kab/kota: California

  • Benarkah Daging Buatan Laboratorium Mengandung Sel Kanker?

    Benarkah Daging Buatan Laboratorium Mengandung Sel Kanker?

    Jakarta

    Sebuah perusahaan rintisan atau startup di Jerman, yang membudidayakan daging di laboratorium telah berhasil meyakinkan badan keamanan pangan Eropa untuk kemungkinan menjual produk mereka di supermarket.

    Pertengahan September, perusahaan start up bernama The Cultivated B itu memulai diskusi awal dengan Otoritas Keamanan Pangan Eropa. Badan tersebut akhirnya menyetujui penjualan “produk sosis hibrida yang terbuat dari bahan-bahan vegan, termasuk sejumlah besar daging hasil budidaya.”

    Mungkin butuh berbulan atau tahunan untuk bisa sampai benar-benar memajang dan menjual sosis hibrida itu di rak-rak supermarket di Eropa. Tapi di bagian dunia lain, daging buatan lab sudah mulai diperjualbelikan. Juni 2023, regulator AS menyetujui penjualan daging ayam hasil budidaya laboratorium. Sementara Singapura telah jadi negara pertama yang menyetujui penjualan daging hasil budidaya sel pada 2020.

    Sejumlah orang yang skeptis menyebut produk daging itu dengan sebutan “Frankenmeat”.

    Terbuat dari sel kanker dan bisa sebabkan kanker?

    Hal ini jadi perhatian utama banyak orang yang skeptis terhadap daging hasil budidaya lab. Sejumlah orang yakin daging tersebut berasal dari sel tumor yang mampu tumbuh dengan cepat. Salah satu komentator menulis baru-baru ini dalam kolom komentar video DW, Planet A, “daging yang dihasilkan di laboratorium benar-benar menggunakan sel kanker.”

    Pada bulan Februari 2023, sebuah artikel yang diterbitkan bekerja sama dengan Bloomberg Businessweek menuliskan, “sel daging normal tidak terus membelah diri selamanya.” Laporan tersebut menyatakan, sebuah startup daging budidaya “secara diam-diam menggunakan apa yang disebut sel yang diabadikan (…) sebagai bahan utama penelitian medis (yang), secara teknis, bersifat pra-kanker dan, dalam beberapa kasus, sepenuhnya bersifat kanker.”

    Tapi itu tidak sepenuhnya benar. Ilmuwan pangan memang menggunakan sel untuk menumbuhkan daging, namun mereka bekerja dengan sel induk alias sel punca dari hewan hidup atau telur yang telah dibuahi.

    “Mirip dengan apa yang terjadi di dalam tubuh hewan, sel-sel ini diberi makan media kultur sel kaya oksigen yang terdiri dari nutrisi dasar seperti asam amino, glukosa, vitamin, dan garam anorganik, dan dilengkapi dengan faktor penumbuh dan protein lainnya,” jelas institut tersebut.

    Perubahan nutrisi kemudian memicu sel-sel untuk berdiferensiasi menjadi otot rangka, lemak, dan jaringan ikat yang membentuk daging. Jika sudah siap dipanen, dagingnya bisa diberi tekstur dan bentuk yang familiar lalu dikemas untuk dijual. Keseluruhan proses memakan waktu antara 2 hingga 8 minggu, tergantung jenis dagingnya.

    Dan sel-sel tersebut jelas tidak bersifat menyebabkan kanker, menurut Elliot Swartz, ilmuwan utama di Good Food Institute.

    “Anda tidak bisa menyamakan sel yang diabadikan dengan kanker,” tulis Swartz di Twitter. “Meskipun semua kanker bisa diabadikan, tidak semua sel yang diabadikan adalah kanker.” Dia mengatakan produsen “memiliki insentif yang besar … untuk menggunakan sel yang dapat diprediksi, dikendalikan, dan stabil,” dan tidak termasuk sel kanker.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), yang bertanggung jawab atas keamanan pangan di Amerika Serikat, juga membantah klaim penggunaan sel-sel kanker untuk memproduksi daging buatan laboratorium dan mengatakan, sel-sel ini bahkan tidak punya kemampuan untuk membentuk tumor.

    Mengenai klaim bahwa daging hasil budidaya dapat menyebabkan kanker pada orang yang memakannya, Badan Pangan Dunia (FAO) menyatakan, “pengetahuan ilmiah saat ini tidak mendukung kemungkinan penularan kanker pada manusia melalui masuknya sel bahkan dari manusia lain.”

    Daging buatan lebih ramah lingkungan?

    Peternakan tradisional diketahui menimbulkan dampak buruk bagi planet ini. Menurut FAO, peternakan bertanggung jawab atas sekitar 14,5% dari seluruh emisi gas rumah kaca global yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Memproduksi 1 kilogram daging sapi, misalnya, menghasilkan emisi yang setara dengan hampir 100 kilogram karbon dioksida, menurut perhitungan Statista tahun 2021.

    Namun pada bulan April 2023, para peneliti di University of California, Davis merilis studi pracetak yang menunjukkan, “dampak lingkungan” dari produksi daging yang dikembangkan di laboratorium “kemungkinan besar akan lebih tinggi daripada produksi daging sapi rata-rata” jika menggunakan metode produksi yang ada saat ini atau yang akan segera dikembangkan.

    Studi mereka memang belum melalui proses peer-review. Studi ini didasarkan pada energi yang diperlukan dan emisi gas rumah kaca dalam seluruh tahapan produksi daging sapi, baik untuk daging tradisional maupun di lab.

    Namun penelitian sebelumnya menyimpulkan, daging hasil budidaya dapat secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari peternakan konvensional. Analisis pada Januari 2023 mengenai produksi daging budidaya pada tahun 2030 menemukan, daging produksi laboratorium dapat menurunkan jejak karbon produksi daging sapi hingga 14 kilogram CO2. Namun ini juga masih tergantung pada banyak variabel, termasuk apakah energi terbarukan digunakan dalam proses produksi.

    Nutrisinya bisa diatur

    Dalam sebuah artikel pada bulan Maret 2020 yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Nutrition, penulis menunjukkan, banyak “protein, vitamin, mineral, dan nutrisi penting lain yang berkualitas tinggi” dalam daging tradisional bukanlah diproduksi oleh otot hewan, bagian yang kita makan, melainkan berasal dari apa yang dimakan dan dicerna hewan tersebut.

    Wolfgang Gelbmann, peneliti di Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA), mengatakan, daging yang dikembangkan di laboratorium bukan lantas berarti kurang bergizi dibandingkan daging konvensional. Selain itu, Gelbmann mengatakan, daging budidaya juga dapat menghindari banyak kontaminan potensial yang ditemukan pada hewan ternak sepertip pestisida, zat aditif, antibiotik, dan polutan lingkungan. Kontaminan tersebut dapat dijauhkan dari laboratorium yang steril, jika semuanya dilakukan dengan benar.

    Beberapa peneliti bahkan mengatakan daging hasil budidaya bisa lebih sehat dibandingkan daging tradisional. “Hal ini disebabkan oleh kemampuan teknologi untuk memodifikasi profil asam amino esensial dan lemak, serta diperkaya dengan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif,” tulis pakar kebersihan makanan asal Yunani, Daniel Sergelidis, dalam Biomedical Journal of Scientific & Technical Research.

    Namun karena produksi daging yang dikembangkan di laboratorium masih merupakan industri yang relatif kecil, masih terlalu dini untuk mengetahui dampak buruknya terhadap lingkungan maupun manfaat nutrisinya.

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • Biden Ungkap Kemungkinan Bertemu Xi Jinping pada November di San Francisco

    Biden Ungkap Kemungkinan Bertemu Xi Jinping pada November di San Francisco

    Jakarta

    Presiden AS Joe Biden mengungkap kemungkinan dirinya akan bertemu Presiden China Xi Jinping di sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November mendatang di San Francisco. Namun, Biden tidak menyebut jadwal pastinya.

    Dilansir AFP, Sabtu (7/10/2023), para pemimpin negara-negara yang saling bersaing itu belum pernah bertemu langsung atau berbicara selama hampir satu tahun, dan ketegangan meningkat seiring semakin agresifnya Tiongkok dan Amerika Serikat yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh global.

    “Belum ada pertemuan seperti itu yang direncanakan, tapi kemungkinan besar ada,” kata Biden kepada wartawan setelah ada laporan bahwa mereka akan bertemu pada KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, Jumat (6/10/2023).

    Biden akan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin dari seluruh wilayah pada 16 dan 17 November di kota California. Spekulasi berkembang bahwa hal itu bisa menjadi tempat untuk pemulihan hubungan keduanya.

    Gedung Putih telah mulai membuat rencana untuk mengadakan pertemuan di sela-sela KTT dalam upaya untuk menstabilkan hubungan, The Washington Post melaporkan, mengutip seorang pejabat yang mengatakan bahwa pertemuan tersebut “cukup tegas,”.

    Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi diperkirakan akan mengunjungi Washington menjelang KTT APEC.

    Namun Beijing belum mengonfirmasi apakah Xi akan menghadiri KTT tersebut atau bertemu dengan mitranya dari AS. Gedung Putih juga menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai kemungkinan pertemuan dengan Xi.

    (eva/eva)

  • Bikin Geger, 75.000 Tenaga Kesehatan AS Mogok Kerja-Berunjuk Rasa

    Bikin Geger, 75.000 Tenaga Kesehatan AS Mogok Kerja-Berunjuk Rasa

    Los Angeles

    Puluhan ribu tenaga layanan kesehatan di Amerika Serikat (AS) melakukan mogok kerja massal dan berunjuk rasa saat ketidakpuasan dalam sektor buruh terus berlanjut di negara tersebut. Aksi mogok kerja ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar pada sektor ini dalam beberapa tahun terakhir.

    Seperti dilansir AFP, Kamis (5/10/2023), mogok kerja oleh lebih dari 75.000 tenaga kesehatan yang berlangsung selama tiga hari sejak Rabu (4/10) waktu setempat itu terjadi saat melonjaknya inflasi yang mendorong aksi industri di berbagai wilayah AS, mulai dari aktor-aktor Hollywood hingga para pekerja otomotif di Detroit.

    Puluhan tenaga kesehatan yang mogok kerja itu merupakan pekerja pada Kaiser Permanente, organisasi layanan kesehatan nirlaba terbesar di AS.

    Para tenaga kesehatan yang berunjuk rasa di Los Angeles pada Rabu (4/10) waktu setempat mengatakan mereka dibayar rendah dan mendapatkan beban kerja terlalu besar atau overworked.

    “Sejak pandemi melanda, kami kehilangan banyak anggota dan kami tidak pernah mengembalikan mereka. Dan sekarang kita berada di tepi jurang, kita berada di jurang yang curam,” tutur seorang teknisi sinar-X, Armando Velasco, kepada AFP.

    Seorang perawat bernama Kathy Lozoya menuturkan bahwa biaya hidup yang meroket di wilayah California bagian selatan membuat kehidupan semakin sulit.

    “Kaiser Permanente melaporkan keuntungan miliaran dolar, jadi yang kami minta dari para CEO Kaiser adalah membagikan keuntungan tersebut dengan para pekerja garis depan. Yang kami minta hanyalah kontrak yang adil agar kami bisa hidup,” ujarnya.

  • Jelang KTT PBB, Puluhan Ribu Aktivis Iklim Banjiri Kota New York

    Jelang KTT PBB, Puluhan Ribu Aktivis Iklim Banjiri Kota New York

    Jakarta

    Ribuan aktivis iklim membanjiri jalanan Midtown, Manhattan pada hari Minggu (17/09), mengawali Pekan Iklim jelang Sidang Umum PBB di kota New York.

    Para demonstran membawa spanduk bertuliskan “Akhiri Penggunaan Bahan Bakar Fosil”, “Nyatakan Keadaan Darurat Iklim”, hingga “Saya tidak memilih kebakaran dan banjir”.

    Para demonstran memohon kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan para pemimpin dunia untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, dengan menekankan peran mereka dalam memperparah perubahan iklim.

    Presiden Biden adalah salah satu dari para pemimpin dunia yang akan menghadiri Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dijadwalkan akan dibuka secara resmi pada hari Selasa (19/09).

    “Kami memegang kekuatan rakyat, kekuatan yang Anda butuhkan untuk memenangkan pemilu ini,” kata Emma Buretta, 17 tahun, dari Brooklyn, perwakilan dari kelompok protes pemuda Fridays for Future. “Jika Anda ingin menang pada tahun 2024, jika Anda tidak ingin darah generasi saya ada di tangan Anda, akhiri bahan bakar fosil,” tegasnya.

    Sebanyak 75.000 orang yang membajiri jalanan pada hari Minggu (17/09) berasal dari sekitar 700 organisasi dan kelompok aktivis, serta perwakilan orang-orang dari berbagai kalangan.

    “Kita memiliki banyak orang dari seluruh dunia yang turun ke jalanan, menuntut penghentian apa yang membunuh kita,” kata anggota Kongres AS Alexandria Ocasio-Cortez kepada kerumunan orang yang bersorak-sorai. “Kita harus mengirim pesan bahwa sebagian besar dari kita akan tetap hidup di planet ini 30, 40, 50 tahun lagi. Dan kita tidak akan menerima jawaban tidak,” tambahnya.

    Target PBB 2015 tidak mencapai sasaran

    Membatasi emisi CO2 sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim. Para ilmuwan memperingatkan bahwa dalam lima tahun ke depan, dunia akan mengalami peningkat suhu tertinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan peluang signifikan untuk melampaui batas kritis kenaikan rata-rata 1,5 derajat Celsius.

    Menjelang KTT iklim PBB COP28 mendatang, lebih dari 80 negara bertekad untuk membuat kesepakatan secara progresif mengurangi penggunaan batu bara, minyak, dan gas.

    Sebuah studi PBB baru-baru ini juga memperingatkan adanya peningkatan risiko pemanasan global, dan menekankan perlunya tindakan-tindakan komprehensif dan pengurangan emisi yang drastis, termasuk mengurangi secara signifikan energi bertenaga batu bara pada tahun 2030, menurut kantor berita Reuters.

    Pada hari Senin (18/09), KTT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB dimulai, dengan target “rencana penyelamatan global,” menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Dia mencatat bahwa hanya 15% dari tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan yang diadopsi pada tahun 2015 yang mungkin akan tercapai, dengan beberapa metrik justru mengarah ke arah sebaliknya.

    Untuk mencapai target emisi nol karbon pada tahun 2050, sangat penting untuk menghilangkan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak dapat ditangkap atau pun dikompensasi.

    Ketergantungan bahan bakar fosil di bawah pengawasan

    Beberapa pemimpin dari negara-negara penghasil karbon terbesar tidak akan berpartisipasi atau hadir dalam pertemuan khusus pada hari Rabu (20/09) yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, yang menyediakan platform untuk negara-negara yang menjanjikan tindakan nyata.

    Meskipun Presiden Biden telah memperjuangkan manufaktur hijau dan mengalokasikan milyaran dolar untuk energi bersih, para kritikus berpendapat bahwa dia belum mengambil langkah-langkah yang cukup kuat untuk mengurangi ketergantungan AS pada bahan bakar fosil.

    Pada hari Jumat (15/09), California menggugat lima perusahaan minyak raksasa dan mengklaim bahwa perusahaan-perusahaan itu telah menyebabkan kerugian miliaran dolar dan meremehkan bahaya besar terkait dengan bahan bakar fosil kepada publik.

    Pada abad terakhir, AS berkontribusi menjadi penghasil emisi kumulatif karbon dioksida terbesar di dunia, meskipun Cina kini juga menjadi penghasil emisi tahunan terbesar.

    Para pengunjuk rasa mengklaim telah mengalami peristiwa perubahan iklim

    Protes pada hari Minggu (17/09) menandai inisiatif global selama sepekan oleh Grup Penggiat Iklim ‘Climate Group’, sebuah organisasi nirlaba yang mendorong aksi iklim. Lebih dari 500 aksi protes akan direncanakan di 54 negara, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Korea Selatan, dan India.

    Unjuk rasa ini merupakan pendahulu dari pertemuan COP28 yang akan datang, telah mencerminkan bahwa keprihatinan global atas peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim yang semakin sering terjadi, mulai meningkat dan meluas.

    Sosiolog dari Universitas Amerika, Dana Fisher, mempelajari aksi gerakan lingkungan dan melakukan survei terhadap para pegiat dan mengatakan bahwa 86% dari para aktivis yang disurvei telah mengalami efek perubahan iklim seperti panas ekstrem yang terjadi baru-baru ini, di mana 21% mereka mengalami banjir dan 18% kekeringan yang sangat parah. Bahkan, sebagian besar dari mereka mengaku merasa sedih dan marah.

    “Hidup kami dipertaruhkan,” ungkap Nalleli Cobo, 22 tahun, kepada kantor berita AFP.

    kp/as (AP, AFP, Reuters)

    (ita/ita)

  • China Akan Tutup Wilayah Udara Dekat Taiwan, Bisa Ganggu Penerbangan

    China Akan Tutup Wilayah Udara Dekat Taiwan, Bisa Ganggu Penerbangan

    Beijing

    China berencana untuk menutup wilayah udaranya yang berada di sebelah utara Taiwan selama tiga hari, yakni pada 16-18 April mendatang. Penutupan wilayah udara ini berpotensi mengganggu penerbangan di sekitar kawasan tersebut.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (12/4/2023), rencana penutupan wilayah udara oleh Beijing itu diungkapkan oleh empat pejabat yang mengetahui rencana tersebut kepada Reuters. Namun keempat pejabat yang berada di luar wilayah China itu tidak bisa disebut identitasnya karena sensitivitas persoalan itu.

    Kementerian Luar Negeri China dan Taiwan belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.

    Disebutkan keempat sumber itu bahwa pembatasan wilayah udara oleh China tersebut akan mengganggu wilayah informasi penerbangan (FIR) di wilayah Taiwan bagian utara.

    Soal alasan penutupan wilayah udara di dekat Taiwan itu, keempat sumber itu mengaku tidak mengetahui secara jelas alasannya.

    Rencana menutup wilayah udara itu mencuat setelah China selesai menggelar latihan perang besar-besaran selama beberapa hari di perairan sekitar Taiwan.

    Latihan perang itu menjadi respons atas kunjungan Presiden Tsai Ing Wen ke Amerika Serikat (AS) dan pertemuannya dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California, yang memicu kemarahan Beijing.

  • China Simulasi Serang Taiwan, 9 Kapal Perang dan 58 Jet Tempur Terdeteksi

    China Simulasi Serang Taiwan, 9 Kapal Perang dan 58 Jet Tempur Terdeteksi

    Jakarta

    China benar-benar serius menunjukkan kekuatan militernya di hadapan Taiwan. Deretan persenjataan China dipertontonkan dalam latihan militer hari kedua.

    Dilansir kantor berita AFP, Minggu (9/4/2023), Kementerian Pertahanan (Kemhan) Taiwan mendeteksi 9 kapal perang dan 58 jet tempur milik China yang mengelilingi Taiwan. Pengerahan alutsista itu terjadi dalam latihan militer hari kedua yang digelar China.

    Sedangkan Reuters menyebutkan bila di hari kedua latihan militer itu China melakukan simulasi penyerangan presisi ke Taiwan. Pihak Taiwan juga melaporkan sejumlah pengerahan militer udara.

    Kemhan Taiwan mengaku sedang memantau pergerakan militer China itu melalui sistem pengawasan dan pengintaian intelijen bersama. Kemhan Taiwan juga mengatakan bila pesawat China yang terdeteksi termasuk jet tempur dan jet pengebom.

    Sebelumnya China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada hari Sabtu (8/4) yang akan berlangsung selama tiga hari. China menyebut latihan ini sebagai ‘peringatan keras’ untuk pemerintah Taiwan setelah pertemuan antara presidennya dan ketua DPR Amerika Serikat (AS).

    Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu”, itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing dengan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    China memandang Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

    “Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ dan kekuatan eksternal dan terhadap kegiatan provokatif mereka,” kata Shi, juru bicara PLA.

    “Operasi itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China,” imbuh Shi.

    (dhn/lir)

  • China Simulasi Serang Taiwan, 9 Kapal Perang dan 58 Jet Tempur Terdeteksi

    Tambahan 1 Kapal Perang dan 29 Pesawat China Terdeteksi di Dekat Taiwan

    Jakarta

    Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan telah mendeteksi satu lagi kapal perang China dan 29 pesawat tambahan di sekitar pulau itu. Kapal dan pesawat tersebut terdeteksi pada Sabtu waktu setempat saat China melakukan latihan militer selama tiga hari.

    “(Partai Komunis China) dengan sengaja menciptakan ketegangan di Selat Taiwan, yang berdampak negatif pada keamanan dan perkembangan ekonomi masyarakat internasional,” kata kementerian pertahanan Taiwan, seperti dilansir AFP, Minggu (9/4/2023).

    Kementerian Pertahanan Taiwan menambahkan bahwa jumlah kapal perang itu terdeteksi pada pukul 4 sore (0800 GMT) telah meningkat menjadi sembilan, bersama dengan 71 pesawat militer.

    China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan PAda Sabtu (8/4) waktu setempat dan akan berlangsung selama tiga hari. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu” itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan tersebut juga akan mencakup latihan tembakan langsung di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan. Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing gara-gara bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

  • Peringatan Keras Negeri Tirai Bambu Lewat Latihan ‘Pedang Tajam Bersatu’

    Peringatan Keras Negeri Tirai Bambu Lewat Latihan ‘Pedang Tajam Bersatu’

    Beijing

    China memberi peringatan keras kepada Taiwan buntut pertemuan Presiden Taiwan dengan Ketua DPR Amerika Serikat (AS). Peringatan keras itu disampaikan lewat latihan militer bertajuk ‘Pedang Tajam Bersatu’.

    Dilansir AFP, Sabtu (8/4/2023), China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan hari ini dan akan berlangsung selama tiga hari. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu” itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan tersebut juga akan mencakup latihan tembakan langsung di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan. Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing gara-gara bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    Pemerintah Negeri Tirai Bambu menganggap Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, bahkan dengan paksa jika perlu.

    “Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ dan kekuatan eksternal dan terhadap kegiatan provokatif mereka,” kata Shi.

    “Operasi itu diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas teritorial China,” sambung Shi.

    China menggunakan kunjungan Tsai ke AS sebagai “alasan untuk melakukan latihan militer, yang secara serius merusak perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan”, kata Kemhan Taiwan.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Tegang! 42 Jet Tempur-8 Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    Tegang! 42 Jet Tempur-8 Kapal Perang China ‘Kepung’ Taiwan

    “Taiwan tidak akan mundur atau mengalah, dan kami tidak akan memprovokasi atau bertindak gegabah,” tambahnya.

    Sebelumnya, China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada hari Sabtu (8/4) yang akan berlangsung selama tiga hari. China menyebut latihan ini sebagai “peringatan keras” untuk pemerintah Taiwan setelah pertemuan antara presidennya dan ketua DPR Amerika Serikat (AS).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu”, itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan itu juga akan mencakup latihan tembakan langsung pada Senin di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan, kata otoritas maritim setempat dalam sebuah pernyataan.

    Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing dengan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    (ita/ita)

  • China Simulasi Serang Taiwan, 9 Kapal Perang dan 58 Jet Tempur Terdeteksi

    China Gelar Latihan Militer Dekat Taiwan: Ini Peringatan Keras!

    Jakarta

    China meluncurkan latihan militer di sekitar Taiwan pada hari Sabtu (8/4) yang akan berlangsung selama tiga hari. China menyebut latihan ini sebagai “peringatan keras” untuk pemerintah Taiwan setelah pertemuan antara presidennya dan ketua DPR Amerika Serikat (AS).

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa latihan yang diberi nama “Pedang Tajam Bersatu”, itu akan berlangsung hingga Senin mendatang.

    Latihan itu akan berlangsung di “wilayah maritim dan ruang udara Selat Taiwan, di lepas pantai utara dan selatan pulau itu, dan di timur pulau itu”, kata Shi Yin, juru bicara PLA, menurut kantor berita Xinhua.

    Latihan itu juga akan mencakup latihan tembakan langsung pada Senin di lepas pantai provinsi Fujian, China, yang berhadapan dengan Taiwan, kata otoritas maritim setempat dalam sebuah pernyataan.

    Latihan itu dilakukan setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen membuat marah Beijing dengan bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California.

    China memandang Taiwan yang demokratis dan berpemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, dan telah bersumpah suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

    “Operasi ini berfungsi sebagai peringatan keras terhadap kolusi antara pasukan separatis yang mencari ‘kemerdekaan Taiwan’ dan kekuatan eksternal dan terhadap kegiatan provokatif mereka,” kata Shi, juru bicara PLA.