Bisnis.com, JAKARTA – Kabar tewasnya Kepala KCP BRI yang berakhir tragis ternyata melibatkan oknum TNI, karena diiming-imingi sejumlah uang.
Pada beberapa pekan silam, polisi telah menangkap 4 aktor intelektual dalam kasus pembunuhan Kacab BRI. Keempat orang tersebut telah melakukan penculikan menggunakan mobil hitam. Namun, keempat orang tersebut tidak melakukan pembunuhan.
Polisi Militer Kodam Jaya akhirnya menemukan dan menetapkan Kopda FH jadi tersangka terkait kasus penculikan serta pembunuhan Kacab BRI, Ilham Pradipta (37) yang dilakukan secara tragis tersebut.
Komandan pada Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto menilai bahwa tersangka Kopda FH telah terbukti bersalah dan terlibat dalam kasus tindak pidana penculikan berujung pembunuhan Kacab BRI Ilham Pradipta.
“Terduga pelaku dengan inisial Kopda FH sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka,” tuturnya di Jakarta, Jumat (12/9).
Menurutnya, peran Kopda FH dalam kasus tersebut adalah sebagai pihak yang telah menjemput paksa korban dari arah parkiran pusat perbelanjaan.
“Peran yang bersangkutan ini sebagai perantara untuk mencari orang guna menjemput paksa,” katanya.
Donny mengaku masih mendalami apakah tersangka Kopda FH mendapat imbalan dari aksinya itu atau tidak.
“Kita masih mendalami itu,” ujarnya.
Seperti diketahui, TNI Kodam Jaya telah membenarkan adanya sejumlah prajurit yang tengah dalam proses pemeriksaan terkait dengan kasus penculikan berujung pembunuhan Kepala Cabang Pembantu salah satu bank BUMN di Cempaka Putih bernama Mohamad Ilham Pradipta (37). Namun, tak disebutkan berapa jumlah prajurit yang tengah diproses tersebut.
Siapa Otak dan Dalangnya?
Kini Mabes TNI masih mendalami sosok yang memerintah Kopda FH dalam kasus dugaan penculikan dan pembunuhan Kepala KCP Bank BRI di Jakarta, MIP (37).
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Freddy Ardianzah mengatakan pendalaman itu dilakukan pendalaman oleh Pomdam Jaya.
“Sedang terus didalami [sosok yang menyuruh Kopda FH] oleh Pomdam Jaya,” ujar Freddy kepada wartawan, Minggu (14/9/2025).
Kopda FH merupakan oknum TNI yang terlibat dalam kasus penculikan Kacab BRI MIP. Dia diduga berperan sebagai perantara dalam klaster penjemputan paksa alias penculikan.
Adapun, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Pomdam Jaya, Kopda FH terlibat dalam kasus tersebut lantaran diiming-imingi menerima sejumlah uang.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” tutur Freddy.
Di samping itu, Freddy menyatakan belum bisa merinci secara detail terkait Kopda FH. Dia hanya mengungkap bahwa pihaknya bakal melakukan konferensi pers terkait dengan kasus tersebut bersama dengan Polda Metro Jaya.
“Kemungkinan akan ada rilis bersama dengan Polda dalam waktu dekat, terkait perkembangan proses hukum,” pungkasnya.
Mengendus Motif Kejahatan
Mabes TNI mengungkap motif oknum TNI, Kopda FH bisa terlibat dalam kasus dugaan penculikan dan pembunuhan Kacab BRI, MIP (37).
Kapuspen TNI, Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Pomdam Jaya, Kopda FH terlibat dalam kasus tersebut lantaran menerima sejumlah uang.
“Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” ujar Freddy saat dikonfirmasi, dikutip Minggu (14/9/2025).
Dia menambahkan, Kopda FH diduga berperan sebagai perantara dalam klaster penjemputan paksa alias penculikan terhadap Kacab BRI MIP.
Adapun Kopda FH juga telah dilakukan penahanan dan saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara tersebut.
“Peran Kopda FH dalam kasus ini adalah sebagai perantara, yakni mencari orang untuk melakukan upaya penjemputan paksa,” imbuhnya.
Sementara itu Freddy menyatakan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan proses penyidikan untuk melengkapi berkas Kopda FH. Nantinya, oknum prajurit TNI itu bakal diadili di Pengadilan Militer.
“Setelah penyidikan selesai dan dinyatakan lengkap, perkara akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku,” pungkasnya.
Sekadar informasi, kepolisian telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini termasuk, Dwi Hartono. Belasan orang itu dikelompokkan berdasarkan perannya.
Misalnya, ada kelompok aktor intelektual. Kemudian, tiga lainnya adalah klaster pembuntutan, penculikan, dan eksekusi hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Diketahui, penculikan Kepala KCP Bank BUMN ini terjadi di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada (20/8/2025). Keesokan harinya, mayat MIP ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis (22/8) sekitar 05.30 WIB.
Jenazah kemudian ditemukan dalam keadaan kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban.