Akhir Kasus Bayi Diduga Tertukar di RS Jakpus: Tes DNA Tak Terbukti, Orangtua Belum Puas
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kasus bayi diduga tertukar di Rumah Sakit (RS) Islam Cempaka Putih memasuki babak akhir setelah terombang-ambing selama beberapa waktu terakhir.
Polisi bakal menghentikan penyidikan kasus tersebut karena hasil tes
deoxyribonucleic acid
(DNA) tak menunjukkan indikasi
bayi tertukar
. Meski begitu, pihak keluarga masih belum puas.
Polisi mengumumkan hasil tes DNA terhadap almarhum bayi yang diduga tertukar di RS Islam Cempaka Putih adalah benar anak biologis pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti.
“Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA, telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik mister X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti,” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Muhammad Firdaus saat membacakan surat dari Pusdokkes Polri dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).
Hasil tes DNA ini didapat setelah tim forensik Polri menganalisis sampel DNA bayi dari tulang
femur
dan tulang
scapula
yang diambil dari eskhumasi makam bayi di tempat pemakaman umum (TPU) Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024).
Namun, berdasarkan hasil analisis yang selesai pada Jumat (20/12/2024), polisi tidak bisa mengungkap penyebab kematian bayi dari proses tes DNA.
Alasannya, saat makam diekshumasi, hanya ditemukan tulang belulang jenazah. Tidak ada lagi organ tubuh yang bisa diperiksa oleh tim forensik.
“Setelah kegiatan ekshumasi, hasil koordinasi tim penyidik dengan dokter yang melakukan ekshumasi, untuk penyebab kematiannya ini tidak diketahui dikarenakan organ dari bayi ini sudah tidak ditemukan, hanya tulang saja, tulang belulang,” jelas Firdaus.
Oleh karenanya, polisi menggunakan rekam medis yang disediakan pihak rumah sakit untuk menentukan penyebab kematian bayi pasangan Rauf dan Feni ini.
Sementara, Direktur Utama Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo menyatakan, bayi dari pasangan Rauf dan Feni meninggal akibat penyakit jantung bawaan.
“Penyebab wafatnya ananda itu diduga adalah penyakit jantung bawaan,” ujar Jack saat konferensi pers.
Jack menjelaskan, bayi laki-laki tersebut dilahirkan melalui operasi sesar pada Minggu (15/09/2024).
Saat lahir, bayi sempat mengalami retensi plasenta, di mana sirkulasi masih berlangsung dari ari-ari yang tertahan di rahim ibu. Setelah plasenta diputus, bayi mulai bernapas dengan paru-paru dan jantungnya sendiri.
“Kondisinya saat itu adalah menangis keras,” jelas Jack.
Meskipun
apgar score
bayi tergolong bagus, satu jam setelah kelahiran, kondisinya menurun.
“Dalam perjalanannya sekitar satu jam, terjadi desaturasi atau saturasi oksigen kurang dari 95 persen dan semakin menurun,” katanya.
Karena kondisi yang terus memburuk, bayi dievakuasi dari ruang operasi di lantai enam ke ruang NICU di lantai lima.
Jack menegaskan, tidak ada kemungkinan bayi tertukar karena pada hari itu hanya ada satu bayi laki-laki di NICU, yaitu bayi pasangan Rauf dan Feni.
“Kalau seandainya tertukar, kami harus menyiapkan bahan untuk penukarnya,” ujarnya.
Atas hasil tersebut, pihak kepolisian memutuskan untuk menghentikan proses penyidikan.
“Jadi, dengan hasil pemeriksaan DNA yang mana hasilnya ini identik, bahwasanya anak bayi mister X ini adalah bayi biologis dari orang tuanya Muhammad Rauf dan Feni, jadi terhadap perkara ini nantinya kami akan gelar perkara dan kami lakukan penghentian penyidikan,” kata Firdaus.
Namun, sebelum penyidikan dihentikan sepenuhnya, polisi masih akan melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang belum sempat dimintai keterangan.
“Saat ini masih ada beberapa dokter, yaitu dokter jaga yang di ruang NICU, itu ada beberapa yang belum diperiksa. Nah, ini kami harus tuntaskan dulu supaya nanti hasilnya maksimal,” kata dia.
Selain itu, penyidik juga akan menganalisis rekaman CCTV yang disita untuk melengkapi berkas perkara.
Berdasarkan pemeriksaan saat ini, polisi menilai, RS Islam Cempaka Putih bertindak sesuai prosedur operasi standar (
standard operating procedure
/SOP).
Sementara, Rauf, ayah sang bayi turut hadir dalam konferensi pers. Ia mengaku belum puas dengan hasil tes DNA.
“(Tidak puas) soalnya saya sampai saat ini belum dikasih rekam medis sama rekaman CCTV untuk melihat video itu. Hanya diserahkan sama polisi saja, Pak,” katanya.
Rauf mengatakan, permintaan rekam medis sudah disampaikan sejak mediasi pertama, namun baru ditanggapi setelah kasus ini viral di media sosial.
Meski mengaku tidak puas, Rauf belum memutuskan langkah hukum lanjutan yang akan diambil ke depan. Dia hanya mengatakan akan menyerahkan proses selanjutnya kepada kuasa hukum.
Adapun Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo, mengungkapkan bahwa rekam medis baru diberikan kepada keluarga bayi pada mediasi ketiga.
“Tapi, permintaannya itu ya secara bilateral. Saya minta, ‘Pak, bisa enggak videonya itu diredam dahulu, kami akan memberikan data-data tiga yang disepakati (termasuk CCTV dan rekam medis),’” ujar Jack.
Jack juga mengatakan, meskipun tim rumah sakit meyakini SOP telah dijalankan dengan benar, dirinya baru terlibat langsung dalam mediasi ketiga setelah kasus ini viral di media sosial.
Ia bahkan menawarkan untuk mengirimkan rekam medis ke tempat kerja Rauf di Cikarang, namun tidak mendapat tanggapan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Cempaka Putih
-
/data/photo/2024/12/24/676a3b8ad54b3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Akhir Kasus Bayi Diduga Tertukar di RS Jakpus: Tes DNA Tak Terbukti, Orangtua Belum Puas Megapolitan
-

Bayi Laki-Laki di RS Islam Jakarta Cempaka Putih Tidak Tertukar? Simak Jawabannya Malam Ini di The Prime Show Bersama Abraham Silaban, Hanya di iNews
loading…
Bayi Laki-Laki di RS Islam Jakarta Cempaka Putih Tidak Tertukar? Simak Jawabannya Malam Ini di The Prime Show Bersama Abraham Silaban, Hanya di iNews
JAKARTA – Babak baru kasus kematian kematian bayi laki-laki yang lahir di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih , Jakarta Pusat akhirnya terungkap. Kepastian bahwa bayi tersebut tidak tertukar dengan bayi lain telah dikonfirmasi melalui hasil uji DNA yang dilakukan oleh Pusdokkes Laboratorium Polri. Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) M Firdaus menyampaikan hasil tersebut kepada publik untuk mengakhiri spekulasi terkait insiden ini.
Spekulasi terkait kemungkinan bayi tertukar muncul setelah kematian tragis bayi tersebut hanya beberapa saat seusai kelahirannya. Namun, hasil uji DNA memastikan bahwa bayi laki-laki tersebut memang anak kandung dari pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti. Hingga saat ini, penyebab kematian bayi belum diumumkan secara resmi. Namun, pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa langkah-langkah forensik sedang dilakukan, termasuk analisis mendalam terhadap rekam medis bayi dan prosedur kelahiran yang dijalankan di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Kasus ini memicu perhatian publik, terutama terkait prosedur dan standar medis di fasilitas kesehatan. Banyak pihak mendorong agar investigasi ini menjadi momentum untuk mengevaluasi layanan kesehatan, khususnya dalam hal penanganan bayi baru lahir.
Di sisi lain, pihak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih menyatakan kesediaan mereka untuk bekerja sama sepenuhnya dalam penyelidikan ini. Mereka juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan memastikan bahwa prosedur medis yang mereka jalankan sesuai dengan standar operasional. Jika bayi laki-laki tersebut dipastikan tidak tertukar, lantas apa penyebab utama kematiannya?
Jangan lewatkan pembahasannya secara mendalam dan lengkap di The Prime Show malam ini “BAYI TAK TERTUKAR, PENYEBAB KEMATIAN MASIH MISTERI?” bersama Abraham Silaban, pukul 20.00 WIB hanya di iNews.
(zik)
-

Sudinhub Jakpus atur lalu lintas di sejumlah gereja agar tetap lancar
Kita kerahkan sebanyak 69 petugas
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Pusat menerjunkan personel untuk mengaturnya arus lalu lintas yang padat di sejumlah gereja selama perayaan Natal agar kendaraan yang berada di sekitar kawasan tetap lancar hingga acara berakhir.
“Siang ini kita terus lakukan penjagaan dan pengaturan lalu lintas di beberapa gereja,” kata Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Sudinhub Jakarta Pusat, Suharyo Bagus Kusuma saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Haryo menyebut selama pelaksanaan misa Natal 2024 pihaknya mengerahkan sebanyak 69 personel untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas di beberapa gereja yang ada di Jakarta Pusat.
“Kita tempatkan anggota untuk mengatur lalu lintas di sejumlah titik rawan kemacetan agar tetap mengalir. Kita kerahkan sebanyak 69 petugas,” ujar Haryo.
Gereja yang menjadi prioritas penjagaan meliputi Gereja Katedral, GKI Samanhudi, GPIB Paulus, Gereja Katolik Santo Paskalis (Cempaka Putih), Gereja Imanuel dan Gereja HKBP Suprapto.
“Penjagaan mulai kemarin siang sekitar pukul 14.00 WIB hingga Rabu pukul 22.00 WIB. Untuk penempatan parkir kendaraan ada di Istiqlal, kantor pos, Lapangan Banteng, dan Katedral,” ucap Haryo.
Polisi mengerahkan sebanyak 425 personel gabungan untuk menjaga delapan gereja besar di Gambir, Sawah Besar dan Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus) pada Natal 2024.
“Personel yang kami libatkan untuk pengamanan Natal 2024 ini ada 425 personel gabungan di gereja Gambir, Sawah Besar dan Tanah Abang,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Personel gabungan tersebut dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait personel yang ditempatkan di beberapa gereja.
Susatyo menyebut, 425 personel tersebut tersebar di Gereja Imanuel, Gambir sebanyak 128 personel, Gereja Katedral 193 personel, Gereja GKI Samanhudi 22 personel, Gereja Anglikan 10 personel, Gereja Kanisius 20 personel, Gereja Theresia 20 personel, Gereja GPIB Paulus 22 personel dan Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB) 10 personel.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024 -

Kabar Baru Kasus Bayi di Jakpus Ternyata Tak Tertukar
Jakarta –
Polisi mengungkap kabar terbaru kasus dugaan bayi, yang telah meninggal, tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ), Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Hasil tes DNA menyatakan bahwa bayi tersebut identik dan tidak tertukar.
Diketahui, kasus bayi tertukar ini berawal ketika istri MR, FS, melahirkan di RS Islam Jakarta, Cempaka Putih, secara caesar. Bayi tersebut lahir pada 16 September 2024 dan dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit pada 17 September 2024.
Dugaan tersebut bermula dari pihak keluarga yang menemukan sejumlah kejanggalan. Termasuk perbedaan fisik bayi yang ada di rumah sakit dengan bayi yang dimakamkan.
Untuk menjawab keraguan tersebut, polisi melakukan ekshumasi jenazah bayi. Ekshumasi dilakukan pada Selasa (17/12) di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara. Tim forensik membongkar kuburan untuk mengambil sampel DNA yang selanjutnya akan dicocokkan dengan DNA orang tua.
Hasil Tes DNA
Polisi menyatakan bayi tersebut merupakan anak dari pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti. Kepastian itu diperoleh setelah dilakukan tes DNA oleh Laboratorium DNA, Pusdokkes Polri.
“Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik Mister X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP M Firdaus, saat membacakan kembali surat dari Pusdokkes Polri dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat pada Selasa (24/12/2024).
Hasil tes DNA itu, kata Firdaus, diperoleh pihaknya pada Jumat (20/12) lalu. Firdaus memastikan tes DNA terhadap sampel dilakukan dengan mengedepankan keilmuan.
“Demikian hasil pemeriksaan DNA ini telah kami uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dirut RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jack Pradono Handojo mengaku bersyukur atas hasil tes DNA itu.
“Alhamdulillah, bahwa secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi,” kata dia.
Polisi Hentikan Penyelidikan
Foto: Hasil tes DNA menunjukkan bayi yang dilahirkan di RSIJ tidak tertukar dengan bayi lain. Polisi akan menghentikan proses penyelidikan kasus itu. (Rumondang N/detikcom)
Polres Metro Jakarta Pusat akan menghentikan proses penyelidikan kasus itu. Namun, akan memanggil beberapa saksi untuk keterangan tambahan.
“Jadi terhadap perkara ini nantinya kami akan gelar perkara dan kami lakukan penghentian penyidikan,” kata AKBP M Firdaus dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).
Meski begitu, dia mengatakan masih akan memeriksa beberapa dokter yang telah dijadwalkan untuk diambil keterangan dan analisis CCTV sebelum kasus ini dihentikan penyelidiknya.
“Sebelum kami lakukan penghentian penyidikan, kami akan melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang belum dilakukan pemeriksaan, saat ini masih ada beberapa dokter yaitu dokter jaga yang di ruang NICU itu ada beberapa yang belum diperiksa. Nah, ini kami harus tuntaskan dulu supaya nanti hasilnya maksimal,” terangnya.
“Ya nanti tunggu kami semua selesai pemeriksaan terhadap dokter jaganya termasuk juga analisis CCTV,” sambung Firdaus.
Orang Tua Bayi Tidak Puas
Foto: Orang tua bayi yang diduga tertukar menghadiri ekshumasi jenazah di TPU Semper, Jakarta Utara. (Maulana Ilhami Fawdi/detikcom)
Ayah bayi yang sempat diduga tertukar, Muhammad Rauf (27), mengaku tidak puas atas hasil tes DNA. Dia meminta pihak RS agar memberikan rekam medis.
“Enggak puas, Pak,” kata Rauf dalam jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).
Rauf mengatakan ada sejumlah hal yang membuat dia belum puas dalam kasus ini. Di antaranya dia belum diberi hasil rekam medis serta rekaman kamera CCTV saat kejadian.
“(Tidak puas) soalnya saya sampai saat ini belum dikasih rekam medis sama rekaman CCTV untuk melihat video itu. Hanya diserahkan sama polisi saja, Pak,” ungkap Rauf.
Dia mengaku sudah meminta rekam medis kepada pihak rumah sakit saat mediasi pertama. Namun kala itu dia menyebutkan pihak rumah sakit tak menanggapi permintaan tersebut secara serius.
Rauf tidak menyebutnya secara gamblang kapan mediasi ini dilakukan. Tapi,dua mediasi pertama dilakukan sebelum kasusnya viral pada awal Desember 2024.
“Dari awal mediasi sampai sekarang (belum dikasih). Setelah ini viral baru rumah sakit yang kasih pertanyaan ke saya,” kata dia.
Rauf menjelaskan, dia tidak ingin rekam medis bayinya dikirim ke tempat kerjanya. Dia ingin mengambil sendiri berkas ini ke rumah sakit.
Tapi, setelah kasus ini viral dan Rauf serta istrinya masih harus masuk kerja, mereka belum sempat mengambil rekam medis bayi mereka ke rumah sakit.
Di sisi lain, Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih Jack Pradono Handojo mengatakan pihaknya baru menawarkan rekam medis kepada keluarga bayi ketiga mediasi sudah berjalan yang ketiga kali. Saat itu, Jack mengaku hadir langsung dalam proses mediasi dan kasus ini sudah viral di kalangan media sosial.
“Tapi, permintaannya itu ya secara bilateral, saya minta, ‘Pak, bisa enggak videonya itu diredam dahulu, kami akan memberikan data-data tiga yang disepakati (termasuk CCTV dan rekam medis),” ucap Jack dalam jumpa pers.
Jack tidak menjawab secara gamblang apakah pihaknya telah menawarkan memberikan rekam medis sejak awal mediasi berlangsung. Dia hanya menyebut pihaknya telah melakukan segalanya sesuai dengan standar.
“Tapi, setelah dua kali mediasi yang saya tangkap, tim saya yakin 100 persen bahwa standard operating procedure (SOP) itu berjalan, kemungkinan itu (bayi tertukar) nihil atau mungkin 1 persen,” imbuh dia.
Halaman 2 dari 3
(ond/aik)
-

Ortu bayi diduga ditukar di RSIJ mau tes DNA mandiri karena tak puas
Jakarta (ANTARA) – Orang tua bayi yang diduga tertukar dalam kondisi menunggal dunia di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, berencana melakukan tes DNA mandiri karena tidak puas dengan hasil yang dikeluarkan oleh pihak Kepolisian.
Hasil tes DNA yang dilakukan oleh Bidang Laboratorium DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Laboratorium Polri menyatakan, bayi yang meninggal dunia itu merupakan anak dari pasangan Muhammad Rauf (27) dan Feni Selviyanti (26).
“Saya minta sampel cadangan, tapi sampai saat ini belum dikasih sampel. Saya mau tes DNA mandiri,” kata ayah bayi berjenis kelamin laki-laki, Muhammad Rauf di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa.
Selain meminta sampel DNA si bayi kepada pihak Kepolisian, Rauf juga meminta barang bukti rekaman kamera pengawas (CCTV) di RSIJ Cempaka Putih saat proses persalinan istrinya. “Rekaman CCTV juga saya mau,” katanya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M Firdaus menyebutkan, pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti masih bisa mempertanyakan hasil tes DNA ke Cipinang langsung.
“Apabila dari hasil pemeriksaan DNA bidang laboratorium itu keluar, Pak Rauf dan tim kuasa hukum masih bisa mempertanyakan hasil ini dengan jelas langsung ke bidang lab DNA Polri di Cipinang,” ujar Firdaus.
Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan tim laboratorium untuk siap melayani jika orang tua bayi mau mendalami hasil tes DNA.
“Sampel DNA masih ada di sana Pak Rauf kalau mau tes DNA mandiri silakan. Namun hasil koordinasi di sana sampel masih ada dan kalau dites hasilnya juga akan sama. Tapi kalau belum puas silakan laksanakan tes DNA mandiri,” katanya.
Sebelumnya, dia mengatakan, hasil tes DNA antara bayi yang diduga tertukar dengan kedua orang tunya sudah keluar sejak 20 Desember 2024.
Dari hasil tes DNA tersebut, bayi yang diduga tertukar dinyatakan anak kandung dari pasangan suami-istri Muhammad Rauf dan Feni Selvianti.
“Maka telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik Mr. X adalah anak biologis atas nama Rauf dan Feni Selvianti,” kata Firdaus di Mapolres Metro Jakarta Pusat.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024 -

Bayi Meninggal di RS Islam Jakarta Dipastikan Tak Tertukar, Polisi Hentikan Penyidikan
loading…
Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus menyatakan polisi akan menghentikan penyidikan kasus bayi tertukar karena hasil pemeriksaan DNA tidak tertukar, Selasa (24/12/2024). FOTO/IRFAN MARUF
JAKARTA – Hasil pengecekan DNA di Laboratorium DNA Pusdokkes Polri memastikan jenazah bayi Mr X yang dilahirkan di RS Islam Jakarta (RSIJ), Cempaka Putih, Jakarta Pusat tidak tertukar dengan bayi lainnya. Polres Metro Jakarta Pusat bakal menghentikan penyidikan kasus tersebut.
“Jadi terhadap perkara ini nantinya kami akan gelar perkara dan kami lakukan penghentian penyidikan,” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus di Mapolres, Selasa (24/12/2024).
“Jadi dengan hasil pemeriksaan DNA yang mana hasilnya ini identik bahwasanya anak bayi Mister X ini adalah bayi biologis dari orang tuanya Muhammad Rauf dan Feny,” tambahnya.
Kendati demikian, Firdaus menyebut masih akan memeriksa beberapa dokter yang telah dijadwalkan untuk diambil keterangan dan analisis CCTV sebelum kasus ini dihentikan penyelidiknya.
“Sebelum kami lakukan penghentian penyidikan, kami akan melakukan pemeriksaan terhadap dokter yang belum dilakukan pemeriksaan, saat ini masih ada beberapa dokter yaitu dokter jaga yang di ruang NICU itu ada beberapa yang belum diperiksa. Nah, ini kami harus tuntaskan dulu supaya nanti hasilnya maksimal,” ucapnya.
Sebelumnya, kasus bayi tertukar ini berawal ketika istri MR, FS, melahirkan di RSIJ Cempaka Putih secara caesar. Bayi tersebut lahir pada 16 September 2024 dan dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit pada 17 September 2024.
Polisi pun melakukan proses ekshumasi jenazah bayi yang dimakamkan di TPU Semper, Jakarta Utara untuk mengambil sampel DNA dan dicocokkan ke kedua orang tuanya.
(abd)
-

Hasil tes DNA, Kepolisian pastikan tak ada bayi tertukar di RSIJ
Jakarta (ANTARA) – Kepolisian memastikan tidak ada bayi yang tertukar di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih berdasarkan hasil tes DNA.
Bayi berjenis kelamin laki-laki yang meninggal dunia di RSIJ Cempaka Putih dan semula diduga tertukar itu merupakan anak dari pasangan Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti.
Hal itu dikatakan Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP M Firdaus di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa, menyampaikan hasil tes DNA Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Laboratorium Polri terkait dugaan kasus bayi tertukar.
“Berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA telah dapat dibuktikan secara ilmiah bahwa secara genetik Mister X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selviyanti,” kata Firdaus saat membacakan surat hasil tes DNA.
Hasil tes DNA ini diperoleh Polres Jakarta Pusat pada Jumat (20/12) lalu. Firdaus memastikan, tes DNA terhadap sampel telah dilakukan dengan mengedepankan keilmuan yang berlaku dan dapat dapat dipertanggungjawabkan.
“Hasil sampel telah dilakukan secara benar sesuai dengan keilmuan yang berlaku,” ujar Firdaus.
Direktur Utama (Dirut) RSIJ Cempaka Putih, Jack Pradono Handojo bersyukur atas hasil tes DNA itu sehingga kasus yang sempat viral soal bayi tertukar tidaklah benar.
“Alhamdulillah bahwa secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi, semua sudah keluar hasilnya,” katanya.
Sebelumnya, kasus ini sempat viral di media sosial. Semula diduga ada bayi tertukar dalam kondisi meninggal dunia di RSIJ Cempaka Putih. Kejadian itu dilaporkan pada 16 September 2024.
Karena tidak terima, orang tua bayi itu, yakni pasangan Rauf dan Feni akhirnya menceritakan kejadiannya ini dengan membeberkan sejumlah kejanggalan. Salah satunya dari perbedaan fisik bayi yang ada di rumah sakit dengan bayi yang dimakamkan.
Rauf pun mendatangi RS di kawasan Cempaka Putih itu untuk meminta penjelasan. Namun, kata Rauf, pihak rumah sakit menyangkal jika bayi tersebut tertukar.
Rauf pun sempat melakukan mediasi sebanyak dua kali dengan pihak rumah sakit. Karena tak kunjung ada kesepakatan, akhirnya Rauf memviralkan kejadian itu setelah tiga bulan kemudian.
Setelah kasus itu viral, pihak rumah sakit mendatangi Rauf ke tempat kerjanya dan berjanji akan melakukan tes DNA serta menanggung seluruh biayanya.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024 -

Tes DNA Kasus Bayi Tertukar di RS Islam Cempaka Putih, Hasilnya Mengejutkan
loading…
Polres Metro Jakarta Pusat mengungkap hasil tes DNA di Laboratorium DNA Pusdokkes Polri terkait kasus bayi meninggal diduga tertukar di RSIJ Cempaka Putih. Foto/Muhammad Refi Sandi
JAKARTA – Polres Metro Jakarta Pusat mengungkap hasil tes DNA di Laboratorium DNA Pusdokkes Polri terkait kasus bayi meninggal diduga tertukar di RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Menurutnya berdasarkan hasil tes DNA tersebut bayi Mr. X secara genetik merupakan anak biologis dari Muhammad Rauf dan Feni Selvianty.
“Kesimpulan dari surat hasil pemeriksaan DNA nomor R/K2407/XII/2024/BidLabDNA yang mana surat ini secara projusticia dikeluarkan pada tanggal 20 Desember 2024 dengan kesimpulan berdasarkan hasil analisis seluruh profil DNA dari sampel barang bukti sampel 1, maka telah dapat dibuktikan secara ilmiah, bahwa secara genetik Mr X adalah anak biologis Muhammad Rauf dan Feni Selvianty,” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus dalam konferensi pers di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Selasa (24/12/2024).
“Demikian hasil pemeriksaan DNA ini telah kami uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya. sisa sample barang bukti yang akan dikembalikan sesuai ketentuan yang berlaku atau akan dimusnahkan setelah 1 tahun masa simpan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur RS Islam Jakarta Cempaka Putih Jack Pradono Handojo menyampaikan terima kasih terkait hasil tes DNA yang cepat keluar sekaligus membuktikan dugaan bayi tertukar tidak terjadi.
“Saya dari Dirut RSIJ Cempaka Putih mengapresiasi bahwa tes DNA bisa dilakukan dengan cepat hasilnya keluar. Alhamdulillah hasil membuktikan secara ilmiah dugaan bayi tertukar itu tidak terjadi,” ujarnya.
“Saya ingin mengklarifikasi bahwa sebetulnya sejak seminggu atau dua Minggu yang lalu sudah menyiapkan untuk diambil kami sudah berkomunikasi untuk diambil atau diantarkan hingga sekarang belum. Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam,” lanjutnya.
(shf)

