kab/kota: Canberra

  • Kenapa Tanggal 26 Januari Kontroversial di Australia?

    Kenapa Tanggal 26 Januari Kontroversial di Australia?

    Tanggal 26 Januari bukan sekadar tanggal biasa di kalender Australia. Hari ini diperingati sebagai Hari Australia, atau yang dikenal dengan “Australia Day.”

    Pada umumnya, warga Australia merayakan Hari Australia, dengan berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya.

    Karena jatuh di musim panas, mereka biasanya suka menghabiskan waktu di pantai dan menikmati ‘barbeku’.

    Beberapa anggota komunitas dari berbagai negara juga merayakan kebudayaan mereka dengan parade, termasuk dari Indonesia.

    Namun, Hari Australia ini juga dipakai untuk melakukan unjuk rasa.

    Ratusan ribu orang di berbagai negara bagian Australia turun ke jalan dan meminta supaya tanggal peringatan itu diubah, atau bahkan dihapus dari kalender.

    Tapi apa sebenarnya yang membuat tanggal 26 Januari kontroversial?

    Hari kelam bagi masyarakat pribumi Australia

    Tanggal 26 Januari merupakan hari di mana Arthur Phillip, pemimpin armada pertama Inggris ke Australia, mengibarkan bendera Inggris di Pelabuhan Sydney pada tahun 1788.

    Namun, bagi masyarakat Aborigin yang sudah mendiami tanah Australia lebih dari 50.000 tahun sebelum kedatangan ini, tanggal tersebut dikenal sebagai “Hari Invasi”, “Hari Bertahan Hidup”, atau “Hari Berkabung.”

    Sejarawan Australian National University Angela Woollacott mengatakan hari tersebut melambangkan dimulainya penjajahan oleh Inggris, perampasan tanah, kekerasan, dan pengabaian hak warga Aborigin.

    “[Masyarakat pribumi] benar-benar menderita. Banyak yang meninggal dan menderita dalam hal terampasnya tanah, yang berarti terenggutnya mata pencaharian dan budaya mereka,” kata Angela.

    “Sampai saat ini, masyarakat pribumi Australia masih tertinggal dalam hal ekonomi, kesehatan, dan pendidikan.”

    Menurut data Parlemen Australia, angka kemiskinan penduduk Aborigin dua hingga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan non-pribumi di Australia.

    Unjuk rasa di seluruh Australia

    Angela mengatakan masyarakat Aborigin Australia telah melakukan unjuk rasa sejak tahun 1938.

    Namun, demonstrasi ini baru menjadi semakin besar pada tahun 1988, bertepatan dengan perayaan dua abad Australia.

    Hingga saat ini, unjuk rasa yang menentang tanggal 26 Januari terus berlangsung, bahkan dengan partisipan yang semakin banyak.

    Di Brisbane, pengunjuk rasa berkumpul di Queens Park di pusat bisnis kota (CBD) dan berjalan menuju Musgrave Park di West End.

    Zaida, salah satu peserta unjuk rasa, mengatakan jumlah partisipan telah meningkat dari tahun ke tahun.

    “Semakin banyak orang turun ke jalan dan ingin melihat perubahan,” ujarnya.

    “Saya datang setiap tahun karena saya merasa sangat penting untuk mengingat negara ini memiliki masa lalu yang kelam.”

    Lateisha, pengunjuk rasa lainnya di Brisbane, mengatakan tanggal ini membuatnya dan komunitasnya merasa emosional.

    “Bagi kami, ini adalah hari yang mengingatkan akan sejarah panjang penderitaan, tapi juga mencerminkan kekuatan masyarakat kami,” katanya.

    “Mereka coba membunuh kami, tetapi kami masih di sini, jadi kami selamat.”

    Di Canberra, ratusan warga Australia melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Tenda Aborigin di depan Gedung Parlemen Lama.

    Di sana, banyak pengunjuk rasa telah menegaskan kembali permohonan mereka kepada pemerintah Australia agar tanggal Hari Australia diubah.

    Mary-Anne, salah satu pengujuk rasa di Canberra, adalah salah satu yang menyetujui ini.

    “Kita butuh satu hari di mana kita bisa merayakan negara kita yang indah dan masyarakatnya yang beragam, satu hari yang membahagiakan semua orang, tapi itu bukan hari ini,” katanya.

    Apakah Hari Australia bisa diganti?

    Menurut Angela, alasan di balik pemilihan 26 Januari sebagai Hari Australia sebenarnya “tidak beralasan kuat.”

    Hari itu bukanlah hari pertama Kapten Arthur Phillip tiba di Australia.

    “Armada pertama yang dipimpin Phillip awalnya mendarat di Botany Bay, bukan langsung di Sydney Harbour,” katanya.

    “Mereka sudah berada di sana sekitar satu atau dua hari sebelum akhirnya pindah ke Sydney Harbour.”

    Bahkan menurutnya 26 Januari bukanlah hari pertama bendera Inggris ditancapkan di tanah Australia.

    “Bendera Inggris sebenarnya sudah lebih dulu ditancapkan pada tahun 1770, ketika Kapten James Cook memetakan pantai timur Australia untuk Inggris,” kata Angela.

    “Ia menancapkan bendera tersebut di Pulau Possession, yang terletak di utara Queensland.”

    James Cook adalah penjelajah asal Inggris yang pertama kali menemukan benua Australia untuk Inggris saat sedang memetakan Samudra Pasifik.

    Karena penetapan tanggal Hari Australia masih diperdebatkan, Angela mengatakan tanggal tersebut bisa diganti.

    Salah satu opsi yang menurut Angela masuk akal adalah dengan mengganti tanggal tersebut ke 1 Januari ketika Australia menjadi negara federasi.

    Namun, opsi ini juga memiliki kendala tersendiri.

    “Tanggal federasi Australia itu 1 Januari … masalahnya, tanggal itu sudah menjadi hari libur tahun baru. Jadi, tidak semua orang mau merayakan dua hal di hari yang sama,” katanya.

    Alternatif lain, menurut Angela, adalah menunggu hingga Australia benar-benar memutuskan hubungan konstitusional dengan Inggris.

    “Australia masuk dalam kelompok minoritas negara bekas jajahan Inggris yang belum sepenuhnya merdeka secara konstitusional,” ujarnya.

    “Jadi, mengapa kita tidak menggunakan tanggal putusnya hubungan konstitusional tersebut?”

    “Tanggal ketika nanti kita secara resmi menjadi republik yang seutuhnya, bebas dari Inggris, bisa menjadi pilihan ideal untuk hari nasional kita.”

    Sampai ditetapkannya tanggal baru untuk hari nasional Australia, Angela mengatakan perdebatan mengenai tanggal ini akan terus berlanjut, begitu pula dengan aksi unjuk rasa yang semakin besar.

    “Perdebatan ini sekarang semakin memanas dan tampaknya tidak akan berakhir dalam waktu dekat.”

  • UNS usulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Solo

    UNS usulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Solo

    Solo (ANTARA) – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengusulkan percepatan elektrifikasi transportasi publik di Kota Solo, Jawa Tengah.

    “Sektor transportasi menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar kedua di Indonesia, mencapai 23 persen. Dari 600 MtCO2-eq emisi sektor ini, 90 persen berasal dari angkutan darat. Oleh karena itu, solusi elektrifikasi transportasi menjadi kunci,” kata Ketua Tim Decarbonization National Eler Indonesia’s Buses Infrastructure atau DIBI UNS Solo sekaligus Dekan Fakultas Teknik UNS Wahyudi Sutopo di Solo, Jawa Tengah, Rabu.

    Ia mengatakan dengan target adopsi 6.600 unit bus listrik sampai dengan tahun 2030 diperkirakan mampu menurunkan emisi hingga 24 persen atau setara dengan 900.000 ton CO2-eq.

    Menurut dia, Solo memiliki potensi besar untuk transisi ke transportasi ramah lingkungan sekaligus mendorong ekonomi hijau.

    Apalagi, dikatakannya, Solo memiliki layanan transportasi publik Batik Solo Trans.

    “Solo mengoperasikan lebih dari 100 armada di 12 koridor dengan subsidi BST dari Kemenhub, Pemerintah Kota Surakarta telah berhasil menunjukkan tata kelola transportasi yang kokoh dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat,” katanya.

    Terkait hal itu, saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan University of Canberra dan National Electric Vehicle Centre of Excellence (NEVCE), Australia, melalui proyek DIBI.

    “Proyek ini dibiayai KONEKSI dari Pemerintah Australia, tujuannya mendorong percepatan elektrifikasi transportasi publik di Kota Solo,” katanya.

    Terkait hal itu, belum lama ini pihaknya juga menyelenggarakan CEO Talk dengan tema Zero Emission Energy and Transport: Business Challenges and Opportunities dan FGD Bus Listrik Untuk Dekarbonisasi.

    Pada diskusi kelompok terpumpun tersebut, pihaknya melibatkan sejumlah pihak, di antaranya Dinas Perhubungan Kota Surakarta, PLN, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, pengelola TPA Putri Cempo, serta peneliti.

    “Pada diskusi ini kami fokus pada potensi energi terbarukan dari PLTSa dan PLTS Terapung, serta mencari solusi menurunkan biaya elektrifikasi dengan teknologi dari UNS dan NEVCE untuk membangkitkan ekonomi hijau di Jawa Tengah,” katanya.

    Pada CEO Talk, Co-founder NEVCE Toby Roxburgh menggarisbawahi tiga sudut pandang utama revolusi elektrifikasi, yakni manfaat bagi manusia, lingkungan, dan biaya.

    Meski demikian, menurut dia saat ini tenaga surya dan baterai menawarkan solusi yang jauh lebih terjangkau dan Indonesia memiliki potensi tenaga surya yang melimpah.

    Ia mengatakan elektrifikasi dimulai dari bus listrik karena bus memiliki rute tetap.

    “Ini memudahkan pengembangan jaringan baterai surya untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga batu bara. Selain itu, bus mendukung pengurangan kemacetan, meningkatkan inklusi sosial, dan memberikan manfaat bagi semua kalangan,” katanya.

    Pewarta: Aris Wasita
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Gempa Magnitudo 7.4 di Vanuatu Tewaskan 14 Orang, Kemlu RI Pastikan Tak Ada Korban WNI – Halaman all

    Gempa Magnitudo 7.4 di Vanuatu Tewaskan 14 Orang, Kemlu RI Pastikan Tak Ada Korban WNI – Halaman all

    KBRI Canberra mengonfirmasi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban gempa di Vanuatu.

    Tayang: Rabu, 18 Desember 2024 11:01 WIB

    X/Twitter

    Lantai pertama Kedutaan Besar Amerika di Port Vila, Vanuatu hancur total setelah gempa berkekuatan 7,4. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra mengonfirmasi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban. 

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gempa bumi bermagnitudo 7.4 melanda Vanuatu, Selasa (17/12/2024) sekira pukul 12.51 waktu setempat. 

    Dilaporkan 14 orang meninggal dunia dan lebih dari 200 korban luka-luka. 

    Namun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra mengonfirmasi tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam bencana alam tersebut.

    “KBRI Canberra yang memiliki akreditasi di Vanuatu telah berkoordinasi dengan otoritas Vanuatu dan berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia di Vanuatu. Hingga saat ini tidak ada informasi WNI yang menjadi korban gempa,” kata Direktur Pelindungan WNI (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha kepada wartawan, Rabu (18/12/2024).

    Tangkapan layar yang diambil dari cuplikan video selebaran yang diposting di akun Facebook Michael Thompson pada 17 Desember 2024 menunjukkan orang-orang sedang memeriksa mobil rusak yang terperangkap di bawah bangunan yang runtuh di ibu kota Vanuatu, Port Vila, setelah gempa bumi dahsyat melanda pulau Pasifik. – Gempa berkekuatan 7,3 terjadi pada 17 Desember di kedalaman 57 kilometer (35 mil), sekitar 30 kilometer di lepas pantai Efate, pulau utama Vanuatu, pada pukul 12:47 siang (0147 GMT), menurut Survei Geologi AS . (Photo by MICHAEL THOMPSON / Facebook account of Michael Thompson / AFP) (AFP/MICHAEL THOMPSON)

    Adapun berdasarkan catatan, WNI yang berada di Vanuatu sebanyak 48 orang. 

    Mayoritas bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).

    Perihal kejadian ini, KBRI Canberra dan Kemlu RI akan terus memonitor keadaan di Vanuatu dan dampak dari gempa bumi yang melanda.

    “KBRI Canberra mencatat terdapat 48 WNI yang berada di Vanuatu. Mayoritas bekerja sebagai ABK. Kemlu dan KBRI Canberra akan terus memonitor dampak gempa Vanuatu,” kata Judha.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Bandara Bali Layani 21 Juta Penumpang Sepanjang Tahun 2024

    Bandara Bali Layani 21 Juta Penumpang Sepanjang Tahun 2024

    Badung, CNN Indonesia

    Bandara internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mencatatkan pelayanan kepada 21,8 juta penumpang dari Januari hingga Bulan November 2024.

    General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab mengatakan, bahwa jumlah tersebut meningkat 12 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 19,4 juta penumpang.

    “Pertumbuhan positif juga terjadi pada pergerakan pesawat yang mencapai 129.493 pergerakan atau tumbuh 4 persen dibanding tahun lalu sebanyak 124.153 pergerakan pesawat,” kata Syaugi, Sabtu (14/12).

    Ia menyebutkan, proporsi jumlah penumpang internasional masih mendominasi sebesar 59 persen atau sebanyak 12,9 juta penumpang. Sementara terdapat 8,9 juta penumpang domestik atau sebesar 41 persen dari keseluruhan jumlah penumpang hingga Bulan November 2024.

    Menurutnya, jumlah penumpang akan meningkat di Bulan Desember 2024 dengan momen Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pihaknya optimistis target 23,6 juta penumpang dapat tercapai.

    “Jumlah penumpang per bulan memang fluktuatif tergantung momen liburan. Selama tahun 2024, jumlah penumpang tertinggi terjadi di Bulan Juli sebanyak 2,1 juta penumpang. Dengan total 21,8 juta penumpang per November, maka secara rata-rata terdapat 1,9 juta penumpang per bulan atau 65.282 orang penumpang per hari yang kami layani,” imbuhnya.

    Ia menyampaikan, capaian peningkatan jumlah penumpang tersebut bisa terjadi karena inisatif pembukaan sejumlah rute baru yang mendatangkan lebih banyak penumpang. Sepanjang 2024, terdapat enam tambahan rute baru domestik yakni Sorong, Lampung, Berau, Sumbawa, Palembang, dan Pontianak.

    Sementara untuk internasional ada delapa rute baru yaitu Bengaluru, Canberra, Abu Dhabi, Moscow, Kota Kinabalu, Phuket, Busan, dan Shanghai.

    Kemudian, Jakarta tujuan Bandara Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma mendominasi lebih dari 50 persen atau sebanyak 4,4 juta penumpang dari seluruh jumlah penumpang domestik. Kemudian diikuti Surabaya sebagai rute dengan jumlah penumpang terbanyak kedua sebanyak 1,2 juta penumpang dan Makassar di peringkat ketiga sebanyak 476 ribu orang penumpang.

    Sementara, penerbangan internasional dengan jumlah penumpang terbanyak masih didominasi rute Singapura sebanyak 2,5 juta penumpang, lalu Kuala Lumpur 1,5 juta penumpang, dan Perth, Australia, 975 ribu orang penumpang.

    Syaugi menyebut, capaian positif ini layak disyukuri namun juga tak lantas membuatnya berpuas diri. Pelayanan kepada pengguna jasa terus ditingkatkan seiring bertambahnya jumlah penumpang. Dirinya bersama seluruh pemangku kepentingan tengah menyiapkan rencana operasi untuk menyambut angkutan Natal dan Tahun Baru.

    “Selama periode Posko Nataru, diperkirakan akan melayani 1,3 juta penumpang dan 7.800 lebih penerbangan,” ujarnya.

    (kdf/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Satu Lagi Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia

    Satu Lagi Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia

    Baca beritanya dalam Bahasa Inggris

    Salah satu sekolah paling elite di Darwin yang bernama Essington akan menutup program Bahasa Indonesia.

    Kepada ABC pihak sekolah mengatakan, “setelah sekian lama mengajarkan Bahasa Indonesia”, mereka akan menutup programnya pada akhir semester satu pada tahun 2025.

    “Keputusan untuk menutup program Bahasa Indonesia didasarkan pada tinjauan menyeluruh terhadap prioritas kurikulum, masukan orang tua, dan keterlibatan siswa,” kata juru bicara sekolah tersebut.

    “Kami akan berkonsultasi dengan pihak keluarga pada awal 2025 untuk menjajaki bahasa yang diminati. Meski bahasa Indonesia jadi pilihan yang berharga, Essington tetap berkomitmen untuk membekali siswa dengan kemampuan global.”Luke Gosling, salah satu anggota parlemen lokal, mengatakan “jadi sebuah kemunduran besar bagi pemerintah dan sekolah-sekolah swasta yang mengabaikan tetangga kita yang besar dan secara strategis penting.”

    ABC menemukan para orang tua belum dikonsultasikan tentang penutupan program bahasa Indonesia dan bahasa pengganti juga belum ditawarkan.

    “Program kami akan terus mengedepankan keterampilan yang mempersiapkan siswa untuk meraih kesuksesan di dunia yang saling terkoneksi,” kata juru bicara Essington.

    “Kami memahami perubahan bisa menjadi tantangan dan kami berkomitmen untuk mendukung siapa pun yang terdampak oleh transisi ini.”

    Minat bahasa Indonesia menurun terus menurun

    Penutupan program Bahasa Indonesia di Essington terjadi setelah Scotch Collge, salah satu sekolah paling elit di Melbourne juga melakukannya awal tahun ini.

    Bayu Prihantoro, yang tiba di Melbourne pertengahan 2023 untuk bekerja sebagai asisten guru Bahasa Indonesia di Scotch, mengatakan murid-muridnya senang belajar Bahasa Indonesia.

    “Bisa dibilang 80, 90 persen anak-anak antusias dan senang belajar Bahasa Indonesia, terutama saat penutur asli datang,” katanya kepada ABC.

    “Tapi tiba-tiba, program itu dihapus. Dihapus dari kurikulum.”

    ABC sudah mencoba menghubungi Scotch College untuk dimintai tanggapan.

    Atase pendidikan dan kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra, Mukhamad Najib, berharap pemerintah Australia “lebih serius dalam mengembangkan pembelajaran bahasa negara Asia, khususnya Bahasa Indonesia.”

    Ketika ditanya oleh ABC apakah Pemerintah Indonesia perlu berinvestasi lebih banyak dalam mempromosikan bahasanya di luar negeri, Najib mengatakan beberapa sekolah menutup kelas Bahasa Indonesia karena “kurangnya anggaran”.

    “Nah ini harus menjadi tanggung jawab pemerintah Australia.”

    “Kami tidak mungkin menjadi faktor dominan dalam penguatan pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia, pemerintah Australia harus berperan lebih besar lagi dengan mengalokasikan anggaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia,” katanya.

    Sebagai anggota parlemen yang bisa berbahasa Indonesia, Peter mengatakan ia sudah menyampaikan masalah ini ke tingkat pemerintah pusat Australia.Menurutnya negara bagian Australia Barat memiliki model yang sukses dengan melibatkan pengajar yang bisa diterapkan di Kawasan Australia Utara.

    “Saya bekerja dengan pihak [pemerintah] federal, Kawasan Australia Utara, dan Indonesia untuk mengisi kekurangan guru di Kawasan Australia Utara,” ujarnya.

    Alistair Welsh, dosen Bahasa Indonesia di Deakin University Melbourne, mengatakan keputusan untuk mengakhiri program Bahasa Indonesia pada dasarnya bersifat “ideologis.”

    “Alasan yang sering kita dengar dari ditutupnya program Bahasa Indonesia adalah karena mereka tidak mampu mempekerjakan staf,” katanya.

    “Yang mengkhawatirkan, sekarang banyak juga sekolah yang memiliki staf tapi tetap menutup programnya.”

    “Saya mendengar kasus baru-baru ini di mana mereka mengganti Bahasa Indonesia dengan bahasa Prancis … ini adalah keputusan yang didasarkan ideologi.”

    Presiden Asosiasi Guru Bahasa Indonesia Victoria (VILTA) Silvy Wantania mengatakan menurunnya minat untuk belajar Bahasa Indonesia adalah karena orang Australia pada umumnya masih menganggap Indonesia kurang penting dibandingkan negara-negara Barat, atau bahkan negara-negara Asia lainnya.

    “[Banyak orang Australia] mengatakan ‘Saya orang Asia, mengapa saya harus belajar bahasa Asia?’” ujar Silvy, yang juga bekerja sebagai guru Bahasa Indonesia di Melbourne.

    “Banyak orang tidak menganggap Indonesia penting, mereka cuma suka ke Bali untuk berlibur.”

    Minat pariwisata ke Indonesia bagi orang Australia saat ini berada pada titik tertinggi sepanjang masa.

    Indonesia mengalahkan Selandia Baru sebagai tujuan pariwisata warga Australia selama 12 bulan terakhir hingga Juni 2024.

    Tapi, penurunan minat belajar Bahasa Indonesia terlihat di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi di Australia.

    Jumlah universitas Australia yang mengajarkan Bahasa Indonesia turun dari yang tadinya 22 pada tahun 1992 menjadi 12 pada tahun 2022.

    ‘Indonesia tidak akan hilang’

    Bayu mengatakan ia khawatir tren sekolah yang berhenti mengajarkan Bahasa Indonesia akan terus berlanjut.

    Ia memperingatkan kendala utama di Australia adalah materi pelajaran yang sudah ketinggalan zaman.

    “Buku pelajaran kami tidak memuat informasi terbaru tentang Indonesia,” katanya.

    “Indonesia sudah berkembang dengan sangat pesat sekarang, tetapi buku-buku masih menggambarkan Indonesia pada tahun 2005.”

    Najib dari KBRI Canberra punya sentimen yang sama soal ini.

    “Guru dan ahli pendidikan di Australia harus duduk bersama, menyusun strategi, dan membuat buku pelajaran yang sesuai dengan kondisi di Australia,” katanya.

    Juru bicara Departemen Pendidikan Australia mengatakan pemerintah “berkomitmen untuk mendukung pengajaran dan penggunaan bahasa di sekolah Australia dan mengakui manfaat kognitif, akademis, dan budaya bagi siswa dalam mempelajari bahasa kedua”.

    Mereka mengatakan kurikulum Australia yang direvisi untuk bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, sudah disetujui oleh menteri pendidikan pada Januari 2023.

    “Otoritas pendidikan, pemimpin sekolah, guru, dan masyarakat menentukan bahasa mana yang diajarkan, dari 14 bahasa pilihan, tergantung pada kebutuhan dan konteks setempat,” kata juru bicara tersebut.

    Silvy mengatakan materi pengajaran Bahasa Indonesia harusnya bukan hanya dari buku pelajaran, melainkan mengintegrasikan aspek budaya pop Indonesia seperti musik dan film.

    Indonesia saat ini menjadi negara dengan penghasilan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kawasan di mana Australia sedang mencoba melirik agar tidak ketergantungan China.

    Namun, investasi Australia di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan investasi yang dilakukan oleh Singapura, China, Jepang, Korea Selatan, dan bahkan Amerika Serikat.

    Alistair mengatakan persepsi publik yang negatif terhadap Indonesia, yang dipicu oleh peristiwa seperti Bom Bali pada tahun 2002 dan Bali Nine pada tahun 2005, menjadi penghambat pembelajaran Bahasa Indonesia di Australia.

    “Dilihat dari jauh, mudah untuk menjelek-jelekkan pihak lain,” katanya.

    “Namun, Indonesia tidak akan hilang begitu saja.

    “Mereka adalah, dan akan selalu, menjadi salah satu tetangga terdekat kita dan salah satu negara terbesar di dunia.”

    Laporan tambahan oleh Erwin Renaldi

  • Malaysia Rombak Total Internet, Ini Alasannya

    Malaysia Rombak Total Internet, Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota parlemen Malaysia mendukung perluasan kendali pemerintah terhadap pengelolaan internet di negaranya. Padahal, rancangan undang-undang (RUU) tersebut mendulang kritik karena dikhawatirkan menekan perbedaan dan kebebasan berpendapat.

    Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil mengatakan kepada Parlemen pada tanggal 9 Desember 2024 bahwa pemerintah perlu mengubah undang-undang (UU) yang ada untuk mengatasi dampak buruk online. Antara lain terkait penipuan, perundungan siber, pedofilia, dan pornografi anak.

    “Kebebasan berpendapat memang ada, tapi kami juga diberi wewenang melalui Parlemen untuk menerapkan pembatasan apa pun yang diperlukan demi keselamatan masyarakat,” kata Fahmi, dilaporkan Bloomberd, dikutip dari The Straits Times, Selasa (10/12/2024).

    RUU ini menerapkan hukuman yang lebih ketat terhadap pelanggaran konten dan memberikan kewenangan luas kepada penegak hukum, seperti hak untuk menggeledah dan menyita tanpa surat perintah.

    Penyedia layanan juga dapat dimintai pertanggungjawaban berdasarkan hukum, dan diwajibkan untuk mengungkapkan data pengguna kepada pihak berwenang selama penyelidikan dugaan pelanggaran.

    Lebih dari 20 sesi konsultasi diadakan dengan pemangku kepentingan dalam penyusunan RUU tersebut, kata Fahmi.

    Malaysia bergabung dengan upaya pemerintah di seluruh Asia untuk membatasi platform online dan meminta pertanggungjawaban perusahaan teknologi besar atas konten ilegal.

    Dari Kuala Lumpur hingga New Delhi dan Canberra, para pejabat gencar mencari cara untuk mengatur atau membatasi media sosial, yang dapat memengaruhi opini publik mengenai isu-isu sensitif terkait politik.

    Perusahaan-perusahaan teknologi besar, termasuk Meta, pernah mengatakan bahwa mereka mematuhi peraturan setempat. Namun, Meta berpendapat bahwa peraturan yang berlebihan membahayakan wacana publik dan memberikan beban yang tidak adil ke platform online.

    Parlemen Malaysia memberikan suara 59-40 untuk mendukung RUU tersebut pada tanggal 9 Desember 2024. Hal ini menyusul perdebatan panjang mengenai perinciannya. Salah satunya terkait batasan yang dapat dikategorikan sebagai ujaran kebencian. Selain itu, perlu diperinci pula wewenang yang diberikan kepada pejabat berwenang untuk bertindak tanpa surat perintah. Seorang anggota parlemen abstain dalam pemungutan suara.

    “Siapa petugas yang berwenang itu? Tidak ada penjelasannya. Apakah petugas antirasuah atau pegawai biasa?” kata Mas Ermieyati Samsudin, anggota parlemen dari partai oposisi Bersatu, dalam debat tersebut.

    “Ini adalah kekuatan yang sangat besar,” ia menuturkan.

    Fahmi dalam tanggapannya mengatakan UU memperbolehkan menteri yang berwenang memberikan amanah kepada petugas. RUU tersebut akhirnya disahkan tanpa perubahan apa pun, dan akan dibawa ke Senat untuk disetujui.

    (fab/fab)

  • Daftar 5 Negara Ramah Anak, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga

    Daftar 5 Negara Ramah Anak, Cocok Jadi Destinasi Liburan Keluarga

    Jakarta: Merencanakan liburan ke luar negeri bersama keluarga sering kali menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika bepergian dengan anak-anak. 

    Sebelum menentukan destinasi liburan, ada baiknya melakukan riset seputar negara mana saja yang ramah anak serta memiliki fasilitas liburan yang disukai oleh anak-anak. 

    Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah memastikan keamanan negara yang dituju hingga mencari tempat yang menawarkan kegiatan edukatif dan menyenangkan.

    Beberapa negara menawarkan fasilitas dan lingkungan yang sangat ramah untuk liburan keluarga bersama anak-anak.

    Berikut ini daftar negara ramah anak yang cocok dijadikan destinasi liburan keluarga:
    1. Jepang

    Jepang, menjadi destinasi sempurna untuk liburan keluarga dengan kombinasi tradisi yang kaya dan teknologi modern. Kota-kota seperti Tokyo menawarkan taman hiburan kelas dunia, seperti Disneyland dan DisneySea, yang akan memukau anak-anak. 

    Selain itu, Jepang memiliki fasilitas umum yang sangat ramah keluarga, termasuk toilet anak di tempat-tempat umum dan transportasi yang nyaman. Anak-anak juga dapat menikmati pengalaman unik seperti belajar membuat sushi atau mengenakan yukata di Kyoto. 
     

     

    2. Australia

    Australia menawarkan banyak kegiatan menarik untuk anak-anak, mulai dari interaksi dengan satwa liar hingga eksplorasi alam. Kebun binatang Taronga di Sydney dan Lone Pine Koala Sanctuary di Brisbane memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan koala dan kanguru. 

    Hal lain yang menarik, pantai-pantai di Australia memiliki area bermain yang aman, menjadikannya pilihan sempurna untuk liburan santai. Jangan lupa kunjungi museum anak-anak seperti Questacon di Canberra, yang penuh dengan aktivitas interaktif dan edukatif.
    3. Kanada

    Kanada, menjadi negara yang sangat cocok untuk keluarga karena pemandangan alam yang luar biasa dan kota-kota indah. Taman Nasional Banff di Alberta menawarkan aktivitas seperti hiking ringan dan berkemah yang cocok untuk anak-anak. 

    Di sisi lain, kota seperti Vancouver memiliki taman bermain besar seperti Stanley Park dan Vancouver Aquarium. Kanada juga dikenal dengan tingkat keamanan yang tinggi dan keramahan penduduknya, menjadikannya tempat yang nyaman untuk keluarga.
    4. Spanyol

    Spanyol adalah destinasi yang menawarkan sesuatu untuk semua usia. Kota Barcelona memiliki banyak atraksi keluarga, seperti Taman Güell dan aquarium besar yang akan memukau anak-anak. Pantai-pantai di Costa del Sol juga dilengkapi dengan fasilitas yang ramah anak, seperti area bermain dan kolam renang dangkal. 

    Selain itu, Spanyol terkenal dengan makanan yang disukai anak-anak, seperti paella dan churros, yang membuat liburan semakin menyenangkan.
    5. Singapura

    Singapura sangat cocok untuk liburan keluarga di Asia. Di sini, ada banyak tempat seru untuk anak-anak, seperti Kebun Binatang Singapura, Night Safari, dan Universal Studios. 

    Ada taman-taman seperti Gardens by the Bay menyediakan pengalaman belajar sambil bermain yang menyenangkan. Transportasi umumnya juga sangat nyaman, bersih, dan mudah digunakan, sehingga keluarga bisa menjelajahi seluruh kota tanpa kesulitan..

    (Nithania Septianingsih)

    Jakarta: Merencanakan liburan ke luar negeri bersama keluarga sering kali menjadi tantangan tersendiri, apalagi jika bepergian dengan anak-anak. 
     
    Sebelum menentukan destinasi liburan, ada baiknya melakukan riset seputar negara mana saja yang ramah anak serta memiliki fasilitas liburan yang disukai oleh anak-anak. 
     
    Adapun hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah memastikan keamanan negara yang dituju hingga mencari tempat yang menawarkan kegiatan edukatif dan menyenangkan.
    Beberapa negara menawarkan fasilitas dan lingkungan yang sangat ramah untuk liburan keluarga bersama anak-anak.
     
    Berikut ini daftar negara ramah anak yang cocok dijadikan destinasi liburan keluarga:

    1. Jepang

    Jepang, menjadi destinasi sempurna untuk liburan keluarga dengan kombinasi tradisi yang kaya dan teknologi modern. Kota-kota seperti Tokyo menawarkan taman hiburan kelas dunia, seperti Disneyland dan DisneySea, yang akan memukau anak-anak. 
     
    Selain itu, Jepang memiliki fasilitas umum yang sangat ramah keluarga, termasuk toilet anak di tempat-tempat umum dan transportasi yang nyaman. Anak-anak juga dapat menikmati pengalaman unik seperti belajar membuat sushi atau mengenakan yukata di Kyoto. 
     

     

    2. Australia

    Australia menawarkan banyak kegiatan menarik untuk anak-anak, mulai dari interaksi dengan satwa liar hingga eksplorasi alam. Kebun binatang Taronga di Sydney dan Lone Pine Koala Sanctuary di Brisbane memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk berinteraksi langsung dengan koala dan kanguru. 
     
    Hal lain yang menarik, pantai-pantai di Australia memiliki area bermain yang aman, menjadikannya pilihan sempurna untuk liburan santai. Jangan lupa kunjungi museum anak-anak seperti Questacon di Canberra, yang penuh dengan aktivitas interaktif dan edukatif.

    3. Kanada

    Kanada, menjadi negara yang sangat cocok untuk keluarga karena pemandangan alam yang luar biasa dan kota-kota indah. Taman Nasional Banff di Alberta menawarkan aktivitas seperti hiking ringan dan berkemah yang cocok untuk anak-anak. 
     
    Di sisi lain, kota seperti Vancouver memiliki taman bermain besar seperti Stanley Park dan Vancouver Aquarium. Kanada juga dikenal dengan tingkat keamanan yang tinggi dan keramahan penduduknya, menjadikannya tempat yang nyaman untuk keluarga.

    4. Spanyol

    Spanyol adalah destinasi yang menawarkan sesuatu untuk semua usia. Kota Barcelona memiliki banyak atraksi keluarga, seperti Taman Güell dan aquarium besar yang akan memukau anak-anak. Pantai-pantai di Costa del Sol juga dilengkapi dengan fasilitas yang ramah anak, seperti area bermain dan kolam renang dangkal. 
     
    Selain itu, Spanyol terkenal dengan makanan yang disukai anak-anak, seperti paella dan churros, yang membuat liburan semakin menyenangkan.

    5. Singapura

    Singapura sangat cocok untuk liburan keluarga di Asia. Di sini, ada banyak tempat seru untuk anak-anak, seperti Kebun Binatang Singapura, Night Safari, dan Universal Studios. 
     
    Ada taman-taman seperti Gardens by the Bay menyediakan pengalaman belajar sambil bermain yang menyenangkan. Transportasi umumnya juga sangat nyaman, bersih, dan mudah digunakan, sehingga keluarga bisa menjelajahi seluruh kota tanpa kesulitan..
     

    (Nithania Septianingsih)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Australia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial

    Australia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Gunakan Media Sosial

    Canberra

    Pemerintah Australia akan memperkenalkan undang-undang ‘terkemuka di dunia’ untuk melarang anak-anak di bawah 16 tahun menggunakan media sosial. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan undang-undang yang diusulkan ke parlemen minggu depan ditujukan untuk mengurangi ‘bahaya’ media sosial terhadap anak-anak Australia.

    “Ini untuk para ibu dan ayah, mereka, seperti saya, sangat khawatir tentang keselamatan anak-anak kita saat daring. Saya ingin keluarga Australia tahu bahwa pemerintah mendukung Anda,” katanya seperti dilansir BBC, Jumat (8/11/2024).

    Meski banyak rincian yang belum diperdebatkan, pemerintah mengatakan larangan tersebut akan berlaku bagi anak muda yang sudah menggunakan media sosial. Albanese menyatakan UU itu tidak akan membuat pengecualian pada batas usia bagi anak-anak meski orang tua mereka mengizinkan anak-anak menggunakan media sosial.

    Pemerintah mengatakan tanggung jawab akan berada pada platform media sosial untuk menunjukkan bahwa mereka mengambil langkah-langkah yang wajar untuk mencegah akses. Albanese mengatakan tidak akan ada hukuman bagi pengguna dan bahwa terserah kepada regulator daring Australia, Komisioner Keamanan Elektronik, untuk menegakkan hukum.

    Undang-undang tersebut akan berlaku 12 bulan setelah disahkan dan akan ditinjau ulang setelah diberlakukan. Meski sebagian besar pakar setuju bahwa platform media sosial dapat membahayakan kesehatan mental remaja, banyak yang berbeda pendapat mengenai kemanjuran upaya untuk melarangnya secara menyeluruh.

    Beberapa pakar berpendapat larangan hanya menunda paparan kaum muda terhadap aplikasi seperti TikTok, Instagram, dan Facebook, alih-alih mengajari mereka cara menjelajahi ruang daring yang kompleks. Upaya sebelumnya untuk membatasi akses, termasuk oleh Uni Eropa, sebagian besar gagal atau menghadapi reaksi keras dari perusahaan teknologi.

    Dalam surat terbuka yang dikirim ke pemerintah pada Oktober lalu, yang ditandatangani oleh lebih dari 100 akademisi dan 20 organisasi masyarakat sipil, Gugus Tugas Hak Anak Australia meminta Albanese untuk mempertimbangkan penerapan ‘standar keamanan’ pada platform media sosial.

    Kelompok tersebut juga merujuk pada saran PBB bahwa ‘kebijakan nasional’ yang dirancang untuk mengatur ruang daring ‘harus ditujukan untuk memberi anak-anak kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari keterlibatan dengan lingkungan digital dan memastikan akses mereka yang aman ke sana’.

    Sebuah petisi oleh inisiatif 36Months, yang telah ditandatangani lebih dari 125.000 orang, menyatakan anak-anak ‘belum siap untuk menjelajahi jaringan sosial daring dengan aman’ setidaknya hingga usia 16 tahun, dan bahwa saat ini ‘penggunaan media sosial yang berlebihan sedang mengubah otak anak-anak dalam masa kritis perkembangan psikologis, yang menyebabkan epidemi penyakit mental’.

    Albanes juga merespons pertanyaan apakah harus ada upaya yang lebih luas untuk mendidik anak-anak tentang cara memahami manfaat dan risiko dari penggunaan internet. Dia mengatakan pendekatan seperti itu tidak akan cukup karena ‘menganggap hubungan kekuasaan yang setara’.

    “Saya tidak tahu tentang Anda, tetapi saya mendapatkan hal-hal yang muncul di sistem saya yang tidak ingin saya lihat. Apalagi seorang anak berusia 14 tahun yang rentan,” katanya kepada wartawan.

    “Perusahaan-perusahaan teknologi ini sangat kuat. Aplikasi-aplikasi ini memiliki algoritma yang mengarahkan orang ke perilaku tertentu,” sambungnya.

    (haf/haf)

  • Privy dukung penandatanganan cross border perusahaan RI dan Australia

    Privy dukung penandatanganan cross border perusahaan RI dan Australia

    Jakarta (ANTARA) –

    Perusahaan rintisan tanda tangan elektronik (TTE) tersertifikasi Privy memfasilitasi penandatangan dokumen perjanjian lintas negara (cross border) perusahaan di Indonesia dan Australia secara dalam jaringan (daring) pada acara Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Provinsi Banten.

    Penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Doa Bangsa Agrobisnis yang berkedudukan di Jakarta menunjuk Expert Trading Consulting Australia Pty Ltd sebagai perwakilan pemasaran (marketing), sekaligus mempromosikan dan membangun pasar di Australia.

    “Melalui aplikasi tanda tangan elektronik tersertifikasi milik Privy, sangat menjamin keutuhan isi dari perjanjian dan tidak dapat diubah setelah ditandatangani. Integritas dari isi perjanjian bersifat nirsangkal dan terjamin keabsahannya,” ujar Presiden Direktur PT Doa Bangsa Agrobisnis Hikmat Taufik dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu.

     

    Penandatanganan kerja sama cross border antara Indonesia dan Australia ini bernilai 15 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang disaksikan oleh Atase Perdagangan Canberra Agung Haris Setiawani.

     

    Ia menyebut peranan teknologi digital sangat penting dalam mendorong pertumbuhan bisnis dan perdagangan saat ini, sehingga pemanfaatannya perlu ditingkatkan oleh banyak pihak di waktu yang akan datang.

     

    Dalam kesempatan sama, CEO Privy Marshall Pribadi mengatakan bahwa teknologi digital akan meningkatkan produktivitas suatu perusahaan, dan mampu mendorong pertumbuhan perekonomian.

     

    “Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, institusi bisnis dan pengusaha mendapatkan keuntungan yang besar seperti dapat menekan biaya produksi, meningkatkan daya saing, serta pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa,” ujar Marshall.

    Selain perusahaan dari Australia, lanjutnya, Privy memfasilitasi penandatanganan kerja sama bisnis perusahaan Indonesia lainnya dengan Vietnam dan Korea di acara TEI 2024, tercatat, total nilai perjanjian sebesar 19 dolar AS.

     

    “Privy dipercaya perusahaan asing dari Australia, Vietnam dan Korea untuk menyediakan perjanjian kerjasama menggunakan TTE dengan total nilai 119,13 juta dolar AS,” ujar Marshall.

    Dalam kesempatan ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berharap banyak pihak berkolaborasi dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan serta ekspor melalui peningkatan kualitas dan daya saing produk-produk Indonesia.

     

    “Alhamdulillah antusiasme eksportir, buyer, serta investor terhadap TEI tahun ini sungguh luar biasa. Capaian ini lebih banyak karena kita target transaksi 15 miliar dolar AS terlampaui menjadi 22,73 miliar dolar AS,” ujar Zulkifli.

    Privy telah menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo dan Kementerian Perdagangan atas peranan sebagai penyelenggara tanda tangan digital asli Indonesia yang sudah berkontribusi sejak sembilan tahun terakhir memfasilitasi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan menjadi piranti lunak korporasi Indonesia pertama yang beroperasi di negara maju.

     

    TEI 2024 yang dilaksanakan pada 9-12 Oktober 2024 ini diikuti oleh 1.460 peserta dan dihadiri 41.488 visitor dari 140 negara, yang mana Privy menjadi mitra tangan resmi atau digital signature partner pada acara tersebut dan menjadi salah satu pemenang booth terbaik di kategori 100m2 mengalahkan lebih dari 100 exhibitor lain.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Teori Terbaru di Balik Hilangnya MH370 yang Masih Misterius

    Teori Terbaru di Balik Hilangnya MH370 yang Masih Misterius

    Canberra

    Seorang ilmuwan Australia kembali menghidupkan minat terhadap misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 yang masih menjadi misteri selama 10 tahun. Ilmuwan bernama Vincent Lyne itu mengklaim berhasil mengidentifikasi ‘tempat peristirahatan terakhir’ MH370 di Samudra Hindia bagian selatan.

    Dilansir Newsweek, Rabu (28/8/2024), Lyne yang merupakan peneliti tambahan pada Institut Studi Kelautan dan Antartika di Universitas Tasmania mengumumkan teori terbarunya itu dalam postingan LinkedIn berjudul ‘Misteri MH370 Terpecahkan oleh Sains’.

    Dalam teorinya, Lyne menguraikan apa yang diyakininya sebagai lokasi akhir atau konklusif dari pesawat yang statusnya hilang misterius tersebut. Teori yang dibeberkan oleh Lyne berpusat pada ‘lubang’ sedalam 20.000 kaki atau setara 6.096 meter di area bernama Broken Ridge, sebuah dataran tinggi samudra yang terletak di bagian tenggara Samudra Hindia.

    Lyne mengklaim MH370 yang hilang pada 8 Maret 2014 itu telah secara sengaja diterbangkan ke medan bawah air yang terpencil dan terjal tersebut oleh pilotnya yang bernama Zaharie Ahmad Shah. Menurut Lyne, lanskap bawah laut yang menantang karena diwarnai perbukitan curam dan jurang yang dalam di dasar samudera itu menjadi ‘tempat persembunyian yang sempurna’ bagi MH370.

    “Pekerjaan ini mengubah narasi hilangnya MH370,” sebut Lyne, sembari menjelaskan bahwa momen-momen terakhir MH370 itu bukanlah akibat dari kecelakaan yang dipicu kekurangan bahan bakar, melainkan tindakan ‘ditching’ yang telah diperhitungkan dan dikendalikan.

    Lyne mengklaim lokasi ‘peristirahatan terakhir’ MH370 ditentukan oleh persimpangan garis bujur Bandara Penang dengan jalur penerbangan tersebut dari simulator yang ada di rumah sang pilot — jalur yang sebelumnya dianggap ‘tidak relevan’ oleh Biro Investigasi Federal (FBI) dan penyelidik lainnya.

    “Lokasi tersebut perlu diverifikasi sebagai prioritas utama,” tulis Lyne dalam teorinya.

    “Apakah akan diperiksa atau tidak, itu terserah pada para pejabat dan perusahaan pencarian, tapi sejauh menyangkut sains, kita mengetahui mengapa pencarian-pencarian sebelumnya gagal,” imbuhnya.

    “Sains telah dengan jelas menunjukkan di mana keberadaan MH370,” sebut Lyne.

    Potensi signifikansi lokasi tersebut disoroti oleh perbandingan yang dilakukan Lyne dengan pesawat US Airways dengan nomor penerbangan 1549 yang secara terkenal didaratkan secara darurat di Sungai Hudson oleh pilotnya kapten Chesley ‘Sully’ Sullenberger tahun 2009 silam.

    Lyne menilai puing-puing MH370 akan menunjukkan tanda-tanda serupa dengan tindakan ditching yang dilakukan secara terkendali, yang semakin memperkuat teorinya soal pesawat itu secara sengaja diterbangkan ke “tempat peristirahatan terakhirnya’.

    Teori terbaru ini diungkapkan Lyne sekitar 10 tahun setelah MH370 menghilang misterius dengan membawa 239 penumpang dan awak di dalamnya. Pesawat itu menghilang saat mengudara dari Kuala Lumpur menuju ke Beijing.

    Upaya pencarian telah dilakukan secara menyeluruh di area seluas 120.000 kilometer persegi di Samudra Hindia. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil sehingga resmi dihentikan tahun 2017 lalu.

    Misteri hilangnya MH370 telah menjadi subjek berbagai teori, namun tidak ada yang memberikan bukti konklusif. Meskipun kebenaran klaim Lyne masih harus diuji, teori yang disampaikannya menarik banyak perhatian dan mungkin mendorong eksplorasi lebih lanjut di Samudra Hindia bagian selatan. Pencarian jawaban terus berlanjut dan misteri MH370 masih menjadi salah satu enigma paling abadi dalam sejarah penerbangan modern.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Teori Lain soal MH370

    Selain dari Lyne, teori seputar hilangnya MH370 juta sempat muncul beberapa tahun lalu. Ada yang menyebut pesawat itu hilang di hutan Kamboja, namun belum juga ditemukan.

    Pada 2021, para penyelidik mengklaim ada citra satelit yang diduga lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Lokasi itu berada di hutan belantara Kamboja.

    Dilansir dari Express.co.uk, Selasa (21/12/2021), lokasi diduga jatuhnya pesawat MH370 itu berada pada koordinat 12°05’20.0″N 104°09’05.0″E. detikcom kemudian memasukkan koordinat tersebut ke aplikasi Google Maps.

    Pada mode satelit, terlihat titik tersebut berada di area hijau, yakni hutan. Jika diperbesar, maka terlihat gambar berwarna putih. Objek berwarna putih itulah yang diduga para penyelidik merupakan badan pesawat MH370 yang hilang sejak 2014.

    Pada 2018, Daily Star juga sempat mengangkat cerita dari seorang pilot yang terobsesi menemukan pesawat Boeing 777 MH370 Malaysia Airlines. Pilot bernama Daniel Boyer itu meyakini Google Maps mendeteksi puing pesawat tersebut di hutan Kamboja.

    Kembali ke artikel Express.co.uk, para penyelidik telah membandingkan citra satelit sebelum dan sesudah peristiwa hilangnya MH370. Hasilnya, ada perbedaan pada titik tersebut yang diduga merupakan dampak tabrakan pesawat MH370.

    Citra satelit diduga lokasi jatuhnya MH370 di Kamboja (Tangkapan layat Google Maps)

    Penyelidik bernama Andre Milne dari Unicorn Aerospace mengatakan telah melakukan referensi silang gambar dengan kontaknya di Pentagon AS dan Gedung Putih. Komunikasi terakhir awak MH370 terekam di atas Laut Cina Selatan sekitar 38 menit setelah lepas landas. Tak lama setelah itu, pengendali lalu lintas udara kehilangan jejak pesawat, tetapi masih terlacak oleh radar militer selama sekitar 1 jam.

    Data radar menunjukkan pesawat menyimpang dari rute yang direncanakan dan menghilang sekitar 200 mil laut barat laut Pulau Penang, Malaysia. Milne percaya pesawat itu mungkin jatuh di atas Kamboja yang terletak di timur laut Malaysia, di antara Thailand dan Vietnam. Dugaan ini muncul setelah beberapa bukti menunjukkan pesawat yang hilang itu terakhir kali di-ping ke seluruh negeri tetapi informasi itu awalnya diabaikan.

    “Kontak Pentagon saya pada dasarnya memerintahkan saya untuk mendapatkan tim pengintaian rahasia di lapangan sesegera mungkin. Dua tim akhirnya dibentuk oleh kru pengintai rahasia terbaik yang pernah saya tangani yang setelah berbulan-bulan perencanaan pergi ke hutan Kamboja Senin lalu dan menetapkan lokasi kecelakaan hampir tidak mungkin untuk dicapai dengan berjalan kaki dan kemudian dikirim dengan drone pengintai. untuk mengkonfirmasi keadaan lokasi kecelakaan yang sekarang telah sepenuhnya ditumbuhi vegetasi hutan. Artinya, satu-satunya cara seseorang mencapai lokasi itu sekarang adalah dengan helikopter pengintai. Itu sedang dikerjakan sekarang,” ujarnya.

    “Saya ingat bahwa sinyal terakhir yang sebenarnya diterima dari MH370 ke Kontrol Operasi Malaysia sebenarnya dari Kamboja tetapi secara keliru diabaikan karena dugaan data Samudera Hindia Selatan Inmarsat dianggap lebih dapat diandalkan yang kita semua tahu sekarang bagaimana misi pencarian MH370 berakhir. dalam kegagalan total,” sambungnya.

    Meski muncul berbagai teori, keberadaannya MH370 masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Apa yang terjadi pada Boeing 777-200ER dan 239 orang di dalamnya tidak diketahui.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)