kab/kota: California

  • Lagi-lagi Lukisan Seniman Misterius Banksy Laku dengan Harga Tinggi

    Lagi-lagi Lukisan Seniman Misterius Banksy Laku dengan Harga Tinggi

    Jakarta

    Sebuah lukisan karya seniman jalanan misterius Bansky terjual dengan harga tinggi. Lukisan Bansky terjual lebih dari USD 2 juta.

    Lukisan itu terjual pada pelelangan di Baverl Hills, California, Rabu (29/3). Lukisan itu terjual tepatnya USD 2.032.000.

    Lukisan itu berjudul ‘brace yourself!’ dan menunjukkan Grim Reaper, atau Malaikat Maut, sedang mengendarai mobil. “Brace Yourself!” sebenarnya adalah nama sebuah band Inggris

    Banksy dikenal sebagai pelukis misterius karena tidak pernah tampil secara terbuka ke hadapan publik, sehingga tidak ada yang tahu siapa identitas dia yang sebenarnya.

    Judul Lukisan dari nama Band Inggris

    Judul lukisan ‘brace yourself!’ itu milik band Inggris bernama Exit Through The Gift Shop. Tapi nama itu ingin digunakan Banksy untuk film dokumenternya yang menceritakan kisah Thierry Guetta, seorang Prancis yang tinggal di Los Angeles yang ingin membuat film dokumenter tentang Banksy dan kemudian menjadi terkenal dengan nama Mr. Brainwash.

    Untuk menghindari kebingungan atau masalah hak cipta, Banksy menawarkan band tersebut gambar yang akan dia buat khusus untuk mereka-dengan syarat mereka memilih nama baru. Band itu menyetujui tawaran Banksy dan mengubah nama mereka menjadi “Brace Yourself!”.

    Banksy memenuhi janjinya dan lukisannya yang berjudul ‘Brace Yourself!’ itu lalu dipamerkan di Hard Rock Cafe di London awal bulan ini. Pada pelelangan hari Rabu, eksekutif musik Miguel Garcia Larios membeli dengan harga 2 juta dolar. Pelelangan itu berfokus pada seni jalanan dan seni kontemporer, dan menampilkan 70 karya seni, antara lain karya pelukis Bob Ross dan aktor Jim Carrey.

  • Kompor Listrik Vs Kompor Gas, Lebih Irit Mana?

    Kompor Listrik Vs Kompor Gas, Lebih Irit Mana?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemerintah akan memberikan paket kompor listrik untuk 300 ribu rumah tangga sebagai bagian dari upaya konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik 1.000 watt. Memangnya lebih hemat biaya?

    Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan isi paket tersebut terdiri dari satu kompor listrik, satu alat masak dan satu Miniature Circuit Breaker (MCB) atau penambah daya khusus untuk kompor listrik.

    “Rencananya tahun ini 300 ribu (penerima). Jadi satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dayanya dinaikkan,” ujarnya saat ditemui usai rapat dengan Banggar DPR, Selasa (20/9).

    Rida menuturkan saat ini daya yang bakal dibagikan sebesar 800 watt untuk dua tungku. Namun, ada masukan dari DPR agar dayanya dinaikkan menjadi 1.000 watt.

    “Perencanaan awal, sama-sama dua tungku, awalnya 800 watt, sekarang mau dinaikkan lagi salah satunya 1.000 MW. Jadi biar masaknya lebih kencang (cepat),” kata Rida.

    Kompor gas dan listrik memiliki sejumlah perbedaan yang jelas, salah satunya sumber tenaga. Lantas, manakah yang lebih baik?

    Kompor gas, seperti namanya, terhubung ke saluran gas dan bekerja dengan menyalakan bahan bakar yang mudah terbakar untuk menghasilkan nyala api. 

    Kompor gas lebih disukai oleh koki profesional karena kemampuan untuk memperbesar atau memperkecil ukuran api secara instan memungkinkan kontrol suhu yang lebih cepat dan tepat.

    Sementara itu, kompor listrik dicolokkan ke stop-kontak khusus 220 volt untuk mengakomodasi penarikan daya yang lebih besar. Kompor ini bekerja dengan mengalirkan arus melalui kumparan logam di kompor yang membuat kompor memanas.

    Kompor listrik memanas dan mendingin lebih lambat daripada kompor gas. Hal itu membuat kompor listrik lebih lambat dan lebih sulit untuk mengontrol suhu, seperti dikutip dari Forbes.

    Mirip dengan kompor listrik, kompor induksi menggunakan kumparan magnet di bawah bagian atas keramik dan memungkinkan kontrol suhu yang lebih baik. Bedanya, kompor induksi membutuhkan panci magnet untuk berfungsi.

    Dari segi konsumsi energi, kompor gas disebut lebih irit dibandingkan dengan kompor listrik.

    “Secara umum, kompor listrik lebih murah untuk dibeli daripada kompor gas 15 persen. Kompor bertenaga gas sedikit lebih efisien untuk dijalankan dan dapat menghemat uang Anda dalam jangka panjang untuk tagihan energi Anda,” demikian dikutip dari Forbes.

    Dilansir dari Constellation, dibutuhkan tiga kali lebih banyak energi untuk mengalirkan listrik ke kompor Anda daripada gas. Jadi, menggunakan kompor gas dapat menghemat uang dalam jangka panjang.

    Menurut Komisi Energi California, biaya pengoperasian kompor gas kurang dari setengahnya dibandingkan dengan kompor listrik.

    Sementara itu, mengutip HGTV, 35 persen rumah tangga di AS memasak dengan gas, menurut data dari US Energy Information Administration.

    Selain itu, ada beberapa keunggulan kompor gas seperti kontrol temperatur dan ketahanan yang lebih baik. Hanya saja, kompor gas juga punya sisi negatif yakni tak mudah dibersihkan dan bisa menyebabkan masalah lingkungan.

    Di sisi lain, kompor listrik punya sisi positif yakni mudah dibersihkan dan murah saat pemasangan. Namun kompor listrik punya kekurangan yakni tak akan berfungsi jika tak ada listrik, serta lebih cepat panas. 

    Terlepas dari itu, Forbes menyarankan agar rumah tangga menyesuaikan dengan jaringan yang sudah ada. Berganti jaringan membuat biaya makin mahal. 

    “Pada akhirnya kompor gas atau listrik akan memasak makanan dan merebus air. Saat memilih peralatan untuk rumah Anda, pilihan paling sederhana dan paling efisien selalu sesuaikan dengan pengaturan yang sudah ada di rumah Anda. Jika Anda memiliki sambungan gas, pakai kompor gas. Biaya beralih ke sistem baru hampir selalu menutupi perbedaan harga kompornya,” demikian pernyataan itu.

    (lom/lth)

    [Gambas:Video CNN]

  • Planet Ekstrasurya Akhirnya Tertangkap Webb, Ada Tanda Kehidupan?

    Planet Ekstrasurya Akhirnya Tertangkap Webb, Ada Tanda Kehidupan?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Teleskop antariksa James Webb (JWST) menangkap foto exoplanet alias planet ekstrasurya pertamanya. Bagaimana bisa menangkap objek angkasa yang amat sukar difoto langsung?

    Foto pertama itu diungkap Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Kamis (1/9). Isinya adalah planet di luar tata surya kita yang bernama HIP 65426 b yang ditangkap lewat observasi teleskop inframerah.

    Planet yang disebut masih berusia muda ini memiliki massa enam hingga delapan kali massa Jupiter, planet terbesar di tata surya kita yang berdiameter 142.984 km. Sebagai perbandingan, Jupiter menurut Universe Today mampu menampung 1.300 Bumi.

    Exoplanet gas ini diketahui mengorbit bintang tipe-A yang berukuran sekitar dua kali ukuran Matahari dan berjarak sekitar 349 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Centaurus.

    “Ini adalah momen penting karena berbagai alasan,” ujar Aarynn Carter, penulis utama dan peneliti pascadoktoral di University of California, Santa Cruz, seperti dikutip Live Science.

    “Pertama, ini adalah pertama kalinya kami mencitrakan sebuah planet dengan panjang gelombang lebih dari 5 mikron,” tambahnya.

    Mikron atau mikrometer adalah cara para ilmuwan mengukur panjang gelombang cahaya dalam spektrum elektromagnetik. Cahaya inframerah memiliki panjang gelombang lebih panjang daripada cahaya tampak, hingga 0,75 mikron.

    Tidak seperti teleskop luar angkasa lainnya, JWST dapat mencakup kisaran 0,6 hingga 28 mikrometer. Sebagai perbandingan, Teleskop Luar Angkasa Hubble hanya dapat menangkap cahaya inframerah hingga 2,5 mikron sementara teleskop berbasis darat maksimal pada 2,2 mikron.

    JWST pun memberi astronom pandangan yang jauh lebih luas tentang objek daripada teleskop-teleskop sebelumnya.

    “Kita dapat menutupi rentang panjang gelombang bercahaya dari objek-objek ini dan mendapatkan batasan ketat pada luminositasnya, dan, pada gilirannya, sifat-sifat lain, seperti massa, suhu, dan jari-jari,” kata Carter.

    Sulit diamati

    Para astronom mengamati HIP 65426 b menggunakan tujuh filter yang masing-masing memungkinkan panjang gelombang cahaya inframerah tertentu untuk melewatinya. Hasil yang muncul dari pengamatan ini disebut mengejutkan para peneliti.

    “Teleskop ini lebih sensitif dari yang kami harapkan, tetapi juga sangat stabil,” ujar Carter.

    Carter mengatakan JWST cukup kuat untuk mendeteksi planet ekstrasurya yang lebih kecil daripada yang pernah divisualisasikan sebelumnya.

    “Sebelumnya kami terbatas pada deteksi super-Jupiter, tetapi sekarang kami memiliki potensi untuk memotret objek yang mirip dengan Uranus dan Neptunus untuk target yang tepat,” tuturnya.

    Pencitraan exoplanet secara langsung sulit dilakukan karena planet-planet mudah hilang dalam sorotan bintang. Namun, JWST bisa memblokir cahaya yang menyilaukan menggunakan disk yang disebut koronagraf pada Kamera Inframerah Dekat dan Instrumen Inframerah jarak menengah.

    HIP 65426 b awalnya terdeteksi pada Juli 2017 dalam panjang gelombang cahaya inframerah pendek oleh para ilmuwan menggunakan Very Large Telescope (VLT) milik Observatorium Eropa Selatan di Chili.

    Planet ini kemudian dipilih untuk menguji kepresisian JWST dan untuk mencari cara terbaik melakukan pencitraan langsung planet ekstrasurya dalam cahaya inframerah-menengah.

    “Kami memilih bintang ini karena kami tahu ia memiliki planet mapan yang akan matang untuk pencitraan langsung dan karena itu akan menjadi target pertama yang luar biasa untuk menguji koronagraf JWST,” terang Sasha Hinkley, seorang profesor di Departemen Fisika & Astronomi di University of Exeter dan peneliti utama untuk salah satu dari 13 Program Sains Rilis Awal JWST.

    Dalam temuan terbaru ini, NASA tak memberi informasi apakah planet gas ini memuat peradaban alien, atau setidaknya terkait dengan peradaban alien, atau bisa menunjang kehidupan.

    Lebih lanjut, gambar exoplanet yang ditangkap JWST bukanlah yang pertama dipotret oleh manusia. Sebelumnya, teleskop Hubble sudah beberapa kali memotret gambar exoplanet.

    Meski demikian, temuan ini menjadi langkah baru dalam eksplorasi planet di luar tata surya. “Saya pikir yang paling menarik baru saja akan mulai,” kata Carter, seperti dikutip dari situs NASA.

    “Ada lebih banyak gambar exoplanet yang akan datang yang akan membentuk pemahaman kita secara keseluruhan tentang fisika, kimia, dan pembentukannya. Kami bahkan mungkin menemukan planet yang sebelumnya tidak diketahui juga,” pungkasnya.

    (lom/lth)

  • Daftar Gadget Baru Apple yang Rilis September 2022

    Daftar Gadget Baru Apple yang Rilis September 2022

    Jakarta, CNN Indonesia

    Apple resmi meluncurkan sederet gawai terbarunya pada Apple Event di Teater Steve Jobs, kampus Apple Park di Cupertino, California, AS Kamis (8/9) dini hari. Hanya beberapa produk dari yang dirumorkan akan rilis, benar-benar diluncurkan dalam acara itu.

    Beberapa yang sempat dirumorkan akan rilis adalah Apple Watch 8, iPhone 14, AirPods Pro terbaru, Ipad Pro, hingga MacBook terbaru.

    Namun, produk terbaru yang akhirnya diperkenalkan dan diluncurkan adalah Apple Watch 8, Apple Watch SE, Apple Watch Ultra, Airpods Pro 2, iPhone 14, iPhone 14 Plus, iPhone 14 Pro, dan iPhone 14 Pro Max.

    Apple Watch Ultra menjadi salah satu sorotan dalam gelaran ini karena hadir dengan desain berbeda dan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan Apple Watch sebelumnya. Jam tangan pintar ini juga menawarkan baterai yang lebih besar, yakni hingga 60 jam.

    Sementara itu, Apple Watch 8 hadir dengan fitur pelacakan siklus bulanan terbaru yang sangat berguna untuk perempuan dan fitur crash detection yang dapat memberikan informasi emergency ketika penggunanya mengalami kecelakaan.

    Pada perangkat audio, Apple memperkenalkan Airpods Pro terbaru dengan peningkatan di berbagai fitur, salah satunya fitur noise cancellation yang diklaim dua kali lebih kuat dari sebelumnya.

    AirPods Pro 2 yang diluncurkan Apple dalam acara September 2022. Foto: (Tangkapan layar YouTube Apple)Apple Watch 8, Apple Watch Ultra, dan Apple Watch SE yang diperkenalkan pada September 2022. Foto: (Tangkapan layar YouTube Apple)

    Lebih lanjut, seri iPhone kehadiran anggota baru, yakni iPhone 14 Plus yang datang menggantikan iPhone model mini. iPhone model mini sendiri sempat dihadirkan belakangan ini untuk seri iPhone 12 dan iPhone 13.

    iPhone 14 Plus memiliki layar 6,7 inci yang lebih besar dari iPhone 14 biasa yang hanya mengusung layar 6,1 inci. Keduanya masih dibekali chipset A15 yang dimiliki perangkat iPhone generasi sebelumnya.

    Selain itu, desain kedua ponsel ini juga tak jauh berbeda dengan iPhone generasi sebelumnya. Modul kamera yang tahun lalu diubah, kini tampak tak bergeser.

    Model iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max hadir dengan membawa mesin terbaru Apple chipset A16 bionic.

    Kedua ponsel ini dibekali dengan desain notch lebar terbaru yang Apple sebut dengan Dynamic Island. Selain sebagai tempat kamera depan, notch tersebut juga dapat berubah bentuk sesuai dengan informasi yang ditampilkan di iPhone.

    Keduanya juga dibekali dengan fitur always-on lock screen yang pertama kali hadir di perangkat iPhone.

    Pada bagian kamera, Apple memberikan kamera 48MP untuk model iPhone teratasnya ini.

    Berikut daftar harga gadget terbaru Apple yang diluncurkan September 2022. 

    Apple Watch 8: mulai dari US$399 (Rp5,9 juta)

    Apple Watch SE: mulai dari US$249 (Rp3,5 juta)

    Apple Watch Ultra: US$799 (Rp11,8 juta)

    Airpods Pro 2: US$249 (Rp3,5 Juta)

    iPhone 14: mulai dari US$799 (11,8 juta)

    iPhone 14 Plus: mulai dari US$899 (Rp13,3 juta)

    iPhone 14 Pro: mulai dari US$999 (Rp14,8 juta)

    iPhone 14 Pro Max: mulai dari US$1.099 (Rp16,3 juta)

    *perhitungan dengan nilai tukar US$1=Rp14.8886,20.

    (lom/lth, chri)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dahsyatnya Efek Polusi Karbon Jauh Lebihi Prediksi

    Dahsyatnya Efek Polusi Karbon Jauh Lebihi Prediksi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Polusi karbon dioksida memiliki dampak yang jauh lebih brutal dari yang dibayangkan, bahkan ketika dikonversikan dalam nilai uang, dampak polusi tersebut bernilai sangat besar.

    Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Nature pada Kamis (1/9), peneliti menyebut setiap ton karbon dioksida yang keluar dari cerobong asap atau knalpot menyebabkan kerusakan yang jauh lebih besar daripada yang diperhitungkan oleh pemerintah.

    Intensitas perubahan iklim yang semakin besar menyebabkan badai besar, kebakaran hutan yang ekstrem, kekeringan, dan hujan lebat. Sederet kejadian alam ini berujung pada rusaknya rumah serta banyak kehidupan di seluruh dunia.

    Para peneliti menyebut dampak sains, ekonomi, dan kesehatan yang disebabkan oleh jejak karbon ini sebagai biaya sosial karbon. Artinya, harga yang mewakili total kerusakan iklim yang ditimbulkan kepada masyarakat melalui emisi karbon.

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperkirakan harga US$51 (sekitar Rp752 ribu) untuk biaya sosial karbon per ton karbon dioksida yang dikeluarkan. Dengan kata lain, ada kerusakan senilai US$51 di tahun-tahun berikutnya akibat emisi karbon.

    Sementara itu, provinsi New York memiliki biaya sosial karbon yang jauh lebih tinggi, yakni US$125 untuk setiap ton emisi karbon yang dikeluarkan. Biaya ini merupakan biaya sosial karbon yang diperbarui otoritas wilayah tersebut pada 2020.

    Meski demikian, para peneliti mengatakan biaya sosial karbon yang berlaku di AS ternyata lebih tinggi, mencapai US$185 per ton emisi karbon. Angka tersebut hampir empat kali lipat lebih besar dari yang dinyatakan pemerintahan yang dipimpin Biden.

    “Hasil kami menunjukkan bahwa kami sangat meremehkan bahaya dari setiap tambahan ton karbon dioksida di atmosfer,” kata Kevin Rennert, seorang penulis studi dan direktur inisiatif kebijakan iklim federal di Resources for the Future, sebuah organisasi nirlaba lingkungan yang berbasis di Washington, D.C, seperti dikutip AP News.

    “Dan implikasinya adalah bahwa manfaat dari kebijakan pemerintah dan tindakan lain yang mengurangi polusi pemanasan global lebih besar dari yang diperkirakan,” imbuhnya.

    Rennert dan koleganya mengatakan perlu adanya tambahan seperti perhitungan yang lebih baik dari ketidakpastian kebijakan iklim di masa depan, pertumbuhan ekonomi dan fenomena lingkungan seperti kenaikan permukaan laut.

    Tambahan ini termasuk juga kerusakan ekosistem, keanekaragaman hayati, dan kesehatan manusia, yang sebelumnya tidak diperhitungkan dalam biaya sosial karbon.

    “Kerusakan paling substansial dari perubahan iklim didorong oleh tingkat kematian yang lebih besar dari peningkatan suhu dan dampak pada sektor pertanian,” kata Rennert, seperti dikutip Japan Times.

    Lebih lanjut, para peneliti mulai menghitung dampak kerusakan dari emisi karbon pada 1980-an, tetapi pembaruan terakhir untuk pemodelan ini dilakukan pada awal hingga pertengahan 1990-an.

    “Banyak hal telah terjadi dalam ilmu pengetahuan,” kata Max Auffhammer, profesor pembangunan berkelanjutan internasional di University of California, Berkeley yang tidak terlibat dalam penelitian jurnal Nature.

    “Banyak kumpulan data yang luar biasa telah datang online bagi kami untuk mempelajari bagaimana perubahan lingkungan diterjemahkan menjadi hasil yang kami pedulikan. Jadi, itu ada di sana sekarang,” imbuhnya.

    (lom/lth)

  • iPhone Jadi Raja Baru Smartphone di AS, Ambil Takhta dari Android

    iPhone Jadi Raja Baru Smartphone di AS, Ambil Takhta dari Android

    Jakarta, CNN Indonesia

    iPhone untuk pertama kalinya merajai pasar ponsel pintar di Amerika Serikat. iPhone mengambil takhta itu dari Android usai menguasai 50 persen pasar (market share) di Negeri Paman Sam.

    Melansir Engadget, ini adalah pencapaian tertinggi Apple sepanjang sejarah iPhone. Sebelumnya, market share iPhone tidak pernah menyentuh angka 50 persen.

    iPhone kalah bersaing dengan Blackberry, Nokia, dan Motorola yang mendominasi pasar. Kemudian pada 2010, Android langsung melesat dan terus memimpin dengan lebih dari 70 persen market share pada 2022.

    “Ini adalah pencapaian besar yang mungkin saja kita lihat akan terulang di negara-negara lain di belahan dunia,” kata Jeff Fieldhack, Direktur Riset Counterpoint.

    Sementara itu melansir HypeBeast, market share Android turun ke angka 70 persen di level global atau turun 7 persen dari tahun 2018. Di sisi lain, iPhone tumbuh hingga 25 persen, meningkat dari 20 persen empat tahun lalu.

    Lebih lanjut di kuartal kedua tahun 2022, lima merek ponsel menguasai pasar global yakni Apple Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo. Di seluruh AS, Apple terus mendominasi pasar dengan 57 persen penjualan.

    Di sisi lain mengutip Statcounter, Android sejatinya masih berada di angka 71,54 persen, berbanding 27,81 persen milik iOS. Di Indonesia, pengguna Android mencapai 89,42 persen, sementara iOS, 10,46 persen.

    Apple sendiri kabarnya akan meluncurkan iPhone 14 pada awal September ini. Sejumlah pembaruan disematkan perusahaan yang berbasis di California, AS tersebut.

    iPhone 14 kabarnya akan mendapatkan peningkatan RAM hingga 6GB. Selain itu, perubahan besar untuk 14 Pro di acara Apple September diprediksi akan hadir dengan menggunakan chipset terbaru, dan peningkatan besar dari segi kamera.

    Perihal harga, beberapa analis memprediksi tidak akan ada kenaikan harga untuk 14 model reguler. Namun, Apple diprediksi menaikkan harga iPhone 14 Pro hingga US$1.049 atau sekitar Rp15,64 juta.

    iPhone 14 ini akan menjadi bintang dalam acara Apple ‘Far Out’ pada 7 September 2022. Di mana, akan ada empat model baru yang akan diperkenalkan, mulai dari iPhone 14 reguler, iPhone 14 Pro, iPhone 14 Pro Max, hingga iPhone Plus/Max terbaru mereka yang diprediksi akan menggantikan iPhone seri Mini.

    (lth/lth)

  • Sempat Alami Kebocoran, Roket Artemis 1 Mungkin Meluncur Pekan Depan

    Sempat Alami Kebocoran, Roket Artemis 1 Mungkin Meluncur Pekan Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pembatalan peluncuran roket Bulan milik Badan Antariksa AS (NASA) disebabkan oleh kebocoran yang menunda pengisian bahan bakar pada Sabtu (3/9). Kapan percobaan peluncuran bisa dilakukan lagi?

    Sebelumnya, megaroket Space Launch System (SLS) batal meluncurkan misi bulan Artemis 1 pada Senin (29/8) pukul 08:33 EDT (19.33 WIB) karena masalah pendinginan mesin.

    Peluncuran dijadwalkan ulang untuk Sabtu (3/9) pukul 14.17 EDT atau Minggu (4/9) pukul 01.17 WIB.

    Namun, kebocoran bahan bakar hidrogen terdeteksi sekitar tujuh jam sebelum lepas landas menggagalkan upaya tersebut.

    Dikutip dari Space, insinyur NASA berulang kali mencoba menghentikan kebocoran bahan bakar selama hitungan mundur Artemis 1. Pertama, dengan menghangatkan konektor tangki dan mendinginkannya dengan bahan bakar dingin untuk memasang kembali konektor pemutus cepat hidrogen.

    Kedua, dengan menekannya kembali dengan helium, dan kemudian kembali ke metode hangat-dan-dingin untuk menghentikan kebocoran. Semua upaya itu gagal.

    Dengan penundaan yang kedua ini, misi Artemis 1 harus menunggu paling cepat hingga Senin (5/9) untuk jadwal peluncuran berikutnya. Itupun jika sumber kebocoran dapat diperbaiki tepat waktu.

    “Kami akan berangkat ketika sudah siap. Kami tidak pergi sampai saat itu tiba, dan terutama sekarang saat uji terbang,” kata Direktur NASA Bill Nelson dalam komentar yang disiarkan televisi, “Ini adalah bagian dari bisnis luar angkasa.”

    Astronot Victor Glover mengatakan penundaan ini “benar-benar keputusan yang tepat.”

    “Ini bukan kekecewaan,” kata Glover kepada wartawan, “Ini adalah memahami bagaimana hal-hal tersebut bekerja, mesin yang sangat kompleks ini yang ingin kami coba integrasikan dengan manusia.”

    Nelson mengatakan peluncuran akan ditunda hingga Oktober jika NASA harus memperbaiki roket SLS Artemis 1 kembali di dalam hanggar Gedung Perakitan Kendaraan.

    NASA sudah berencana untuk meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada misi SpaceX’s Crew-5 Dragon pada awal Oktober. Alhasil, peluncuran Artemis 1 pada Oktober baru akan dilakukan di akhir bulan.

    Artemis 1 kini memiliki masa jendela peluncuran (window to launch) 90 menit untuk lepas landas pada Senin (5/9) pukul 17.12 EDT atau Selasa (6/9) pukul 04.12 WIB.

    Jendela peluncuran merupakan periode waktu tertentu pada hari tertentu roket harus diluncurkan untuk mencapai orbit yang diinginkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari, misalnya, tumpang tindih orbit.

    Jika tidak Senin, NASA bisa mencoba meluncurkannya pada Selasa (6/9) pukul 18.57 EDT atau Rabu pukul 05.57 WIB, namun dengan window to launch yang tipis, hanya 24 menit.

    Artemis 1 memang memiliki jendela peluncuran pada pertengahan September. Namun, kata manajer misi, NASA kemungkinan harus memundurkannya hingga pertengahan Oktober karena waktu yang dibutuhkan untuk bolak-balik antara Pad 39B dan Gedung Perakitan Kendaraan.

    Jendela Oktober itu dibuka pada 17 Oktober dan ditutup pada 31 Oktober, dengan jeda antara 24 dan 26 Oktober dan 28 Oktober.

    Artemis 1 adalah uji terbang pertama program Artemis NASA untuk mengembalikan astronot ke bulan pada tahun 2025.

    Misi ini merupakan uji coba pertama dari Sistem Peluncuran Luar Angkasa, roket NASA yang paling kuat yang pernah ada, dan pesawat ruang angkasa Orion untuk memastikan kedua kendaraan aman untuk digunakan astronoaut.

    Setelah diluncurkan, Artemis 1 akan menghabiskan lebih dari sebulan terbang ke bulan, memutar satelit alami Bumi dalam orbit yang panjang, dan kemudian kembali ke planet kita untuk meluncur di Samudra Pasifik di lepas pantai California.

    (tim/arh)

    [Gambas:Video CNN]