kab/kota: Cikarang

  • Mitsubishi Destinator Buatan Cikarang Dikirim ke Puluhan Negara

    Mitsubishi Destinator Buatan Cikarang Dikirim ke Puluhan Negara

    Jakarta

    Mitsubishi tak hanya memproduksi Destinator untuk kebutuhan pasar domestik. SUV premium 7-seater buatan Cikarang itu juga dikirim ke banyak negara.

    Mitsubishi Destinator termasuk salah satu model yang diproduksi pabrikan tiga berlian itu di dalam negeri. Destinator diproduksi di pabrik PT MMKI (Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia) kawasan Cikarang. Rupanya, Mitsubishi tidak hanya memproduksi Destinator buat memenuhi permintaan konsumen di Tanah Air. Ada puluhan negara yang juga menjadi tujuan Mitsubishi Destinator buatan Cikarang tersebut.

    “Sudah mulai ekspor. Target awal sih mungkin, bukan mungkin ya, target awal di ASEAN ya, jadi misalnya kayak Filipina, terus Vietnam, seperti itu. Itu kita sudah mulai ekspor,” kata Director of Sales and Marketing Division PT MMKSI Irwan Kuncoro.

    Merujuk pada data ekspor yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Destinator sudah diekspor ke Filipina dan Vietnam pada Oktober 2025. Tercatat jumlah ekspornya pada bulan kesepuluh itu mencapai 454 unit. Kata Irwan, ada sekitar 40-an negara yang dituju Mitsubishi Destinator buatan Cikarang. Itu berarti kini ada tiga model mobil Mitsubishi yang diekspor ke banyak negara yaitu Xpander, Xforce, dan Destinator.

    Destinator merupakan produk terbaru dari Mitsubishi. SUV premium itu diluncurkan pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 untuk menemani perjalanan keluarga di Indonesia.

    Mobil ini memang dikembangkan untuk pasar ASEAN termasuk Vietnam, Filipina, serta untuk Kawasan Asia Selatan, Amerika Latin, Timur Tengah, dan juga Afrika. Di Indonesia, ada tiga varian Mitsubishi Destinator yang ditawarkan yaitu GLS, Exceed, dan Ultimate. Masing-masing varian memiliki keunggulan. Pertama ada varian GLS yang dilengkapi dengan fitur esensial sehingga cocok untuk digunakan sehari-hari.

    Selanjutnya varian Exceed menawarkan kenyamanan dengan teknologi pintar. Destinator varian Exceed ini diklaim ideal bagi yang menginginkan pengalaman berkendara yang lebih menyenangkan. Terakhir ada varian Ultimate yang ditujukan bagi mereka yang mengutamakan kemewahan. Varian Ultimate ini juga dilengkapi dengan teknologi tinggi dan diklaim sebagai varian terbaik dari Destinator.

    (dry/din)

  • Fenomena Penumpang Menginap di Stasiun, Perlukah KRL Operasi 24 Jam?

    Fenomena Penumpang Menginap di Stasiun, Perlukah KRL Operasi 24 Jam?

    Jakarta

    Fenomena penumpang menginap di stasiun karena tertinggal perjalanan terakhir KRL belakangan ini banyak terjadi. Contohnya terjadi di Stasiun Cikarang.

    Wacana layanan kereta rel listrik (KRL) perkotaan beroperasi 24 jam pun muncul di tengah fenomena banyaknya penumpang yang menginap di stasiun. Ide tersebut pertama kali muncul dari Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi.

    Dia menyatakan pihaknya membuka opsi agar operasional KRL bisa dilakukan selama 24 jam. Hal ini mulai dikoordinasikan Dudy ke PT KAI, namun belum ada keputusan yang pasti.

    “Nanti saya coba koordinasi dengan Kereta Api ya. Ya, karena kan apakah perlu, tadi seperti yang disampaikan, layanan 24 jam. Mereka perlu pengkajian dan semacamnya harus dilihat juga,” ungkap Dudy kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025) yang lalu.

    Pihaknya tak bisa memutuskan sendiri KRL bisa operasi 24 jam penuh. Sebab, KAI perlu mempertimbangkan biaya operasional perusahaan seandainya layanan stasiun berlaku 24 jam.

    Di sisi lain, Dudy juga membuka ruang apabila KAI memiliki opsi atau rencana lain untuk mengatasi fenomena banyaknya orang menginap di stasiun.

    “Saya mesti tanya sama KAI, cost-nya kan mereka harus hitung juga. Apakah dengan mengaktifkan kereta 24 jam cost-nya seperti apa atau ada solusi lain,” sebut Dudy.

    PT KAI pun menampung usulan tersebut untuk dikaji terlebih dahulu. Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan pihaknya akan mengedepankan pertimbangan keselamatan dan keamanan penumpang untuk pengoperasian kereta api, termasuk KRL Commuter Line yang dikelola anak usahanya PT KAI Commuter (KCI).

    “Setiap masukan ini pasti terus dikaji untuk menjawab kebutuhan termasuk melihat potensi pengembangan dalam maintenance ini. Dalam pengoperasian kereta kita juga pasti melakukan pertimbangan-pertimbangan terutama keselamatan dan keamanan penumpang,” papar Anne kepada detikcom, ditulis Sabtu (22/11/2025).

    Menurutnya selama ini KRL masih butuh waktu perawatan prasarana alias kereta, maka dari itu KRL Commuter Line belum bisa beroperasi selama 24 jam penuh.

    Setiap hari, Anne menjelaskan jadwal terakhir KRL sekitar pukul 23.30 WIB setiap malam, sementara itu pukul 04.00 WIB sudah harus beroperasi kembali. Bila diperhitungkan, cuma sekitar 2 jam saja waktu efektif untuk melakukan perawatan puluhan kereta api setiap hari.

    “Sampai saat ini KRL belum 24 jam karena kami membutuhkan waktu perawatan prasarananya. Melihat dari kereta terakhir KRL sesuai jadwal sampai pukul 23.38 WIB dan beroperasi kembali pukul 04.00 WIB jadi kalau dihitung sampe semua berhenti kami memaksimalkan waktu 2 jam untuk perawatan,” ungkap Anne.

    Di sisi lain, VP Corporate Secretary KCI Karina Amanda mengungkapkan pihaknya sudah memaksimalkan operasional armada yang dimiliki untuk mengangkut lebih banyak penumpang tanpa operasional 24 jam. Salah satunya adalah dengan memaksimalkan pengoperasian kereta 12 rangkaian dan mengurangi kereta 8 rangkaian.

    “Saat ini KAI Commuter sudah memaksimalkan operasional seluruh armada yang dimiliki, termasuk menjalankan 11 trainset CLI-125 baru dengan Stamformasi (SF) 12, mengurangi SF 8, dan menjaga headway perjalanan di semua lintas,” sebut Karina dalam keterangannya kepada detikcom.

    Pihaknya memahami bahwa moda transportasi Commuter Line saat ini sudah menjadi kebutuhan mobilitas masyarakat dari daerah penyangga. Namun dalam operasional dan layanan Commuter Line, pengelola juga terus berupaya agar layanan perlu terus ditingkatkan.

    Apalagi, perjalanan Commuter Line setiap tahun juga terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna di angka 1 juta per hari. Hal ini juga harus diiringi dengan perawatan baik di sarana atau fasilitas di stasiun.

    Bisakah KRL Operasi 24 Jam? Langsung klik ke halaman berikutnya

    Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian dan Angkutan Antarkota MTI Aditya Dwi Laksana menilai secara teknis sebetulnya dimungkinkan KRL bisa beroperasi 24 jam. Namun tentu harus ada yang disesuaikan, semisal peningkatan biaya operasional hingga penyesuaian jadwal.

    “Secara teknis operasional memungkinkan saja KRL beroperasi 24 jam seperti BRT Transjakarta di koridor utama, hanya tentu ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti kebutuhan dan volume penumpang, peningkatan biaya operasional, penyesuaian jadwal perjalanan KA di lintas tersebut, dan perawatan sarana,” kata Adit kepada detikcom.

    “Sebaiknya perlu melakukan analisis kebutuhan pengguna secara cermat,” lanjutnya.

    Dia menyarankan operator KRL bisa saja memperpanjang waktu operasional paling malam dan mengoperasikan KRL lebih dini hari terutama di Stasiun Cikarang, sambil secara bertahap mengkaji kebutuhan mobilitas penumpang di malam dan dini hari.

    Bila memang kebutuhan pengguna tinggi, dapat mengadopsi skema operasional 24 jam dengan hanya mengoperasikan sedikit rangkaian KRL di jam malam-dini hari dengan jeda antar perjalanan yang cukup renggang, namun tetap melayani tanpa henti.

    Sementara itu, pengamat transportasi publik bidang perkeretaapian Joni Martinus menekankan cukup sulit membuat operasi KRL jadi 24 jam penuh. Sebab waktu perawatan di malam hari menjadi hal yang wajib untuk dilakukan.

    Dalam operasional perkeretaapian, Joni menegaskan periode tengah malam hingga dini hari adalah fase krusial untuk pemeliharaan prasarana dan sarana. Pada jam-jam itu petugas melakukan pemeriksaan serta perawatan rel, persinyalan, listrik aliran atas, hingga rangkaian KRL

    “Ini mutlak diperlukan, karena tanpa jeda perawatan, maka keselamatan dan keandalan perjalanan KRL keesokan hari bisa terganggu,” tegas Joni.

    Kemudian, meski ada permintaan layanan kereta selama 24 jam, penggunaan KRL setelah lewat pukul 00.00 WIB cenderung rendah. Secara finansial dan operasional sarana maupun sumber daya manusia, dia menilai hal ini kurang efisien.

    Halaman 2 dari 2

    (hal/hns)

  • Saat Pekerja Menginap di "Hotel Darurat" Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 November 2025

    Saat Pekerja Menginap di "Hotel Darurat" Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi Megapolitan 23 November 2025

    Saat Pekerja Menginap di “Hotel Darurat” Stasiun Cikarang demi Kereta Pagi
    Tim Redaksi

    BEKASI, KOKPAS.com –
     Fenomena penumpang bermalam di Stasiun Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, kembali menjadi perhatian publik.
    Sejumlah warga memilih bertahan hingga pagi karena kehabisan kereta pulang setelah lembur atau melakukan perjalanan jauh.
    Para penumpang memanfaatkan ruang tunggu hingga lobi sebagai tempat istirahat sementara.
    Kereta terakhir dari Stasiun Manggarai biasanya tiba sekitar pukul 00.40 WIB, sehingga banyak orang akhirnya membawa koper atau tas besar untuk bersiap bermalam.
    Bahkan terlihat satu keluarga berkumpul di sudut ruang tunggu sambil menunggu kereta pertama keesokan harinya.
    Seorang warga, Eri, mengatakan ia menginap di stasiun untuk menunggu KRL pertama pukul 04.00 WIB.
    “Mau pulang tapi tidak ada ongkos. Ya saya menunggu di sini dulu. Nanti mau naik KRL paling pagi, yang jam 04.00 WIB. Ke arah Tangerang Selatan,” ujarnya.
    Eri menyebut ini pengalaman pertamanya bermalam di stasiun setelah pulang dari rumah temannya yang sedang terkena musibah. Menurut dia, menunggu kereta pagi adalah pilihan paling terjangkau.
    “Kebetulan tidak bawa motor. Jadi menunggu saja yang ongkosnya murah. Saya mau duduk di luar stasiun sambil menunggu,” tuturnya.
    Adit (50), warga Cikarang yang hendak berangkat kerja ke Banten pada Jumat dini hari, juga memilih bermalam di stasiun.
    “Saya dua kali ini bermalam di sini. Nunggu kereta paling pagi buat berangkat ke Banten. Memang harus ambil kereta paling pagi, supaya tidak kesiangan sampai di tempat kerja,” ujar Adit.
    Perjalanan menuju Krenceng, kata Adit, memakan waktu lebih dari lima jam. Ia memperkirakan tiba sekitar pukul 10.00 WIB.
    Meski bisa naik bus, biaya perjalanan jauh lebih mahal dan berisiko terlambat karena kemacetan. Sementara itu, tarif KRL untuk jarak tersebut tidak sampai Rp20.000 per sekali jalan.
    Adit mengaku tidak pernah tidur selama menginap di stasiun. Pada pengalaman pertamanya, ia sempat diminta petugas meninggalkan area dalam stasiun menjelang pukul 01.00 WIB.
    “Waktu itu kan saya nge-charge baterai handphone. Baru dapat sedikit, petugas meminta saya dan warga lain keluar stasiun. Katanya memang di area dalam tidak boleh untuk menginap,” ujarnya.
    Setelah diminta keluar, Adit menunggu di lantai 1 dekat pintu masuk hingga kereta pertama beroperasi.
    Ia tidak berani memejamkan mata karena khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
    Adit menyayangkan petugas yang mengusir penumpang dari area dalam stasiun pada malam hari.
    “Menurutnya, warga bisa diatur untuk beristirahat dan menunggu di dalam stasiun asalkan diberi arahan untuk menjaga ketertiban,” katanya.
    Ia menyebut banyak warga lain yang juga menunggu kereta pagi, termasuk yang hendak mengejar perjalanan jauh ke Jawa Barat atau Jawa Tengah.
    “Lalu juga ada yang mau ngejar kereta pagi yang jarak jauh ke Jawa Barat, ke Jawa Tengah. Baiknya kan diatur saja supaya bisa istirahat di dalam. Setidaknya lebih aman buat kami,” ucapnya.
    Adit berharap penumpang yang benar-benar memiliki tujuan perjalanan bisa tetap diperbolehkan berada di dalam area stasiun.
    “Diatur saja, dicek warga mau pergi ke mana. Baru kalau ada warga yang tidak bertujuan bepergian naik kereta ya itu yang tidak boleh,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Bekasi tuntaskan administrasi Tol Japek II Selatan

    Pemkab Bekasi tuntaskan administrasi Tol Japek II Selatan

    Kabupaten Bekasi (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat bergerak cepat untuk menuntaskan administrasi berkaitan keberlanjutan pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan agar proyek ini dapat selesai dan dioperasikan sesuai target nasional.

    “Kita optimistis Tol Japek II Selatan dapat beroperasi sesuai target nasional. Saat ini kami bergerak cepat untuk merampungkan administrasi, baik di tingkat desa hingga kabupaten,” kata Penjabat Sekda Kabupaten Bekasi Ida Farida di Cikarang, Sabtu.

    Dia menjelaskan ada sejumlah aset milik Pemerintah Kabupaten Bekasi yang saat ini masih dalam proses penyelesaian administrasi di antaranya lahan dan bangunan SDN Burangkeng 03, SDN Burangkeng 04 serta SDN Ciledug 03.

    “Untuk sekolah, bangunan SMP yang terdampak sudah selesai proses ganti ruginya. Sementara untuk SD, kami menunggu keputusan Bupati. Prinsipnya, pendidikan tidak boleh terganggu dan Pemda memastikan seluruh fasilitas diganti secara layak,” katanya.

    Ia memastikan proses penyelesaian administrasi terhadap fasilitas pendidikan berstatus terdampak proyek pembangunan trase Tol Japek II Selatan dipastikan rampung pada akhir tahun ini.

    Kepastian tersebut sekaligus bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap proyek strategis nasional sehingga ruas jalan itu bisa dioperasikan penuh maupun fungsional pada momentum Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 atau Lebaran 2026.

    “Kami turut memastikan bahwa tahapan percepatan pembangunan tetap berpihak pada kepentingan publik. Mudah-mudahan sesuai target pemerintah, akhir tahun ini sudah bisa beroperasi,” ucap dia.

    Sementara itu, Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Helson Siagian meminta Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mempercepat pengadaan tanah bagi proyek strategis nasional ini.

    “Japek II Selatan ditargetkan berfungsi pada periode Natal dan Tahun Baru serta Lebaran 2026 untuk mengurai kemacetan Jakarta-Bandung sekaligus meningkatkan konektivitas kawasan,” kata dia.

    Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banyak Orang Menginap di Stasiun, Muncul Wacana KRL Operasi 24 Jam

    Banyak Orang Menginap di Stasiun, Muncul Wacana KRL Operasi 24 Jam

    Jakarta

    Wacana layanan kereta rel listrik (KRL) perkotaan beroperasi 24 jam muncul di tengah fenomena banyaknya penumpang yang menginap di stasiun. Penumpang menginap di stasiun karena tertinggal perjalanan terakhir KRL, hal ini banyak terjadi di Stasiun Cikarang misalnya.

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan pihaknya membuka opsi agar operasional KRL bisa dilakukan selama 24 jam. Hal ini mulai dikoordinasikan Dudy ke PT KAI.

    “Nanti saya coba koordinasi dengan Kereta Api ya. Ya, karena kan apakah perlu, tadi seperti yang disampaikan, layanan 24 jam. Mereka perlu pengkajian dan semacamnya harus dilihat juga,” ungkap Dudy kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/11/2025) yang lalu.

    Pihaknya tak bisa memutuskan sendiri KRL bisa operasi 24 jam penuh. Sebab, KAI perlu mempertimbangkan biaya operasional perusahaan seandainya layanan stasiun berlaku 24 jam.

    Di sisi lain, Dudy juga membuka ruang apabila KAI memiliki opsi atau rencana lain untuk mengatasi fenomena banyaknya orang menginap di stasiun.

    “Saya mesti tanya sama KAI, cost-nya kan mereka harus hitung juga. Apakah dengan mengaktifkan kereta 24 jam cost-nya seperti apa atau ada solusi lain,” sebut Dudy.

    PT KAI Commuter (KCI) sendiri tidak menyarankan masyarakat menginap di stasiun. VP Corporate Secretary KCI Karina Amanda mengatakan perjalanan Commuter Line setiap tahun terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna di angka 1 juta per hari.

    Hal ini juga harus diiringi dengan perawatan baik di sarana atau fasilitas di stasiun. Nah stasiun akan dibuat steril setiap malam untuk keperluan pembersihan dan perawatan fasilitas. Maka dari itu, penumpang tidak disarankan menginap di stasiun.

    “KAI Commuter tidak menyarankan untuk pengguna menginap di stasiun. Pasalnya, setelah pemberangkatan terakhir Commuter Line, di seluruh lokasi stasiun akan kembali steril. Ini dilakukan tak lepas dari keperluan untuk pembersihan dan perawatan fasilitas, sehingga Commuter Line dapat kembali melayani para pengguna esok harinya,” ujar Karina dalam keterangannya.

    Perawatan ini bertujuan agar setiap fasilitas tetap optimal kinerjanya pada jam operasional Commuter Line. Selain itu juga untuk menjaga keamanan dan kenyamanan stasiun dari potensi-potensi yang tidak diinginkan.

    (hal/eds)

  • 12 Tahun Penjara untuk Nanang Gimbal Pembunuh Artis Sandy Permana

    12 Tahun Penjara untuk Nanang Gimbal Pembunuh Artis Sandy Permana

    Jakarta

    Nanang Irawan alias Gimbal terbukti salah melakukan pembunuhan terhadap artis Sandy Permana. Nanang Gimbal pun dijatuhi hukuman 12 tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Cikarang.

    “Menyatakan Terdakwa Nanang Irawan Alias Gimbal bin Kusdi tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dalam dakwaan primer. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 tahun,” kata hakim seperti dilihat dari SIPP PN Cikarang, Jumat (21/11/2025).

    Selain itu, hakim juga menghukum Nanang Gimbal untuk membayar restitusi kepada istri Sandy Permana. Total restitusi yang dibebankan berjumlah Rp 269.706.000 (Rp 269,7 juta).

    “Menghukum Terdakwa untuk membayar restitusi kepada Ade Andriani (istri korban) sejumlah Rp 269.706.000,” ujar hakim.

    Kronologi Pembunuhan Sandy Permana

    Pembunuhan Sandy Permana ini terjadi pada Januari 2025 di Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat. Sandy Permana merupakan aktor yang dikenal publik lewat sinetron ‘Mak Lampir’.

    Jaksa mengatakan Nanang dan Sandy Permana saling kenal sejak 2017. Keduanya merupakan tetangga di Cibarusah.

    Hubungan antara Nanang dan Sandy mulai tak harmonis sejak tahun 2019. Jaksa mengatakan hal itu terjadi setelah Sandy Permana mendirikan tenda untuk acara pesta pernikahan dan masuk ke pekarangan rumah terdakwa serta menebang pohon di pekarangan rumah Nanang tanpa izin.

    Sejak itu, Nanang dan Sandy tak pernah saling sapa. Pada tahun 2020, Nanang dan keluarganya memutuskan menjual rumah dan pindah mengontrak ke rumah lain di perumahan yang sama.

    Pada Oktober 2024, keduanya hadir dalam rapat pencopotan Ketua RT 005 karena diduga melakukan perselingkuhan dengan warga sekitar. Jaksa mengatakan Sandy Permana berteriak dan beradu mulut dengan istri Ketua RT, lalu terdakwa Nanang menegur dengan kalimat ‘Nggak usah teriak-teriak, biasa aja’.

    Jaksa menyebut Sandy tidak terima dengan teguran itu dan membalasnya dengan menyebut Nanang bukan warga setempat. Singkat cerita, hubungan yang panas itu terus berlanjut.

    Pada 12 Januari 2025, jaksa menyebut Sandy Permana meludah dengan tatapan sinis ke arah Nanang yang sedang memperbaiki sepeda motor di depan rumahnya. Nanang disebut emosional dan mengejar terdakwa dengan pisau.

    Nanang kemudian menusuk perut kiri korban sebanyak dua kali. Sandy disebut sempat melawan, tetapi terdakwa menusuk korban ke pelipis kiri, kepala, dada serta leher.

    Sandy sempat melarikan diri. Tapi Nanang terus mengejar dan menusuk Sandy lagi di bagian punggung. Jaksa mengatakan ada warga lain yang melihat Sandy dalam kondisi berdarah-darah. Warga itu kemudian berteriak minta tolong hingga akhirnya warga lain datang untuk sama-sama melarikan Sandy ke rumah sakit.

    Sandy sempat dibawa ke Rumah Sakit Harapan Mulya, namun pihak RS tidak bisa melakukan tindakan darurat karena keterbatasan alat. Sandy kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cileungsi dan setelah sampai di Rumah Sakit Cileungsi, pihak Rumah Sakit Cileungsi menyatakan bahwa korban Sandy Permana sudah meninggal.

    Nanang kemudian melarikan diri dengan menumpangi truk beberapa kali hingga tiba di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dia mematikan handphone (HP) selama dalam pelarian.

    Nanang ditangkap di Karawang pada Rabu (15/1) sekitar pukul 10.45 WIB di Dusun Poris RT 04 RW 09, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dia sempat mencukur rambutnya untuk menghilangkan rambut gimbal yang menjadi ciri khas fisiknya.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/ygs)

  • Pesawat Ringan Jatuh di Kabupaten Karawang

    Pesawat Ringan Jatuh di Kabupaten Karawang

    Bandung: Sebuah pesawat ringan dilaporkan jatuh di area persawahan di Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jumat.

    Kabar jatuhnya pesawat tersebut sebelumnya ramai beredar melalui unggahan sejumlah akun di media sosial TikTok.

    Kasi Humas Polres Karawang Ipda Cep Wildan membenarkan informasi mengenai insiden tersebut.

    “Ini ada di Cikampek, masuknya Karawang,” kata Ipda Cep Wildan saat dihubungi di Bandung, dilansir Antara, Jumat, 21 November 2025.

    Pesawat jatuh di Kabupaten Karawang. Foto: TikTok/info Cikarang Karawang

    Wildan menyampaikan bahwa saat ini petugas kepolisian sedang menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan dan pendataan awal.

    “Masih nunggu laporan,” ujarnya.

    Berdasarkan video yang diterima ANTARA, pesawat ringan berwarna putih itu terlihat berada dalam posisi utuh di tengah area persawahan dan tidak terbelah. Sejumlah warga tampak mendekati pesawat tersebut.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi mengenai kondisi pilot maupun kemungkinan adanya korban dalam peristiwa tersebut.

    Bandung: Sebuah pesawat ringan dilaporkan jatuh di area persawahan di Desa Kertawaluya, Kecamatan Tirtamulya, Kabupaten Karawang, Jumat.
     
    Kabar jatuhnya pesawat tersebut sebelumnya ramai beredar melalui unggahan sejumlah akun di media sosial TikTok.
     
    Kasi Humas Polres Karawang Ipda Cep Wildan membenarkan informasi mengenai insiden tersebut.

    “Ini ada di Cikampek, masuknya Karawang,” kata Ipda Cep Wildan saat dihubungi di Bandung, dilansir Antara, Jumat, 21 November 2025.
     

    Pesawat jatuh di Kabupaten Karawang. Foto: TikTok/info Cikarang Karawang
     
    Wildan menyampaikan bahwa saat ini petugas kepolisian sedang menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengecekan dan pendataan awal.
     
    “Masih nunggu laporan,” ujarnya.
     
    Berdasarkan video yang diterima ANTARA, pesawat ringan berwarna putih itu terlihat berada dalam posisi utuh di tengah area persawahan dan tidak terbelah. Sejumlah warga tampak mendekati pesawat tersebut.
     
    Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi mengenai kondisi pilot maupun kemungkinan adanya korban dalam peristiwa tersebut.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Cerita Penumpang Tak Bisa Pulang dan Terpaksa Bermalam di Stasiun Cikarang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Cerita Penumpang Tak Bisa Pulang dan Terpaksa Bermalam di Stasiun Cikarang Megapolitan 21 November 2025

    Cerita Penumpang Tak Bisa Pulang dan Terpaksa Bermalam di Stasiun Cikarang
    Editor
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Bagi sebagian orang, Stasiun Cikarang bukan sekadar tempat transit, tetapi juga tempat beristirahat sementara ketika malam terlalu larut dan kereta terakhir sudah berangkat.
    Di antara dinginnya angin, sejumlah penumpang terlihat menghabiskan malam di sudut-sudut stasiun, menunggu kereta paling pagi agar bisa kembali melanjutkan perjalanan.
    Kompas.com memantau suasana
    Stasiun Cikarang
    sejak Kamis (20/11/2025) malam hingga Jumat dini hari (21/11/2025).
    Kereta terakhir dari arah Manggarai tiba sekitar pukul 00.40 WIB.
    Namun, meski aktivitas kereta berhenti, ruang tunggu dan area lobi masih tetap penuh oleh penumpang yang memilih bermalam di sana.
    Di ruang tunggu Perjalanan Jarak Jauh (PJJ) di lantai II, masih ada 17 penumpang yang bertahan.
    Ada yang tidur di bangku, di lantai, mengisi baterai ponsel, hingga sekadar duduk menunggu dengan sorot mata lelah.
    Seorang keluarga tampak berkumpul di pojok ruangan sambil menata koper dan tas ransel besar.
    Di lantai I, pemandangan serupa terlihat.
    Beberapa lelaki tidur di dekat tiang beton, ada yang rebahan di teras dengan kantong plastik menutupi badan, bahkan seorang pria tua terlihat tidur menempel dinding.
    Sementara empat pemuda duduk mengobrol di taman depan stasiun. Di area parkir motor, dua orang lain juga tertidur sambil menutup wajah dengan kain.
    Bagi banyak dari mereka, tak pulang malam itu bukan pilihan, melainkan keadaan.
    Eri, seorang warga yang malam itu tidur di luar stasiun, mengaku menginap karena tidak ada ongkos untuk pulang.
    “Mau pulang tapi tidak ada ongkos. Ya saya menunggu di sini dulu. Nanti mau naik KRL paling pagi, yang jam 04.00 WIB. Ke arah Tangerang Selatan,” ujarnya.
    Eri menjelaskan bahwa ini adalah pengalaman pertamanya bermalam di stasiun.
    Ia baru pulang dari menjenguk teman yang terkena musibah, dan transportasi lain terlalu mahal bagi kantongnya.
    “Kebetulan tidak bawa motor. Jadi menunggu saja yang ongkosnya murah. Saya mau duduk di luar stasiun sambil menunggu,” katanya.
    Nasib serupa dialami Adit (50), warga Cikarang yang bekerja di proyek konstruksi di Krenceng, Cilegon, Banten.
    Ia pulang dua kali seminggu untuk menengok keluarga, dan pada Jumat pagi harus kembali bekerja. Agar tidak terlambat, ia memilih menunggu kereta paling pagi.
    “Pokoknya saya usaha berangkat pakai kereta paling pagi dari sini. Ya jam 04.00 WIB. Kalau kesiangan nanti susah dapat keretanya. Apalagi perjalanan saya sangat jauh, ganti-ganti kereta sampai Banten,” ujar Adit.
    “Tadi dari rumah jam 22.30 WIB. Ya saya tunggu di sini saja. Saya isi baterei handphone dulu, nanti kalau diusir sama petugas keamanan, saya keluar,” tambahnya.
    Seorang petugas keamanan Stasiun Cikarang menjelaskan bahwa ruang tunggu lantai II seharusnya digunakan hanya untuk penumpang jarak jauh, lansia, ibu hamil, atau penumpang yang membawa anak.
    Meski begitu, pihaknya tetap melakukan pengecekan dan menertibkan secara berkala.
    “Kami cek dulu untuk memastikan para penumpangnya supaya tertib. Untuk yang menunggu kereta ke arah barat, Jakarta dan lainnya, kami minta untuk tertib menunggu di luar stasiun,” katanya.
    Pada pukul 01.45 WIB, petugas mulai memeriksa satu per satu penumpang yang tidur di ruang tunggu dan meminta beberapa di antaranya pindah keluar.
    Beberapa orang kemudian memilih duduk di taman, di samping stasiun, atau kembali merebahkan badan di parkiran motor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hotel Darurat Stasiun Cikarang: Tidur "Ngemper" dan Dihantui Rasa Was-was
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Hotel Darurat Stasiun Cikarang: Tidur "Ngemper" dan Dihantui Rasa Was-was Megapolitan 21 November 2025

    Hotel Darurat Stasiun Cikarang: Tidur “Ngemper” dan Dihantui Rasa Was-was
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Stasiun Cikarang, Bekasi, berubah menjadi hotel dadakan di malam hari. Sejumlah warga terlihat terlelap di dinginnya lantai stasiun itu.
    Mereka yang memutuskan bermalam di
    Stasiun Cikarang
    biasanya menunggu kereta paling pagi untuk berangkat kerja.
    Ada pula yang memutuskan beristirahat di “hotel darurat” itu karena kehabisan kereta malam.
    Pengamatan
    Kompas.com
     pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 01.00 WIB, ada 17 orang yang sedang berada di ruang tunggu kereta perjalanan jarak jauh yang berada di lantai II stasiun.
    Terlihat beberapa warga sedang tidur dalam posisi duduk di kursi tunggu. Ada pula satu orang tidur ngemper atau berbaring tanpa alas di lantai tepat di belakang deretan kursi stasiun.
    Beberapa orang juga terlihat duduk melingkar dekat titik pengisian baterai handphone (
    charging station
    ) karena sedang menunggu smartphone masing-masing mengisi daya.
    Dua keluarga yang membawa anak mereka tampak membereskan letak koper dan ransel agar bisa ditempatkan rapi dekat kursi tunggu.
    Di antara belasan orang itu, ada Adit (50), warga Cikarang yang berniat pergi ke Banten untuk berangkat kerja pada Jumat pagi.
    Sambil menunggui handphone-nya mengisi daya, Adit menceritakan pengalamannya menginap di Stasiun Cikarang.
    “Saya dua kali ini bermalam di sini. Nunggu kereta paling pagi buat berangkat ke Banten. Memang harus ambil kereta paling pagi, supaya tidak kesiangan sampai di tempat kerja,” ujar Adit yang merupakan pekerja proyek di Krenceng, Cilegon, Banten itu saat disapa Kompas.com.
    Adit baru sebulan bekerja di Banten. Seminggu dua kali dia pulang ke Cikarang untuk menjenguk keluarga.
    Pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB, Adit berangkat dari rumahnya untuk menunggu kereta di Stasiun Cikarang.
    Menurutnya, perjalan ke Krenceng membutuhkan waktu lebih dari lima jam. Adit memperkirakan bisa tiba di Krenceng sekitar pukul 10.00 WIB.
    “Jadi dari Cikarang ini, saya naik KRL jurusan ke Angke. Lalu nanti dari Angke naik lagi jurusan ke Rangkasbitung. Dari situ naik ke jurusan Merak. Nah saya turunnya di Krenceng,” kata Adit.
    Sebenarnya, Adit punya pilihan untuk naik bus umum. Namun, biaya yang dihabiskan jauh lebih mahal untuk sekali jalan.
    Selain itu ada risiko ketinggalan bus dan macet di jalan yang memakan waktu.
    Sementara perjalanan naik KRL ke Krenceng tidak sampai menghabiskan Rp 20.000 untuk sekali jalan.
    “Jadi walau harus berganti-ganti kereta, dan nginep di stasiun ya saya jalani saja. Lebih praktis. Saat perjalanan saya bisa tidur di kereta. Bentuk sampai lokasi kerja nanti sudah segar,” ucap Adit.
    Ia mengaku tidak ada persiapan khusus untuk menginap di stasiun. Hanya jaket dan perlengkapan toilet yang dibawahnya.
    Sementara untuk obat-obatan Adit mengaku bisa membeli di perjalanan.
    Sambil bergurau, Adit menyebut persiapan utama untuk menginap di Stasiun Cikarang adalah mental dan keberanian.
    “Memang tantangannya dingin sih. Tapi kan pakai jaket. Tapi yang utama itu mental, kalau ada petugas yang judes, kalau ada preman atau orang jahat, biar kita sabar menghadapi,” kata dia.
    Selama dua kali menginap di Stasiun Cikarang, Adit mengaku tidak pernah sekalipun tidur.
    Ketika pertama kali dia menginap di sana, Adit diusir oleh petugas stasiun setelah mendekati pukul 01.00 WIB.
    “Waktu itu kan saya nge-charge baterai handphone. Baru dapat sedikit, petugas meminta saya dan warga lain keluar stasiun. Katanya memang di area dalam tidak boleh untuk menginap,” ujar Adit.
    Saat itu, Adit langsung menuju ke lantai I stasiun di bagian pintu masuk. Di sana ia beristirahat sambil menunggu kereta pertama jurusan Cikarang-Angke.
    Adit mengaku tidak memejamkan mata saat beristirahat di lantai I. Sebab, dia takut ada orang tak dikenal yang berbuat jahat.
    “Saya kan sering ketinggalan kereta ya. Ya di Rangkasbitung, di Manggarai juga pernah. Kalau di Rangkasbitung cenderung aman, petugasnya ramah. Pas di Manggarai wah itu ngeri, banyak preman saat nunggu di luar stasiun. Di Cikarang ini sepi, jadi saya waspada juga,” ujar dia.
    Adit juga menyesalkan tindakan petugas yang meminta para warga untuk keluar lokasi stasiun.
    Menurutnya, warga bisa diatur untuk beristirahat dan menunggu di dalam stasiun asalkan diberi arahan untuk menjaga ketertiban.
    Selama dua kali menginap di Stasiun Cikarang banyak warga yang memang menunggu kereta pagi dengan menginap.
    “Lalu juga ada yang mau ngejar kereta pagi yang jarak jauh ke Jawa Barat, ke Jawa Tengah. Baiknya kan diatur saja supaya bisa istirahat di dalam. Setidaknya lebih aman buat kami,” ucap Adit.
    “Diatur saja, dicek warga mau pergi ke mana. Baru kalau ada warga yang tidak bertujuan bepergian naik kereta ya itu yang tidak boleh,” lanjut dia.
    Adit menyambut baik rencana pemerintah menyediakan tempat beristirahat di dekat stasiun kereta.
    Rencana itu bagus jika diterapkan. Setidaknya akan memberikan kemudahan untuk warga pejuang kereta seperti dirinya.
    Menjelang pukul 02.00 WIB, petugas di mulai melakukan penyisiran di area lantai II Stasiun Cikarang.
    Ruang tunggu perjalanan kereta jarak jauh tak luput dari penyisiran petugas.
    Petugas membangunkan orang yang tertidur dan menanyai tujuan mereka akan pergi ke mana.
    Petugas lainnya memberitahukan kepada warga yang sedang mengisi baterai handphone untuk segera meninggalkan ruang tunggu.
    Mustafa (59), salah seorang warga mengatakan, petugas memberitahu bahwa penumpang bisa kembali ke lantai II saat menjelang jam keberangkatan KRL maupun kereta pagi.
    “Diminta keluar dulu. Nanti jam 04.00 WIB baru boleh ke sini lagi,” ujar Mustafa.
    Mustafa sendiri mengaku kehabisan kereta dari Cikarang yang menuju Jakarta pada Kamis (20/11/2025).
    Ia baru saja datang dari Bandung untuk menjenguk rekannya di Cikarang yang sedang sakit. Setelah selesai, ia langsung menuju ke Stasiun Cikarang pada Kamis malam.
    Namun, ternyata KRL menuju Jakarta sudah habis.
    “Jadi ya terpaksa saya menunggu di sini. Susah juga untuk lansia seusia saya. Dinginnya itu lho. Kami sekarang diminta keluar dari stasiun. Saya mau duduk-duduk saja dekat sini nanti. Takut dingin,” kata Mustofa.
    Mustofa juga menyesalkan sikap petugas yang meminta warga keluar stasiun. Sebab, ada beragam kondisi warga saat bepergian.
    Misalnya yang darurat mengalami kehabisan kereta seperti dirinya. Ia menyarankan agar di dalam stasiun diberikan tempat untuk menunggu khusus bagi warga.
    Mustofa mencontohkan di Stasiun Senen dan Stasiun Yogyakarta yang mana warga bisa menunggu kedatangan kereta di area dalam stasiun.
    “Kalau di luar itu rawan kan. Kami yang sudah lansia ini tentu was-was jika berada di luar,” kata dia.
    Mustofa mendukung jika pemerintah ingin membangun penginapan darurat di dekat stasiun.
    Namun, dia menilai ruang tunggu yang layak untuk warga lebih mendesak untuk diadakan.
    “Karena lebih baik kita menunggu di dekat tempat keretanya. Kalau istirahat di luar nanti takut kesiangan juga, ketinggalan kereta,” ujar dia.
    Lain lagi cerita Feisal (21), warga Serang yang terpaksa bermalam di Stasiun Cikarang pada Kamis hingga Jumat.
    Feisal bercerita, iya baru saja kena tipu salah satu perusahaan yang menjanjikannya wawancara kerja di Cikarang.
    Padahal, pada Kamis siang, ia sudah jauh-jauh berangkat Serang menuju Cikarang berharap bisa menjalani interview untuk posisi operator produksi pabrik.
    “Saya berangkat dari Serang ke Rangkasbitung, dari sana ke Tanah Abang, lalu ke Cikarang. Semua nyambung baik kereta. Sampai di sini, saya baru sadar saya kena tipu,” kata Feisal.
    “Tahunya pas sampai sini, saya hubungi kontak penghubung untuk wawancara, kok tidak dibalas-balas. Ternyata nomor saya sudah diblock. Gagal wawancara, saya bingung di sini tidak ada kenalan. Jadi saya terpaksa menginap (di Stasiun Cikarang),” sambung dia.
    Feisal sendiri tiba di Cikarang sekitar pukul 18.30 WIB. Ia baru tersadar terkena modus penipuan pada pukul 20.00 WIB.
    Karena masih terkejut dengan apa yang dialaminya, Feisal mengaku sempat berdiam diri lama di Stasiun Cikarang.
    “Sejujurnya saya shock juga. Masih kepikiran. Akhirnya jadi tertinggal kereta terakhir ke Rangkas, takutnya engga ada kereta lagi kalau tetap berangkat dari sini. Jadinya ya saya menginap saja. Besok pagi-pagi pulang naik kereta pagi,” kata Feisal.
    Beruntung, Feisal bertemu Raka (19) dan Sarif (19) yang kehabisan kereta untuk pulang ke Cikampek.
    Mereka akhirnya saling berkenalan dan mengisi waktu dengan mengobrol dan makan bersama.
    Raka dan Sarif menceritakan, mereka baru saja selesai pelatihan di Manggarai, Jakarta, untuk keperluan persiapan progam magang ke Jepang.
    Keduanya biasa naik kereta lokal jurusan Cikarang-Cikampek jika pulang dari pelatihan.
    “Tapi tadi kita kemalaman Kak pulangnya. Habis tiketnya waktu sampai sini. Keretanya paling malam ke Cikampek jam 19.20 WIB. Kami sampai sini jam 19.30 WIB,” kata Raka.
    Mereka bilang baru pertama kali menginap di Stasiun Cikarang dan tidak bisa tidur.
    Sebab tidak ada persiapan dan bekal untuk menginap. Namun, keduanya sudah lapor ke orangtua masing-masing.
    “Nanti aja kak tidurnya di rumah. Kita nunggu kereta jam 06.00 WIB Cikampek,” kata Sarif.
    “Tadi kita pikir bisa tidur di dalam stasiun ternyata tidak boleh. Yasudah kita bareng-bareng saja ngobrol di taman,” lanjut dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perkara Pembunuhan Artis Sandy Permana, Nanang Gimbal Wajib Bayar Restitusi Rp 269 Juta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 November 2025

    Perkara Pembunuhan Artis Sandy Permana, Nanang Gimbal Wajib Bayar Restitusi Rp 269 Juta Megapolitan 21 November 2025

    Perkara Pembunuhan Artis Sandy Permana, Nanang Gimbal Wajib Bayar Restitusi Rp 269 Juta
    Penulis
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Majelis hakim Pengadilan Negeri Cikarang mewajibkan Nanang Irawan alias Gimbal membayar restitusi sebesar Rp 269.706.000 kepada Ade Andriani, istri artis Sandy Permana.
    Putusan tersebut tercantum dalam Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Cikarang.
    “Menghukum Terdakwa untuk membayar restitusi kepada Ade Andriani (istri korban) sejumlah Rp 269.706.000,” demikian amar putusan yang ditetapkan majelis, Jumat (21/11/2025).
    Majelis hakim sebelumnya menyatakan Nanang terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap Sandy Permana sesuai dakwaan primer jaksa penuntut umum.
    Karena itu, Nanang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara.
    “Menyatakan Terdakwa Nanang Irawan Alias Gimbal bin Kusdi tersebut di atas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana pembunuhan sebagaimana dalam dakwaan primer. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 12 tahun,” tertulis dalam amar putusan di SIPP PN Cikarang.
    Sebelumnya, Jaksa penuntut umum menuntut Nanang dengan pidana 15 tahun penjara atas kasus pembunuhan artis Sandy Permana, aktor yang dikenal membintangi sinetron ‘Mak Lampir’.
    Dalam surat tuntutan bernomor PDM-186/CKR/05/2025, jaksa menyatakan Nanang terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
    “Menyatakan terdakwa Nanang Irawan alias Gimbal bin Kusdi terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja menghilangkan nyawa orang terhadap korban Sandy Permana Kandhy Supriatna,” tertulis dalam berkas tuntutan dilihat di SIPP PN Cikarang, Jumat (31/10/2025).
    Jaksa meminta majelis hakim menjatuhkan hukuman penjara selama 15 tahun, dikurangi masa tahanan yang telah dijalani. Nanang juga tetap ditahan hingga putusan final dijatuhkan.
    “Menjatuhkan pidana oleh karena itu kepada terdakwa Nanang Irawan alias Gimbal bin Kusdi dengan pidana penjara selama 15 ( lima belas ) tahun dikurangi selama terdakwa ditahan,” tulis tuntutan tersebut.
    Kasus ini berakar dari konflik pribadi antara Nanang dan Sandy sejak 2019. Berdasarkan keterangan polisi, perselisihan bermula ketika Sandy tanpa izin mendirikan tenda dan menebang pohon di halaman rumah Nanang untuk keperluan pesta.
    “Pada 2019, korban mendirikan tenda dan menebang pohon di halaman rumah tersangka tanpa izin,” ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (16/1/2025).
    Peristiwa itu membuat hubungan keduanya tegang.
    Nanang memilih pindah rumah ke blok lain dalam perumahan yang sama di Cibarusah, Kabupaten Bekasi, namun rasa kesal terhadap Sandy tidak hilang.
    Pada 2024, keduanya kembali bertemu dalam rapat RT yang membahas pergantian ketua RT.
    Dalam rapat tersebut, Sandy terlibat adu mulut dengan istri ketua RT, sementara Nanang mencoba menenangkan situasi.
    “Tersangka menegur dengan kata ‘Enggak usah teriak-teriak, biasa aja.’ Namun korban melotot dan berkata, ‘Lu bukan warga sini, enggak usah ikut-ikutan.’ Setelah itu, istri tersangka disomasi korban melalui pesan WhatsApp,” kata Wira.
    Pertikaian kecil itu memperdalam dendam lama antara keduanya. Hingga akhirnya, pada Minggu pagi, 12 Januari 2025, Nanang kehilangan kendali dan menusuk Sandy menggunakan pisau yang diambil dari kandang ayam di samping rumahnya.
    Peristiwa berdarah itu terjadi sekitar pukul 06.45 WIB di Perumahan Cibarusah Jaya, Kabupaten Bekasi.
    Menurut polisi, sebelum penyerangan, Sandy sempat meludah ke arah Nanang dan menatap sinis.
    Tersulut emosi, Nanang langsung menikam Sandy saat korban masih di atas motor.
    Sandy mengalami luka tusuk di leher, dada, dan perut.
    Ia sempat dilarikan ke rumah sakit namun meninggal dalam perjalanan. Usai kejadian, Nanang melarikan diri ke arah Karawang.
    “Tersangka meninggalkan sepeda motor di tepi sawah dan menumpang beberapa kendaraan truk hingga sampai di Kabupaten Karawang,” ujar Wira.
    Dalam pelariannya, Nanang sempat memotong rambut gimbalnya di sebuah warung untuk menyamarkan identitas.
    Ia akhirnya ditangkap pada Rabu (15/1/2025) di Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Karawang.
    Atas perbuatannya, Nanang dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 354 ayat (2) KUHP tentang penganiayaan berat yang menyebabkan kematian.
    Jaksa menegaskan tuntutan 15 tahun penjara layak diberikan melihat beratnya dampak perbuatan terdakwa.
    Sidang pembacaan vonis dijadwalkan berlangsung pada pekan berikutnya di Pengadilan Negeri Cikarang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.