kab/kota: Cilincing

  • Pramono Sebut Kegiatan Belajar di SDN 01 Kalibaru Berangsur Normal Usai Insiden Mobil MBG

    Pramono Sebut Kegiatan Belajar di SDN 01 Kalibaru Berangsur Normal Usai Insiden Mobil MBG

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyebut kegiatan belajar mengajar di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara sudah berangsur normal setelah insiden mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) menabrak sejumlah siswa. Pramono menyebut, para siswa mulai kembali belajar di sekolah per hari ini, Senin (15/12/2025).

    “Untuk proses belajar mengajar di SD tersebut sudah berlangsung. Yang sejak hari ini, hari ini kan seminggu hari ini sudah berangsur normal,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (15/12/2025).

    Meski begitu, beberapa siswa dan guru yang menjadi korban masih berada di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

    “Tetapi bagi yang belum yang di rumah sakit di antaranya sekarang masih ada yang ada di rumah sakit,” ucap Pramono.

    Dia menyampaikan, seorang guru yang ikut tertabrak saat ini sedang menjalani operasi karena ada bagian kaki yang terluka. Pramono memastikan, seluruh siswa dan guru yang menjadi korban tabrakan memperoleh penanganan medis terbaik.

    “Gurunya sedang dilakukan operasi untuk kakinya. Kalau yang anak-anak semuanya udah tertangani dengan baik,” kata dia.

  • Mobil Cukup di Luar Pagar, SIM A Nggak Asal Dapat

    Mobil Cukup di Luar Pagar, SIM A Nggak Asal Dapat

    Jakarta

    Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat pengantaran Makan Bergizi Gratis (MBG) imbas insiden mobil MBG yang menabrak 20 siswa dan seorang guru SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Kini, mobil pengantar diberikan batas hanya di luar pagar sekolah.

    “Usahakan tidak masuk membawa makanan ke halaman. Cukup diantar di depan pagar. Kenapa? Karena meskipun tidak ada upacara, anak-anak itu kan sering lari-lari di halaman,” kata Wakil Kepala BGN bidang Komunikasi Publik dan Investigasi Nanik Sudaryati Deyang melalui keterangan di Jakarta, Minggu dikutip dari Antara.

    Selain itu, Nanik menekankan pengendara mobil pengantar MBG haruslah seseorang yang memang berprofesi sebagai sopir, bukan sopir cabutan, atau berprofesi lain, apalagi yang baru belajar mengendarai mobil.

    “Harus punya SIM, tidak sekadar SIM A, karena SIM A sudah kayak SIM C, asal dapat. Kenapa tidak asal SIM A, supaya dia menguasai pemakaian mobilmaticataupun manual. Dia harus berprofesi sopir,” ujarnya.

    Selain harus mengenal medan dan memahami jalur lalu lintas pengantaran, Nanik menyebut supir pengantar MBG juga harus orang yang berkepribadian baik, tidak pernah terlibat dalam kasus narkoba, serta dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

    “Saya minta perhatian sama mitra, jangan karena anda mau bayar murah, lalu main cabut saja. Sekarang saya rekomendasikan agar SPPG itu di-suspenddalam waktu yang tidak ditentukan. Nanti kalau ada kejadian, saya pun akan merekomendasikan hal yang sama kepada bapak ibu,” ungkapnya.

    Nanik juga meminta kepada Kepala SPPG juga harus mengatur jam kerja, agar dapat mengawasi distribusi MBG. Akuntan harus masuk pagi. Pukul 17.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB, Ahli Gizi masuk. Lalu pukul 1 Kepala SPPG masuk, sehingga saat makanan diantar ada Kepala SPPG.

    Ia juga menekankan Kepala SPPG maupun Mitra dan Yayasan bertanggung jawab dalam perekrutan sopir pengantar MBG. Penggantian sopir pun harus sepengetahuan Kepala SPPG.

    Nanik menegaskan SOP tentang sopir pengantar MBG harus dipatuhi setiap SPPG. Sebab, jika tidak dipatuhi dan kemudian terjadi insiden yang berakibat fatal, maka tak hanya sopir yang harus bertanggung jawab.

    “Operasional SPPG bisa di-suspend, sementara Kepala SPPG yang mengabaikan prosedur juga bisa diberhentikan,” ucap Nanik S. Deyang.

    (riar/lua)

  • Usai Insiden Cilincing, Mobil Pengantaran MBG Harus di Luar Pagar

    Usai Insiden Cilincing, Mobil Pengantaran MBG Harus di Luar Pagar

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) memperketat Standar Operational Procedure (SOP) pengantaran Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Pengetatan SOP ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebagaimana terjadi dalam insiden mobil pengantar makanan program MBG yang menabrak 20 siswa dan seorang guru SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis 11 Desember 2025.

    Salah satu SOP yang ditetapkan adalah mobil pengantar MBG hanya di luar pagar, dan tidak perlu masuk pekarangan sekolah.

    “Usahakan tidak masuk membawa makanan ke halaman. Cukup diantar di depan pagar. Kenapa? Karena meskipun tidak ada upacara, anak-anak itu kan sering lari-lari di halaman,” kata Wakil Kepala BGN bidang Komunikasi Publik dan Investigasi Nanik Sudaryati Deyang dalam pengarahannya di acara Sosialisasi dan Penguatan Tata Kelola MBG, Serta Pengawasan dan Pemantauan SPPG, di Ballroom Aston Inn, Lumajang, Sabtu 13 Desember 2025.

    Selain itu, lanjut dia, pengendara mobil pengantar MBG haruslah seseorang yang memang berprofesi sebagai sopir, bukan sopir cabutan, atau berprofesi lain, apalagi yang baru belajar mengendarai mobil.

    “Harus punya SIM, tidak sekadar SIM A, karena SIM A sudah kayak SIM C, asal dapat. Kenapa tidak asal SIM A, supaya dia menguasai pemakaian mobil matic ataupun manual. Dia harus berprofesi sopir,” ucap Nanik. Menurut dia, selain harus mengenal medan dan memahami jalur lalu lintas pengantaran, sopir pengantar MBG juga harus orang yang berkepribadian baik, tidak pernah terlibat dalam kasus narkoba, serta dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

    “Saya minta perhatian sama mitra, jangan karena anda mau bayar murah, lalu main cabut saja, Sekarang saya rekomendasikan agar SPPG itu disuspend dalam waktu yang tidak ditentukan. Nanti kalau ada kejadian, saya pun akan merekomendasikan hal yang sama kepada bapak ibu,” kata mantan wartawan senior itu.

     

    Kementerian Kesehatan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar konferensi pers di Jakarta Selatan, Kamis (2/10). Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan alasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap dijalankan meski terjadi kasus keracunan massal. Ia menegaskan, program MBG tetap dilanjutka…

  • Pramono Ungkap Kondisi Terkini Siswa-Guru Korban Tabrak Mobil MBG

    Pramono Ungkap Kondisi Terkini Siswa-Guru Korban Tabrak Mobil MBG

    Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan perkembangan terkini kondisi 21 anak dan seorang guru yang menjadi korban tertabrak mobil Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Jakarta Utara mulai membaik.

    “Secara keseluruhan dari 21 anak dan guru, kebetulan saya sudah ke sana, yang tertabrak, Alhamdulillah semuanya mengalami perbaikan,” kata Pramono di Balai Kota DKI Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

    Secara umum, kondisi para korban dilaporkan berangsur membaik dan sebagian sudah diperbolehkan menjalani pemulihan di rumah masing-masing.

    Pramono telah meninjau langsung kondisi para korban, baik yang dirawat di rumah sakit (RS) maupun yang sudah kembali ke rumah.

    Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, mayoritas anak-anak korban kecelakaan telah menunjukkan perkembangan kesehatan yang positif.

    Meski kondisi umum korban membaik, Pramono mengungkapkan masih terdapat dua anak yang hingga kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

    Kedua korban tersebut masih membutuhkan penanganan medis lanjutan sesuai rekomendasi dokter, termasuk kemungkinan tindakan bedah.

    “Memang masih ada yang sekarang di rumah sakit, dua anak, terutama yang memang harus dilakukan tindakan lanjutan, termasuk bedah, yang dilakukan oleh rumah sakit,” ujar Pramono

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bertanggung jawab penuh atas seluruh biaya pengobatan dan perawatan para korban kecelakaan tersebut.

    Pemprov DKI Jakarta juga memastikan keluarga korban tidak dibebani biaya apapun selama proses perawatan hingga pemulihan selesai.

    “Seperti yang saya sampaikan, seluruh biaya menjadi tanggungan Pemerintah DKI Jakarta,” tegas Pramono.

    Selain menjamin pembiayaan, Pemprov DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan para korban secara berkala.

    Koordinasi dengan pihak rumah sakit juga terus dilakukan agar penanganan medis berjalan optimal dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing korban.

    Pemprov DKI Jakarta juga menyampaikan komitmennya untuk memberikan pendampingan kepada keluarga korban, baik dari sisi layanan kesehatan maupun kebutuhan lain selama masa pemulihan.

    Pramono berharap seluruh korban dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas seperti sediakala.

    Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno mengatakan, insiden mobil pengangkut makanan Program MBG yang menabrak sejumlah siswa dan guru SDN 01 Kalibaru, Cilincing, murni disebabkan kelalaian pengemudi.

    “Atas kelalaian tersangka yang mengakibatkan mobil yang dikendarai pelaku yang menabrak pagar, lalu terus melaju menabrak para korban,” kata Onkoseno di Jakarta, Jumat (12/12).

    Menurut dia, mobil yang digunakan pengemudi itu layak jalan atau layak pakai sehingga insiden itu terjadi murni akibat kelalaian pengemudi.

    Dia memaparkan pengemudi mobil tersebut awalnya berencana menginjak pedal rem, tapi ternyata yang diinjak justru pedal gas sehingga mobil tidak dapat dikendalikan.

    Pengemudi kemudian membelokkan mobil ke kiri karena di depan dan bagian kanannya banyak orang.

  • Ahli Ingatkan Bahaya Penggunaan Air Tanah di Jakarta, Tanah Amblas dan Air Payau
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Desember 2025

    Ahli Ingatkan Bahaya Penggunaan Air Tanah di Jakarta, Tanah Amblas dan Air Payau Megapolitan 13 Desember 2025

    Ahli Ingatkan Bahaya Penggunaan Air Tanah di Jakarta, Tanah Amblas dan Air Payau
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Penggunaan air tanah di Jakarta semakin marak, terutama di wilayah pesisir Muara Angke, Jakarta Utara.
    Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran terkait
    penurunan permukaan tanah
    dan kerusakan lingkungan.
    Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, sempat melarang pengambilan
    air tanah
    di
    kawasan pesisir
    untuk mencegah penurunan muka tanah yang membahayakan warga.
    Mengingat salah satu penyebab penurunan tanah di Jakarta adalah penggunaan air tanah yang tidak terkendali, Pemprov DKI berencana menetapkan aturan pelarangan pengambilan air tanah, terutama di kawasan pesisir.
    “Maka di daerah ini nanti termasuk daerah yang akan kami buat aturan untuk air tanahnya tidak diambil,” ujar Pramono saat meninjau Muara Angke, Kamis (12/10/2025).
    Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menyebut bahwa penurunan permukaan tanah di Jakarta kini mencapai 5–10 sentimeter per tahun.
    Wilayah paling terdampak adalah Pluit, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing.
    “Rata-rata (penurunannya) 5–10 sentimeter per tahun,” kata Ika, Selasa (17/12/2025).
    Pakar Ilmu Lingkungan, Mahawan Karuniasa, menjelaskan risiko penggunaan air tanah yang berlebihan.
    “Dampak jangka panjangnya ada dua aspek penting: kuantitas dan kualitas,” kata Mahawan kepada Kompas.com, Sabtu (13/12/2025).
    Menurut Mahawan, pengambilan air tanah yang berlebihan mengurangi kemampuan sistem aquifer untuk menyimpan air.
    Proses ini disebut kompaksi, di mana ruang penyimpanan air semakin menyusut.
    “Turunnya kemampuan daya simpan, atau daya simpan air, itu berkurang. Jadi, sistem aquifer sebagai salah satu sistem di mana air itu tersimpan, itu bisa berkurang ya, dengan proses yang disebut sebagai kompaksi. Jadi, airnya tambah sedikit,” jelas Mahawan.
    Selain kuantitas,
    kualitas air
    juga terancam. Mahawan menuturkan, muka air tanah yang turun bisa menarik zat pencemar ke dalam sistem air tanah.
    Semakin menurun permukaan air tanah, semakin banyak zat pencemar yang ikut masuk.
    Ia mencontohkan limbah domestik dari septic tank bisa terbawa ke dalam air tanah, sehingga kualitas airnya menurun.
    “Dari septic tank itu bisa ikut terbawa, ikut turun, tertarik ke dalam sistem air tanah. Sehingga berkurangnya muka air tanah itu juga dapat menurunkan kualitas apa namanya, air itu sendiri,” kata dia.
    Dampak pemakaian air tanah berlebihan menjadi lebih serius di kawasan pesisir.
    Mahawan menjelaskan, pengambilan air tanah yang masif dapat mempercepat terjadinya tanah amblas atau land subsidence.
    “Misalkan pesisir dengan konsumsi air tanah yang berlebihan, maka di tempat-tempat yang struktur tanahnya belum memungkinkan, maka mendorong lebih banyak terjadi land subsidence, atau amblas tanah,” paparnya.
    Selain itu, air laut berpotensi masuk ke dalam sistem aquifer. Kondisi ini menyebabkan air tanah menjadi payau dan tidak lagi layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
    “Khususnya daerah pesisir, maka air bisa menjadi payau,” ujarnya.
    Untuk menekan ketergantungan terhadap air tanah, Mahawan menilai peralihan ke layanan air perpipaan menjadi langkah penting.
    Masyarakat bisa beralih ke air yang dikelola pemerintah atau PAM.
    Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Pemprov DKI agar penggunaan PAM bisa merambah ke kawasan pesisir dan dinikmati oleh seluruh warga.
    Pertama, Pemerintah bisa menyesuaikan tarif air agar lebih terjangkau.
    Salah satu skema yang dapat diterapkan adalah subsidi silang.
    Tarif air untuk rumah tangga di kawasan perumahan mewah dapat dinaikkan dan selisihnya dialihkan untuk membantu pembiayaan layanan air bagi warga dengan status ekonomi menengah ke bawah.
    “Apakah mungkin bagi di rumah-rumah perumahan mewah, itu mungkin ya bisa ditingkatkan biayanya, namun bisa dialihkan untuk membiayai masyarakat di tempat-tempat, atau kantong-kantong kemiskinan ya, sehingga pendapatan dari PAM pun tidak turun karena memang itu digunakan untuk memberikan layanan dasar,” ujarnya.
    Kedua, memastikan jangkauan PAM hingga ke seluruh rumah tangga agar masyarakat memiliki alternatif air bersih selain air tanah.
    Ketiga, PAM perlu meningkatkan kepercayaan kepada masyarakat.
    Aliran air PAM harus lancar dan bersih agar warga mau berlangganan.
    Selain layanan perpipaan, Mahawan menyebutkan sejumlah alternatif lain, seperti pemanfaatan air permukaan melalui waduk, daur ulang air untuk kebutuhan nonkonsumsi, serta pemanenan air hujan dengan pengawasan kualitas yang ketat.
    Menurut dia, pemenuhan kebutuhan air harus memperhatikan tiga aspek utama, yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
    Tanpa pengelolaan yang berkelanjutan, penggunaan air tanah justru akan memperparah risiko lingkungan di Jakarta.
    “Tapi kan panen air hujan sekarang ini, apalagi di kota besar, harus memastikan kualitasnya terjaga dengan baik. Yang pernah ramai kan mikroplastik sudah ada di air hujan. Ya, misalkan begitu, jadi tidak menjadi alternatif pada saat kualitasnya tidak bisa apa, memenuhi standar,” ungkap Mahawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kok Bisa Mobil MBG Nyelonong dan Tabrak Siswa SD di Cilincing?

    Kok Bisa Mobil MBG Nyelonong dan Tabrak Siswa SD di Cilincing?

    Jakarta

    Sopir mobil pengantar makan bergizi gratis (MBG) dengan inisial AI telah ditetapkan sebagai tersangka kasus penabrakan siswa dan guru di Cilincing, Jakarta Utara. Kini, timbul satu pertanyaan: mengapa kendaraan tersebut bisa nyelonong dan ‘memakan’ korban?

    Menurut keterangan polisi, mobil MBG tersebut nyelonong karena AI dalam kondisi panik. AI sebenarnya ingin menginjak rem, namun yang terinjak justru pedal gas. Imbasnya, kendaraan langsung meluncur deras.

    “Harusnya dia menginjak rem pada saat dia mau berhenti itu, tapi dia salah, (malah) menginjak (pedal) gas,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Ongkoseno Grandiarso Sukahar di Mapolres Metro Jakarta Utara, Jumat (12/12).

    Foto: Mobil MBG menabrak sejumlah siswa di SDN Kalibaru 01 Cilincing, Jakarta Utara. (Taufiq S/detikcom)

    AI yang disebut tengah dalam keadaan panik, langsung menghindari kerumunan di jalan. Ia spontan mengarahkan mobil ke dalam sekolah.

    “Karena panik, dia akhirnya tidak bisa mengontrol lagi, makanya dia tetap berusaha membelokkan itu ke kiri (arah sekolah),” terang Ongkoseno.

    “Karena pertimbangannya dia merasa di depan itu banyak orang. Berusaha seminim mungkin dia ke kiri supaya dia menghindari kerumunan itu,” lanjutnya.

    Namun pilihan AI malah membuatnya menerobos pagar sekolah dan langsung menabrak guru serta sejumlah murid yang saat itu sedang menjalani kegiatan literasi di lapangan sekolah.

    Di kesempatan yang sama, Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Erick Frendriz memastikan, pihaknya menemukan fakta AI baru tidur jam 04.00 pagi dan langsung mengendarai mobil 90 menit setelahnya.

    “Ada satu motif yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa terjadi hal tersebut, yaitu, kami sampaikan bahwa tersangka, jadi sebelum kejadian, tidur baru sekitar jam 4 pagi,” tutur Erick.

    “Kemudian, jam 05.30 WIB Tersangka sudah berangkat ke SPPG untuk mengendarai mobil mitra SPPG tersebut, sehingga waktu istirahatnya kurang. Itulah mungkin yang menjadi bahan bagi kita, bahwa pada saat terjadinya kejadian tersebut, Tersangka dalam kondisi yang tidak layak untuk mengendarai kendaraan,” kata dia menambahkan.

    (sfn/lth)

  • Kok Bisa Mobil MBG Nyelonong dan Tabrak Siswa SD di Cilincing?

    Terkuak! Segini Kecepatan Mobil MBG saat Tabrak Siswa di Cilincing

    Jakarta

    Polisi akhirnya mengungkap kecepatan mobil Makan Bergizi Gratis (MBG) saat menerobos pagar dan menabrak guru serta siswa SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta Utara (Jakut). Data tersebut dihimpun dari hasil penyelidikan Traffic Accident Analysis (TAA).

    “Sampai di titik berhenti, hasil penyidikan dari Traffic Accident Analysis (TAA) adalah 19,7 km per jam,” kata Wakasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara AKP Danu Sukmo Prakoso kepada wartawan di Mapolres Metro Jakarta Utara, dikutip dari detikNews, Sabtu (13/12).

    Dia memastikan, menurut hasil pemeriksaan yang sama, terdapat upaya pengereman yang dilakukan sopir. Menurut keterangannya, jejak pengereman ditemukan di lokasi.

    “Kalau untuk upaya pengereman, yang bersangkutan keterangannya sudah melakukan upaya pengereman sampai dengan pada berhenti di titik tabrak itu tadi. Jejak ada, jejak pengereman,” tuturnya.

    Foto: Mobil MBG menabrak sejumlah siswa di SDN Kalibaru 01 Cilincing, Jakarta Utara. (Taufiq S/detikcom)

    Polisi telah menetapkan sopir mobil MBG sebagai tersangka akibat lalai. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Erick Frendriz memastikan, pihaknya menemukan fakta pelaku baru tidur jam 04.00 pagi dan langsung mengendarai mobil tersebut 90 menit setelahnya.

    “Ada satu motif yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa terjadi hal tersebut, yaitu, kami sampaikan bahwa Tersangka, jadi sebelum kejadian, tidur baru sekitar jam 4 pagi,” terang Erick dalam kesempatan yang sama.

    “Kemudian, jam 05.30 WIB Tersangka sudah berangkat ke SPPG untuk mengendarai mobil mitra SPPG tersebut, sehingga waktu istirahatnya kurang. Itulah mungkin yang menjadi bahan bagi kita, bahwa pada saat terjadinya kejadian tersebut, Tersangka dalam kondisi yang tidak layak untuk mengendarai kendaraan,” sambungnya.

    Sebagai catatan, peristiwa mobil MBG nyelonong dan menabrak guru serta siswa itu terjadi pada Kamis (11/12) pagi. Pihak sopir, AI, mengaku salah menginjak pedal mobil gas saat mau mengerem.

    Total korban tercatat 22 orang. Para korban sempat menjalani perawatan di RSUD Koja dan RSUD Cilincing.

    (sfn/lth)

  • BGN Dampingi Pemulihan Psikologis Korban Tabrakan Mobil MBG di SD Cilincing

    BGN Dampingi Pemulihan Psikologis Korban Tabrakan Mobil MBG di SD Cilincing

    BGN Dampingi Pemulihan Psikologis Korban Tabrakan Mobil MBG di SD Cilincing
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan akan memberikan pendampingan untuk memulihkan psikologis para siswa SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara.
    Kepala Regional BGN Jakarta, Bahrun, menuturkan, BGN bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan
    pendampingan psikologis
    ini pasca
    insiden mobil MBG
    yang menabrak siswa hingga guru pada Kamis (11/12/2025).
    “Melalui koordinasi lintas sektor, langkah
    trauma healing
    dipastikan mulai dilakukan pada Senin mendatang,” kata Bahrun dalam keterangannya, Jumat (12/12/2025).
    Tahap awal penanganan akan dimulai dengan edukasi meluapkan perasaan dan pengelolaan emosi kepada seluruh siswa dan guru.
    “Setelah itu dilakukan
    screening
    psikologis untuk mengidentifikasi tingkat dampak trauma,” ucapnya.
    Siswa maupun guru yang menunjukkan gejala berat akan diarahkan ke sesi konseling individual, dan pihak sekolah telah menyiapkan ruang khusus untuk proses tersebut.
    Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menegaskan, intervensi psikologis tidak boleh menunggu hingga dampaknya semakin memburuk.
    “Kami belajar dari berbagai kejadian sebelumnya, termasuk insiden di SMA 72 Jakarta. Penanganan cepat sangat menentukan agar trauma tidak berkembang menjadi gangguan jangka panjang,” jelas Nanik.
    Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) menyiapkan 18 konselor dan dua psikolog klinis, sedangkan Dinas Kesehatan mengerahkan enam psikolog klinis.
    Dari pihak kepolisian, sebanyak 10 personel tengah menunggu finalisasi tugas pengamanan dan dukungan lapangan.
    Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta Raya (HIMPSI Jaya) juga akan mengirim relawan mahasiswa psikologi dan psikolog profesional untuk memperkuat tim pendamping.
    Sebelumnya diberitakan, mobil pengangkut makanan bergizi gratis (MBG) menabrak sejumlah
    siswa SDN Kalibaru 01
    , Cilincing, Jakarta Utara.
    Berdasarkan data yang dihimpun tim Palang Merah Indonesia (PMI) di RSUD Cilincing, terdapat total 20 korban dalam insiden ini.
    Sebanyak 15 korban yang merupakan siswa SDN Kalibaru 01 mengalami luka ringan dan dirawat di RSUD Cilincing.
    Sementara itu, empat siswa dan satu guru yang mengalami luka berat dilarikan ke Rumah Sakit Koja untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terungkap! Ini Penyebab Mobil Pengangkut Makanan MBG Tabrak Siswa SDN 01 Kalibaru

    Terungkap! Ini Penyebab Mobil Pengangkut Makanan MBG Tabrak Siswa SDN 01 Kalibaru

    Jakarta: Insiden kecelakaan yang menimpa sejumlah siswa dan seorang guru di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, akhirnya menemukan titik terang. 

    Polisi memastikan kecelakaan itu terjadi bukan karena masalah teknis kendaraan, melainkan murni akibat kelalaian pengemudi mobil pengangkut makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno, menjelaskan insiden itu murni disebabkan oleh kelalaian pengemudi.

    “Atas kelalaian tersangka yang mengakibatkan mobil yang dikendarai pelaku yang menabrak pagar, lalu terus melaju menabrak para korban,” kata Onkoseno di Jakarta dilansir Antara pada Jumat, 12 Desember 2025.

    Ia menegaskan kendaraan tersebut berada dalam kondisi layak pakai. Artinya, tidak ada gangguan teknis yang menjadi pemicu kecelakaan.

    Pengemudi mobil tersebut awalnya berencana menginjak pedal rem, namun ternyata yang diinjak justru pedal gas sehingga mobil tidak dapat dikendalikan. Kemudian, pengemudi membelokkan mobil ke kiri karena di depan dan bagian kanannya banyak orang.

    “Saat ini, pelaku sudah ditahan di Polres Metro Jakarta Utara,” ucapnya.

    Onkoseno menambahkan bahwa pengemudi tersebut sudah berpengalaman mengantarkan makanan MBG.

    “Dia punya SIM dan layak berkendara,” ungkapnya.
     

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara menetapkan sopir mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berinisial AI (34) sebagai tersangka yang menabrak sejumlah siswa dan seorang guru di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, pada Kamis, 11 Desember 2025.

    “Kami sudah melakukan gelar perkara dan yakin dengan alat bukti yang ada sehingga ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz di Jakarta, Jumat.

    Pihaknya juga telah melakukan tes urine serta tes alkohol terhadap pelaku, dan diketahui hasilnya negatif.

    Dari temuan penyidik, kata Erick, motif yang menyebabkan pelaku melakukan tindak pidana tersebut, yaitu mengantuk atau kurang istirahat. Tersangka diketahui baru tidur pukul 04.00 WIB dan sudah berangkat ke SPPG pada pukul 05.30 WIB.

    Menurut Erick, tersangka kurang istirahat sehingga tidak layak untuk berkendara dan menyebabkan sejumlah siswa dan guru terluka. 

    “Pelaku ini dijerat dengan Pasal 360 KUHP tentang tindak kelalaian yang menyebabkan luka dengan ancaman pidana penjara tujuh tahun,” ujar Erick. 

    Jakarta: Insiden kecelakaan yang menimpa sejumlah siswa dan seorang guru di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, akhirnya menemukan titik terang. 
     
    Polisi memastikan kecelakaan itu terjadi bukan karena masalah teknis kendaraan, melainkan murni akibat kelalaian pengemudi mobil pengangkut makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
     
    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Utara, Kompol Onkoseno, menjelaskan insiden itu murni disebabkan oleh kelalaian pengemudi.

    “Atas kelalaian tersangka yang mengakibatkan mobil yang dikendarai pelaku yang menabrak pagar, lalu terus melaju menabrak para korban,” kata Onkoseno di Jakarta dilansir Antara pada Jumat, 12 Desember 2025.
     
    Ia menegaskan kendaraan tersebut berada dalam kondisi layak pakai. Artinya, tidak ada gangguan teknis yang menjadi pemicu kecelakaan.
     
    Pengemudi mobil tersebut awalnya berencana menginjak pedal rem, namun ternyata yang diinjak justru pedal gas sehingga mobil tidak dapat dikendalikan. Kemudian, pengemudi membelokkan mobil ke kiri karena di depan dan bagian kanannya banyak orang.
     
    “Saat ini, pelaku sudah ditahan di Polres Metro Jakarta Utara,” ucapnya.
     
    Onkoseno menambahkan bahwa pengemudi tersebut sudah berpengalaman mengantarkan makanan MBG.
     
    “Dia punya SIM dan layak berkendara,” ungkapnya.
     

    Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Utara menetapkan sopir mobil Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berinisial AI (34) sebagai tersangka yang menabrak sejumlah siswa dan seorang guru di SDN 01 Kalibaru, Cilincing, pada Kamis, 11 Desember 2025.
     
    “Kami sudah melakukan gelar perkara dan yakin dengan alat bukti yang ada sehingga ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz di Jakarta, Jumat.
     
    Pihaknya juga telah melakukan tes urine serta tes alkohol terhadap pelaku, dan diketahui hasilnya negatif.
     
    Dari temuan penyidik, kata Erick, motif yang menyebabkan pelaku melakukan tindak pidana tersebut, yaitu mengantuk atau kurang istirahat. Tersangka diketahui baru tidur pukul 04.00 WIB dan sudah berangkat ke SPPG pada pukul 05.30 WIB.
     
    Menurut Erick, tersangka kurang istirahat sehingga tidak layak untuk berkendara dan menyebabkan sejumlah siswa dan guru terluka. 
     
    “Pelaku ini dijerat dengan Pasal 360 KUHP tentang tindak kelalaian yang menyebabkan luka dengan ancaman pidana penjara tujuh tahun,” ujar Erick. 

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (ANN)

  • Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Psikolog Soroti soal Trauma hingga PTSD usai Mobil MBG Tabrak Siswa di Jakut

    Jakarta

    Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan beberapa korban dari insiden kecelakaan mobil pengangkut MBG yang menabrak puluhan siswa di SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara telah diizinkan untuk pulang dari rumah sakit.

    Namun, masalah pemulihan korban sepertinya belum selesai sampai di situ. Ada potensi dampak psikologis yang bisa dialami para siswa, mulai dari trauma ringan hingga risiko berkembang menjadi post-traumatic stress disorder (PTSD).

    Psikolog Joice Manurung mengatakan anak-anak usia SD di usia 6-12 tahun tersebut belum cukup mampu untuk mengelola emosinya, mengelola masalah, hingga menafsirkan semua situasi.

    “Istilah saya ‘belum matang’. Bisa dibayangkan ketika anak berada dalam kondisi ‘belum matang’ dan tiba-tiba mengalami peristiwa yang mengejutkan. Maka secara logis, dia tidak sanggup mengelola itu,” kata Joice saat dihubungi detikcom, Jumat (12/12/2025).

    Terlebih, kondisi ini diperparah dengan lokasi kejadian, yakni sekolah. Menurut Joice, anak-anak menganggap sekolah adalah tempat paling, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Nah ketika seseorang mengalami peristiwa yang mengancam, membahayakan nyawa atau mengganggu emosinya begitu berat, namun dia tidak bisa menyelesaikannya secara rasional secara logis gitu ya. Nah itu akan meninggalkan residu-residu. Residu-residu inilah yang disebut sebagai trauma,” katanya.

    Trauma Bisa Dialami Juga oleh Bukan Korban

    Joice menambahkan, trauma atau lebih tepatnya goncangan emosional usai insiden mobil menabrak tersebut juga bisa dialami oleh mereka di luar 22 orang yang terdata.

    “Walaupun dia bukan korban yang ditabrak, misalnya dia paling depan duduknya, dia hanya melihat atau berteriak itu dia sudah mengalami goncangan,” katanya.

    “Kalau dia sudah tergoncang, tadi muncul ketakutan, muncul kecemasan dalam bentuk prediksi-prediksi atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab. Atau tadi saya bilang dia bisa tanda kutip nanti membangun sebuah konstruksi yang baru tentang sekolah. Oh, berarti sekolah itu ternyata tidak aman ya,” sambungnya.

    Trauma ini bisa bermacam bentuknya, bisa saja korban takut ke sekolah, selalu was-was kalau ke sekolah, atau ketakutan lain akan terjadi hal serupa ke depannya.

    “Nah, kalau ini terus terbawa, ini juga akan menjadi sebuah residu dan disebut juga sebagai sebuah peristiwa traumatik,” kata Joice.

    Berubah Menjadi PTSD

    PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) juga bisa menjadi kondisi yang perlu diwaspadai dan menurut Joice ini bisa muncul dua atau tiga bulan mendatang pasca-kejadian.

    ” Jadi, dia suka migrain atau dia jadi ketakutan ketemu orang dewasa atau dia sulit tidur, mimpi-mimpi buruk itu mungkin tiga bulan lagi atau dua bulan lagi. Nah, kalau begini, kadangkalanya kita perlu bantuan psikiater,” kata Joice.

    Di sinilah peran penting guru atau orang tua untuk memberikan bantuan kepada anak melalui profesional seperti psikolog anak. Tidak hanya untuk anak, namun bantuan untuk orang tua juga.

    “Setelah dapat identifikasi, lalu tahu dampaknya, baru akan disusun nanti program terapinya. Terapi ini bisa bergantung dari kondisi anak, kemudian kebutuhan si anak,” katanya.

    “Karena orang tua juga perlu di-handle. Kan tidak semua orang tua juga matang menyelesaikan ini,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Yuk Ketahui Dampak dan Penanganan Trauma pada Anak Korban Bencana!”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)