1 Korban Ledakan Tabung Gas di Cengkareng Alami Luka Bakar 70 Persen
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
ES (73), pemilik rumah di Taman Palem Lestari Blok A27 No. 37, Cengkareng, Jakarta Barat, mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya akibat ledakan yang terjadi pada Rabu (15/10/2025) pagi.
“Untuk korban ES hasil identifikasi awal untuk luka bakar itu sekitar 70 persen di tubuhnya,” kata Kapolsek Cengkareng Kompol Fernando Saharta Saragi kepada wartawan di lokasi, Rabu.
Hendri, Ketua RW 16 Cengkareng, Jakarta Barat, menyebut korban sempat tertimpa perabotan yang jatuh usai ledakan terjadi.
“Kata yang liat langsung pas pagi, korban itu sempat ketimpa perabotan juga setelah meledak, entah kulkas atau apa kalau enggak salah,” kata Hendri kepada
Kompas.com
, Rabu.
Sementara itu, WF (47), tetangga yang tinggal tepat di sebelah rumah ES juga turut menjadi korban luka akibat tertimpa reruntuhan atap.
“Kemudian (korban) satunya lagi tetangga yang tertimpa puing, inisialnya WF, sedang tertidur saat kejadian,” kata Fernando.
Setelah insiden ledakan tersebut, ES dan WF langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Ciputra, Kalideres, untuk mendapat perawatan.
Namun, ES akan dipindahkan ke RS Pertamina karena minimnya peralatan yang memadai untuk menangani luka bakar di RS Ciputra.
“Saat ini, korban masih mendapat perawatan di RS Ciputra. Namun, akan segera dipindahkan ke RS Pertamina agar mendapat perawatan lebih intensif,” kata Fernando.
Sebelumnya diberitakan, sebuah ledakan terjadi di sebuah rumah di Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu (15/10/2025).
Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Parman Gultom mengonfirmasi bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.
“Kejadiannya pagi hari, sekitar jam 06.00 WIB pagi. Ada dua korban yang mengalami luka bakar akibat insiden ini,” ujar Gultom saat dihubungi, Rabu.
Penyebab ledakan diduga berasal dari sebuah tabung gas berukuran 12 kilogram yang mengalami kebocoran di bagian regulatornya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Cengkareng
-
/data/photo/2025/10/15/68ef757ce8b5d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Korban Ledakan Tabung Gas di Cengkareng Alami Luka Bakar 70 Persen Megapolitan 15 Oktober 2025
-

Pemkot Jakbar kerahkan Satpol PP cegah tawuran di Rusun Pesakih
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mengerahkan personel Satpol PP di sejumlah titik untuk mencegah aksi tawuran remaja di sekitar Rusun Pesakih, Duri Kosambi, Cengkareng.
“Kami menempatkan petugas Satpol PP Kecamatan dan Kelurahan, bersama unsur aparat keamanan lainnya di titik-titik rawan tawuran,” kata Camat Cengkareng Ahmad Faqih, Selasa, menanggapi tawuran remaja yang kerap terjadi di Rusun Pesakih, Duri Kosambi, Cengkareng.
Menurut dia, tawuran remaja merupakan imbas tidak efektifnya sejumlah lembaga yang seharusnya melakukan pembinaan dan pendidikan mental kepada anak-anak.
“Cara mencegah tawuran, dengan memberikan pendidikan mental, spiritual, kedisiplinan, nasionalisme dan patriotisme melalui lembaga-lembaga kompeten seperti Paskibra, PMR, karang taruna dan Pramuka,” kata Faqih.
Oleh karena itu, dia meminta Majelis Pembina Pramuka Cabang (Mabicab) Jakarta Barat untuk menjadikan wilayah Cengkareng sebagai pilot project kegiatan Pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib bagi siswa. Jadi semua siswa dari jenjang SD, SMP, SMA/K wajib mengikuti kegiatan pramuka.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Jakarta Barat, Agus Irwanto menerangkan bahwa masalah tawuran remaja itu bukan semata-mata menjadi bagian tugas Satpol PP.
“Penanganannya pada tingkat pengendali di wilayah. Jadi mereka berkolaborasi dengan semua elemen, mulai dari unsur tiga pilar, dunia pendidikan, pengurus RT dan RW serta lainnya untuk mengatasi permasalah tersebut. Jadi bukan hanya Satpol PP, tapi pembinaan dan pencegahannya menjadi tanggungjawab bersama,” jelasnya.
Diketahui, viral di media sosial aksi tawuran yang kerap dilakukan sekelompok remaja di sekitar Rumah Susun (Rusun) Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat.
Aksi itu itu membuat warga resah. Kesaksian sejumlah warga, frekuensi terjadinya tawuran di lokasi itu kembali marak beberapa pekan belakangan.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/21/68cfbf30e51fc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Keluarga Tak Percaya Pelajar Tewas Tenggelam di Kali Cengkareng Terlibat Tawuran Megapolitan 14 Oktober 2025
Keluarga Tak Percaya Pelajar Tewas Tenggelam di Kali Cengkareng Terlibat Tawuran
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Keluarga MAM (16), siswa SMK yang ditemukan tewas tenggelam di Kali Green Court, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Jumat (10/10/2025) lalu meragukan pernyataan bahwa korban terlibat tawuran.
Candra (35), kakak sulung almarhum, menceritakan sosok MAM di mata keluarga sangatlah jauh dari citra pelajar yang gemar berkelahi dan ikut tawuran.
“Pribadinya orang baik. Pendiam, tanggung jawab dia mah. Paling sayang sama emak saya,” ungkap Candra saat ditemui
Kompas.com
, Selasa (14/10/2025).
Candra menyebut dirinya mendapat kabar sekitar pukul 17.00 WIB dari seorang satpam yang datang ke rumahnya dengan tergesa-gesa dan menanyakan nama adiknya.
Tak lama, seorang tetangga menunjukkan foto dari grup WhatsApp Damkar yang memperlihatkan sesosok remaja yang tenggelam.
“Saya lihat fotonya, ternyata benar (MAM). Itu baju-baju saya yang sering saya pakai, dipakai sama dia,” ucap Candra.
Dia pun bergegas menuju ke lokasi kejadian yang telah dipenuhi oleh polisi dan petugas damkar.
Namun, Candra mengaku menemukan sejumlah kejanggalan saat mendalami informasi kejadian.
Lokasi kejadian, menurut dia, bukanlah jalur yang lazim digunakan untuk tawuran, melainkan sebuah area parkir di dalam permukiman warga.
“Saya juga curiga sama warga. Ini dikejar sama warga apa sama pelajar? Kok sampai ke situ-situ? Itu kan bukan jalur tawuran,” ujarnya.
Berdasarkan informasi yang ia kumpulkan, adiknya bersama seorang teman melarikan diri hingga menjebol pagar bambu dan tercebur ke kali.
Temannya berhasil selamat karena jatuh dengan posisi kaki terlebih dahulu dan ditolong warga.
Sementara MAM, yang masuk dengan kepala lebih dulu tak terselamatkan dan tenggelam.
Meski begitu, Candra menyayangkan sikap warga yang dinilai sengaja membiarkan dan tidak menolong adiknya.
“Kali itu kecil, enggak dalam. Waktu saya datang, warga bilang enggak tahu, tapi tiap ditanya jawabannya beda-beda. Saya curiga ada yang ditutupin,” katanya.
Candra juga memastikan jasad sang adik ditemukan dalam kondisi yang utuh tanpa luka sedikit pun.
Menurut dia, hal itu mencurigakan dan berkebalikan dengan dugaan bahwa MAM terlibat tawuran.
“Saya sendiri yang mandiin. Enggak ada luka apa-apa, bersih kayak orang tidur, cuma lumpur keluar dari hidung,” ucap dia.
Kendati demikian, Candra mengaku pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian MAM dan enggan menuduh pihak-pihak lainnya.
“Kami enggak mau nuduh siapa-siapa, tapi kami ingin kebenaran. Jangan sampai ada lagi anak-anak yang jadi korban kayak gini,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Seorang pelajar berinisial MAM (17) tewas tenggelam di Kali Green Court, kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, pada Jumat (10/10/2025).
Korban diketahui tenggelam saat berusaha melarikan diri dari kejaran warga usai terlibat tawuran di sekitar lokasi.
“Jadi mereka ini tawuran di sekitar lokasi. Warga yang kesal itu mengejar mereka. Nah, korban sama temannya ini kabur, panik, cebur ke kali,” kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Parman Gultom, dilansir dari Antara, Sabtu (11/10/2025).
Parman menjelaskan, korban bersama seorang temannya melompat ke kali untuk menghindari kejaran warga. Namun, hanya satu dari keduanya yang berhasil diselamatkan.
“Satu pelajar berhasil diselamatkan, namun pelajar lain tidak terselamatkan. Kalau dari kesaksian pelajar yang selamat, korban ini tidak bisa berenang. Warga sudah berusaha selamatkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi kali yang berlumpur tebal diduga membuat korban semakin kesulitan untuk berenang.
Tim SAR kemudian diterjunkan untuk mencari korban. Tidak lama setelah tenggelam, jenazah korban berhasil ditemukan oleh petugas di sekitar lokasi kejadian.
“Kemudian, tidak lama setelah tenggelam itu, korban berhasil ditemukan,” kata Parman.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pelajar tewas tenggelam, keluarga tepis korban terlibat tawuran
Jakarta (ANTARA) – Keluarga pelajar berinisial MAM (17) yang tewas tenggelam di Cengkareng, Jakarta Barat pada Jumat (10/10), menepis dugaan bahwa korban terlibat tawuran sebelum kabur dengan menceburkan diri ke Kali Green Crout.
Kakak sulung korban, Candera Aferiadi (35), di Jakarta, Selasa, menegaskan bahwa adiknya bukan tipe anak yang suka tawuran.
“Adik saya itu orangnya pendiam, tanggung jawab, dan sayang sama ibu. Dia tiap malam kerja jaga parkiran dari jam tujuh malam sampai tengah malam, baru pulang dan langsung tidur,” kata Candera di rumah korban.
Candera menceritakan awal mula ia mendapatkan kabar duka tersebut. Sekitar pukul 17.00 WIB, seorang hansip datang ke rumahnya dan memberitahu bahwa terdapat seorang pelajar tenggelam di Kali Green Crout.
“Pas saya lihat foto di grup Damkar, ternyata benar adik saya. Bajunya baju saya, yang sering dia pakai. Saya langsung ke lokasi, sudah ramai polisi dan petugas Damkar,” kata dia.
Berdasarkan informasi yang diterima keluarga, korban sempat berada di lokasi bersama teman-temannya sebelum kejadian. Ada kabar bahwa ia berusaha menghindari keributan yang diduga melibatkan pelajar lain, lalu terjatuh ke kali saat berlari.
“Katanya dia sempat ngumpet, terus ketahuan, mungkin didorong, kepalanya duluan masuk ke kali. Tapi saya juga curiga, kok sampai dikejar sampai ke situ-situ,” kata Candera.
Dia pun menyoroti kejanggalan di lokasi kejadian. Ia merasa warga yang seharusnya menjadi saksi mata, malah terlihat seperti menutupi sesuatu.
“Kali itu kecil, enggak dalam. Waktu saya datang, warga bilang enggak tahu, tapi tiap ditanya jawabannya beda-beda. Saya curiga ada yang ditutupi,” katanya.
Candera juga memastikan, bahwa jasad sang adik dalam kondisi yang utuh tanpa luka sedikit pun. Menurutnya, jika sang adik terlibat dalam tawuran, seharusnya terdapat luka akibat tawuran.
“Saya sendiri yang mandiin. Enggak ada luka apa-apa, bersih kayak orang tidur, cuma lumpur keluar dari hidung. Kami enggak mau nuduh siapa-siapa, tapi kami ingin kebenaran. Jangan sampai ada lagi anak-anak yang jadi korban kayak gini,” pungkas dia.
Sebelumnya, Kepolisian mengungkapkan bahwa seorang pelajar tewas tenggelam di Kali Green Court, kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Jumat (10/10), saat berusaha melarikan dari kejaran warga usai terlibat tawuran, pada Jumat (10/10).
Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Parman Gultom mengatakan bahwa remaja berinisial MAM (17) itu melarikan diri bersama seorang temannya dengan menceburkan diri ke Kali Green Court.
“Jadi mereka ini tawuran di sekitar lokasi. Warga yang kesal itu mengejar mereka. Nah, korban sama temannya ini kabur, panik, cebur ke kali,” kata Gultom saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (11/10).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Imigrasi perketat pengawasan WNI ke negara rawan perdagangan orang
Jakarta (ANTARA) – Kantor Wilayah Kementerian Hukum DKI Jakarta memperketat pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang hendak berangkat ke negara-negara rawan tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
“Imigrasi berupaya mencegah keberangkatan pekerja Indonesia yang berpotensi menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO),” kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum (Kemenkum) DKI Jakarta, Pamuji Raharja.
Hal itu disampaikan Pamuji dalam diskusi terkait peran Tim Pengawasan Orang Asing (Tim Pora) di Jakarta, Selasa.
Langkah ini dilakukan menyusul maraknya kasus eksploitasi tenaga kerja ilegal di kawasan Asia Tenggara. Kasus TPPO paling banyak melibatkan negara seperti Kamboja, Myanmar, Filipina dan Vietnam.
Negara-negara tersebut menjadi lokasi rawan eksploitasi tenaga kerja ilegal Indonesia, terutama di pusat perjudian daring (online scam center) dan industri gelap.
Namun, kata Pamuji, pengawasan terhadap keberangkatan calon pekerja ke negara-negara tersebut tidak mudah dilakukan karena kebijakan bebas visa bagi warga negara Indonesia (WNI).
“Kalau ke Kamboja, Myanmar, Filipina dan Vietnam itu bebas visa. Jadi kita tidak tahu pasti tujuan keberangkatan mereka. Kadang mereka ke Malaysia dulu atau ke Singapura, baru lanjut ke negara tujuan sebenarnya,” kata dia.
Selain itu, kondisi ini membuat pihak Imigrasi harus melakukan pengawasan berlapis, mulai dari tahap pengajuan paspor, penyuluhan masyarakat hingga pemeriksaan di bandara bagi calon penumpang yang hendak ke luar negeri.
“Di bandara, kami juga melakukan sosialisasi kepada calon penumpang, tapi tetap menghormati privasi mereka,” ujar Pamuji.
Selain memperketat pengawasan di bandara, petugas dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkum DKI Jakarta juga telah melakukan pemetaan wilayah rawan yang berpotensi menjadi titik keberangkatan calon korban TPPO.
Salah satunya di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat, yang baru-baru ini ditemukan dua korban perdagangan orang.
Kasus di Cengkareng Timur terjadi sebelum program Desa Binaan dijalankan. “Karena itu, daerah-daerah seperti itu sekarang menjadi prioritas dalam sosialisasi dan pembinaan,” katanya.
Pemetaan wilayah rawan ini dilakukan bersama Tim Pora dan pemerintah daerah setempat. “Jadi tidak hanya untuk warga lokal, tapi juga menyentuh pengawasan terhadap orang asing yang mungkin menyalahgunakan izin tinggal atau bekerja tanpa izin,” kata Pamuji.
Sebelumnya, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Jakarta Timur, Earias Wirawan menyebutkan, sebanyak 15 Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal di wilayah Jakarta Timur dideportasi karena melakukan pelanggaran selama periode Januari-Mei 2025.
Kasus pelanggaran tindakan administrasi keimigrasian (TAK) ditemukan 18 WNA, namun yang dideportasi ada 15 WNA. Sedangkan kasus pelanggaran WNA pada 2024 sebanyak 52 kasus.
Tim Pora terdiri atas Kantor Keimigrasian, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) serta Dinas atau Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) setempat.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Cape Verde Negara Kecil Lolos Piala Dunia 2026, Netizen Iri
Jakarta –
Cape Verde jadi negara terkecil kedua dalam sejarah yang lolos ke Piala Dunia. Sebelumnya, Islandia sudah melakukannya. Netizen Indonesia di linimasa X pun ramai membahasnya.
Cape Verde atau juga disebut Cabo Verde tembus Piala Dunia 2026 setelah mengalahkan Eswatini 3-0 di matchday 10 Grup D Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Afrika. Cape Verde kukuh di puncak klasemen dengan 23 poin. Juara grup dari 10 grup yang ada, langsung lolos ke putaran final Piala Dunia 2026.
Cape Verde merupakan negara kepulauan yang berada di Samudera Atlantik, lepas pesisir barat benua Afrika. Populasi penduduknya hanya 525.000 jiwa menurut data dari World Bank.
“Malu gak sih, negara sekecil Cape Verde masuk piala dunia tapi kita enggak? Padahal ada yang bilang Kita Bangsa yang Besar,” sebut seorang netizen.
“Cape Verde, sebuah negara kecil di Afrika, lolos ke Piala Dunia 2026.Penduduk negara ini hanya 512 ribu. Malah lebih sedikit dari penduduk kecamatan Cengkareng. Selamat!,” sebut yang lain.
“Iri liat Cape Verde lolos piala dunia…negara kecil Afrika….dan sama pelatih yg sama 5 tahun…membangun bersama dan hasil akhir bersama…nah bener kan jadinya…mengganti pelatih di tengah itu salah besar…liat Cape Verde….aduhh iri,” cetus seorang warganet yang mengaku iri.
“Ngelihat negara² kayak Cape Verde yg bisa lolos WC26, Curacao yg tinggal selangkah lagi lolos, harusnya sih Indonesia juga bisa. Harusnya,” sebut yang lain dengan nada prihatin.
Berikut reaksi netizen yang lain:
Could’ve been us 🥹 https://t.co/5QNDvSB67X
— United Focus Indonesia (@utdfocusid) October 14, 2025
Cape Verde 🇨🇻 berhasil lolos ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Dgn populasi penduduk hanya sekitar 590rb jiwa, mereka juga menjadi negara terkecil kedua yg berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia (setelah Islandia). Warbiyasah 👏. Btw, negara dgn… pic.twitter.com/h6VhzcSr5X
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) October 14, 2025
(fyk/fyk)
-

Gen Z tertarik jadi petugas dapur MBG Polsek Palmerah
Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 79 calon petugas Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Polsek Palmerah berasal dari berbagai kalangan usia, termasuk Generasi Z.
Salah satunya Najwa, remaja berusia 18 tahun yang mengaku tidak gengsi ikut mendaftar di SPPG karena sejak lulus SMA belum mendapatkan pekerjaan tetap.
“Jadi mau cari pengalaman kerja. Makanya ikut daftar di dapur MBG ini,” kata Najwa saat ditemui usai mengikuti tahap orientasi calon petugas SPPG Polsek Palmerah, Jakarta Barat, Senin.
Najwa pun mengetahui informasi pendaftaran program ini dari warga sekitar dan Rukun Warga (RW) setempat mengingat rumahnya memang berada di kawasan Palmerah. “Aku memang tinggal di dekat sini. Langsung tahu dari warga dan RW,” katanya.
Kendati telah mengikuti seleksi MBG, Najwa tetap berencana mencari pekerjaan lain secara “freelance” sambil menunggu hasil seleksi. “Aku sambil mencari kerja yang lain juga, enggak menetap di sini,” tuturnya.
Dalam proses pendaftaran, Najwa memilih posisi sebagai pencuci alat makan.
Mengenai besaran gaji, Najwa mengaku belum mendapatkan informasi pasti karena saat ini masih dalam tahap seleksi.
Adapun proses seleksi yang sudah dijalani meliputi psikotes, cek kesehatan dan studi banding ke SPPG di Satpas SIM Polda Metro Jaya untuk memahami proses kerja di sana.
“Studi banding itu untuk melihat seperti apa prosesnya,” katanya.
Sebagai generasi Z, Najwa melihat Program MBG ini sebagai kesempatan yang bagus dan bermanfaat untuk menambah pundi pendapatan serta mengisi waktu luangnya.
“Bagus sih, bermanfaat juga adanya MBG. Jadi tambah lapangan pekerjaan juga,” katanya.
Najwa pun berharap agar program ini terus maju dan dapat membantu lebih banyak pemuda sepertinya. “Semoga makin maju,” katanya.
Sebanyak 79 pelamar atau calon petugas SPPG Polsek Palmerah, Jakarta Barat, mengikuti orientasi pada Senin siang.
Pendamping SPPG Polsek Palmerah, Mustaqim mengatakan bahwa mereka telah mengikuti pendampingan di SPPG Polda Metro Jaya di Cengkareng untuk melihat rangkaian persiapan MBG.
“Dan hari ini, setelah mereka dari sana, mereka lanjut ke sini untuk melihat langsung, nih, orientasi langsung di SPPG yang akan mereka tugaskan,” kata Mustaqim di lokasi tersebut.
Sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN), kata Mustaqim, pihaknya hanya akan menyeleksi 47 orang petugas SPPG Polsek Palmerah.
“Para calon relawan yang tidak terseleksi karena berbagai alasan, misalnya, kesanggupan, nanti akan dijadikan cadangan,” kata dia.
Sementara 47 orang yang terseleksi akan ditempatkan untuk berbagai posisi, mulai dari persiapan, pemorsian, masak, pengemudi (driver) dan pencuci piring.
“Besok ada jadwal ‘test food’. Jadi, dari kami kan juga ingin lihat tuh kecepatan mereka masaknya bagaimana, kecakapannya bagaimana, kedisiplinannya bagaimana?,” ujar dia.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Puluhan calon petugas SPPG Polsek Palmerah ikuti orientasi
Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 79 pelamar atau calon petugas Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Polsek Palmerah, Jakarta Barat, mengikuti orientasi pada Senin siang.
Pendamping SPPG Polsek Palmerah, Mustaqim mengatakan bahwa mereka telah mengikuti pendampingan di SPPG Polda Metro Jaya di Cengkareng untuk melihat rangkaian persiapan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Dan hari ini, setelah mereka dari sana, mereka lanjut ke sini untuk melihat langsung, nih, orientasi langsung di SPPG yang akan mereka tugaskan,” kata Mustaqim di lokasi tersebut.
Sesuai arahan Badan Gizi Nasional (BGN), kata Mustaqim, pihaknya hanya akan menyeleksi 47 orang petugas SPPG Polsek Palmerah.
“Para calon relawan yang tidak terseleksi karena berbagai alasan, misalnya, kesanggupan, nanti akan dijadikan cadangan,” kata dia.
Sedangkan 47 orang yang terseleksi akan ditempatkan untuk berbagai posisi mulai dari persiapan, pemorsian, masak, pengemudi (driver) dan pencuci piring.
“Besok ada jadwal ‘test food’. Jadi, dari kami kan juga ingin lihat kecepatan mereka masaknya bagaimana, kecakapannya bagaimana, kedisiplinannya bagaimana?,” ujar dia.
Seorang pelamar bernama Zaitun (53) mengaku mengetahui informasi soal lowongan sebagai relawan SPPG dari grup Kelurahan Palmerah.
Ketua RT 07 RW 16 Palmerah, Jakarta Barat, itu memilih mendaftarkan diri untuk mengisi waktu luangnya serta menambah penghasilan. Pasalnya, ia merupakan seorang janda yang harus menghidupi dua anaknya.
“Karena ibu-ibu zaman sekarang juga kan ingin mendapat penghasilan lebih. Tidak memandang usia. Selama itu masih pantas, masih produktif, masih aktif,” katanya.
Kendati demikian, diakui Zaitun jika dirinya belum pasti diterima sebab masih ada proses seleksi yang dilakukan. “Belum, belum tahu, katanya diambil 47 orang. Ini yang hadir 79,” katanya.
Pantauan di lokasi, para peserta itu terdiri dari usia yang beragam, mulai dari 18 tahun hingga 50 tahun.
Mereka mengikuti arahan untuk menengok dapur di SPPG Polsek Palmerah yang kini hampir rampung dikerjakan.
Rencananya, para pelamar itu akan menjadi relawan SPPG Polsek Palmerah, baik sebagai pemasak, pencuci ompreng dan tugas-tugas lainnya.
Adapun pembangunan SPPG Palmerah masih dalam tahap penyelesaian. Namun, sejumlah meja-meja, wastafel cuci ompreng, ruang logistik hingga sederet kompor sudah terpasang.
Pengecatan, pengaspalan serta pembuatan taman yang cantik di depan SPPG Polsek Palmerah juga sudah dilakukan. Rencananya, SPPG ini bakal beroperasi mulai 20 Oktober 2025.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

