kab/kota: Cijantung

  • 4
                    
                        Pengamat Militer: Kopassus Fokus Jaga Kedaulatan Negara, Bukan Urus Premanisme
                        Nasional

    4 Pengamat Militer: Kopassus Fokus Jaga Kedaulatan Negara, Bukan Urus Premanisme Nasional

    Pengamat Militer: Kopassus Fokus Jaga Kedaulatan Negara, Bukan Urus Premanisme
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pengamat militer dan Ketua Badan Pekerja Centra Initiative,
    Al Araf
    , menilai pernyataan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen
    Kopassus
    ) Mayjen TNI Djon Afriandi terkait penindakan terhadap
    premanisme
    kurang tepat.
    Araf mengatakan, Kopassus mestinya fokus menjaga kedaulatan negara dari konflik geopolitik sehingga tidak ikut mengurus premanisme.
    “Pernyataan
    Danjen Kopassus
    kurang tepat. Itu yang pertama. Yang kedua, militer dan Kopassus fokus dalam menjaga kedaulatan negara, memerhatikan geopolitik tentang kemungkinan konflik di Laut China Selatan, sehingga semua kemampuan TNI harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk termasuk perang, bukan dengan mengurus persoalan premanisme,” kata Araf saat dihubungi, Minggu (27/4/2025).
    Araf menjelaskan, aksi premanisme yang terjadi belakangan bersifat
    individual crime responsibility
    atau tanggung jawab kejahatan individu.
    Menurutnya, mereka yang terlibat harus diproses sesuai mekanisme hukum untuk membuktikan apakah benar terlibat dalam aksi premanisme atau tidak.
    “Sehingga mereka bisa diproses hukum oleh polisi, jaksa, dan oleh pengadilan. Militer dan Kopassus bukan bagian dari penegak hukum, sehingga salah dan keliru jika mereka terlibat dalam proses itu,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Araf mengatakan, penanganan premanisme dengan cara hukum pernah terjadi di era Orde Baru dengan mekanisme extrajudicial killing atau kasus penembakan misterius (Petrus).
    Namun, kata dia, hal tersebut mengakibatkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
    “Ada yang bukan preman, dianggap preman, mati. Ada yang preman juga mungkin ditembak mati. Itu enggak boleh terjadi. Mereka warga negara Indonesia yang kalau mereka melakukan kejahatan harus diproses hukum. Dibuktikan di dalam proses hukum. Bukan ditembak,” ucap dia.
    Sebelumnya, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Djon Afriandi menegaskan bahwa segala bentuk aksi premanisme harus ditindak tegas, termasuk bila dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan (
    ormas
    ).
    Meski demikian, Djon mengatakan, masyarakat juga harus membedakan antara ormas dan premanisme agar tidak terjadi generalisasi negatif terhadap semua ormas di Indonesia.
    “Kita harus pisahkan.
    Ormas
    itu tidak semuanya preman, dan premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas,” kata Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025).
    Djon menambahkan, selama ormas bersifat positif dan mendukung kebijakan pemerintah serta menjaga ketertiban, maka keberadaannya tentu bermanfaat.
    Namun, jika ormas justru mengganggu stabilitas dan ketertiban masyarakat, perlu dilakukan tindakan hukum yang tegas. “Kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, berarti harus ditindak,” ujarnya.
    Djon menekankan bahwa premanisme pada dasarnya merupakan tindakan yang merugikan masyarakat karena cenderung memaksakan kehendak dan mengambil hak orang lain secara paksa.

    Premanisme
    itu sudah pasti negatif. Mereka ingin penghasilan besar tanpa mau bekerja keras, dan biasanya memaksakan kepentingan pribadi atau kelompok dengan cara yang salah. Itu jelas salah,” ucapnya.
    Danjen Kopassus mengatakan pentingnya peran aparat kepolisian dalam memberantas praktik premanisme.
    Selain itu, masyarakat juga diajak untuk turut berpartisipasi melawan tindakan-tindakan yang merusak kehidupan sosial.
    “Tugas menindak itu tentu ada pada kepolisian. Tapi, masyarakat juga harus berani melawan karena premanisme itu tidak baik dan tidak boleh dibiarkan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kopassus Soroti Premanisme, Siapa Bertanggung Jawab Memberantasnya?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    Kopassus Soroti Premanisme, Siapa Bertanggung Jawab Memberantasnya? Nasional 27 April 2025

    Kopassus Soroti Premanisme, Siapa Bertanggung Jawab Memberantasnya?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Masalah
    premanisme
    belakangan ini mendapatkan perhatian serius dari publik, khususnya ketika aksi tersebut mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas).
    Salah satu contoh yang menjadi sorotan adalah pernyataan Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno, yang menyebutkan bahwa
    ormas
    mengganggu pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat.
    Di sisi lain, pembakaran mobil polisi oleh empat anggota ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya semakin memperburuk citra ormas di tengah masyarakat.
    Menanggapi fenomena tersebut, Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI Djon Afriandi buka suara.
    Djon menekankan bahwa segala bentuk premanisme harus ditindak dengan tegas. Hal ini termasuk tindakan yang dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan ormas.
    Namun, Djon mengatakan, masyarakat juga harus membedakan antara ormas dan premanisme agar tidak terjadi generalisasi negatif terhadap semua ormas di Indonesia.
    “Kita harus pisahkan.
    Ormas
    itu tidak semuanya preman, dan premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas,” ujar Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025).
    Djon juga menekankan bahwa selama ormas bersifat positif, mendukung kebijakan pemerintah, dan menjaga ketertiban, keberadaannya dapat membawa manfaat.
    Namun, jika ormas tersebut justru mengganggu stabilitas dan ketertiban masyarakat, tindakan hukum yang tegas perlu diambil.
    “Kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, berarti harus ditindak,” tambahnya.
    Djon mengatakan, premanisme merupakan tindakan yang merugikan masyarakat, karena biasanya memaksakan kehendak dan mengambil hak orang lain.
    “Premanisme itu sudah pasti negatif. Mereka ingin penghasilan besar tanpa mau bekerja keras, dan biasanya memaksakan kepentingan pribadi atau kelompok dengan cara yang salah. Itu jelas salah,” tegasnya.
    Lantas, siapa yang bertanggung jawab dalam memberantas premanisme?
    Danjen Kopassus menekankan pentingnya peran aparat kepolisian dalam menangani praktik premanisme.
    Namun, ia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melawan tindakan yang merusak kehidupan sosial.
    “Tugas menindak itu tentu ada pada kepolisian. Tapi, masyarakat juga harus berani melawan karena premanisme itu tidak baik dan tidak boleh dibiarkan,” imbuh dia.
    Di sisi lain, Polri berkomitmen untuk menindak tegas oknum ormas yang terlibat dalam aksi premanisme dan yang menghambat iklim investasi di Tanah Air.
    “Sesuai komitmen, Polri akan menindak tegas aksi
    premanisme berkedok ormas
    ,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko.
    Truno menegaskan bahwa tidak ada toleransi bagi oknum yang menggunakan nama ormas untuk melakukan pemerasan dan pungutan liar.
    “Polri tidak akan mentoleransi segala bentuk premanisme yang mengancam investasi dan stabilitas ekonomi nasional,” tegasnya.
    Sebelum mengambil tindakan hukum, Polri berencana mengedepankan langkah preventif dan preemptif melalui sosialisasi dan pembinaan.
    “Pembinaan ini penting agar mereka bisa berkontribusi secara positif dalam menjaga ketertiban dan mendukung iklim investasi yang kondusif,” lanjut Truno.
    Selain itu, Polri juga aktif mengedukasi masyarakat mengenai penolakan aksi premanisme yang mengatasnamakan ormas, agar masyarakat lebih memahami modus-modus yang digunakan oleh oknum tertentu.
    Polri menjamin setiap laporan mengenai premanisme akan ditindaklanjuti secara serius.
    “Kami tidak akan ragu menindak oknum anggota ormas yang berperilaku preman dan menghambat investasi di Indonesia,” tegas Trunoyudo.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan segala bentuk pemerasan atau intimidasi yang dilakukan oleh oknum anggota ormas tertentu melalui hotline 110.
    Polri berharap langkah-langkah ini dapat menciptakan iklim investasi yang lebih aman dan kondusif, bebas dari gangguan oknum anggota ormas yang merugikan dunia usaha dan perekonomian nasional.
    “Kami menjamin perlindungan bagi pelapor dan akan menindaklanjuti setiap laporan secara profesional,” kata Trunoyudo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Danjen Kopassus: Ormas Ganggu Keamanan Harus Ditindak – Page 3

    Danjen Kopassus: Ormas Ganggu Keamanan Harus Ditindak – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Mayjen TNI Djon Afriandi mengatakan bahwa kelompok oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban harus ditindak.

    Danjen Kopassus memahami bahwa ormas dan premanisme merupakan dua hal yang berbeda dan harus dipisahkan. Namun, kegiatan-kegiatan kelompok ormas yang mengarah pada aksi premanisme harus dilawan.

    “Nanti ada tugasnya polisi, kemudian akan melibatkan masyarakat untuk bisa melawan karena itu memang tidak baik,” kata Mayjen TNI Djon usai membuka acara Hari Gembira dengan 4.000 anak-anak di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta, Sabtu (26/4) seperti dilansir Antara.

    Mayjen TNI Djon mengatakan bahwa ormas yang ada saat ini tidak semuanya berisi preman. Begitu pula tidak semua preman tergabung ke dalam ormas.

    Jika ormas-ormas melakukan kegiatan yang positif dan mendukung pemerintah, menurut dia, keberadaan ormas akan bermanfaat.

    Namun, jika kegiatan kelompok-kelompok di dalam ormas tersebut berhubungan premanisme, lanjut dia, akan berdampak negatif.

    Ia menganggap bahwa premanisme merupakan orang-orang yang tidak ingin kerja, tetapi harus punya pendapatan yang besar.

    “Dia memaksakan kepentingan kelompoknya, perorangannya, dengan mengambil hak-hak orang lain,” katanya.

     

  • Ogah Kerja, Mau Pendapatan Besar!

    Ogah Kerja, Mau Pendapatan Besar!

    GELORA.CO – Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Mayjen TNI, Djon Afriandi, meminta seluruh pihak melawan organisasi kemasyarakatan (ormas) pengganggu ketertiban. Afriandi memahami bahwa ormas dan premanisme itu berbeda.

    “Nanti ada tugasnya polisi, kemudian akan melibatkan masyarakat untuk bisa melawan, karena itu memang tidak baik,” katanya usai membuka acara Hari Gembira dengan 4.000 anak-anak di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

    Mayjen TNI Djon mengatakan bahwa ormas yang ada saat ini tidak semuanya berisi preman. Begitu pula tidak semua preman tergabung ke dalam ormas.

    Jika ormas-ormas melakukan kegiatan yang positif dan mendukung pemerintah, menurut dia, keberadaan ormas akan bermanfaat.

    Sebaliknya, kalau  kegiatan kelompok-kelompok di dalam ormas tersebut berhubungan premanisme, lanjut dia, akan berdampak negatif.

    Menurutnya, premanisme merupakan orang-orang yang tidak ingin kerja, tetapi harus punya pendapatan yang besar.

    “Dia memaksakan kepentingan kelompoknya, perorangannya, dengan mengambil hak-hak orang lain,” tandasnya.

  • Ormas yang ganggu stabilitas keamanan harus ditindak

    Ormas yang ganggu stabilitas keamanan harus ditindak

    Danjen Kopassus TNI AD Mayjen TNI Djon Afriandi di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi

    Danjen Kopassus: Ormas yang ganggu stabilitas keamanan harus ditindak
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 April 2025 – 14:07 WIB

    Elshinta.com – Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Mayjen TNI Djon Afriandi mengatakan bahwa kelompok oknum organisasi kemasyarakatan (ormas) yang mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban harus ditindak. Danjen Kopassus memahami bahwa ormas dan premanisme merupakan dua hal yang berbeda dan harus dipisahkan. Namun, kegiatan-kegiatan kelompok ormas yang mengarah pada aksi premanisme harus dilawan.

    “Nanti ada tugasnya polisi, kemudian akan melibatkan masyarakat untuk bisa melawan karena itu memang tidak baik,” kata Mayjen TNI Djon usai membuka acara Hari Gembira dengan 4.000 anak-anak di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta, Sabtu.

    Mayjen TNI Djon mengatakan bahwa ormas yang ada saat ini tidak semuanya berisi preman. Begitu pula tidak semua preman tergabung ke dalam ormas. Jika ormas-ormas melakukan kegiatan yang positif dan mendukung pemerintah, menurut dia, keberadaan ormas akan bermanfaat.

    Namun, jika kegiatan kelompok-kelompok di dalam ormas tersebut berhubungan premanisme, lanjut dia, akan berdampak negatif. Ia menganggap bahwa premanisme merupakan orang-orang yang tidak ingin kerja, tetapi harus punya pendapatan yang besar.

    “Dia memaksakan kepentingan kelompoknya, perorangannya, dengan mengambil hak-hak orang lain,” katanya.

    Adapun aksi negatif yang dilakukan oleh oknum ormas, salah satunya diinformasikan oleh Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno Eddy yang mengungkap bahwa pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat, sempat diganggu ormas berbentuk aksi premanisme. Kabar ini didapatkan Eddy saat memenuhi undangan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam rangkaian kunjungan di Shenzhen, Tiongkok, beberapa waktu lalu.

    Dalam pertemuan dengan pemerintah RRT, ada pembahasan permasalahan terkait dengan premanisme itu. Menurut dia, Pemerintah perlu tegas untuk menangani permasalahan ormas dan premanisme. Jangan sampai, kata dia, investor datang ke Indonesia merasa tidak mendapatkan jaminan keamanan.

    “Keamanan adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Kopassus Soroti Premanisme, Siapa Bertanggung Jawab Memberantasnya?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    5 Kronologi Anggota Kopassus Berfoto dengan Hercules Berujung Danjen Minta Maaf Nasional

    Kronologi Anggota Kopassus Berfoto dengan Hercules Berujung Danjen Minta Maaf
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen
    Kopassus
    ) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djon Afriandi menyampaikan permintaan maaf atas polemik yang muncul usai sejumlah anggotanya berfoto bersama Ketua Umum DPP GRIB Jaya,
    Hercules
    Rosario Marshal.
    Permintaan maaf itu disampaikan Djon sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat ataupun internal Korps Baret Merah.
    Kejadian ini bermula dari sebuah acara internal yang bersifat kekeluargaan. Dalam acara tersebut, hadir seorang pejabat yang memiliki kedekatan emosional dengan Hercules.
    Di tengah suasana itu, sejumlah prajurit Kopassus terlihat berpose bersama Hercules yang dikenal sebagai mantan preman Tanah Abang. Foto tersebut kemudian beredar luas dan menimbulkan kontroversi di ruang publik.
    Masalah utama bukan sekadar karena foto bersama, melainkan lebih pada konteks waktu dan atribut yang dikenakan. Para prajurit tampak mengenakan pakaian dinas lengkap, yang kemudian dinilai tidak etis dilakukan dalam sebuah acara informal bersama tokoh kontroversial.
    “Kejadian ini tidak terduga. Setelah kami selidiki, memang ada sisi manusiawinya. Tapi, anggota kami mungkin saat itu tidak memikirkan dampak negatif dari tindakan tersebut,” kata Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025)
    Djon mengaku bakal melakukan pembinaan lebih lanjut kepada anggota Kopassus. Sebagai bentuk tanggung jawab moral, sebagai pimpinan, ia pun menyampaikan permintaan maaf terbuka.
    “Kami yakinkan akan ada pembinaan kembali yang lebih mendalam. Kami juga introspeksi diri sebagai pimpinan, barangkali ada kekurangan dalam menyampaikan pesan soal situasi yang berkembang,” kata Djon.
    “Kepada seluruh atasan, senior, rekan-rekan prajurit Korps Baret Merah, dan masyarakat luas yang begitu cinta dan punya harapan besar kepada Kopassus, saya secara pribadi dan sebagai
    Danjen Kopassus
    mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kopassus Bakal Tindak Aksi Premanisme, Termasuk yang Mengatasnamakan Ormas
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 April 2025

    Kopassus Bakal Tindak Aksi Premanisme, Termasuk yang Mengatasnamakan Ormas Nasional 26 April 2025

    Kopassus Bakal Tindak Aksi Premanisme, Termasuk yang Mengatasnamakan Ormas
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (
    Danjen Kopassus
    ) Mayjen TNI
    Djon Afriandi
    menegaskan bahwa segala bentuk aksi
    premanisme
    harus ditindak tegas, termasuk jika dilakukan oleh kelompok yang mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan (
    ormas
    ).
    Meski begitu, Djon menekankan, masyarakat juga harus membedakan antara ormas dan premanisme agar tidak terjadi generalisasi negatif terhadap semua ormas di Indonesia.
    “Kita harus pisahkan.
    Ormas
    itu tidak semuanya preman, dan premanisme juga tidak semuanya tergabung di ormas,” kata Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025).
    Menurut Djon, selama ormas bersifat positif dan mendukung kebijakan pemerintah serta menjaga ketertiban, maka keberadaannya tentu bermanfaat.
    Akan tetapi, jika ormas justru mengganggu stabilitas dan ketertiban masyarakat, perlu dilakukan tindakan hukum yang tegas.
    “Kalau sudah menghambat, mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, berarti harus ditindak,” kata Danjen Kopassus.
    Djon menambahkan bahwa premanisme pada dasarnya merupakan tindakan yang merugikan masyarakat karena cenderung memaksakan kehendak dan mengambil hak orang lain secara paksa.

    Premanisme
    itu sudah pasti negatif. Mereka ingin penghasilan besar tanpa mau bekerja keras, dan biasanya memaksakan kepentingan pribadi atau kelompok dengan cara yang salah. Itu jelas salah,” ucapnya.
    Djon menekankan pentingnya peran aparat kepolisian dalam memberantas praktik premanisme. Tidak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk turut berpartisipasi melawan tindakan-tindakan yang merusak kehidupan sosial.
    “Tugas menindak itu tentu ada pada kepolisian. Tapi, masyarakat juga harus berani melawan karena premanisme itu tidak baik dan tidak boleh dibiarkan,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kopassus Soroti Premanisme, Siapa Bertanggung Jawab Memberantasnya?
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 April 2025

    1 Anggotanya Foto dengan Hercules, Danjen Kopassus Minta Maaf Nasional

    Anggotanya Foto dengan Hercules, Danjen Kopassus Minta Maaf
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen
    Kopassus
    ) Mayor Jenderal (Mayjen) TNI
    Djon Afriandi
    menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya keluarga besar Korps Baret Merah, terkait beredarnya foto sejumlah prajurit Kopassus yang berpose bersama Ketua Umum DPP GRIB Jaya,
    Hercules
    Rosario Marshal.
    Permintaan maaf itu disampaikan Djon sebagai bentuk tanggung jawab atas polemik yang muncul di publik usai anggota Kopassus melakukan foto bersama Hercules.
    “Kepada seluruh atasan, senior, rekan-rekan prajurit korps baret merah, dan masyarakat luas yang begitu cinta dan punya harapan besar kepada Kopassus, saya selaku pribadi dan
    Danjen Kopassus
    mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya,” kata Djon saat ditemui di Lapangan Ateng Sutresna, Cijantung, Jakarta Timur, Sabtu (26/4/2025).
    Djon menjelaskan, momen anggotanya foto bersama Hercules berlangsung dalam sebuah acara internal yang bersifat kekeluargaan, yang dihadiri oleh seorang pejabat yang memiliki kedekatan emosional dengan Hercules.
    Dia bilang, dalam acara ini beberapa anggota Kopassus berfoto bersama tokoh yang dikenal sebagai eks preman Tanah Abang tersebut.
    “Ini kejadian yang tidak terduga. Setelah kami selidiki, memang ada sisi manusiawinya. Tapi, anggota kami mungkin saat itu tidak memikirkan dampak negatif dari tindakan tersebut,” kata Djon.
    Namun demikian, Kopassus menilai yang menjadi persoalan bukan semata foto bersama, melainkan waktu dan konteks pengambilannya.
    Pasalnya, prajurit tersebut tampak mengenakan pakaian dinas lengkap dalam acara yang dinilai memiliki potensi menimbulkan kontroversi di mata publik.
    “Ternyata ada dampak yang dirasakan sebagian masyarakat, termasuk dari keluarga besar Kopassus yang juga tidak menerima. Maka, kami mohon maaf sekali lagi,” kata Djon.
    Djon menegaskan, pihaknya akan segera melakukan pembinaan lanjutan bagi para prajurit agar lebih memahami sensitivitas sosial dan konsekuensi dari tindakan mereka di ruang publik.
    “Kami yakinkan akan ada pembinaan kembali yang lebih mendalam. Kami juga introspeksi diri sebagai pimpinan, barangkali ada kekurangan dalam menyampaikan pesan soal situasi yang berkembang,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Jajaran: Jaga Soliditas-Kekompakan

    Danjen Kopassus Pimpin Sertijab Jajaran: Jaga Soliditas-Kekompakan

    Jakarta

    Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Djon Afriandi, berpesan kepada jajarannya agar menjaga soliditas, kesetiaan dan kehormatan. Dia menekankan Kopassus adalah penjaga kedaulatan negara dan pelindung rakyat.

    “Saya berpesan, jaga soliditas dan kekompakan. Jalin sinergi yang kuat dengan seluruh komponen bangsa, dan tanamkan nilai-nilai luhur dalam setiap gerak dan langkah Prajurit Kopassus, yaitu disiplin adalah nafas kita, kesetiaan adalah kebanggaan kita dan kehormatan adalah segalanya,” kata Djon dalam keterangan tertulis Penerangan Kopassus, Senin (21/4/2025).

    Dia meminta jajaran untuk mengingat selalu bahwa tugas Kopassus adalah menjaga kedaulatan negara dan melindungi rakyat Indonesia.

    Djon menekankan pesan ini saat upacara dan acara ramah tamah sertijab sejumlah pejabat strategis, yang dihadiri para pejabat utama Kopassus, dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang BS Kopassus beserta jajaran.

    Dalam prosesi ini, Danjen Kopassus memimpin sertijab untuk sejumlah jabatan seperti Komandan Grup 1, Grup 2, dan Satuan 81 Kopassus, serta Asisten Operasi (Asops), Asisten Personel (Aspers), Asisten Logistik (Aslog), dan Asisten Teritorial (Aster) Kopassus. Djon juga menyerahkan jabatan Dandenma Kopassus.

    Upacara berlangsung di Lapangan Ahmad Kirang dan Gedung Halilintar Satuan 81 Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur (Jaktim).

    (aud/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • DRAMA Penyelamatan Anak yang Diculik di Pasar Rebo Jaktim, Ada Sosok Sembunyi di Tempat Rahasia

    DRAMA Penyelamatan Anak yang Diculik di Pasar Rebo Jaktim, Ada Sosok Sembunyi di Tempat Rahasia

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kasus penculikan anak yang terjadi di wilayah Jakarta Timur melibatkan anak berinisial ETZ (13) berhasil diselamatkan, pada Selasa (15/4/2024).

    Sosok pelaku yang melakukan penculikan anak tersebut adalah Adi Mahyanto (47).

    Adi Mahyanto berhasil diringkus Tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya saat melakukan persembunyian di sebuah kontrakan di wilayah Cijantung, Jakarta Timur.

    Dalam pengungkapan yang dilakukan, pelaku tanpa diduga sembunyi di tempat rahasia.

    Tempat rahasia itu berada di plafon kontrakan dijadikan lokasi sembunyi sebelum akhirnya ditangkap polisi.

    Pelaku sempat mencoba melarikan diri.

    Namun kesigapan polisi berhasil menghalau pergerakan pelaku yang mencoba kabur.

    Polisi pun terpaksa mengambil tindakan tegas terhadap pelaku penculikan anak itu.

    POLISI DOBRAK PINTU – Personel Subdit Resmob Polda Metro Jaya saat melakukan penangkapan terhadap M. Adi Mahyanto pada unit kontrakan disewa pelaku di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (15/4/2025) (ISTIMEWA)

    Penangkapan dimulai dengan upaya pertama polisi yang mengetuk pintu rumah berwarna abu-abu di Jalan Kampung Asam, Cijantung.

    Saat itu petugas tidak mendapat respons hingga mencoba mengintip melalui ventilasi dan jendela.

    Setelah beberapa kali meminta agar pintu dibuka tetapi tidak membuahkan hasil, polisi akhirnya mendobrak pintu rumah kontrakan berukuran tiga petak tersebut.

    Ketika itu, seorang bocah muncul dari ruang tengah dan polisi langsung menanyakan keberadaan pelaku.

    Setelah memeriksa ruang belakang rumah, petugas menemukan pelaku bersembunyi di atas plafon.

    Polisi segera memberi perintah tegas untuk turun.

    Kepala Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Ressa Fiardi mengatakan, pelaku melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

    Akibat perlawanan tersebut, polisi terpaksa mengambil tindakan tegas terukur, yaitu menembak kaki pelaku agar tidak melarikan diri lebih jauh. 

    “Pelaku melakukan perlawanan dan melarikan diri, sehingga tim mengambil tindakan tegas terukur, yaitu menembak kaki pelaku,” kata Ressa Fiardi dalam keterangan resmi.

    Kasus ini bermula pada Kamis (10/4/2025) ketika ETZ, anak berusia 13 tahun, dilaporkan hilang setelah dibawa pelaku yang merupakan tetangga kontrakannya di Trikora, Pasar Rebo.

    Pelaku yang baru mengontrak rumah di samping kontrakan korban sekitar satu minggu sebelumnya, diduga mendekati korban dengan menawarkan makanan dan menjanjikan akan membelikan baju baru.

    Menurut keterangan yang dibagikan oleh akun @wtnbnuna di media sosial, pelaku pertama kali mendekati korban dengan memberi makanan dan mengiming-imingi hadiah.

    Ketua RT 01/RW 01 Cijantung, Hadat Abdul Majid saat menunjukkan unit kontrakan tempat M. Adi Mahyanto (47) menyekap ETZ (13),Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (17/4/2025). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

    Pada pagi hari tersebut, korban meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali.

    Orang tua korban mulai mencurigai kepergian anak mereka dan langsung mencari ke rumah kontrakan pelaku.

    “Modus pelaku adalah mengiming-imingi korban beli baju di Pasar Rebo, karena beberapa kali memang pelaku sering membelikan korban makanan,” tulis akun @wtnbnuna.

    Kasus penculikan ini viral di media sosial setelah informasi mengenai hilangnya korban tersebar, memicu keresahan masyarakat sekitar.

    (TribunJakarta/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya