kab/kota: Cilincing

  • Begal Motor yang Ngaku Polisi di Jakut Terancam 7 Tahun Penjara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Juni 2025

    Begal Motor yang Ngaku Polisi di Jakut Terancam 7 Tahun Penjara Megapolitan 3 Juni 2025

    Begal Motor yang Ngaku Polisi di Jakut Terancam 7 Tahun Penjara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Polisi mengungkapkan, pelaku pembegalan motor berinisial ES (43) yang beraksi di wilayah Kebun Baru, Cilincing, Jakarta Utara, terancam hukuman penjara lebih dari tujuh tahun.
    “Itu kan mengambil kendaraan secara paksa bisa kita kenakan 365 KUHP, mungkin di atas tujuh tahun karena mereka mengambil kendaraan secara memaksa, mengancam,” kata Kanit Jatanras Polres Metro Jakarta Utara AKP I Gustiyana saat diwawancarai di kantornya, Selasa (3/6/2025).
    Gustiyana menjelaskan, ES telah melakukan aksinya di 64 lokasi berbeda. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 di antaranya dilakukan dengan cara memeras korban.
    Ia berusaha mendesak korbannya untuk menyerahkan sejumlah uang.
    “10 titik dia mengambil kendaraan sambil pemerasan, bervariasi ada Rp 5 juta, Rp 9 juta dengan dalil seperti tadi apabila kendaraan tersebut tidak diselesaikan maka akan dilanjutkan (ke kantor polisi),” tutur Gustiyana.
    Terakhir, ES bersama rekannya, S dan D melancarkan aksinya di Kebun Baru. Mereka mengambil paksa motor milik ibu-ibu berinisial N (45) di kediamannya.
    Kemudian, keluarga N berusaha menghubungi Jatanras Polres Metro Jakarta Utara, Minggu (29/5/2025).
    “Tanggal 29 tersebut dari keluarga ibu (N) menghubungi kami Unit Jatanras untuk mengkonfirmasi apakah benar dari anggota kami ada yang mengambil kendaraannya, karena memang kendaraan itu memiliki permasalahan,” jelas Gustiyana.
    Dari laporan itu, polisi langsung melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan ES.
    “Tanggal 1 Juni 2025 kami melakukan lidik, pada jam 01.00 WIB pagi tanggal 2 Juni 2025 kamu mengamankan pelaku di daerah Cilincing atas nama ES,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sidang Perkara Korupsi Lahan Rorotan, Ahli KPK Beberkan Soal Kerugian Negara Rp223 Miliar

    Sidang Perkara Korupsi Lahan Rorotan, Ahli KPK Beberkan Soal Kerugian Negara Rp223 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA – Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) menghadirkan ahli accounting forensic (AF) pada sidang lanjutan perkara korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (3/6/2025). 

    Pada sidangg tersebut, ahli AF KPK itu dihadirkan oleh tim JPU untuk memberikan keterangan sesuai keahlian dan tugasnya dalam menghitung kerugian keuangan negara pada perkara tersebut. Yaitu sekitar Rp223 miliar. 

    Kerugian itu disebabkan oleh investasi pengadaan lahan di Rorotan untuk program rumah down payment (DP) Rp0, yang dilakukan antara BUMD Perumda Pembangunan Sarana Jaya (PPSJ) dan emiten konstruksi, PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS). 

    “Di mana dalam perkara ini, diduga adanya penyimpangan proses investasi antara PPSJ dan PT TEP dalam pengadaan tanah dan telah mengakibatkan kerugian negara senilai Rp223 miliar,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).

    Dengan dihadirkannya ahli AF itu, terang Budi, tim JPU KPK di persidangan tersebut berharap agar Majelis Hakim bakal melihat keterangan-keterangan ahli secara objektif dalam mendukung pembuktian perkara dimaksud. 

    Adapun, pada persidangan tersebut tim JPU KPK mendakwa empat orang menyebabkan kerugian keuangan negara senilai Rp224,69 miliar terkait dengan korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Jakarta Utara. Korupsi itu terjadi di lingkungan PPSJ selama 2019-2021. 

    JPU menyebut perbuatan melawan hukum yang dilakukan para terdakwa itu juga untuk memperkaya diri utamanya bekas Direktur Utama PT TEP Donald Sihombing dan bekas Direktur Utama PPSJ Yoory Corneles Pinontoan. 

    Yoory sebelumnya telah diadili di dua perkara lainnya yang masih berkaitan dengan program rumah DP Rp0, yakni untuk pengadaan di Munjul dan Pulogebang. Ketiga kasus tersebut ditangani oleh KPK.

    Perbuatan korupsi terkait lahan Rorotan itu, terang Jaksa, dilakukan oleh para terdakwa yakni Donald serta bekas Direktur Pengembangan PPSJ Indra S. Arharrys, Komisaris PT TEP Saut Irianto Rajagukguk dan Direktur Keuangan PT TEP Eko Wardoyo. 

    Sebelumnya, KPK menetapkan lima orang tersangka pada kasus lahan Rorotan. Empat terdakwa itu telah ditahan sejak September 2024 lalu, sedangkan Yoory sudah berada di dalam kurungan untuk menjalani masa hukuman pidana atas perkara-perkara sebelumnya. 

  • Sering Terkena Lemparan Batu Tawuran, Atap Rumah Warga di Cilincing Dipasangi Jaring
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Juni 2025

    Sering Terkena Lemparan Batu Tawuran, Atap Rumah Warga di Cilincing Dipasangi Jaring Megapolitan 2 Juni 2025

    Sering Terkena Lemparan Batu Tawuran, Atap Rumah Warga di Cilincing Dipasangi Jaring
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga memasang jaring di atap rumahnya karena sering terkena lemparan batu saat
    tawuran
    pelajar di Plaza Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara.
    “Rumah sering rusak, terus ada warga yang genteng rumahnya pakai jaring biar enggak rusak ketika kena batu,” ucap salah satu warga bernama Syam (30) saat diwawancarai Kompas.com, Senin (2/6/2025).
    Syam mengatakan, tadinya ada sekitar lima rumah warga yang atapnya dipasang jaring.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, saat ini hanya ada satu rumah yang masih bertahan memasang jaring di atap rumahnya.
    Jaring tersebut merupakan jaring yang kerap dipakai nelayan untuk mencari ikan dengan ukuran sekitar 10×4 meter.
    Warga menggunakan kayu untuk menyangga jaring itu agar memiliki jarak dengan atap.
    Sehingga, ketika ada batu jatuh, tidak langsung mengenai atap rumah, melainkan mengenai jaring terlebih dahulu.
    Selain Syam, warga lain bernama Surya (48) juga mengeluhkan atap rumahnya yang sering rusak karena
    tawuran pelajar
    .
    “Resah sekali lah, lagi enak-enak tidur. Mending kalau enggak main batu, ini main batu, asbes saya sudah berapa kali ditambal,” beber Surya.
    Tak hanya rumah, para pelaku tawuran juga sering merusak warung-warung di pinggir Plaza Kalibaru.
    Padahal, pelajar yang terlibat tawuran berasal dari sekolahan yang sama.
    Bukan hanya pelajar sekolah menengah atas (SMA), siswa sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah pertama (SMP) juga kerap terlibat tawuran.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gerak Cepat, PAM JAYA Pulihkan Distribusi Air Bersih di Cilincing
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Mei 2025

    Gerak Cepat, PAM JAYA Pulihkan Distribusi Air Bersih di Cilincing Megapolitan 31 Mei 2025

    Gerak Cepat, PAM JAYA Pulihkan Distribusi Air Bersih di Cilincing
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Menanggapi keluhan pelanggan terkait gangguan suplai
    air
    di wilayah Jalan Manunggal, Cilincing, Jakarta Utara, Perumda
    Air
    Minum (PAM) JAYA bergerak cepat untuk memulihkan distribusi air bersih di wilayah tersebut.
    Diketahui, gangguan air di daerah itu disebabkan oleh kebocoran pipa dari pekerjaan galian saluran oleh dinas lain.
    Informasi terkait kebocoran tersebut diterima oleh
    PAM JAYA
    pada Rabu (28/5/2025) pukul 14.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
    Tak lama setelah menerima laporan, tim perbaikan PAM JAYA langsung diterjunkan ke lokasi untuk menangani kerusakan pada jaringan pipa berukuran 6 inci dan 3 inci. Proses perbaikan berlangsung lancar dan selesai pada Kamis (29/5/2025).
    Sebagai langkah lanjutan untuk mengoptimalkan suplai air kepada pelanggan, PAM JAYA juga melakukan relokasi pipa 3 inci di Jalan Manunggal 7, Cilincing, Jumat (30/5/2025). Pekerjaan ini rampung pada Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.
    Direktur Operasional PAM JAYA Syahrul Hasan mengatakan, langkah-langkah responsif tersebut adalah bagian dari komitmen pihaknya dalam menjaga keandalan layanan air perpipaan.
    “PAM JAYA berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan. Kami bergerak cepat menindaklanjuti laporan masyarakat, memperbaiki kebocoran yang disebabkan oleh faktor eksternal, dan melakukan relokasi pipa agar suplai air kembali stabil. Kami juga terus memonitor kondisi lapangan melalui pengecekan langsung dan deteksi kebocoran lanjutan,” ujar Syahrul dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.
    Saat ini, Tim Area Bisnis Dewaruci PAM JAYA masih melakukan pengecekan ke rumah-rumah pelanggan yang terdampak.
    Investigasi lanjutan juga dilakukan oleh tim Leak Detection Non Revenue Water (NRW) PAM JAYA guna memastikan tidak ada titik kebocoran lain.
    PAM JAYA mengimbau kepada pelanggan yang masih mengalami gangguan untuk segera menghubungi
    contact center
    1500 223.
    Saat meminta pertolongan, pelanggan dapat meminta bantuan mobil tangki air gratis yang dapat dikoordinasikan melalui ketua RT setempat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Diduga Terimbas Proyek Galian
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Mei 2025

    Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Diduga Terimbas Proyek Galian Megapolitan 31 Mei 2025

    Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Diduga Terimbas Proyek Galian
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Air PAM di rumah-rumah warga di Jalan Manunggal 7, RW 04, Kalibaru Barat, Cilincing, Jakarta Utara, keruh dan bau sejak Kamis (29/5/2025).
    Warga menduga, kondisi itu disebabkan karena pembangunan gorong-gorong di depan Jalan Manunggal 7.
    “Dampak dari pembangunan gorong-gorong di Jalan Manunggal 7 membuat saya tidak mandi karena air dari PDAM bau selokan dan keruh,” kata warga setempat bernama Pudin (43) saat diwawancarai
    Kompas.com
    , Jumat (30/5/2025).
    Selain Pudin, beberapa warga di lingkungan tempat tinggalnya juga sulit beraktivitas karena ketiadaan air bersih.
    Warga pun hanya mengandalkan air sumur yang dipakai bersama. Untuk keperluan memasak dan air minum, warga membeli air galon.
    “Air sumur juga ada, tapi banyak warga yang memanfaatkan air sumur untuk keperluan lainnya, mandi, cuci piring, cuci pakaian, jadi antre,” tutur Pudin.
    Keluhan yang sama disampaikan Maemunah (45). Dia menduga, air di lingkungan rumahnya keruh dan berbau karena terimbas pembangunan gorong-gorong atau saluran air di depan Jalan Manunggal 7.
    “Enggak bisa dipakai buat kebutuhan sehari-hari. Hari ini PDAM justru mati,” ucap Maemunah.
    “Untuk masak pakai air galon dan itu boros banget,” jelas dia.
    Maemunah pun berharap segera dilakukan perbaikan agar air kembali jernih. Ia juga warga diberi informasi lebih dulu jika akan dilakukan proyek galian agar dapat melakukan langkah antisipasi.
    “Kalau ada galian tolong diinfo ke warga. Jadi, warga bisa nampung air bersih untuk stok. Semoga galian cepat kelar dan warga mendapatkan air bersih lagi,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Diduga Terimbas Proyek Galian
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        31 Mei 2025

    Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Warga Tak Bisa Mandi Dua Hari Megapolitan 30 Mei 2025

    Air PAM di Cilincing Keruh dan Bau, Warga Tak Bisa Mandi Dua Hari
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pudin (43), warga Jalan Manunggal 7, RW 04, Kalibaru Barat, Cilincing, Jakarta Utara, terpaksa tak mandi dua hari karena air PAM di rumahnya keruh dan bau sejak Kamis (29/5/2025). 
    Pudin menduga, kondisi itu disebabkan karena pembangunan gorong-gorong di depan Jalan Manunggal 7.
    “Dampak dari pembangunan gorong-gorong di Jalan Manunggal 7 membuat saya tidak mandi karena air dari PDAM bau selokan dan keruh,” kata Pudin saat diwawancarai
    Kompas.com,
    Jumat (30/5/2025).
    Selain Pudin, beberapa warga di lingkungan tempat tinggalnya juga sulit beraktivitas karena ketiadaan air bersih. Malah, hari ini, air PAM di rumah warga tak keluar sama sekali. 
    Warga pun hanya mengandalkan air sumur yang dipakai bersama. Untuk keperluan memasak dan air minum, warga membeli air galon.
    “Air sumur juga ada, tapi banyak warga yang memanfaatkan air sumur untuk keperluan lainnya, mandi, cuci piring, cuci pakaian, jadi antre,” tutur Pudin.
    Pudin masih beruntung karena jarak rumahnya dengan sumur hanya sekitar 20 meter.
    Sementara, banyak warga yang rumahnya berjarak 100-200 meter dari sumur terpaksa bolak-balik mengambil air.
    Pudin mengaku sempat mencoba mandi dengan air PAM yangkeruh dan bau itu. Namun, badannya justru gatal-gatal.
    “Kalau digunakan wudhu dan bilas badan terasa gatal,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga Megapolitan 30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi “Tempat Rekreasi” Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Waduk Retensi Marunda
    di
    Cilincing
    , Jakarta Utara, menjadi ”
    tempat rekreasi
    ” gratis untuk warga di tengah pembangunannya yang mangkrak selama 11 tahun.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, waduk seluas 56 hektare ini terlihat begitu jernih dan bersih.
    Perpaduan warna airnya yang hijau dan biru cukup menyejukkan mata. Tak heran, bila banyak warga yang tertarik untuk berekreasi di tempat ini.
    Banyak pula anak-anak yang terlihat begitu gembira berenang di Waduk Retensi Marunda.
    Mereka melompat dari atas gundukan tanah, kemudian terjun bebas ke waduk.
    Salah satu warga bernama Pardi (41) mengatakan, waduk ini sudah lama dijadikan sebagai tempat rekreasi gratis.
    Dengan adanya waduk itu, warga sekitar tak lagi harus membeli tiket saat mau berenang.
    “Biasanya berenang di Harapan Indah dan itu memakan biaya tiket masuk saja Rp 80.000 untuk usia di atas tiga tahun, terbukanya waduk ini membuat anak-anak dari wilayah mana saja, seperti desa sebelah itu mereka menikmati berenang di sini,” ucap Pardi saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pardi mengatakan, banyak anak-anak yang gemar berenang di sini karena dangkal.
    Di sisi lain, bagian dasar waduk didominasi dengan tanah merah, sehingga tidak berbahaya untuk anak-anak.
    “Di bawahnya juga enggak ada semacam bambu atau apapun bersih, jadi enggak bahaya,” tutur Pardi.
    Warga lain bernama Warsi (30) juga menyampaikan hal yang sama tentang Waduk Retensi Marunda yang sudah menjadi tempat rekreasi bagi anaknya.
    “Anak saya tiap hari berenang. Jadi, bisa buat tempat bermain enak, enggak dalam juga, anak-anak lebih leluasa,” ucap Warsi.
    Biasanya, kata Warsi, setiap sore anak-anak dari berbagai wilayah akan berenang di sepanjang waduk.
    Untuk diketahui, pembangunan Waduk Retensi Marunda dilakukan sejak tahun 2014 saat Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur Jakarta saat itu.
    Rencananya, waduk tersebut akan dibangun menjadi tempat wisata yang sekelilingnya terdapat taman.
    Namun, sampai di hari ini, proses pembangunan waduk tersebut belum juga rampung.
    Area di sekeliling waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman, kini terbengkalai dan sudah dipenuhi ilalang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Intip Limbah Kerang Hijau Disulap Jadi Paving Block

    Intip Limbah Kerang Hijau Disulap Jadi Paving Block

    Foto Bisnis

    Tripa Ramadhan – detikFinance

    Kamis, 29 Mei 2025 07:00 WIB

    Jakarta – Kelompok Cangkring di Cilincing, Jakarta Utara, olah limbah kerang hijau jadi produk bernilai. Inovasi ini bantu kurangi sampah dan dongkrak ekonomi warga.

  • Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan Megapolitan 28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda
    , Cilincing, Jakarta Utara, mangkrak 11 tahun diduga karena permasalahan
    sengketa lahan
    .
    “Infonya sih karena masih ada lahan dari TNI, jadi terkendalanya di situ,” ujar salah satu warga bernama Pardi (40) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pasalnya, waduk ini berada persis di belakang kantor Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Marunda.
    Pardi mengatakan, sebenarnya lahan yang dijadikan sebagai Waduk Retensi Marunda dulunya adalah kali.
    Kali tersebut kerap dimanfaatkan warga untuk menjalankan bisnis tambak udang dan ikan.
    Namun, karena ingin dibangun, maka tambak milik warga dijadikan satu sampai akhirnya menjadi waduk yang luas.
    Saat itu, warga tak menolak pembangunan waduk karena memang lahan yang akan digunakan bukan milik mereka.
    “Kalau penolakan sebenarnya di sini kan dulunya empang, jadi untuk surat-suratnya kita enggak tahu, karena orang dahulunya yang paham,” ucap Pardi.
    Namun, tetap ada warga yang mengaku bahwa lahan yang dibangun waduk tersebut milik pribadi.
    “Cuma ada yang bilang ini masih dalam lingkungan TNI, tapi ada yang mengaku milik pribadi,” kata Pardi.
    Pengamatan
    Kompas.com
    , lahan di sekitar waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman terpasang plang tinggi berwarna putih.
    Plang tersebut bertuliskan ‘Tanah ini milik ahli waris almarhum Mian bin Djimun, yang dikuasakan ahli waris berdasarkan kepemilikan SK Kinag Jabar No 134/D/VII-511964 nomor urut 39, luas tanah 17.365 meter per segi’.
    Diberitakan sebelumnya, sudah 11 tahun lamanya proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda Mangkrak
    .
    Padahal, waduk ini digadang-gadang untuk mencegah banjir yang kerap terjadi karena adanya luapan dari Kali Blencong.
    Area waduk sendiri sebenarnya sudah jadi. Namun, lahan di sekelilingnya yang seharusnya difungsikan sebagai taman justru terbengkalai.
    Ilalang-ilalang tinggi mulai tumbuh di sekitar waduk.
    Waduk yang tadinya direncanakan sebagai tempat wisata juga, kini justru terbengkalai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

    Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng Megapolitan 28 Mei 2025

    Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda
    di Cilincing,
    Jakarta Utara
    , telah mangkrak selama 11 tahun.
    Waduk tersebut diperkirakan mulai dibangun pada 2014, ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
    Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut akibat luapan air dari Kali Blencong.
    Selain berfungsi sebagai penanggulangan banjir, waduk ini juga direncanakan menjadi kawasan wisata bagi warga pesisir Jakarta.
    Di sekeliling Waduk Retensi Marunda seharusnya dibangun taman yang bisa dimanfaatkan warga untuk berkumpul, berolahraga, bersantai, dan kegiatan lainnya.
    Namun hingga kini, proyek tersebut belum rampung. Pada Rabu (28/5/2025) siang,
    Kompas.com
    meninjau langsung kondisi Waduk Retensi Marunda.
    Waduk ini dibangun di atas lahan seluas 56 hektare, yang sebelumnya merupakan area empang milik warga.
    “Itu, dulunya kali atau empang,” jelas salah satu warga setempat, Pardi (41), saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi.
    Empang-empang tersebut kemudian disatukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan dijadikan hamparan waduk yang cukup luas.
    Meski pembangunan secara keseluruhan mangkrak, badan waduk sudah terbentuk dan terlihat cukup terawat hingga kini.
    Air di dalam waduk berwarna biru kehijauan dan tampak menyegarkan mata. Tidak tampak sampah yang mengambang, sehingga waduk terlihat bersih.
    Kendati demikian, kawasan di sekitar waduk yang sedianya akan dijadikan taman atau tempat wisata terlihat terbengkalai.
    Ilalang tumbuh tinggi di sekeliling waduk, menandakan area tersebut tak terurus.
    Pintu masuk waduk di bagian ujung bahkan telah ditutup menggunakan pagar seng.
    Kompas.com
    mencoba mengamati kondisi area dalam waduk dari balik pagar seng. Paving block yang sebelumnya terpasang di depan pintu masuk kini tampak hancur.
    Di dalam area waduk juga terlihat satu bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu.
    Deru mesin terdengar jelas dari dalam, menunjukkan adanya aktivitas pembangunan. Namun, tidak diketahui bagian mana dari area waduk yang sedang dibangun.
    Kompas.com
    telah berusaha masuk ke dalam area waduk, namun tidak diizinkan oleh pihak yang menjaga lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.