kab/kota: Ciganjur

  • Gus Yahya Hadiri Haul Gus Dur, Kena “Roasting” Inayah Wahid

    Gus Yahya Hadiri Haul Gus Dur, Kena “Roasting” Inayah Wahid

    Gus Yahya Hadiri Haul Gus Dur, Kena “Roasting” Inayah Wahid
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau
    Gus Yahya
    , menghadiri Haul Ke-16 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025).
    Kehadirannya disorot karena Gus Yahya datang terlambat dan berada di barisan kedua, sementara acara pembukaan telah berlangsung.
    Putri bungsu Gus Dur,
    Inayah Wahid
    , yang menjadi
    master of ceremony
    (MC), menyindir Gus Yahya terkait konflik kepemimpinan di pucuk struktur PBNU.
    “Ada Gus Yahya. Selamat datang Gus Yahya Ketua Umum PBNU, Sik (sebentar) masih Ketua Umum nggak sih?” kata Inayah, disambut tawa hadirin.
    MC lainnya menegaskan bahwa Gus Yahya masih tercatat sebagai Ketua Umum PBNU di situs berita internal PBNU, NU
    Online
    .
    “Ya, itu kan NU
    online
    , NU
    offline
    enggak ya?” canda Inayah, membuat suasana semakin cair. Gus Yahya hanya tersenyum saat mendapat “
    roasting
    ” dari MC.
    Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid, juga menyinggung konflik internal PBNU yang tengah berlangsung. Ia mengatakan warga NU prihatin dengan drama di pucuk kepemimpinan organisasi.
    “Sekarang kita melihat, bahwa konsesi tambang menjadi simpul konflik besar pada Kepemimpinan NU. Padahal Gus Dur menegaskan para Kyai dan Nyai NU tidak memikirkan kepentingannya sendiri tetap selalu memikirkan keadaan bangsa,” ucap Alissa.
    Konflik internal PBNU saat ini muncul akibat dualisme kepemimpinan. Kubu Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, menunjuk Penjabat Ketua Umum PBNU yang baru, sementara kubu Gus Yahya menolak diberhentikan karena proses tersebut tidak melalui muktamar resmi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesantren Tebuireng Jombang Bersiap Gelar Haul ke-16 Gus Dur, Menteri Purbaya dan Nasaruddin Umar Diundang

    Pesantren Tebuireng Jombang Bersiap Gelar Haul ke-16 Gus Dur, Menteri Purbaya dan Nasaruddin Umar Diundang

    Jombang (beritajatim.com) – Pesantren Tebuireng di Jombang bersiap menggelar haul ke-16 Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang akan berlangsung pada Rabu malam, 17 Desember 2025. Acara ini akan dihadiri oleh dua tokoh penting, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Agama Nasaruddin Umar, sebagai wujud penghormatan terhadap almarhum Gus Dur yang telah berkontribusi besar pada bangsa Indonesia.

    Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, mengonfirmasi bahwa undangan untuk kedua menteri tersebut sudah dikirim. “Undangan untuk beliau berdua sudah kita kirim. Untuk di Tebuireng haul ke-16 Gus Dur kita laksanakan pada Rabu malam (17/12/2025). Tapi untuk di Ciganjur pada Sabtu (20/12/2025),” ujarnya pada Sabtu, 13 Desember 2025.

    Acara haul tahun ini berbeda dengan peringatan-peringatan sebelumnya, karena pada 2025, Gus Dur telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Ini menjadi kesempatan untuk menggali lebih dalam pemikiran dan warisan Gus Dur yang masih relevan hingga kini.

    Untuk persiapan acara, Pesantren Tebuireng mulai mempersiapkan tenda dan perlengkapan di sekitar makam Gus Dur sejak Sabtu lalu. Tenda-tenda panjang terlihat memanjang dari gerbang masuk menuju area makam sebagai persiapan untuk menyambut ribuan tamu yang hadir.

    Gus Kikin menjelaskan bahwa rangkaian acara haul dimulai sejak pagi hari dengan khataman Alquran, diikuti pengajian empat bulanan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete).

    “Sorenya ada Jemaah seribu rebana. Lalu puncaknya pada Rabu malam itu kita hadirkan dua tokoh nasional, yakni Menteri Keuangan Purbaya dan Menteri Agama Nasaruddin Umar,” ungkap Gus Kikin.

    Peringatan haul ke-16 Gus Dur tahun ini sangat istimewa karena momen ini tidak hanya mengenang kehidupan dan perjuangan Gus Dur, tetapi juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya nilai kebangsaan, pluralisme, dan toleransi yang diajarkan oleh Gus Dur.

    Dengan hadirnya tokoh-tokoh nasional seperti Purbaya dan Nasaruddin Umar, diharapkan peringatan ini dapat semakin memperkuat semangat persatuan bangsa.

    Pusara Gus Dur terletak di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng, berdampingan dengan makam kakeknya, KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, serta ayahandanya, KH Wahid Hasjim, yang juga merupakan tokoh besar dan Pahlawan Nasional.

    Peringatan haul Gus Dur ke-16 di Pesantren Tebuireng ini bukan hanya sekadar mengenang tokoh yang telah wafat, tetapi juga sebagai ajang untuk meneruskan semangat perjuangan dan pemikiran Gus Dur yang tetap relevan untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan dalam keberagaman Indonesia.

    Seperti diketahui, Gus Dur tutup usia pada Rabu 30 Desember 2009 pukul 18.45 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangkusumo, Jakarta. Jenazahnya dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. [suf]

  • Basement Pesantren di Jagakarsa Jaksel Terbakar, 40 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api

    Basement Pesantren di Jagakarsa Jaksel Terbakar, 40 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api

    Liputan6.com, Jakarta – Kebakaran terjadi di basement Pesantren Al Mawaddah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (10/12/2025). Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan Asril Rizal menerangkan, Api dilaporkan muncul sekitar pukul 14.28 WIB.

    “Obyek yang terbakar Basement Pesantren Al Mawaddah,” kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (10/12/2025).

    Terkait kejadian ini, sembilan unit dan 40 personel dikerahkan. Api mulai dipadamkan pukul 14.39 WIB dan berhasil dilokalisir kurang dari 20 menit kemudian.

    “Status menguning/Api sudah dilokalisir,” kata dia.

     

  • 40 personel padamkan kebakaran di Pesantren Al Mawaddah Jaksel

    40 personel padamkan kebakaran di Pesantren Al Mawaddah Jaksel

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 40 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan kebakaran di Pondok Pesantren Al Mawaddah Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel).

    “Obyek yang terbakar lantai dasar (basement) Pesantren Al Mawaddah,” kata Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan Asril Rizal di Jakarta, Rabu.

    Asril mengatakan kebakaran yang berlokasi di Jalan Sadar Raya No.34 3, RT03/RW04, Ciganjur, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan itu dilaporkan mulai pukul 14.30 WIB.

    Info kebakaran berasal dari laporan masyarakat yang disampaikan ke posko Gulkarmat terdekat.

    Sampai berita ini diturunkan, situasinya sudah dapat ditangani dan dalam proses pemadaman sejak pukul 14.57 WIB.

    “Kuning, sudah dapat dilokalisir,” ucapnya.

    Hingga kini, Sudin Gulkarmat Jakarta Selatan masih memastikan kronologi, penyebab hingga korban jiwa dari kebakaran.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh Megapolitan 4 Desember 2025

    Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Upaya polisi menangkap pemotor lawan arah yang menganiaya pelatih taekwondo, Bima (39), di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus berjalan.
    Identitas pelaku, MN, sudah teridentifikasi, namun polisi masih kesulitan menemukan keberadaannya sejak insiden pada Rabu (19/11/2025).
    “Sudah teridentifikasi. Masih kami cari, semoga dapat ya,” ujar Nurma Kapolsek
    Jagakarsa
    AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (4/12/2025).
    MN diduga kabur ke luar kota sehingga proses pengejaran oleh polisi membutuhkan waktu lebih panjang.
    “Iya, betul, dia kabur ke luar kota, masih diburu,” kata Nurma.
    Sementara itu, Bima mengungkapkan bahwa dari awal ia sebenarnya sudah mengetahui identitas pelaku berkat bantuan warga sekitar.
    Namun, ketika polisi menelusuri alamat yang diduga menjadi tempat tinggal MN, hasilnya nihil.
    “Ternyata dia bohong. Enggak ada di sana,” kata Bima saat dihubungi lewat telepon.
    Kini, ia hanya bisa menunggu pelaku ditangkap atau menyerahkan diri.
    Bima menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memperpanjang persoalan apabila pelaku bersikap kooperatif.
    “Saya nanti lihat dulu, dia kooperatif enggak. Kan saya juga enggak mau apa-apain dia. Saya pengennya, ‘Ya sudah lah, serahin aja diri lu dulu’,” ujarnya.
    Peristiwa bermula ketika Bima berpapasan dengan pemotor yang melawan arah. Tanpa sempat bicara, Bima langsung menjadi sasaran pukulan.
    “Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” tuturnya.
    Ia dipukul berkali-kali hingga kaca helmnya terlepas dan kaca matanya pecah, menyebabkan luka di bagian mata.
    Saat menunduk mengambil kacamata, pelaku kembali menghajar punggung dan dada Bima.
    “Saya defense. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” kata Bima.
    Meski seorang
    pelatih taekwondo
    , Bima memilih tidak membalas demi keselamatan istrinya yang saat itu ikut dibonceng.
    Warga sekitar kemudian melerai, tetapi pelaku kabur sambil berteriak dan menolak diajak ke Polsek Jagakarsa.
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
    Bima telah menjalani visum yang menunjukkan luka memar di dada, rusuk, wajah, serta lecet di kaki.
    Polisi kini terus memburu MN yang diduga bersembunyi di luar kota.
    (Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    10 Polisi Buru Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jaksel Megapolitan

    Polisi Buru Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jaksel
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Polisi memburu pemotor lawan arah yang menganiaya pelatih taekwondo Bima (39) di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Kapolsek Jagakarsa, Kompol Nurma Dewi menyebut pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap sosok pelaku tersebut.
    “Kita masih terus cari orangnya,” kata Nurma saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Minggu (30/11/2025).
    Selain itu, Nurma memastikan bahwa pelaku memang terbukti melawan arah sebelum akhirnya melakukan
    penganiayaan
    .
    Ia pun menekankan, polisi juga masih terus mendalami identitas dari pelaku yang wajahnya berhasil terekam dan beredar viral di media sosial.
    Karenanya, ia belum bisa mengonfirmasi kebenaran kabar mengenai identitas pelaku yang beredar di media sosial, termasuk nama dan pekerjaan pelaku.
    “Ya betul (belum bisa dikonfirmasi). Masih didalami dari video yang beredar,” kata Nurma.
    Sebelumnya diberitakan, seorang pelatih taekwondo bernama Bima (39) menjadi korban penganiayaan oleh pengendara motor yang melawan arah di Jagakarsa,
    Jakarta Selatan
    , Rabu (19/11/2025) lalu.
    Ia dipukul berkali-kali menggunakan helm hingga mengalami luka memar di wajah dan bagian tubuh lainnya.
    Meski menguasai bela diri, Bima memilih tidak menyerang balik pelaku, bahkan berusaha tetap tenang dan mengutamakan keselamatan istrinya yang ikut dibonceng.
    “Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” kata Bima.
    Akibat pukulan tersebut, kaca helm Bima terlepas dan kacamatanya pecah hingga melukai mata.
    Ketika menunduk mengambil kacamata, ia kembali dipukul mengenai punggung dan dada.
    “Saya defense. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” ujar Bima.
    Warga sekitar akhirnya melerai. Namun pelaku pergi sambil berteriak dan menolak ajakan Bima ke
    Polsek Jagakarsa
    .
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
    Ia kemudian membuat laporan polisi dan menjalani visum. Hasilnya, ada luka memar pada dada, rusuk, wajah, serta lecet di kaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor… Megapolitan 30 November 2025

    Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pelatih taekwondo bernama Bima (39) menjadi korban penganiayaan oleh pengendara motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Ia dipukul berkali-kali menggunakan helm hingga mengalami luka memar di wajah dan bagian tubuh lainnya.
    Meski menguasai bela diri, Bima memilih tidak menyerang balik pelaku, bahkan berusaha tetap tenang dan mengutamakan keselamatan istrinya yang ikut dibonceng.
    Peristiwa bermula ketika Bima terkejut melihat pengendara sepeda motor mencoba mengambil lajur dari arah berlawanan.
    Sontak ia menegur pelaku dengan kata kasar karena kaget.
    “Nah, di situ, saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar gitu,” ucap Bima saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
    Pelaku kemudian memutar arah dan berhenti dekat minimarket sambil berteriak memanggil Bima.
    Saat didekati, pemotor itu tanpa banyak bicara langsung menyeruduk Bima dengan helm.
    “Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” kata Bima.
    Akibat pukulan tersebut, kaca helm Bima terlepas dan kacamatanya pecah hingga melukai mata. Ketika menunduk mengambil kacamata, ia kembali dipukul mengenai punggung dan dada.
    “Saya
    defense
    . Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” ujar Bima.
    Warga sekitar akhirnya melerai. Namun pelaku pergi sambil berteriak dan menolak ajakan Bima ke Polsek Jagakarsa.
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
    Ia kemudian membuat laporan polisi dan menjalani visum. Hasilnya, ditemukan luka memar pada dada, rusuk, wajah, serta lecet dan gores di kaki.
    Bima mengaku banyak pertimbangan untuk tidak membalas serangan pelaku, meski dirinya seorang pelatih taekwondo.
    “Memang kami bela diri dilatih untuk berpikir logis. Sekeras apapun tekanannya, saya berpikir logis,” ujar Bima.
    Saat kejadian, ia mengenakan seragam lembaga taekwondo tempatnya mengajar. Ia takut aksinya justru menimbulkan kesan negatif.
    “Nanti takutnya saya dikira arogan karena menggunakan seragam itu,” ucapnya.
    Ia juga fokus melindungi istri yang berada di boncengan.
    “Yang saya pelajari itu bukan buat nyerang orang. Saya juga harus menjaga istri saya,” kata Bima.
    Ia menegaskan hanya melakukan pertahanan seperlunya ketika serangan pelaku tak kunjung berhenti.
    Kapolsek Jagakarsa AKP Nurma Dewi membenarkan adanya laporan tersebut. Terkini, ada empat saksi yang telah dimintai keterangan.
    Polisi juga tengah menelusuri identitas pelaku melalui video yang direkam oleh istri Bima saat kejadian.
    “Sudah (ada laporan). Lagi dicari pelakunya,” kata Nurma.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Pelatih Taekwondo Tak Melawan Saat Dianiaya meski Pakai Seragam Bela Diri Megapolitan 29 November 2025

    Pelatih Taekwondo Tak Melawan Saat Dianiaya meski Pakai Seragam Bela Diri
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Seorang pelatih taekwondo, Bima (39), tak melawan balik saat dianiaya pengendara motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Ia enggan disebut arogan karena ilmu bela diri yang ditekuninya bukan untuk menyerang orang.
    “Karena saya juga waktu itu pakai baju seragam taekwondo, saya juga tidak mau menjelekkan nama yang saya pergunakan itu dengan saya melawan. Nanti, takutnya saya dikira saya arogan karena menggunakan seragam itu,” ujar Bima saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
    Selain itu, ia tak mau menyalahgunakan ilmu bela diri yang dimilikinya. 
    Apalagi, ia tengah membonceng sang istri kala itu. 
    “Banyak pertimbangannya sih. Memang kami bela diri, kan, dilatih untuk berpikir logis. Sekeras apapun tekanannya, saya berpikir logis,” kata Bima.
    Bima dianiaya seorang pengemudi sepeda motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa,
    Jakarta
    Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Saat itu, Bima kaget ada pemotor yang berusaha mengambil badan jalan dari arah berlawanan. Sontak, ia mengeluarkan kata kasar dari mulutnya karena terkaget.
    “Nah, di situ, saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar gitu,” ungkap Bima saat dihubungi, Jumat.
    Pengemudi itu kemudian berteriak memanggil Bima. Saat mendekat, Bima langsung dipukul dengan helm dan mengakibatkan kacamata pecah serta kaca helmnya lepas.
    “Saya samperin. Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” jelas dia.
    Saat Bima menunduk untuk mengambil kacamata yang jatuh, ia dipukuli oleh pelaku.
    Bima sempat mengajak pelaku ke Polsek Jagakarsa untuk menyelesaikan masalah. Namun pengendara menolak dan langsung kabur.
    “Dia bilang,
    ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu’, 
    katanya gitu,
    ‘urus dulu darahmu’
    , katanya gitu,” sebut Bima.
    Bima akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jagarkasa dan diarahkan untuk melakukan visum.
    Hasilnya, terdapat luka memar di dada dan rusuk, dan lecet serta gores di kaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Alasan Pelatih Taekwondo Tak Melawan saat Dianiaya Pemotor Lawan Arah di Jagakarsa Megapolitan 28 November 2025

    Alasan Pelatih Taekwondo Tak Melawan saat Dianiaya Pemotor Lawan Arah di Jagakarsa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang pelatih taekwondo, Bima (39) menjelaskan alasan tidak menyerang balik pengendara motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Bima mengaku tidak ingin disebut arogan karena ilmu bela diri yang ditekuninya bukan untuk menyerang orang.
    “Banyak pertimbangannya sih. Memang kami bela diri, kan, dilatih untuk berpikir logis. Sekeras apapun tekanannya, saya berpikir logis,” jelas Bima saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
    Terlebih, saat itu Bima memakai baju yang memperlihatkan logo lembaga taekwondo tempat ia mengajar. Ia tak ingin mencoreng nama baik taekwondo.
    Ia juga takut dicap arogan oleh orang lain jika mengetahui dirinya sebagai pelatih taekwondo.
    “Karena saya juga waktu itu pakai baju seragam taekwondo, saya juga tidak mau menjelekkan nama yang saya pergunakan itu dengan saya melawan. Nanti, takutnya saya dikira saya arogan karena menggunakan seragam itu,” jelas dia.
    Selain itu, ia juga ingin melindungi istrinya yang membonceng di belakang.
    “Karena saya paham bela diri yang saya pakai, apa yang saya pelajari, itu memang bukan buat itu. Terus, di sisi lain, saya juga harus menjaga istri saya di situ,” ungkap dia.
    Ia juga hanya melakukan pertahanan saat terus dipukuli pengendara motor.
    “Saya juga defense kok. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” kata dia.
    Bima dianiaya seorang pengemudi sepeda motor yang melawan arah di Jalan Sadar Raya, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Saat itu Bima kaget ada pemotor yang berusaha mengambil badan jalan dari arah berlawanan. Sontak, ia mengeluarkan kata kasar dari mulutnya karena terkaget.
    “Nah, di situ, saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar gitu,” ungkap Bima saat dihubungi, Jumat.
    Pengemudi itu kemudian berteriak memanggil Bima. Saat mendekat, Bima langsung dipukul dengan helm dan mengakibatkan kacamata pecah serta kaca helmnya lepas.
    “Saya samperin. Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” jelas dia.
    Saat Bima menunduk untuk mengambil kacamata yang jatuh, ia dipukuli oleh pelaku.
    Bima sempat mengajak pelaku ke Polsek Jagakarsa untuk menyelesaikan masalah. Namun pengendara menolak dan langsung kabur.
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu,’ katanya gitu, ‘Urus dulu darahmu,’ katanya gitu,” sebut Bima.
    Bima akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Jagarkasa dan diarahkan untuk melakukan visum.
    Hasilnya, terdapat luka memar di dada dan rusuk, dan lecet serta gores di kaki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kala Pelatih Taekwondo Tak Serang Balik saat Dianiaya Pemotor…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 November 2025

    Pelatih Taekwondo Dianiaya Pengendara Motor Lawan Arah di Jagakarsa Megapolitan 28 November 2025

    Pelatih Taekwondo Dianiaya Pengendara Motor Lawan Arah di Jagakarsa
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang pelatih taekwondo, Bima (39) dianiaya pengendara motor yang melawan arah di Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2025).
    Peristiwa bermula Bima menegur pengendara motor yang melawan arah. Akibatnya, ia harus ke pinggir jalan hingga mengenai tiang listrik.
    “Nah, di situ, saya karena spontan, ya kaget, saya teriaklah kata-kata kasar gitu,” ungkap Bima saat dihubungi, Jumat (28/11/2025).
    Kemudian, pengendara motor berhenti di dekat minimarket dan memutar arah berteriak memanggil Bima.
    Saat Bima mendatanginya, pria itu langsung memukul dengan helmnya.
    “Saya pikir, ya mungkin mau ngomel kali, ya sudahlah, gitu, enggak apa-apa. Saya samperin. Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” jelas dia.
    Ia dipukul cukup keras sehingga kacamata yang dipakainya pecah dan melukai bagian mata. Selain itu, kaca helm Bima juga terlepas.
    Bima tidak memberikan perlawanan. Ia berusaha mengambil kacamatanya dengan menunduk.
    Namun pelaku terus memukul dan mengenai punggung Bima. Bima pun melakukan upaya pertahanan.
    “Saya kondisi lagi nyari kacamata ke bawah, dia itu ambil kesempatan, dia pukul dada saya, saya defense. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” ujar dia.
    Pelaku berulang kali memukul Bima hingga dipisahkan oleh warga setempat.
    Setelah itu pelaku pergi sambil berteriak pada Bima.
    Bima sempat ingin mengajak pengendara motor ke Polsek
    Jagakarsa
    , tapi pelaku menolak.
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu,’ katanya gitu, ‘Urus dulu darahmu,’ katanya gitu,” sebut Bima.
    Akhirnya Bima pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan dan diarahkan untuk melakukan visum.
    Hasilnya, terdapat luka memar di dada dan rusuk, serta lecet dan gores di kaki. Terdapat tiga luka memar dan bengkak di area wajahnya.
    Kapolsek Jagakarsa, AKP Nurma Dewi, membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, sudah ada empat orang yang diminta keterangan.
    Polisi juga sedang berusaha mengidentifikasi pelaku dari video yang direkam istri Bima.
    “Sudah (ada laporan). Lagi dicari pelakunya,” kata Nurma, dihubungi terpisah, Jumat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.