kab/kota: Cilincing

  • Jari Masuk Gir saat Bongkar Sepeda, Bocah Cilincing Minta Bantuan Damkar

    Jari Masuk Gir saat Bongkar Sepeda, Bocah Cilincing Minta Bantuan Damkar

    Jakarta

    Jari seorang anak di Cilincing bernama Muhamad Sultan masuk ke gir saat membongkar sepeda di rumahnya. Untuk melepaskan jari dari gir sepeda Sultan minta bantuan petugas Sudin Gulkarmat Jakut di Koja.

    Peristiwa itu terjadi pada Rabu, (13/8/2025) malam. Petugas menerima laporan jari Sultan masuk ke dalam gir saat membongkar sepeda.

    “Sedang bongkar sepeda sama abangnya dan jarinya dimasukin ke lubang gir dan tidak bisa dilepas,” kata Kasiops Damkar Jakarta Utara Gatot Sulaeman.

    Di kantor sektor III Sudin Gulkarmat Jakut, Rawa Badak Utara, Koja, petugas membantu melepas gir di jari Sultan. Tiga petugas diterjunkan untuk memotong gir yang tersangkut di jari Sultan.

    Evakuasi jari Sultan berlangsung sekitar 30 menit. Setelah tindakan dilakukan, Sultan dapat semringah kembali.

    (rfs/rfs)

  • Misteri Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Lampung Akhirnya Terungkap, Korban Ternyata Warga Jakarta Utara

    Misteri Penemuan Mayat Tanpa Kepala di Lampung Akhirnya Terungkap, Korban Ternyata Warga Jakarta Utara

    Liputan6.com, Jakarta- Misteri penemuan mayat anonim tanpa kepala di pesisir Pantai Cukuh Pandan, Pekon Padang Ratu, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Lampung, akhirnya terungkap.

    Kepolisian memastikan jasad tersebut adalah Akbar Tanjung, warga Cilincing, Jakarta Utara, setelah hasil tes DNA Pusdokkes Polri cocok dengan sampel milik ibunya, Ernawati.

    “Alhamdulillah, hasil tes DNA memastikan MR X itu adalah Akbar Tanjung, anak biologis ibu Ernawati,” ujar Kapolres Tanggamus, AKBP Rahmad Sujatmiko, Rabu (13/8/2025).

    Usai proses identifikasi rampung, keluarga memutuskan memindahkan jasad Akbar dari pemakaman RSUD Batin Mangunang untuk dimakamkan secara layak di kampung halaman. Polisi menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga, disaksikan langsung saat pembongkaran makam.

    “Jenazah akan dibawa ke Cilincing, Jakarta Utara, untuk dimakamkan,” katanya.

  • 44 Puskesmas di Jakarta Targetkan Miliki Layanan Psikolog untuk Warga pada 2025 Ini – Page 3

    44 Puskesmas di Jakarta Targetkan Miliki Layanan Psikolog untuk Warga pada 2025 Ini – Page 3

    Tercatat per 20 Juni 2025, layanan psikologi telah tersedia di 38 puskesmas di DKI Jakarta, mencakup wilayah Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan, Timur, hingga Kepulauan Seribu.

    Tahun ini, Dinkes Jakarta menargetkan seluruh 44 puskesmas kecamatan di Jakarta memiliki tenaga psikolog.

    “Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh puskesmas kecamatan sudah memiliki psikolog. Jadi, layanan ini akan semakin dekat dengan masyarakat,” tutur Ani.

    Berikut puskesmas yang sudah dilengkapi tenaga psikolog di DKI Jakarta:

    – Jakarta Pusat: PKM Gambir, Menteng, Sawah Besar, Senen, Tanah Abang, Johar Baru, Kemayoran, Cempaka Putih

    – Jakarta Utara: PKM Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Penjaringan, Pademangan

    – Jakarta Barat: PKM Taman Sari, Tambora, Cengkareng, Kembangan, Kebon Jeruk, Kalideres

    – Jakarta Selatan: PKM Tebet, Setiabudi, Mampang Prapatan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Cilandak, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan

    – Jakarta Timur: PKM Matraman, Jatinegara, Kramat Jati, Pasar Rebo, Duren Sawit, Ciracas, Pulogadung, Cakung

    – Kepulauan Seribu: PKM Seribu Selatan, PKM Seribu Utara

     

  • Menilik Rumah Belajar Merah Putih, Tempat Anak Kolong Jembatan Cilincing Melawan Buta Aksara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Agustus 2025

    Menilik Rumah Belajar Merah Putih, Tempat Anak Kolong Jembatan Cilincing Melawan Buta Aksara Megapolitan 7 Agustus 2025

    Menilik Rumah Belajar Merah Putih, Tempat Anak Kolong Jembatan Cilincing Melawan Buta Aksara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tawa riang anak-anak menggema di kolong jembatan Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara.
    Mereka, anak-anak berusia antara lima hingga 13 tahun, berlarian kecil dengan mengenakan pakaian muslim sederhana.
    Dengan wajah sumringah, mereka menuju sebuah bangunan dua lantai yang berdiri di sisi kiri kolong jalan tol, dengan plang bertuliskan “Rumah Belajar Merah Putih”.
    Dengan penuh antusias, mereka melepas sandal, masuk ke ruang belajar yang berukuran tak lebih dari 4×5 meter.
    Sayup-sayup terdengar suara seorang anak yang tengah menghafalkan perkalian.
    “Satu kali satu sama dengan satu, dua kali satu sama dengan dua,” ucap salah satu siswa.
    Lantai bawah Rumah Belajar Merah Putih memang disulap menjadi ruang belajar sederhana yang menyerupai suasana kelas sekolah.
    Sebuah papan tulis berdiri di bagian depan ruangan, digunakan oleh para pengajar untuk memberikan pelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) hingga pelajaran mengaji.
    Layaknya ruang kelas di sekolah formal, 
    kertas tempel berisi tabel perkalian dipasang untuk membantu anak-anak menghafal.
    Peralatan belajar berupa pensil, buku gambar, kertas origami, hingga alat tulis lainnya tersedia seadanya.
    Naik ke lantai dua, suasana terasa lebih khusyuk.
    Anak-anak duduk bersila, belajar melafalkan surat-surat pendek dari Al Quran. Seorang pengajar dengan lembut membimbing dan membenarkan setiap tajwid yang keliru.
    Desi Purwatuning, perempuan paruh baya, berdiri di balik semua ini. Ia adalah pendiri sekaligus penggerak Rumah Belajar Merah Putih sejak 2006.
    Tempat ini, kata Desi, hadir untuk mereka yang tak bisa mendapatkan pendidikan formal.
    “Kalau dilihat sebagian besar anak-anak di wilayah ini (kolong jembatan) tidak memiliki akta kelahiran. Itulah kenapa mereka susah mendapatkan pendidikan, bayangkan urusan akta kelahiran saja mereka tidak punya,” ucap Desi Purwatuning saat berbincang dengan
    Kompas.com
    , Rabu (6/8/2025).
    Desi menyebutkan, banyak dari mereka datang dengan beragam persoalan dunia yang pelik.
    Ada anak yang tidak bisa sekolah karena tidak memiliki akta kelahiran. Ada yang putus sekolah karena ketiadaan biaya.
    Tak sedikit pula yang sejak kecil tidak merasakan kehadiran orangtua di hidupnya.
    “Ada yang orangtuanya dipenjara karena narkoba atau kekerasan. Ada yang enggak mampu bayar sekolah. Ada juga yang memang belum pernah masuk sekolah karena sulit secara administratif,” jelasnya
    Fenomena ini menggambarkan bagaimana hak dasar anak, yakni memperoleh pendidikan yang layak dan hidup dalam rasa aman seolah dirampas.
    Bayang-bayang buta aksara perlahan menjelma menjadi kenyataan.
    “Di sini, banyak yang tidak bisa membaca. Waktu awal saya mendirikan Rumah Merah Putih ada anak yang membaca buku, tetapi bukunya terbalik,” kata dia.
    Desi tak bisa tinggal diam. Ia tidak ingin kebodohan dan kemiskinan menjadi warisan turun-temurun bagi anak-anak di wilayah pesisir ini.
    Ia percaya bahwa pendidikan bisa memutus lingkaran setan yang selama ini membelenggu masyarakat marjinal Cilincing.
    Berangkat dari keyakinan itulah, ia mulai merintis Rumah Belajar Merah Putih pada 2006.
    Namun, mendirikan ruang belajar di kawasan yang dikenal sebagai “zona merah” rawan narkoba, kekerasan, dan prostitusi, bukan perkara mudah.
    Ia sempat kesulitan mencari tempat. Tak ada yang bersedia menyewakan ruangan untuk kegiatan belajar-mengajar anak-anak.
    “Awalnya saya tanya, apakah ada bangunan kosong? Dijawab langsung, ‘enggak ada’,” kata Desi.
    Desi mengingat betul bagaimana ia dan murid-muridnya harus belajar di bawah meja biliar.
    Tak jarang ia pernah diusir, dipersulit, bahkan dimarahi oleh orangtua murid. Namun, ia tak menyerah.
    “Yang penting, anak-anak bisa belajar, bermain, dan mendapatkan akta kelahiran. Arti merah yang berani dan putih yang suci jadi tanda kalau yayasan ini harus diperjuangkan,” tegasnya.
    Rumah Belajar Merah Putih bukan sekadar tempat belajar calistung. Tempat ini juga menjadi pelindung bagi anak-anak dari berbagai ancaman luar.
    Desi bahkan pernah menangani kasus kekerasan seksual terhadap muridnya dan membawanya ke jalur hukum. 
    Pelakunya adalah teman dekat ayah korban.
    “Pelakunya ditangkap dan dipenjara,” tegasnya.
    Peristiwa tersebut membuat ia semakin sadar bahwa anak-anak harus dijaga, bahkan setelah kelas usai.
    “Maka dari itu saya kembali membuka Rumah Merah Putih, khususnya kegiatan ngaji di jam-jam rawan. Lebih baik anak-anak berada di sini daripada di luar sana,” tuturnya.
    Banyak dari anak-anak di kolong jembatan sebenarnya memiliki potensi.
    Namun, lingkungan dan keterbatasan membuat mereka seolah tenggelam.
    Desi melihat sendiri transformasi siswa yang bisa berkembang di tengah keterbatasan jika diberi ruang dan perhatian.
    “Ada satu anak, dia dahulunya sering diberikan obat batuk jadi tampilannya seperti orang teler dan ngomong meracau. Tapi sekarang, dia sudah bisa membaca, menulis, sudah pintar,” kata Desi.
    Namun sampai saat ini, kehadiran negara masih terasa jauh. Anak-anak di bawah kolong jembatan ini belum sepenuhnya disentuh oleh sistem.
    Mereka yang tak memiliki akta kelahiran, hidup tanpa orangtua, dan tak pernah duduk di bangku sekolah formal masih terus menunggu.
    Bukan sekadar menunggu bantuan, tapi pengakuan. Bahwa mereka ada, mereka berhak, mereka juga bagian dari masa depan bangsa.
    Desi tak menuntut banyak. Ia tak meminta bantuan untuk dirinya atau lembaga yang ia kelola.
    Yang ia harapkan hanya satu, negara hadir, mulai dari yang paling dasar membantu anak-anak mendapatkan identitas hukum agar bisa mengakses pendidikan seperti anak-anak lainnya.
    “Jangan bantu saya, bantu anak-anak ini. Bantu supaya mereka punya akta kelahiran, bisa sekolah seperti anak-anak lain,” ujar Desi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mimpi Jurnalis Cilik Pesisir Cilincing Mewawancarai Prabowo…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        6 Agustus 2025

    Mimpi Jurnalis Cilik Pesisir Cilincing Mewawancarai Prabowo… Megapolitan 6 Agustus 2025

    Mimpi Jurnalis Cilik Pesisir Cilincing Mewawancarai Prabowo…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penggagas program edukasi Kelas Jurnalis Cilik (KJC) Syamsudin Ilyas (37) memiliki cita-cita untuk mengajak anak didiknya main ke Istana Negara dan berjumpa langsung dengan Presiden Prabowo Subianto.
    Cita-cita itu muncul karena banyaknya anak pesisir yang belum mengenal dan melihat langsung wajah Prabowo sebagai Presiden Indonesia.
    “Harapannya biar anak-anak KJC bisa ke Istana Negara, ketemu Pak Prabowo,” jelas Ilyas saat diwawancarai Kompas.com di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (5/8/2025).
    Tak hanya itu, Ilyas juga ingin anak-anak didiknya yang selama ini sudah berlatih sebagai seorang jurnalis bisa mendapat kesempatan langsung untuk mewawancarai Prabowo.
    “Anak-anak pesisir Cilincing mau wawancara langsung Presiden Prabowo di Istana,” sambung Ilyas.
    Meski dirasa mustahil, Ilyas mengatakan, kesempatan berjumpa dengan Prabowo sangat dinanti-nanti anak didiknya dan bisa membuat mereka bergembira jika benar-benar terwujud.
    Ilyas juga ingin, apabila berjumpa dengan Prabowo, akan memperkenalkan program Kelas Jurnalis Cilik yang digagasnya secara mandiri demi menyelamatkan masa depan anak-anak Cilincing.
    Dengan begitu, Ilyas berharap agar pemerintah pusat menaruh perhatian penuh terhadap kondisi di pesisir Jakarta Utara, terutama dari aspek pendidikan anak-anaknya.
    Sebab, lahirnya program tersebut merupakan bentuk keresahan Ilyas terhadap masa depan anak-anak Cilincing yang 80 persen sudah bekerja sebagai pengupas kerang selepas sekolah.
    Tak jarang pula, kebanyakan mereka justru putus sekolah dan terjerat pergaulan negatif seperti narkoba, seks bebas, tawuran, dan lain sebagainya.
    “Sebagai orang lokal Cilincing, paling tahu lah kenakalan anak-anak di sana, narkoba, kecil-kecil udah punya tato, keluarganya terlibat narkoba, anaknya juga ikut terlibat, banyak yang putus sekolah,” ucap Ilyas.
    Berangkat dari keresahan-keresahan itu, Ilyas rela mengorbankan sebagian hidupnya untuk menjalankan program edukasi Kelas Jurnalis Cilik.
    Kini, sudah delapan tahun berjalan, Ilyas sudah menyasar delapan RW dan ratusan anak-anak untuk mendalami dunia jurnalistik lewat program tersebut.
    Tak hanya pelatihan semata, program tersebut juga sudah membawa karya-karya anak pesisir Cilincing mendunia.
    “Jadi, tahun 2019, buku foto karya anak-anak dipamerkan di Jakarta Internasional Foto Festival, 2021 buku foto karya anak-anak dipamerkan di Yangon Internasional Foto Festival, 2023 foto anak-anak dipamerkan di China, 2014 karya visual anak-anak dibawa ke Belanda untuk dipamerkan,” tutur Ilyas.
    Sebagai seorang jurnalis di salah satu media pemerintah, Ilyas merasa bangga bisa menularkan ilmunya ke anak-anak pesisir Cilincing, terutama yang putus sekolah.
    Sebab, lewat ilmu jurnalistik tersebut, anak-anak yang putus sekolah tetap bisa memiliki kemampuan komunikasi yang baik, meski tak duduk di bangku sekolah formal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Senja di Pesisir Jakarta Utara, Puluhan Anak-anak Nelayan Cilincing Ikuti Kelas Jurnalis Cilik Secara Swadaya

    Senja di Pesisir Jakarta Utara, Puluhan Anak-anak Nelayan Cilincing Ikuti Kelas Jurnalis Cilik Secara Swadaya

    JAKARTA – Raut wajah puluhan anak-anak pesisir Jakarta, tepatnya di Dermaga Nelayan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terlihat bahagia usai mengikuti workshop Kelas Jurnalis Cilik (KJC).

    Uniknya, puluhan anak-anak KJC tersebut melakukan pengambilan gambar dengan kamera terbuat dari kardus. Para peserta merupakan anak-anak dari para nelayan kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

    Mereka juga mengikuti pembelajaran mengenal penulisan berita dengan teknik sederhana selama 4 pertemuan di setiap minggunya. Selain itu, mereka juga mengenal alat-alat perekam berita seperti kamera.

    Menurut Siti, ketua dari KJC angkatan 8, merekam dengan kamera kardus merupakan karakter dari KJC, hal ini bertujuan untuk mengasah mata dan kepekaan kepada anak-anak ketika di lapangan.

    “Awalnya adik-adik akan merekam dengan kamera kardus untuk mengasah kepekaan mata mereka, sebelum adik-adik akan merekam dengan kamera sesungguhnya,” ujar Siti kepada wartawan, Minggu, 3 Agustus 2025, sore.

    Lebih lanjut Siti mengatakan, setelah belajar mengabadikan gambar dengan kamera kardus, anak-anak usia sekolah dasar ini akan mempresentasikannya di kelas kepada teman-teman dan pendamping.

    “Setelah ini adik-adik akan melakukan pendokumentasian di kampung halamannya untuk dipamerkan kepada publik,” katanya.

    Kegiatan ini terus berlangsung setiap pekan di wilayah Dermaga Nelayan Cilincing. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Syamsudin Ilyas, selaku warga setempat. Kegiatan bertujuan untuk memberikan keterampilan khususnya bidang jurnalistik kepada anak-anak di pesisir Jakarta Utara.

  • BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena akan terjadi pada bulan Agustus.

    “Adanya fenomena Fase Bulan Purnama pada tanggal 09 Agustus 2025 dan Perigee pada tanggal 14 Agustus 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” tulis BMKG dari akun Instagram @bmkgmaritim, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    BMKG menjelaskan banjir pesisir ini akan berdampak pada masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan maupun pesisir. Mulai dari aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Masyarakat diminta waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampang pasang maksimum air laut. Selain itu juga selalu memperhatikan informasi cuaca maritim terbaru yang dikeluarkan BMKG.

    – Pesisir Sumatra Utara

    Pesisir Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan (9-15 Agustus 2025)

    – Pesisir Kepulauan Riau

    Pesisir Batam, Pesisir Bintan (9-14 Agustus)
    Pesisir Karimun (7-12 Agustus 2025)
    Pesisir Dabo Singkep (7-11 Agustus 2025)
    Pesisir Tanjung Pinang (9-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Sumatra Barat

    Pesisir Kota Padang, Pesisir Kab. Padang Pariaman, Pesisir Kab. Pesisir Selatan, Pesisir Kep. Metawai (8-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Jambi

    Pesisir Timur Jambi (5-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Kep. Bangka Belitung

    Pesisir Kota Pangkalpinang, Pesisir Tanjungpandan (6-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Banten

    Pesisir Utara Tangerang (5-13 Agustus 2025)
    Selat Sunda Barat Pandeglang (5-13 Agustus 2025)
    Pesisir Selatan Pandeglang (10-12 Agustus 2025)
    Perairan Selatan Lebak (9-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jakarta

    Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan (2-9 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Barat

    Pesisir Subang, Indramayu, Cirebon (2-6 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Tengah

    Pesisir Brebes (14-20 Agustus 2025)

    – Pesisir D.I. Yogyakarta

    Pesisir Kab.Kulon Progo, Kab. Bantul, dan Kab. Gunungkidul (10-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Timur

    Surabaya Pelabuhan (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Bali

    Pesisir Selatan Bali (9-16 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Barat

    Pesisir Lombok dan Bima (7-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Timur

    Pesisir Utara dan Selatan P.Flores. Pesisir P.Sumba, Pesisir P. Sabu-Raijua, Pesisir P.Timor-Rote (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Utara

    Perairan Tarakan (10-13 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Selatan

    Pesisir Kotabaru, Tanah Bumbu (8-14 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Barat (6-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Maluku

    Pesisir Kep. Kai, Pesisir Kep. Aru (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Kep.Tanimbar (11-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Papua Selatan

    Pesisir Merauke (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Selat Muli (9-17 Agustus 2025).

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025

    BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025

    Arsip foto – Pengendara motor melintasi genangan rob di Muara Angke, Jakarta, Rabu (25/6/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.

    BPBD DKI imbau warga pesisir waspadai rob hingga 9 Agustus 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 20:35 WIB

    Elshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga yang bermukim di wilayah pesisir Jakarta Utara mewaspadai banjir akibat air pasang atau rob pada 2 hingga 9 Agustus 2025.

    Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob), pasang air laut terjadi karena fenomena Fase Bulan Purnama.

    “Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” ujar Isnawa di Jakarta, Sabtu.

    Karena itu, Isnawa mengimbau warga wilayah pesisir utara Jakarta seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu untuk dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya rob.

    Isnawa mengatakan, masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

    “Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112,” kata Isnawa.

    Sumber : Antara

  • Waspadai rob di pesisir Jakarta Utara hingga 9 Agustus 2025

    Waspadai rob di pesisir Jakarta Utara hingga 9 Agustus 2025

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau warga yang bermukim di wilayah pesisir Jakarta Utara mewaspadai banjir akibat air pasang atau rob pada 2 hingga 9 Agustus 2025.

    Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok tentang Peringatan Dini Banjir Pesisir (Rob), pasang air laut terjadi karena fenomena Fase Bulan Purnama.

    “Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta,” ujar Isnawa di Jakarta, Sabtu.

    Karena itu, Isnawa mengimbau warga wilayah pesisir utara Jakarta seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok dan Kepulauan Seribu untuk dapat mengantisipasi dampak pasang maksimum air laut yang berpotensi terjadinya rob.

    Isnawa mengatakan, masyarakat dapat memantau informasi terkini mengenai gelombang air laut pada laman bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

    “Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi Call Center Jakarta Siaga 112,” kata Isnawa.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polrestro Jakut ungkap peredaran ekstasi jaringan Indonesia-Belanda

    Polrestro Jakut ungkap peredaran ekstasi jaringan Indonesia-Belanda

    Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz bertanya kepada pengedar pil ekstasi saat jumpa pers ungkap kasus peredaran pil ekstasi di Jakarta Utara pada Jumat (1/8). ANTARA/HO Polres Metro Jakut

    Polrestro Jakut ungkap peredaran ekstasi jaringan Indonesia-Belanda
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 01 Agustus 2025 – 19:51 WIB

    Elshinta.com – Polres Metro Jakarta Utara mengungkap peredaran pil ekstasi jaringan Indonesia-Belanda dengan jumlah seluruh barang bukti sebanyak 14.521 butir atau senilai Rp15 miliar yang akan dipasarkan di sejumlah tempat hiburan malam di Jakarta.

    “Dari pengungkapan kasus ini kami menangkap empat pelaku berinisial MF, FD, DK dan R yang di tangkap di tiga lokasi,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Polisi Erick Frendriz saat jumpa pers di Jakarta, Jumat.

    Dia menjelaskan, pengungkapan kasus ini setelah tim gabungan menemukan adanya informasi dugaan rencana peredaran narkoba jenis pil ekstasi usai pengungkapan yang dilakukan Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara beberapa waktu lalu. Kasat Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Utara AKBP Prasetyo Noegroho membagi dua tim, yaitu tim dari Satrenarkoba Polres Metro Jakarta Utara dan Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Cilincing untuk melakukan pengembangan.

    Unit Reskrim Polsek Cilincing melakukan penggerebekan di wilayah Lontar Dalam, Koja, Jakarta Utara, pada Minggu (22/6). Di lokasi tersebut petugas menemukan barang bukti 9.460 butir pil ekstasi merah muda bertuliskan Tesla. Kemudian tim kembali melakukan penyelidikan dan menangkap pelaku berinisial RI alias I di Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, pada Kamis (26/6) sekitar pukul 11.00 WIB

    Sedangkan Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Utara langsung melakukan penyelidikan dan melakukan penangkapan terhadap pelaku MF alias F dan DK alias W di Jalan Kebun Diponogoro, tepatnya di depan Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (5/7) pagi.

    Dari kedua tersangka dapat ditemukan barang bukti narkotika jenis sabu. Setelah dilakukan interogasi terhadap kedua tersangka, mereka mengaku memiliki 5.000 butir pil ekstasi yang disimpan di rumah rekan mereka berinisial FD alias F di Jalan Muteran Baru Pabean Cantian Kota Surabaya.

    ​​​​​​Di lokasi kedua ini, pelaku FD ditangkap bersama 21 unit plastik yang berisi 2.0001 butir pil ekstasi dan 12 plastik vakum yang berisi pil ekstasi berlogo TMT sebanyak 3.058 butir yang diduga mengandung MDMA Murni. Jaringan tersebut merupakan jaringan Indonesia-Belanda.

    Selanjutnya, tersangka dan barang bukti diamankan dan dibawa ke Polres Metro Jakarta Utara. Keempat tersangka dijerat Pasal 114 ayat 2 dan 112 ayat 2 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling rendah enam tahun dan paling lama 20 tahun penjara.

    Sumber : Antara