kab/kota: Cempaka Putih

  • Menkopolkam Blak-blakan soal Ledakan di SMAN 72

    Menkopolkam Blak-blakan soal Ledakan di SMAN 72

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Djamari Chaniago menyatakan pemerintah masih mendalami penyebab insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat (7/11/2025).

    Hal ini disampaikan Djamari kepada wartawan jelang pelantikan Komite Reformasi Polri di Istana Kepresidenan.

    “Ya sedang didalami lah ya. Baru kita lihat tempatnya kan di situ terus ada beberapa yang terluka. Sedang dicari apa penyebabnya,” kata Djamari saat ditemui di kompleks Istana Negara, Jumat (7/11/2025). 

    Ketika ditanya soal kemungkinan motif di balik peristiwa tersebut, Djamari menegaskan bahwa belum ada kesimpulan yang dapat diambil.

    “Belum tahu. Sama sekali belum tahu,” ujarnya.

    Dia juga menepis dugaan bahwa ledakan itu berkaitan dengan aksi terorisme.

    “Belum. Belum ada kesimpulan,” tegasnya.

    Menurut Djamari, aparat keamanan saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara bersama unsur TNI dan kepolisian.

    Saat ditanya apakah dirinya akan meninjau langsung lokasi kejadian, Djamari belum memberikan jawaban pasti. Pemerintah, kata dia, menunggu hasil investigasi awal sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

    “Sekarang sedang diolah di situ dengan Kapolda dan Dandim, dan Wamen saya juga ada di sana,” tuturnya.

    Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri mengungkap total ada 54 korban luka dalam insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Dia menjelaskan puluhan orang itu merupakan korban ringan hingga sedang. 54 korban itu kini sudah dievakuasi ke RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih.

    “Data yang awal yang baru kita terima tadi, ya, kalau kita jumlahkan, kurang lebih sekitar 54 orang,” ujarnya di RS Cempaka Putih, Jumat (7/11/2025).

    Dia menambahkan, korban ini akibat dampak dari luka bakar, serpihan akibat ledakan hingga beberapa luka lainnya.

    “Sebagian luka bakar juga, ada yang kena luka serpihan, dan juga ada yang luka kecil dan ada beberapa yang luka,” imbuhnya

    Di lain sisi, Asep menyatakan belum bisa menjelaskan secara detail terkait ledakan ini. Sebab, tim sedang melakukan pendalaman. Pada intinya, kata Asep, tim penjinak bom (Jibom) dari Gegana telah diterjunkan untuk melakukan sterilisasi di lokasi.

    “Dan juga langkah-langkah yang sudah kita lakukan, yang pertama olah, apa namanya, olah TKP, Police Line, ya. Dan juga sterilisasi oleh JIBOM, ya, dari Gegana, Brimob Polda,” pungkas Asep.

  • MenkoPolkam Djamari: Ledakan SMAN 72 Masih Didalami, Belum Ada Indikasi Terorisme

    MenkoPolkam Djamari: Ledakan SMAN 72 Masih Didalami, Belum Ada Indikasi Terorisme

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Djamari Chaniago menyatakan pemerintah masih mendalami penyebab ledakan dalam insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat (7/11/2025).

    Hal ini disampaikan Djamari kepada wartawan jelang pelantikan Komite Reformasi Polri di Istana Kepresidenan.

    “Ya sedang didalami lah ya. Baru kita lihat tempatnya kan di situ terus ada beberapa yang terluka. Sedang dicari apa penyebabnya,” kata Djamari saat ditemui di kompleks Istana Negara.

    Ketika ditanya soal kemungkinan motif di balik peristiwa tersebut, Djamari menegaskan bahwa belum ada kesimpulan yang dapat diambil.

    “Belum tahu. Sama sekali belum tahu,” ujarnya.

    Dia juga menepis dugaan bahwa ledakan itu berkaitan dengan aksi terorisme.

    “Belum. Belum ada kesimpulan,” tegasnya.

    Menurut Djamari, aparat keamanan saat ini masih melakukan olah tempat kejadian perkara bersama unsur TNI dan kepolisian.

    Saat ditanya apakah dirinya akan meninjau langsung lokasi kejadian, Djamari belum memberikan jawaban pasti. Pemerintah, kata dia, menunggu hasil investigasi awal sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

    “Sekarang sedang diolah di situ dengan Kapolda dan Dandim, dan Wamen saya juga ada di sana,” tuturnya.

    Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri mengungkap total ada 54 korban luka dalam insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Dia menjelaskan puluhan orang itu merupakan korban ringan hingga sedang. 54 korban itu kini sudah dievakuasi ke RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih.

    “Data yang awal yang bari kita terima tadi, ya, kalau kita jumlahkan, kurang lebih sekitar 54 orang,” ujarnya di RS Cempaka Putih, Jumat (7/11/2025).

    Dia menambahkan, korban ini akibat dampak dari luka bakar, serpihan akibat ledakan hingga beberapa luka lainnya.

    “Sebagian luka bakar juga, ada yang kena luka serpihan, dan juga ada yang luka kecil dan ada beberapa yang luka,” imbuhnya

    Di lain sisi, Asep menyatakan belum bisa menjelaskan secara detail terkait ledakan ini. Sebab, tim sedang melakukan pendalaman.

    Pada intinya, kata Asep, tim penjinak bom (Jibom) dari Gegana telah diterjunkan untuk melakukan sterilisasi di lokasi.

    “Dan juga langkah-langkah yang sudah kita lakukan, yang pertama olah, apa namanya, olah TKP, Policelune, ya. Dan juga sterilisasi oleh JIBOM, ya, dari Gegana, Brimob Polda,” pungkas Asep.

  • Kapolda Metro Ungkap Ada 54 Korban dari Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading

    Kapolda Metro Ungkap Ada 54 Korban dari Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri mengungkap total ada 54 korban luka dalam insiden ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Dia menjelaskan puluhan orang itu merupakan korban ringan hingga sedang. 54 korban itu kini sudah dievakuasi ke RS Yarsi dan RS Islam Cempaka Putih.

    “Data yang awal yang bari kita terima tadi, ya, kalau kita jumlahkan, kurang lebih sekitar 54 orang,” ujarnya di RS Cempaka Putih, Jumat (7/11/2025).

    Dia menambahkan, korban ini akibat dampak dari luka bakar, serpihan akibat ledakan hingga beberapa luka lainnya.

    “Sebagian luka bakar juga, ada yang kena luka serpihan, dan juga ada yang luka kecil dan ada beberapa yang luka,” imbuhnya

    Di lain sisi, Asep menyatakan belum bisa menjelaskan secara detail terkait ledakan ini. Sebab, tim sedang melakukan pendalaman.

    Pada intinya, kata Asep, tim penjinak bom (Jibom) dari Gegana telah diterjunkan untuk melakukan sterilisasi di lokasi.

    “Dan juga langkah-langkah yang sudah kita lakukan, yang pertama olah, apa namanya, olah TKP, Policelune, ya. Dan juga sterilisasi oleh JIBOM, ya, dari Gegana, Brimob Polda,” pungkas Asep.

  • Fakta-fakta Warga Baduy Jadi Korban Begal hingga Ditolak Rumah Sakit

    Fakta-fakta Warga Baduy Jadi Korban Begal hingga Ditolak Rumah Sakit

    Jakarta: Seorang pemuda Baduy, Banten, bernama Repan menjadi korban pembegalan bersenjata di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

    Peristiwa yang terjadi pada Minggu dini hari, 26 Oktober 2025, itu tidak hanya membuatnya kehilangan barang berharga, tetapi juga mengalami luka sabetan senjata tajam di lengan kiri.

    Berikut ini fakta-fakta pemuda Baduy jadi korban pembegalan:
     
    Kronologi

    Repan, yang setiap pekan berjalan kaki dari Baduy menuju Jakarta untuk berjualan madu. Saat berjalan kaki menuju arah Rawasari, empat pelaku begal mendekat, langsung merampas tasnya, lalu menyerangnya dengan celurit.

    Setelah terluka, Repan ditinggalkan di lokasi. Adapun tas milik Repan berisi madu, ponsel, serta uang tunai.
     

     

    Ditolak RS karena tak punya KTP

    Repan mencoba mendapat pertolongan di sebuah rumah sakit di Cempaka Putih, tetapi ia mengaku ditolak karena tidak memiliki KTP dan masih di bawah umur. Ia hanya mendapat perban seadanya di luar gedung rumah sakit.

    Pada akhirnya, seorang langganan madu membawanya ke klinik dan kemudian dirujuk ke RS Ukrida. Pada akhirnya Repan menerima penanganan medis dan mendapat 10 jahitan.
     
    Pemprov DKI bantah ada penolakan RS

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menepis isu bahwa RS Jakarta menolak korban hanya karena tidak memiliki KTP. Menurutnya ada kendala bahasa saat proses komunikasi.

    “Jadi, untuk warga Baduy, tidak benar ada penolakan dari rumah sakit. Saya secara khusus sudah memanggil Kepala Dinas. Mohon maaf, memang komunikasi yang terjadi karena warga Baduy ini, eh, mungkin bahasanya tidak ini sehingga ada hambatan itu,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta.

    Ia menjelaskan, seluruh rumah sakit di Jakarta tidak melarang kondisi darurat. Bahkan, ia sudah memerintahkan langsung Kepala Dinas Ani Ruspitawati yang langsung turun ke lapangan untuk mengecek.

    “Tetapi, yang jelas tidak ada sama sekali larangan untuk rumah sakit. Bahkan, Kepala Dinas, Bu Ani sendiri, akhirnya turun ke lapangan untuk mengecek itu. Jadi sama sekali itu enggak benar, ya,” tambahnya.
     
    Kasus pembegalan dilaporkan ke polisi

    Pada 2 November 2025, kasus ini resmi dilaporkan ke Polsek Cempaka Putih dan terdaftar dengan nomor laporan resmi LP/B/83/XI/2025/SPKT/POLSEK CEMPAKA PUTIH/POLRES 

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan tim gabungan masih mencari pelaku melalui bukti dan saksi di lapangan.

    “Sampai saat ini dari Polsek Cempaka Putih maupun dari Polres Metro Jakarta Pusat masih menyusuri bukti-bukti dan mencari saksi-saksi terkait kejadian tersebut.” ujarnya dikutip dari Primetime News, Metro TV.

    Jakarta: Seorang pemuda Baduy, Banten, bernama Repan menjadi korban pembegalan bersenjata di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
     
    Peristiwa yang terjadi pada Minggu dini hari, 26 Oktober 2025, itu tidak hanya membuatnya kehilangan barang berharga, tetapi juga mengalami luka sabetan senjata tajam di lengan kiri.
     
    Berikut ini fakta-fakta pemuda Baduy jadi korban pembegalan:
     

    Kronologi

    Repan, yang setiap pekan berjalan kaki dari Baduy menuju Jakarta untuk berjualan madu. Saat berjalan kaki menuju arah Rawasari, empat pelaku begal mendekat, langsung merampas tasnya, lalu menyerangnya dengan celurit.

    Setelah terluka, Repan ditinggalkan di lokasi. Adapun tas milik Repan berisi madu, ponsel, serta uang tunai.
     

     

    Ditolak RS karena tak punya KTP

    Repan mencoba mendapat pertolongan di sebuah rumah sakit di Cempaka Putih, tetapi ia mengaku ditolak karena tidak memiliki KTP dan masih di bawah umur. Ia hanya mendapat perban seadanya di luar gedung rumah sakit.
     
    Pada akhirnya, seorang langganan madu membawanya ke klinik dan kemudian dirujuk ke RS Ukrida. Pada akhirnya Repan menerima penanganan medis dan mendapat 10 jahitan.
     

    Pemprov DKI bantah ada penolakan RS

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menepis isu bahwa RS Jakarta menolak korban hanya karena tidak memiliki KTP. Menurutnya ada kendala bahasa saat proses komunikasi.
     
    “Jadi, untuk warga Baduy, tidak benar ada penolakan dari rumah sakit. Saya secara khusus sudah memanggil Kepala Dinas. Mohon maaf, memang komunikasi yang terjadi karena warga Baduy ini, eh, mungkin bahasanya tidak ini sehingga ada hambatan itu,” ujar Pramono di Balai Kota Jakarta.
     
    Ia menjelaskan, seluruh rumah sakit di Jakarta tidak melarang kondisi darurat. Bahkan, ia sudah memerintahkan langsung Kepala Dinas Ani Ruspitawati yang langsung turun ke lapangan untuk mengecek.
     
    “Tetapi, yang jelas tidak ada sama sekali larangan untuk rumah sakit. Bahkan, Kepala Dinas, Bu Ani sendiri, akhirnya turun ke lapangan untuk mengecek itu. Jadi sama sekali itu enggak benar, ya,” tambahnya.
     

    Kasus pembegalan dilaporkan ke polisi

    Pada 2 November 2025, kasus ini resmi dilaporkan ke Polsek Cempaka Putih dan terdaftar dengan nomor laporan resmi LP/B/83/XI/2025/SPKT/POLSEK CEMPAKA PUTIH/POLRES 
     
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Heri Saputra, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan tim gabungan masih mencari pelaku melalui bukti dan saksi di lapangan.
     
    “Sampai saat ini dari Polsek Cempaka Putih maupun dari Polres Metro Jakarta Pusat masih menyusuri bukti-bukti dan mencari saksi-saksi terkait kejadian tersebut.” ujarnya dikutip dari Primetime News, Metro TV.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Polisi Buru Perampok Pedagang Madu Asal Baduy

    Polisi Buru Perampok Pedagang Madu Asal Baduy

    JAKARTA – Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat masih melakukan pengejaran terhadap empat orang rampok yang merampas uang tunai Rp 3 juta, 10 botol madu dan handphone milik Repan (16) pedagang madu asal Baduy Dalam.

    “Belum (ditangkap). Masih dalam investigasi,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Roby Hery Saputra saat dikonfirmasi VOI, Kamis, 6 November 2025.

    Polisi juga sudah melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi terkait kejadian tersebut. Namun penyidik belum bisa menyimpulkan ciri khusus para pelaku perampokan terhadap pedagang madu asal Baduy itu.

    “(pelaku) Masih kita identifikasi,” ujarnya.

    Sementara korban Repan menyebut, keempat pelaku bertubuh beda-beda. Mulai bertubuh gemuk hingga kurus dan membawa celurit.

    “Jadi urang bela diri seletik tapi tak mampu urang na. Empat orang (pelaku) tapi ngelawannya cuma duaan doang,” kata korban Repan dalam video yang beredar.

    Saat ini, kondisi luka di tangan korban sudah berangsur membaik meski dirinya sempat ditolak salah satu rumah sakit di Cempaka Putih karena tak memiliki KTP.

    “(kondisi korban saat ini) Sehat a,” ucap korban.

    Sebelumnya diberitakan, remaja pedagang madu Suku Baduy Dalam berinisial R (16) menjadi korban perampokan saat melintas di Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Minggu kemarin, 26 Oktober 2025.

    Kejadian terjadi ketiga pria asli Lebak, Banten itu melintas di lokasi kejadian pada pukul 04.15 WIB, sambil membawa madu hutan khas Baduy dagangannya.

    Namun saat berjalan kaki, korban dihadang oleh 4 orang tersangka. Para pelaku kemudian merampas uang tunai sekitar Rp 3 juta milik korban dan 10 botol madu serta handphone miliknya.

    Korban berusaha mempertahankan barang berharga miliknya dan melakukan perlawanan. Namun keempat pelaku yang dilengkapi senjata tajam akhirnya membacok korban.

    Korban alami luka bacokan di bagian lengan kiri akibat sabetan senjata tajam. Korban sempat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan perawatan.

  • Menko PMK Dorong Korban Begal Baduy Punya Kartu Identitas Usai Ditolak Berobat di RS

    Menko PMK Dorong Korban Begal Baduy Punya Kartu Identitas Usai Ditolak Berobat di RS

    Menko PMK Dorong Korban Begal Baduy Punya Kartu Identitas Usai Ditolak Berobat di RS
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno bakal mendorong seorang warga Baduy Dalam, Repan, untuk memiliki kartu identitas.
    Hal ini menyusul terjadinya
    penolakan rumah sakit
    terhadap Repan saat mengakses pengobatan pasca menjadi
    korban begal
    lantaran tidak memiliki identitas.
    Pratikno akan membicarakan hal itu dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
    “Kami bicarakan dengan Kemendagri, ya, di Adminduk kan itu,” kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2025).
    Ia pun mengaku akan melacak kejadian tersebut agar kasusnya tidak berulang.
    “Kami lacak, ya,” ucap Pratikno singkat.
    Sementara itu, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyayangkan penolakan rumah sakit terhadap Repan.
    Seharusnya, pihak rumah sakit mengkategorikan peristiwa ini sebagai masalah kemanusiaan.
    “Ya, kita sayangkan ya, harusnya yang sudah apapun ya, itu harus ditangani. Ini masalah kemanusiaan, jangan lihat KTP-nya,” jelas Fadli.
    Sebelumnya diberitakan, seorang warga suku Baduy Dalam bernama Repan (16) menjadi korban pembegalan di Jalan Pramuka Raya, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Minggu (26/10/2025).
    Repan dibegal empat pria tidak dikenal saat sedang berjalan kaki berjualan madu di pinggir kali Jalan Pramuka Raya, sekitar pukul 04.15 WIB.
    Kepala Seksi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, mengatakan, peristiwa itu sudah dilaporkan ke Polsek Cempaka Putih pada Minggu (2/11/2025).
    Saat ini, kasus tersebut masih diselidiki dan empat pria pelaku penjambretan masih diburu polisi.
    Ruslan juga mengatakan Repan saat ini sudah kembali ke Kampung Cikesik, Desa Kanekes, Baduy Dalam, Kabupaten Lebak.
    Jika sudah ada perkembangan dari proses penyelidikan, maka Repan akan dipanggil oleh Polsek Cempaka Putih.
    “Korban (Repan) sudah (kembali ke kampungnya). Nanti kalau ada perkembangan perkaranya, korban akan dipanggil kembali oleh penyidik Polsek Cempaka Putih,” tutur Ruslan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Metro Sepekan: Cerita Warga di Depok Tidak Sadar Tawarkan Bantuan Dorong Truk Mogok Hasil Curian

    Metro Sepekan: Cerita Warga di Depok Tidak Sadar Tawarkan Bantuan Dorong Truk Mogok Hasil Curian

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah mobil boks berpelat nomor B 9060 JZP terparkir di pinggir Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Diduga mobil itu sempat dikendarai tersangka pencurian, dan ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan.

    Salah seorang warga sekitar, Deni mengatakan, warga sekitar tidak ada yang mengira truk boks berkelir putih merupakan hasil curian. Saat itu, sekira pukul 05.30 WIB, Deni melihat warga berkerumun di depan gang Enggram di Jalan Raya Muchtar, Sawangan.

    Deni mencoba mendekati truk boks putih sambil bertanya dengan rekannya yang sudah berada terlebih dahulu di lokasi truk. Menurut temannya, ada seseorang yang pergi begitu saja meninggalkan truk.

    Sementara itu, sosok wanita berinisial B yang ditangkap bersama Onadio Leonardo alias Onad, terungkap. Dia adalah Beby Prisillia Gustiansyah, yang tak lain adalah istri dari Onad.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi membenarkan, istrinya Onad itu turut ditangkap terkait penyalahgunaan narkoba. Ade Ary menerangkan, penangkapan bermula dari penggerebekan di Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu malam (29/10/2025) sekitar pukul 19.00 WIB.

    Dari lokasi pertama itu, satu orang diamankan. Kasus itu kemudian dikembangkan ke Trevista West Rempoa, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Di sanalah Onad dan seorang wanita ditangkap.

    Berita lain yang terpopuler dalam sepekan terakhir dalam sub kanal Megapolitan, News Liputan6.com adalah terkait Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengaku mengenal secara pribadi pengemudi mobil Lexus yang tewas tertimpa pohon tumbang di Jalan Metro Pondok Indah Raya, Jakarta Selatan. Peristiwa itu terjadi pada Minggu, 26 Oktober 2025.

    Korban bernama Harry Danardojo (50). Pramono menyampaikan duka cita mendalam secara langsung kepada keluarga korban.

    Menurutnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menawarkan bantuan pemakaman kepada keluarga korban. Selain itu, seluruh proses terkait asuransi juga akan dipermudah oleh pemerintah daerah.

    Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:

    Mogok saat melewati perlintasan kereta api, sebuah truk di Banyuwangi, Jawa Timur, terguling ditabrak kereta api yang melintas. Imbas kecelakaan, lokomotif kereta api rusak dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.

  • Polisi Bicara soal Status Hukum Onad Setelah 2×24 Jam Pascaditangkap Kasus Narkoba

    Polisi Bicara soal Status Hukum Onad Setelah 2×24 Jam Pascaditangkap Kasus Narkoba

    Sebagai informasi, pasa saat ditangkap Onad sedang bersama sang istri. Namun Wisnu memastikan keduanya tidak sedang melakukan aktivitas menggunakan narkoba saat diamankan. Usai dites urine, hanya Onad yang positif menggunakan narkoba.

    “Pada saat diamankan, si OL ini sedang melaksanakan aktivitas seperti biasa. Kemudian, diamankan, istrinya juga diamankan. Namun hasil cek urine, istrinya negatif, makanya dipulangkan,” Wisnu menandasi.

    Diketahui, Onad dan istri diamankan rumahnya di Trevista West Rempoa, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

     

  • Hasil Tes Urine Onad Positif Narkoba

    Hasil Tes Urine Onad Positif Narkoba

    GELORA.CO -Hasil tes urine musisi sekaligus artis Leonardo Arya alias Onadio Leonardo (Onad) positif mengonsumsi narkoba.

    Hasil ini keluar usai penyidik Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat melakukan pemeriksaan.

    “(Hasil tes urine) positif jenis ganja dan ekstasi,” ujar Kasi Humas Polres Metro Jakarta Barat AKP Wisnu Wirawan, kepada wartawan, Sabtu, 1 November 2025.

    Hingga kini, Onad saat ini masih menjalani pemeriksaan.

    “Masih pendalaman dalam rangka penyelidikan,” kata Wisnu.

    Diketahui, Onad diamankan bersama sang istri, Beby Prisillia Gustiansyah di Perumahan Trevista West Rempoa, Kelurahan Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan pada Kamis malam, 30 Oktober 2025.

    Onad dan istri ditangkap berdasarkan hasil pengembangan penangkapan terhadap seorang pria di kawasan Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

    Penyidik menemukan barang bukti narkotika jenis batang ganja saat menangkap Onad. 

    Dari hasil pengembangan barang bukti lain, penyidik juga menemukan paket ekstasi yang diduga habis dikonsumsi oleh Onad

  • Kisah Malam Kelam Onadio dan Istri Terjerat Narkoba

    Kisah Malam Kelam Onadio dan Istri Terjerat Narkoba

    Liputan6.com, Jakarta- Aktor Onadio Leonardo atau Onad tak berkutik saat ditangkap polisi. Bersama sang istri, Beby Prisillia Gustiansyah, dia digelandang ke Polres Metro Jakarta Barat.

    Onad ditangkap di rumahnya di Trevista West Rempoa, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Penangkapan dilakukan pada Kamis (30/10/2025) malam pukul 22.00 WIB.

    “Ditangkap saat sedang beraktivitas biasa,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Barat, AKP Wisnu Wirawan, Jumat (31/10/2025).

    Polisi belum mengumumkan status Onad dalam kasus ini. Apakah tersangka atau sebaliknya. Polisi baru memeriksa urinenya.

    “Nanti akan sampaikan, karena masih didalami,” ujarnya.

    Sama seperti status tersangka, polisi juga belum mengungkapkan barang bukti yang disita dari Onad dan istrinya.

    “Barbuk (barang bukti), masih kami lakukan pendalaman, tolong bersabar,” kata dia.

    Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, tak ada barang bukti ekstasi yang disita dari tangan Onad.

    “Ya, berdasarkan hasil pendalaman di lapangan, barang bukti ekstasinya sudah habis karena diduga dipakai,” ucap dia.