kab/kota: Cilincing

  • Teriakan Histeris Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Teman-temannya Terlindas Mobil MBG

    Teriakan Histeris Siswa SDN 01 Kalibaru Saat Teman-temannya Terlindas Mobil MBG

    GELORA.CO – Kecelakaan tidak hanya terjadi di jalan raya, namun pada Kamis 11 Desember terdengar teriakan histeris siswa SDN 01 Kalibaru saat teman-temannya terlindas mobil.

    Pemandangan mengerikan ini terjadi pada saat para siswa tengah melaksanakan kegiatan baris – berbaris di lapangan sekolah.

    Dari video yang beredar di media sosial terlihat sebuah mobil mini bus tengah terparkir di lapangan depan sekolah.

    Para siswa terlihat panik serta suara teriakan saat menyaksikan secara langsung teman-temannya terlindas mobil.

    Sedangkan guru yang ada di lokasi kejadian berusaha untuk mengevakuasi beberpa siswa yang masih berada di bagian kolong mobil.

    Selain guru, siswa lainnya juga terlihat membatu guru mereka untuk menarik temannya yang berada di bawah kolong mobil berwarna putih tersebut.

    Adapun guru lainnya mencoba menenangkan teman sejawatnya yang terlihat emosi pada pengendara mobil yang menabrak para siswa.

    Tidak hanya itu, dalam kepanikan untuk menyelamatkan siswa yang berada di kolong mobil, salah seorang juga terlihat berusaha untuk mengangkat mobil, meskipun usahanya sia-sia.

    Terlihat juga para orang tua murid yang masih berada di sekolah saat mengantar anaknya berkumpul di sekitar mobil seperti tengah memastikan apakah anaknya menjadi korban atau tidak.

    Dalam postingan tersebut dituliskan bahwa peristiwa mini bus menabrak siswa hingga guru sedang melaksanakan baris berbaris di lapangan sekolah SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara terjadi sekitar 7 pagi.

    Tak lama berselang, mobil ambulance mulai berdatangan untuk mengevakuasi korban ke RS terdekat agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Hingg berita ini diturunkan, masih belum ada statemen resmi dari pihak sekolah dan kepolisian terkait berapa banyak siswa yang menjadi korban tertabrak mini bus ini.

    Sedangkan kronologi kecelakaan tersebut hingga saat ini masih dalam penyelidikan pihak berwajib.

    Adapun Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar Polisi Erick Frendriz saat dihubungi Disway.Id menyampaikan bahwa pihaknya tengah menuju ke lokasi TKP untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. (*)

  • Mobil Tabrak Siswa di SD Negeri Cilincing, Lapangan Dipasang Garis Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Desember 2025

    Mobil Tabrak Siswa di SD Negeri Cilincing, Lapangan Dipasang Garis Polisi Megapolitan 11 Desember 2025

    Mobil Tabrak Siswa di SD Negeri Cilincing, Lapangan Dipasang Garis Polisi
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebuah mobil menabrak siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Pagi di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (11/12/2026) pagi.
    Berdasarkan pemantauan
    Kompas.com
    di lokasi, mobil berwarna putih yang menabrak sejumlah siswa terlihat masih berada di lapangan sekolah.
    Bagian lapangan tersebut sudah dibatasi dengan garis polisi dengan sejumlah petugas polisi menjaga sekolah.
    Selain petugas kepolisian, ada juga petugas PMI yang berada di dalam sekolah.
    Orangtua siswa bernama Syam (43) menyebut peristiwa itu terjadi sekitar 06.30 WIB.
    “Ke sini, sekolahan anak saya ditabrak mobil,” kata Syam kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/12/2025).
    Setelah mendapat kabar bahwa sekolah anaknya tertabrak mobil, Syam dan para orangtua murid lainnya mendatangi lokasi.
    Syam memperkirakan ada puluhan anak yang menjadi korban dari peristiwa kecelakaan itu.
    “Ada puluhan korban, sekarang saya masih di rumah sakit,” sambung dia.
    Tapi, ia belum bisa memastikan kronologi mengapa mobil itu bisa menabrak anak-anak di dalam sekolah.
    Dalam rekaman video yang Kompas.com terima, mobil tiba-tiba masuk ke lapangan sekolah.
    Kendaraan itu menabrak anak-anak dan guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di lapangan sekolah.
    Laju mobil itu terhenti ketika menabrak pagar besi pembatas sekolah. Imbasnya, beberapa siswa terlihat ikut terseret di bawah mobil, sementara sebagian tergeletak di lapangan.
    Para guru, orangtua murid, dan petugas sekolah langsung berusaha mengevakuasi siswa yang menjadi korban.
    Kini korban sudah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Tabrak SD Negeri di Cilincing, Puluhan Siswa Terluka
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Desember 2025

    Mobil Tabrak SD Negeri di Cilincing, Puluhan Siswa Terluka Megapolitan 11 Desember 2025

    Mobil Tabrak SD Negeri di Cilincing, Puluhan Siswa Terluka
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebuah mobil menabrak Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Pagi, Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (11/12/2026) pagi.
    Salah satu orangtua siswa bernama Syam (43) menyebut peristiwa itu terjadi sekitar 06.30 WIB.
    “Ke sini, sekolahan anak saya ditabrak mobil,” kata Syam kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (11/12/2025).
    Setelah mendapat kabar bahwa sekolah anaknya tertabrak mobil, Syam dan para orangtua murid lainnya mendatangi lokasi.
    Syam memperkirakan ada puluhan anak yang menjadi korban dari peristiwa
    kecelakaan
    itu.
    “Ada puluhan korban, sekarang saya masih di rumah sakit,” sambung dia.
    Tapi, ia belum bisa memastikan kronologi mengapa mobil itu bisa menabrak anak-anak di dalam sekolah.
    Dalam rekaman video yang Kompas.com terima, mobil tiba-tiba masuk ke lapangan sekolah.
    Kendaraan itu menabrak anak-anak dan guru yang sedang melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di lapangan sekolah.
    Laju mobil itu terhenti ketika menabrak pagar besi pembatas sekolah.
    Imbasnya, beberapa siswa terlihat ikut terseret di bawah mobil, sementara sebagian tergeletak di lapangan.
    Para guru, orangtua murid, dan petugas sekolah langsung berusaha mengevakuasi siswa yang menjadi korban.
    Dalam video, sopir mobil juga terlihat nyaris diamuk warga sekolah dan dipaksa turun untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
    Kompas.com sudah berusaha mengonfirmasi peristiwa ini ke Kapolsek Cilincing AKP Bobi Subasri, namun belum mendapatkan respons sampai saat ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puluhan Tukang Tambal Ban Jadi Penyebab Terhambatnya Revitalisasi Trotoar di Cilincing
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Desember 2025

    Puluhan Tukang Tambal Ban Jadi Penyebab Terhambatnya Revitalisasi Trotoar di Cilincing Megapolitan 10 Desember 2025

    Puluhan Tukang Tambal Ban Jadi Penyebab Terhambatnya Revitalisasi Trotoar di Cilincing
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Puluhan tukang tambal ban menghiasi pemandangan trotoar di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Cilincing, Jakarta Utara, setiap harinya.
    Trotoar yang seharusnya ramai dilintasi pejalan kaki, kini wajahnya sudah tak lagi terlihat jelas.
    Fasilitas pejalan kaki itu justru dipenuhi lapak-lapak
    tukang tambal ban
    kontainer yang masing-masing hanya berjarak 200 – 500 meter.
    Peralatan tukang tambal ban seperti mesin kompresor, pelek kontainer, dan ban bekas truk, nangkring di atas trotoar seolah merenggut hak para pejalan kaki selama bertahun-tahun.
    Tak hanya tukang tambal ban, warung-warung milik warga juga tak segan mengambil area trotoar untuk melebarkan lapaknya.
    Bangku dan meja warung kopi itu berada persis di atas trotoar sehingga fasilitas publik itu tak lagi bisa dilintasi pejalan kaki.
    Paving-paving blok di atas trotoar juga sudah mulai rusak, bahkan sebagian hilang dan hanya menyisakan tanah serta pasir di atasnya.
    Mirisnya, kontur trotoar di lokasi ini banyak yang tak rata dan berlubang sehingga tidak aman untuk dilintasi para pejalan kaki.
    Padahal, Jalan Syech Nawawi Al-Bantani merupakan lokasi yang aktivitas lalu lintasnya tinggi dan didominasi kendaraan berat yang berlalu lalang dari Pelabuhan Tanjung Priok.
    Jadi, seharusnya fasilitas trotoar di lokasi ini tersedia secara maksimal sebagai pemenuhan hak para pejalan kaki.
    Rusaknya trotoar dan dipenuhi oleh puluhan tukang tambal ban kontainer, membuat fasilitas publik ini sulit dilalui para pejalan kaki.
    Salah satunya pejalan kaki bernama Nurul (34) yang terpaksa harus jalan di bawah trotoar ketika melintas di lokasi tersebut.
    “Sebenarnya sangat disayangkan ya trotoar di sini diduduki tempat tambal ban, kita kadang jalan kaki susah, alhasil kita jalan di pinggir jalan mana sampingnya itu kendaraan-kendaraan berat,” tutur Nurul.
    Nurul takut jika berjalan di atas trotoar dirinya justru jatuh karena kontur tanah yang tak rata dan paving bloknya banyak yang rusak.
    Oleh sebab itu, ia berharap agar trotoar di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani bisa segera direvitalisasi dalam waktu cepat supaya para pejalan kaki kembali merasa aman ketika melintas di jalan yang penuh kendaraan berat itu.
    Pejalan kaki lain bernama Rafa (27) juga memiliki harapan yang sama agar trotoar itu bisa direvitalisasi.
    “Harapannya pengin diperbaiki aja lah, mungkin si tukang tambal ban bisa dipindah ke belakang trotoar supaya enggak menutupi atau bagaimana caranya, apa disediakan tempat khusus terserah deh yang penting trotoarnya bisa lebih mulus,” jelas Rafa.
    Pasalnya, Rafa menyadari keberadaan tukang tambal ban di lokasi ini sangat dibutuhkan para sopir truk.
    Oleh sebab itu, meski merasa terganggu, ia berusaha memahami kondisi itu selama ini.
    Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara, Darwin Ali, menyebut ada beberapa kendala yang membuat
    revitalisasi trotoar
    di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani terhambat selama ini.
    Salah satunya adalah karena trotoar masih diduduki oleh puluhan tukang tambal ban kontainer selama bertahun-tahun.
    “Kendala utama dari penataan trotoar di wilayah tersebut adalah adanya okupansi trotoar oleh oknum-oknum yang mengganggu fungsi trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki,” jelas Darwin.
    Darwin bilang, penataan trotoar bisa dilakukan apabila pelanggaran yang terjadi di atasnya sudah ditertibkan terlebih dahulu.
    Jika tak dilakukan penertiban maka proses penataan trotoar yang dilakukan akan sulit berjalan efektif.
    Oleh karena itu, Darwin meminta agar dinas berwenang segera melakukan penertiban.
    “Terkait hal tersebut, dirasa perlunya dilakukan penertiban oleh aparat yang berwenang seperti Satpol PP, Dishub, pihak kecamatan, dan kelurahan setempat,” jelas dia.
    Kegiatan penertiban penting dilakukan setidaknya untuk mengembalikan fungsi trotoar agar bisa dimanfaatkan para pejalan kaki dalam waktu cepat.
    Selain keberadaan tukang tambal ban, anggaran juga menjadi kendala penataan atau revitalisasi trotoar di kawasan ini.
    “Kemudian, untuk hal lain yang menjadi perhatian adalah penyaluran anggaran pembangunan revitalisasi trotoar,” kata Darwin.
    Darwin bilang, kebanyakan anggaran diprioritaskan untuk merevitalisasi trotoar-trotoar di lokasi vital seperti dekat fasilitas pendidikan, bisnis atau perkantoran, stasiun, terminal, dan halte angkutan umum.
    Meski begitu, Darwin berjanji ke depannya akan merevitalisasi trotoar itu menjadi lebih layak untuk dilalui para pejalan kaki.
    Kasatpol PP Kecamatan Cilincing, Roslely Tambunan, berjanji penertiban trotoar di lokasi itu akan segera dilakukan dan menjadi prioritas.
    “Ini menjadi prioritas saya untuk melakukan penindakan di lokasi,” jelas Lely.
    Tapi, sebelum melakukan penertiban, ia akan berkoordinasi dulu dengan pihak kelurahan.
    Sebab, ia harus mencari tahu apakah sebelum dirinya dipindah tugaskan ke kawasan Cilincing, trotoar itu sudah pernah ditertibkan atau belum.
    Jika memang belum pernah ditertibkan maka Lely akan segera menindaklanjuti segala bentuk pelanggaran di atas trotoar itu.
    “Akan kami tindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran di lokasi,” jelas dia.
    Salah satu tukang tambal ban kontainer bernama Napitupulu (28) mengaku, menolak untuk ditertibkan karena ia menilai usahanya itu dibutuhkan para sopir truk.
    “Enggak pernah ditertibin selama ini aman, soalnya kalau kita ditertibin yang susah juga orang Dishubnya, kalau truk bannya bocor berhenti di tengah jalan enggak ada tukang tambal ban ya kan repot bikin macet,” jelas dia.
    Napitulu juga mengaku, kiosnya berada di belakang trotoar, hanya saja perlengkapan usahanya seperti pelek dan ban bekas memang ditaruh di atas sebagian trotoar karena kiosnya yang kecil.
    Ia juga membantah, bahwa beroperasinya tukang tambal ban di atas trotoar membuat Jalan Syech Nawawi Al-Bantani sering mengalami kemacetan.
    “Enggak setuju lah, tergantung kan kita membantu juga, kalau enggak kita tambal dan mobil itu enggak bisa jalan malah bikin tambah macet juga,” sambung dia.
    Pengamat Tata Kota M Azis Muslim menilai, penertiban trotoar di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani tetap harus dilakukan.
    Azis menegaskan, sudah seharusnya trotoar di jalan ini bisa kembali dimanfaatkan oleh para pejalan kaki.
    “Ini kan tentu menjadi suatu keprihatinan karena trotoar itu kan diperuntukkan untuk pejalan kaki sehingga kalau pun ada trotoar dimanfaatkan untuk tukang tambal ban dan lain sebagainya, maka hak-
    hak pejalan kaki
    sudah dirampas,” tutur dia.
    Dengan begitu, penegakan hukum bagi para pelanggar yang mengubah fungsi trotoar penting untuk dilakukan pemerintah.
    Jika tak dilakukan penegakan hukum yang ketat maka keberadaan tukang tambal ban di trotoar menjadi bukti bahwa terjadi kurangnya penataan ruang publik yang efektif.
    Padahal persoalan trotoar ini menjadi hal vital untuk diperhatikan jika Jakarta ingin menjadi kota global di masa mendatang nantinya.
    Tak hanya melakukan penertiban, pemerintah setempat juga diminta menyediakan tempat khusus untuk para tukang tambal ban kontainer.
    “Saya rasa inisiatif untuk menyediakan tempat khusus bagi aktivitas tukang ban tadi sangat bagus dalam upaya melakukan penataan ruang publik di situ dan ini juga akan mengembalikan trotoar sebagai hak-hak pejalan kaki,” jelas Azis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gusur Pejalan Kaki, Tambal Ban Truk Kontainer di Trotoar Cilincing Jadi Penyelamat Sopir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Desember 2025

    Gusur Pejalan Kaki, Tambal Ban Truk Kontainer di Trotoar Cilincing Jadi Penyelamat Sopir Megapolitan 10 Desember 2025

    Gusur Pejalan Kaki, Tambal Ban Truk Kontainer di Trotoar Cilincing Jadi Penyelamat Sopir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Trotoar di sepanjang Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Cilincing, Jakarta Utara, telah bertahun-tahun beralih fungsi menjadi lapak para tukang tambal ban kontainer.
    Bukan hanya satu, ada puluhan
    tukang tambal ban
    yang setiap hari menggelar lapak di atas
    trotoar
    tersebut.
    Keberadaan mereka membuat wajah trotoar di jalan ini seperti tidak terlihat lagi. Area trotoar dipenuhi berbagai peralatan, yakni mesin kompresor, velg, serta tumpukan ban bekas kontainer berukuran besar.
    Bukan hanya tukang tambal ban, trotoar ini juga banyak diduduki oleh warung-warung tendaan atau perkakas besi milik warga sekitar.
    Sejumlah tukang tambal ban mengaku sudah bertahun-tahun menggelar lapak di atas trotoar tanpa adanya penertiban.
    Mereka menilai, keberadaannya di lokasi ini sangat dibutuhkan para sopir truk yang melintas.
    “Soalnya, kalau kita ditertibin yang susah juga orang Dishubnya, kalau mobil bannya bocor berhenti di tengah jalan enggak ada tukang tambal ban ya kan repot bikin macet,” ucap salah satu tukang tambal ban bernama Napitupulu (28) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Selasa (8/12/2025).
    Jalan Syech Nawawi Al-Bantani merupakan jalur utama yang setiap detiknya dilalui kendaraan berat, yakni kontainer dan truk trailer.
    Hampir setiap hari, puluhan truk yang melintas mengalami ban bocor, kurang angin, atau masalah lain yang membutuhkan layanan tukang tambal ban.
    Napitupulu mengaku bisa menambal sedikitnya lima truk per hari. Sementara itu, tukang tambal ban lainnya, Manurung (45), mengatakan dapat menangani hingga belasan ban truk per hari.
    “Enggak menentu tapi bisa 10-15 mobil dalam sehari,” kata Manurung, Selasa.
    Ia juga mengaku membuka lapak di atas trotoar atas inisiatif sendiri dan tidak membayar sewa kepada pihak mana pun, alias gratis.
    Salah satu sopir truk, Sinaga (36), mengaku bahwa keberadaan tukang tambal ban di lokasi ini sangat dibutuhkan para sopir.
    “Saya lumayan sering tambal ban di sini, keberadaannya sangat membantu sopir truk,” kata Sinaga kepada
    Kompas.com
    , Selasa.
    Jika tidak ada tukang tambal ban di sepanjang jalan ini, sopir truk akan kesulitan dan mengalami kerugian.
    Pertama, ban pecah membuat truk berhenti sembarangan sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan panjang.
    Kedua, jika ban bocor tidak segera ditangani, kerusakan yang ditanggung sopir truk bisa membengkak hingga jutaan rupiah.
    “Kalau sampai ganti ban luar itu misalnya bocor, kita enggak segera ganti bisa rusak bannya dan biaya mencapai jutaan rupiah,” ucap Sinaga.
    Jika harus mengganti ban, Sinaga membutuhkan biaya sekitar Rp 2.000.000 untuk satu ban. Sementara jika sekedar menambal, biayanya hanya Rp 50.000 per ban.
    Oleh sebab itu, ia berharap agar keberadaan tukang tambal ban kontainer di Jalan Syech Nawawi Al-Bantani tetap dipertahankan karena memang benar-benar dibutuhkan.
    Kepala Suku Dinas Bina Marga Jakarta Utara Darwin Ali mengatakan, trotoar di lokasi ini belum ramah bagi pejalan kaki karena belum direvitalisasi.
    Salah satu hambatan revitalisasi adalah banyaknya tukang tambal ban yang menempati trotoar.
    “Kendala utama dari penataan trotoar di wilayah tersebut adalah adanya okupansi trotoar oleh oknum-oknum yang mengganggu fungsi trotoar yang diperuntukan bagi pejalan kaki,” ujar Darwin.
    Darwin berharap, ke depannya bisa dilakukan penertiban trotoar di lokasi itu agar bisa kembali dimanfaatkan oleh para pejalan kaki dan bisa dilakukan revitalisasi.
    Sebab, tanpa adanya penertiban, proses revitalisasi trotoar akan sulit untuk dilaksanakan.
    Selain itu, penyebab terhambatnya revitalisasi trotoar di jalan ini adalah karena masalah anggaran.
    Penyaluran anggaran revitalisasi trotoar kebanyakan diprioritaskan untuk lokasi-lokasi yang mendukung koneksi kawasan sekolah, pendidikan, bisnis, perkantoran, stasiun, terminal, dan halte angkutan umum.
    Pengamat Tata Kota M Azis Muslim menjelaskan, fasilitas umum berupa trotoar di lokasi ini harus diperbaiki dan ramah disabilitas apabila Jakarta ingin menjadi kota global.
    Ia mengatakan, jika keberadaan tukang tambal ban memang dibutuhkan, pemerintah perlu menyiapkan tempat khusus bagi mereka.
    “Ya, memang harus ada tempat khusus (untuk tukang tambal ban). Bahwa aktivitas apa pun yang menggunakan trotoar harus dilarang,” ucap Azis kepada
    Kompas.com
    , Selasa.
    Azis menegaskan, trotoar merupakan hak untuk para pejalan kaki sehingga tidak boleh diganggu gugat untuk keperluan lainnya.
    Oleh karena itu, penyediaan tempat khusus untuk tukang tambal ban yang memang mudah dijangkau sopir truk bisa dilakukan sebagai bentuk penataan ruang publik yang lebih efisien.
    Jika tidak segera dilakukan penataan, ini membuat aktivitas lain, yakni parkir di atas trotoar atau di bahu jalan juga berpotensi terjadi di lokasi ini.
    Apabila hal itu terjadi, lalu lintas di lokasi tersebut berpotensi mengalami kemacetan panjang.
    Fungsi trotoar dikhususkan untuk para pejalan kaki sudah diatur dalam berbagai regulasi yang jelas.
    “Kalau kita tinjau lebih jauh terkait dengan keberadaan trotoar diatur dalam beberapa regulasi yang pertama Undang-undang 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,” tutur Azis.
    Dalam Undang-undang itu, salah satu pasalnya menyatakan bahwa trotoar adalah bagian jalan yang diperuntukkan untuk pejalan kaki.
    Lalu, dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 34 tahun 2006, salah satu pasalnya menyatakan bahwa trotoar harus disediakan di sepanjang jalan yang memiliki intensitas lalu lintas tinggi dan kecepatan tinggi.
    Peraturan terkait desain dan teknis trotoar juga tercantum dalam peraturan Menteri Pekerjaan Umum, serta diatur secara tegas dalam Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum.
    Karena itu, pemerintah memiliki rujukan yang jelas untuk menertibkan pelanggaran di atas trotoar.
    Azis mengingatkan agar keberadaan tukang tambal ban di atas trotoar tidak boleh didiamkan begitu saja.
    Pemerintah diminta untuk menindak tegas segala bentuk pelanggaran di atas trotoar.
    “Sekarang kan bisa menggunakan jasa tertentu yang tanpa melanggar ketertiban umum. Prinsipnya, ketika ada pelanggaran regulasi, ya, harus ada tindakan tidak bisa ada pembiaran di situ,” jelas Azis.
    Sekali pun jarang dilintasi pejalan kaki, fasilitas trotoar yang layak di lokasi ini tetap harus disediakan oleh pemerintah setempat.
    “Tetap perlu diberikan fasilitas adanya trotoar, karena regulasinya menegaskan terkait dengan hal itu, bahwa ada wilayah bahu jalan, ada wilayah badan jalan, dan ada wilayah pedesterian, nah ini lah diatur di situ dan ini yang juga harus dikembalikan posisinya,” tutur Azis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wajah Gelap Praktik Bank Keliling: Terjerat Pinjaman, Terbentur Risiko
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Wajah Gelap Praktik Bank Keliling: Terjerat Pinjaman, Terbentur Risiko Megapolitan 9 Desember 2025

    Wajah Gelap Praktik Bank Keliling: Terjerat Pinjaman, Terbentur Risiko
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Profesi
    bank keliling
    kerap dipandang negatif karena erat dengan kegiatan penagihan utang. Namun, bagi sebagian orang, pekerjaan ini dijalani karena keterbatasan pilihan.
    Carlos (38), warga asal Medan yang kini tinggal di Cilincing, Jakarta Utara, merupakan salah satu orang yang menggantungkan hidup dari pekerjaan tersebut.
    Menjalani pekerjaan sebagai bank keliling mungkin bukan impian banyak orang. Pekerjaan ini acap kali mendapat stigma buruk karena berkaitan dengan penagihan utang yang kerap memicu konflik.
    Namun bagi sebagian warga, pekerjaan ini tetap dijalani karena keterbatasan peluang kerja. Carlos mengaku sudah terjun ke bisnis bank keliling sejak 2011.  Ia menjelaskan, usaha ini bisa dijalankan oleh individu maupun kantor tertentu, meski tidak beroperasi sebagai lembaga resmi.
    Awalnya, Carlos bekerja sebagai petugas bank keliling di sebuah kantor. Tugasnya mendatangi permukiman padat untuk menawarkan pinjaman dari rumah ke rumah. Semakin banyak nasabah yang didapat, semakin besar pula penghasilan bulanannya.
    “Dulu zaman saya itu delapan persen, tergantung lihat drop atau nagihnya. Kalau saya bisa nerima minimal Rp 4 juta dan ada targetnya,” ucap Carlos ketika diwawancarai
    Kompas.com
    di kawasan Cilincing, Senin (8/12/2025).
    Setelah bertahun-tahun bekerja pada orang lain, Carlos akhirnya memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan modal sendiri.
    Dengan modal awal sekitar Rp 10 juta, ia mulai menawarkan pinjaman kepada nasabah setianya. Saat ini, Carlos memiliki sekitar 90 nasabah yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Utan Kayu, Kenari, Kramat, Djuanda, dan Pasar Baru.
    Kebanyakan nasabahnya adalah ibu rumah tangga dan pedagang kaki lima yang membutuhkan tambahan modal usaha. Carlos menyebutkan, ia tidak menentukan batasan pinjaman bagi nasabah.
    “Itu mah enggak dibatasi, tergantung nasabahnya bagus atau tidak kita nilai. Nilainya pertama kami  kenal dia kasih secukupnya dulu kayak awal Rp 500.000,” ucap dia.
    Jika pembayaran lancar, ia tidak ragu meningkatkan nominal pinjaman. Besaran pinjaman terbesar yang pernah ia berikan mencapai Rp 50 juta.
    “Kalau benar bayarnya nambah, enggak ada maksimalnya, paling gede bisa mencapai Rp 50 juta. Kalau kayak begitu bayarnya mingguan sekitar Rp 2,5 juta,” tuturnya.
    Meski nominal besar, bunga yang dikenakan tetap sama, yaitu sekitar 20 persen.
    Dengan banyaknya nasabah, Carlos bisa meraup keuntungan besar setiap bulan.
    “Kalau untung sebenarnya susah dihitungnya. Tapi, kalau sebulan Rp 25 juta–30 juta,” ungkapnya.
    Sebagian besar keuntungan berasal dari nasabah pedagang di sekitar Stasiun Gambir yang meminjam dalam jumlah besar. Namun, jumlah nasabah di kawasan itu menurun seiring persaingan ketat dengan bisnis
    online
    .
    Akibatnya, banyak pedagang takut mengambil pinjaman karena khawatir tidak mampu mencicil saat usaha sedang sepi.
    Meski sempat berjaya, Carlos mengakui bahwa profesi ini berisiko tinggi. Konflik dengan nasabah kerap terjadi, mulai dari adu mulut hingga bentrok fisik. 
    “Ya, ribut berantam mulut maki-makian dan baku hantam pernah karena dia ditagihnya enggak benar dan dia lebih galak,” ungkapnya.
    Carlos bisa mendapatkan keuntungan puluhan juta rupiah setiap bulannya saat itu. Namun, keuntungan besar yang ia peroleh juga sempat membuatnya terlena dan habis sia-sia.
    “Itu untungnya bisa menggelapkan mata karena kan penyakitnya di situ juga, main judi, mabuk, perempuan, duit yang kita pegang jadi bawaannya panas habis lah tuh modalnya,” kata Carlos.
    Kini, tanpa modal, Carlos tak bisa lagi menjalankan bisnis bank keliling dan beralih menjadi tukang tambal ban. Meski demikian, ia tidak menyesal pernah menjalani profesi itu selama belasan tahun.
    Selain Carlos, ada pula Roni (bukan nama sebenarnya), pemuda asal Medan berusia 24 tahun yang memilih menjadi bank keliling setelah lulus SMA. Ia merantau ke Jakarta mengikuti saudaranya yang lebih dulu menjalani bisnis tersebut.
    “Ya, saya karena ikut saudara ini bisnis saudara dan saya belum pernah coba kerjaan lain,” tuturnya.
    Meski bukan impiannya, Roni tetap menjalani pekerjaan itu. Ia berharap bisa berhenti setelah menikah dan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak tanpa
    stigma negatif
    .
    Menurut Roni, menjalani profesi ini lebih banyak dukanya ketimbang suka.
    “Enggak ada sukanya. Kalau dukanya banyak dimarahin nasabah adu mulut tapi enggak terlalu parah,” jelasnya.
    Roni kini memiliki sekitar 80 nasabah yang tersebar di Warakas, Koja, dan Cilincing. Gajinya dihitung berdasarkan total pinjaman nasabah dikali lima persen. Semakin sedikit nasabah, semakin kecil gaji yang diterima.
    Selain itu, gajinya bisa dipotong jika ada nasabah menunggak. Ia bahkan memiliki nasabah yang menunggak hingga tiga tahun.
    “Kalau nunggak berbulan-bulan ada, ya, kami kan tahu usahanya dia apa, kalau udah surut usahanya kami juga enggak tega nagihnya, kalau udah normal lagi usahanya baru ditagih lagi,” ujarnya.
    Sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, menjelaskan metode jemput bola menjadi daya tarik utama bank keliling. Mereka hadir langsung di depan rumah warga yang sedang terdesak kebutuhan.
    Teknik ini membuat masyarakat mudah terjerat pinjaman dengan bunga tinggi, apalagi petugas bank keliling bekerja keras membujuk pelanggan karena pendapatan mereka bergantung pada jumlah nasabah.
    Tak heran jika banyak sekali orang yang mudah terbujuk rayuan para bank keliling karena desakan ekonomi. Bagi Rakhmat, masyarakat yang terjerat bank keliling merupakan korban sehingga tidak bisa disalahkan.
    “Ya, masyarakat merupakan individu yang tak berdaya, karena mereka korban dari kebijakan ekonomi yang menyebabkan mereka itu mengalami kemiskinan, mengalami kondisi secara terpuruk di sosial ekonominya, jadi mereka pada posisi yang lemah, enggak berdaya untuk mengatasi iming-iming tersebut,” jelasnya.
    Kondisi ini membuat warga mudah terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.
    Rakhmat menegaskan, pemerintah perlu turun tangan mengatur praktik bank keliling agar tidak merugikan warga.
    “Pemerintah enggak boleh tinggal diam, karena ini menyangkut faktor ekonomi masyarakat sebagai bagian negara harus hadir tidak boleh dibiarkan,” katanya.
    Ia menyarankan pemerintah memperkuat
    literasi keuangan
    masyarakat dengan menggandeng Bank Indonesia dalam program edukasi di tingkat RT/RW dan RPTRA.
    “Mereka bikin forum acara di kampung di RT dan RW, RPTRA di Jakarta untuk melakukan literasi, finansial, apa itu bank keliling, risikonya apa,” ujar Rakhmat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Desember 2025

    Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota Megapolitan 8 Desember 2025

    Pengamat: Jika Tanggul Muara Baru Jebol, Banjir Bisa Merembet hingga Pusat Kota
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Kebocoran
    tanggul laut
    di
    Muara Baru
    , Penjaringan, Jakarta Utara, sejak Kamis (4/12/2025), memicu kekhawatiran luas warga. Kondisi itu bukan hanya mencerminkan melemahnya struktur pelindung pesisir, tetapi juga memperbesar risiko banjir saat Jakarta memasuki puncak musim hujan.
    Banyak warga resah karena takut tanggul tiba-tiba jebol. Ketinggian air laut yang hampir menyamai tanggul setinggi tiga meter juga membuat masyarakat di sekitar Muara Baru hidup dalam kegelisahan setiap hari.
    Pengamat Tata Kota M Azis Muslim mengatakan, pemerintah harus bergerak cepat melakukan mitigasi. Menurutnya, kebocoran yang muncul di banyak titik menunjukkan adanya persoalan serius.
    Pasalnya, dalam kondisi tanpa jebol pun, Jakarta tengah menghadapi musim penghujan yang rawan banjir. Jika tanggul jebol secara mendadak, ancaman bagi aktivitas warga akan berlipat ganda. Menurut dia, kebocoran yang tidak tertangani dengan baik berpotensi membuat air laut tumpah hingga ke pusat kota.
    “Tidak menutup kemungkinan, kondisi ini merembet sampai ke pusat kota jika tidak ditangani dengan baik,” jelas Azis kepada
    Kompas.com.
    Azis meminta pemerintah
    melakukan
    penanganan terukur untuk mencegah banjir besar, terlebih jika air laut yang tumpah bercampur dengan air hujan.
    Kebocoran tanggul
    laut di Muara Baru dinilai Azis sebagai bukti bahwa pemerintah belum maksimal dalam melakukan perawatan.
    “Ini kan menunjukkan bahwa bagaimana pemerintah me-mantaince atau perawatan terhadap infrastruktur itu belum sempurna sepenuhnya efektif dalam melindungi masyarakat dari ancaman banjir,” ungkap Azis.
    Menurut dia, kebocoran tanggul ini harus menjadi peringatan dini agar pemerintah memeriksa seluruh tanggul laut di Jakarta.
    Evaluasi menyeluruh diperlukan untuk memastikan apakah struktur tanggul masih efektif mencegah limpasan air laut atau sudah membutuhkan perbaikan besar.
    Jika monitoring rutin sulit dilakukan, kata Azis, masyarakat sekitar bisa dilibatkan untuk melapor ketika melihat tanda-tanda kerusakan. Pelibatan warga dinilai dapat mempercepat perbaikan sehingga kerusakan tidak berkembang semakin parah.
    Tanggul Muara Baru sudah ditambal oleh Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara sejak Kamis (4/12/2025) hingga Jumat (5/12/2025). Ada empat titik yang ditangani menggunakan karung pasir dan semen.
    Upaya tersebut bersifat sementara dan bertujuan menahan rembesan air laut. Namun, menurut Azis, metode itu tidak cukup untuk jangka panjang.
    “Tentu ini menjadi solusi jangka pendek namun ini tidak akan efektif dalam jangka panjang,” tuturnya.
    Azis menekankan perlunya audit struktural untuk mengetahui penyebab kebocoran, apakah karena konstruksi yang kurang kokoh atau faktor perawatan. Dengan mengetahui penyebabnya, perbaikan dapat dilakukan lebih tepat dan berkelanjutan.
    Kemudian, pemerintah juga disarankan tidak hanya memperbaiki tanggul hanya karena projek saja, tapi juga berkelanjutan yang disertai dengan mekanisme perawatannya.
    Peneliti Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Budi Heru Santosa, juga meminta perbaikan dilakukan secara maksimal.
    “Kebocoran pada tanggul laut berpotensi mempunyai dampak yang serius. Kebocoran tersebut kerusakan struktural yang akan cepat berkembang menjadi semakin parah. Sangat penting untuk menangani masalahnya segera,” ungkap Budi.
    Jika dibiarkan, kebocoran dapat menyebabkan piping atau erosi internal, yakni kondisi ketika rembesan air menggerus tanah dasar tanggul dan membentuk rongga yang memicu kegagalan struktur.
    Risiko lain adalah degradasi struktur, ketika rembesan air laut menyebabkan korosi pada beton bertulang sehingga tanggul menjadi rapuh.
    “Segera dilakukan
    grouting
    pada bagian tanggul yang bocor dan untuk sementara, bisa dipasang sheet pile sementara di titik bocor untuk menghambat kebocoran agar tidak parah,” ungkapnya.
    Ia juga menyarankan inspeksi rutin terhadap tanggul laut. Apabila sulit dilakukan secara berkala, masyarakat dapat dilibatkan sebagai bagian dari sistem pelaporan dini.
    “Membangun kesepakatan pemerintah dan warga sekitar untuk sistem monitor dan pelaporan,” ujar Budi.
    Kebocoran tanggul di Muara Baru membuat warga di sekitar lokasi semakin resah. Sejumlah warga khawatir tanggul jebol mendadak dan mengakibatkan air laut masuk dalam jumlah besar.
    Warga berharap pemerintah memperbaiki sekaligus membangun tanggul baru yang lebih kokoh.
    “Diperbaiki lebih bagus dan ada pembangunan tanggul baru biar lebih kokoh karena udah ngeri juga,” ucap Nurhasan (40).
    Iis (42) juga menyampaikan harapan serupa.
    “Kami berharap ada pembangunan tanggul lebih kokoh lagi, tinggi, itu udah goyang banget kalau enggak ada tanggul udah kelelap kita,” tuturnya.
    Jarak tanggul dengan permukiman warga hanya sekitar 800 meter. Empat RT di RW 17, Penjaringan, berada tepat di sepanjang tanggul, mayoritas berupa bangunan semi permanen berbahan kayu dan papan.
    Tanpa tanggul, air laut bisa dengan mudah menyapu perumahan warga.
    Anggota DPRD Jakarta Tri Waluyo mengatakan pemerintah tidak tinggal diam terkait kebocoran tersebut. Pemprov Jakarta terus berkoordinasi dengan Pelindo selaku pemilik tanggul untuk melakukan perbaikan.
    Ke depan, pemerintah akan membangun tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) di sepanjang pesisir Jakarta.
    “Ya, memang dari Pemprov sendiri ada pembangunan NCICD yang dibantu dengan kementerian. Akan dibangun NCICD sepanjang pesisir utara Jakarta termasuk Muara Baru, Muara Angke, Cilincing, Marunda,” ucap Tri.
    Pembangunan dilakukan bertahap dari Pantai Indah Kapuk (PIK) hingga Marunda, menyesuaikan kebutuhan anggaran.
    DPRD juga akan mendorong Pelindo memperbaiki tanggul yang jebol atau membangun tanggul baru untuk mencegah banjir rob berulang.
    “Kalau untuk perbaikan tanggul kita berharap agar pihak Pelindo sendiri untuk memperbaiki tanggul yang memang jebol, atau membuat tanggul baru agar tidak terjadi rob berikutnya,” jelas Tri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, banjir Jakarta hingga Jekate running series

    DKI kemarin, banjir Jakarta hingga Jekate running series

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah pemberitaan di DKI Jakarta tersaji di kanal Metro pada Minggu (7/12) yang tampaknya masih menarik disimak kembali mulai dari banjir terjadi di Jakarta Timur dan Utara hingga Pemprov akan gelar ajang Jekate running series.

    Berikut sejumlah berita yang bisa Anda simak kembali untuk mengawali aktivitas pagi hari;

    1. Kali Ciliwung meluap, banjir rendam 15 RT di Jakarta Timur

    Jakarta (ANTARA) – Banjir merendam sedikitnya 15 rukun tetangga (RT) di Jakarta Timur akibat curah hujan tinggi dan meluapnya Kali Ciliwung.

    “Sampai pukul 09.00 WIB terdapat 15 RT yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Minggu.

    Selanjutnya

    2. Pemkot Jakut targetkan empat kelurahan bebas buang air sembarangan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara menargetkan empat kelurahan di kota setempat bebas dari aksi buang air sembarangan dan membuat masyarakat terbebas dari ancaman penyakit.

    Selengkapnya

    3. Banjir rob di Marunda, pemerintah salurkan bantuan ke warga terdampak

    Jakarta (ANTARA) – Kelurahan Marunda mendistribusikan bantuan sosial (bansos) bagi warga terdampak banjir rob atau banjir pesisir yang menyapu pemukiman warga di sejumlah lokasi di kawasan Marunda, Kecamatan Cilincing, Minggu.

    Selanjutnya

    4. Jekate running series buka ruang olahraga di seluruh Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan bahwa Jekate Running Series (JRS) merupakan langkah pemerintah provinsi (pemprov) untuk membuka akses ruang olahraga secara merata di seluruh Jakarta.

    “Kegiatan ini akan menjadi gerakan kolektif untuk membangun kota Jakarta yang lebih aktif, lebih terhubung, dan lebih sehat,” kata Pramono di Jakarta, Minggu.

    Selengkapnya

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jakut targetkan empat kelurahan bebas buang air sembarangan

    Pemkot Jakut targetkan empat kelurahan bebas buang air sembarangan

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Utara menargetkan empat kelurahan di kota setempat bebas dari aksi buang air sembarangan dan membuat masyarakat terbebas dari ancaman penyakit.

    “Kami gencar melaksanakan sosialisasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) sebagai rangkaian dari program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di empat kelurahan yaitu Marunda, Kalibaru, Cilincing dan Penjaringan,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudin Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Utara, Ika Dewi Subandiyah di Jakarta, Minggu.

    Ia menyatakan dalam waktu dekat, empat kelurahan tersebut akan segera mendeklarasikan komitmen Stop BABS.

    Pihaknya bersama Puskesmas Kecamatan Cilincing melaksanakan pemantauan dan sosialisasi kegiatan intervensi BABS di Marunda.

    “Kami ingin memastikan bahwa Marunda telah siap untuk mendeklarasikan komitmen penuntasan BABS,” kata dia.

    Menurut dia, dari hasil peninjauan di lapangan, dirinya menemukan beberapa kendala di salah satu RW Kelurahan Marunda yakni lahan yang terbatas dan lokasi yang kerap terjadi genangan rob.

    Namun, Pemkot Jakut terus berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dan menyediakan sarana yang layak untuk masyarakat.

    Sementara itu, Lurah Marunda, Victor Hotma Parulian Deo menyatakan kesiapannya untuk mendeklarasikan komitmen Stop BABS di wilayah Kelurahan Marunda.

    “Pembangunan septic tank mandiri dan komunal di RW 03 dan 04 Marunda sudah rampung dan masih tersisa satu RW lagi karena terkendala dengan lahan dan kerap diterjang rob. Namun, kami akan terus berupaya untuk mengatasi hal tersebut,” kata dia.

    Ia juga mengapresiasi dukungan warga Marunda terhadap pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Bahkan, ada warga yang secara mandiri membongkar WC terbuka dan membangun WC tertutup.

    “Kami juga membantu untuk memperbaiki WC yang masih terbuka, kolaborasi kelurahan dan pengurus wilayah untuk bantuan material dan tenaga,” kata dia.

    Sebelumnya, Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kota Jakarta Utara Muhammad Andri mengatakan keterbatasan lahan menjadi penyebab sebagian warga di empat kelurahan di Jakarta Utara yang BABS.

    “Ada empat kelurahan yakni Kelurahan Penjaringan, Cilincing, Kalibaru dan Marunda,” katanya.

    Ia mengatakan, di empat kelurahan tersebut memang masih terdapat beberapa jamban terbuka.

    Kondisi tersebut disebabkan keterbatasan lahan untuk membangun mandi cuci kakus umum atau tangki septik komunal.

    “Kendala memang lahan, karena lahan kan enggak banyak yang bisa dipakai buat umum,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: M Razi Rahman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kerja bakti massal di Jakarta Utara: 31 titik siaga antisipasi banjir

    Kerja bakti massal di Jakarta Utara: 31 titik siaga antisipasi banjir

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Utara melibatkan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya banjir dengan melakukan kerja bakti massal di daerah setempat.

    “Sebanyak 31 titik menjadi lokasi kerja bakti massal di Jakarta Utara yang fokus pada antisipasi banjir di musim penghujan,” kata Kepala Bagian Pembangunan dan Lingkungan Hidup, Sekretariat Kota Jakarta Utara, Ardan Solihin di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan kerja bakti massal kali ini terdapat di 31 titik. Itu artinya, setiap kelurahan memiliki satu titik lokasi kerja bakti.

    Menurut dia, kerja bakti fokus pada antisipasi banjir mengingat intensitas hujan di wilayah Jakarta kian meningkat.

    Selain bersama warga, kerja bakti massal ini juga melihatkan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD), kecamatan, kelurahan, Tiga Pilar, Lembaga Musyawarah Kelurahan, Dewan Kota, termasuk pasukan Pelangi.

    “Kami juga mengerahkan alat berat dalam kerja bakti ini, tapi tergantung tingkat kesulitan masing-masing titik lokasi,” kata dia.

    Ia menambahkan bahwa hal yang menjadi fokus pekerjaan petugas adalah membersihkan sedimen dan banyaknya sampah.

    “Ada juga petugas yang membersihkan tali air sehingga saat terjadi hujan, air langsung mengalir ke dalam saluran,”kata dia.

    Sebelumnya, Walikota Jakarta Utara, Hendra Hidayat mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang turut serta sebagai bentuk gotong royong menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan, terutama menghadapi kondisi cuaca yang dinamis.

    Ia meninjau langsung jalannya kerja bakti di Jalan Kramat Raya, Kelurahan Semper Barat, Cilincing pada Minggu pagi.

    Menurut dia kerja bakti massal di seluruh wilayah di Jakarta Utara dan ini komitmen bersama dalam menjaga Jakarta agar tetap aman dan kondusif.

    “Kami mengantisipasi dan memitigasi hal-hal yang kiranya akan menjadi kurang menyenangkan untuk kita, terutama terkait dengan situasi dan kondisi cuaca saat ini,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: M Razi Rahman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.