kab/kota: Cijantung

  • Ajak ke Pasar Kramat Jati, Terduga Penculik Anak di Pasar Rebo Terlihat Gandeng Tangan Korban

    Ajak ke Pasar Kramat Jati, Terduga Penculik Anak di Pasar Rebo Terlihat Gandeng Tangan Korban

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Pria terduga pelaku penculikan anak di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur sempat menunjukkan gelagat mencurigakan.

    Sebelum menculik korban Eva Thalita Zahra (13) pada Kamis (9/4/2025), pelaku sempat tepergok berjalan sambil menggandeng tangan korban pada Rabu (8/4/2025) malam.

    Ibu korban, Kasini mengatakan berdasar keterangan seorang saksi warga yang melihat kejadian pelaku menggandeng tangan putrinya saat pulang dari Pasar Induk Kramat Jati.

    “Di malam sebelum kejadian itu kan memang si pelaku sempat mengajak anak saya ke pasar, dibelikan buah melon. Nah itu terlihat sama warga,” kata Kasini di Jakarta Timur, Senin (14/4/2025).

    Merujuk keterangan saksi warga tersebut, pelaku selalu melepaskan gandengan tangannya kepada korban saat berpapasan dengan warga atau di tempat keramaian.

    Baru ketika kondisi jalan sedang sepi pelaku kembali menggandeng tangan Eva, hal ini sempat membuat warga yang melihat kejadian curiga dengan gelagat ditunjukkan pelaku.

    Namun kala itu warga sekitar yang melihat kejadian mengira bahwa pelaku merupakan kerabat orangtua korban, sehingga mereka hanya diam tanpa menegurnya.

    “Katanya tangan anak saya itu digandeng, tapi posisinya enggak jalan berdampingan. Anak saya di belakang, pelaku di depan. Cuma pas ada orang gandengan tangannya dilepas,” ujarnya.

    Pihak keluarga juga menyebut bahwa setelah pulang dari Pasar Induk Kramat Jati itu, Eva menunjukkan perubahan sikap dari yang biasanya ceria menjadi pendiam dan tak banyak bicara.

    Kasini menuturkan keterangan terkait peristiwa sebelum kejadian ini sudah disampaikan kepada Polres Metro Jakarta Timur saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Saksi warga yang melihat langsung kejadian pun sudah menunjukkan titik di mana dia melihat pelaku dan korban berjalan bergandengan, dan titik di mana terdapat CCTV.

    “Hari Sabtu (12/4) itu yang melihat, namanya pak Asep sudah kasih keterangan dan menunjukkan lokasi dia melihat anak saya bersama pelaku ke polisi,” tuturnya.

    Kini pihak keluarga masih menunggu informasi lebih lanjut dari pihak kepolisian, dan berharap Eva Thalita Zahra dapat segera kembali pulang ke rumah dalam keadaan selamat.

    Sebelumnya Eva Thalita Zahra diduga menjadi korban penculikan seorang pria yang merupakan tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekira pukul 08.00 WIB.

    Dalam aksinya, pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta izin kepada kedua orangtua Zahra untuk membawa korban ke Mall Cijantung dengan iming-iming dibelikan baju.

    Tapi setelah ditunggu beberapa jam pelaku dan korban tidak kunjung pulang, dan handphone Zahra pun sudah tak dapat dihubungi sehingga pihak keluarga menduga bahwa korban diculik.

    Warga yang memiliki informasi keberadaan korban dapat menghubungi pihak keluarga di nomor 0882 9110 7490, atau melaporkan kepada petugas terkait agar dapat ditindaklanjuti.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Identitas Penculik Anak di Jaktim Masih Misteri, Belum Bayar Uang Kontrakan dan Bawa Kabur HP Korban – Halaman all

    Identitas Penculik Anak di Jaktim Masih Misteri, Belum Bayar Uang Kontrakan dan Bawa Kabur HP Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Identitas terduga pelaku penculikan terhadap anak bernama Eva Thalita Zahra (13) di Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, belum diketahui.

    Berdasarkan keterangan ayah korban, Tarja (40), pelaku yang tinggal mengontrak di samping unit kontrakannya belum menyerahkan data diri ke pengurus lingkungan.

    “Saya kira namanya orang baru mengontrak kan laporan, tapi ternyata dia belum laporan. Jadi enggak tahu identitasnya,” kata Tarja di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (13/4/2025), dilansir Tribun Jakarta.

    Bahkan ketika tinggal menyewa unit kontrakan, pelaku juga tak menyerahkan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP), nomor handphone, atau data diri identitas lainnya kepada pemilik kontrakan.

    Pemilik kontrakan maupun keluarga Tarja hanya memanggil pelaku dengan sapaan “Pak”, tanpa mengetahui nama aslinya.

    “Dia tinggal belum bayar sama sekali. Sudah tinggal sekitar satu minggu, tapi baru bisa bayar tanggal 11 April. Sementara tanggal 10 April sudah pergi bawa anak saya,” ujarnya.

    Sepengetahuan pihak keluarga, pelaku mempunyai ciri fisik berusia sekitar 40 tahun, berambut panjang, dan terakhir terlihat mengenakan jaket warna silver dan celana panjang.

    Tarja berharap jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur yang menangani kasus ini bisa segera mengidentifikasi sosok pelaku dan menemukan putrinya dalam keadaan selamat.

    “Enggak kenal, namanya dia siapa saya juga enggak tahu. Tapi dia menganggap anak saya seperti anak sendiri.” 

    “Sering dikasih sesuatu, mungkin kasihan karena anak saya enggak sekolah,” tuturnya.

    Bawa Handphone Korban

    Terduga pelaku ternyata turut membawa kabur handphone korban.

    Tarja menyatakan, pelaku sempat meminta handphone milik sang istri, Kasini (36) sebelum menculik anaknya.

    “Dia minta handphone, tapi melalui anak saya. Jadi bilang ke anak saya untuk minta handphone, terus anak saya yang minta,” ucap Tarja.

    Pelaku berdalih kepada korban bahwa ia ingin meminjam handphone agar dapat diisikan paket data internet.

    Nahas, sampai saat ini Zahra tak kunjung pulang, keberadaannya pun tak diketahui karena handphone milik Kasini sudah tak dapat dihubungi.

    “Sempat dicoba lacak pakai handphone itu, handphone-nya terakhir sempat aktif di titik dekat Pasar Induk Kramat Jati. Tapi pas mau mendekat ke titik handphone itu tiba-tiba hilang,” ujar Tarja.

    Sebelumnya, Eva Thalita Zahra diduga menjadi korban penculikan seorang pria yang merupakan tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.

    Dalam aksinya, pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta izin kepada kedua orang tua Zahra untuk membawa korban ke Mall Cijantung dengan iming-iming dibelikan baju.

    Namun, setelah ditunggu beberapa jam pelaku dan korban tidak kunjung pulang, dan handphone Zahra pun sudah tak dapat dihubungi sehingga pihak keluarga menduga bahwa korban diculik.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Penculik Anak di Pasar Rebo Belum Bayar Uang Kontrakan hingga Tak Lapor Data Diri.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJakarta.com/Bima Putra)

  • Bocah Perempuan di Jaktim Diduga Diculik Tetangga, Ayah Korban Beberkan Fakta Ini – Halaman all

    Bocah Perempuan di Jaktim Diduga Diculik Tetangga, Ayah Korban Beberkan Fakta Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Seorang anak perempuan bernama Eva Thalita Zahra (13) diduga diculik tetangganya.

    Korban tinggal bersama keluarganya di bilangan Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

    Ayah korban, Tarja (40), mengatakan, pelaku yang tinggal mengontrak di samping unit kontrakannya belum menyerahkan data diri ke pengurus lingkungan.

    “Saya kira namanya orang baru mengontrak kan laporan, tapi ternyata dia belum laporan. Jadi enggak tahu identitasnya,” kata Tarja di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (13/4/2025).

    Bahkan saat tinggal menyewa unit kontrakan, pelaku juga tidak menyerahkan fotokopi KTP, nomor handphone, atau data diri identitas lainnya kepada pemilik kontrakan.

    Baik keluarga Tarja maupun pemilik kontrakan hanya memanggil pelaku dengan sapaan ‘Pak’, tanpa mengetahui nama asli dari pelaku atau nama sapaan pelaku tersebut.

    “Dia tinggal belum bayar sama sekali. Sudah tinggal sekitar satu minggu, tapi baru bisa bayar tanggal 11 April. Sementara tanggal 10 April sudah pergi bawa anak saya,” ujarnya.

    Sepengetahuan pihak keluarga hanya bahwa pelaku memiliki ciri fisik berusia sekitar 40 tahun, berambut panjang, dan terakhir terlihat mengenakan jaket warna silver dan celana panjang.

    Tarja berharap jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur yang menangani kasus dapat segera mengidentifikasi sosok pelaku, dan menemukan putrinya dalam keadaan selamat.

    “Enggak kenal, namanya dia siapa saya juga enggak tahu. Tapi dia menganggap anak saya seperti anak sendiri. Sering dikasih sesuatu, mungkin kasihan karena anak saya enggak sekolah,” tuturnya.

    Sebelumnya Eva Thalita Zahra diduga menjadi korban penculikan seorang pria yang merupakan tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekira pukul 08.00 WIB.

    Dalam aksinya, pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta izin kepada kedua orangtua Zahra untuk membawa korban ke Mall Cijantung dengan iming-iming dibelikan baju.

    Tapi setelah ditunggu beberapa jam pelaku dan korban tidak kunjung pulang, dan handphone Zahra pun sudah tak dapat dihubungi sehingga pihak keluarga menduga bahwa korban diculik.

    Warga yang memiliki informasi keberadaan korban dapat menghubungi pihak keluarga di nomor 0882 9110 7490, atau melaporkan kepada petugas terkait agar dapat ditindaklanjuti.

     

    Penulis: Bima Putra

  • Anak di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangganya, Pelaku Iming-imingi Korban Beli Baju Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 April 2025

    Anak di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangganya, Pelaku Iming-imingi Korban Beli Baju Baru Megapolitan 13 April 2025

    Anak di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangganya, Pelaku Iming-imingi Korban Beli Baju Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Tarja (40), ayah dari anak perempuan berinisial ETZ (13), menyampaikan, putrinya sempat diiming-imingi akan dibelikan pakaian di Mall Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum diduga diculik oleh tetangganya pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
    “Awalnya sebelum kejadian (penculikan) itu, malamnya sebelum kejadian (korban) diajak ngobrol terus (sama) pelaku, dia bilang mau ngajak anak saya cari makanan malam itu (Rabu, 9 April 2025 malam),” kata Tarja saat ditemui, Minggu (13/4/2025).
    Saat itu, Tarja dan istrinya tidak menaruh curiga dan mengizinkan E pergi makan bersama pelaku karena tidak merasa curiga dengan gerak geriknya.
    Setelah mengajak korban makan malam, pelaku berencana membawa E kembali keesokan paginya untuk membeli pakaian.
    “Iya (enggak pamit), tapi malamnya dia (pelaku) ngomong ke anak saya ‘Dek besok ke pasar beli pakaian’ terus anak saya jawab ‘ iya Pak’,” kata Tarja
    Tarja mengatakan, biasanya anaknya bangun tidur pada siang hari. Namun, pada hari kejadian, anaknya bangun sangat pagi dan pergi tanpa pamit.
    “Habis itu paginya dia bagun, bisanya dia bangun siang tapi kemarin pas kejadian bangun pagi-pagi banget, dia juga enggak pamit paginya,” ucap Tarja.
    Tarja mulai menyadari bahwa anaknya hilang setelah tiga jam tidak ada di rumah. Ia langsung mencurigai tetangganya yang sempat mengajak anaknya berbicara pada malam sebelumnya.
    “Tiga jam setelah enggak ada di rumah, kan kita tahu karena malamnya dia (pelaku) sudah ngomong mau ke pasar beli pakaian, jadi langsung curiga,” tutur Tarja.
    Tarja mengungkapkan, terduga pelaku merupakan tetangga baru yang tinggal di kontrakan dekat kontrakannya dan baru menetap selama enam hari.
    “Ya awalnya kita gak merasa curiga walaupun kenal belum lama, namanya kita juga tetangga kontrakan enggak ada curiga sama sekali. Enam hari (tinggal), juga jarang ngobrol karena jarang ngobrol,” ungkap Tarja
    Tarja sendiri sudah membuat laporan polisi terkait dugaan penculikan yang dialami anaknya.
    Adapun Tarja telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti sebagai dugaan penculikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Perempuan 13 Tahun di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 April 2025

    Anak Perempuan 13 Tahun di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangga Megapolitan 13 April 2025

    Anak Perempuan 13 Tahun di Pasar Rebo Diduga Diculik Tetangga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang anak perempuan berinisial ETZ (13) dilaporkan menjadi korban
    penculikan
    yang diduga dilakukan tetangga kontrakan korban di Trikora, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
    Peristiwa penculikan ini pun ramai diperbincangkan di berbagai media sosial dan menarik perhatian warganet.
    Berdasarkan informasi yang dibagikan akun sosial media X
    @
    wtnbnuna, E terakhir terlihat meninggalkan rumah pada Kamis (10/4/2025) pukul 07.30 WIB.

    korban meninggalkan rumah sekitar pukul 07.30 WIB, korban dibawa oleh pelaku yaitu tetangga kontrakan korban sendiri. Pelaku juga baru ngontrak di samping kontrakan korban sekitar satu minggu dan belum dibayar
    ,” tulis akun tersebut.
    Pelaku diduga mendekati korban dengan cara memberikan makanan dan mengiming-imingi akan membelikan baju baru.

    Modus pelaku adalah mengiming-imingi korban beli baju di Pasar Rebo, karena beberapa kali memang pelaku sering membelikan korban makanan
    ,” lanjut akun X @wtnbnuna.
    Sekitar pukul 08.00 WIB, E sudah tidak terlihat dan orangtua korban mulai mencari keberadaannya.

    Lalu dari pukul 08.00 WIB korban sudah tidak terlihat. orangtua korban mencoba mendobrak kamar kontrakan pelaku
    ,” tutur akun X @wtnbnuna.
    Saat kejadian, korban membawa ponselnya. Ponsel korban terakhir terdeteksi berada di wilayah Kramatjati dan Tangerang.
    • Tinggi badan sekitar 155 cm
    • Kulit putih bersih
    • Terdapat bekas jahitan di dagu
    • Gigi depan tampak renggang karena pernah jatuh
    • Rambut hitam ikal
    Sementara itu, ayah korban, Tarja (40), menjelaskan bahwa dugaan penculikan bermula ketika anaknya diiming-imingi akan dibelikan makanan dan pakaian di Mal Cijantung, Pasar Rebo, pada Kamis (10/4/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
    “Awalnya sebelum kejadian itu, malamnya sebelum kejadian diajak ngobrol terus pelaku, dia bilang mau ngajak anak saya cari makanan malam itu (Rabu malam),” kata Tarja saat ditemui, Minggu (13/4/2025).
    Setelah mengajak korban makan malam, pelaku berencana membawa anak tersebut kembali keesokan paginya untuk membeli pakaian.
    Saat itu, Tarja dan istrinya tidak menaruh curiga dan mengizinkan E pergi bersama pelaku karena sudah dikenalnya sebagai tetangga.
    “Iya (enggak pamit), tapi malamnya dia (pelaku) ngomong ke anak saya ‘Dek besok ke pasar beli pakaian’ terus anak saya jawab ‘ iya Pak’,” kata Tarja.
    Tarja mengatakan, biasanya anaknya bangun siang. Namun, pada hari kejadian, anaknya bangun sangat pagi dan pergi tanpa pamit.
    “Habis itu paginya dia bangun, 
    biasanya dia bangun siang tapi kemarin pas kejadian bagun pagi-pagi banget, dia juga enggak pamit paginya,” ucap Tarja.
    Tarja mulai menyadari bahwa anaknya hilang setelah tiga jam tidak ada di rumah. Ia langsung mencurigai tetangganya yang sempat mengajak anaknya berbicara pada malam sebelumnya
    .
    “Tiga jam setelah enggak ada di rumah, kan kita tahu karena malamnya dia (pelaku) sudah ngomong mau ke pasar beli pakaian, jadi langsung curiga,” tutur Tarja.
    Tarja mengungkapkan, terduga pelaku diketahui merupakan tetangga baru yang tinggal di kontrakan dekat rumah korban dan baru menetap selama enam hari.
    “Ya awalnya kita gak merasa curiga walaupun kenal belum lama, namanya kita juga tetangga kontrakan enggak ada curiga sama sekali. Enam hari (tinggal), juga jarang ngobrol karena jarang ngobrol,” ungkap Tarja.
    Adapun Tarja telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti sebagai dugaan penculikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Orang Tua Ungkap Kecurigaan Sebelum Anaknya Diduga Diculik Tetangga: Kayak Kena Hipnotis

    Orang Tua Ungkap Kecurigaan Sebelum Anaknya Diduga Diculik Tetangga: Kayak Kena Hipnotis

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Eva Thalita Zahra (13), warga Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur diduga menjadi korban penculikan seorang pria tetangganya.

    Ayah korban, Tarja (40) mengatakan sebelum putrinya diculik pihak keluarga sempat menaruh curiga terhadap pelaku yang baru tinggal di samping unit kontrakannya satu pekan terakhir.

    Pada Rabu (9/4) malam atau sebelum penculikan, pelaku sempat meminta izin untuk mengajak Zahra pergi ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur dengan dalih membeli makan.

    “Sempat diajak muter-muter ke Pasar Induk Kramat Jati. Pulang dari situ ada perubahan sikap sama anak saya, kayak orang linglung,” kata Tarja di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (11/4/2025).

    Setelah pulang dari Pasar Induk Kramat Jati tersebut, Zahra bahkan lebih banyak menghabiskan waktu berdiam diri dan ketika diajak berbicara tidak memberikan jawaban sebagaimana normalnya.

    Padahal sehari-harinya anak pertama dari tiga bersaudara tersebut dikenal ceria, dan selalu rutin berkomunikasi dengan kedua orangtua maupun dua adiknya untuk sekadar bermain.

    Perubahan sikap Zahra dalam waktu singkat setelah diajak pelaku pergi ke Pasar Induk Kramat Jati ini membuat pihak keluarga curiga dengan tindakan dilakukan pelaku.

    “Kayak orang kena hipnotis semenjak malam itu diajak ke Pasar Induk Kramat Jati, jadi pendiam. Biasanya kalau main sama adik-adiknya sering ketawa-ketawa, enggak diam,” ujar Tarja.

    Selain tampak seperti orang linglung, pihak keluarga mendapati bahwa korban tampak seperti tertekan ketika ditanya apa saja yang dilakukan bersama pelaku selama berada di Pasar Induk Kramat Jati.

    Ibu korban, Kasini (36) menuturkan ekspresi tertekan yang tampak pada raut wajah Zahra ini kian membuat pihak keluarga curiga bahwa terjadi sesuatu saat pelaku mengajak korban pergi.

    Berulang kali ditanya, Zahra hanya menyebut bahwa pelaku hanya membawanya untuk membeli melon dan membuatkan kartu ATM pada satu bank di Pasar Induk Kramat Jati.

    “Kayak ada tekanan, cuman dia enggak mau ngomong. Saya tanya bapak (pelaku) ngomong apa, katanya enggak ngomong apa-apa. Sama dibuatin ATM, katanya buat biaya sekolah,” tutur Kasini.

    Sebelumnya Eva Thalita Zahra diduga menjadi korban penculikan seorang pria yang merupakan tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekira pukul 08.00 WIB.

    Dalam aksinya, pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta izin kepada kedua orangtua Zahra untuk membawa korban ke Mall Cijantung dengan iming-iming dibelikan baju.

    Tapi setelah ditunggu beberapa jam pelaku dan korban tidak kunjung pulang, dan handphone Zahra pun sudah tak dapat dihubungi sehingga pihak keluarga menduga bahwa korban diculik.

    Warga yang memiliki informasi keberadaan korban dapat menghubungi pihak keluarga di nomor 0882 9110 7490, atau melaporkan kepada petugas terkait agar dapat ditindaklanjuti.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tangis Pilu Orang Tua di Jaktim Anaknya Diculik Tetangga: ‘Ya Allah Dia Belum Ngerti Apa-Apa’

    Tangis Pilu Orang Tua di Jaktim Anaknya Diculik Tetangga: ‘Ya Allah Dia Belum Ngerti Apa-Apa’

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, PASAR REBO – Tarja (40) dan Kasini (36) tak kuasa menahan tangis menanti kabar sang anak, Eva Thalita Zahra (13) yang diduga menjadi korban penculikan tetangganya.

    Berulang kali mereka menyeka air matanya saat memikirkan nasib Eva yang diculik pria tetangga unit kontrakannya di wilayah Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

    Sejak hari kejadian penculikan pada Kamis (10/4/2025), pihak keluarga sudah berupaya mencari keberadaan Eva dengan bertanya kepada warga sekitar dan mencari rekaman CCTV kejadian.

    Namun hingga Jumat (11/4/2025), Eva yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara tersebut tak kunjung pulang setelah dibawa pergi tetangganya dengan iming-iming membeli baju.

    “Harapannya (anak) pulang, bisa kumpul lagi sama keluarga. Terpenting balik, dalam keadaan sehat, sudah itu saja,” kata Tarja sembari menahan tangis di Jakarta Timur, Jumat (11/4/2025).

    Pihak keluarga mengaku tidak pernah menyangka bahwa pria yang baru tinggal sekitar satu minggu di samping unit kontrakan mereka tersebut merupakan pelaku penculikan Eva.

    Pasalnya selama satu pekan tinggal bertetangga, pelaku yang mengaku bekerja di bidang konstruksi tersebut memperlakukan Eva sebagai anak sendiri dan kerap memberikan barang-barang.

    KESEDIHAN AYAH – Kasini (36), ayah dari Eva Thalita Zahra (13) yang diduga menjadi korban penculikan tetangganya, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (11/4/2025). Kasini tak dapat menyembunyikan kesedihannya.

    Sehingga meski tak mengetahui identitas pelaku, tapi pihak keluarga percaya ketika pelaku meminta izin untuk mengajak Eva pergi ke Mall Cijantung, Pasar Rebo untuk membeli baju.

    “Enggak nyangka, orang yang sudah dianggap bapak (oleh Eva) enggak tahunya malah nusuk. Dia mengakunya dari Brebes, tapi kita enggak tahu Brebes di mananya,” ujar Tarja.

    Kasini yang juga menahan sedih memikirkan keberadaan sang anak karena tidak kunjung pulang, kini hanya dapat berharap adanya informasi lebih lanjut terkait keberadaan Eva.

    Sembari mendekap jaket yang terakhir dikenakan Eva sebelum meninggalkan rumah, Kasini terus berdoa agar sang putri dapat segera pulang dan kembali dalam keadaan selamat.

    Menurutnya pihak keluarga menyatakan sudah berupaya melakukan pencarian  mengacu titik GPS pada handphone milik Kasini yang dibawa Eva, nahas upaya belum membuahkan hasil.

    “Ya Allah dia belum ngerti apa-apa, benar-benar belum mengerti apa-apa, ya Allah. Kalau mau apapun dia pasti ngomong, mau mandi saja bilang ‘kakak mandi ya’, ya Allah,” kata Kasini terisak.

    Sebelumnya Eva Thalita Zahra diduga menjadi korban penculikan seorang pria yang merupakan tetangga unit kontrakannya pada Kamis (10/4/2025) sekira pukul 08.00 WIB.

    Dalam aksinya, pelaku yang belum diketahui identitasnya tersebut meminta izin kepada kedua orangtua Zahra untuk membawa korban ke Mall Cijantung dengan iming-iming dibelikan baju.

    Tapi setelah ditunggu beberapa jam pelaku dan korban tidak kunjung pulang, dan handphone Zahra pun sudah tak dapat dihubungi sehingga pihak keluarga menduga bahwa korban diculik.

    Warga yang memiliki informasi keberadaan korban dapat menghubungi pihak keluarga di nomor 0882 9110 7490, atau melaporkan kepada petugas terkait agar dapat ditindaklanjuti.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Cari Keuntungan Jelang Lebaran, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Tasikmalaya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        26 Maret 2025

    Cari Keuntungan Jelang Lebaran, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Tasikmalaya Bandung 26 Maret 2025

    Cari Keuntungan Jelang Lebaran, Pengedar Uang Palsu Beraksi di Tasikmalaya
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com
    – Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota menangkap tiga pelaku pengedar
    uang palsu
    di wilayah Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 16 Maret 2025.
    Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, mengatakan penangkapan dilakukan setelah penyelidikan terhadap laporan masyarakat terkait maraknya
    peredaran uang palsu
    menjelang Lebaran.
    “Para pelaku berhasil ditangkap saat akan bertransaksi di Mangkubumi,” kata Faruk dalam konferensi pers di kantornya, Rabu (26/3/2025).
    Ketiga tersangka berinisial CE (40), SU (40), dan U (64), yang merupakan warga Kota Tasikmalaya. Mereka mengaku mendapatkan uang palsu dari seseorang berinisial DA di Cijantung, Jakarta Timur.
    Dalam penggeledahan, polisi menemukan 287 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan total nilai Rp 28,7 juta, satu alat pendeteksi uang palsu, dan tiga unit ponsel yang digunakan untuk transaksi.
    “Para tersangka mengakui bahwa mereka mengetahui uang yang mereka pegang adalah palsu. Mereka berencana mengedarkannya untuk mendapatkan keuntungan cepat,” ujar Faruk.
    Para pelaku membeli uang palsu tersebut seharga Rp 4 juta dan berencana menjualnya kembali seharga Rp 5 juta.
    Kepala Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Laura Rulida, memastikan uang tersebut palsu setelah pemeriksaan.
    “Ciri-ciri yang ditemukan berbeda dengan uang asli, seperti tidak adanya mikro teks, kertasnya dari bahan biasa, serta nomor serinya tidak berubah warna saat terkena sinar ultraviolet,” jelasnya.
    Laura menambahkan, uang palsu tersebut berkualitas rendah dan dapat dikenali dengan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang). BI Tasikmalaya pun mengajak masyarakat untuk mengenali, merawat, dan menjaga Rupiah melalui gerakan Cinta Bangga Paham Rupiah.
    Ketiga tersangka kini diamankan di Polres Tasikmalaya Kota dan dijerat Pasal 36 Ayat (2) UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang juncto Pasal 55 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara dan denda hingga Rp 10 miliar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ondel-ondel Daur Ulang: Menjaga Budaya, Mengurangi Sampah

    Ondel-ondel Daur Ulang: Menjaga Budaya, Mengurangi Sampah

    Jakarta

    Hujan gerimis awet menemani langkah kaki menembus lorong gang di Lebak Bulus, Jakarta Selatan sore itu. Hingga tibalah kami di sebuah rumah dengan rangka ondel-ondel di terasnya dan spanduk bertulisan, ‘Ondel-ondel Betawi Bang Lukman’.

    “Ayo masuk, saya juga baru sampai,” ujar seorang pria gempal tersenyum ramah.

    Lukman Hakim namanya, pria 55 tahun ini berprofesi sebagai satpam di kawasan SCBD, Jakarta. Namun di lingkungan rumahnya, dia dikenal sebagai sosok pegiat budaya Betawi.

    Budaya Betawi sudah lama menjadi keseharian Lukman seperti pencak silat, batik Betawi dan ondel-ondel. UMKM suvenir ondel-ondel mini dirintis Lukman di tahun 2013. Wajah lelah Lukman sepulang kerja, berubah menjadi antusias ketika mulai bercerita soal ondel-ondel.

    Lukman Hakim, pemilik UMKM Ondel-ondel Mini Bang Lukman (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)Ondel-ondel Ramah Lingkungan

    “Tahun 2013 saya menciptakan ondel-ondel dari bahan daur ulang. Awalnya ini permintaan lurah,” kata Lukman menunjukkan aneka kemasan suvenir ondel-ondel mini yang berjejer rapi di lemari ruangan workshopnya.

    Ruangan workshopnya tidak besar, sekitar 3 x 3 meter. Lukman mengaku belajar bikin mainan ondel-ondel ini secara otodidak, karena memang suka dengan kegiatan seni dari kecil.

    Tantangan lurah untuk membuat suvenir ondel-ondel disanggupinya. Lukman tak mau meniru ondel-ondel mini dari bahan kok bulutangkis. Dia memilih mendaur ulang botol plastik minuman ringan Teh Pucuk, yang tingginya pas dan plastiknya keras. Badan botol jadi badan ondel-ondel. Leher dan kepala botol dipotong, lalu dibalik dan dilem ke badan botol dan jadilah kepala ondel-ondel. Styrofoam dipakai untuk membuat hidung dan hiasan kepala.

    “Saya ciptakanlah ini yang daur ulang ini, harga murah terjangkau. Karena ada tantangan dari Ibu Lurah, saya bilang nggak mau niru-niru pakai kok bulutangkis. Saya mau ciptakan sendiri dari botol,” kata Lukman.

    Ondel-ondel besar yang umum kita kenal, berubah menjadi ondel-ondel mini setinggi 30 cm yang cocok jadi mainan anak atau pajangan meja. Di ruang workshop itu, ada tumpukan botol plastik yang sudah disusun jadi badan ondel-ondel namun belum dilukis. Ada juga tumpukan potongan kain kecil-kecil yang nanti menjadi baju ondel-ondel. Ada kuas dan cat untuk melukis wajah ondel-ondel dan hiasan kembang kelapa untuk kepala ondel-ondel yang tentu ukurannya juga mini.

    Satu set suvenir ondel-ondel berisi sepasang ondel-ondel lelaki dan Perempuan yang kemas dalam tas tenteng plastik bening. Tentunya ada merk bertulisan ‘Ondel-ondel Betawi Bang Lukman’. Pedagang mainan datang membeli dari Lukman Rp 25.000 saja sepasang, lalu mereka menjualnya kembali ke berbagai tempat.

    “Acara festival di Monas, Ancol, Taman Mini, Ragunan, Setu Babakan. Cepat banget ini habisnya, bikin nangis anak kecil,” kata Lukman tergelak.

    Anak-anak menurut Lukman suka dengan mainan ini karena warnanya yang cerah dan mencolok. Lukman dibantu sekitar 10 orang dari keluarga dan anak-anak sanggar Betawi untuk mengerjakan ondel-ondel mini ini.

    Kegiatan Lukman membuat ondel-ondel mini dari botol bekas juga mendorong kegiatan daur ulang dan mengurangi sampah di lingkungannya. Lukman menghargai botol bekas ini Rp 5.000 per kg, lebih mahal dari pengepul rongsokan. Dengan catatan, botol dalam kondisi bagus dan tidak hancur.

    Selain dijual di berbagai event Betawi dan taman rekreasi, ondel-ondel mini ini juga dijual di berbagai toko seperti supermarket Aneka Buana, ITC Permata Hijau dan beberapa toko lain.

    Pembinaan dari BRI

    Salah satu yang mendukung UMKM Ondel-ondel Betawi Bang Lukman adalah pembinaan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Lukman adalah nasabah BRI dan mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2017 untuk modal usahanya.

    “Bisa terjual 500 pasang sebelum COVID-19,” kata Lukman soal omset per bulan.

    Iya, COVID-19 juga merupakan pukulan bagi Lukman. Omset penjualan terjun bebas, dan kini Lukman merangkak naik kembali perlahan-lahan. Lukman menunjuk papan tulis daftar orderan ondel-ondel, 105 pasang bulan Desember 2024 dan hanya 25 pasang di bulan Januari 2025.

    “Itu yang COVID-19 tuh, waduh. Saya sampai minta keringanan tuh, dan dikasih keringanan,” kata Lukman.

    BRI menurut Lukman juga membantunya dengan memberikan informasi kegiatan UMKM dan diajak untuk berpartisipasi dalam beberapa event UMKM. Lukman senang, karena dalam salah satu event itu dia bisa bertemu Presiden Jokowi.

    “Saya diajak ketemu Pak Presiden, Pak Jokowi di daerah Kopassus tuh di Cijantung,” kenang Lukman. “Pokoknya dari BRI kalau ada apa-apa info ke saya,” imbuhnya.

    Lukman mengatakan BRI menilai dirinya unik dan spesial karena merupakan UMKM yang melestarikan kebudayaan Betawi. Lukman bilang, dia bukan satu-satunya yang membuat ondel-ondel mini. Tapi dia berani jamin, buatannya yang paling bagus karena dilukis, bukan pakai stiker dan sejenisnya.

    “Tahun 2015 kalau nggak salah, saya pernah isi acara pelatihan bikin ondel-ondel di Pondok Pesantren Gontor,” kata Lukman.

    Dari UMKM suvenir ondel-ondel ini, Lukman bisa merenovasi rumahnya. Usahanya pun perlahan pulih pasca COVID-19. Dia kembali mengambil KUR dari BRI untuk mengembangkan usahanya. Lukman dan keluarganya juga masih mengerjakan ondel-ondel besar hanya jika ada pesanan misalnya untuk acara sekolah, pernikahan atau festival.

    “Itu harganya Rp 5 juta sepasang,” kata dia.

    Lukman mengatakan dirinya terbantu dengan hubungan baik antara dirinya dengan pihak Bank BRI selama bertahun-tahun. Bahkan dalam wawancara dengan detikFinance, seorang mantri BRI pun ikut menemani Lukman. BRI kata Lukman melihat potensi dari UMKM miliknya, cara kerja, omzet dan memberikan pendampingan. Lukman juga ikut berbagai pelatihan.

    “Saya juga ikut-ikut pelatihan, pelatihan penjualan, pelatihan jualan online, cara kemasan, cara izin bikin merk, kayak begitu. Kita diajarin,” kata dia.

    Pelatihan ini diadakan Kecamatan Cilandak yang sponsornya bisa macam-macam. UMKM peserta pelatihan juga mendapatkan alat kerja.

    “Karena saya craft, saya dapat mesin jahit. Kalau yang kuliner dapat kompor,” kata dia.

    UMKM dan Kebudayaan BetawiDjaharuddin, Camat Cilandak Jakarta Selatan (Foto: Fitraya Ramadhanny/detikcom)

    Usaha UMKM souvenir ondel-ondel mini khas Betawi, apalagi dari bahan daur ulang, tentu adalah sebuah keunikan. DetikFinance pun berbincang dengan Camat Cilandak, Djaharuddin di kantornya.

    Terkait kebudayaan Betawi di Kecamatan Cilandak, kata Djaharuddin ada batik Betawi di Tarogong dan kesenian Palang Pintu di Pondok Labu. Dengan adanya UMKM kerajian ondel-ondel mini, pihak kecamatan juga akan berusaha mengembangkan sebagai bagian dari cara pelestarian kebudayaan Betawi.

    “Kita akan kembangkan ya, kita berharap karena dia sudah menjadi binaan agar selalu berkoordinasi dengan kami apa masalahnya. Kita akan libatkan terus sebagai dukungan kita misalnya dalam hal permodalan, pemasaran, dilibatkan dalam event-event,” ujarnya kepada detikFinance

    “Jadi UMKM sudah ada programnya, untuk acara Betawi sudah ada programnya, itu yang kita kawinkan begitu. Kita kolaborasikan,” pungkasnya.

    UMKM dengan segala kreativitasnya, menjadi roda penggerak perekonomian di masyarakat. Potensi itulah yang rupanya dilihat BRI sehingga banyak menciptakan program dan pendampingan UMKM di seluruh Indonesia dengan target membuat mereka naik kelas dan membuka peluang ekspor ke luar negeri. Komitmen BRI untuk meningkatkan kapabilitas pelaku UMKM tercermin dalam berbagai program pemberdayaan seperti Rumah BUMN, BRIncubator, Growpreneur by BRI, Pengusaha Muda Brilian sampai BRI UMKM Expo(rt).

    “Dengan membuka akses UMKM ke pasar global, kita dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja produktif, meningkatkan daya saing Indonesia, serta memperkuat perekonomian nasional,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam keterangan resmi yang diterima detikFinance.

    Ondel-ondel Betawi Bang Lukman kini bisa dibeli online di e-commerce seperti Tokopedia, Shopee dan Bukalapak. Dengan Ondel-ondel Mini, Lukman melestarikan kebudayaan Betawi, mengurangi sampah botol plastik di lingkungannya dan tentunya menjadi UMKM yang inspiratif.

    (fay/hns)

  • Jaktim targetkan awasi 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan

    Jaktim targetkan awasi 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan

    Ini untuk memberikan  keyakinan ke masyarakat bahwa produk yang beredar di wilayah Jakarta Timur ini aman dikonsumsi

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas (Sudin) Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur menargetkan pengawasan 27 pasar untuk keamanan pangan selama Ramadhan 1446 Hijriah.

    “Kita lakukan pengawasan pangan di lokasi berbeda. Target kami 22 pasar tradisional dan lima pasar swalayan,” kata Kepala Suku Dinas KPKP Kota Jakarta Timur, Taufik Yulianto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.

    Pengawasan untuk mengantisipasi adanya peredaran produk pangan yang mengandung zat kimia berbahaya seperti boraks, rodhamin, formalin, residu pestisida, klorin, eber dan zat berbahaya lainnya.

    Selain itu, pengawasan ini untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang akan berbelanja kebutuhan Ramadhan dan Idul Fitri.

    “Ini untuk memberikan keyakinan ke masyarakat bahwa produk yang beredar di wilayah Jakarta Timur ini aman dikonsumsi, layak dimakan, dan harga pun terjangkau sesuai harga yang ditetapkan pemerintah,” ujar Taufik.

    Pelaksanaan pengawasan dibantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta dan Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD).

    “Begitupun dengan harga, kami juga sudah menyampaikan, harga ini sudah terjangkau, sesuai dengan harga yang telah ditetapkan,” ucap Taufik.

    Adapun 27 pasar tersebut antara lain, Pasar Ujung Menteng, Pasar Cakung, Pasar Pulo Gadung, Pasar Cipinang Muara, Pasar Enjo, Pasar Perumnas Klender, Pasar Sawah Barat, Pasar Pondok Bambu, Pasar Ciplak, dan Pasar Klender SS.

    Pasar Rawamangun, Pasar Ampera/Kampung Ambon, Pasar Palmeriam, Pasar Pramuka, Pasar Cawang Kapling, Pasar Jatinegara, Pasar Ciracas, Pasar Cijantung, Pasar Cibubur, Pasar Kramat Jati.

    Pasar Jambul, Lokbin Makasar, Lulu Hypermarket, Farmers Family, Tip Top Pondok Bambu, Naga Jatiwaringin, dan Superindo Pondok Bambu.

    Sebelumnya, Pemkot Jakarta Timur pada Selasa (18/2) melakukan pengawasan produk pangan di lima pasar yang ada di Jakarta Timur, yakni Pasar Perumnas Klender, Pasar Sawah Barat, Pasar Klender SS, Pasar Pondok Bambu, dan Pasar Ciplak.

    Lalu, Kamis (6/3) pengawasan produk pangan dilakukan di empat pasar modern yakni Tip Top Pondok Bambu, Superindo Pondok Bambu, Farmers Family, dan Naga Jatiwaringin.

    Hasilnya, tingkat keamanan pangan di lima pasar tradisional dan empat swalayan (pasar modern) berdasarkan sampel yang sudah diambil yakni 100 persen aman.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025