kab/kota: California

  • NASA Pulihkan Komunikasi dengan Wahana Sejarak 25 Miliar Km dari Bumi

    NASA Pulihkan Komunikasi dengan Wahana Sejarak 25 Miliar Km dari Bumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wahana antariksa Voyager 1 akhirnya kembali ‘bersuara’ setelah tim NASA berhasil memulihkan komunikasi dengan wahana tersebut.

    Voyager 1, yang berada sejauh 24,9 miliar kilometer dari Bumi, kembali beroperasi normal setelah mengalami gangguan selama beberapa minggu. Gangguan mulai muncul pada Oktober 2024 ketika Voyager 1 secara otomatis mengganti pemancar radionya dari X-band ke S-band yang jauh lebih lemah.

    Perubahan ini dilakukan secara mandiri oleh komputer di dalam wahana setelah mendeteksi kekurangan daya. Hal tersebut diakibatkan oleh perintah dari tim misi di Bumi untuk mengaktifkan salah satu pemanasnya.

    Keputusan tersebut ternyata membawa konsekuensi besar. TimNASA tidak lagi menerima data dari Voyager 1, baik informasi status wahana maupun data ilmiah yang dikumpulkan. Selama hampir satu bulan, komunikasi antara Voyager 1 dan timnya benar-benar terputus.

    “Wahana ini tidak dirancang untuk dioperasikan seperti ini dan tim terus mempelajari hal-hal baru setiap hari,” kata kata Kareem Badaruddin, manajer misi Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California dalam sebuah email, melansir CNN, Selasa (3/12).

    Setelah melakukan berbagai upaya pemecahan masalah, tim NASA akhirnya berhasil mengembalikan Voyager 1 ke pemancar X-band pada pertengahan November.

    “Untungnya mereka mampu mengatasi masalah ini dan mempelajari beberapa hal,” imbuhnya.

    Dengan pemancar ini, data dari wahana kembali mengalir ke Bumi, memungkinkan para ilmuwan melanjutkan penelitian mereka tentang wilayah antarbintang yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

    Voyager 1 diluncurkan pada 1977 bersama kembarannya, Voyager 2. Awalnya misi mereka hanya dirancang untuk berlangsung selama empat tahun, dengan tujuan mempelajari planet-planet besar seperti Jupiter dan Saturnus.

    Namun, setelah lebih dari 47 tahun, kedua wahana ini masih aktif dan kini menjelajahi ruang antarbintang, jauh melampaui batas heliosfer (gelembung medan magnet dan partikel yang mengelilingi tata surya).

    Voyager 1 dan 2 mendapatkan daya dari panas yang dihasilkan oleh peluruhan plutonium, yang diubah menjadi listrik. Setiap tahun, daya yang dihasilkan menurun sekitar 4 watt atau setara dengan daya sebuah lampu hemat energi kecil.

    “Kami sudah tahu bahwa daya hampir habis [di dalam] kedua Voyager sejak lama,” ucap Kareem.

    “Tahun ini, hal itu memaksa misi untuk mematikan instrumen sains di Voyager 2. Namun, wahana ini bertahan jauh lebih lama dari yang diantisipasi siapa pun, dan sungguh menakjubkan bahwa kami memanfaatkan setiap daya yang tersisa dari wahana ini,” tambahnya.

    Menurut Bruce Waggoner, manajer jaminan misi Voyager, sejak lima tahun terakhir, tim Voyager mulai mematikan sistem yang dianggap tidak esensial untuk menghemat daya. Salah satunya adalah pemanas yang dirancang untuk menjaga suhu optimal instrumen ilmiah. Yang mengejutkan, meskipun suhunya jauh di bawah batas yang diuji, instrumen-instrumen tersebut tetap berfungsi dengan baik.

    Namun, pada 16 Oktober, perintah untuk menyalakan pemanas memicu sistem perlindungan otomatis Voyager 1. SIstem perlindungan otomatis ini dirancang untuk mematikan sistem non-esensial jika daya terlalu rendah.

    Akibatnya, wahana beralih ke pemancar S-band, yang sinyalnya jauh lebih lemah daripada X-band.

    Proses pemulihan komunikasi dengan Voyager 1 tidak mudah, tim NASA harus menemukan sinyal lemah dari pemancar S-band yang terakhir digunakan pada 1981. Setelh menemukan sinyal tersebut, mereka berhasil mengirimkan perintah untuk kembali menggunakan pemancar X-band pada 7 November. Data ilmiah pun kembali diterima sekitar 11 hari kemudian.

    Salah satu langkah penting yang masih dilakukan adalah menyinkronkan tiga komputer di dalam Voyager 1, memastikan sistemnya bekerja seperti sebelum masalah terjadi.

    Temuan Misi Eksplorasi Rover Opportunity. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)Mendorong batas kemampuan Voyager 1

    Gangguan pemancar ini hanyalah salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi tim Voyager dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, mereka harus menghidupkan kembali pendorong tua untuk menjaga antena tetap mengarah ke bumi dan mengatasi gangguan komputer yang sempat menghentikan aliran data selama berbulan-bulan.

    Kareem menambahkan bahwa masalah ini menunjukkan adanya ketidakpastian dalam model daya yang digunakan untuk memperkirakan berapa banyak sistem dan instrumen yang masih bisa dioperasikan.

    Saat ini, Voyager 1 hanya memiliki empat instrumen yang masih aktif, digunakan untuk mempelajari plasma, medan magnet, dan partikel di ruang antarbintang. Data yang dikirimkan terus membantu para ilmuwan memahami lingkungan yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

    “Masalah yang lebih besar adalah berapa lama kita dapat mempertahankan instrumen sains tersebut dengan daya listrik yang tersedia saat ini,” kata Kareem.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • NASA Pulihkan Komunikasi dengan Wahana Sejarak 25 Miliar Km dari Bumi

    NASA Pulihkan Komunikasi dengan Wahana Sejauh 25 Miliar Km dari Bumi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wahana antariksa Voyager 1 akhirnya kembali ‘bersuara’ setelah tim NASA berhasil memulihkan komunikasi dengan wahana tersebut.

    Voyager 1, yang berada sejauh 24,9 miliar kilometer dari Bumi, kembali beroperasi normal setelah mengalami gangguan selama beberapa minggu. Gangguan mulai muncul pada Oktober 2024 ketika Voyager 1 secara otomatis mengganti pemancar radionya dari X-band ke S-band yang jauh lebih lemah.

    Perubahan ini dilakukan secara mandiri oleh komputer di dalam wahana setelah mendeteksi kekurangan daya. Hal tersebut diakibatkan oleh perintah dari tim misi di Bumi untuk mengaktifkan salah satu pemanasnya.

    Keputusan tersebut ternyata membawa konsekuensi besar. TimNASA tidak lagi menerima data dari Voyager 1, baik informasi status wahana maupun data ilmiah yang dikumpulkan. Selama hampir satu bulan, komunikasi antara Voyager 1 dan timnya benar-benar terputus.

    “Wahana ini tidak dirancang untuk dioperasikan seperti ini dan tim terus mempelajari hal-hal baru setiap hari,” kata kata Kareem Badaruddin, manajer misi Voyager di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California dalam sebuah email, melansir CNN, Selasa (3/12).

    Setelah melakukan berbagai upaya pemecahan masalah, tim NASA akhirnya berhasil mengembalikan Voyager 1 ke pemancar X-band pada pertengahan November.

    “Untungnya mereka mampu mengatasi masalah ini dan mempelajari beberapa hal,” imbuhnya.

    Dengan pemancar ini, data dari wahana kembali mengalir ke Bumi, memungkinkan para ilmuwan melanjutkan penelitian mereka tentang wilayah antarbintang yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

    Voyager 1 diluncurkan pada 1977 bersama kembarannya, Voyager 2. Awalnya misi mereka hanya dirancang untuk berlangsung selama empat tahun, dengan tujuan mempelajari planet-planet besar seperti Jupiter dan Saturnus.

    Namun, setelah lebih dari 47 tahun, kedua wahana ini masih aktif dan kini menjelajahi ruang antarbintang, jauh melampaui batas heliosfer (gelembung medan magnet dan partikel yang mengelilingi tata surya).

    Voyager 1 dan 2 mendapatkan daya dari panas yang dihasilkan oleh peluruhan plutonium, yang diubah menjadi listrik. Setiap tahun, daya yang dihasilkan menurun sekitar 4 watt atau setara dengan daya sebuah lampu hemat energi kecil.

    “Kami sudah tahu bahwa daya hampir habis [di dalam] kedua Voyager sejak lama,” ucap Kareem.

    “Tahun ini, hal itu memaksa misi untuk mematikan instrumen sains di Voyager 2. Namun, wahana ini bertahan jauh lebih lama dari yang diantisipasi siapa pun, dan sungguh menakjubkan bahwa kami memanfaatkan setiap daya yang tersisa dari wahana ini,” tambahnya.

    Menurut Bruce Waggoner, manajer jaminan misi Voyager, sejak lima tahun terakhir, tim Voyager mulai mematikan sistem yang dianggap tidak esensial untuk menghemat daya. Salah satunya adalah pemanas yang dirancang untuk menjaga suhu optimal instrumen ilmiah. Yang mengejutkan, meskipun suhunya jauh di bawah batas yang diuji, instrumen-instrumen tersebut tetap berfungsi dengan baik.

    Namun, pada 16 Oktober, perintah untuk menyalakan pemanas memicu sistem perlindungan otomatis Voyager 1. SIstem perlindungan otomatis ini dirancang untuk mematikan sistem non-esensial jika daya terlalu rendah.

    Akibatnya, wahana beralih ke pemancar S-band, yang sinyalnya jauh lebih lemah daripada X-band.

    Proses pemulihan komunikasi dengan Voyager 1 tidak mudah, tim NASA harus menemukan sinyal lemah dari pemancar S-band yang terakhir digunakan pada 1981. Setelh menemukan sinyal tersebut, mereka berhasil mengirimkan perintah untuk kembali menggunakan pemancar X-band pada 7 November. Data ilmiah pun kembali diterima sekitar 11 hari kemudian.

    Salah satu langkah penting yang masih dilakukan adalah menyinkronkan tiga komputer di dalam Voyager 1, memastikan sistemnya bekerja seperti sebelum masalah terjadi.

    Temuan Misi Eksplorasi Rover Opportunity. (Foto: CNN Indonesia/Fajrian)Mendorong batas kemampuan Voyager 1

    Gangguan pemancar ini hanyalah salah satu dari banyak tantangan yang dihadapi tim Voyager dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, mereka harus menghidupkan kembali pendorong tua untuk menjaga antena tetap mengarah ke bumi dan mengatasi gangguan komputer yang sempat menghentikan aliran data selama berbulan-bulan.

    Kareem menambahkan bahwa masalah ini menunjukkan adanya ketidakpastian dalam model daya yang digunakan untuk memperkirakan berapa banyak sistem dan instrumen yang masih bisa dioperasikan.

    Saat ini, Voyager 1 hanya memiliki empat instrumen yang masih aktif, digunakan untuk mempelajari plasma, medan magnet, dan partikel di ruang antarbintang. Data yang dikirimkan terus membantu para ilmuwan memahami lingkungan yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

    “Masalah yang lebih besar adalah berapa lama kita dapat mempertahankan instrumen sains tersebut dengan daya listrik yang tersedia saat ini,” kata Kareem.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Trump Tunjuk CEO Truth Social Pimpin Dewan Penasihat Intelijen

    Trump Tunjuk CEO Truth Social Pimpin Dewan Penasihat Intelijen

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden AS terpilih, Donald Trump menunjuk Devin Nunes loyalis yang juga CEO media sosial pebisnis tersebut, Truth Social, untuk menjabat sebagai ketua dewan penasihat intelijen Gedung Putih.

    Selain sebagai CEO Truth Social, Nunes adalah mantan anggota kongres Partai Republik dari California yang memimpin komite intelijen DPR AS selama awal masa jabatan pertama Trump.

    Trump mengatakan Nunes akan tetap menjadi kepala eksekutif Truth Social sambil memimpin dewan penasihat Gedung Putih.

    Pada 2018 saat menjadi ketua komite intelijen, Nunes merilis memo kontroversial yang mengatakan FBI berkonspirasi melawan Trump saat menyelidiki campur tangan Rusia dalam Pemilihan Presiden AS 2016.

    “Devin akan memanfaatkan pengalamannya sebagai mantan Ketua Komite Intelijen DPR, dan peran utamanya dalam mengungkap Hoax Rusia, Rusia, Rusia, untuk memberi saya penilaian independen tentang efektivitas dan kepatutan kegiatan Komunitas Intelijen AS,” kata Trump dalam pernyataan.

    The President’s Intelligence Advisory Board (PIAB) dibentuk pada pertengahan abad ke-20 untuk menyediakan sumber saran independen tentang efektivitas data komunitas intelijen dan perolehan datanya.

    Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2025 nanti menggambarkan dewan tersebut terdiri dari “warga negara terhormat dari luar Pemerintahan federal”.

    Penunjukan tersebut dilakukan dua minggu setelah Trump menunjuk loyalisnya yang lain, Kash Patel, sebagai Direktur FBI, menggantikan direktur saat ini, Christopher Wray.

    Patel yang sebelumnya disebut Nunes membantunya dalam memo 2018 lalu, adalah mantan penasihat dan pejabat Pentagon yang dikenal dengan pandangannya soal “negara dalam” pemerintahan.

    (AFP/end)

  • ‘Danau Hantu’ di California Muncul Kembali Setelah 130 Tahun

    ‘Danau Hantu’ di California Muncul Kembali Setelah 130 Tahun

    Jakarta

    ‘Danau hantu’ California, Amerika Serikat (AS) yang menghilang pada abad ke-19 kini muncul kembali setelah 130 tahun, menelan lahan seluas 94.000 hektar dan termasuk lahan pertanian pribadi.

    Danau Tulare di Lembah San Joaquin, California mulai mengering pada akhir tahun 1850-an. Lenyapnya danau bukan karena suatu kebetulan, tetapi karena tindakan yang disengaja untuk membentuk kembali lahan dengan mengorbankan ekosistem yang ada dan masyarakat adat di sekitarnya.

    Ia lenyap seluruhnya sekitar tahun 1890 dan muncul kembali dengan dahsyat pada 2023, akibat badai musim dingin dahsyat di Golden State dan pencairan salju dari Sierra Nevada.

    Danau ini dulunya memiliki panjang lebih dari 160 kilometer dan lebar 48 kilometer.

    “Danau Tulare merupakan perairan tawar terbesar di sebelah barat Sungai Mississippi. Sekarang sungguh sulit untuk membayangkannya,” kata Vivian Underhill, seorang peneliti di Northeastern University yang mempelajari fenomena tersebut, dikutip dari Northeastern Global News.

    Ada cekungan buatan di sekitar tempat danau itu dulu berada, tetapi aliran salju yang mencair membanjiri semuanya dan merendam berhektar-hektar lahan pertanian.

    Meskipun mengorbankan lahan pertanian yang subur, kembalinya danau tersebut telah mulai menghidupkan kembali ekosistem yang pernah hilang di lembah tersebut. Bebek dan unggas air lainnya telah berbondong-bondong ke tepi danau untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun dan katak bahkan mulai betah berkeliaran di tepian danau.

    Reklamasi Danau

    “Dahulu kala, terdapat begitu banyak air sehingga kapal uap dapat mengangkut pasokan pertanian dari daerah Bakersfield ke Fresno dan kemudian ke San Francisco,” tutur Underhill.

    Suku asli setempat, Tachi Yokut, awalnya menyebut bagian lembah itu sebagai rumah mereka dengan julukan ‘Pa’ashi’ dan danau itu terbukti menjadi pusat kehidupan mereka. Namun kemudian, pemerintahan setempat menguras danau tersebut dalam sebuah proses yang disebut ‘reklamasi’.

    “Jika orang-orang dapat menguras tanah itu, mereka akan diberikan kepemilikan atas sebagian tanah itu. Jadi ada insentif besar bagi para pemukim kulit putih untuk mulai melakukan pekerjaan itu,” kata Underhill.

    Penanda area banjir di sebuah jalan di Angiola, California, saat banjir naik di Cekungan Danau Tulare setelah musim dingin yang disertai hujan lebat dan salju. Foto: via New York Post

    Jadi, ratusan saluran dan cekungan irigasi dibangun untuk mengalirkan air menjauh dari danau. Tak lama kemudian, sungai tersebut mengering seluruhnya, membebaskan ratusan ribu hektar lahan pertanian, dan memaksa suku Tachi Yokut meninggalkan tanah mereka, melumpuhkan ekosistem lokal akibat drainase.

    Kembalinya danau tersebut menimbulkan kekhawatiran di masyarakat karena air terus naik, tidak hanya merendam tanah milik pribadi tetapi juga seluruh gudang penyimpanan yang berisi bahan-bahan yang berbahaya bagi ekosistem yang sedang pulih, seperti pupuk, kotoran ternak, bahkan kabel listrik.

    Banjir dari Cekungan Danau Tulare melanda jalan di Helm Corner, California akibat hujan lebat dan pencairan salju. Foto: via New York Post

    Tidak hanya itu, danau hantu itu juga bisa saja menghilang lagi. Meskipun danau itu kembali muncul tahun lalu, ini juga merupakan kali kelima Danau Tulare muncul kembali sejak 1890.

    Pola pengeringan dan penggenangan hampir bersifat siklus dan bisa jadi akan segera menghilang lagi.

    (rns/rns)

  • Cerita kegagalan yang mengawali penemuan internet – ‘Kami hanya berusaha membuatnya berfungsi’ – Halaman all

    Cerita kegagalan yang mengawali penemuan internet – ‘Kami hanya berusaha membuatnya berfungsi’ – Halaman all

    Pada tanggal 29 Oktober 1969, dua ilmuwan menghubungkan dua komputer yang terpisah sekitar 563 kilometer. Sebuah pesan sempat dikirim melalui koneksi itu, tapi jaringan yang mereka buat tiba-tiba tak berfungsi. Apa yang terjadi pada peristiwa bersejarah tersebut?

    Pada puncak Perang Dingin, Charley Kline dan Bill Duvall adalah dua insinyur cerdas yang berada di garis depan salah satu eksperimen teknologi paling ambisius.

    Kline merupakan mahasiswa pascasarjana berusia 21 tahun di Universitas California Los Angeles (UCLA). Adapun Duvall adalah insyisur sistem komputer berusia 29 tahun di Stanford Research Institute (SRI).

    Keduanya kala itu sedang mengerjakan sistem yang disebut Arpanet—nama sebuah proyek Jejaring Badan Proyek Penelitian Lanjutan. Didanai oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, proyek ini bertujuan untuk menciptakan jaringan yang memungkinkan pengiriman data secara langsung tanpa saluran telepon.

    Sistem tersebut disusun menggunakan metode pengiriman data yang disebut “packet switching”—yang nantinya menjadi dasar internet modern.

    Kline dan Duvall saat itu melakukan uji coba pertama dari sebuah teknologi yang akan mengubah hampir setiap aspek kehidupan manusia. Namun hal pertama yang harus mereka lakukan sebelum uji coba itu adalah masuk ke jaringan tersebut (log in).

    Kline duduk di depan kibornya, di antara dinding berwarna hijau limau di Boelter Hall Room 3420 UCLA. Dia tengah bersiap untuk terhubung dengan Duvall, yang sedang bekerja dengan komputernya di negara bagian California.

    Namun Kline bahkan belum sempat menyelesaikan kata “L-O-G-I-N” sebelum Duvall memberitahunya melalui telepon bahwa sistemnya rusak. Berkat kesalahan itu, “pesan” pertama yang dikirimkan Kline kepada Duvall pada hari musim gugur tahun 1969 hanyalah huruf “L-O”.

    Koneksi mereka aktif dan berjalan sekitar satu jam kemudian setelah beberapa penyesuaian. Kerusakan awal pada sistem tadi ternyata hanyalah sebuah kesalahan kecil dalam pencapaian yang nantinya akan menjadi begitu luar biasa.

    Namun tak seorang pun menyadari pentingnya momen tersebut.

    “Tentu saja saya tidak memahaminya saat itu. Kami hanya berusaha mewujudkannya,” kata Kline.

    BBC berbicara dengan Kline dan Duvall untuk memperingati 55 tahun peristiwa tersebut.

    Setengah abad setelah kerusakan awal tadi, internet telah mengecilkan seluruh dunia menjadi sebuah kotak hitam kecil yang pas di saku Anda—yang mendominasi perhatian kita dan menyentuh pengalaman hidup terjauh.

    Namun internet bermula dari dua laki-laki yang merasa frustasi ketika gagal terhubung ke dunia maya untuk pertama kalinya.

    Wawancara ini telah diedit agar lebih runut dan ringkas.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    Bisakah Anda menjelaskan komputer yang mengaktifkan Arpanet? Apakah itu komputer yang besar dan berisik?

    Kline: Itu adalah komputer kecil–menurut standar waktu itu. Seukuran lemari es. Suaranya agak bising karena kipas pendingin, tapi senyap dibandingkan dengan suara semua kipas di komputer Sigma 7 kami. Terdapat lampu di bagian depan yang berkedip, saklar yang dapat mengontrol IMP [Interface Message Processor], dan pembaca pita kertas yang dapat digunakan untuk memuat perangkat lunak.

    Duvall: Komputer-komputer itu berada di rak yang cukup besar untuk menampung satu set lengkap perlengkapan suara untuk pertunjukan besar hari ini. Namun kekuatan mereka ribuan bahkan jutaan atau miliaran kali lebih lemah dibandingkan prosesor di Apple Watch. Ini adalah masa lalu!

    Apa yang terjadi pada momen ketika Anda mulai mengetik L-O?

    Kline: Tidak seperti situs web dan sistem lain saat ini, ketika Anda menghubungkan terminal ke sistem SRI, tidak ada yang terjadi sampai Anda mengetik sesuatu.

    Jika Anda ingin menjalankan suatu program, Anda harus masuk ke sistem terlebih dahulu—dengan mengetikkan kata login– dan sistem akan menanyakan nama pengguna dan kata sandi Anda.

    Saat saya mengetikkan karakter itu di terminal saya–model teletype 33–karakter tersebut akan dikirim dari terminal saya ke program yang saya tulis untuk komputer SDS Sigma 7.

    Program itu akan mengambil karakter tersebut, memformatnya menjadi pesan dan mengirimkannya ke Pemroses Pesan Antarmuka.

    Ketika diterima oleh SRI, sistem itu akan memperlakukan pesan seolah-olah datang dari terminal lokal dan akan memprosesnya. Sistem tersebut akan menggemakan karakter tersebut (mereplikasinya di terminal).

    Dalam hal ini, kode milik Duvall akan mengambil karakter tersebut dan memformatnya menjadi pesan dan mengirimkannya ke IMP untuk kembali ke UCLA. Ketika saya menerimanya, saya akan mencetaknya di terminal saya.

    Saya sedang menelepon Duvall ketika kami mencoba ini. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya mengetik huruf L. Dia memberi tahu saya bahwa dia telah menerima huruf L dan mengulanginya kembali.

    Saya berkata kepadanya bahwa karakter itu dicetak. Lalu saya mengetik huruf O. Sekali lagi, berfungsi dengan baik. Saya mengetik huruf G. Tapi Duvall lantas memberi tahu saya bahwa sistemnya rusak, dan dia akan menelepon saya kembali.

    Duvall: Sistem UCLA tidak mengantisipasi bahwa ia akan menerima G-I-N setelah Kline mengetik L-O, sehingga mengirimkan pesan kesalahan ke komputer SRI. Saya tidak ingat persis apa pesannya, tapi apa yang terjadi selanjutnya adalah karena koneksi jaringan jauh lebih cepat daripada yang terlihat sebelumnya.

    Kecepatan koneksi normal adalah 10 karakter per detik sedangkan Arpanet dapat mengirimkan karakter hingga 5.000 karakter per detik.

    Hasil dari pesan yang dikirim dari UCLA ke komputer SRI membanjiri buffer input yang hanya diharapkan 10 karakter per detik.

    Rasanya seperti mengisi gelas dengan selang kebakaran. Saya segera mengetahui apa yang terjadi, mengubah ukuran buffer dan membangun kembali sistem, yang memakan waktu sekitar satu jam.

    Tahukah Anda bahwa ini bisa menjadi momen bersejarah?

    Kline: Tidak, tentu saja saat itu saya tidak melakukannya.

    Duvall: Tidak juga. Ini merupakan satu langkah maju dalam konteks yang lebih luas dari pekerjaan yang kami lakukan di SRI yang kami yakini akan mempunyai dampak yang besar.

    Ketika Samuel Morse mengirim pesan telegraf pertama pada tahun 1844, dia sangat tertarik pada drama, dengan mengetikkan “Apa yang telah Tuhan kerjakan” di saluran dari Washington, DC ke Baltimore, Maryland, AS. Jika Anda bisa kembali, apakah Anda akan mengetik sesuatu yang lebih berkesan?

    Kline: Tentu saja, jika saya menyadari pentingnya hal ini. Tapi kami hanya berusaha mewujudkannya.

    Duvall: Tidak. Ini adalah pengujian pertama dari sistem yang sangat rumit dengan banyak bagian yang bergerak. Untuk mendapatkan sesuatu yang rumit ini pada pengujian pertama merupakan hal yang dramatis.

    Bagaimana suasana saat pesan tersebut dikirimkan?

    Duvall: Kami sendirian di laboratorium komputer masing-masing pada malam hari. Kami berdua senang bisa menjalani tes pertama yang sukses sebagai puncak dari banyak pekerjaan. Saya pergi ke bar lokal untuk makan burger dan minum bir.

    Kline: Saya senang itu berhasil dan pulang ke rumah untuk tidur.

    Apa yang Anda harapkan dari Arpanet?

    Duvall: Saya melihat pekerjaan yang kami lakukan di SRI sebagai bagian penting dari visi yang lebih besar, yaitu pekerja informasi yang terhubung satu sama lain dan berbagi masalah, pengamatan, dokumen, dan solusi.

    Apa yang tidak kami lihat adalah adopsi secara komersial dan kami juga tidak mengantisipasi fenomena media sosial dan wabah disinformasi yang terkait.

    Meskipun, perlu dicatat, bahwa dalam risalah Douglas Engelbart tahun 1962 yang menggambarkan visi keseluruhan, dia mencatat bahwa kemampuan yang kami ciptakan akan memicu perubahan besar dalam masyarakat dan kami perlu menggunakan dan mengadaptasi alat yang kami ciptakan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul dari penggunaannya di masyarakat.

    Aspek internet apa saat ini yang mengingatkan Anda pada Arpanet?

    Duvall: Merujuk pada visi yang lebih besar yang diciptakan oleh kelompok Engelbart (antara lain tetikus, pengeditan layar penuh, tautan), internet saat ini merupakan evolusi logis dari ide-ide tersebut, yang tentu saja diperkuat oleh kontribusi banyak orang yang cerdas dan pintar. Orang dan organisasi yang inovatif.

    Kline: Kemampuan untuk menggunakan sumber daya dari orang lain. Itulah yang kami lakukan saat menggunakan situs web. Kami menggunakan fasilitas situs web dan programnya, fitur-fiturnya. Dan tentu saja email.

    Arpanet cukup banyak menciptakan konsep perutean dan banyak jalur dari satu situs ke situs lainnya. Sistem itu dapat digunakan jika jalur komunikasi gagal.

    Hal ini juga memungkinkan peningkatan kecepatan komunikasi dengan menggunakan beberapa jalur secara bersamaan. Konsep-konsep tersebut telah terbawa ke internet.

    Saat kami mengembangkan protokol komunikasi untuk Arpanet, kami menemukan masalah, mendesain ulang dan meningkatkan protokol serta mempelajari banyak pelajaran yang terbawa ke Internet.

    TCP/IP (standar dasar untuk koneksi internet) dikembangkan baik untuk menghubungkan jaringan, khususnya Arpanet dengan jaringan lain, dan juga untuk meningkatkan kinerja, keandalan, dan banyak lagi.

    Bagaimana perasaan Anda tentang peringatan 55 tahun peristiwa tersebut?

    Kline: Rasanya campur aduk. Secara pribadi, saya merasa ini penting, tapi sedikit barangkali ada yang berlebihan.

    Arpanet dan apa yang dihasilkannya sangatlah penting. Bagi saya, hari peringatan ini hanyalah salah satu dari banyak peristiwa. Menurut saya, yang lebih penting daripada ulang tahun ini adalah keputusan Arpa untuk membangun Jaringan dan terus mendukung perkembangannya.

    Duvall: Senang rasanya mengingat asal muasal internet, namun yang paling penting adalah banyaknya upaya yang telah dilakukan sejak saat itu untuk mengubahnya menjadi bagian penting dalam masyarakat di seluruh dunia.

    Web modern tidak didominasi oleh peneliti pemerintah atau akademis, namun oleh beberapa perusahaan terbesar di dunia. Bagaimana perasaan Anda tentang perkembangan yang terjadi dengan internet? Apa yang paling Anda khawatirkan?

    Kline: Kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari, dan ini sangat penting. Sulit membayangkan kita tidak memilikinya lagi.

    Salah satu keuntungan dari keterbukaan internet dan tidak adanya kontrol pemerintah adalah munculnya ide-ide baru, seperti belanja daring, perbankan, streaming video, situs berita, media sosial, dan banyak lagi.

    Namun karena berbagai hal ini telah menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, hal ini menjadi sasaran aktivitas negatif.

    Kami terus-menerus mendengar tentang bagaimana segala sesuatunya telah dikompromikan. Ada pelanggaran privasi yang sangat besar. Dan perusahaan besar (seperti Google, Meta, Amazon serta penyedia layanan internet seperti Comcast dan AT&T) menurut saya memiliki kekuatan yang terlalu besar. Tapi saya tidak yakin ada solusi yang tepat atas hal ini.

    Duvall: Menurut saya, ada bahaya besar jika internet didominasi oleh suatu entitas. Kita telah melihat kekuatan disinformasi dalam mengarahkan kebijakan dan pemilu. Kita juga telah melihat kekuatan perusahaan dalam mempengaruhi arah norma-norma sosial dan pembentukan generasi dewasa dan remaja.

    Kline: Salah satu ketakutan terbesar saya adalah penyebaran informasi palsu.

    Berapa kali Anda mendengar seseorang berkata, “Saya melihatnya di internet”. Penyebaran informasi palsu selalu mungkin dilakukan, namun mengirimkan surat, memasang papan reklame, atau memasang iklan TV membutuhkan biaya yang besar.

    Sekarang itu bisa dilakukan dengan murah dan mudah. Dan ketika hal ini menjangkau jutaan orang, hal ini diulangi dan dianggap sebagai fakta.

    Ketakutan lainnya adalah semakin banyaknya sistem penting yang berpindah ke internet, maka akan semakin mudah menimbulkan gangguan serius jika sistem tersebut dimatikan atau disusupi. Misalnya, tidak hanya sistem komunikasi tetapi perbankan, utilitas, transportasi, dll.

    Duvall: Internet mempunyai kekuatan yang besar, namun karena tidak mengindahkan peringatan Engelbart pada tahun 1962, kita belum secara efektif menggunakan kekuatan internet untuk mengelola dampak sosialnya.

    Apa pelajaran yang dapat dipetik dari pengalaman Anda di Arpanet, yang dapat menjadikan Arpanet tempat yang lebih baik bagi semua orang?

    Kline: Meskipun keterbukaan internet memungkinkan adanya eksperimen dan penggunaan baru, kurangnya kontrol dapat menyebabkan kompromi.

    Arpa tetap mengendalikan Arpanet. Dengan cara itu mereka dapat memastikan semuanya berfungsi, membuat keputusan tentang protokol mana yang diperlukan, menangani masalah seperti nama situs dan masalah lainnya.

    Meskipun Icann (Perusahaan Internet untuk Nama dan Nomor yang Ditugaskan) masih mengelola sebagian dari hal tersebut, terdapat perbedaan pendapat internasional mengenai bagaimana cara untuk bergerak maju dan apakah AS memiliki terlalu banyak kendali.

    Namun kita masih memerlukan beberapa kendali untuk menjaga jaringan tetap berfungsi. Selain itu, karena Arpanet berukuran relatif kecil, kami dapat bereksperimen dengan perubahan besar dalam desain, protokol, dan banyak lagi. Itu akan sangat sulit saat ini.

    Duvall: Kita berada di tepi jurang dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan akses refleksif yang dimilikinya kepada semua orang yang menggunakan internet.

    Internet mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa–beberapa di antaranya berdampak buruk secara sosial. AI kini berada pada ambang batas tersebut, dan tidak dapat dipisahkan dari internet. Dan bukan hal yang tidak masuk akal untuk menyebut AI sebagai ancaman nyata. Saatnya untuk mengenali bahaya dan janjinya sekarang.

  • Akademisi Jepang-Indonesia Kembangkan Inovasi Teknologi Mobilitas Udara, Apa Itu?

    Akademisi Jepang-Indonesia Kembangkan Inovasi Teknologi Mobilitas Udara, Apa Itu?

    Jakarta

    Mobilitas udara (air mobility) telah menjadi salah satu inovasi teknologi yang digadang-gadang paling revolusioner dalam beberapa dekade terakhir. Inovasi tersebut buah kolaborasi akademisi Jepang dan Indonesia.

    Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini, konsep ini melibatkan transportasi udara jarak pendek menggunakan drone, pesawat listrik, dan kendaraan udara otonom (AAV). Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika akademisi dan profesional dari Jepang dan Indonesia berkumpul untuk membahas topik ini.

    Perkembangan mobilitas udara telah menghadirkan solusi transportasi yang lebih efisien, cepat, dan ramah lingkungan, khususnya untuk wilayah perkotaan dan terpencil. Jepang berada di garis depan perkembangan ini, mengandalkan teknologi canggih dan infrastruktur modern untuk memajukan inovasi di bidang tersebut.

    Dalam konteks ini, diskusi akademis yang diadakan di Universitas Hosei, Tokyo dari tanggal 11 hingga 13 Desember, menandai tonggak penting dengan mempertemukan para ahli dari Jepang dan Indonesia. Pertemuan tersebut dihadiri oleh akademisi terkemuka dari Universitas Hosei Prof. Dr. Gaku Minorikawa, seorang ahli dalam penelitian akustik dan penerbangan, dan Dr. Senichiro Yatsuda, seorang spesialis dalam teknologi listrik, keduanya juga mewakili HIEN Aero Technologies, Jepang.

    Selain itu, hadir pula Takeshi Hompo, seorang magister teknik kedirgantaraan lulusan University of California, San Diego, Master of Science degree in Aerospace Engineering. Hadir pula Firmantoko Soetopo, Magister Teknik Sistem, Presiden Direktur Bagaskara Jakarta, dan Prof. Dr. Rudy Harjanto, Kepala Program Doktor Ilmu Komunikasi LSPR.

    Negeri Matahari Terbit ini telah memanfaatkan teknologi canggih untuk mendorong pengembangan mobilitas udara. Salah satu inovasi utamanya adalah kendaraan udara listrik yang mampu terbang secara otonom.

    HIEN Aero Technologies telah memperkenalkan sistem propulsi listrik hemat energi yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Teknologi ini dirancang untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan, menjadikan mobilitas udara sebagai solusi transportasi masa depan yang ramah lingkungan, dan memastikan bahwa kendaraan udara masa depan tidak hanya efisien tetapi juga tidak mengganggu kenyamanan masyarakat perkotaan.

    “Kota-kota besar seperti Tokyo dan Jakarta menghadapi tantangan kemacetan lalu lintas yang signifikan. Mobilitas udara menawarkan solusi praktis melalui layanan taksi udara yang dapat mengurangi beban transportasi darat,” kata Takeshi Hompo.

    “Di sisi lain, di daerah terpencil dan kepulauan, mobilitas udara menjadi alat vital untuk pengiriman logistik, terutama makanan dan obat-obatan,” sambungnya.

    Solusi ini sangat penting, terutama bagi Jepang, negara yang kerap dilanda bencana alam. Mobilitas udara dapat berperan penting dalam mendukung operasi penyelamatan, karena kendaraan udara otonom dapat mengirimkan bantuan ke daerah yang sulit dijangkau.

    “Teknologi ini terbukti sangat berharga selama gempa bumi dan tsunami Fukushima, di mana drone digunakan untuk memantau daerah yang terdampak bencana dan mengirimkan pasokan darurat,” jelas Yatsuda.

    Sementara itu, Minorikawa menuturkan bahwa air mobility memberikan berbagai manfaat sosial, seperti aksesibilitas yang memudahkan masyarakat di daerah terpencil untuk mendapatkan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan pendidikan.

    “Kendaraan udara otonom mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan transportasi darat, dan dalam situasi darurat, mobilitas udara memungkinkan pengiriman bantuan dengan cepat,” ungkap Minorikawa.

    Minorikawa seraya menjelaskan bahwa penggunaan mobilitas udara dapat mengurangi biaya operasional logistik melalui pengiriman yang lebih cepat dan tepat waktu. Tidak hanya itu, industri mobilitas udara menciptakan peluang baru di bidang manufaktur, perawatan, dan pengembangan teknologi. Mobilitas udara juga membuka peluang bagi wisatawan untuk menjangkau destinasi yang sebelumnya sulit diakses.

    “Di Jepang, air mobility bukan hanya soal transportasi, tapi juga dianggap sebagai bagian dari semangat inovasi negara ini,” imbuhnya.

    Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk memastikan kemajuan ini tetap berpegang pada nilai-nilai tradisional, seperti menghargai lingkungan. Ditambah lagi, kendaraan udara modern sering kali mencerminkan prinsip desain Jepang, yang berfokus pada kesederhanaan dan efisiensi.

    “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengadopsi air mobility, terutama untuk logistik pulau, pengiriman barang antarpulau kecil yang sulit dijangkau, dan bantuan bencana, seperti di Jepang, di mana mobilitas udara dapat digunakan untuk menyalurkan bantuan ke daerah-daerah yang terkena bencana alam”, kata Firmantoko Soetopo.

    Diskusi tiga hari di Universitas Hosei difokuskan pada peluang dan tantangan pengembangan mobilitas udara di Jepang dan Indonesia. Prof. Dr. Rudy Harjanto menekankan peran penting komunikasi lintas budaya dalam memperkenalkan teknologi baru kepada masyarakat Indonesia. Ia mencatat bahwa komunikasi yang efektif dapat mempercepat adopsi teknologi mobilitas udara di sektor logistik antarpulau di Indonesia, yang penting bagi negara kepulauan yang membutuhkan solusi transportasi udara yang efisien.

    “Air mobility merupakan salah satu inovasi teknologi yang berpotensi besar untuk mengubah cara kita hidup, bekerja, dan bepergian. Dengan manfaat sosial, ekonomi, dan budaya yang signifikan, masa depan mobilitas udara terlihat menjanjikan, terutama di Jepang dan Indonesia. Kolaborasi internasional seperti diskusi ini menunjukkan bahwa teknologi ini bukan hanya soal inovasi, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi kemanusiaan,” pungkas Prof. Dr. Rudy Harjanto.

    (agt/agt)

  • Kalah Pilkada Jakarta: Dharma Pongrekun Tetap Jaga 10 Persen Pemilihnya, RK Mau Istirahat di Bandung

    Kalah Pilkada Jakarta: Dharma Pongrekun Tetap Jaga 10 Persen Pemilihnya, RK Mau Istirahat di Bandung

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sikap berbeda ditunjukkan dua calon gubernur yang sama-sama kalah di Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil dan Dharma Pongrekun.

    Ridwan Kamil mengaku ingin istirahat sejenak, pulang ke kampung halaman di Bandung bersama keluarga.

    Sementara, Dharma Pongrekun ingin tetap menjaga warga Jakarta yang telah memilihnya.

    Seperti diketahui, Pilkada Jakarta 2024 dimenangkan paslon nomor 3, Pramono Anung-Rano Karno.

    Paslon yang diusung partai parlemen PDIP itu meraih 2.183.239 suara (50,07 persen).

    Sementara Ridwan Kamil yang bersanding dengan Suswono mendapat 1.718.160 suara (39,40 persen).

    Paslon yang disingkat menjadi RIDO itu diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus berisi 13 partai Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, serta Garuda.

    Sedangkan, paslon jalur independen nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto mendapat 459.230 suara (10,53 persen).

    Ridwan Kamil Mau Istirahat

    Ridwan Kamil sudah mengakui kemenangan Pram-Rano.

    Ia tidak lagi bicara Jakarta setelah kalah di Pilkada Jakarta 2024.

    Suami Atalia Prararatya itu mengatakan, akan kembali ke Bandung, tempat tinggalnya dan keluarga untuk beristirahat.

    Menurutnya kontestasi politik di daerah khusus itu melelahkan karena tensi tingginya.

    “Saya dan Pak Suswono setelah ini tentu akan beristirahat sejenak ya, dengan tensi kemarin yang luar biasa tinggi, kita akan kembali ke keluarga masing-masing.”

    “Dan bagi kami berdua tidak ada kata akhir dalam pengadian kepada bangsa dan negara,” kata Ridwan Kamil, pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

    Gubernur Jawa Barat 2018-2023 itu pun menanggapi kabar soal dirinya yang akan dijadikan meniteri atau wakil menteri kabinet Presiden Prabowo Subianto setelah kalah di Pilkada Jakarta.

    Ia meminta masyarakat melihat sepak terjangnya di dunia politik.

    Menurutnya, politik adalah jalan untuk menggapai cita-cita bermanfaat buat masyarakat.

    “Tolong lihat sejarah saya masuk politik ya. Saya dulu adalah warga yang banyak kekecewaan lah ya terhadap apa yang banyak kami lihat dan kami dengar, akhirnya saya masuk ke politik.”

    “Politik itu adalah cara kita memperjuangkan cita-cita. Jadi kalau kita memperjuangkan cita-cita, bisa berpolitik tanpa harus namanya berpolitik praktis.”

    “Jadi ada tidak ada takdir di politik praktis, yang namanya memperbaiki, mengurusi, mencintai itu akan menjadi warna pengabdian saya ke masyarakat,” kata pria yang karib disapa Kang Emil itu.

    Kang Emil mengaku tidak pernah mengharapkan jabatan tertentu ketika berpolitik.

    “Tidak ada sedikit pun di benak saya, ‘uh nanti ada jabatan tertentu’, saya masuk ke politik itu bukan cari pekerjaan, itu adalah pintu yang saya ambil untuk pengabdian.”

    “Sebelum orang yang masuk politik, saya orang yang sangat sibuk, setelah tidak ada sekarang mungkin pintu itu, saya tetap sosok yang akan sibuk memberikan kebermanaatan untuk masyarakat,” kata dia.

    Pria bergelar Master of Urban Design dari Universitas California, Berkeley itu juga memastikan dirinya tidak akan menganggur.

    Setidaknya, Kang Emil memiliki tiga pekerjaan yang bisa dan sedang dilakoninya.

    “Saya adalah dosen, saya adalah arsitek, saya juga masih Kurator IKN, jadi mencintai bangsa ini bentuknya banyak. Tidak harus disederhanakan ke yang sifatnya politik praktis,” pungkasnya.

    Dharma Jaga 10 Persen Pemilihnya

    Di sisi lain, Dharma Pongrekun ingin tetap setia kepada pemilihnya.

    “Yang 10 persen ini mereka harus bangga karena mereka adalah orang yang sudah tersadarkan tidak tunduk kepada sembako dan tidak tunduk kepada amplop dan itu besar dan mereka ingin Jakarta ku aman karena Indah adabnya.”

    “Mereka adalah pemenang karena mereka sudah menunjukkan bahwa adab itu adalah hal yang terpenting untuk bangsa,” kata Dharma di program Akbar Faizal Uncensord, tayang Kamis (12/12/2024).

    Purnawirawan jenderal bintang tiga itu bertekad tetap menyuarakan keyakinannya yang ia suarakan sebagai visi misi saat mengarungi Pilkada Jakarta 2024.

    Salah satunya, yakni soal kewaspadaan akan pandemi yang menjadi agenda elite global.

    Menurutnya, isu pandemi penting disuarakan, karena akan berdampak pada banyak hal termasuk ekonomi, sosial dan politik seperti pada Pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.

    “Saya akan tetap menyampaikan dan menyuarakan apa yang sudah kami bangun. Karena saya hadir saat ini itu mulai dari 2019 sejak saya membuat buku. Buku saya launching kemudian terjadi 2020 pandemi dan ternyata ini berkelanjutan.”

    “Tuhan sedang menggiring saya sampai kepada titik ini dan Tuhan akan terus menggiring saya sampai kepada titik yang sudah ditentukan oleh Dia. Saya sudah punya destiny, kita masing-masing.”

    “Apa yang saya mau saya lakukan adalah tetap menjaga 10 persen ini supaya mereka aman dari pandemi,” jelasnya.

    Dharma ingin para pemilihnya bergantung pada Tuhan tidak takut kepada manusia yang melakukan manipulasi.

    “Saya akan menyiapkan bagaimana mereka jangan lagi penuh dengan ketakutan. Saya akan bukakan hal-hal yang perlu mereka tahu sehingga hidup mereka kembali hanya mengandalkan Allah SWT tidak perlu takut dengan manusia-manusia yang penuh dengan kebohongan, yang otaknya di belakang ingin menghasilkan uang-uang besar, yang akan mereka taruh di bank-bank luar negeri,” kata dia.

    Diketahui, Baik Dharma maupun Ridwan Kamil sama-sama tidak mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi terkait hasil rekapitulasi KPU yang menunjukkan kemenangan Pram-Rano satu putaran.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Hasil Perkawinan Silang Manusia Purba Diungkap Ilmuwan

    Hasil Perkawinan Silang Manusia Purba Diungkap Ilmuwan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua kelompok penelitian mencoba mengungkap hasil perkawinan dari manusia purba dan Neanderthal.

    Kebanyakan orang non-Afrika mengaitkan memiliki hubungan dengan DNA Neanderthal. Walaupun jumlahnya tak banyak hanya 1%-2% dari DNA mereka.

    Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature and Science menunjukkan keduanya melakukan kawin silang sekitar 43.500-50.500 tahun lalu. Tercatat perkawinan terjadi saat manusia meninggalkan Afrika dan berpindah ke benua baru, dikutip dari NBC News, Jumat (13/12/2024).

    Namun 100 generasi berikutnya, sebagian besar DNA Neanderthal mulai menghilangkan. DNA yang tersisa seperti pigmentasi kulit, respon imun dan metabolisme.

    Temuan itu juga mengungkapkan rentang waktu yang sempit terjadinya perkawinan silang saat manusia menyebar ke wilayah seperti China dan Australia.

    Selain itu para peneliti menyinggung soal populasi dari fosil sisa manusia yang ditemukan di luar Afrika, seperti Eropa. Fosil tersebut lebih dari 50 ribu tahun lalu.

    Menurut studi, populasi tersebut sudah punah. “Ada beberapa garis keturunan yang teridentifikasi yang tidak berkontribusi pada orang di kemudian hari,” jelas penulis dari Institut Max Planck, Johannes Krause.

    Kedua penelitian menggunakan pendekatan yang berbeda. Salah satu tim dari University of California membuat katalog dari 59 manusia purba yang hidup antara 2.000 tahun lalu dan 45 ribu tahun lalu serta 275 manusia masa kini.

    Mereka menemukan gen Neanderthal ke manusia terjadi 47 ribu tahun lalu dan berhenti pada 7.000 tahun lalu.

    Pada jurnal yang ada di Nature, melakukan analisis pada enam genom yang ditemukan di Ranis, situs gua di Jerman. Sisa sisa genom berasal dari 45 tahun lalu.

    Hasilnya, DNA menunjukkan dua dari enam individu merupakan ibu dan anak perempuan.

    Mereka juga melakukan analisa DNA dari individu yang ditemukan pada situs gua di Ceko sekitar 140 mil (225 km) dari Ranis. Hasilnya dua orang dari Ranis memiliki hubungan kerabat dengan yang ditemukan di Ceko.

    (luc/luc)

  • 5 Ras Kucing Populer yang Ramah Dipelihara

    5 Ras Kucing Populer yang Ramah Dipelihara

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan favorit banyak orang. Dengan berbagai karakter dan penampilan yang unik, kucing bisa menjadi teman yang setia.

    Di antara banyaknya ras kucing, ada lima ras kucing yang paling populer dan dikenal ramah. Mengutip dari berbagai sumber, berikut adalah ras kucing yang nyaman untuk dipelihara:

    1. Scottish Fold

    Dikenal dengan telinga terlipatnya yang khas, Scottish Fold memiliki sifat yang lembut, tenang, dan mudah beradaptasi. Kucing ini cocok untuk lingkungan rumah yang tenang dan interaksi dengan keluarga.

    Kucing telinga lipat skotlandia adalah salah satu ras kucing alami yang berasal dari Skotlandia. Ciri khas dan keunikannya adalah terdapat pada telingnya yang melipat, sehingga ras ini disebut dengan kucing berwajah burung hantu atau kucing coupari.

    2. Kucing Bengal

    Memiliki penampilan yang mirip dengan kucing liar, Bengal memiliki bulu yang indah dengan pola belang-belang. Namun, sifatnya sangat ramah dan suka bermain. Kucing ini cocok untuk pemilik yang aktif dan memiliki waktu untuk bermain.

    Kucing bengal adalah keturunan keempat dari hasil persilangan antara kucing american shorthair dengan kucing asian leopard. Kucing ini berasal dari California, Amerika Serikat. Meskipun tergolong kucing hutan, tetapi ras bengal termasuk hewan yang banyak digemari dan dijadikan hewan peliharaan.

    3. Kucing Siam

    Kucing Siam dikenal dengan tubuh ramping, mata biru cerah, dan suara yang khas. Mereka cerdas, aktif, dan sangat sosial. Kucing Siam membutuhkan banyak perhatian dan interaksi.

    Kucing siam adalah salah satu ras kucing pertama yang diakui jelas sebagai kucing berjenis oriental. Sesuai dengan namanya, kucing siam berasal dari negara Siam, sehingga ras kucing ini sangat mudah ditemukan di negara Thailand.

     

  • Pikat Hati Donald Trump, Amazon Hingga Meta Sumbang Rp16 Miliar Untuk Pesta Pelantikan Presiden – Halaman all

    Pikat Hati Donald Trump, Amazon Hingga Meta Sumbang Rp16 Miliar Untuk Pesta Pelantikan Presiden – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Raksasa teknologi kondang asal AS, Amazon.com Inc. menyumbangkan 1 juta dolar AS atau sekitar Rp 16 miliar untuk pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump yang akan digelar pada 20 Januari 2025.

    Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh pihak Amazon, selain menyumbangkan dana raksasa teknologi itu juga berjanji akan menyiarkan pelantikan Donald Trump melalui layanan Prime Video, sebagaimana dikutip dari CNN International.

    “Amazon.com Inc. akan menyumbangkan 1 juta dollar untuk dana pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.  Donasi tersebut berasal dari kas perusahaan dan tidak didanai oleh Bezos,” kata Amazon.

    Tak hanya Amazon, Meta yang merupakan induk dari Facebook dan Instagram, juga mengonfirmasi sumbangan sebesar 1 juta dollar AS untuk menyemarakan pesta pelantikan Presiden terpilih Donald Trump.

    Sebagai informasi sumbangan dari perusahaan besar untuk pelantikan seperti ini telah menjadi tradisi yang kerap dilakukan beberapa tahun terakhir, kecuali pada pelantikan Barack Obama di 2009 silam yang menolak donasi korporasi

    Publik berspekulasi sumbangan miliaran dolar di gelontorkan Amazon dan Meta merupakan strategi untuk membangun hubungan positif dengan pemerintahan Trump.  Mengingat beberapa tahun terakhir hubungan Amazon dan Meta dengan Presiden Donald Trump sempat retak.

    Selama masa jabatan pertamanya, Donald Trump diketahui sering mengkritik Amazon dan The Washington Post, yang dimiliki Bezos. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, Bezos terlihat bersikap lebih positif terhadap Trump.

    “Saya sangat optimis kali ini, saya sangat berharap, dia tampaknya memiliki banyak energi untuk mengurangi regulasi, dan jika saya dapat membantunya melakukan itu, saya akan membantunya,” kata Bezos.

    Hal serupa juga terjadi pada Meta. Hubungan antara pemilik Meta, Zuckerberg dan Trump diketahui sempat memanas, terutama setelah insiden pada 6 Januari 2021 yang menyebabkan Donald Trump dikeluarkan dari Facebook.

    Namun perlahan Zuckerberg mulai membangun keakraban dengan Trump, bahkan usai Trump lolos dari percobaan pembunuhan Juli lalu Zuckerberg  sempat prihatin atas insiden itu.

    “Melihat Donald Trump berdiri setelah tertembak di wajah dan mengepalkan tinjunya ke udara sambil mengibarkan bendera Amerika adalah salah satu hal paling hebat yang pernah saya lihat dalam hidup saya,” kata Zuckerberg, dalam sebuah wawancara dengan podcast “The Circuit” di kantor pusat Meta di Menlo Park, California.