kab/kota: California

  • NASA X-59 Terbang Perdana, Era Supersonik Senyap Dimulai!

    NASA X-59 Terbang Perdana, Era Supersonik Senyap Dimulai!

    Jakarta

    Pesawat eksperimental X-59 Quiet SuperSonic Technology (QueSST) milik NASA berhasil melakukan penerbangan perdana pada 28 Oktober 2025 dari fasilitas Lockheed Martin Skunk Works di Palmdale, California. Uji terbang ini menandai langkah awal menuju era baru penerbangan supersonik yang lebih senyap dan ramah lingkungan.

    Sejak era 1960-an, penerbangan supersonik sipil dianggap sebagai masa depan industri dirgantara. Namun, mimpi itu terhenti karena masalah kebisingan sonic boom yang dihasilkan pesawat secepat suara seperti Concorde dan Tupolev Tu-144. Ledakan sonik mencapai 110-140 dB, setara suara petir yang menggelegar, sehingga banyak negara melarang penerbangan supersonik di atas daratan.

    Kini, setelah lebih dari setengah abad, NASA dan Lockheed Martin kembali mencoba mewujudkan mimpi itu lewat X-59, pesawat eksperimental satu kursi yang dirancang untuk mengubah sonic boom menjadi sonic thump, atau suara lembut setara pintu mobil tertutup (60-80 dB).

    Desain X-59 dirancang agar gelombang kejut terpecah di sepanjang badan pesawat, bukan terkonsentrasi di hidung. Pendekatan aerodinamis ini memungkinkan suara ledakan yang biasanya terdengar keras menjadi lebih lembut dan menyebar. NASA menyebutnya sebagai langkah penting untuk mendapatkan izin penerbangan supersonik komersial di masa depan.

    “Kami sangat gembira mencapai penerbangan pertama X-59,” ujar OJ Sanchez, Wakil Presiden dan General Manager Lockheed Martin Skunk Works. “Pesawat ini membuktikan inovasi dan keahlian tim kami, sekaligus membuka jalan bagi generasi baru penerbangan supersonik yang senyap.”

    Dalam penerbangan perdananya, X-59 belum mencapai kecepatan supersonik. Tujuannya hanya memastikan kelaikan struktur, sistem kontrol, dan stabilitas penerbangan. Uji lanjutan akan dilakukan di NASA’s Armstrong Flight Research Center, Edwards, California, di mana X-59 akan mulai terbang di atas komunitas terpilih untuk mengumpulkan opini publik soal tingkat kebisingan.

    Jika uji coba ini berhasil, NASA berharap dapat menghapus larangan penerbangan supersonik di atas daratan Amerika yang telah berlaku sejak 1973. Langkah ini akan membuka jalan bagi maskapai komersial untuk menghadirkan penerbangan antar-benua dalam waktu yang jauh lebih singkat-tanpa gangguan suara memekakkan telinga, demikian dikutip dari New Atlas.

    (afr/rns)

  • Kalahkan Zuckerberg, 3 Sekawan Lulusan SMA Jadi Miliarder Termuda Berkat Startup AI Mercor

    Kalahkan Zuckerberg, 3 Sekawan Lulusan SMA Jadi Miliarder Termuda Berkat Startup AI Mercor

    Liputan6.com, Jakarta – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, sebuah perusahaan rintisan asal San Fransisco, Mercor, baru saja mencetak sejarah dengan menghasilkan miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri. Tiga pendiri perusahaan—Brendan Foody, Adarsh Hiremath, dan Surya Midha—yang kesemuanya berusia 22 tahun, kini menjadi sorotan global.

    Ketiganya menjadi miliarder setelah Mercor mendapatkan penilaian (valuasi) sebesar USD 10 miliar pasca putaran pendanaan senilai USD 350 juta yang dipimpin oleh Felicis Ventures. Keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dan ketekunan mampu membawa anak muda meraih kesuksesan besar.

    Mercor merupakan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pengintaian atau scouting berbasis kecerdasan buatan (AI). Perusahaan ini membantu laboratorium AI terbesar di Silicon Valley dalam melatih model mereka.

    Berawal dari ide untuk memadukan talenta dengan perusahaan teknologi, Mercor kini dipandang sebagai salah satu pionir di bidang ini. Dengan pendanaan yang diakuisisi, perusahaan berkembang pesat, dan ketiga pendirinya kini memiliki saham sekitar 22% masing-masing, yang membuat mereka bertransformasi menjadi miliarder muda.

    Dari Tim Debat Sekolah Menengah

    Kisah perjalanan ketiga pendiri ini tidak dimulai di ruang kantor besar, tetapi di bangku sekolah menengah atas (SMA) di Bay Area, California. Foody, Hiremath, dan Midha bertemu saat terlibat dalam tim debat sekolah. Dari persahabatan tersebut, mereka berkolaborasi membangun perusahaan teknologi yang ambisius.

    Meskipun masih muda, pengalaman mereka di dunia teknologi sudah cukup lama, sebagian berkat latar belakang keluarga yang mendalam di dunia perangkat lunak dan teknologi.

    Brendan Foody sudah terjun ke dunia bisnis sejak berusia 16 tahun, membangun perusahaan yang membantu teman-temannya mendapatkan promosi di Amazon Web Services (AWS) dengan biaya $500 per orang.

    Adarsh Hiremath dan Surya Midha juga memiliki minat besar dalam teknologi dan penelitian AI. Hiremath, misalnya, sempat menghabiskan dua tahun kuliah di Harvard sebelum memutuskan keluar dan fokus pada Mercor.

  • Meghan Markle Luncurkan Lilin Beraroma Royal Wedding, Harganya Fantastis

    Meghan Markle Luncurkan Lilin Beraroma Royal Wedding, Harganya Fantastis

    JAKARTA – Meghan Markle baru saja merilis koleksi liburan pertamanya untuk brand gaya hidupnya, As ever. Menariknya koleksi ini tidak hanya berisi produk kecantikan dan elegan, tetapi juga mengandung makna pribadi sebagai bentuk penghormatan untuk suaminya, Pangeran Harry serta kedua anak nya, Pangeran Archie dan Putri Lilibet.

    Koleksi yang dirilis pada Selasa, 28 Oktober ini mencakup lilin aromaterapi, sparkling wine serta kit rempah minuman hangat. Dalam keterangan resminya, As ever menyebut koleksi ini dirancang untuk menghadirkan suasana hangat saat berkumpul, merayakan, atau memberi hadiah.

    “Dari lilin yang dituangkan dengan tangan, selai buah buatan artisan, madu dari California, hingga wine spesial, semuanya dipilih dengan cermat agar menghadirkan keindahan dan kehangatan,” tulis pihak brand, dikutip dari laman People.

    Namun yang membuat koleksi ini semakin personal adalah detail kecil yang terselip dalam penamaan dan bahan-bahannya. Berikut beberapa makna khusus di balik produk-produk tersebut.

    1. Signature Candle No. 519

    Lilin ini diberi nama No. 519 sebagai penghormatan pada tanggal pernikahan Meghan dan Harry yaitu 19 Mei 2018.

    Aromanya menggambarkan suasana hangat, langit biru, tawa, cinta, dan kesegaran pedesaan Inggris, semua hal yang terasa pada hari pernikahan mereka.

    Lilin ini juga memiliki aroma daun mint Maroko, mengingatkan pada perjalanan resmi terakhir Meghan dan Harry ke Maroko pada Februari 2019, sebelum kelahiran Archie beberapa bulan kemudian.

    2. Signature Candle No. 084

    Lilin ini merayakan rumah dan keluarga. Angka 084 merujuk pada tanggal lahir Meghan, 4 Agustus. Terinspirasi dari kampung halamannya di Los Angeles, lilin ini memadukan aroma lotus air, sandalwood, dan California poppy.

    Dideskripsikan sebagai aroma rumahan, lilin ini mencerminkan suasana hangat, nyaman, dan penuh cinta seperti pelukan.

    3. 2021 Vintage Napa Valley Brut

    Sparkling wine terbaru ini memiliki aroma apel hijau, pir, peach, jeruk, dan sedikit buah bintang, sehingga menghasilkan rasa segar sekaligus elegan. Menariknya tahun vintage wine ini adalah 2021, tahun kelahiran Putri Lilibet. Wine ini dibuat di Napa Valley, tidak jauh dari kediaman Meghan dan Harry di Montecito.

    4. Spiced Cider Mulling Spice Kit & Hot Toddy Mulling Spice Kit

    Meghan dikenal senang menjamu tamu dengan suasana santai dan hangat. Dalam salah satu tayangan With Love, Meghan di Netflix, ia mengaku sering menyambut tamu dengan santai, tanpa sepatu, memakai celemek, dan langsung mengundang mereka masuk ke dapur.

    Meghan mengaku suka memasak minuman hangat seperti cider atau hot toddy di atas kompor, sehingga tamu bisa menyajikan sendiri dan merasa nyaman. Kebiasaan inilah yang menginspirasi dua kit rempah minuman hangat dalam koleksi ini.

    Koleksi liburan As ever ini bukan hanya sekadar kumpulan produk rumah tangga, tetapi juga sebuah cerita penuh kenangan, kehangatan keluarga, dan momen pribadi Meghan bersama Harry dan kedua anak mereka.

    Dengan sentuhan sederhana namun penuh makna, Meghan kembali menunjukkan bagaimana dirinya selalu menghadirkan nuansa personal dalam setiap karyanya.

  • Misteri Cahaya Misterius di Langit 70 Tahun Silam Terpecahkan

    Misteri Cahaya Misterius di Langit 70 Tahun Silam Terpecahkan

    Jakarta

    Fenomena yang terjadi sekitar tujuh puluh tahun lalu berupa cahaya misterius di langit kini terpecahkan. Dikira terkait dengan UFO, fenomena itu kemungkinan terkait dengan uji coba senjata nuklir.

    Kesimpulan ini diperoleh dari para peneliti yang memindai foto-foto historis yang diambil dari Observatorium Palomar di California antara tahun 1949 dan 1957 dan mengidentifikasi berbagai titik terang misterius dan berumur pendek di langit.

    Beberapa objek muncul dalam satu foto dan langsung menghilang saat foto berikutnya diambil dan berada di wilayah langit malam yang sama. Semua foto diambil sebelum 4 Oktober 1957, ketika satelit buatan pertama umat manusia Sputnik 1, diluncurkan ke orbit Bumi.

    “Kemungkinan hubungan dengan uji coba senjata nuklir dapat dipertimbangkan karena dua alasan. Dari tahun 1951 hingga peluncuran Sputnik tahun 1957, setidaknya 124 uji coba nuklir di atas tanah telah dilakukan oleh Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, dan Inggris Raya,” jelas para peneliti dalam makalah di Scientific Reports.

    Di beberapa kondisi, radiasi nuklir diketahui menyebabkan pendaran yang tampak (radiasi Cherenkov). Fenomena ini dapat diamati di atmosfer sebagai respons terhadap partikel berenergi tinggi (misalnya sinar gamma). “Sesuai konsep ini, ‘bola api’ yang menyala di langit dilaporkan terjadi beberapa kali tak lama setelah uji coba nuklir,” tulis mereka yang dikutip detikINET dari Newsweek.

    Para peneliti menggunakan kumpulan data yang mencakup 2.718 hari pengamatan astronomi untuk membandingkan tanggal penampakan sementara dengan tanggal uji coba nuklir di atas tanah dan jumlah laporan UFO. Mereka menemukan bahwa penampakan sementara 45% lebih mungkin diamati dalam satu hari setelah uji coba senjata nuklir.

    “Temuan kami memberikan dukungan empiris tambahan untuk validitas fenomena UAP dan potensi hubungannya dengan aktivitas senjata nuklir, menyumbangkan data di luar laporan saksi mata,” tulis para peneliti.

    (fyk/rns)

  • Amazon, Meta, hingga Microsoft Terpukul

    Amazon, Meta, hingga Microsoft Terpukul

    Bisnis.com, JAKARTA— Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali melanda industri teknologi global. Raksasa e-commerce Amazon hingga perusahaan Meta melakukan perampingan besar-besaran tahun ini. 

    Sejumlah raksasa teknologi seperti Amazon, Microsoft, Intel, hingga Meta melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap puluhan ribu karyawan di seluruh dunia. 

    Langkah ini menjadi bagian dari upaya efisiensi dan restrukturisasi perusahaan di tengah meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). 

    Amazon menjadi salah satu perusahaan yang paling banyak melakukan pemangkasan tenaga kerja. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu berencana memangkas sekitar 14.000 karyawan korporat di seluruh dunia. 

    Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar-besaran seiring meningkatnya adopsi teknologi AI di berbagai lini bisnis perusahaan. 

    Mengutip laporan Reuters, Rabu (29/10/2024), jumlah karyawan yang terdampak berpotensi meningkat hingga 30.000 orang. 

    Meski belum dikonfirmasi secara resmi, Amazon dalam surat elektronik kepada seluruh karyawan menyebutkan bahwa pemangkasan lanjutan akan dilakukan dalam waktu dekat. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan jumlah tenaga kerja setelah terjadi kelebihan rekrutmen selama masa pandemi, sekaligus menekan biaya operasional menjelang musim belanja akhir tahun.

    Langkah serupa juga dilakukan Microsoft Corp., yang kembali mengumumkan PHK terhadap sekitar 9.000 karyawan dalam gelombang kedua pada tahun ini. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan menekan biaya di tengah peningkatan investasi di sektor AI.

    Seorang juru bicara Microsoft menyatakan langkah ini akan berdampak pada kurang dari 4% total tenaga kerja global perusahaan. PHK akan dilakukan lintas tim, wilayah, serta tingkat jabatan sebagai bagian dari upaya merampingkan proses dan memangkas lapisan manajemen.

    “Kami terus melakukan penyesuaian organisasi yang diperlukan agar perusahaan dan tim kami berada dalam posisi terbaik untuk sukses di pasar yang dinamis,” ujar juru bicara tersebut dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/7/2025).

    Sebelumnya, Microsoft telah melakukan PHK massal pada Mei lalu yang berdampak pada 6.000 karyawan, terutama di posisi produk dan rekayasa teknis. 

    Di sisi lain, Intel Corp. juga mengonfirmasi akan melakukan PHK massal terhadap 15% tenaga kerja globalnya pada kuartal terakhir tahun ini. 

    Berdasarkan laporan pendapatan terbaru, sebagian besar pemangkasan tersebut telah dimulai, terutama di unit Folsom dan Santa Clara di California, serta di fasilitas Oregon, Arizona, Texas, dan Israel.

    Intel berharap hanya memiliki 75.000 karyawan inti pada akhir tahun ini, turun signifikan dari 99.500 karyawan pada akhir 2024. Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerjanya hingga 24.500 orang.

    Selama beberapa tahun terakhir, Intel kehilangan pangsa pasar akibat meningkatnya dominasi pesaing seperti TSMC dan kesulitan memenuhi tuntutan industri AI. Tahun lalu, Intel juga telah memangkas sekitar 15.000 karyawan.

    “Perubahan ini dirancang untuk menciptakan organisasi yang bergerak lebih cepat, lebih datar, dan lebih gesit,” kata Intel.

    Tak ketinggalan, Meta Platforms Inc. turut melakukan pemangkasan tenaga kerja. Perusahaan induk Facebook itu berencana memangkas sekitar 600 karyawan di divisi AI Superintelligence Labs pada bulan depan. PHK ini melibatkan tim Fundamental Artificial Intelligence Research (FAIR), divisi produk AI, dan infrastruktur AI.

    Menurut data dari akun analis pasar The Kobeissi Letter di X, dalam beberapa bulan terakhir sejumlah perusahaan besar juga mengumumkan rencana PHK besar-besaran. 

    Berikut daftanya: 

    -UPS sebanyak 48.000 karyawan, 

    -Nestle 16.000 karyawan, 

    -Accenture 11.000 karyawan, 

    -Ford 11.000 karyawan, 

    -Novo Nordisk 9.000 karyawan, 

    -PwC 5.600 karyawan, 

    -Salesforce 4.000 karyawan, 

    -Paramount 2.000 karyawan, 

    -Kroger 1.000 karyawan, 

    -dan Applied Materials 1.444 karyawan.

    “Pasar tenaga kerja jelas melemah,” tulis The Kobeissi Letter dalam unggahan di X.

  • Manusia Rp3.000 Triliun Jilat Presiden Habis-habisan

    Manusia Rp3.000 Triliun Jilat Presiden Habis-habisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Nvidia Jensen Huang menjadikan konferensi tahunan kecerdasan buatan (AI) perusahaannya sebagai panggung untuk memuji Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dalam pidato utamanya di Walter E. Washington Convention Center, Huang menyebut Trump berperan besar dalam memperkuat sektor teknologi AS dan mendorong kebangkitan industri manufaktur.

    Manusia dengan harta kekayaan mencapai US$179,6 miliar atau nyaris Rp3.000 triliun itu menambahkan, tanpa langkah kebijakan tersebut, Amerika Serikat bisa saja tertinggal dalam perlombaan AI.

    “Jika hal itu tidak terjadi, kita bisa berada dalam situasi yang buruk. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Trump,” kata Huang, dikutip dari Politico, Rabu (29/10/2025).

    Nvidia sendiri diketahui sebagai salah satu perusahaan yang paling diuntungkan oleh kebijakan pemerintahan Trump. Berkat dorongan besar pada pengembangan AI dan energi, Nvidia tahun lalu tumbuh menjadi perusahaan dengan valuasi US$4 triliun.

    Selain itu, perusahaan asal California ini juga memenangi izin untuk menjual chip berdaya tinggi ke China, dengan kesepakatan berbagi sebagian pendapatan dengan pemerintah AS. Namun, hingga kini Nvidia belum melanjutkan kembali bisnisnya di Negeri Tirai Bambu.

    Pidato Huang kali ini terbilang berbeda dari biasanya. Jika dalam konferensi Nvidia sebelumnya ia banyak menyoroti kemajuan teknologi chip dan inovasi AI, kali ini Huang justru menonjolkan peran politik dan kebijakan Gedung Putih.

    Selama setahun terakhir, Huang diketahui aktif menjalin kedekatan dengan pemerintahan Trump. Ia menghadiri jamuan makan malam di Mar-a-Lago yang tarifnya mencapai US$1 juta per kepala, serta ikut mendampingi Trump dalam kunjungan kenegaraan ke kawasan Teluk dan Inggris, tempat presiden mengumumkan kesepakatan teknologi bernilai miliaran dolar.

    Bahkan, ia menutup pidatonya dengan slogan kampanye Trump.

    “Terima kasih atas pengabdian Anda semua dalam membuat Amerika hebat kembali,” ujar Huang kepada para peserta.

    Nvidia tercatat sebagai salah satu dari puluhan perusahaan yang ikut mendanai pembangunan ballroom Gedung Putih, proyek yang sempat menuai kontroversi. Menanggapi hal itu, Huang menyebut kontribusinya sebagai bentuk kebanggaan.

    “Saya sangat bangga bisa berkontribusi, meskipun kecil, untuk sesuatu yang akan menjadi monumen bersejarah nasional,” katanya.

    Dalam kesempatan yang sama, Huang mengumumkan kemitraan baru antara Nvidia dan Departemen Energi AS untuk membangun tujuh superkomputer baru. Proyek ini, menurut Huang, juga merupakan hasil dukungan Presiden Trump terhadap sektor teknologi dan riset ilmiah.

    Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Nvidia bekerja sama dengan Oracle untuk membangun superkomputer AI terbesar milik pemerintah AS di Argonne National Laboratory.

    Sistem bernama Solstice itu akan dijalankan menggunakan 100.000 chip NVIDIA Blackwel, jumlah tertinggi dalam sejarah.

    Chip Blackwell disebut-sebut sebagai produk paling mutakhir Nvidia sekaligus chip pertama yang sepenuhnya dibuat di Amerika Serikat.

    Huang menilai pencapaian itu sebagai kemenangan bagi agenda nasional Trump di bidang AI.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Foxconn Akan Gunakan Robot Humanoid di Pabrik Houston

    Foxconn Akan Gunakan Robot Humanoid di Pabrik Houston

    JAKARTA – Foxconn, perusahaan manufaktur yang berpusat di Taiwan, mengumumkan rencana besar pada Selasa, 28 Oktober 2025. Perusahaan tersebut akan menggunakan robot humanoid di salah satu pabriknya. 

    Fasilitas yang terpilih adalah pabrik yang berada di Houston, pabrik yang fokus pada produksi server Kecerdasan Buatan (AI) untuk NVIDIA. Melansir dari Reuters, robot humanoid ini akan diadopsi mulai kuartal pertama tahun depan. 

    Ini merupakan kemajuan dari kemitraan Foxconn dengan NVIDIA. Pasalnya, robot ini ditenagai oleh model AI canggih NVIDIA Isaac GR00T N pada lini produksinya. Harapannya, kolaborasi ini akan menciptakan ‘pabrik pintar AI terkemuka di dunia’. 

    Foxconn menyatakan bahwa bahwa mereka akan terus meningkatkan produksi server AI di AS. Artinya, Foxconn tak hanya fokus meningkatkan pabriknya di Houston, tetapi juga pabrik yang berada di Texas, Wisconsin, dan California untuk memenuhi permintaan yang terus melonjak.

    “Tim kami menghadirkan solusi pusat data AI tercanggih ke Amerika Serikat,” kata Ketua Foxconn, Young Liu. Pimpinan Foxconn itu menambahkan bahwa peningkatan ini akan membantu pelanggan dapat tetap unggul dalam persaingan AI. 

    Meski penggunaan robot humanoid merupakan sesuatu yang baru, Foxconn bukanlah yang pertama. Sudah ada beberapa perusahaan yang memakai robot di pabriknya, misalnya seperti BMW dan Geely. 

    Kedua perusahaan otomotif itu menggunakan robot untuk merakit sejumlah komponen. Untuk penggunaan robot humanoid di Foxconn, tidak dijelaskan di bagian mana saja teknologi ini akan ditempatkan. 

  • BRIN Telah Kembangkan Monitor Radiasi Selama 10 Tahun, Siap Dipakai Massal

    BRIN Telah Kembangkan Monitor Radiasi Selama 10 Tahun, Siap Dipakai Massal

    Bisnis.com, JAKARTA —  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengaku telah mengembangkan teknologi Radiation Portal Monitor (RPM) atau Teknologi Monitor Radiasi (TMR) selama 10 tahun. Alat ini dipastikan sudah siap digunakan secara luas.

    TMR berfungsi untuk mendeteksi potensi kontaminasi bahan radioaktif di berbagai sektor, termasuk kawasan industri, pelabuhan, dan ekspor komoditas seperti udang dan rempah-rempah. 

    Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono, menjelaskan perangkat tersebut telah dikembangkan selama lebih dari satu dekade dan siap untuk diimplementasikan secara luas.

    Menurut Sinung, BRIN tidak akan memproduksi alat ini secara massal, melainkan membuka peluang bagi industri untuk mengambil lisensi dan melakukan produksi lokal.

    “Kami menemukan sesuatu, menginovasikan sesuatu. Tapi nanti yang membuat mass production harapannya muncul orang, perusahaan-perusahaan yang bisa membantu kami untuk mass production dari produk tadi,” jelasnya, Rabu (29/10/2025).

    Dia menambahkan, skema kerja sama lisensi bersifat non-eksklusif, sehingga semakin banyak industri yang terlibat akan semakin baik. Adapun nilai investasi yang dibutuhkan akan bergantung pada skala produksi dan target pasar masing-masing perusahaan.

    Lebih jauh, RPM merupakan perangkat deteksi pasif yang digunakan untuk menyaring pejalan kaki, kendaraan, atau objek lain yang membawa bahan nuklir dan radioaktif. 

    Perangkat ini terdiri dari beberapa tipe, termasuk RPM kendaraan, RPM pedestrian, dan RPM portable, yang dapat dipasang di pelabuhan, bandar udara, perbatasan, dan kawasan industri. BRIN menilai pengembangan dan produksi RPM secara lokal penting untuk menjamin keberlanjutan operasi, perawatan, serta mendukung keamanan nasional. 

    Selain itu, lisensi produk RPM akan dikoordinasikan melalui Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri, di bawah Kedeputian Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, dengan melibatkan BAPETEN, KKP, serta kementerian dan otoritas terkait lainnya.

    Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Syaiful Bakhri menuturkan kebutuhan perangkat pemantauan radiasi di Indonesia sangat mendesak, terlebih setelah munculnya beberapa kasus kontaminasi radioaktif seperti yang terjadi di Cikande, Serang, Banten.

    “Kita butuh radiation portal monitoring, hampir di semua tempat, di semua kawasan industri,” kata Syaiful.

    Syaiful menjelaskan, alat tersebut bukan hanya dibutuhkan di kawasan industri, tetapi juga di sektor ekspor, khususnya setelah Amerika Serikat memperketat batas ambang radioaktif untuk produk impor. 

    Menurutnya, penerapan portal monitoring radiasi akan membantu memastikan produk ekspor seperti udang dan cengkeh terbebas dari kontaminasi sebelum dikirim ke luar negeri. Dia menambahkan penerapan teknologi tersebut dapat menjadi peluang besar untuk melindungi ekspor nasional sekaligus mendorong kolaborasi lintas sektor.

    “Harapannya ke depannya [industri/pelaku bisnis] bisa mengembangkan ini lebih lanjut. Untuk apa? Untuk pertumbuhan ekonomi kita bersama dan keselamatan kita bersama,” ujar Syaiful. 

    Sebelumnya, temuan zat radioaktif Cs-137 di Indonesia telah menjadi perhatian serius. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mendeteksi paparan Cs-137 pada cengkeh asal Indonesia yang dikirimkan oleh PT Natural Java Spice ke California. FDA kemudian memblokir impor seluruh rempah dari perusahaan tersebut.

    Meski kadar radioaktif yang terdeteksi masih di bawah ambang batas perlindungan kesehatan, FDA menilai temuan tersebut tidak bisa diabaikan karena paparan jangka panjang tetap berpotensi membahayakan kesehatan

    FDA juga menyoroti paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada komoditas udang dari Indonesia. Pemeriksaan pihak FDA serta Bea Cukai AS mendeteksi kandungan radiasi pada kontainer udang pada Agustus 2025. Penemuan ini menjadi titik balik yang menunjukkan sumber paparan radiasi bukan berasal dari tambak atau laut, melainkan berakar pada aktivitas industri logam di daratan.

  • Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Radiokarbon, Jam Alami yang Bisa Tentukan Waktu Kematian Seseorang

    Jakarta

    Ketika sesuatu mati, muncul sebuah pertanda berupa sinyal radioaktif yang berdetak layaknya jam alami. Penemuan itu membantu kita memecahkan berbagai misteri alam.

    Akan ada banyak sekali zat di dalam limbah. Willard Libby yakin akan hal tersebut.

    Saat itu pertengahan 1940-an, dan tujuan ahli kimia tersebut adalah menemukan bentuk karbon radioaktif, yakni karbon-14, di alam. Ia menyadari, jika zat itu ada, maka akan meninggalkan jejak pembusukan yang lambat pada tumbuhan dan hewan yang mati. Dengan begitu akan diketahui kapan mereka mati.

    Tetapi, Libby harus membuktikan bahwa karbon-14 ada di alam liar dalam konsentrasi yang sesuai dengan perkiraannya. Ilmuwan lain hanya pernah mendeteksi karbon-14 setelah mensintesisnya di laboratorium.

    Libby menjelaskan makhluk hidup akan menyimpan zat itu dalam sistem pembuangan mereka, itulah sebabnya ia beralih ke limbah. Limbah yang diproduksi oleh penduduk Baltimore, tepatnya. Dan dia menemukan apa yang dicari.

    Libby, saat itu tidak tahu, namun gagasan karbon radioaktif –radiokarbon– bisa digunakan untuk menentukan usia benda-benda yang punya beragam pemakaian.

    Sejak pertengahan abad ke-20, penanggalan radiokarbon telah mengonfirmasi usia artefak kuno yang tak terhitung jumlahnya, dan membantu memecahkan kasus orang hilang, serta memenjarakan para penyelundup gading gajah.

    Tetapi, bagaimana karbon-14 muncul pertama kali?

    Libby memahami karbon-14 diproduksi secara konstan oleh sinar kosmik yang menghantam atom nitrogen di atmosfer bumi dan mengubah strukturnya.

    Atom karbon-14 yang dihasilkan dengan cepat bergabung dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida (CO2) yang bersifat radioaktif.

    Di tanah, tumbuhan menyerap sebagian CO2 radioaktif di udara saat mereka tumbuh, begitu pula hewan termasuk manusia yang memakannya.

    Selama tumbuhan atau hewan hidup, mereka terus mengisi kembali simpanan karbon-14 internalnya, namun saat mati, proses tersebut berhenti.

    Karena radiokarbon meluruh pada tingkat yang diketahui, mengukur berapa banyak yang tersisa dalam bahan organik akan memberitahu Anda usia bahan tersebut. Ibarat sebuah jam yang mulai berdetak saat sesuatu mati.

    Setelah Libby memastikan karbon-14 dalam gas metana dari selokan Baltimore, ia kemudian mendeteksi radiokarbon dalam berbagai hal, yang memungkinkannya membuktikan usia benda-benda tersebut.

    Mulai dari pembungkus linen Gulungan Laut Mati hingga potongan kapal yang ditemukan di makam Sesostris III, raja Mesir yang hidup hampir 4.000 tahun yang lalu.

    “Ini adalah masalah di mana Anda tidak akan memberi tahu siapa pun yang Anda lakukan. Ini terlalu gila,” kata Libby.

    “Anda tak bisa memberi tahu siapa pun bahwa sinar kosmik bisa menuliskan sejarah manusia. And tidak bisa memberi tahu mereka. Tidak mungkin. Jadi, kami merahasiakannya.”

    Teknologi penanggalan karbon telah digunakan untuk membantu membuktikan bahwa gading gajah telah dipanen sejak dilarang. (Getty Images)

    Namun, setelah dia membuktikan hal itu berhasil, ia memberi tahu dunia. Dan, pada 1960, Libby memenangkan Hadiah Nobel Kimia.

    Tekniknya berhasil pada material organik yang berusia 50.000 tahun. Lebih tua dari itu, karbon-14 yang tersisa terlalu sedikit.

    Peluruhan bertahap karbon-14 inilah yang memungkinkan penanggalan radiokarbon tetapi itu juga berarti kita hanya bisa menelusurinya hingga batas tertentu.

    Meskipun demikian, penanggalan radiokarbon kini menjadi pusat pemahaman kita tentang sejarah.

    “Dalam hal menyusun berbagai hal, dalam hal kemampuan membandingkan antarwilayah khususnya, dan memahami laju perubahan tersebut, hal itu sangatlah penting,” jelas Rachel Wood, yang bekerja di salah satu laboratorium penanggalan radioaktif paling terkemuka di dunia, Unit Akselerator Radiokarbon Oxford.

    Ia dan rekan-rekannya menentukan usia material termasuk tulang manusia, arang, kerang, biji-bijian, rambut, kapas, perkamen, dan keramik, termasuk juga zat-zat yang lebih aneh.

    “Kami melakukan hal yang aneh dan tidak biasa, seperti urin kelelawar yang membatu,” imbuhnya.

    Laboratorium itu menggunakan alat yang disebut spektrometer massa akselerator untuk mengukur secara langsung atom karbon-14 dalam sampel, tidak seperti Libby, yang hanya mampu mengukur radiasi yang dipancarkan dan dengan demikian menyimpulkan berapa banyak karbon-14 yang terkandung dalam sampel.

    Akselerator juga bisa menentukan usia sampel yang sangat kecil, dalam beberapa kasus hanya satu milligram, sementara Libby membutuhkan material yang jauh lebih banyak.

    Menghilangkan kontaminan yang mengandung karbon dapat memakan waktu berminggu-minggu, tetapi setelah selesai, akselerator dengan mudah mengeluarkan perkiraan usia sampel.

    “Sangat menyenangkan bisa langsung melihat hasilnya,” kata Rachel Wood.

    Penanggalan radiokarbon telah menyelesaikan beberapa argumen yang telah lama ada. Ambil contoh kerangka manusia yang ditemukan oleh teolog dan ahli geologi William Buckland di Wales pada 1823.

    Buckland bersikeras kerangka itu usianya tidak lebih dari 2.000 tahun, dan selama lebih dari satu abad, tidak seorang pun bisa membuktikan bahwa dia salah.

    Penanggalan radiokarbon akhirnya menunjukkan kerangka itu sebenarnya berusia antara 33.000 dan 34.000 tahun, sisa-sisa manusia tertua yang terkubur di UK.

    Willard Libby menciptakan teknik penanggalan karbon yang dapat digunakan pada material hingga usia 50.000 tahun. (Getty Images)

    Sisa-sisa manusia yang lebih baru juga telah mengungkap rahasianya berkat teknologi ini.

    Pada 1975, seorang gadis berusia 13 tahun Bernama Laura Ann O’Malley dilaporkan hilang di New York.

    Sisa-sisa bagian tubuh yang ditemukan di dasar sungai California pada 1990-an diduga berasal dari sebuah makam bersejarah hingga penanggalan radiokarbon awal tahun ini menunjukkan bahwa sisa-sisa tersebut milik seseorang yang lahir antara sekitar 1964 dan 1967, yang kemungkinan besar meninggal antara 1977 dan 1984.

    Hal ini sesuai dengan kronologi hilangnya Laura Ann O’Malley, dan analisis DNA mengonfirmasi bahwa sisa-sisa bagian tubuh tersebut adalah miliknya.

    Analisis forensik sering kali mengandalkan metode penanggalan radiokarbon “pulsa bom” yang dimungkinkan berkat ratusan uji coba senjata nuklir di atmosfer yang terjadi selama 1950-an dan 1960-an.

    Ledakan tersebut mengirimkan sejumlah besar karbon-14 tambahan ke udara, tetapi kadar yang tinggi secara artifisial ini telah menurun sejak saat itu.

    Oleh karenanya, dengan membandingkan pengukuran karbon-14 dengan kurva yang menurun tersebut, dimungkinkan untuk menentukan usia material dari pertengahan abad ke-20 dan seterusnya dengan sangat akurathingga sekitar satu tahun, dalam beberapa kasus.

    “Saya tidak tahu ada teknik lain yang mendekati itu,” ujar ahli biologi satwa liar Sam Wasser dari Universitas Washington.

    “Ini sangat berguna.”

    Wasser telah menganalisis hasil penanggalan radiokarbon dari sampel gading sebagai bagian dari upaya untuk memberantas perdagangan satwa liar ilegal.

    Data tersebut bisa menunjukkan apakah gajah-gajah tersebut mati sebelum atau sesudah larangan penjualan gading pada 1989, seperti klaim para penyelundup.

    Salah satu orang yang dipenjara karena bukti ini adalah Edouodji Emile N’Bouke, yang dihukum di Togo pada 2014.

    Meskipun tes DNA mengungkap asal geografis gading yang ia selundupkan, penanggalan radiokarbon menunjukkan dengan tepat kapan gajah-gajah tersebut diburu.

    Kedua bukti ini merupakan “bukti kuat yang sangat penting untuk memboyong N’Bouke ke pengadilan”, demikian pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

    Teknik yang sama juga telah mengungkap karya seni sebagai barang palsu. Sebagai contoh lukisan pemandangan desa yang diklaim oleh seorang pemalsu sebagai karya seni pada 1866.

    Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi lukisan itu memang telah dilukis, dan mengalami penuaan buatan, selama tahun 1980-an.

    Penanggalan radiokarbon juga sudah menjelaskan perubahan iklim dengan membantu para ilmuwan memahami dampak emisi bahan bakar fosil terhadap iklim bumi.

    Studi tentang gletser dan ekosistem purba, misalnya, menjadi jauh lebih akurat berkat teknologi penanggalan radiokarbon.

    Penelitian ini telah menjadi dasar bagi laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), yang pada 2007 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaianbersama dengan mantan Wakil Presiden AS, Al Goreatas upayanya dalam menyebarluaskan informasi tentang perubahan iklim.

    “Penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi orang-orang yang ingin menggunakan model iklim untuk memprediksi seperti apa iklim di masa depan,” papar Tim Heaton, profesor statistik terapan di Universitas Leeds.

    Para ilmuwan dapat mengetahui catatan radiokarbon untuk menentukan bagaimana iklim bumi berubah seiring waktu, dan membandingkan model iklim dengan hasil tersebut, untuk memvalidasi akurasi model.

    Namun, waktu terus berjalan.

    Bahan bakar fosil mengandung karbon dalam jumlah besar, tapi tidak mengandung karbon-14organisme yang menjadi batu bara, gas alam, dan minyak bumi, telah mati begitu lama sehingga karbon-14 yang terkandung di dalamnya telah lama meluruh.

    Artinya, emisi bahan bakar fosil mengencerkan karbon-14 di atmosfer bumi saat ini, yang berdampak langsung pada jumlah radiokarbon yang berakhir pada makhluk hidup.

    Heather Graven, profesor fisika iklim di Imperial College London, mengatakan dalam skenario terburuk emisi yang sangat tinggi akan terjadi selama sekitar satu abad mendatangyang berarti akurasi penanggalan radiokarbon dapat runtuh.

    “Sesuatu yang baru diproduksi akan memiliki komposisi [radiokarbon] yang sama dengan sesuatu yang mungkin berusia 2.000 tahun,” ujarnya.

    Penanggalan radiokarbon tidak akan bisa membedakan keduanya.

    Rachel Wood berpendapat masalah-masalah ini tidak akan muncul dalam waktu dekat, tapi Paula Reimer, profesor emeritus di Queen’s University Belfast, berpendapat emisi bahan bakar fosil memang “menghambat” penanggalan radiokarbon dan pada akhirnya mengancam akurasinya.

    Paula menghabiskan bertahun-tahun bekerja untuk meningkatkan presisi penanggalan radiokarbon, dengan melakukan pengukuran cermat radiokarbon yang ditemukan di lingkaran pohon, misalnya, untuk mengungkap variasi kadar karbon-14 di atmosfer selama ribuan tahun.

    Kurva kadar radiokarbon yang sangat presisi kini tersedia, yang berasal dari sekitar 14.000 tahun yang lalu.

    Namun, emisi bahan bakar fosil pada akhirnya mungkin akan mengakhiri era presisi yang luar biasa ini.

    Artikel ini dibuat sebagai hasil kerja sama dengan Nobel Prize Outreach dan BBC.

    Versi bahasa Inggris dari artikel ini, The natural clocks that can pinpoint someone’s time of death, bisa Anda simak di laman BBC Future.

    Lihat juga Video ‘Kemenperin Siapkan Regulasi Industri Wajib Lapor Potensi Radioaktif’:

    (ita/ita)

  • BRIN Kenalkan Teknologi Monitor Radiasi, Belajar dari Kasus Kontaminasi Cikande

    BRIN Kenalkan Teknologi Monitor Radiasi, Belajar dari Kasus Kontaminasi Cikande

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan teknologi Radiation Portal Monitor (RPM) atau Teknologi Monitor Radiasi (TMR) yang berfungsi untuk mendeteksi potensi kontaminasi bahan radioaktif di berbagai sektor, termasuk kawasan industri, pelabuhan, dan ekspor komoditas seperti udang dan rempah-rempah. 

    Teknologi ini dinilai penting untuk memperkuat keamanan nuklir nasional sekaligus menjaga keberlanjutan ekspor produk Indonesia.

    Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Syaiful Bakhri menuturkan kebutuhan perangkat pemantauan radiasi di Indonesia sangat mendesak, terlebih setelah munculnya beberapa kasus kontaminasi radioaktif seperti yang terjadi di Cikande, Serang, Banten.

    “Kita butuh radiation portal monitoring, hampir di semua tempat, di semua kawasan industri,” kata Syaiful dalam acara Temu Bisnis Pemanfaatan Riset dan Inovasi di Bidang Teknologi Monitor Radiasi (TMR), Indonesia Research and Innovation Expo (INARI Expo 2025) di Jiexpo Kemayoran pada Rabu (29/10/2025). 

    Syaiful menjelaskan, alat tersebut bukan hanya dibutuhkan di kawasan industri, tetapi juga di sektor ekspor, khususnya setelah Amerika Serikat memperketat batas ambang radioaktif untuk produk impor. 

    Menurutnya, penerapan portal monitoring radiasi akan membantu memastikan produk ekspor seperti udang dan cengkeh terbebas dari kontaminasi sebelum dikirim ke luar negeri. Dia menambahkan penerapan teknologi tersebut dapat menjadi peluang besar untuk melindungi ekspor nasional sekaligus mendorong kolaborasi lintas sektor.

    “Harapannya ke depannya [industri/pelaku bisnis] bisa mengembangkan ini lebih lanjut. Untuk apa? Untuk pertumbuhan ekonomi kita bersama dan keselamatan kita bersama,” ujar Syaiful. 

    Sementara itu, Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono, menjelaskan perangkat tersebut telah dikembangkan selama lebih dari satu dekade dan siap untuk diimplementasikan secara luas.

    Menurut Sinung, BRIN tidak akan memproduksi alat ini secara massal, melainkan membuka peluang bagi industri untuk mengambil lisensi dan melakukan produksi lokal.

    “Kami menemukan sesuatu, menginovasikan sesuatu. Tapi nanti yang membuat mass production harapannya muncul orang, perusahaan-perusahaan yang bisa membantu kami untuk mass production dari produk tadi,” jelasnya.

    Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri BRIN, Mulyadi Sinung Harjono,

    Dia menambahkan, skema kerja sama lisensi bersifat non-eksklusif, sehingga semakin banyak industri yang terlibat akan semakin baik. Adapun nilai investasi yang dibutuhkan akan bergantung pada skala produksi dan target pasar masing-masing perusahaan.

    Lebih jauh, RPM merupakan perangkat deteksi pasif yang digunakan untuk menyaring pejalan kaki, kendaraan, atau objek lain yang membawa bahan nuklir dan radioaktif. 

    Perangkat ini terdiri dari beberapa tipe, termasuk RPM kendaraan, RPM pedestrian, dan RPM portable, yang dapat dipasang di pelabuhan, bandar udara, perbatasan, dan kawasan industri. BRIN menilai pengembangan dan produksi RPM secara lokal penting untuk menjamin keberlanjutan operasi, perawatan, serta mendukung keamanan nasional. 

    Selain itu, lisensi produk RPM akan dikoordinasikan melalui Direktorat Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Industri, di bawah Kedeputian Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, dengan melibatkan BAPETEN, KKP, serta kementerian dan otoritas terkait lainnya.

    Sebelumnya, temuan zat radioaktif Cs-137 di Indonesia telah menjadi perhatian serius. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mendeteksi paparan Cs-137 pada cengkeh asal Indonesia yang dikirimkan oleh PT Natural Java Spice ke California. FDA kemudian memblokir impor seluruh rempah dari perusahaan tersebut.

    Meski kadar radioaktif yang terdeteksi masih di bawah ambang batas perlindungan kesehatan, FDA menilai temuan tersebut tidak bisa diabaikan karena paparan jangka panjang tetap berpotensi membahayakan kesehatan

    FDA juga menyoroti paparan zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) pada komoditas udang dari Indonesia. Pemeriksaan pihak FDA serta Bea Cukai AS mendeteksi kandungan radiasi pada kontainer udang pada Agustus 2025. Penemuan ini menjadi titik balik yang menunjukkan sumber paparan radiasi bukan berasal dari tambak atau laut, melainkan berakar pada aktivitas industri logam di daratan.