Begal Motor yang Ngaku Polisi di Jakut Terancam 7 Tahun Penjara
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Polisi mengungkapkan, pelaku pembegalan motor berinisial ES (43) yang beraksi di wilayah Kebun Baru, Cilincing, Jakarta Utara, terancam hukuman penjara lebih dari tujuh tahun.
“Itu kan mengambil kendaraan secara paksa bisa kita kenakan 365 KUHP, mungkin di atas tujuh tahun karena mereka mengambil kendaraan secara memaksa, mengancam,” kata Kanit Jatanras Polres Metro Jakarta Utara AKP I Gustiyana saat diwawancarai di kantornya, Selasa (3/6/2025).
Gustiyana menjelaskan, ES telah melakukan aksinya di 64 lokasi berbeda. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 di antaranya dilakukan dengan cara memeras korban.
Ia berusaha mendesak korbannya untuk menyerahkan sejumlah uang.
“10 titik dia mengambil kendaraan sambil pemerasan, bervariasi ada Rp 5 juta, Rp 9 juta dengan dalil seperti tadi apabila kendaraan tersebut tidak diselesaikan maka akan dilanjutkan (ke kantor polisi),” tutur Gustiyana.
Terakhir, ES bersama rekannya, S dan D melancarkan aksinya di Kebun Baru. Mereka mengambil paksa motor milik ibu-ibu berinisial N (45) di kediamannya.
Kemudian, keluarga N berusaha menghubungi Jatanras Polres Metro Jakarta Utara, Minggu (29/5/2025).
“Tanggal 29 tersebut dari keluarga ibu (N) menghubungi kami Unit Jatanras untuk mengkonfirmasi apakah benar dari anggota kami ada yang mengambil kendaraannya, karena memang kendaraan itu memiliki permasalahan,” jelas Gustiyana.
Dari laporan itu, polisi langsung melakukan penyelidikan dan mencari keberadaan ES.
“Tanggal 1 Juni 2025 kami melakukan lidik, pada jam 01.00 WIB pagi tanggal 2 Juni 2025 kamu mengamankan pelaku di daerah Cilincing atas nama ES,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Cilincing
-
/data/photo/2025/06/03/683eaf443a4f4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Begal Motor yang Ngaku Polisi di Jakut Terancam 7 Tahun Penjara Megapolitan 3 Juni 2025
-

Sidang Perkara Korupsi Lahan Rorotan, Ahli KPK Beberkan Soal Kerugian Negara Rp223 Miliar
Bisnis.com, JAKARTA – Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (JPU KPK) menghadirkan ahli accounting forensic (AF) pada sidang lanjutan perkara korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (3/6/2025).
Pada sidangg tersebut, ahli AF KPK itu dihadirkan oleh tim JPU untuk memberikan keterangan sesuai keahlian dan tugasnya dalam menghitung kerugian keuangan negara pada perkara tersebut. Yaitu sekitar Rp223 miliar.
Kerugian itu disebabkan oleh investasi pengadaan lahan di Rorotan untuk program rumah down payment (DP) Rp0, yang dilakukan antara BUMD Perumda Pembangunan Sarana Jaya (PPSJ) dan emiten konstruksi, PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS).
“Di mana dalam perkara ini, diduga adanya penyimpangan proses investasi antara PPSJ dan PT TEP dalam pengadaan tanah dan telah mengakibatkan kerugian negara senilai Rp223 miliar,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo kepada wartawan, Selasa (3/6/2025).
Dengan dihadirkannya ahli AF itu, terang Budi, tim JPU KPK di persidangan tersebut berharap agar Majelis Hakim bakal melihat keterangan-keterangan ahli secara objektif dalam mendukung pembuktian perkara dimaksud.
Adapun, pada persidangan tersebut tim JPU KPK mendakwa empat orang menyebabkan kerugian keuangan negara senilai Rp224,69 miliar terkait dengan korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Jakarta Utara. Korupsi itu terjadi di lingkungan PPSJ selama 2019-2021.
JPU menyebut perbuatan melawan hukum yang dilakukan para terdakwa itu juga untuk memperkaya diri utamanya bekas Direktur Utama PT TEP Donald Sihombing dan bekas Direktur Utama PPSJ Yoory Corneles Pinontoan.
Yoory sebelumnya telah diadili di dua perkara lainnya yang masih berkaitan dengan program rumah DP Rp0, yakni untuk pengadaan di Munjul dan Pulogebang. Ketiga kasus tersebut ditangani oleh KPK.
Perbuatan korupsi terkait lahan Rorotan itu, terang Jaksa, dilakukan oleh para terdakwa yakni Donald serta bekas Direktur Pengembangan PPSJ Indra S. Arharrys, Komisaris PT TEP Saut Irianto Rajagukguk dan Direktur Keuangan PT TEP Eko Wardoyo.
Sebelumnya, KPK menetapkan lima orang tersangka pada kasus lahan Rorotan. Empat terdakwa itu telah ditahan sejak September 2024 lalu, sedangkan Yoory sudah berada di dalam kurungan untuk menjalani masa hukuman pidana atas perkara-perkara sebelumnya.
-
/data/photo/2025/05/31/683b0d458801f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gerak Cepat, PAM JAYA Pulihkan Distribusi Air Bersih di Cilincing Megapolitan 31 Mei 2025
Gerak Cepat, PAM JAYA Pulihkan Distribusi Air Bersih di Cilincing
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menanggapi keluhan pelanggan terkait gangguan suplai
air
di wilayah Jalan Manunggal, Cilincing, Jakarta Utara, Perumda
Air
Minum (PAM) JAYA bergerak cepat untuk memulihkan distribusi air bersih di wilayah tersebut.
Diketahui, gangguan air di daerah itu disebabkan oleh kebocoran pipa dari pekerjaan galian saluran oleh dinas lain.
Informasi terkait kebocoran tersebut diterima oleh
PAM JAYA
pada Rabu (28/5/2025) pukul 14.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Tak lama setelah menerima laporan, tim perbaikan PAM JAYA langsung diterjunkan ke lokasi untuk menangani kerusakan pada jaringan pipa berukuran 6 inci dan 3 inci. Proses perbaikan berlangsung lancar dan selesai pada Kamis (29/5/2025).
Sebagai langkah lanjutan untuk mengoptimalkan suplai air kepada pelanggan, PAM JAYA juga melakukan relokasi pipa 3 inci di Jalan Manunggal 7, Cilincing, Jumat (30/5/2025). Pekerjaan ini rampung pada Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.
Direktur Operasional PAM JAYA Syahrul Hasan mengatakan, langkah-langkah responsif tersebut adalah bagian dari komitmen pihaknya dalam menjaga keandalan layanan air perpipaan.
“PAM JAYA berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggan. Kami bergerak cepat menindaklanjuti laporan masyarakat, memperbaiki kebocoran yang disebabkan oleh faktor eksternal, dan melakukan relokasi pipa agar suplai air kembali stabil. Kami juga terus memonitor kondisi lapangan melalui pengecekan langsung dan deteksi kebocoran lanjutan,” ujar Syahrul dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu.
Saat ini, Tim Area Bisnis Dewaruci PAM JAYA masih melakukan pengecekan ke rumah-rumah pelanggan yang terdampak.
Investigasi lanjutan juga dilakukan oleh tim Leak Detection Non Revenue Water (NRW) PAM JAYA guna memastikan tidak ada titik kebocoran lain.
PAM JAYA mengimbau kepada pelanggan yang masih mengalami gangguan untuk segera menghubungi
contact center
1500 223.
Saat meminta pertolongan, pelanggan dapat meminta bantuan mobil tangki air gratis yang dapat dikoordinasikan melalui ketua RT setempat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/30/68392df603e03.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga Megapolitan 30 Mei 2025
Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi “Tempat Rekreasi” Warga
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –Waduk Retensi Marunda
di
Cilincing
, Jakarta Utara, menjadi ”
tempat rekreasi
” gratis untuk warga di tengah pembangunannya yang mangkrak selama 11 tahun.
Pengamatan Kompas.com di lokasi, waduk seluas 56 hektare ini terlihat begitu jernih dan bersih.
Perpaduan warna airnya yang hijau dan biru cukup menyejukkan mata. Tak heran, bila banyak warga yang tertarik untuk berekreasi di tempat ini.
Banyak pula anak-anak yang terlihat begitu gembira berenang di Waduk Retensi Marunda.
Mereka melompat dari atas gundukan tanah, kemudian terjun bebas ke waduk.
Salah satu warga bernama Pardi (41) mengatakan, waduk ini sudah lama dijadikan sebagai tempat rekreasi gratis.
Dengan adanya waduk itu, warga sekitar tak lagi harus membeli tiket saat mau berenang.
“Biasanya berenang di Harapan Indah dan itu memakan biaya tiket masuk saja Rp 80.000 untuk usia di atas tiga tahun, terbukanya waduk ini membuat anak-anak dari wilayah mana saja, seperti desa sebelah itu mereka menikmati berenang di sini,” ucap Pardi saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
Pardi mengatakan, banyak anak-anak yang gemar berenang di sini karena dangkal.
Di sisi lain, bagian dasar waduk didominasi dengan tanah merah, sehingga tidak berbahaya untuk anak-anak.
“Di bawahnya juga enggak ada semacam bambu atau apapun bersih, jadi enggak bahaya,” tutur Pardi.
Warga lain bernama Warsi (30) juga menyampaikan hal yang sama tentang Waduk Retensi Marunda yang sudah menjadi tempat rekreasi bagi anaknya.
“Anak saya tiap hari berenang. Jadi, bisa buat tempat bermain enak, enggak dalam juga, anak-anak lebih leluasa,” ucap Warsi.
Biasanya, kata Warsi, setiap sore anak-anak dari berbagai wilayah akan berenang di sepanjang waduk.
Untuk diketahui, pembangunan Waduk Retensi Marunda dilakukan sejak tahun 2014 saat Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur Jakarta saat itu.
Rencananya, waduk tersebut akan dibangun menjadi tempat wisata yang sekelilingnya terdapat taman.
Namun, sampai di hari ini, proses pembangunan waduk tersebut belum juga rampung.
Area di sekeliling waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman, kini terbengkalai dan sudah dipenuhi ilalang.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Intip Limbah Kerang Hijau Disulap Jadi Paving Block
Foto Bisnis
Tripa Ramadhan – detikFinance
Kamis, 29 Mei 2025 07:00 WIB
Jakarta – Kelompok Cangkring di Cilincing, Jakarta Utara, olah limbah kerang hijau jadi produk bernilai. Inovasi ini bantu kurangi sampah dan dongkrak ekonomi warga.
-
/data/photo/2025/05/28/683698986b0b1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng Megapolitan 28 Mei 2025
Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Proyek pembangunan
Waduk Retensi Marunda
di Cilincing,
Jakarta Utara
, telah mangkrak selama 11 tahun.
Waduk tersebut diperkirakan mulai dibangun pada 2014, ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut akibat luapan air dari Kali Blencong.
Selain berfungsi sebagai penanggulangan banjir, waduk ini juga direncanakan menjadi kawasan wisata bagi warga pesisir Jakarta.
Di sekeliling Waduk Retensi Marunda seharusnya dibangun taman yang bisa dimanfaatkan warga untuk berkumpul, berolahraga, bersantai, dan kegiatan lainnya.
Namun hingga kini, proyek tersebut belum rampung. Pada Rabu (28/5/2025) siang,
Kompas.com
meninjau langsung kondisi Waduk Retensi Marunda.
Waduk ini dibangun di atas lahan seluas 56 hektare, yang sebelumnya merupakan area empang milik warga.
“Itu, dulunya kali atau empang,” jelas salah satu warga setempat, Pardi (41), saat diwawancarai
Kompas.com
di lokasi.
Empang-empang tersebut kemudian disatukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan dijadikan hamparan waduk yang cukup luas.
Meski pembangunan secara keseluruhan mangkrak, badan waduk sudah terbentuk dan terlihat cukup terawat hingga kini.
Air di dalam waduk berwarna biru kehijauan dan tampak menyegarkan mata. Tidak tampak sampah yang mengambang, sehingga waduk terlihat bersih.
Kendati demikian, kawasan di sekitar waduk yang sedianya akan dijadikan taman atau tempat wisata terlihat terbengkalai.
Ilalang tumbuh tinggi di sekeliling waduk, menandakan area tersebut tak terurus.
Pintu masuk waduk di bagian ujung bahkan telah ditutup menggunakan pagar seng.
Kompas.com
mencoba mengamati kondisi area dalam waduk dari balik pagar seng. Paving block yang sebelumnya terpasang di depan pintu masuk kini tampak hancur.
Di dalam area waduk juga terlihat satu bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu.
Deru mesin terdengar jelas dari dalam, menunjukkan adanya aktivitas pembangunan. Namun, tidak diketahui bagian mana dari area waduk yang sedang dibangun.
Kompas.com
telah berusaha masuk ke dalam area waduk, namun tidak diizinkan oleh pihak yang menjaga lokasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/06/02/683d84322cf8f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/30/6839a1ba4a310.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/05/28/6836aa157e746.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)