyadi ? Gak bakal dibubarkan kalau mereka datang 50 ribu orang tidak merusak anarkis polisi pun tidak bisa bubarin mereka karena itu dilindungi Undang-Undang, ya kan, wajib dan wajar mereka datang,” kata Hercules.

    Ia pun mengklaim Dedi Mulyadi bisa menjadi Gubernur Jabar karena Partai Gerindra dan Presiden Prabowo Subianto.

    “Kalau jadi gubernur bukan kamu memusuhi mereka, bukan. Kamu bisa jadi gubernur karena nama besarnya Partai Gerindra partai pemenang Pilpres. Kedua nama besarnya pak presiden pak Prabowo. Makanya anda bisa jadi gubernur,” kata Hercules.

    Walau demikian pernyataan Hercules justru dicueki Dedi Mulyadi.

    “Kita ini pemerintah menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera,” katanya.

    “Saya tidak akan pernah mendengarkan ancaman dari siapapun,” tambah Dedi Mulyadi.

    Ia juga mengatakan selama ini tidak anti kritik.

    “Saya akan mendengarkan kritik siapapun, kalau itu bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat,” kata Dedi Mulyadi.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Viral! Kuda Disiksa di Cimahi, Warganet Murka dan Desak Pelaku Ditindak

    Viral! Kuda Disiksa di Cimahi, Warganet Murka dan Desak Pelaku Ditindak

    JABAR EKSPRES – Sebuah video berdurasi singkat yang memperlihatkan kekerasan terhadap seekor kuda menyebar luas di media sosial dan memantik kemarahan publik.

    Aksi itu diduga terjadi di kawasan Mukodar 3, Kelurahan Cibeureum, Kota Cimahi, pada Minggu sore, 4 Mei 2025.

    Dalam rekaman itu, tampak seorang pria berbaju merah berdiri di atas lahan kosong sambil memegang tali pengikat seekor kuda.

    Alih-alih merawat atau menenangkan hewan tersebut, pria itu terlihat berulang kali memukulinya. Kuda itu menunjukkan gestur kesakitan, berusaha menjauh, namun tak berhasil.

    Tak berhenti di situ, pelaku terus mengejar dan menyentakkan tali kekang dengan kasar. Gerakannya agresif, tanpa menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

    Video ini menuai kecaman dari berbagai kalangan, terutama pemerhati satwa dan masyarakat umum yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kekerasan yang tidak bisa ditoleransi.

    Banyak warganet mengecam tindakan kekerasan terhadap seekor kuda dalam video yang beredar luas di media sosial. Ungkapan keprihatinan bermunculan setelah terlihat jelas hewan itu dipaksa bekerja sambil disiksa oleh seseorang yang diduga majikannya sendiri.

    Belum diketahui motif di balik dugaan penyiksaan seekor kuda yang videonya beredar luas di media sosial. Rekaman tersebut memicu kecaman warganet. Banyak yang mendesak agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum.

    Menanggapi hal itu, Lurah Cibeureum, Fery Supriyadi, membenarkan adanya laporan penyiksaan terhadap kuda Renggong yang tengah menjalani pelatihan. Laporan pertama kali diterima melalui media sosial, kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah setempat.

    “Kemarin siang Kepala Seksi Pemtra bersama tim dari Dispangtan serta didampingi Ketua RW 16 sudah melakukan kunjungan ke rumah pemilik kuda dan memeriksa kuda tersebut,” ujar Fery saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Selasa (5/5/25).

    Ia menambahkan bahwa suhu tubuh kuda dalam kondisi normal, denyut jantung stabil, dan tidak ditemukan tanda-tanda memar atau patah tulang..

    Sementara itu, Kepala Bidang Pertanian dan Perikanan Dispangtan Kota Cimahi, Mita Mustikasari, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh terhadap hewan tersebut.

    “Hasil pemeriksaan menunjukkan kuda dalam keadaan sehat, suhu tubuh normal, tidak ada luka terbuka, detak jantung dan napas juga normal,” kata Mita.

  • Persib Kalah di Kandang Malut, Ciro Alves Menangis

    Persib Kalah di Kandang Malut, Ciro Alves Menangis

    JABAR EKSPRES – Pesta juara Persib Bandung tertunda setelah kalah di kandang Malut United pada pekan ke-30 Liga 1 musim 2024/2025.

    Laga yang berlangsung di Stadion Kie Raha, Ternate, Maluku Utara, Jumat (2/5) malam, berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan tim tuan rumah.

    Pertandingan berlangsung sengit. Maung Bandung yang tampil menyerang di babak pertama gagal mempersembahkan gol, berkat rapatnya barisan pertahanan Malut United.

    Namun di babak kedua, tepatnya menit ke-64, anak asuh Bojan Hodak harus tertingal 1-0 lewat gol tim tuan rumah yang dicetak oleh Wahyu Prasetyo.

    BACA JUGA: Persib Berpeluang Juara Hari Ini, Polres Cimahi Siapkan Pengamanan Ketat

    Persib mencoba menyamakan kedudukan pasca tertinggal satu gol. Tapi petaka lain muncul setelah Ciro Alves diganjar kartu merah di menit ke-70.

    Wasit menganggap Ciro melakukan pelanggaran fatal karena telah menyikut pemain Malut United.

    Hal itu pun membuat pemain asal Brasil tersebut sangat emosional. Ciro tidak terima diganjar kartu merah, karena tidak merasa melakukan kesalahan.

    Bahkan Ciro sampai harus ditenangkan oleh rekan-rekannya. Dalam pantauan, dia juga sempat menangis karena tidak percaya mendapat kartu merah.

    BACA JUGA: Persib Bandung Berpeluang Raih Juara di Kie Raha, Bojan Hodak Waspadai 4 Pemain Malut United, Siapa Saja?

    Di sisa pertandingan, Maung Bandung yang bermain dengan 10 pemain, tidak bisa berbuat banyak untuk menyamakan kedudukan. Skor 1-0 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.

    Dengan kekalahan ini, Persib masih bercokol di puncak klasemen sementara dengan raihan 64 poin.

    Namun kekalahan ini juga membuat tim kebanggaan Bobotoh itu harus menunda pesta juara Liga 1.

    Persib hanya membutuhkan dua poin lagi untuk mengunci gelar juara musim ini.

    Gelar juara ini juga bisa didapat dengan melihat pertandingan lain antara Persebaya vs Persik kediri.

    BACA JUGA: Persib Bandung Berpeluang Raih Juara di Kie Raha, Bojan Hodak Waspadai 4 Pemain Malut United, Siapa Saja?

    Persebaya yang saat ini mengoleksi 53 poin, harus kalah atau minimal seri kontra Persik.

    Dengan demikian poin Persebaya tidak akan mampu mengejar Maung Bandung di puncak klasemen.