kab/kota: Cianjur

  • Antisipasi Macet, Jalur Menuju Puncak Ditutup

    Antisipasi Macet, Jalur Menuju Puncak Ditutup

    JABAR EKSPRES – Jalur utama menuju Cipanas dan Puncak ditutup Pihak Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, mulai dari Bundaran Lampu Gentur, By Pass Cianjur, pada Senin (21/1) untuk mengantisipasi kemacetan parah yang disebabkan oleh antrean panjang kendaraan di jalur Puncak.

    KBO Lantas Polres Cianjur, Inspektur Polisi Satu Muchtaromi, menjelaskan bahwa antrean kendaraan sudah terlihat sejak siang hari di jalur utama Puncak. Untuk mengatasi masalah ini, petugas melakukan rekayasa arus lalu lintas dengan menerapkan sistem satu arah serta menutup jalur menuju Puncak.

    “Kendaraan yang menuju Puncak dari Cianjur kami alihkan melalui jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi untuk mencegah terjadinya kemacetan total, mengingat tingginya volume kendaraan dari kedua arah,” ungkapnya dikutip dari ANTARA.

    BACA JUGA: Hari Ketiga Long Weekend, Polisi Sebut Volume Kendaraan ke Puncak alami Penurunan

    Rekayasa arus lalu lintas dilakukan karena antrean panjang di wilayah Gunung Mas, Puncak, yang terus memanjang meskipun sistem satu arah menuju Bogor dari Puncak-Cianjur sudah diterapkan.

    Muchtaromi juga menjelaskan bahwa volume kendaraan di jalur Puncak, terutama selama libur panjang Isra Miraj dan Imlek 2025, mengalami peningkatan signifikan. Untuk itu, pihak kepolisian melaksanakan rekayasa lalu lintas guna menghindari kemacetan parah.

    “Penutupan akan bersifat situasional. Jalur akan dibuka kembali normal ketika antrean mulai mencair, namun akan ditutup lagi jika antrean kembali terjadi, seperti yang kami lakukan pada Minggu (26/1) sore,” tambahnya.

    Seiring tingginya volume kendaraan, pihak kepolisian mengimbau pengendara yang menuju Bogor atau sebaliknya untuk menggunakan jalur alternatif guna menghindari kemacetan di sepanjang jalur Puncak.

    Pihak kepolisian memprediksi volume kendaraan akan terus meningkat menuju tempat wisata di sepanjang jalur Puncak-Cipanas hingga Rabu (29/1).

    “Pengendara yang menuju Cianjur dari Bogor atau sebaliknya bisa menggunakan jalur alternatif Jonggol dan Sukabumi untuk menghindari antrean panjang selama libur panjang ini,” ujar Muchtaromi.

    Pantauan ANTARA, selama jalur menuju Puncak ditutup, antrean kendaraan terlihat mencapai satu kilometer dari arah Bandung dan sebaliknya dari kota Cianjur. Banyak pengendara yang memilih jalur alternatif melalui Jonggol dan Sukabumi.

  • Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        27 Januari 2025

    Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan Bandung 27 Januari 2025

    Di Balik Macet Puncak Bogor, Ada Berkah bagi Pedagang Asongan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Kemacetan di jalur wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, saat libur panjang Isra Miraj dan Imlek akhir Januari 2025, ternyata membawa berkah tersendiri bagi para
    pedagang asongan
    .
    Mereka tampak bersemangat, menyemarakkan keriuhan kendaraan yang memasuki kawasan wisata Puncak Bogor-Cianjur.
    Mulyanto
    (54), seorang pedagang asongan, terlihat sibuk menggendong dan memilah dagangannya, yang terdiri dari tahu, telur puyuh, dan buah manisan.
    Besi yang dililit bungkus makanan menjadi alat tempurnya untuk mencari nafkah keluarga.
    Setiap hari, pria yang akrab disapa Mul ini menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dengan berjalan kaki dari arah Gadog, Ciawi menuju area perkebunan teh dekat Atta’wun atau Puncak Pass.
    Dengan semangat tinggi, Mul berangkat pagi-pagi dan segera menghadapi antrean kendaraan yang menuju Puncak.
    Ia cekatan mengusung barang dagangannya dan menyelip melewati mobil-mobil yang terjebak dalam antrean.
    Usahanya tak sia-sia; pengendara mobil mulai memanggil untuk membeli tahu dan telur puyuh yang ia tawarkan.
    “Kalau saya jualan itu cari titik-titik macet lewat maps, jadi disamperin. Ngejar macet sampai Atta’wun sana. Ya kadang nebeng mobil pickup.”
    “Kalau pakai motor nanti susah, risikonya kan motor ditinggal nanti hilang. Enakan nebeng. Tapi ada juga teman yang pakai motor,” ungkapnya saat diwawancarai Kompas.com.
    Mul bersyukur karena kemacetan di jalur wisata ini memberikan peluang baginya untuk mendapatkan uang ratusan ribu rupiah.
    Dalam satu hari, ia mengaku mampu mengantongi keuntungan hingga Rp 150.000, dan selama libur panjang, pendapatannya bisa mencapai Rp 400.000.
    Daya beli masyarakat yang meningkat turut berkontribusi pada keberuntungannya.
    “Hanya satu jam saja, saya bisa mendapatkan Rp 80.000. Bahkan, bisa lebih dari jumlah itu. Sebab, tak jarang ada pengendara baik yang memberi uang secara cuma-cuma atau tak mau menerima kembalian dari saya,” ujar Mul.
    Pendapatan tersebut cukup untuk menghidupi tiga anaknya, bahkan salah satu anaknya sudah lulus kuliah dan bekerja.
    Meskipun demikian, ia tetap berjuang menghadapi tantangan cuaca yang kadang panas dan hujan.
    “(Macet membawa berkah) Alhamdulillah ya ada aja, daripada hari biasa, itu sepi. Saya meskipun dagang begini, anak bisa saya kuliahin. Ya mudah-mudahan orang termotivasi, kalau kita keadaan nggak mampu, jangan sampai anak kita susah.”
    “Jangan sampai anak saya jadi pedagang asongan kayak saya. Jangan putus asa, yang penting kerja halal,” harapnya.
    Di balik kesuksesannya, Mul menyimpan banyak cerita suka dan duka sebagai pedagang asongan.
    Ia harus hati-hati agar tidak terjaring razia petugas Satpol-PP dan menghadapi risiko keselamatan saat menghindari mobil yang tidak memberi jalan.
    “Kita pengennya macet, kan ada harapan kalau macet, penjualan jadi naik. Kalau lancar, harapannya tipis. Udah nggak dapat apa-apa. Ada juga kesenggol mobil.”
    “Libur panjang ini sudah berapa kali kesenggol, ya biasa aja, gimana lagi, diem aja kita, pasrah,” katanya dengan penuh rasa syukur.
    Tak hanya Mul, Eni (43), seorang pedagang kopi kemasan, juga merasa bahwa kemacetan adalah berkah tersendiri baginya.
    Menurutnya, banyak pedagang asongan yang ketiban rezeki dari kemacetan di jalur wisata Puncak Bogor.
    Namun, ia juga mencatat bahwa kemacetan membuat beberapa orang merasa terjebak dan tidak nyaman.
    “Ada macet alhamdulillah, kalau nggak ada, ya nggak papa. Kan kadang kasihan juga sama mereka kalau kelamaan terjebak macet one way,” ujarnya, sembari menggendong termos kopi yang dililit di punggungnya.
    Eni berkeliling menawarkan dagangannya, mengenakan topi panjang untuk melindungi dirinya dari terik matahari.
    Namun, bagi Eni, kemacetan tidak selalu menjamin peningkatan pendapatan.
    Ia merasa tak ada perbedaan yang signifikan antara hari libur dan hari biasa.
    “Saya jualan dari siang sampai sore, khususnya saat penutupan one way di Jalan Ciawi. Dulu, saat ramai-ramainya, saya bisa menghabiskan sampai 10 termos dalam sehari. Sekarang, satu termos saja sudah syukur,” ungkapnya.
    Eni menduga penurunan penjualan ini disebabkan oleh pengendara yang lebih memilih membawa bekal dari rumah.
    “Sekarang, habis setermos juga alhamdulillah. Setermos ya 80 ribu, itu juga kotor karena harus setor ke bosnya,” tambahnya.
    Dari cerita Mul dan Eni, tampak bahwa meskipun kemacetan membawa tantangan, bagi mereka juga membuka peluang dan harapan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat Perempuan Ditemukan di Kebun Teh Cianjur, Ada Luka di Kepala

    Mayat Perempuan Ditemukan di Kebun Teh Cianjur, Ada Luka di Kepala

    Cianjur

    Warga digegerkan dengan penemuan mayat perempuan di perkebunan teh di Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. Ada luka benda tumpul pada kepala korban.

    Dilansir detikJabar, Senin (27/1/2025), Kapolsek Cugenang Kompol Tedi Setiadi, mengatakan mayat perempuan tersebut pertama kali ditemukan warga pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB.

    “Warga yang melintas melihat tubuh tergeletak di tepi jalan, di kawasan perkebunan teh. Kemudian warga lapor ke Polsek, langsung anggota datangi lokasi,” ujar Tedi.

    Korban diketahui berinisial SW (28). Ia merupakan warga Desa Mekarmulya, Kecamatan Pasirkuda.

    “Kami berhasil menemukan kartu identitas korban. Langsung dikonfirmasi pada keluarganya dan memang betul perempuan tersebut warga Kecamatan Pasirkuda,” kata Tedi.

    Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto memperkirakan luka di kepala korban akibat benturan benda tumpul. “Iya betul ada bekas benturan benda tumpul. Kita masih dalami apakah perempuan ini korban pembunuhan atau bukan, tapi terindikasinya mengarah ke korban tindak kriminal,” kata Tono.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Baru Laku Rp70 Ribu, Penjual Soto Kalem Dikasih Dedi Mulyadi Uang Jutaan, Tetap Fokus Layani Pembeli

    Baru Laku Rp70 Ribu, Penjual Soto Kalem Dikasih Dedi Mulyadi Uang Jutaan, Tetap Fokus Layani Pembeli

    TRIBUNJATIM.COM – Baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi menyambangi Kota Bogor.

    Dari vlog di kanal Youtube-nya, awalnya Dedi Mulyadi tiba di Gedung Karesidenan wilayah Bogor calon Kantor Gubernur wilayah Bogor, Sukabumi, Cianjur, dan Depok.

    Saat itu, Dedi Mulyadi tak sengaja menemui seorang bapak penjual soto mie Bogor yang tengah berjualan di dekat Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah di Jalan lr H Juanda.

    Ketika melihat sekitar, pandangan Dedi Mulyadi terhenti saat mengetahui ada penjual soto mie Bogor dari kejauhan.

    Langsung menghampirinya, Dedi Mulyadi pun mengajak sang tukang soto mie Bogor berbincang singkat namun hangat.

    Pria yang karib disapa Kang Dedi ini mengaku kelaparan setibanya di Bogor pada pagi hari.

    “Hayuk buru, lapar, ini namanya soto mie,” ujar Kang Dedi.

    “Soto mie Bogor,” kata tukang soto mie Bogor bernama Mursid tersebut.

    Didatangi sang Gubernur Jabar terpilih, Mursid tersenyum.

    Pria tua itu pun sigap mengelap mangkok seraya menyajikan soto mie Bogor lengkap dengan isiannya.

    Kang Dedi lantas mengajak Mursid berbincang santai.

    Kang Dedi rupanya penasaran dengan penghasilan tukang soto Mie Bogor tersebut.

    “Dapat (hasil jualan) Rp500 ribu?” tanya Kang Dedi.

    “Dapat mungkin, Pak,” jawab Mursid.

    Bantu redakan rasa lapar Gubernur Jawa Barat terpilih, tukang soto mie Bogor ini curi perhatian Dedi Mulyadi sampai diberi uang berlembar-lembar oleh Kang Dedi (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

    Segera mengecek isi kotak uang hasil dagangan Mursid, Kang Dedi mengetes kejujuran sang tukang soto mie.

    Ternyata pengakuan Mursid benar bahwa ia belum mendapatkan penghasilan yang cukup setelah lama berjualan.

    Mursid baru mengantongi uang Rp70 ribu.

    “Usaha sama siapa ini? Sama nini-nini (istri)?” tanya Kang Dedi, melansir TribunnewsBogor.com.

    “Iya,” jawab Mursid.

    Penasaran, Kang Dedi lalu bertanya soal asal-usul sang penjual soto mie Bogor.

    Ternyata, tiap hari Mursid harus menempuh perjalanan delapan kilometer lebih untuk berjualan.

    “Rumah di mana?” tanya Kang Dedi.

    “Lebak Sari, Pak,” jawab Mursid.

    “Asli mana?” tanya Kang Dedi lagi.

    “Asli Gunung Bundar,” jawab Mursid.

    Tak cuma soal tempat tinggal, Dedi Mulyadi juga penasaran dengan keluarga Mursid.

    Diakui Mursid, ia sudah dua kali menikah setelah ditinggal mati istri pertama.

    Sang tukang soto cuek usai diberi uang berlembar-lembar oleh Kang Dedi (YouTube/KANG DEDI MULYADI CHANNEL)

    Usai berbincang, Dedi Mulyadi pun menyantap soto mie Bogor racikan Mursid dengan antusias.

    Terlebih sebelumnya Kang Dedi diberikan banyak daging oleh Mursid.

    Selesai makan, Dedi Mulyadi pun berpamitan kepada Mursid.

    Namun sebelum pergi, Kang Dedi memberikan berlembar-lembar uang pecahan Rp100 ribu kepada Mursid.

    Diberikan uang banyak oleh Dedi Mulyadi, Mursid tetap kalem namun sigap menyimpannya di kotak uang penghasilan.

    Rupanya tak cuma satu kali, Kang Dedi kembali memberikan uang berlembar-lembar kepada Mursid.

    Diberi banyak uang jutaan rupiah oleh Kang Dedi, Mursid tetap fokus dan langsung berucap syukur.

    Mursid lantas bersemangat melayani pembeli yang telah dibayarkan oleh Kang Dedi.

    Sebelumnya, sosok bocah penjual keripik juga mencuri perhatian saat Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengisi Safari Ramadan di Kabupaten Bogor.

    Bocah tersebut bernama Muhammad Habiburrahman Ali.

    Ia adalah seorang pelajar kelas 4 MI di Kabupaten Bogor yang sehari-harinya berjualan keripik dan tisu.

    Anak tunggal tersebut kini hidup berdua dengan sang ibu saja karena ayahnya telah meninggal dunia.

    Dari berjualan keripik, seorang bocah punya tabungan jutaan sampai bisa modali ibu jualan cilok.

    Bocah yang disapa Muham tersebut mengaku mulai berjualan dari jam 3-4 sore sampai jam 9 malam saat bulan puasa.

    “Sehari kalau ramai bisa dapat Rp200 ribu, kalau sepi Rp50 ribu, untungnya setengah dari itu,” ungkap Muham, dilansir dari Tribun Jabar.

    Dari hasil jualan tersebut, Muham sudah memiliki tabungan yang jumlahnya mencapai Rp1,5 juta.

    Menurutnya setiap berjualan hasil keuntungan selalu ditabung di celengan, ia hanya menyisihkan Rp5 ribu untuk jajan.

    Muham mengatakan, tabungan tersebut akan ia gunakan untuk keperluan sekolah.

    Tak hanya itu, ia pun kerap memberikan modal tambahan untuk sang ibu jualan cilok jika diperlukan.

    “Tabungannya untuk sekolah, dikasih juga ke mama untuk tambahan modal jualan cilok, jumlahnya enggak tentu, tergantung mama mintanya berapa,” tuturnya.

    Bocah penjual keripik punya tabungan jutaan sampai modali ibunya jualan cilok, Dedi Mulyadi pun kagum (via Tribun Jabar)

    Setelah pulang berjualan, Muham tak langsung tidur, tapi ia mencuci pakaiannya sendiri dan bahkan menyetrikanya jika sudah kering.

    “PR kerjainnya di rumah, kalau belajar bisa sambil jualan, kalau enggak pagi.”

    “Soalnya kan habis sahur itu enggak pernah tidur lagi, biasanya sambil belajar,” kata bocah yang lebih menyukai roti dibanding nasi tersebut.

    Sementara itu, Kang Dedi Mulyadi menilai, anak tersebut telah melampaui pendidikan hidup yang lebih tinggi dari usianya.

    Sebab biasanya, bocah seusia Muham masih sibuk untuk bermain.

    “Kamu ini sudah ganteng, pintar, hebat lagi. Kamu sudah melampaui sekolah tertinggi dalam hidup,” ucap Dedi Muyadi.

    “Jualan uangnya ditabung, nyuci sendiri, nyetrika sendiri, orang kuliahan saja belum tentu bisa seperti itu,” tambahnya.

    “Banyak orang dewasa yang masih minta uang ke orang tua, jadi beban orang tua,” lanjut KDM.

    Bocah penjual keripik punya tabungan jutaan sampai modali ibunya jualan cilok, Dedi Mulyadi pun kagum (via Tribun Jabar)

    Dedi Mulyadi pun meyakini, kerja keras sejak dini yang dilakoni Muham akan membuahkan hasil.

    “Orang kerja keras itu pasti ada jalan menuju keberhasilan.”

    “Orang yang kerjanya tidur makin jauh dari kesuksesan,” kata KDM.

    Setelah berbincang, Muham pun diajak Dedi Mulyadi untuk berbelanja kebutuhan pokok untuk satu bulan ke depan di sebuah minimarket.

    Nantinya, hasil jualan Muham dan ibunya bisa ditabung karena semua kebutuhan pokok telah terpenuhi.

    Tak lupa, Dedi Mulyadi juga memberikan uang tambahan kepada Muham untuk tabungan masa depan.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Lesti Kejora Sempat Keguguran sebelum Hamil Anak Kedua

    Lesti Kejora Sempat Keguguran sebelum Hamil Anak Kedua

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Lesti Kejora kini tengah menanti waktu kelahiran anak keduanya, mengingat kehamilannya sudah memasuki trimester ketiga. Namun, sebelumnya pedangdut asal Cianjur, Jawa Barat itu sempat keguguran.

    Kisah Lesti Kejora sempat keguguran sebelum hamil anak kedua diungkapkan pelantun lagu Sekali Seumur Hidup itu saat berbicara dalam podcast Uung Victoria Finky, yang dikutip Beritasatu.com pada Minggu (26/1/2025).

    “Pernah (keguguran), karena sebelum kehamilan ini aku enggak tahu kalau ternyata aku hamil lagi,” kata Lesti Kejora.

    Lesti Kejora menjelaskan,  keguguran yang dialaminya kala itu disebabkan oleh kelelahan dan aktivitas yang terlalu banyak sehingga membuat janinnya gugur.

    “Waktu itu aku masih banyak bergerak, aktivitasnya masih banyak. Namun, yang jadi masalah aku saat itu enggak sadar kalau hamil,” lanjutnya.

    Meski sempat mengalami keguguran, Lesti bersyukur kondisi tubuhnya tidak sampai mengalami penurunan yang signifikan.

    “Alhamdulillah, waktu itu tidak sampai parah. Tiba-tiba saja janinnya keluar, dan setelah diperiksa di rumah sakit ternyata memang ada isinya,” jelasnya.

    Lesti Kejora juga menyebutkan suaminya, Rizky Billar, sangat memahami siklus menstruasinya. Bahkan, saat hamil anak kedua ini, Rizky sudah bisa menebak meskipun Lesti berusaha menyembunyikannya.

    “Aku sebenarnya berusaha menutupi, tetapi dia sudah curiga. Padahal waktu itu aku baru memasuki trimester pertama dan ingin memberi kejutan saat ulang tahun dia. Namun, ternyata sudah ketahuan,” ujar Lesti.

    Meskipun sempat keguguran sebelum mengandung anak keduanya, Lesti Kejora dan Rizky Billar tetap bersyukur lantaran mereka masih diberikan kesehatan. Kehadiran calon anak keduanya tersebut menjadi berkah bagi pasangan selebritas tersebut.

  • Sepanjang 2024 PT KAI Bandung Klaim Raih Berbagai Prestasi, Apa Saja?

    Sepanjang 2024 PT KAI Bandung Klaim Raih Berbagai Prestasi, Apa Saja?

    Selain berhasil mengembalikan ribuan barang penumpang yang tertinggal, PT KAI Daop 2 Bandung telah menutup sebanyak 36 titik perlintasan liar yang ada sepanjang Januari-Desember 2024.

    Menurut Executive Vice Presiden KAI Daop 2 Bandung, Dicky Eka Priandana, rincian perlintasan liar yang ditutup antara lain 6 titik di Kabupaten Garut, 8 titik di Kabupaten Cianjur, 2 titik di Kabupaten Ciamis, 4 titik di Kabupaten Bandung dan 3 titik di Kabupaten Purwakarta, 2 titik Kota Tasikmalaya, 3 titik kabupaten Tasikmalaya, 2 titik Kota Bandung dan 6 titik Kabupaten Sukabumi.

    “Dalam melakukan penutupan perlintasan liar ini, PT KAI Daop 2 bandung bekerjasama dengan beberapa pihak terkait. Mulai Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, pemerintah daerah, dan dengan beberapa pihak lainnya,” ungkap Dicky.

    Dicky menyebut, sepanjang Januari-Desember 2024, tercatat ada sebanyak 22 kasus kecelakaan yang terjadi di perlintasan sebidang dengan jumlah korban 9 meninggal dunia, 3 luka ringan dan 4 luka berat.

    Sebelum melakukan penutupan, PT KAI Daop 2 Bandung telah melakukan sosialisasi dengan mendatangi unsur kewilayahan dan warga di sekitar lokasi serta pemasangan spanduk pemberitahuan.

    “Bagi masyarakat yang biasa memanfaatkan perlintasan liar tersebut agar dapat menggunakan jalur alternatif lain yang ada atau perlintasan resmi terdekat untuk keselamatan,” sebut Dicky.

    Untuk keselamatan perjalanan kereta api dan pemakai jalan, Dicky menerangkan perlintasan sebidang yang tidak mempunyai izin harus ditutup.

    Hal ini sesuai dengan Undang undang No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 94. Adapun penutupan tersebut dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah daerah.

    “PT KAI Daop 2 Bandung menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar jalur KA agar tidak membuat perlintasan secara ilegal yang dapat membahayakan keselamatan perjalanan KA dan masyarakat yang melintas,” ujar Dicky.

    Pengguna kendaraan yang akan melalui perlintasan sebidang resmi juga dihimbau agar tetap mengikuti tata tertib melalui rambu yang telah disiapkan. Pengendara diminta dengan tidak memaksakan diri tetap melaju jika rambu sudah berbunyi.

    Hal tersebut juga sesuai dengan PP No 72 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan KA pada Pasal 110 yang menyatakan bahwa pada perpotongan sebidang antara jalur KA dengan jalan yang untuk lalu lintas umum atau lalu lintas khusus, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan KA.

    “Pemakai jalan wajib mematuhi semua rambu-rambu jalan di perpotongan sebidang. Pintu perlintasan pada perpotongan sebidang berfungsi untuk mengamankan perjalanan KA,” sebut Dicky.

    Total perlintasan sebidang di wilayah Daop 2 Bandung ada sebanyak 424 titik, dengan rincian 363 titik perlintasan sebidang dan 61 titik perlintasan tidak sebidang.

    Untuk Perlintasan sebidang sebanyak 198 titik tidak dijaga dan 136 titik dijaga, baik dijaga PT KAI, dijaga Pemda dan dijaga swadaya masyarakat, sedangkan untuk perlintasan tidak sebidang sebanyak 38 titik fly over dan 23 titik under pass.

     

  • Libur Panjang, Sistem "One Way" Puncak Bogor Dihentikan Sabtu Petang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 Januari 2025

    Libur Panjang, Sistem "One Way" Puncak Bogor Dihentikan Sabtu Petang Bandung 25 Januari 2025

    Libur Panjang, Sistem “One Way” Puncak Bogor Dihentikan Sabtu Petang
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
    Sistem
    one way
    (satu arah) dari Puncak Pass, Cianjur hingga Kilometer 48+200, Gadog, Bogor, Jawa Barat, atau arah Jakarta telah berakhir, Sabtu (25/1/2025) petang.
    Dengan demikian, arus lalu lintas di ruas Jalan Raya
    Puncak Bogor
    kembali normal, di kedua arah.
    Sebelumnya, sistem one way diberlakukan dari arah Puncak menuju bawah atau Jakarta pada pukul 12.30 WIB.
    “Saat ini jalur wisata Puncak sudah normal kedua arah, baik dari arah Jakarta menuju Puncak maupun dari arah sebaliknya,” kata Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama di Pospol Simpang Gadog, Ciawi, Kabupaten Bogor, Sabtu.
    Berdasarkan evaluasi, arus kendaraan sudah cukup tertampung menggunakan satu lajur sehingga sistem satu arah harus berakhir.
    Sistem one way diakhiri karena arus kendaraan dari arah Jakarta maupun sebaliknya menuju telah terserap naik ke atas. Petang ini pengendara sudah bisa melintasi jalur wisata Puncak Bogor dengan dua arah.
    “Sudah normal dua arah yang di mana kita juga laksanakan one way ke atas dan ke bawah sejak pagi dan siang secara bergantian untuk membantu mengurangi arus,” terangnya.
    Diberitakan sebelumnya, arus lalu lintas kendaraan menuju kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, dipadati kendaraan, pada momen awal libur Isra Miraj dan Imlek 2025, Sabtu (25/1/2025).
    Untuk mengurangi kepadatan, Sat Lantas Polres Bogor memberlakukan sistem one way (satu arah) dari arah Puncak Pass, Cianjur menuju bawah atau Jakarta.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Komnas Perempuan Imbau Sekolah Tidak Lakukan Tes Kehamilan pada Siswi

    Komnas Perempuan Imbau Sekolah Tidak Lakukan Tes Kehamilan pada Siswi

    Jakarta, Beritasatu.com – Komnas Perempuan mengingatkan agar tidak ada sekolah yang menerapkan tes kehamilan kepada siswi. Kebijakan tersebut dinilai melanggar hak atas kerahasiaan pribadi dan prinsip perlindungan anak.

    Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor menegaskan, tes kehamilan merupakan hak individu dan keluarga terdekatnya, bukan urusan pihak sekolah. Bahkan, meskipun tes tersebut dilakukan secara tertutup, guru atau sekolah tidak berhak mengetahui hasilnya.

    “Tindakan seperti ini melanggar hak atas kerahasiaan pribadi. Setiap individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi dengan menghormati privasi mereka. Selain itu, setiap perempuan berhak menentukan pilihan reproduksinya sendiri,” ujar Maria kepada Beritasatu.com, Sabtu (25/1/2025).

    Maria juga menyatakan, kebijakan semacam itu bertentangan dengan prinsip perlindungan anak yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam pendidikan.

    Komnas Perempuan mengimbau sekolah untuk fokus pada pendekatan edukatif yang lebih sesuai, seperti memberikan pendidikan kesehatan reproduksi serta mendampingi siswa untuk membuat pilihan yang bijak terkait kesehatan mereka.

    Komnas Perempuan juga mengingatkan pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat untuk lebih ketat mengawasi kebijakan tes kehamilan siswi yang diterapkan oleh sekolah-sekolah, guna memastikan hak-hak siswa, terutama yang terkait dengan privasi dan kesehatan reproduksi, terlindungi dengan baik.

    Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan siswi SMA Sultan Baruna, Desa Padaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjalani tes kehamilan viral di media sosial. Video ini pun menuai pro dan kontra. 

  • Komnas Perempuan Imbau Sekolah Tidak Lakukan Tes Kehamilan pada Siswi

    Komnas Perempuan: Tes Kehamilan Siswi Langgar Hak Reproduksi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan tes kehamilan untuk para siswi yang diterapkan di SMA Sulthan Baruna, Cianjur, Jawa Barat, menuai kritik tajam. Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor mengatakan kebijakan tersebut melanggar hak-hak reproduksi siswi. Guru juga tidak memiliki dasar kewenangan untuk memaksakan pelaksanaannya.

    “Guru tidak memiliki kewenangan meminta murid melakukan tes kehamilan. Setiap murid memiliki hak untuk melindungi dan menjaga organ reproduksinya,” tegas Maria Ulfah kepada Beritasatu.com, Sabtu (25/1/2025).

    Maria menjelaskan, kebijakan ini, yang diklaim sebagai upaya mencegah pergaulan bebas dan melindungi siswi dari risiko kejahatan, seharusnya dilakukan melalui pendekatan edukasi tentang kesehatan reproduksi. Langkah ini dinilai lebih tepat dibandingkan dengan tes kehamilan yang menyeluruh.

    Maria juga menyoroti pentingnya hak konstitusional setiap individu atas informasi dan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan seksual.

    “Sebagai bagian dari umat manusia, para siswi memiliki hak-hak reproduksi yang merupakan bagian dari hak asasi manusia. Hak-hak ini wajib dihormati, dilindungi, dan dipenuhi oleh negara,” lanjutnya.

    Kebijakan tes kehamilan untuk para siswi yang diterapkan SMA Sulthan Baruna juga memicu kekhawatiran terkait pelanggaran privasi dan potensi stigma terhadap siswi. Maria menekankan perlunya evaluasi kebijakan tersebut agar lebih etis dan menghormati hak siswa.

    Komnas Perempuan mendorong pendekatan berbasis edukasi dan pendampingan psikologis sebagai langkah yang lebih konstruktif ketimbang melakukan tes kehamilan untuk para siswi. Sekolah juga diharapkan menciptakan lingkungan yang aman tanpa melanggar hak-hak fundamental siswi.

  • Polres Bogor Berlakukan One Way Jalur Puncak Arah Jakarta Siang Ini

    Polres Bogor Berlakukan One Way Jalur Puncak Arah Jakarta Siang Ini

    loading…

    Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama mengatakan, sistem one way Jalur Puncak arah Jakarta diberlakukan siang ini. Foto/SindoNews/putra ramadhan astyawan

    BOGOR – Jalur Puncak, Kabupaten Bogor sedang diberlakukan sistem one way arah Jakarta pada siang ini,. Kendaraan yang akan menuju Puncak dan sekitarnya tidak bisa melintas untuk sementara waktu.

    “Ini kita berlakukan one way dari arah Cianjur menuju arah Jakarta, memang indikator sudah terlihat ekor sudah mulai panjang dari Gunung Mas sampai dengan Riung Gunung,” kata Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama, Sabtu (25/1/2025).

    Rizky mengatakan, terdapat beberapa titik kepadatan di Jalur Puncak. Seperti di Simpang Pasir Muncang, Megamendung dan Pasar Cisarua.

    “Puncak diprediksi kemungkinan besok hari di hari Minggu akan lebih padat lagi dibanding hari ini. Untuk puncak turun kami prediksi di hari Rabu,” terangnya.

    Belum diketahui sampai kapan sistem one way arah Jakarta ini dibelakukan karena tergantung dari kondisi lalu lintas. Polisi mengimbau bagi pengendara yang akan melintasi Jalur Puncak untuk mempersiapkan kondisi fisik dan kendaraannya.

    “Ikuti arahan dari petugas di lapangan. Bilamana diperlukan, petugas kami ada di jalan silakan ditanya bilamana memerlukan bantuan,” pungkasnya.

    (cip)