kab/kota: Canberra

  • Pembangunan IKN dan Celah Besar yang Terabaikan: Faktor Migrasi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        8 April 2025

    Pembangunan IKN dan Celah Besar yang Terabaikan: Faktor Migrasi Nasional 8 April 2025

    Pembangunan IKN dan Celah Besar yang Terabaikan: Faktor Migrasi
    PNS Tubel
    SELAIN
    fokus pada pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (
    IKN
    ), pemerintah juga harus menyusun strategi bagaimana mendorong orang untuk mau tinggal di sana.
    Tanpa dukungan pasokan tenaga kerja dan populasi yang memadai, IKN bisa menjadi kota mati. IKN terancam hanya menjadi pusat administrasi semata, bukan motor penggerak transformasi ekonomi sebagaimana yang dicita-citakan pemerintah.
    Sayangnya, kepercayaan publik terhadap prospek masa depan IKN sejauh ini masih cenderung skeptis.
    Survei Indonesia Political Opinion (IPO) dan ISEAS–Yusof Ishak Institute pada 2022 menunjukkan bahwa meskipun
    public awareness
    terhadap IKN cukup tinggi, banyak yang masih meragukan kesuksesan IKN dan mempertanyakan kelayakan ekonomi, dampak sosial, dan ketahanan jangka panjang proyek tersebut.
    Keraguan itu diperkuat survei Kurious–Katadata Insight Center pada 2023 yang mencatat 51,8 persen responden pesimistis IKN akan siap huni sesuai jadwal yang ditetapkan pemerintah.
    Situasi semakin parah setelah Kepala dan Wakil Kepala Otorita IKN yang saat itu dijabat Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, secara mendadak mengundurkan diri pada Juni 2024.
    Kejadian ini menambah deretan pertanyaan publik terkait kepemimpinan dan arah kebijakan proyek IKN ke depan.
    Keraguan publik terhadap IKN bukan tanpa dasar. Di berbagai negara, proyek pembangunan ibu kota baru kerap berujung pada kegagalan menarik
    migrasi
    penduduk, meskipun telah digelontorkan anggaran besar.
    Naypyidaw di Myanmar, misalnya, masih sepi penduduk sejak ditetapkan sebagai ibu kota pada 2005. Jalan-jalan lebarnya jarang dilalui, gedung-gedung megah tampak kosong, sementara banyak pegawai pemerintah memilih tetap tinggal di Yangon.
    Putrajaya di Malaysia menghadapi tantangan serupa—pembangunan ambisius tidak diiringi dengan minat warga untuk menetap.
    Sementara itu, Canberra di Australia, meski telah berfungsi penuh sebagai ibu kota, membutuhkan waktu puluhan tahun untuk benar-benar diterima secara luas oleh masyarakat.
    The lesson is clear
    : pembangunan infrastruktur fisik saja tidak cukup untuk menarik migrasi penduduk. Pemerintah harus bisa memahami apa yang mendorong orang untuk pindah dan apa yang bisa membuat mereka bertahan.
    Teori-teori migrasi klasik menyatakan bahwa orang cenderung berpindah dalam jarak yang relatif pendek. Perpindahan ini umumnya dipengaruhi kombinasi faktor “push” dan “pull”.
    Faktor “push” mencakup kemiskinan, keterbatasan fasilitas, serta kondisi keamanan yang buruk.
    Sementara itu, ketersediaan lapangan pekerjaan dan akses terhadap hunian yang layak menjadi daya tarik utama atau faktor “pull” bagi para migran.
    Berbagai pendekatan model kotemporer beranggapan bahwa ada faktor-faktor lain yang memengaruhi migrasi selain rasionalitas ekonomi individu.
    Keputusan migrasi seringkali diambil secara kolektif oleh rumah tangga atau komunitas, bukan hanya oleh individu.
    Jaringan sosial, kualitas pemerintahan,
    institutional trust
    , dan aspirasi individu juga memainkan peranan penting dalam keputusan untuk berpindah.
    Migran tidak semata-mata mencari keuntungan ekonomi. Mereka juga mencari stabilitas, rasa memiliki, dan menjadi bagian dari komunitas.
    Sejumlah studi tentang migrasi di Indonesia turut mendukung pandangan tersebut. Studi oleh Hakim, Nachrowi, dan Wisana (2022) menekankan pentingnya fasilitas umum (
    public amenities
    ) dalam menentukan pola migrasi.
    Banyak orang lebih memilih pindah ke wilayah dengan layanan sosial yang memadai, meskipun insentif ekonominya relatif lebih kecil.
    Sementara itu, Pardede, McCann, dan Venhorst (2020) menegaskan bahwa infrastruktur fisik saja tidak cukup. Kepercayaan terhadap institusi dan stabilitas wilayah menjadi prasyarat penting untuk mendorong pertumbuhan populasi secara berkelanjutan.
    Berbagai faktor yang memengaruhi migrasi tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk merumuskan strategi agar IKN tumbuh menjadi kota yang diminati dan dihuni oleh masyarakat luas.
    Langkah pertama adalah meningkatkan aksesibilitas. Letak IKN yang cukup jauh dari pusat ekonomi dan sosial di Pulau Jawa menjadikan konektivitas sebagai faktor kunci.
    Pemerintah perlu memastikan ketersediaan transportasi jalur udara yang terjangkau, berfrekuensi tinggi, dan terintegrasi sejak tahap awal pengembangan.
    Kedua, pembangunan infrastruktur sosial.
    Migrasi
    kerap dipengaruhi faktor kedekatan sosial. Banyak orang pindah jika ada keluarga atau rekan yang turut serta.
    Karena itu, pemerintah perlu mendorong perpindahan secara kolektif, memfasilitasi relokasi keluarga dan kelompok, serta membangun ekosistem sosial seperti komunitas, tempat ibadah dan ruang interaksi warga.
    Selanjutnya, insentif relokasi harus dirancang secara jelas dan menyeluruh. Bukan hanya ditujukan bagi aparatur sipil negara, tetapi juga mencakup pekerja swasta, pelaku usaha dan kalangan profesional.
    Kelompok inilah yang akan menjadi fondasi awal pembentukan ekosistem dan ekonomi di IKN.
    Fasilitas publik seperti sekolah, rumah sakit, dan transportasi umum harus tersedia dan berfungsi dengan baik.
    Berbagai layanan dasar sudah harus operasional dan fungsional sejak hari pertama relokasi, tidak hanya menjadi janji atau rencana jangka panjang.
    Yang paling krusial adalah memulihkan kepercayaan publik. Sebagian masyarakat masih melihat IKN sebagai proyek politik yang masih belum jelas keberlanjutannya.
    Untuk itu, pemerintah perlu menyusun strategi komunikasi yang solid dan terbuka. Bukan sekadar menyampaikan janji, tetapi juga menyuguhkan informasi rutin dan faktual tentang kemajuan pembangunan serta arah kebijakan secara konsisten.
    Jika berbagai aspek ini diabaikan, IKN berisiko menjadi kota megah yang dibangun dengan biaya tinggi, tapi sepi.
    Sebuah proyek ambisius yang hanya akan menjadi simbol tanpa fungsi, membebani anggaran negara tanpa memberi kontribusi nyata bagi perekonomian nasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kabar Menegangkan Terbaru Taiwan vs China

    Kabar Menegangkan Terbaru Taiwan vs China

    Taipei

    Hubungan Taiwan dan China masih menegang. Terbaru, Taiwan mendeteksi 11 balon udara China mendekati pulaunya.

    Sebagaimana diketahui, hubungan kedua negara ini memang sudah lama menegang. Bahkan, sesekali keduanya melakukan manuver-manuver.

    Tercatat Taiwan pernah mengerahkan pasukan pada hari Rabu (26/2/2025) setelah China mengumumkan latihan militer di wilayah lepas pantai pulau tersebut. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Taiwan, yang mengecam latihan perang China itu sebagai berbahaya.

    Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, China mengerahkan 32 pesawat di sekitar Taiwan sebagai bagian dari latihan tempur gabungan dan mengumumkan “latihan tembak langsung” di daerah sekitar 40 mil laut (74 kilometer) di lepas pantai selatan Taiwan.

    Militer Taiwan pun merespons dengan mengerahkan pasukan laut, udara, dan darat untuk “memantau, memberi peringatan, dan merespons dengan tepat”, kata pernyataan kementerian tersebut, dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/2/2025).

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Bagaimana hubungan kedua negara ini? Baca halaman selanjutnya.

    China Langgar Norma Internasional

    Foto: Taiwan pamer kekuatan (AP/Chiang Ying-ying)

    Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat China “secara terang-terangan melanggar norma internasional dengan secara sepihak menetapkan zona latihan 40 NM di lepas pantai Kaohsiung dan Pingtung, dengan mengklaim melakukan latihan tembak langsung tanpa peringatan sebelumnya,” kata kementerian Taiwan tersebut.

    “Tindakan ini tidak hanya menyebabkan tingkat bahaya yang tinggi terhadap keselamatan penerbangan dan kapal internasional di laut, tetapi juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap keamanan dan stabilitas regional,” imbuh kementerian.

    China telah meningkatkan pengerahan jet tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk menekankan klaim kedaulatannya atas pulau itu — yang ditolak Taipei.

    Sebelumnya, puluhan penerbangan komersial terpaksa dialihkan ketika kapal-kapal perang China secara tak terduga menggelar latihan tembak di lepas pantai Australia bagian timur pekan lalu. Canberra mengeluhkan langkah Beijing yang tidak memberikan peringatan lebih awal kepada pihaknya soal latihan tembak itu.

    Taiwan Deteksi 11 Balon Udara China

    Foto: Pesawat China dikerahkan ke dekat wilayah Taiwan (Handout Taiwan’s Defence Ministry/AFP/File)

    Otoritas Taiwan mendeteksi 11 balon udara China di dekat pulau itu dalam kurun waktu 24 jam.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (7/3/2025), Kementerian Pertahanan Taiwan dalam laporan hariannya mengatakan, balon-balon udara itu terlihat bersama dengan lima pesawat dan enam kapal perang China dalam kurun waktu 24 jam hingga pukul 6:00 pagi, Jumat (7/3) waktu setempat.

    Itu adalah jumlah balon tertinggi yang tercatat, menurut penghitungan AFP dari data yang berasal dari Desember 2023.

    China bersikeras bahwa Taiwan yang demokratis adalah bagian dari wilayahnya. China telah mengancam akan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

    Beijing telah meningkatkan pengerahan jet tempur dan kapal angkatan laut di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk menekankan klaim kedaulatannya, yang ditolak Taipei.

    Lonjakan balon terbang terjadi setelah Taiwan mencatat 45 pesawat China di dekat pulau itu dalam kurun waktu 24 jam minggu lalu, yang merupakan jumlah tertinggi tahun ini.

    Pada minggu yang sama, Taipei juga mengecam China karena mengadakan latihan “tembakan langsung” di lepas pantai selatan pulau itu.

    Beijing merespons kecaman itu dengan menuduh Taiwan hanya melebih-lebihkan atas apa yang disebutnya “pelatihan rutin”.

    Halaman 2 dari 3

    (rdp/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Latihan Perangnya Bikin 49 Penerbangan Dialihkan, China Ogah Minta Maaf

    Latihan Perangnya Bikin 49 Penerbangan Dialihkan, China Ogah Minta Maaf

    Canberra

    Duta Besar China untuk Australia, Xiao Qian, mengatakan negaranya tidak memiliki alasan untuk meminta maaf atas latihan militer yang digelar di perairan internasional dekat wilayah Australia dan Selandia Baru pekan lalu.

    Sedikitnya 49 penerbangan Australia terpaksa dialihkan akibat latihan militer yang melibatkan kapal-kapal perang Beijing tersebut.

    Baik Australia maupun Selandia Baru telah menyampaikan kekhawatirannya kepada China mengenai latihan tembak yang jarang terjadi di area Laut Tasman pekan lalu. Kedua negara itu sama-sama mengatakan pihaknya tidak menerima pemberitahuan yang memadai dari Angkatan Laut Beijing soal latihan tembak itu.

    Dubes Xiao, seperti dilansir Reuters, Jumat (28/2/2025), mengatakan Angkatan Laut China melakukan latihan yang mematuhi hukum internasional dan telah memberikan pemberitahuan terlebih dahulu sesuai dengan praktik internasional.

    “Saya tidak melihat ada alasan mengapa pihak China harus menyesali hal itu, atau bahkan berpikir untuk meminta maaf atas hal tersebut,” ucap Dubes Xiao dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional ABC.

    “Setiap negara memiliki praktik yang berbeda dan berdasarkan sifat latihan, ukuran latihan, dan ruang lingkup latihan, menurut pandangan saya, saran sertifikasi Angkatan Laut China sudah tepat,” sebutnya.

    Ditambahkan oleh Dubes Xiao bahwa latihan militer China itu tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadap Australia, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesarnya. Dia mengatakan bahwa Canberra seharusnya memperkirakan akan ada lebih banyak kapal China yang berlayar di wilayah itu di masa depan.

    “Sebagai kekuatan besar di kawasan ini, sebagai negara yang memiliki begitu banyak hal yang harus dijaga, wajar jika China mengirimkan kapal-kapal mereka ke berbagai wilayah di kawasan ini untuk melakukan berbagai macam aktivitas,” ucapnya kepada ABC.

    Tonton juga Video: Tegang! Kapal Perang China ‘Potong Laju’ Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan

    Tiga kapal perang China, terdiri atas sebuah kapal fregat, kapal penjelajah, dan kapal pengisian ulang pasokan, menggelar serangkaian latihan angkatan laut, pada Jumat (21/2) dan Sabtu (22/2), tepat di bawah jalur penerbangan sibuk yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru.

    Laporan Angkatan Bersenjata Selandia Baru menyebut kapal-kapal perang yang membentuk kelompok tugas Angkatan Laut Beijing itu melanjutkan perjalanan ke arah barat melintasi Great Australian Bright.

    Badan keselamatan penerbangan Australia mengatakan pihaknya pertama kali mengetahui latihan militer China itu ketika salah satu penerbangan komersial menerima broadcast dari kapal perang Beijing pada Jumat (21/2) pagi. Disebutkan bahwa peringatan dari Beijing itu disiarkan pada frekuensi yang dipantau oleh pilot-pilot komersial, tapi bukan oleh operator pengawas lalu lintas udara Australia.

    Disebutkan juga oleh Canberra bahwa sedikitnya 49 penerbangan komersial terpaksa dialihkan di sekitar zona yang menjadi lokasi latihan tembak kapal-kapal perang China itu, setelah bisa dipastikan bahwa peringatan itu sah.

    Tonton juga Video: Tegang! Kapal Perang China ‘Potong Laju’ Kapal Penghancur AS di Selat Taiwan

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • ‘Kepungan’ Jet Tempur dan China Vs Taiwan yang Tak Pernah Akur

    ‘Kepungan’ Jet Tempur dan China Vs Taiwan yang Tak Pernah Akur

    Taipei

    Republik Rakyat China (RRC) ingin merengkuh Taiwan, wilayah yang tidak pernah akur dengannya. Jet-jet tempur dikerahkan. Taiwan kemudian siaga. Begini dinamika dua hari terakhir.

    Dilansir AFP, Rabu (26/2) kemarin, China mengerahkan 32 pesawat di sekitar Taiwan sebagai bagian dari latihan tempur gabungan dan mengumumkan ‘latihan tembak langsung’ di daerah sekitar 40 mil laut (74 km) di lepas pantai selatan Taiwan.

    Taiwan kemudian merespons dengan pengerahan pasukan di hari itu. Pasukan laut, udara, dan darat “memantau, memberi peringatan, dan merespons dengan tepat.” Demikian instruksi dari Kementerian Pertahanan Taiwan.

    Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat China “secara terang-terangan melanggar norma internasional dengan secara sepihak menetapkan zona latihan 40 NM di lepas pantai Kaohsiung dan Pingtung, dengan mengklaim melakukan latihan tembak langsung tanpa peringatan sebelumnya,” kata kementerian Taiwan tersebut.

    “Tindakan ini tidak hanya menyebabkan tingkat bahaya yang tinggi terhadap keselamatan penerbangan dan kapal internasional di laut, tetapi juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap keamanan dan stabilitas regional,” imbuh kementerian.

    China telah meningkatkan pengerahan jet tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk menekankan klaim kedaulatannya atas pulau itu — yang ditolak Taipei.

    China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan telah mengancam akan menggunakan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

    Halaman selanjutnya, 45 pesawat militer China kepung Taiwan:

    Jet Tempur China Kepung Taiwan

    Bendera Taiwan (Dok. Istimewa)

    Masih dikabarkan AFP, perkembangan terbaru menunjukkan eskalasi. Kamis (27/2/2025) tadi pagi, Taiwan mendeteksi ada 45 pesawat militer China terbang mendekat.

    Itu adalah jumlah jet tempur China tertinggi di tahun ini. Selain itu, ada pula 14 kapal perang China yang terlihat di dekat Taiwan.

    Pekan lalu, pesawat komersial terdampak

    Sebelumnya, puluhan penerbangan komersial terpaksa dialihkan ketika kapal-kapal perang China secara tak terduga menggelar latihan tembak di lepas pantai Australia bagian timur pekan lalu. Canberra mengeluhkan langkah Beijing yang tidak memberikan peringatan lebih awal kepada pihaknya soal latihan tembak itu.

    Tiga kapal perang China menggelar serangkaian latihan angkatan laut, pada Jumat (21/2) dan Sabtu (22/2) waktu setempat, tepat di bawah jalur penerbangan sibuk yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru.

    Badan keselamatan penerbangan Australia, seperti dilansir AFP, Selasa (25/2/2025), mengatakan pihaknya pertama kali mengetahui latihan militer China itu ketika salah satu penerbangan komersial menerima broadcast dari kapal-kapal perang Beijing pada Jumat (21/2) pagi waktu setempat.

    “Pada saat itu, kami tidak mengetahui apakah itu hanya hoaks atau nyata,” ucap wakil kepala eksekutif Air Services Australia, Peter Curran, dalam rapat dengan pemerintah pada Senin (24/2) malam.

    Curran mengungkapkan bahwa peringatan dari China disiarkan pada frekuensi yang dipantau oleh pilot-pilot komersial, tapi bukan oleh operator pengawas lalu lintas udara Australia.

    “Itu adalah frekuensi yang dijaga secara internasional. Pengawas lalu lintas udara tidak memonitor frekuensi tersebut, tetapi para pilot memantaunya. Jadi kami tidak bisa mendengar apa yang dikatakan,” ujar Curran dalam pernyataannya.

    Disebutkan juga oleh Curran bahwa sedikitnya 49 penerbangan komersial terpaksa dialihkan di sekitar zona yang menjadi lokasi latihan tembak kapal-kapal perang China itu, setelah bisa dipastikan bahwa peringatan itu sah.

    “Beberapa di antaranya adalah pesawat yang berada di udara pada saat kami pertama kali menyadarinya,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (dnu/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tegang! China Latihan Perang, Taiwan Kerahkan Pasukan

    Tegang! China Latihan Perang, Taiwan Kerahkan Pasukan

    Jakarta

    Taiwan mengerahkan pasukan pada hari Rabu (26/2) setelah China mengumumkan latihan militer di wilayah lepas pantai pulau tersebut. Demikian disampaikan Kementerian Pertahanan Taiwan, yang mengecam latihan perang China itu sebagai berbahaya.

    Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, China mengerahkan 32 pesawat di sekitar Taiwan sebagai bagian dari latihan tempur gabungan dan mengumumkan “latihan tembak langsung” di daerah sekitar 40 mil laut (74 kilometer) di lepas pantai selatan Taiwan.

    Militer Taiwan pun merespons dengan mengerahkan pasukan laut, udara, dan darat untuk “memantau, memberi peringatan, dan merespons dengan tepat”, kata pernyataan kementerian tersebut, dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/2/2025).

    Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat China “secara terang-terangan melanggar norma internasional dengan secara sepihak menetapkan zona latihan 40 NM di lepas pantai Kaohsiung dan Pingtung, dengan mengklaim melakukan latihan tembak langsung tanpa peringatan sebelumnya,” kata kementerian Taiwan tersebut.

    “Tindakan ini tidak hanya menyebabkan tingkat bahaya yang tinggi terhadap keselamatan penerbangan dan kapal internasional di laut, tetapi juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap keamanan dan stabilitas regional,” imbuh kementerian.

    China telah meningkatkan pengerahan jet tempur dan kapal perang di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir untuk menekankan klaim kedaulatannya atas pulau itu — yang ditolak Taipei.

    Sebelumnya, puluhan penerbangan komersial terpaksa dialihkan ketika kapal-kapal perang China secara tak terduga menggelar latihan tembak di lepas pantai Australia bagian timur pekan lalu. Canberra mengeluhkan langkah Beijing yang tidak memberikan peringatan lebih awal kepada pihaknya soal latihan tembak itu.

    Tiga kapal perang China menggelar serangkaian latihan angkatan laut, pada Jumat (21/2) dan Sabtu (22/2) waktu setempat, tepat di bawah jalur penerbangan sibuk yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru.

    Badan keselamatan penerbangan Australia, seperti dilansir AFP, Selasa (25/2/2025), mengatakan pihaknya pertama kali mengetahui latihan militer China itu ketika salah satu penerbangan komersial menerima broadcast dari kapal-kapal perang Beijing pada Jumat (21/2) pagi waktu setempat.

    “Pada saat itu, kami tidak mengetahui apakah itu hanya hoaks atau nyata,” ucap wakil kepala eksekutif Air Services Australia, Peter Curran, dalam rapat dengan pemerintah pada Senin (24/2) malam.

    Curran mengungkapkan bahwa peringatan dari China disiarkan pada frekuensi yang dipantau oleh pilot-pilot komersial, tapi bukan oleh operator pengawas lalu lintas udara Australia.

    “Itu adalah frekuensi yang dijaga secara internasional. Pengawas lalu lintas udara tidak memonitor frekuensi tersebut, tetapi para pilot memantaunya. Jadi kami tidak bisa mendengar apa yang dikatakan,” ujar Curran dalam pernyataannya.

    Disebutkan juga oleh Curran bahwa sedikitnya 49 penerbangan komersial terpaksa dialihkan di sekitar zona yang menjadi lokasi latihan tembak kapal-kapal perang China itu, setelah bisa dipastikan bahwa peringatan itu sah.

    “Beberapa di antaranya adalah pesawat yang berada di udara pada saat kami pertama kali menyadarinya,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • China Latihan Militer Dadakan, Puluhan Penerbangan Australia Dialihkan

    China Latihan Militer Dadakan, Puluhan Penerbangan Australia Dialihkan

    Canberra

    Puluhan penerbangan komersial terpaksa dialihkan ketika kapal-kapal perang China secara tak terduga menggelar latihan tembak di lepas pantai Australia bagian timur pekan lalu. Canberra mengeluhkan langkah Beijing yang tidak memberikan peringatan lebih awal kepada pihaknya soal latihan tembak itu.

    Tiga kapal perang China menggelar serangkaian latihan angkatan laut, pada Jumat (21/2) dan Sabtu (22/2) waktu setempat, tepat di bawah jalur penerbangan sibuk yang menghubungkan Australia dan Selandia Baru.

    Badan keselamatan penerbangan Australia, seperti dilansir AFP, Selasa (25/2/2025), mengatakan pihaknya pertama kali mengetahui latihan militer China itu ketika salah satu penerbangan komersial menerima broadcast dari kapal-kapal perang Beijing pada Jumat (21/2) pagi waktu setempat.

    “Pada saat itu, kami tidak mengetahui apakah itu hanya hoaks atau nyata,” ucap wakil kepala eksekutif Air Services Australia, Peter Curran, dalam rapat dengan pemerintah pada Senin (24/2) malam.

    Curran mengungkapkan bahwa peringatan dari China disiarkan pada frekuensi yang dipantau oleh pilot-pilot komersial, tapi bukan oleh operator pengawas lalu lintas udara Australia.

    “Itu adalah frekuensi yang dijaga secara internasional. Pengawas lalu lintas udara tidak memonitor frekuensi tersebut, tetapi para pilot memantaunya. Jadi kami tidak bisa mendengar apa yang dikatakan,” ujar Curran dalam pernyataannya.

    Disebutkan juga oleh Curran bahwa sedikitnya 49 penerbangan komersial terpaksa dialihkan di sekitar zona yang menjadi lokasi latihan tembak kapal-kapal perang China itu, setelah bisa dipastikan bahwa peringatan itu sah.

    “Beberapa di antaranya adalah pesawat yang berada di udara pada saat kami pertama kali menyadarinya,” sebutnya.

    Australia menyebut latihan tembak kapal-kapal perang China itu berlangsung di perairan internasional, dan mengakui tindakan itu mematuhi hukum internasional. Namun Canberra mengkritik Beijing karena menggelar latihan tembak itu tanpa peringatan yang pantas.

    Otoritas China membela langkahnya sebagai tindakan yang “aman, sesuai standar, dan profesional”.

    Australia dan sekutu dekatnya, Selandia Baru, telah memantau keberadaan kapal-kapal perang China itu — kapal fregat, kapal penjelajah dan kapal tanker pasokan — sejak kapal-kapal itu terdeteksi di lepas pantai Australia pekan lalu.

    Disebutkan pasukan pertahanan Selandia Baru bahwa kapal-kapal perang Beijing itu berada di perairan berjarak 218 mil laut di sebelah timur negara bagian Tasmania, Australia, pada Selasa (25/2) pagi.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Latihan Perangnya Bikin 49 Penerbangan Dialihkan, China Ogah Minta Maaf

    Latihan Tembak Kapal Perang China Bikin Australia Khawatir

    Canberra

    Pemerintah Australia menyatakan kekhawatiran atas latihan tembak langsung yang dilakukan tiga kapal perang China di lepas pantai timur negara tersebut. Canberra akan menyampaikan kekhawatiran ini kepada otoritas Beijing.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Penny Wong, seperti dilansir AFP, Jumat (21/2/2025), mengatakan dirinya mengkhawatirkan kurangnya transparansi seputar “latihan tembak langsung” tersebut dan akan menyampaikan “kekhawatirannya” kepada China.

    “Kami akan mendiskusikan hal ini dengan China,” ucap Wong saat berbicara kepada stasiun televisi nasional ABC dari Johannesburg, Afrika Selatan, tempatnya menghadiri pertemuan G20.

    Latihan tembak yang dilakukan kapal-kapal perang China itu memicu peringatan dari badan keselamatan udara Australia, sehingga memaksa sejumlah penerbangan komersial mengubah jalurnya.

    “Sebagai tindakan pencegahan, kami telah memberikan saran kepada maskapai-maskapai penerbangan yang merencanakan penerbangan di wilayah tersebut,” demikian pernyataan lembaga pemerintah Airservices Australia.

    “Kami juga bekerja sama untuk mengkoordinasikan saran kepada para operator dan para pilot,” imbuh pernyataan itu.

    Departemen Pertahanan Australia telah memantau kapal-kapal Angkatan Laut China — sebuah kapal fregat, sebuah kapal penjelajah, dan sebuah kapal tanker pasokan — sejak mendeteksinya di perairan internasional pekan lalu.

    Meskipun kapal-kapal perang China itu berlayar di perairan internasional, para pejabat Canberra menggambarkan kehadiran mereka sebagai hal yang “tidak biasa”.

    Kapal-kapal itu dilaporkan berlayar dalam jarak sekitar 280 kilometer dari daratan utama Australia pada awal pekan ini.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • PM Australia Kutuk Serangan terhadap 2 Wanita Muslim di Melbourne

    PM Australia Kutuk Serangan terhadap 2 Wanita Muslim di Melbourne

    Canberra

    Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim di sebuah pusat perbelanjaan di Melbourne, yang disebutnya “tercela”. Albanese menolak kritikan yang menyebut Islamofobia diperlakukan kurang serius dibandingkan anti-Semitisme di Australia.

    Komunitas Muslim di negara tersebut, seperti dilansir AFP, Rabu (19/2/2025), menyebut insiden penyerangan dua wanita Muslim yang terjadi pada 13 Februari lalu di Melbourne, menjadi contoh kurangnya respons pemerintah Australia terhadap ancaman yang dialami warga Muslim.

    Saat ditanya apakah pemerintah akan memberikan reaksi lebih cepat jika insiden penyerangan itu bersifat anti-Semitisme, Albanese mengatakan kepada wartawan bahwa serangan terhadap siapa pun karena keyakinan mereka adalah hal yang “tercela”.

    “Saya menanggapi semua serangan terhadap orang-orang atas dasar keyakinan mereka dengan serius, dan mereka semua harus menghadapi penegakan hukuman sepenuhnya,” tegas Albanese dalam pernyataannya.

    Albaense menghadapi kritikan pada awal pekan ini karena tidak segera mengutuk serangan terhadap dua wanita Muslim itu.

    Para pemimpin Australia diketahui vokal dalam mengecam rentetan insiden anti-Semitisme yang terjadi beberapa bulan terakhir, di mana para pelaku membakar pusat penitipan anak di Sydney, melemparkan molotov ke sebuah sinagoge di Melbpurne, dan mencoret-coret grafiti anti-Semitisme di area warga Yahudi.

    Namun pada Senin (17/2) waktu setempat, Federasi Dewan Islam Australia menyatakan kekhawatiran mereka atas tren serangan terhadap warga Muslim. Presiden federasi itu, Rateb Jneid, menyebut respons terhadap serangan semacam itu “masih sangat tidak mencukupi”.

    “Jika dibandingkan dengan perhatian yang cepat dan signifikan yang diberikan kepada insiden yang tidak terlalu parah yang berdampak pada komunitas lainnya, kesenjangan dalam respons tidak hanya terlihat jelas tetapi juga tidak dapat diterima,” sebut Jneid.

    Utusan anti-Islamofobia di Australia, Aftab Malik, menyerukan agar para pemimpin Australia mengutuk serangan terhadap warga Muslim dan berinvestasi dalam membuat umat Muslim merasa aman di negara itu.

    “Segala bentuk kebencian harus dihentikan,” cetusnya saat berbicara kepada stasiun televisi ABC.

    Kepolisian negara bagian Victoria mengatakan pada Rabu (19/2) bahwa seorang tersangka wanita akan hadir di Pengadilan Melbourne atas dugaan penyerangan tersebut.

    Dua wanita Muslim yang menjadi korban — berusia 26 tahun dan 30 tahun — dilaporkan mengalami luka-luka yang tidak mengancam nyawa mereka.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kemenkes Dorong Kolaborasi dalam Transformasi Layanan Kesehatan

    Kemenkes Dorong Kolaborasi dalam Transformasi Layanan Kesehatan

    Bali, Beritasatu.com – Perkembangan teknologi di bidang kesehatan akan membawa perubahan signifikan bagi peningkatan layanan kesehatan di Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam melakukan transformasi layanan kesehatan.

    “Transformasi layanan kesehatan di Indonesia mencakup pendidikan, pengajaran, dan penelitian. Kita tidak hanya bisa berpikir di permukaan, tetapi kita juga harus berpikir tentang pendidikan, pengajaran, dan penelitian. Semua itu harus kita lakukan dalam transformasi rumah sakit,” kata Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes, Sunarto  dalam diskusi Global Health Indonesia Summit, Conference & Awards, Minggu (16/2/2025).

    Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kesehatan. “Kolaborasi antara rumah sakit Internasional dan Indonesia  penting untuk meningkatkan industri kesehatan serta perjalanan pasien,” tambahnya.

    Dalam upaya ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengunjungi Canberra, Australia pada pekan lalu guna memperkuat kerja sama kesehatan antara kedua negara. Kerja sama dikhususkan dalam pengembangan tenaga medis, penelitian inovatif, serta standardisasi layanan kesehatan.

    “Kita ingin membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh, berbasis riset, dan didukung teknologi mutakhir. Melalui kerja sama dengan Australia, kita memperkuat kapasitas tenaga medis dan membuka akses bagi inovasi kesehatan yang akan berdampak langsung bagi masyarakat Indonesia,” kata Budi dilansir dari Antara.

    Lebih lanjut Presiden Direktur & Founder JMM Consulting, Nurhadi Yudiyantho mengatakan peluncuran Global Health Indonesia tahun lalu merupakan langkah strategis dalam memperkuat industri kesehatan nasional di tingkat regional. 

    “Industri kesehatan Indonesia harus meningkat. Kolaborasi berbagai pihak serta adopsi teknologi terkini akan memperkuat ekosistem dan layanan kesehatan Indonesia,” katanya.

  • Pemimpin Oposisi Australia Sebut Rencana AS Ambil Alih Gaza Taktik Negosiasi    
        Pemimpin Oposisi Australia Sebut Rencana AS Ambil Alih Gaza Taktik Negosiasi

    Pemimpin Oposisi Australia Sebut Rencana AS Ambil Alih Gaza Taktik Negosiasi Pemimpin Oposisi Australia Sebut Rencana AS Ambil Alih Gaza Taktik Negosiasi

    Canberra

    Pemimpin oposisi Australia, Peter Dutton, menilai rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza hanyalah “taktik negosiasi”. Dutton memuji Trump sebagai “pemikir besar” dan “pembuat kesepakatan” ulung.

    Pernyataan Dutton ini disampaikan saat Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, menolak untuk berkomentar langsung terhadap rencana kontroversial Trump, dan hanya menegaskan kembali soal komitmen Canberra untuk solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina.

    Dutton yang mantan Menteri Pertahanan dan mantan Menteri Dalam Negeri Australia ini, dalam wawancara dengan radio 2GB seperti dilansir The Guardian, Kamis (6/2/2025), tidak secara tegas menentang pernyataan kontroversial Trump, dan justru terkesan mendukung pernyataan itu.

    Dia menyebut pernyataan Trump yang menghasut itu bisa menjadi taktik negosiasi untuk membuat negara-negara lainnya di kawasan Timur Tengah untuk “mengambil tindakan” dan membantu membangun kembali Jalur Gaza yang hancur akibat pengeboman Israel.

    “Dia ingin negara-negara lainnya di kawasan itu mengambil tindakan dan mengambil tanggung jawab, seperti yang dia lakukan dengan NATO di Eropa,” kata Dutton dalam pernyataannya.

    “Dia seorang pemikir besar dan pembuat kesepakatan. Dia tidak menjadi Presiden Amerika Serikat untuk kedua kalinya hanya karena dia lihai. Anda telah melihatnya dalam kehidupan bisnisnya, dan seni membuat kesepakatan sangat penting baginya,” sebutnya memuji Trump.

    “Saya pikir ada keinginan untuk perdamaian di sini dari setiap orang yang berakal sehat, dan mudah-mudahan hal itu dapat tercapai,” ucapnya.

    Menurut Dutton, pernyataan Trump itu membawa “keseriusan” di panggung internasional.

    Dia juga mengatakan bahwa “sangat masuk akal jika Trump mencoba memanfaatkan negara-negara tetangga” di kawasan Timur Tengah untuk berkontribusi pada upaya rekonstruksi Gaza.

    “Orang-orang yang menolak Presiden Trump dan mengatakan bahwa dia tidak serius, atau komentar menghina apa pun yang ingin mereka katakan, menurut saya hal itu bertentangan dengan realitas keseriusan yang dibawa Trump ke dalam situasi ini, kekuatan Amerika Serikat yang bekerja sama dengan sekutu seperti Israel dan Yordania dan Mesir dan negara-negara lainnya yang, menurut penilaiannya, harus berkontribusi dalam pembangunan kembali kawasan ini,” kata Dutton.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu