kab/kota: Cikarang

  • Segini Kapasitas Produksi Pabrik Suzuki di Indonesia

    Segini Kapasitas Produksi Pabrik Suzuki di Indonesia

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) saat ini mengoperasikan tiga pabrik di Indonesia: dua di Tambun, Jawa Barat dan satu di Cikarang, Jawa Barat. Lantas, berapa kapasitas produksi yang mampu dikerjakan fasilitas tersebut?

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur (Presdir) SIM menjelaskan, pabrik Tambun 1 hanya memproduksi motor dengan kapasitas 128 ribu unit/tahun. Kemudian pabrik Tambun 2 membuat mobil dengan kapasitas 92 ribu unit/tahun.

    “Kemudian pabrik di Cikarang hanya memproduksi mobil dengan kapasitas produksi 107 ribu unit/tahun,” ujar Minoru Amano saat menyampaikan materi di Cikarang, Jawa Barat, belum lama ini.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Maka, secara akumulatif, kapasitas produksi pabrik Suzuki di Indonesia mencapai 327 ribu unit kendaraan/tahun. Nominal tersebut merupakan gabungan kendaraan roda dua dan roda empat.

    Pabrik Suzuki di Tambun sudah beroperasi sejak 1981 atau 44 tahun lalu. Sedangkan pabrik di Cikarang baru memulai produksinya pada 2015 atau 10 tahun silam.

    Kini, kombinasi seluruhnya telah ‘melahirkan’ 3,2 juta unit mobil dan 11,8 juta unit motor. Bukan hanya domestik, kendaraan tersebut juga diekspor ke 100 negara lebih.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” tambahnya.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana, yakni Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.

    Sejak 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Kendaraan mereka dikirim ke banyak kawasan, seperti Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.

    Amano juga menegaskan, sejak pertama masuk Indonesia setengah abad lalu, Suzuki sudah menanam investasi hingga Rp 22 triliunan. Nominal tersebut direalisasikan dalam bentuk pembangunan tiga pabrik di Cikarang dan Tambun barusan.

    (sfn/dry)

  • Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Jakarta

    Lebih dari separuh abad di Indonesia, Suzuki telah memberikan kontribusi nyata untuk industri otomotif nasional. Karuan saja, selama periode tersebut, pabrikan asal Hamamatsu ini telah membangun banyak pabrik dan menanam investasi puluhan triliun rupiah!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dan Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, sejak pertama masuk Indonesia pada 1970, pihaknya sudah berinvestasi sebesar Rp 22 triliun. Nominal tersebut juga direalisasikan dalam bentuk pembangunan tiga pabrik di Cikarang dan Tambun, Jawa Barat.

    Bukan hanya untuk pasar domestik, pabrik-pabrik Suzuki di Indonesia juga membuat kendaraan untuk pasar ekspor. Bahkan, kendaraan mereka sudah dikirim ke 100 negara lebih sejak 1993.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujar Minoru Amano di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” tambahnya.

    Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana, yakni Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.

    Ekspor Suzuki Fronx dan Satria. Foto: Doc. Suzuki Indonesia

    Sejak 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Kendaraan mereka dikirim ke banyak kawasan, seperti Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.

    Dalam menjalankan industrinya, Suzuki melibatkan lebih dari 800 mitra pemasok. Menariknya, pemasok tersebut didominasi perusahaan lokal dengan catatan 55 persen dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga 32 persen.

    (sfn/rgr)

  • RI Diguyur Rp 22,37 T buat Proyek Mobil Rendah Emisi

    RI Diguyur Rp 22,37 T buat Proyek Mobil Rendah Emisi

    Kabupaten Bekasi

    Sebanyak 15 perusahaan telah menggelontorkan investasi Rp 22,37 triliun dalam partisipasinya pada program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) atau kendaraan rendah emisi karbon. Program tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin Setia Diarta mengatakan, investor telah memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi. Rinciannya, Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEV), dan Battery Electric Vehicles (BEV).

    “15 perusahaan telah berpartisipasi dalam program tersebut dan memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi yang meliputi Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEV), serta Battery Electric Vehicles (BEV),” kata pria yang akrab disapa Tata itu dalam groundbreaking Pabrik Bosch di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025).

    Secara kumulatif total produksi kendaraan LCEV pada periode 2022 hingga September 2025 telah mencapai 878 ribu unit. Kemenperin mencatat ada 274 industri komponen lokal yang terlibat, dan menyerap 182.348 tenaga kerja hingga Agustus 2025.

    “Secara kumulatif, total produksi kendaraan LCEV pada periode 2022 hingga September 2025 telah mencapai 878 ribu unit dengan melibatkan 274 industri komponen lokal. Selain itu, hingga Agustus 2025 program ini telah menyerap tenaga kerja sebesar 182 ribu orang,” tuturnya.

    Pada kesempatan itu, Tata berharap pembangunan pabrik baru PT Robert Bosch Indonesia di Cikarang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pelaksanaan program LCEV.

    Hal ini penting mengingat peserta LCEV diwajibkan memenuhi aturan TKDN tertentu bagi kategori BEV, serta melokalisasi komponen utama dan komponen pendukung bagi kategori non-BEV.

    Pabrik Bosch

    Bosch menggelar acara peletakan batu pertama untuk fasilitas manufaktur terbarunya di Deltamas Industrial Estate, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Fasilitas yang dirancang dengan konsep modular inovatif ini akan menjadi pendorong bagi fase pertumbuhan Bosch berikutnya di Indonesia.

    Dibangun di atas lahan seluas 82.000 m², fasilitas manufaktur baru ini akan dikembangkan secara bertahap dengan tujuan memperluas kegiatan produksi Bosch secara signifikan di Indonesia. Lokasi baru ini akan menggantikan pabrik Bosch yang sudah ada untuk komponen otomotif dan perangkat elektronik di Cikarang.

    Fasilitas baru ini akan jauh lebih besar dibandingkan pabrik saat ini,0 yang mana selain memproduksi lini komponen otomotif seperti electronic control units (ECUs) dan engine cooling fans (ECF), juga akan menghasilkan produk teknologi bangunan.

    Fasilitas baru ini akan menjadi pabrik manufaktur Bosch pertama yang menerapkan konsep modular. Konsep ini memungkinkan berbagai unit bisnis dari sektor usaha Bosch yang berbeda, dengan beragam proses produksi dan teknologi, dapat beroperasi secara bersamaan dalam satu lokasi.

    “Fasilitas ini tidak hanya merepresentasikan perluasan kapasitas, tetapi juga transformasi dalam cara kami beroperasi di Indonesia. Unit bisnis kami akan dapat dengan mudah dan cepat membangun serta memperluas lini produksinya sesuai dengan permintaan pelanggan,” sebut Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia.

    Halaman 2 dari 2

    (ily/hns)

  • RI Diguyur Rp 22,37 T buat Proyek Mobil Rendah Emisi

    RI Diguyur Rp 22,37 T buat Proyek Mobil Rendah Emisi

    Kabupaten Bekasi

    Sebanyak 15 perusahaan telah menggelontorkan investasi Rp 22,37 triliun dalam partisipasinya pada program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) atau kendaraan rendah emisi karbon. Program tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 36 Tahun 2021.

    Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin Setia Diarta mengatakan, investor telah memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi. Rinciannya, Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEV), dan Battery Electric Vehicles (BEV).

    “15 perusahaan telah berpartisipasi dalam program tersebut dan memproduksi berbagai jenis kendaraan rendah emisi yang meliputi Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2), Hybrid Electric Vehicles (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicles (PHEV), serta Battery Electric Vehicles (BEV),” kata pria yang akrab disapa Tata itu dalam groundbreaking Pabrik Bosch di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (19/11/2025).

    Secara kumulatif total produksi kendaraan LCEV pada periode 2022 hingga September 2025 telah mencapai 878 ribu unit. Kemenperin mencatat ada 274 industri komponen lokal yang terlibat, dan menyerap 182.348 tenaga kerja hingga Agustus 2025.

    “Secara kumulatif, total produksi kendaraan LCEV pada periode 2022 hingga September 2025 telah mencapai 878 ribu unit dengan melibatkan 274 industri komponen lokal. Selain itu, hingga Agustus 2025 program ini telah menyerap tenaga kerja sebesar 182 ribu orang,” tuturnya.

    Pada kesempatan itu, Tata berharap pembangunan pabrik baru PT Robert Bosch Indonesia di Cikarang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pelaksanaan program LCEV.

    Hal ini penting mengingat peserta LCEV diwajibkan memenuhi aturan TKDN tertentu bagi kategori BEV, serta melokalisasi komponen utama dan komponen pendukung bagi kategori non-BEV.

    Pabrik Bosch

    Bosch menggelar acara peletakan batu pertama untuk fasilitas manufaktur terbarunya di Deltamas Industrial Estate, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Fasilitas yang dirancang dengan konsep modular inovatif ini akan menjadi pendorong bagi fase pertumbuhan Bosch berikutnya di Indonesia.

    Dibangun di atas lahan seluas 82.000 m², fasilitas manufaktur baru ini akan dikembangkan secara bertahap dengan tujuan memperluas kegiatan produksi Bosch secara signifikan di Indonesia. Lokasi baru ini akan menggantikan pabrik Bosch yang sudah ada untuk komponen otomotif dan perangkat elektronik di Cikarang.

    Fasilitas baru ini akan jauh lebih besar dibandingkan pabrik saat ini,0 yang mana selain memproduksi lini komponen otomotif seperti electronic control units (ECUs) dan engine cooling fans (ECF), juga akan menghasilkan produk teknologi bangunan.

    Fasilitas baru ini akan menjadi pabrik manufaktur Bosch pertama yang menerapkan konsep modular. Konsep ini memungkinkan berbagai unit bisnis dari sektor usaha Bosch yang berbeda, dengan beragam proses produksi dan teknologi, dapat beroperasi secara bersamaan dalam satu lokasi.

    “Fasilitas ini tidak hanya merepresentasikan perluasan kapasitas, tetapi juga transformasi dalam cara kami beroperasi di Indonesia. Unit bisnis kami akan dapat dengan mudah dan cepat membangun serta memperluas lini produksinya sesuai dengan permintaan pelanggan,” sebut Pirmin Riegger, Managing Director Bosch Indonesia.

    Halaman 2 dari 2

    (ily/hns)

  • Ada Bocoran! Investor Jerman Ramai-ramai Akan Serbu RI karena Ini

    Ada Bocoran! Investor Jerman Ramai-ramai Akan Serbu RI karena Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ralf Beste, menegaskan bahwa penyelesaian negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) menjadi momentum besar yang akan membuka babak baru hubungan ekonomi kedua pihak. Menurutnya, perjanjian tersebut akan menjadi katalis bagi peningkatan arus investasi dari perusahaan-perusahaan Jerman ke Indonesia.

    “Baru-baru ini kami menyaksikan keberhasilan kesimpulan negosiasi perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif, CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa. Kami yakin bahwa perjanjian yang penting dan saling menguntungkan ini akan membuka lebih banyak peluang bisnis bagi Indonesia dan UE serta negara-negaranya,” ujar Ralf Beste dalam Modular Factory Groundbreaking Bosch di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Manfaat IEU-CEPA tidak semata-mata terletak pada penghapusan tarif, tetapi juga pada perluasan akses pasar, peningkatan iklim investasi, serta terciptanya kepastian usaha bagi pelaku industri dari kedua wilayah. Manfaat konkret itulah yang akan menjadi ukuran utama bagi komunitas bisnis.

    “Ini akan menjadi kunci untuk memastikan bahwa hasil konkret dan nyata untuk bisnis dimaksimalkan. Tidak hanya dalam hal penghapusan tarif, yang tentu saja merupakan tujuan utama, tetapi juga mengenai peningkatan investasi, iklim, dan akses pasar di kedua belah pihak,” ujarnya.

    Ralf optimistis perusahaan Jerman akan semakin tertarik menanamkan modal di Indonesia setelah melihat peluang yang dibuka oleh perjanjian tersebut, termasuk contoh ekspansi yang sudah dilakukan pemain besar seperti Bosch.

    “Saya yakin komunitas bisnis akan mengukur dengan hasil-hasil ini dan kami mencoba untuk memenuhinya. Dan saya yakin bahwa semakin banyak perusahaan Jerman seperti Bosch yang akan mengikuti (berinvestasi di Indonesia), dan kita bersama-sama mendorong hasil konkret ini agar semakin menarik, Indonesia akan menjadi tujuan investasi besar Jerman,” katanya.

    (fys/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

    Next Article

    Prabowo Soal IEU-CEPA: Kita Telah Mencapai Banyak Kesepakatan!

  • KAI Daop 1 Jakarta Buka Penjualan Tiket Libur Panjang Nataru

    KAI Daop 1 Jakarta Buka Penjualan Tiket Libur Panjang Nataru

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta (KAI Daop 1 Jakarta) telah melayani penjualan tiket untuk periode libur panjang Peringatan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

    Pada hari ini, Rabu (19/11/2025), pelanggan sudah dapat membeli tiket untuk periode keberangkatan 19 Desember 2025 hingga 3 Januari 2026.

    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko menyampaikan, minat masyarakat untuk melakukan perjalanan pada periode Nataru tahun ini terpantau meningkat sejak masa pembukaan pemesanan.

    “Kami mengimbau pelanggan untuk segera memesan tiket melalui aplikasi Access by KAI dan mitra resmi lainnya agar mendapatkan jadwal dan kereta yang sesuai kebutuhan. KAI berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dan memastikan seluruh perjalanan berjalan aman, nyaman, dan selamat,” ujar Ixfan dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

    Sejauh ini, penjualan tiket untuk periode tersebut telah mencapai 99.655 pelanggan. Adapun volume penumpang tertinggi sementara tercatat pada:

    Rabu, 24 Desember 2025 sebanyak 13.068 pelanggan.Kamis, 25 Desember 2025 sebanyak 10.184 pelanggan.Jumat, 19 Desember 2025 sebanyak 9.889 pelanggan.

    Sementara itu, berdasarkan stasiun keberangkatan, jumlah penumpang terbanyak sementara tercatat sebagai berikut:

    Stasiun Pasar Senen: 47.822 pelangganStasiun Gambir: 23.016 pelangganStasiun Bekasi: 13.239 pelangganStasiun Cikarang: 8.705 pelangganStasiun Jatinegara, Cikampek, dan Karawang: total 6.873 pelanggan

    Untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas masyarakat selama masa libur Nataru, Daop 1 Jakarta mengoperasikan rata-rata 69 perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) per hari, terdiri dari:

    35 perjalanan KAJJ dari Stasiun Gambir34 perjalanan KAJJ dari Stasiun Pasar Senen

    Belum termasuk perjalanan KA tambahan yang akan diinformasikan kemudian setelah penetapan resmi.

  • Anak Muda RI Melek Teknologi Jadi Alasan Bosch Investasi di Tanah Air

    Anak Muda RI Melek Teknologi Jadi Alasan Bosch Investasi di Tanah Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan industri raksasa asal Jerman, Bosch, memperkuat ekspansi di Indonesia dengan membangun fasilitas manufaktur terbaru di Cikarang. Investasi ini digerakkan oleh potensi besar tenaga muda Indonesia yang dinilai produktif, dinamis, dan melek teknologi.

    President of Bosch for Southeast Asia, Vijay Ratnaparkhe mengatakan, karakteristik generasi muda Indonesia menjadi salah satu pertimbangan utama perusahaan untuk memperdalam investasi. Tenaga muda yang cepat beradaptasi dan memiliki kemampuan teknologi diyakini mampu mendukung pengembangan industri Bosch di masa depan.

    “Terobosan hari ini menandai babak baru bagi Bosch. Ini adalah konfirmasi dari komitmen kami yang berkelanjutan kepada Indonesia. Fasilitas manufaktur baru akan memungkinkan kami untuk memenuhi permintaan orang Indonesia yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan produksi dari semua divisi Bosch di bawah satu atap,” kata Vijay di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran besar dalam strategi global perusahaan, terutama karena profil demografinya yang kuat.

    “Indonesia berkontribusi pada strategi global Bosch. Menjadi negara terpadat keempat di dunia, basis konsumen Indonesia yang luas dan tenaga kerja yang dinamis, muda, dan paham teknologi memberikan fondasi yang kuat untuk ekspansi berkelanjutan kami,” jelasnya.

    Selain dukungan demografi, perekonomian Indonesia juga dinilai tangguh dengan pertumbuhan stabil sekitar 5% setiap tahun, di tengah ketidakpastian global. Kondisi ini memperkuat keyakinan Bosch untuk memperluas investasi dan memperbesar peran talenta lokal.

    “Ini memperkuat keyakinan kami bahwa berinvestasi lebih dalam di Indonesia bukan hanya keputusan yang tepat, tetapi juga tepat waktu. Dalam tahap ekspansi kami berikutnya di Indonesia, ada dua bidang utama yang akan kami fokuskan,” bebernya.

    Sebagai bagian dari strategi tersebut, Bosch berkomitmen membangun kompetensi teknis bagi talenta muda Indonesia, khususnya di bidang teknologi manufaktur, untuk memperkuat kapabilitas nasional di era digital industri.

  • Perluas Investasi, Raksasa Industri Jerman Bangun Pabrik Baru di RI

    Perluas Investasi, Raksasa Industri Jerman Bangun Pabrik Baru di RI

    Cikarang, Beritasatu.com – Perusahaan raksasa industri asal Jerman, Bosch, terus memperluas bisnisnya di Indonesia dengan membangun fasilitas pabrik manufaktur di Cikarang. Langkah ini diambil karena Indonesia dinilai memiliki basis konsumsi yang besar, tenaga kerja muda yang produktif, dinamis, dan melek teknologi.

    President of Bosch for Southeast Asia, Vijay Ratnaparkhe, menjelaskan bahwa Bosch telah hadir di Indonesia sejak 1919 untuk ekspansi penjualan dan membuka kantor pada 2008. Pada 2013, Bosch mendirikan pabrik pertamanya yang memproduksi komponen otomotif.

    “Terobosan hari ini menandai babak baru bagi Bosch. Ini adalah konfirmasi dari komitmen kami yang berkelanjutan kepada Indonesia. Fasilitas manufaktur baru akan memungkinkan kami memenuhi permintaan masyarakat Indonesia yang terus berkembang dan mendukung kebutuhan produksi seluruh divisi Bosch dalam satu atap,” kata Vijay di Cikarang, Rabu (19/11/2025).

    Vijay menambahkan, ekspansi ini tidak akan terwujud tanpa dukungan pemerintah daerah dan masyarakat lokal yang telah menciptakan iklim investasi semakin ramah bisnis.

    “Indonesia berkontribusi pada strategi global Bosch. Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, basis konsumen yang luas serta tenaga kerja yang muda dan paham teknologi menjadi fondasi kuat bagi ekspansi berkelanjutan kami,” ujarnya.

    Selain iklim industri yang terus berkembang, perekonomian Indonesia juga menunjukkan ketahanan yang kuat dengan pertumbuhan stabil sekitar 5% dari tahun ke tahun, meski menghadapi ketidakpastian global dan perubahan dinamika geopolitik.

    “Ini memperkuat keyakinan kami bahwa berinvestasi lebih dalam di Indonesia bukan hanya keputusan yang tepat, tetapi juga tepat waktu. Pada tahap ekspansi berikutnya, ada dua bidang utama yang akan kami fokuskan,” jelasnya.

    Bosch juga berkomitmen mengembangkan kompetensi teknis talenta lokal di bidang teknologi manufaktur sebagai bagian dari kontribusi perusahaan memperkuat kapabilitas nasional.

    Pada kesempatan yang sama, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ralf Beste, menegaskan pentingnya memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jerman sebagai mitra strategis.

    Dengan potensi ekonomi yang terus bertumbuh dan demografi muda yang dinamis, kedua negara dinilai memiliki peluang besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
    Selain itu, pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) membuka akses pasar lebih luas dan memperkuat integrasi rantai pasok, sehingga mendorong investasi dan inovasi di sektor industri kedua negara.

    “Kerja sama ini juga mendukung program Kementerian Perindustrian, Making Indonesia 4.0, yang bertujuan mempercepat transformasi digital industri nasional dan meningkatkan daya saing global,” pungkasnya.

  • Mobil 800 Ribu Unit, Motor 1,5 Juta Unit

    Mobil 800 Ribu Unit, Motor 1,5 Juta Unit

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) tak hanya membuat mobil dan motor untuk pasar domestik, melainkan juga ekspor. Bahkan, secara akumulatif, ada jutaan unit kendaraan yang telah dipasarkan ke luar negeri sejak tiga dekade terakhir!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT SIM mengatakan, ekspor mobil Suzuki sudah dimulai sejak 1993. Sementara ekspor motor dimulai setahun setelahnya. Kini, kendaraan roda dua masih mendominasi.

    “Suzuki sudah mengekspor 800 ribu unit mobil sejak 1993. Sementara ekspor motor sudah tembus 1,5 juta unit sejak 1994,” ujar Minoru Amano saat menyampaikan materi di pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Mobil dan motor Suzuki buatan Indonesia dipasarkan ke 100 negara lebih dan tersebar ke banyak wilayah, mulai dari Asia, Oceania, Eropa hingga Amerika Latin. Hal itu menandakan, Indonesia merupakan salah satu pusat produksi pabrikan Hamamatsu di dunia.

    Kini, ada sejumlah mobil buatan Suzuki yang dikirim ke luar negeri, yakni Ertiga, XL7, APV, Carry, dan yang terbaru, Fronx. Sedangkan untuk motor ada Nex II, Address, GSX-S 150, GSX-R 150 dan Satria-series.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” kata dia menambahkan.

    Sebagai catatan, mobil pertama buatan Suzuki Indonesia yang diekspor ke mancanegara adalah Futura dengan tujuan utama Malaysia. Kemudian motor pertama mereka yang dikirim ke luar negeri adalah RC100 dan RC110 dengan tujuan Vietnam.

    (sfn/dry)

  • Bikin 1 Suzuki Fronx di Pabrik Cikarang, Cuma Butuh Waktu 8,5 Jam

    Bikin 1 Suzuki Fronx di Pabrik Cikarang, Cuma Butuh Waktu 8,5 Jam

    Jakarta

    Suzuki Fronx diproduksi di pabrik Cikarang, Jawa Barat. Kendaraan tersebut dibuat di plant yang sama dengan XL7 dan Ertiga.

    Fauzan Dwi Sugiarto selaku salah satu penanggung jawab di pabrik Suzuki di Cikarang mengatakan, butuh 8,5 jam untuk memproduksi satu unit Suzuki Fronx hingga benar-benar selesai. Khusus untuk welding saja memerlukan pengerjaan dua jam.

    “Jadi dari proses paling awal, yang masih dalam bentuk pelat hingga benar-benar selesai dan bisa dikemudikan, waktu pengerjaannya 8,5 jam,” ujar Fauzan saat dikonfirmasi detikOto di pabrik Suzuki di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Durasi tersebut sudah termasuk pressing, welding, painting, assembling, hingga inspection. Seluruh pengerjaannya dilakukan sangat hati-hati untuk menghasilkan produk dengan kualitas terbaik.

    Pada tahap final inspection, ada banyak pengecekan yang dilakukan, mulai dari wheel alignment, headlight tester-turning radius, sideslip tester, drum tester, brake tester, under body, engine room, DSBS II, shower test, rattle noise, high speed dan final check.

    Setelah tahapan tersebut selesai, mobil dianggap sudah siap dikemudikan. Sebelum akhirnya dipasarkan secara massal di dalam dan luar negeri.

    “Dengan kemampuan pabrik yang sekarang, kami kurang lebih bisa memproduksi 130-150 unit Suzuki Fronx dalam sehari,” kata Fauzan.

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Suzuki Fronx yang dibuat di pabrik Cikarang punya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang cukup tinggi untuk produk yang terhitung baru, yakni mencapai 63 persen. Suzuki memang bekerja sama dengan banyak pemasok komponen lokal dalam pembuatan mobil di Indonesia.

    Sebagai catatan, Suzuki Fronx buatan pabrik Cikarang tak hanya dipasarkan di Indonesia, melainkan juga di Asia Tenggara. Kabarnya, ada 30 ribu unit Suzuki Fronx buatan lokal yang akan diekspor ke negara-negara di kawasan terkait hingga 2027.

    (sfn/din)