kab/kota: Cilacap

  • Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Kebakaran Markas Ormas di Sukabumi, Sebuah Peringatan Penting tentang Keamanan Listrik

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah insiden kebakaran melanda ruko yang difungsikan sebagai markas salah satu organisasi masyarakat (ormas) di Jalan Siliwangi, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, pada Kamis (26/6/2025) malam. 

    Peristiwa ini, yang diduga kuat berasal dari korsleting listrik pada kabel antena televisi di lantai tiga gedung, menghanguskan sebagian besar lantai tersebut. 

    Meski tak ada korban jiwa, kejadian kebakaran ini menjadi pengingat serius bagi masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan rutin instalasi listrik. Api mulai terlihat sekitar pukul 19.25 WIB, dan dalam waktu singkat melahap lantai tiga ruko.

    Percikan api dari kabel antena televisi disebut-sebut sebagai pemicu awal, menunjukkan bahwa bahkan komponen kecil dalam instalasi listrik rumah tangga pun bisa menjadi sumber bahaya jika tidak dirawat dengan baik. 

    Rikrik Rustiana, Danru Alpha Damkar Kota Sukabumi, mengonfirmasi dugaan awal tersebut. Tim pemadam kebakaran Kota Sukabumi segera merespons dengan menurunkan tiga unit mobil pemadam, dan berkat kesigapan mereka, api berhasil dikendalikan sebelum menyebar lebih luas.

    “Dugaan api sementara, tadi ada saksi mata yang mungkin pertama melihat api ada antena dari atas dari kabel, dugaan sementara dari korsleting listrik yang terbakar mungkin lantai tiga yang di atas, ini kantor ormas,” kata Rikrik. 

    Ia juga menambahkan bahwa barang-barang elektronik di lantai tiga turut menjadi korban keganasan api.

    “Yang terbakar ini cuman bagian atas aja ruangan atas lantai tiga, alhamdulillah tidak sampai merembet ke ruangan yang lain,” terang dia. 

     

    Toko dan Agen BRI (Brilink) di Cilacap Dirampok, 2 Luka Tembak 100 Juta Melayang (Video Amatir Warga)

  • KDM berencana alihkan dana operasi Kertajati Rp60 miliar ke Susi Air

    KDM berencana alihkan dana operasi Kertajati Rp60 miliar ke Susi Air

    Bu Susi menawarkan uang itu digunakan untuk mensubsidi penerbangan di Kertajati

    Bandung (ANTARA) – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) berencana untuk mengalihkan sebagian dana operasional per tahun yang dikeluarkan Pemprov Jabar untuk BIJB Kertajati sebesar Rp60 miliar ke Susi Air.

    Pengalihan ini akan digunakan sebagai subsidi operasional penerbangan Susi Air, yang dinilai Dedi bakal menjadi langkah untuk menghidupkan Kertajati.

    “Tadi Bu Susi (Pudjiastuti) nanya biaya operasional yang diberikan (per tahun), saya katakan di kisaran Rp60 miliar per tahun, dan saya sampaikan aja hari ini, Bu Susi menawarkan uang itu digunakan untuk mensubsidi penerbangan di Kertajati,” kata Dedi di Bandung, Jawa Barat, Rabu.

    Rencananya, subsidi tersebut digunakan untuk lima rute penerbangan yakni Cilacap-Kertajati, Purwokerto-Purbalingga-Kertajati, Semarang-Kertajati, Yogyakarta-Kertajati dan Tasikmalaya-Kertajati.

    “Jadi bawa penumpang masuk ke Kertajati. Yang penting bawa penumpang masuk ke Kertajati. Saya tadi dengan Bu Susi memutuskan, Susi Air juga kemudian di Kertajati mengaspal. Terbang lagi di Kertajati. Dengan lima rute yang tadi disebutkan. Jadi saya ingin coba kedua-duanya. Sebelum membangun yang besar, kita mulai dulu yang kecil,” ujar Dedi.

    Hal ini, kata Dedi, sebagai upaya penyelamatan Kertajati untuk mendukung langkah yang tengah dikerjakan yakni fokus ke penerbangan internasional khususnya haji dan umrah.

    “Nah sebenarnya kan kalau penerbangan haji dan umrah ini bisa berjalan dengan yang domestik itu,” ucapnya.

    Namun demikian, Dedi mengatakan untuk bisa beriringan itu ada permasalahan, salah satunya investasi yang cukup besar, sehingga dirinya mengambil langkah untuk mensubsidi Susi Air.

    Subsidi ini juga, kata Dedi, karena dirinya mendapat cerita dari Susi Pudjiastuti bahwa salah satu permasalahan Kertajati lainnya adalah kru pesawat yang harus berangkat ke Jakarta dan jika melalui jalur darat menggunakan pengawalan butuh waktu empat jam yang disebutnya tidak mungkin dilakukan.

    “Itu tidak mungkin karena lamanya dia terbang sehari, di mana jam kerja pilot hanya sembilan jam. Karenanya harus ada rute dari Halim ke Kertajati dulu untuk mengangkut kru pesawat.

    Dedi mengatakan dari dana per tahun yang dikeluarkan oleh Pemprov sebesar Rp60 miliar untuk BIJB itu, sekitar Rp49 miliar bisa digunakan untuk subsidi penerbangan ke Kertajati.

    Sementara itu, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, meyakini dengan lima rute yang direncanakan mendarat dan terbang di Kertajati dalam sehari, akan mendatangkan maskapai besar.

    “Kalau sehari lima kali yang besar pasti nanti mau nunggu di sana kalau gak ada, kalau pilot pesawat hilang enam jam waktunya pasti rugi airline jadi tidak mau mereka,” ujarnya.

    Susi menjelaskan untuk tujuan Halim-Kertajati itu khusus untuk kru-kru maskapai besar, kemudian tujuan lainnya adalah sebagai moda pengumpan, dengan bisa ditambahkan juga tujuan Pangandaran ke depannya.

    “Kalau ada dari lima kota masuk kan paling tidak masing-masing 6 orang aja ada 30. Pasti Airline juga ruginya tidak terlalu besar mulai masuk di Kertajati. Kalau sekarang mau ngangkut apa ke sana? Orangnya tidak ada yang datang,” ucap dia.

    Dengan dana yang harus dikeluarkan Pemprov Jabar Rp60 miliar per tahun, diinformasikan kini sudah tidak ada penerbangan domestik dari dan menuju BIJB Kertajati sejak tanggal 2 Juni 2025 sampai waktu yang tidak ditentukan.

    Hal itu, dipastikan setelah pada tanggal tersebut maskapai Super Air Jet yang melayani penerbangan ke Medan, Denpasar dan Balikpapan (Kalimantan Timur) berhenti beroperasi dari dan ke BIJB Kertajati.

    Penghentian penerbangan domestik ini, kata dia, karena keterbatasan armada dari maskapai yang sebelumnya melayani di Bandara Kertajati, yakni Lion Air, Super Air Jet, Citilink, Air Asia dan Malaysia Airlines serta okupansi di bandara tersebut yang rendah.

    Meskipun demikian, Bandara Kertajati masih melayani satu penerbangan internasional menuju Singapura yang terbang tiap Selasa dan Sabtu oleh maskapai Scoot.

    Pewarta: Ricky Prayoga
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kilang Pertamina Internasional dukung penguatan transisi energi

    Kilang Pertamina Internasional dukung penguatan transisi energi

    Jakarta (ANTARA) – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat peran strategisnya dalam mendukung transisi energi nasional melalui strategi pengembangan biofuel dan green refinery.

    “Sebagai bagian dari mata rantai ketahanan energi nasional, KPI mengambil peranan penting dalam era transisi energi,” kata Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman saat menjadi pembicara dalam acara Joint Convention Semarang 2025 (JCS 2025) sebagaimana keterangan di Jakarta, Rabu.

    Menurut Taufik, isu energi tidak dapat dilepaskan dari konsep Energi Trilemma yaitu konsep yang mencakup tiga tantangan utama dalam sistem energi yaitu keamanan energi, keberlanjutan energi, dan keterjangkauan energi.

    Ketiga hal tersebut menjadi pertimbangan KPI dalam mendukung Astacita Presiden Prabowo Subianto melalui ketahanan energi, kedaulatan sumber daya, hilirisasi industri.

    KPI pun mengambil langkah yang disebut dengan Pertamina Dual Growth Strategy.

    Menurut dia, KPI sebagai bagian dari Pertamina menerapkan strategi pertumbuhan ganda, pertama dengan memaksimalkan bisnis eksisting atau legacy business serta secara simultan membangun bisnis low carbon untuk mendukung transisi energi nasional.

    Dijelaskan strategi memaksimalkan bisnis eksisting dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan kapasitas kilang.

    KPI juga membangun bisnis low carbon dengan mengembangkan green refinery dan menghasilkan produk-produk yang berbahan baku nabati (biofuel).

    Terkait dengan biofuel, KPI mengimplementasikannya melalui berbagai strategi.

    Pertama, melalui co-processing yaitu bahan baku nabati diproses melalui pencampuran dengan bahan baku fosil pada fasilitas eksisting.

    “Di strategi ini, KPI telah mampu menghasilkan bio avtur Pertamina Sustainable Aviation Fuel 2,4 persen yang berbahan baku minyak inti sawit atau Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil,” jelasnya.

    Kedua, lanjutnya, conversion yaitu bahan baku nabati 100 persen diproses menjadi bahan bakar. Di strategi ini, KPI telah mampu memproduksi biodiesel 100 persen dengan jenis Hydrotreated Vegetable Oil (HVO). Produk itu dikenal dengan Pertamina Renewable Diesel (RD).

    KPI berencana mengembangkan green refinery berbasis limbah nabati seperti minyak jelantah, dimulai di Kilang Cilacap dan akan diperluas ke kilang-kilang lainnya.

    KPI saat ini memilih strategi produksi SAF dengan metode co-processing karena memiliki berbagai keuntungan. Metode itu merupakan cara tercepat untuk memproduksi SAF.

    “Penggunaan fasilitas produksi eksisting tentu akan memerlukan investasi yang lebih kecil. Selain itu, ini menjadi kesempatan untuk mengevaluasi fasilitas eksisting sambil mempersiapkan fasilitas pengolahan yang lebih besar,” jelas Taufik.

    Pengembangan ekosistem produk biofuel khususnya SAF, kata Taufik memerlukan sinergi berbagai pemangku kepentingan.

    “Para pemangku kepentingan harus mengambil perannya masing-masing baik dari sisi peraturan maupun produknya. KPI memiliki tugas menghasilkan produknya dan akan berusaha melaksanakannya sesuai peta jalan yang sudah disusun,” sambungnya.

    Diungkapkan Taufik beragam strategi yang dijalankan KPI tak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan produksi, dan nilai tambah di dalam negeri.

    Upaya tersebut untuk mendukung transformasi ekonomi berbasis sektor strategis, memperkuat daya saing nasional, serta mewujudkan ketahanan energi berkelanjutan demi kemandirian ekonomi, kedaulatan politik, dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anggota DPR dorong pengelolaan SMA/SMK dikembalikan ke daerah

    Anggota DPR dorong pengelolaan SMA/SMK dikembalikan ke daerah

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi X DPR RI Agung Widyantoro mendorong pengembalian kewenangan pengelolaan SMA dan SMK dari pemerintah provinsi ke pemerintah kabupaten/kota, untuk memastikan alokasi dana pendidikan lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan lokal.

    Legislator asal Jawa Tengah yang juga mantan Bupati Brebes ini menilai sentralisasi pengelolaan di tingkat provinsi menimbulkan ketimpangan dalam penyaluran anggaran dan pembangunan infrastruktur pendidikan.

    “Data Kemendikbudristek 2024 menunjukkan bahwa 30 persen sekolah di daerah pinggiran, termasuk di Jawa Tengah, mengalami keterlambatan penyaluran BOS Provinsi. Ini membuktikan bahwa birokrasi yang panjang di tingkat provinsi menghambat pemerataan akses pendidikan,” kata Agung dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Ia juga merujuk temuan BPK RI 2023 yang mengungkap kurang efisiennya anggaran pendidikan di beberapa provinsi, termasuk Jawa Tengah. Sebagai mantan Bupati Brebes, Agung memahami betul tantangan yang dihadapi daerah dalam mengelola pendidikan.

    “Saat saya memimpin Brebes, kewenangan pengelolaan SMA/SMK masih di kabupaten. Kami bisa merespons cepat kebutuhan sekolah, baik itu perbaikan gedung maupun penambahan guru.”

    Saat ini kewenangan pengelolaan SMA/SMK ada di tingkat provinsi, namun banyak keluhan dari kepala sekolah dan orang tua siswa soal lambatnya penanganan masalah.

    Ia mencontohkan, di Kabupaten Brebes saja, setidaknya 15 persen SMA/SMK mengalami keterlambatan rehabilitasi ruang kelas karena proses perencanaan yang rumit di tingkat provinsi.

    Agung juga menyoroti kesenjangan pembangunan infrastruktur pendidikan di Jawa Tengah. Data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah 2024 mencatat, hanya 65 persen sekolah di wilayah terluar seperti Cilacap dan Wonosobo yang memiliki fasilitas memadai, sementara di kota-kota besar seperti Semarang dan Surakarta angkanya mencapai 85 persen.

    “Ini bukti bahwa pengelolaan terpusat di provinsi justru memperlebar ketimpangan. Kabupaten/kota lebih paham kondisi di lapangan dan bisa mengalokasikan dana secara adil,” paparnya.

    Ia menambahkan, RUU Sisdiknas yang sedang dibahas di DPR harus memastikan alokasi dana khusus dari pusat ke kabupaten/kota berjalan transparan dan tepat sasaran.

    Sebagai wakil rakyat dari Dapil Jawa Tengah IX, Agung berkomitmen memperjuangkan aspirasi masyarakat terkait pendidikan.

    “Saya telah menerima banyak laporan dari guru, orang tua, dan siswa di daerah pemilihan saya, seperti Tegal dan Brebes, yang mengeluhkan minimnya perhatian provinsi terhadap sekolah mereka. Ini harus diubah,” ujarnya.

    Agung mengusulkan pandangan merevisi UU 23/2014 untuk mengembalikan kewenangan pengelolaan SMA/SMK ke kabupaten/kota, dengan pengawasan ketat untuk mencegah potensi korupsi di tingkat lokal.

    “Pendidikan adalah hak dasar warga negara. Jangan biarkan birokrasi yang berbelit dan kebijakan yang tidak merata menghambat masa depan anak-anak kita,” tutur Agung.

    Ia berharap langkah ini bisa mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Fortuner Camat Wanareja Cilacap Tabrak S-Presso di Kebumen, Korban Minta Ganti Rugi Rp 130 Juta
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Juli 2025

    Fortuner Camat Wanareja Cilacap Tabrak S-Presso di Kebumen, Korban Minta Ganti Rugi Rp 130 Juta Regional 1 Juli 2025

    Fortuner Camat Wanareja Cilacap Tabrak S-Presso di Kebumen, Korban Minta Ganti Rugi Rp 130 Juta
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com – 
    Kecelakaan
    antara Toyota Fortuner dan Suzuki S-Presso di Jalan Ayah-Karangbolong, Kabupaten
    Kebumen
    , Jawa Tengah, viral di media sosial.
    Detik-detik peristiwa tersebut terekam dashcam di dalam kabin Suzuki S-Presso yang diunggah di akun Instagram dashcam_owner_indonesia.
     
    Peristiwa ini menyeret nama
    Camat Wanareja
    , Irwan Arianto, yang belakangan dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban usai mediasi gagal.
    Dalam unggahan tersebut, pemilik S-Presso meminta pertanggungjawaban pemilik Fortuner, Irwan Arianto.
    “Untuk pemilik Fortuner sendiri seorang
    camat Wanareja
    , Kabupaten Cilacap. Dan ditunggu itikad baik untuk bertanggungjawab karena yang datang hanya mantri dari camat sendiri,” tulis unggahan tersebut.
    Dalam unggahan yang sama dijelaskan,
    kecelakaan
    bermula saat pengemudi S-Presso bersama istri, anak yang masih bayi dan mertua melaju di jalurnya.
    Sesampainya di sebuah tikungan, dari arah berlawanan datang Fortuner yang melewati marka jalan hingga terjadi tabrakan.
    Akibatnya, istri pemilik mobil S-Presso dibawa ke rumah sakit karena tulang dada sebelah kanan retak.
    Ketika dikonfirmasi, Irwan membenarkan peristiwa kecelakaan tersebut. Kecelakaan terjadi pada Minggu (29/6/2025) pukul 14.20 WIB saat dalam perjalanan pulang dari Yogyakarta menuju Cilacap.
    “Waktu kejadian saya nyetir sendiri, bersama anak istri,” kata Irwan kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).
    Irwan membantah tidak bertanggungjawab. Bahkan usai kejadian dirinya mengeklaim langsung turun dan membantu mengevakuasi pengemudi dan penumpang S-Presso.
    “Kejadian sebenarnya, setelah terjadi kecelakaan saya langsung evakuasi sampai ngangkat keluarganya, anak, istri, mertua dan bayinya. Saya tidak kabur setelah nabrak,” ujar Irwan.
    Ia kemudian melakukan mediasi dengan pemilik S-Presso dengan disaksikan ketua RT dan ketua RW setempat. Hasilnya, Iwan bersedia memperbaiki mobil S-Presso di sebuah bengkel di Cilacap.
    “Di situ sudah disepakati mobil diperbaiki di Cilacap,” kata Irwan.
    Sementara di lokasi kejadian, istri pemilik S-Presso mengeluh sakit pada bagian dada sehingga dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gombong untuk diperiksa lebih lanjut.
    Irwan lantas meminta bantuan temannya untuk mengantar istri pemilik S-Presso dan keluarganya ke rumah sakit karena mobilnya juga rusak.
    “Setelah selesai saya minta teman saya untuk mengantar keluarganya ke rumah sakit. Teman saya menemani sampai mengurus administrasi dan pendaftaran,” kata Irwan.
    Irwan tidak ikut ke rumah sakit dengan alasan menunggu mobil towing yang akan digunakan untuk mengangkut kedua kendaraan, lalu pulang ke Cilacap.
    Irwan baru datang ke rumah sakit keesokan harinya untuk menjenguk istri pemilik S-Presso sambil menitipkan uang Rp 2,5 juta kepada pihak rumah sakit untuk biaya pengobatan.
    Namun saat bertemu di rumah sakit, Irwan menyebut, pemilik S-Presso mengubah kesepakatan. Pemilik S-Presso meminta ganti rugi seharga mobil.
    “Dia meminta ganti rugi seharga kendaraan mobil sesuai dengan (harga) pasaran, padahal kesepakatannya enggak gitu. Dia minta ganti rugi sejumlah Rp 120-130 juta,” ujar Irwan.
    Pemilik S-Presso akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Kebumen pada Senin (30/6/2025) sore. Namun dalam mediasi yang difasilitasi polisi pada malam harinya, keduanya tidak menemukan kata sepakat.
    “Keinginannya dia untuk ganti rugi seharga kendaraan, kalau saya sesuai dengan kesepakatan awal. Karena inginnya seperti itu, dari polisi diserahkan ke kami. Hasilnya pada saat malam itu dilanjutkan ke jalur hukum. Saya siap untuk menghadapi ini,” kata Irwan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fortuner yang Disopiri Pak Camat Tabrak Suzuki S-Presso hingga Terguling

    Fortuner yang Disopiri Pak Camat Tabrak Suzuki S-Presso hingga Terguling

    Cilacap

    Toyota Fortuner yang dikemudikan Camat Wanareja, Cilacap, menabrak Suzuki S-Presso hingga terguling. Begini penjelasan Pak Camat terkait insiden tersebut.

    Tabrakan adu banteng terjadi antara Toyota Fortuner dan Suzuki S-Presso. Insiden tabrakan antara SUV kekar dan citycar itu juga terekam dalam video yang diunggah akun Instagram @dashcam_owner_indonesia. Terlihat, Fortuner yang berada di lajur kanan menghantam Ignis. Seketika S-Presso pun ikut terguling. Bagian bemper depan kanannya rusak, beruntung lampunya masih utuh dan menyala.

    Usut punya usut, Fortuner yang menabrak S-Presso tersebut merupakan milik Camat Wanareja Irwan Arianto. Irwan juga mengemudikan sendiri mobilnya saat kecelakaan terjadi.

    “Pas kejadian saya nyetir sendiri. Lagi sama keluarga sama istri sama anak,” kata Irwan dikutip detikJateng.

    Irwan mengungkap sesaat setelah kecelakaan terjadi, dirinya turun dari mobil sekaligus memberi pertolongan. Menurut pengakuannya, Irwan juga melakukan evakuasi mengangkat keluarga korban yang berada di Suzuki S-Presso. Dia juga menegaskan tidak kabur setelah kejadian.

    “Di situ sudah disepakati mobil ini diperbaiki di Cilacap mereka sudah mengiyakan, terutama istrinya karena sakit agak sesak dadanya. Kita fasilitasi untuk ke rumah sakit,” sambutnya lagi.

    Kendati demikian, istri pengemudi yang berada di Suzuki S-Presso mengeluhkan sakit di dada, Irwan dengan segera membawa ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan sekaligus rontgen. Dari hasil rontgen, dokter mengungkap bahwa istri pengemudi Ignis itu mengalami retak di bagian dada sehingga harus menjalani perawatan lebih lanjut. Irwan kemudian baru pergi ke rumah sakit esok harinya.

    Saat di rumah sakit, Irwan kaget karena menurutnya kesepakatan untuk memperbaiki mobil di Cilacap justru berubah. Pemilik Suzuki Ignis itu disebutnya menginginkan ganti rugi seharga unit mobil yang dibawa.

    “Dia meminta ganti rugi seharga kendaraan mobil sesuai dengan (harga) pasaran kendaraan. Keinginannya dia itu jadinya dia minta diganti seharga mobil dia. Padahal kesepakatannya nggak gitu,” akunya.

    Irwan mengungkapkan pemilik kendaraan sempat menyebut angka ganti rugi dalam kecelakaan ini. Pemobil tersebut menyebut nominal kisaran Rp 130 juta. Sedangkan Irwan bersikukuh mengganti rugi sesuai dengan kesepakatan awal. Di sisi lain, pengemudi Suzuki S-Presso itu juga melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.

    “Kalau saya sesuai dengan kesepakatan awal. Terus karena inginnya seperti itu, dari polisi diserahkan ke kita. Hasilnya pada saat malam itu dilanjutkan ke jalur hukum. Saya siap untuk menghadapi ini,” tutur Irwan.

    Aturan Ganti Rugi saat Kecelakaan Lalu Lintas

    Untuk diketahui, berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 234, pengemudi ataupun pemilik kendaraan bermotor memang wajib bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga karena kelalaian pengemudi.

    Lanjut dijelaskan pada pasal 236 ayat 1, pihak yang menyebabkan terjadinya kecelakaan wajib mengganti kerugian yang besarannya ditentukan berdasarkan putusan pengadilan. Kemudian pada pasal 236 ayat 2 disebutkan kewajiban mengganti kerugian itu dapat dilakukan di luar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai di antara para pihak yang terlibat.

    (dry/rgr)

  • Menteri P2MI Janji Kawal Kasus Kematian Pekerja Migran Indonesia di Korsel: Supaya Perusahaan Berikan Haknya – Page 3

    Menteri P2MI Janji Kawal Kasus Kematian Pekerja Migran Indonesia di Korsel: Supaya Perusahaan Berikan Haknya – Page 3

    Terjejer pula barang-barang korban, berupa tas ransel hingga koper yang berisi barang-barang korban. Menteri Karding juga ikut menggotong peti jenazah ke dalam ambulans berikut barang-barang korban yang akan dibawa ke keluarganya di Cilacap.

    “Kami pastikan negara hadir, jenazah Ngadiman akan diantar dan diurus hingga ke pemakaman,” jelasnya.

    Karding juga menyampaikan bahwa karena almarhum merupakan pekerja migran Indonesia yang ditempatkan secara resmi, ia berhak menerima santunan dari BPJS Ketenagakerjaan sebesar Rp213 juta. Nilai tersebut mencakup beasiswa pendidikan untuk anak-anak almarhum.

    “Uang tersebut memang hak dari korban yang sudah tertulis di kontrak kerjanya,” tuturnya.

    Nantinya, uang tersebut akan ditransfer ke akun bank ahli waris, dalam hal ini adalah istri korban. 

    “Kami menyampaikan duka cita yang me dalam atas musibah yang dialami saudara kita yang bekerja di Korea, tentu saya berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran,” jelasnya.

  • Pulang dalam Duka, Menteri Karding Jemput Langsung PMI Asal Cilacap, Pastikan Semua Hak Almarhum Terpenuhi

    Pulang dalam Duka, Menteri Karding Jemput Langsung PMI Asal Cilacap, Pastikan Semua Hak Almarhum Terpenuhi

    TANGERANG – Suasana haru menyelimuti Terminal Kargo Jenazah Bandara Soekarno-Hatta, Minggu hari ini saat jenazah pekerja migran Indonesia, Ngadiman, tiba dari Korea Selatan. Ia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja di pabrik tempatnya bekerja.

    Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, hadir langsung untuk menjemput kepulangan Ngadiman sebagai bentuk kehadiran negara hingga akhir hayat warganya.

    “Hari ini saya menjemput kepulangan saudara kita, Ngadiman, yang bekerja dengan skema G to G di Korea dan mengalami kecelakaan kerja,” ujar Karding di lokasi penjemputan dikutip lewat keterangan resmi KemenP2MI.

    Ngadiman merupakan pekerja migran asal Cilacap, Jawa Tengah, yang bekerja di Korea Selatan melalui skema penempatan antarpemerintah (Government to Government atau G to G) sejak Oktober 2024. Ia meninggal dunia pada 25 Juni 2025 setelah mengalami kecelakaan saat membersihkan sumbatan di mesin konveyor sebuah pabrik logam.

    Korban sempat mendapatkan penanganan medis di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

    Pemerintah memastikan bahwa seluruh hak almarhum akan disalurkan kepada pihak keluarga. Ngadiman tercatat sebagai pekerja resmi dan memiliki perlindungan sesuai ketentuan.

    “Kami pastikan jenazah akan kita urus sampai ke pemakaman dan hak-haknya akan kita tuntaskan,” tegas Karding.

    Santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan senilai Rp213 juta telah disiapkan, termasuk beasiswa untuk dua anak almarhum. Sementara itu, hak asuransi dari perusahaan di Korea Selatan masih dalam proses pencairan dan akan ditransfer langsung ke rekening istri Ngadiman.

    Pemerintah juga berkomitmen mengawal proses hukum di Korea Selatan. Saat ini, dugaan kelalaian pihak perusahaan masih dalam penyelidikan oleh otoritas setempat.

    “Intinya, kehadiran kami di sini membuktikan bahwa negara hadir, dari proses perekrutan hingga saat kembali ke tanah air,” kata Karding.

    Setelah proses serah terima di Bandara Soekarno-Hatta, jenazah Ngadiman langsung diberangkatkan ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.

    Pemerintah memastikan pengurusan jenazah berjalan lancar hingga ke tangan keluarga, sebagai bagian dari perlindungan menyeluruh bagi pekerja migran Indonesia.

  • Jenazah Pekerja Migran Tiba dari Korsel, Pemerintah Pastikan Hak Terpenuhi – Page 3

    Jenazah Pekerja Migran Tiba dari Korsel, Pemerintah Pastikan Hak Terpenuhi – Page 3

    Karding menyatakan, santunan kematian dari BPJS Ketenagakerjaan senilai Rp213 juta telah disiapkan, termasuk beasiswa untuk dua anak almarhum.

    Sementara itu, hak asuransi dari perusahaan di Korea Selatan masih dalam proses pencairan dan akan ditransfer langsung ke rekening istri Ngadiman.

    “Pemerintah juga berkomitmen mengawal proses hukum di Korea Selatan. Saat ini, dugaan kelalaian pihak perusahaan masih dalam penyelidikan oleh otoritas setempat,” jelas Karding.

    Sebagai informasi, penjemputan langsung almarhum di bandara yang dilakukan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding adalah bukti negara hadir, dari proses perekrutan hingga saat kembali ke tanah air,.

    Diketahui, setelah proses serah terima di Bandara Soekarno-Hatta, jenazah Ngadiman langsung diberangkatkan ke kampung halamannya di Cilacap, Jawa Tengah, untuk dimakamkan.

    “Pemerintah memastikan pengurusan jenazah berjalan lancar hingga ke tangan keluarga, sebagai bagian dari perlindungan menyeluruh bagi pekerja migran Indonesia,” Karding memungkasi.

  • Mengenal Tari Lengger: Asal Mula dan Filosofinya

    Mengenal Tari Lengger: Asal Mula dan Filosofinya

    YOGYAKARTA – Masyarakat mengenal tari lengger sebagai kesenian rakyat yang dilakukan oleh masyarakat Jawa Tengah. Namun perlu diketahui bahwa tiap daerah di Jawa Tengah punya kesenian lengger dengan versinya masing-masing. Hal itu bisa terjadi karena kesenian tersebut tersebar lewat seniman yang melakukan pertunjukan keliling. Untuk memahami sejarah dan filosofinya, simak penjelasan berikut ini.

    Mengenal Tari Lengger

    Dalam penelitian yang berjudul Lengger Banyumas Sebagai Seni Pertunjukan Tradisi: Perekat Sosial Masyarakat dan Pemertahanan Ekologi Lingkungan, dijelaskan bahwa lengger berasal dari Banyumas dan sekitarnya termasuk Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, sebagian Kebumen, dan Brebes.

    Tari lengger Banyumas berkaitan dengan ritual penghormatan masyarakat terhadap Dewi Kesuburan, Dewi Pertanian, atau Dewi Padi yakni Dewi Sri. Lengger Banyumas diselenggarakan oleh para petani dengan alat musik pengiring, kostum, serta lirik tembang yang sederhana.

    Sejarah Tari Lengger

    Perlu diketahui bahwa lengger Banyumas berbeda dengan kesenian lengger dari Jawa Timur seperti Probolinggo. Perbedaan tersebut wajar terjading mengingat kesenian tersebut disebarkan oleh seniman yang menggelar pementasan keliling di masa lampau.

    Berdasarkan sejarahnya, tari lengger ada sejak era Kerajaan Jenggala dan Kediri. Konon terdapat pangeran bernama Panji yang mencari Dewi Sekartaji dengan menyamar sebagai Lengger Topeng berpakaian wanita.

    Meski bermula dari pencarian cinta, tari lengger mengalami asimilasi budaya Islam. Terlebih saat Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran agama Islam. Tari lengger kemudian dipercaya berasal dari dua kata yakni elinga yang artinya ingatlah, dan Ngger yakni panggilan untuk anak laki-laki. Dengan demikian makna filosofi tari lengger adalah hendaknya seorang laki-laki terus mengingat Tuhan sehingga dapat terus berbuat baik.

    Selain mengenal tari lengger, Anda bisa mendapatkan informasi tradisi Nusantara lain di VOI.id.