kab/kota: Cilacap

  • Kilang Minyak di Dumai Terbakar, Islah Bahrawi: Pertamina Ganti Nama Saja Jadi Cosa Nostra

    Kilang Minyak di Dumai Terbakar, Islah Bahrawi: Pertamina Ganti Nama Saja Jadi Cosa Nostra

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) asal Madura, Islah Bahrawi angkat suara terkait peristiwa terbakarnya salah satu kilang minyak di Dumai, Riau, Rabu (1/10).

    Islah Bahrawi, peristiwa kebakaran kilang minyak di Dumai itu diduga memiliki kaitan dengan sorotan publik terkait masalah kilang minyak tanah air saat ini.

    Diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa belum lama ini menyoroti PT Pertamina karena tidak mampu merealisasikan janji untuk membangun kilang minyak meski sudah bertahun-tahun dijanjikan.

    “Setiap ada yg bicara pembuatan kilang baru, tidak lama ada fasilitas Pertamina yg terbakar. Lihat nanti, penyebabnya “sambaran petir”. Biasanya begitu. Kalau gak Balikpapan, Indramayu atau Cilacap. Kali ini Riau,” tulis Islah Bahrawi melalui cuitan di media sosialnya.

    Melihat kenyataan itu, Islah Bahrawi lantas menyarankan kepada Pertamina berganti nama saja. “Pertamina itu harusnya ganti nama saja jadi “Cosa Nostra”,” imbuh Islah Bahrawi.

    Diketahui, area objek vital nasional PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit II mengalami ledakan dan kebakaran pada Rabu (1/10) malam.

    Area Manager Communication Relation & CSR Kilang Dumai, Agustiawan menyampaikan pihaknya memastikan tim tanggap darurat berhasil mengatasi kejadian di salah satu unit operasional. Situasi kini telah berada dalam kondisi aman dan berhasil terkendali pada pukul 23.20 WIB, Rabu (1/30) malam.

    Menurutnya, ketika terdeteksi, tim penanggulangan keadaan darurat langsung melakukan langkah-langkah penanganan sesuai prosedur keselamatan. Penanganan dapat dilakukan dalam waktu singkat sehingga tidak meluas ke area lain dan tidak menimbulkan korban jiwa.

  • Kilang Dumai Milik Pertamina Kebakaran, Mengolah 170.000 Barel Minyak

    Kilang Dumai Milik Pertamina Kebakaran, Mengolah 170.000 Barel Minyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kilang pengolahan Bahan Bakar Minyak (BBM) Dumai, Riau, yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengalami kebakaran pada Rabu (01/10/2025) sekitar pukul 21.00 WIB malam.

    Area Manager Communication Relation & CSR Kilang Dumai Agustiawan mengatakan, tim pemadam di Kilang Dumai saat ini fokus pada penanganan kejadian di salah satu unit di kilang.

    Petugas penanganan diturunkan untuk dapat segera melakukan pemadaman ke lokasi kejadian untuk mengisolasi agar tidak meluas ke area lain.

    Penyebab kejadian belum diketahui, dan tim masih fokus pada upaya penanganan kejadian.

    Agustiawan pun menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang membuat masyarakat sekitar terganggu kenyamanannya.

    “Mohon bantuan doa dari masyarakat, agar kejadian ini dapat segera kami tangani dengan baik,” ungkapnya, dalam keterangan resmi, Rabu (01/10/2025).

    Profil Kilang Dumai

    Berdasarkan data KPI, Refinery Unit II Dumai atau Kilang Dumai ini memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah sebesar 170.000 barel per hari (bph). Adapun produk dari Kilang Dumai ini menghasilkan BBM Solar, avtur, Pertalite, Pertodex, MFO-LS, LSFO, UCO, NBF, Smooth Fluid, LPG, dan Green Coke.

    Perlu diketahui, Pertamina memiliki 6 unit kilang minyak dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta bph.

    Berikut adalah enam kilang yang dikelola oleh KPI:

    1. Refinery Unit II – Dumai

    Kapasitas Pengolahan: 170 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 7,6
    Produk: Pertalite, Pertamax, Solar, Pertadex, Avtur, MFO LS, Green Coke

    2. Refinery Unit III – Plaju

    Kapasitas Pengolahan: 120 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 3,0
    Produk: Pertalite, Solar, Dexlite, LPG, MFO LS, Polytam

    3. Refinery Unit IV – Cilacap

    Kapasitas Pengolahan: 348 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 7,4
    Produk: Pertalite, Pertamax, Solar, Pertadex, Avtur, LPG, Paraxylene, Benzene, Lube Base Oil, Asphalt

    4. Refinery Unit V – Balikpapan

    Kapasitas Pengolahan: 260 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 4,2
    Produk: Pertalite, Pertamax, Solar, Pertadex, Avtur, Kerosene, MFO LS

    5. Refinery Unit VI – Balongan

    Kapasitas Pengolahan: 150 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 11,9
    Produk: Pertalite, Pertamax, Pertamax Turbo, Solar, Pertadex, LPG, Avtur

    6. Refinery Unit VII – Kasim

    Kapasitas Pengolahan: 10 ribu bph
    Nelson Complexity Index: 2,4
    Produk: Pertalite, Solar.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geger! Hiu Tutul Raksasa Sepanjang 6 Meter Terdampar di Cilacap

    Geger! Hiu Tutul Raksasa Sepanjang 6 Meter Terdampar di Cilacap

    News16 jam yang lalu

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 14 Nov 2025, 23:15 WIB

    Diterbitkan 14 Nov 2025, 10:27 WIB

    0ShareCopy LinkBatalkan

    Warga di pesisir Pantai Bunton, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, digegerkan dengan penemuan seekor hiu tutul berukuran besar yang terdampar di pantai.

    Hiu TerdamparCilacapHiu TutulHiu Tutul TerdamparHiu Tutul Terdampar di Cilacap

  • Freeport Hentikan Produksi, Fokus Cari 5 Pekerja Hilang di Grasberg

    Freeport Hentikan Produksi, Fokus Cari 5 Pekerja Hilang di Grasberg

    Jakarta

    PT Freeport Indonesia (PTFI) menghentikan seluruh aktivitas produksi tambang di Grasberg, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Langkah ini diambil untuk memfokuskan upaya pencarian lima pekerja yang masih hilang setelah insiden longsor.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan keputusan penghentian produksi dilakukan setelah dirinya berkoordinasi langsung dengan manajemen PTFI.

    “Sejak kejadian longsor di underground, saya langsung berkoordinasi dengan manajemen Freeport Indonesia, dengan Pak Tony Wenas. Kita sudah memutuskan untuk menyetop seluruh aktivitas produksi, dan semua tenaga, waktu, serta sumber daya difokuskan untuk pencarian pekerja yang terjebak,” kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (26/9/2025).

    Insiden longsor di tambang Grasberg sebelumnya mengakibatkan tujuh pekerja tertimbun material. Dua di antaranya telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sementara lima lainnya masih dalam pencarian.

    Bahlil menegaskan hingga saat ini tidak ada aktivitas produksi di Grasberg. “Saya dapat laporan dari Pak Tony Wenas tadi pagi, saya berkomunikasi terus, dan tim kami juga di lokasi. Proses pencarian masih berjalan dan belum ada aktivitas apa pun,” ujarnya.

    Ia mengakui, penghentian produksi sejak 8 September berdampak pada kinerja perusahaan. “Sudah barang tentu, karena hampir tiga minggu tidak ada produksi, pasti berdampak pada produktivitas dan juga pendapatan, baik bagi daerah maupun perusahaan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, mengonfirmasi bahwa dua pekerja ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (20/9/2025). “Sekitar pukul 08.45 WIT, tim penyelamat tambang bawah tanah menemukan dan mengevakuasi dua jenazah yang diduga rekan kami yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di Grasberg Block Cave,” katanya.

    Proses identifikasi jenazah masih menunggu kehadiran pihak kepolisian. PTFI menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan memastikan adanya pendampingan penuh. “Kami terus melanjutkan pencarian dan penyelamatan rekan-rekan lainnya dengan mengerahkan segala daya upaya,” ujar Katri.

    Lihat juga Video Satu Korban Longsor PT Freeport Dimakamkan di Kesugihan Cilacap

    (rrd/rrd)

  • 3
                    
                        Kala Menteri-menteri Prabowo “Disemprot” Aktivis Agraria di Rapat DPR
                        Nasional

    3 Kala Menteri-menteri Prabowo “Disemprot” Aktivis Agraria di Rapat DPR Nasional

    Kala Menteri-menteri Prabowo “Disemprot” Aktivis Agraria di Rapat DPR
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua menteri kabinet Merah Putih kena “semprot” ketika pemerintah dan DPR RI pada peringatan Hari Tani Nasional.
    Momentum ini terjadi di Ruang Rapat Komisi XIII, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
    Pertemuan di ruang rapat dihadiri lima menteri, yaitu Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) Nusron Wahid, dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.
    Kemudian, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dony Oskaria, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDTT) Yandri Susanto, serta Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari.
    Dalam momen pertemuan itu, pemerintah, DPR, dan organisasi petani membahas sejumlah konflik agraria yang tidak kunjung selesai selama puluhan tahun dan merugikan petani.
    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Kartika, akhirnya menyemprot Menhut Raja Juli karena dinilai tidak bisa menyelesaikan konflik agraria yang berlangsung selama puluhan tahun.
    Selama puluhan tahun itu, kata Dewi, masyarakat telah menyampaikan aduan dan persoalan yang mereka rasakan. Namun, persoalan ini tidak kunjung ditangani pemerintah.
    Salah satunya adalah konflik agraria lahan pertanian dengan perusahaan BUMN, Perum Perhutani, di Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
    “Di Kementerian Kehutanan, Bapak Raja Juli, akhirnya kita bisa bertemu lagi. Saya pernah mengajak Bapak Raja Juli itu ke salah satu Desa Bulupayung di Cilacap,” ujar Dewi di Ruang Rapat Komisi XIII, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
    “Itu adalah konflik agraria puluhan tahun yang berkonflik dengan Perhutani,” lanjut Dewi.
    Aktivis agaria ini menjelaskan bahwa 9.000 hektar lahan pertanian di Cilacap merupakan lumbung pangan nasional.
    Saat bersama Raja Juli di daerah itu, kata Dewi, pihaknya sudah menunjukkan kejanggalan konflik lahan pertanian yang diklaim sebagai lahan Perhutani.
    Misalnya, di lokasi itu tidak ada kawasan hutan, tetapi diklaim sebagai kawasan hutan.
    “Mana ada hutan? Kenapa tanah-tanah pertanian produktif yang dikerjakan oleh kaum tani itu tidak kunjung dibebaskan dari klaim-klaim kawasan hutan? Tidak kunjung dilepaskan dari klaim Perhutani?” tanya Dewi.
    Akibatnya, para petani tidak bisa mengangkut hasil panen, dan program-program pertanian tidak bisa masuk.
    “Karena alasannya itu, ini adalah masih klaim Perhutani, masih PTPN (Perkebunan Nasional), masih kawasan hutan, masih di dalam HGU (Hak Guna Usaha),” tutur Dewi.
    Menanggapi itu, Raja Juli mengakui pernah datang ke Cilacap melihat hamparan padi yang menguning.
    Ia juga mengaku sudah berupaya melepaskan lahan pertanian itu dari kawasan hutan, namun terhambat.
    “Karena memang ada macet di Perhutani. Jadi memang kehutanan Perhutani ini menjadi satu kunci penting,” tutur Raja Juli.
    Nusron Wahid Tak Proses Data
    Bukan cuma Raja Juli, Dewi juga menyemprot Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR/BPN) Nusron Wahid karena tidak pernah memproses data-data yang diberikan oleh KPA.
    Dewi menyampaikan bahwa Kementerian ATR merupakan salah satu kementerian yang paling banyak diadukan terkait kasus-kasus pertanahan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan Ombudsman RI.
    “Ada banyak kanal pengaduan, di Kementerian Agraria, Kementerian Kehutanan, bahkan mungkin di DPR. Tapi hanya untuk tempat mengadu, tidak ada kanal penyelesaian,” ujar Dewi.
    Padahal, KPA sudah berkali-kali menemui pihak ATR, bahkan bertemu langsung dengan Nusron Wahid untuk menyerahkan data yang dibutuhkan.
    “Jadi ada problem, data-data kami itu ditumpuk, diarsipkan, tapi tidak dikerjakan,” tutur Dewi.
    Nusron mengakui bahwa banyak data-data KPA yang diserahkan ke Kementerian ATR/BPN tetapi belum digarap.
    Ia menyatakan sependapat dengan usul KPA mengenai prinsip keadilan dalam redistribusi tanah.
    “Karena itu, sebagai bentuk komitmen kami mengamini data itu, kami sudah 10 bulan diangkat dipercaya menjadi Menteri ATR/BPN, kami belum tandatangani satupun perpanjangan dan pembaruan,” kata Nusron.
     
    Para petani di Desa Bulupayung yang sudah menggarap lahan pertanian sejak 1962, tetapi Perhutani mengeklaim kepemilikan Desa Bulupayung dan statusnya berubah menjadi bagian dari kawasan hutan.
    Meski masih diperbolehkan tinggal dan menggarap lahan pertanian di tanah seluas 2.000 hektar, sebanyak 3.000 keluarga petani tidak memperoleh bantuan dari negara, seperti pembangunan jalan dan irigasi, serta subsidi pupuk.
    Padahal, Desa Bulupayung termasuk sentra pertanian pangan di Cilacap.
    “Mereka harus mengeluarkan
    cost
    yang lebih ekstra atau biaya produksi pertanian. Belum terkait jaringan pasar yang memang tidak menentu dan juga dampak-dampak diklaim sebagai kawasan hutan. Akhirnya, dengan konflik yang terjadi di kehutanan ini, semakin terhimpit nasib para petani itu,” ujar Benny dalam diskusi Polemik Harga Beras dan Kebijakan Pangan di Tengah Krisis Iklim di Jakarta, Selasa (16/9/2025).
    Kedua, para petani dari desa-desa di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, juga bernasib sama seperti petani di Desa Bulupayung.
    Petani Sukasari sudah menggarap lahan pertanian sejak 1965.
    Namun, status desa-desa di Kecamatan Sukasari berubah menjadi kawasan hutan pada 1996.
    Alhasil, para petani di Kecamatan Sukasari juga merasakan ketidakhadiran negara akibat diklaim sebagai kawasan hutan.
    Mereka memprotes tidak adanya pembangunan infrastruktur seperti jalan dan irigasi di Kecamatan Sukasari.
    Ketimpangan Penguasaan Tanah
    Menurut data yang ada, satu persen kelompok elite menguasai 58 persen tanah, kekayaan alam, dan sumber produksi di Indonesia, sementara 99 persen penduduk harus berebut sisa lahan yang ada.
    Dewi mengatakan, kondisi ini akhirnya semakin memperburuk ketimpangan ekonomi di sektor agraria.
    “Ketimpangan ini mengarah pada meningkatnya jumlah konflik agraria yang terjadi di berbagai wilayah,” jelas Dewi.
    Konflik-konflik agraria ini berdampak langsung pada 1,8 juta keluarga yang kehilangan tanah serta mata pencaharian mereka.
    Dewi juga menyoroti bahwa proyek-proyek investasi besar seperti Proyek Strategis Nasional (PSN), food estate, kawasan ekonomi khusus, hingga militerisasi pangan terus meluas ke wilayah desa dan kampung, yang menyebabkan lahan petani dan wilayah adat semakin tergerus.
    “Proyek-proyek besar ini merampas tanah petani dan wilayah adat, serta menutup akses mereka terhadap laut dan wilayah tangkapnya. Hal ini terjadi karena lahan sudah dikapling-kapling oleh pengusaha besar,” ungkap Dewi.
    KPA mengingatkan bahwa kegagalan reforma agraria yang terjadi dalam 10 tahun terakhir harus menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk segera bertindak.
    “Berkaca pada kegagalan GTRA selama 10 tahun terakhir, kami mendesak Presiden Prabowo untuk segera membentuk Badan Pelaksana Reforma Agraria Nasional yang lebih otoritatif, yang berada langsung di bawah kendali Presiden,” kata Dewi mengakhiri pernyataan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina Genjot BBM Ramah Lingkungan, dari Biodiesel Sampai SAF

    Pertamina Genjot BBM Ramah Lingkungan, dari Biodiesel Sampai SAF

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmennya untuk mendorong transisi energi hijau di Indonesia dengan mempercepat pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan, seperti biodiesel dan Sustainable Aviation Fuel (SAF), serta energi terbarukan lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, dalam acara Green Energy Summit 2025.

    Harsono menjelaskan bahwa Indonesia telah mulai menjalankan program biodiesel sejak 2008, yang kini telah mencapai 40 persen atau B40. “Ini bukti nyata bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang tepat untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (24/9/2025).

    Dalam kesempatan tersebut, Harsono juga menyoroti sektor penerbangan sebagai salah satu fokus utama pengembangan bahan bakar ramah lingkungan. Pertamina telah melakukan uji coba SAF, yang dinyatakan aman untuk penerbangan komersial.

    “Pesawat listrik belum ada, jadi kuncinya ada pada bahan bakar yang bisa langsung digunakan. SAF dapat digunakan tanpa perlu modifikasi pesawat atau infrastruktur bandara. Uniknya, SAF berbasis minyak goreng bekas (used cooking oil/UCO) ini bisa mengubah limbah menjadi energi yang bernilai sekaligus mengurangi jejak karbon,” jelas Harsono.

    Pemerintah menargetkan implementasi 1 persen SAF pada 2027. Sementara itu, Pertamina sudah melakukan uji coba SAF dengan sertifikasi di Kilang Cilacap dan di tiga bandara besar Indonesia.

    Selain SAF, Pertamina juga mengembangkan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau Pertamina Renewable Diesel. Selain itu, distribusi Pertamax Green 95, bahan bakar campuran etanol dengan RON 95, sudah diperluas di 150 SPBU di seluruh Indonesia.

    Harsono menambahkan, penetrasi biofuel akan terus digencarkan. “Kunci keberhasilan transisi ini membutuhkan dukungan dari semua pihak, tidak hanya dari sisi teknis dan operasional, tapi juga dari industri otomotif dan konsumen,” ujarnya.

    Di sisi lain, Pertamina juga mulai menerapkan energi hijau di operasional internalnya. Sejumlah terminal BBM dan SPBU Green Energy Station sudah menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

    “Transisi energi adalah perjalanan panjang. Tantangannya masih ada, namun kami yakin dengan kolaborasi semua pihak, energi hijau bisa menjadi tulang punggung ketahanan energi nasional,” tutup Harsono.

    (igo/fdl)

  • 6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 September 2025

    6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama Regional 23 September 2025

    6.395 Warga Jateng Penganut Kepercayaan, Pemprov Jamin Hak Ubah Kolom Agama
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 6.395 warga Jawa Tengah mencatatkan diri sebagai penghayat atau penganut kepercayaan di kolom agama Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) sepanjang 2025.
    Jumlah ini terus meningkat dalam tiga tahun terakhir.
    Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan, dan Pencatatan Sipil (Dispermadesdukcapil) Jateng, Tri Harso Widirahmanto, mengatakan sebelumnya kolom agama dalam KTP hanya mengakomodasi enam agama resmi: Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
    Di luar itu biasanya dikosongkan atau diberi tanda strip. Pilihan penghayat biasanya dikosongkan atau menuliskan salah satu agama.
    Namun, setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIV/2016, barulah mereka bisa mencantumkan aliran kepercayaan secara resmi.
    “Tinggal datang ke kantor Dukcapil dengan membawa surat keterangan pemuka agama (penganut kepercayaan) yang menyebut dia bagian dari agama itu,” kata Tri Harso saat dihubungi, Selasa (23/9/2025).
    Tri Harso menjelaskan, pada 2023 jumlah penganut kepercayaan di Jateng tercatat 6.193 orang, kemudian naik menjadi 6.375 orang pada 2024, dan kini mencapai 6.395 orang pada 2025.
    Menurutnya, tren tersebut menandakan adanya pertumbuhan komunitas penganut kepercayaan di Jateng dalam tiga tahun terakhir.
    Kabupaten Cilacap tercatat sebagai daerah dengan jumlah penghayat terbanyak di Jateng dalam tiga tahun terakhir.
    “Cilacap konsisten memiliki jumlah penganut kepercayaan tertinggi. Tahun 2023 ada 1.033 orang, tahun 2024 naik menjadi 1.040 orang, lalu 2025 ada 1.034 orang,” jelasnya.
    Selain Cilacap, jumlah penghayat cukup besar juga tercatat di Kabupaten Pati sebanyak 697 orang dan Kabupaten Semarang 633 orang.
    Adapun Kota Pekalongan mencatat jumlah paling sedikit, hanya empat orang pada 2025. Lalu Kota Magelang sebanyak 16 orang, serta Kota Salatiga dan Kota Tegal masing-masing 19 orang.
    Tri Harso menambahkan, beberapa daerah menunjukkan tren kenaikan, seperti Kabupaten Pati dari 537 orang (2023) menjadi 697 orang (2025), Kota Tegal dari 54 orang (2023) menjadi 59 orang (2025), serta Kabupaten Wonogiri dari 121 menjadi 130 orang pada periode yang sama.
    Sementara itu, ada juga daerah yang justru mengalami penurunan, misalnya Kabupaten Grobogan dari 239 orang (2023) menjadi 231 orang pada 2025.
    Secara keseluruhan, Dispermadesdukcapil Jateng mencatat penghayat tersebar di 35 kabupaten/kota. Tri Harso memastikan Dukcapil daerah tetap mengakomodasi hak mereka dalam pencatatan identitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Isak Tangis Warnai Pemakaman Irawan, Warga Cilacap Korban Longsor Freeport
                        Regional

    3 Isak Tangis Warnai Pemakaman Irawan, Warga Cilacap Korban Longsor Freeport Regional

    Isak Tangis Warnai Pemakaman Irawan, Warga Cilacap Korban Longsor Freeport
    Tim Redaksi
    CILACAP, KOMPAS.com
    – Isak tangis menyelimuti pemakaman Irawan (46), warga Desa Kalisabuk, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Minggu (21/9/2025).
    Irawan merupakan salah satu korban tewas dalam insiden longsor di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, yang terjadi pada Senin (8/9/2025).
    Jenazah Irawan tiba di rumah duka pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.30 WIB dan dimakamkan pada pagi harinya sekitar pukul 09.30 WIB.
    Kakak kandung korban, Sigit Wahyudi (47), mengungkapkan bahwa awalnya mereka tidak menyangka bahwa Irawan menjadi salah satu korban dalam insiden tersebut.
    “Kami pertama kali mendengar musibah longsor itu dari Facebook. Kami belum tahu informasi adik saya juga jadi korban. Setelah mencari informasi, ternyata adik saya ikut jadi korban,” ujar Sigit kepada wartawan.
    Sigit menjelaskan bahwa Irawan mulai bekerja di tambang PT Freeport sebagai teknisi elektronik sejak sembilan tahun lalu, dan telah berpindah perusahaan sekitar satu tahun terakhir.

    “Sekitar 8-9 tahunan bekerja di Freeport, tapi baru pindah perusahaan sekitar satu tahunan ini,” tambahnya.
    Menurut Sigit, keluarga hanya bisa pasrah atas insiden tersebut, mengingat pekerjaan di tambang memiliki risiko yang tinggi
    . “Ya bagaimana lagi, sudah risiko kerja tambang, pasrah saja,” ucapnya.
    Sigit juga menceritakan bahwa Irawan adalah sosok yang baik, rajin beribadah, dan dermawan.
    “Almarhum orangnya baik dan pendiam, suka beribadah. Suka membantu musala dan masjid juga. Kalau kurban (saat Idul Adha) tidak mau menginformasikan, tahu-tahu sudah kurban,” kata Sigit.
    Seperti diketahui, PT Freeport Indonesia melaporkan bahwa pihaknya telah menemukan dua pekerja yang terjebak di Grasberg Block Cave, Mimika, Papua Tengah.
    Namun, dalam evakuasi yang dilakukan pada Sabtu (20/9/2025) pukul 08.45 WIT, dua pekerja tersebut ditemukan sudah dalam keadaan tewas.
    Dalam insiden ini, terdapat tujuh pekerja yang terjebak di dalam tambang Freeport.
    Proses evakuasi dan pencarian telah dilakukan menggunakan berbagai alat, baik alat berat maupun drone, untuk menjangkau area yang sempit.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bulog Banyumas salurkan 6.639 ton beras SPHP hingga September

    Bulog Banyumas salurkan 6.639 ton beras SPHP hingga September

    Purwokerto (ANTARA) – Perum Bulog Cabang Banyumas hingga bulan September 2025 telah menyalurkan sebanyak 6.639 ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk wilayah Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara, Jawa Tengah.

    “Jumlah tersebut sudah mendekati 30 persen dari total alokasi untuk wilayah Banyumas Raya (sekitar 22.500 ton),” kata Pemimpin Cabang Bulog Banyumas Prawoko Setyo Aji di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu.

    Bahkan, kata dia, realisasi penyaluran SPHP di Banyumas Raya sudah di atas rata-rata nasional dan akan terus dilakukan hingga bulan Desember.

    Ia mengatakan penyerapan gabah maupun beras dari wilayah Banyumas Raya maupun secara nasional juga sudah sesuai dengan target penugasan pelayanan publik (PSO).

    “Sekarang, kami juga melakukan penyerapan dengan skema komersial yang tentunya harga dan kualitas sesuai kebutuhan pasar,” katanya.

    Kendati demikian, dia mengakui Bulog Banyumas masih menyelesaikan sisa-sisa pengolahan gabah petani yang masih ada hasil dari pengadaan sambil menunggu arahan penugasan pemerintah selanjutnya.

    Menurut dia, hal itu disebabkan jumlah sarana yang digunakan mitra kerja Bulog Banyumas terbilang masih tradisional atau kapasitas olahnya kecil.

    “Saat ini, stok beras yang ada di gudang-gudang Bulog Banyumas sebanyak 80.276 ton, sehingga masih sangat aman sampai dengan akhir tahun atau jika ada penugasan penyaluran dari pemerintah,” katanya menjelaskan.

    Terkait dengan beras untuk SPHP yang belum disalurkan, dia mengatakan Bulog Banyumas akan cek kembali dalam proses pengemasannya agar tidak terjadi penurunan kualitas beras.

    Selain itu, kata dia, ada penyurvei independen yang memastikan kualitas beras SPHP yang keluar dari gudang Bulog tetap terjamin hingga ke konsumen.

    “Kami juga sampaikan terima kasih kepada TNI/Polri yang ikut membantu penyaluran beras SPHP, termasuk dari pemerintah daerah yang sangat aktif mengadakan kegiatan GPM (Gerakan Pangan Murah) dalam rangka menjaga stabilitas harga beras di masyarakat,” katanya.

    Ia mengatakan beras SPHP saat sekarang juga sudah tersedia di toko-toko ritel modern yang ada di sekitar masyarakat.

    Dengan demikian, kata dia, masyarakat lebih mudah mengakses beras SPHP yang berkualitas dengan harga terjangkau.

    “Namun, kami ingatkan kembali bahwa setiap pembelian, masing-masing konsumen hanya diperbolehkan membeli maksimal dua kantong beras SPHP kemasan 5 kilogram atau total 10 kilogram, dengan harga jual maksimal sebesar Rp12.500 per kilogram atau Rp62.500 per kantong,” kata Prawoko.

    Pewarta: Sumarwoto
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kontras Laporkan Bima Hilang, Polisi Temukan di Klenteng Malang Jualan Mainan

    Kontras Laporkan Bima Hilang, Polisi Temukan di Klenteng Malang Jualan Mainan

    Malang(beritajatim.com) – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melaporkan Bima Permana Putra (BPP) hilang pasca demonstrasi ricuh di Kwitang, Jakarta, pada 29-31 Agustus 2025 kemarin. Dia dilaporkan hilang bersama M Farhan Hamid dan Reno Syahputeradewo.

    Polisi kemudian mengumumkan Bima Permana Putra ditemukan saat berjualan mainan barongsai mini di depan Klenteng Eng An Kiong di Jalan RE Martadinata, Kotalama, Kota Malang pada Rabu, (17/9/2025) kemarin. Dia diamankan oleh Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Satpam Klenteng Eng An Kiong, Riyanto membenarkan penangkapan itu. BPP sebelum diamankan memang sering berada di depan Klenteng. Sejak 3 atau 4 September Bima yang mengaku bernama Putra saat berkenalan mengaku menunggu temanya untuk bertransaksi COD (bayar ditempat) untuk mainan barongsai.

    “Sempat saya tanya katanya mau COD sama orang dari Semarang untuk berjualan mainan. Terus tanggal 7 sampai 8 (September) itu juga masih menunggu mainan. Baru beberapa hari yang lalu dia berjualan,” ujar Riyanto, Kamis, (18/9/2025).

    Riyanto mengungkapkan Bima biasanya berjualan sejak pagi hingga pukul 17.00 WIB. Keamanan Klenteng sempat menawarkan meja untuk berjualan namun Bima menolaknya. Uniknya, jarak berjualan Bima di depan Klenteng hanya berjarak sekira 10 meter dari Pos Lantas yang ada di samping Klenteng.

    “Lumayan banyak yang laku. Sehari sebelum ditangkap ngobrol sama saya laku 3 biji mainan di perkampungan. 1 biji seharga Rp15 ribu. Dia kalau berjualan pakai masker terus bawa tas rangsel mungkin pakaian sama kantong plastik untuk tempat jualan mainan,” ujar Riyanto.

    Riyanto tidak menyadari bahwa Bima adalah orang yang dicari karena dikabarkan hilang usai demo ricuh. Dia baru mengetahui saat personel polisi bersama salah seorang ketua RW dan warga mendatanginya pada Selasa malam.

    “Baru tahu kalau putra itu Bima anak hilang waktu demo di Jakarta. Bincang-bincang saya tanya asalnya mana katanya Tegal terus ngaku Cilacap. Selasa malam itu saya yang jaga didatangi orang Polda Metro Jaya sama Pak RW dan Mbak Chery,” ujar Riyanto.

    Riyanto mengatakan, bahwa sebelum ketangkap dia sempat mempertemukan Bima dengan Mbak Chery karena mencari kost-kostan. Saat itu, Mbak Chery meminta nomor ponsel Bima. Disinilah diketahui nomor Bima menghubungi Chery dan keberadaanya sedang di Malang. Polisi pun langsung bergerak menemukan Bima.

    “Sempat menghubungi Mbak Chery sepertinya disini dia ketahuan keberadaanya. Karena kok pas polisi datang kesini bersama Mbak Chery dan Pak RW. Dia ditangkap Rabu siang saat yang jaga bukan saya,” ujar Riyanto. (luc/ted)